Anda di halaman 1dari 2

The sweet murder

Awan mendung tampak menghiasi pagi yang muram di Sabtu pagi. Hari di mana
orang-orang tengah menikmati liburan dan mungkin pada pukul 07:00 mereka
semua masih berada di bawah selimut masing-masing. Sementara itu Christian
tampak terjebak dalam ruangan kecilnya di kantor kepolisian. Ia mendapat giliran
bertugas hari ini, dan ia mengutuk ketidakberuntungannya karena hal ini
membuatnya harus bangun lebih pagi. Tidak banyak orang berlalu-lalang di sekitar
sana pagi itu, selain karena cuaca memang kurang mendukung, ini pun adalah hari
libur. Christian menyetel radionya agak keras karena ia membenci keheningan,
mengingatkannya pada pengalaman pertamanya sendirian di rumah saat musim
dingin. Waktu itu kedua orang tuanya harus pergi untuk menjenguk kerabat yang
sedang sakit, sedangkan kakaknyaAlfred, memang sudah tinggal di asrama
sekolah. Sebenarnya pada malam itu tidak terjadi apa-apa, namun saat itu Christian
hanyalah seorang anak 13
tahun yang memiliki fantasi sendiri mengenai
kesendiriannya di malam hari. Ia menjadi begitu paranoid saat mendengar suarasuara, padahal itu hanya suara gorden tertiup angin atau suara mobil di jalanan.
Detektif!
Suara itu mengaburkan ingatan Christian akan masa kecilnya, ia menoleh pada
sosok pemuda berseragam yang dikenalinya sebagai Eric, partnernya hari ini.
Kenapa kau tergesa-gesa? Ada kejahatan? tanya Christian ikut panik.
Eric menggeleng cepat. Ada yang ingin bertemu denganmu.
Siapa?
Silakan masuk, Pak. Ucap Eric, dan kemudian masuklah seorang pria di awal usia
40-an, pria itu seperti seorang sopir kendaraan umum, dengan kemeja lecek dan
celana pendek berwarna putih yang kumal.
Christian lantas memberi salam dan mempersilahkan pria itu untuk duduk, dia
sebetulnya agak tidak yakin bahwa pria ini ingin menyampaikan hal yang penting.
Jika yang ingin disampaikannya hanya sekedar melaporkan peliharaannya yang
hilang, Christian bersumpah akan berkata jujur bahwa pria itu membuat hari
Sabtunya semakin buruk.
Pak polisi masih ingat tentang pembunuhan berantai beberapa tahun lalu? tanya
pria itu dengan wajah agak segan, Christian mengerutkan alisnya. Dia memikirkan
sederet kasus pembunuhan berantai. Namun ia tidak yakin apakah yang ia pikirkan
sama dengan yang dimaksud pria itu.
Kasus yang?
Kasus yang sudah lama ditutup, Pak. Pelakunya tidak tertangkap dan semua
korbannya laki-laki.

Christian kembali mencoba mengingat-ingat, lalu kemudian matanya membulat


saat ia teringat sebuah kasus yang sudah ia lupakan. Tak ia sangka pria kumal yang
sepertinya tidak mengerti apa-apa mengenai kasus pembunuhan kini datang
padanya dengan secercah informasi yang mungkin berguna.
Ya! Saya ingat. Kasus itu sudah ditutup sekitar 5 tahun lalu. Apa ada sesuatu
mengenai kasus itu?
Saya bekerja sebagai buruh bangunan. Saya diminta untuk merobohkan sebuah
bangunan tua karena akan dibangun pusat perbelanjaan di sana. Nah waktu saya
masuk ke salah satu ruangan di gedung itu, saya ingat kalau tempat itu pernah
ditayangkan di TV sebagai salah satu TKP di kasus pembunuhan itu. Tutur si pria
dengan bersemangat. Saya sampai tanya anak saya, katanya betul itu salah satu
TKP.
Christian mencatat beberapa hal pada buku kecilnya. Memangnya anak bapak
tahu betul tentang kasus itu?
Korban yang dibunuh di tempat itu adalah kekasih anak saya.
Hmmm Christian
kemari?

mengangguk

serius. Lalu maksud kedatangan

bapak

Pria itu menyodorkan sesuatu setelah merogoh sakunya. Saya menemukan ini di
sana.
***

Anda mungkin juga menyukai