Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya lah saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas ini dengan tepat pada waktunya. Tugas
ini disusun untuk pemenuhan sebagai tugas mata kuliah dari mata kuliah Tata Ruang dan
Kebijakan Publik di fakultas Teknik Universitas Udayana.
Terimakasih saya ucapkan kepada bapak dosen Tata Ruang dan Kebijakan Publik
yang telah membimbing dan memberikan penjelasan mengenai materi tugas demi kelancaran
dalam pembuatan laporan ini. Demikian tugas ini disusun, mohon maaf apabila masih
terdapat banyak kesalahn, semoga laporan ini bermanfaat nantinya sehingga dapat memenuhi
syarat untuk tugas mata kuliah Tata Ruang dan Kebijakan Publik.
Denpasar, 19 September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1
Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2
Tujuan..........................................................................................................................1
1.3
Batasan Masalah..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1
Pengertian....................................................................................................................3
2.2
Pedoman Hukum.........................................................................................................3
2.3
Ketentuan Umum.........................................................................................................3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
Ketentuan Teknis.........................................................................................................6
Kesimpulan................................................................................................................11
3.2
Saran..........................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kawasan kota di tepi pantai cenderung mengalami perubahan yang cukup pesat,
Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
1. Untuk mengetahui aturan-aturan dalam mengelola tata ruang darat kawasan hasil
reklamasi yang baik menurut undang-undang.
2. Untuk mengetahui ketentuan-ketentuan teknis dalam mengkomposisikan tata ruang
darat bagi kawasan hasil reklamasi.
1
3. Untuk mengetahui perbandingan antara rencana tata ruang darat reklamasi Teluk
Benoa dengan ketentuan yang berlaku.
1.3
Batasan Masalah
Dalam laporan ini dibatasi masalah pada :
1. Tata ruang darat wilayah reklamasi
2. Tata ruang darat reklamasi Teluk Benoa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Menurut Permen PU no. 40/PRT/M/2007 Reklamasi pantai adalah kegiatan di tepi
pantai yang dilakukan oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan
ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan
lahan, atau drainase.
Menurut Permen PU no. 40/PRT/M/2007 Kawasan reklamasi pantai adalah kawasan
hasil perluasan daerah pesisir pantai melalui rekayasa teknis untuk pengembangan kawasan
baru.
Menurut UU No.26 Tahun 2007 tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang
2.2
Pedoman Hukum
Beberapa pedoman hokum yang mendasari mengenai tata ruang darat dan tata ruang di
Undang Undang no. 26 Tahun 2007 : Tentang Penataan Ruang Wilayah Darat
Peraturan Daerah Provinsi Bali no. 16 tahun 2009 : Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Bali tahun 2009-2029
2.3
Ketentuan Umum
Beberapa ketentuan umum yang harus dipenuhi apabila hendak melakukan suatu
4. Bukan merupakan kawasan yang berbatasan atau dijadikan acuan batas wilayah dengan
daerah/negara lain.
Penyusunan RDTR kawasan reklamasi pantai ini dapat dilakukan bila sudah memenuhi
persyaratan administratif sebagai berikut :
1. Memiliki RTRW yang sudah ditetapkan dengan Perda yang mendeliniasi kawasan
reklamasi pantai atau dokumen perencanaan lain yang sudah ada;
2. Lokasi reklamasi sudah ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota, baik yang akan
direklamasi maupun yang masih dalam proses dan sudah direklamasi;
3. Sudah ada studi kelayakan tentang pengembangan kawasan reklamasi pantai atau
kajian/kelayakan properti (studi investasi) ;
4. Sudah ada studi AMDAL kawasan maupun regional.
2.4
pola ruang. Struktur ruang di kawasan reklamasi pantai antara lain meliputi jaringan jalan,
jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan listrik, jaringan telepon. Pola ruang di kawasan
reklamasi pantai secara umum meliputi kawasan lindung dan kawasan budi daya. Kawasan
lindung yang dimaksud dalam pedoman ini adalah ruang terbuka hijau. Kawasan budi daya
meliputi kawasan peruntukan permukiman, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan
peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan pendidikan, kawasan
pelabuhan laut/penyeberangan, kawasan bandar udara, dan kawasan campuran.
2.5
Untuk melakukan suatu tata ruang darat di dalam wilayah hasil reklamasi diperlukan
beberapa ketentuan yang harus di penuhi, antara lain : (menurut Permen PU no.
40/PRT/M/2007)
1. Ketentuan umum, yang meliputi persyaratan, tipologi, aspek sosial, aspek budaya dan
aspek ekonomi kawasan, aspek pergerakan, aksesibilitas dan transportasi, serta aspek
kemudahan ruang publik;
2. Ketentuan teknis, yang meliputi struktur ruang kawasan, pola ruang kawasan, pengelolaan
lingkungan, prasarana dan sarana, fasilitas umum dan sosial serta kriteria struktur ruang, pola
ruang, dan amplop ruang.
2.6
Tata ruang kawasan reklamasi pantai harus memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan budaya
di kawasan reklamasi, sebagai berikut:
Reklamasi pantai memberi dampak peralihan pada pola kegiatan sosial, budaya dan
ekonomi maupun habitat ruang perairan masyarakat sebelum direklamasi. Perubahan terjadi
harus menyesuaikan:
-
Aspek sosial, budaya, wisata dan ekonomi yang diakumulasi dalam jaringan sosial, budaya,
pariwisata, dan ekonomi kawasan reklamasi pantai memanfaatkan ruang perairan/pantai.
2.7
Pola
kerangka
pergerakan
kendaraan
utama/coastal
road
di
ruas-ruas
jalan
harus
yang
melintasi
pantai/perairan
terintegrasi
agar
terhadap
publik
dapat
perencanaan tata ruang kawasan ini harus memperhatikan Tata letak bangunan yang
figuratif dan garis ketinggian bangunan yang berhirarki untuk menjaga kemudahan publik
dalam menikmati panorama ruang pantai;
Keberadaan ruang publik yang dapat diakses, dimanfaatkan dan dinikmati secara mudah
dan bebas oleh publik tanpa batasan ruang, waktu dan biaya;
Potensi elemen-elemen pantai untuk direpresentasikan kembali melalui kreativitas proses
penggalian, perancangan dan pengemasan potensi alam/laut/pantai/perairan yang signifikan
agar tercipta kemudahan dan kenyamanan publik;
Potensi alam/pantai yang perlu dikembangkan sekaligus dikonservasi, misalnya pasir, hutan,
flora
dan
fauna
air,
bakau,
tebing/bibir
pantai,
kontur,
peneduh,
langit,
dan
pemandangan/panorama;
Perwujudan kenyamanan pada elemen pantai dalam bentuk antara lain:
2.9
keheningan suasana;
kealamiahan desa;
kebersihan pasir;
kebiruan langit;
Ketentuan Teknis Tata Ruang Darat Kawasan Reklamasi pantai, terbagi atas :
1. Struktur Ruang Kawasan
Disusun dengan memperhatikan:
Sumbu-sumbu tata ruang kawasan yang memanfaatkan elemen pantai/perairan sebagai garis
poros/as kawasan secara visual maupun konseptual.
Struktur ruang kawasan yang melewati di daerah paling tepi dari sekitar batas bibir pantai
dgn daratan harus dipertahankan menjadi wilayah publik yang dapat dinikmati oleh
masyarakat umum dgn mudah dimana wilayah Garis Sempadan Pantai (GSP) dapat
dimanfaatkan seperlunya untuk ruang terbuka.
Pola struktur ruang kwsn yang melewati ruang perairan/pantai dibuat sealamiah mungkin
(linier lurus atau linier lengkung) dgn mempertahankan morfologi dan elemenelemen ruang
pantai yang ada.
2. Pola Ruang Kawasan
Disusun dengan memperhatikan:
6
Keseimbangan antara rencana pemanfaatan lahan untuk fungsi budi daya dan lahan untuk
fungsi lindung dgn memperhatikan kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber
daya alam dan sumber daya buatan.
Keseimbangan komposisi lahan pemanfaatan ruang antara ruang di daratan dengan
perairan/tata biru/pantai.
Peruntukan kawasan reklamasi pantai harus dimanfaatkan secara efektif, menghargai
signifikasi ruang perairan, ada kesinergisan pola ruang kawasan budi daya dengan lingkungan
alami di sekitarnya.
Pola ruang kawasan diarahkan untuk mengakumulasi beberapa fungsi kawasan yang
menghargai, menyatu dan memanfaatkan potensi pantai.
3. Pengelolaan Lingkungan
Pengelolan
lingkungan
mempertimbangkan
energi,
sumber
dalam
aspek
daya
penataan
lingkungan
alam,
pembukaan
ruang
terutama
lahan,
kawasan
dalam
reklamasi
hal
penanganan
harus
penggunaan
limbah
yang
umum
jenis
kawasan
Sedangkan
kawasan
reklamasi
kawasan
budi
lindung
pantai
daya
adalah
yang
yang
dapat
ruang
dapat
dikembangkan
terbuka
dikembangkan
hijau.
pada
Penyusunan program kerja dan tim ahli apabila dilakukan secara swakelola;
Perumusan substansi, penyiapan daftar periksa data dan kuesioner, penyiapan metoda
pendekatan dan peralatan yang diperlukan;
Perkiraan biaya penyusunan rencana detil tata ruang.
Selain itu, dilakukan pemberitaan penyusunan rencana detil tata ruang ini kepada
masyarakat melalui media massa (cetak dan elektronik) dan/atau forum pertemuan.
(2) PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data/peta dilakukan dengan survei primer (observasi lapangan, wawancara,
penyebaran kuesioner) dan survei sekunder kepada instansi-instansi terkait untuk
memperoleh: Data/peta kebijakan pembangunan; data/peta sosial ekonomi; data/peta
sumberdaya manusia; data/peta sumberdaya buatan; data/peta sumberdaya alam; data/peta
penggunaan lahan; data pembiayaan pembangunan; data kelembagaan penyelenggara dan
pengelola kawasan.
(3) ANALISIS
Aspek-aspek analisis meliputi:
Analisis kebijakan dan strategi pengembangan kawasan;
Analisis regional;
Analisis ekonomi dan nilai jual kawasan;
Analisis sumberdaya manusia;
Analsis sumberdaya buatan;
Analisis sumberdaya alam;
Analisis sistem permukiman;
Analisis penggunaan lahan;
Analisis pembiayaan pembangunan;
Analisis kelembagaan;
Analisis kejadian bencana.
(4) KONSEPSI RENCANA
Setelah tujuan perencanaan dirumuskan, dilakukan penyusunan konsep rencana detil tata
ruang kawasan reklamasi pantai yang dilengkapi peta-peta dengan tingkat ketelitian minimal
skala 1:10.000, mencakup:
Rencana Struktur dan Pola Ruang;
Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Kawasan Budi daya;
Rencana Pengelolaan Kawasan Perumahan & Permukiman, Perdagangan & Jasa, Industri,
Pariwisata, Pendidikan, Pelabuhan Laut/Penyeberangan, Bandar Udara dan Kawasan
Campuran;
Rencana Sistem Prasarana Transportasi, Telekomunikasi, Energi, Pengairan, dan Prasarana
Pengelolaan Lingkungan;
Rencana Penatagunaan Tanah, Penatagunaan Air, Penatagunaan Ruang Udara,
Penatagunaan RTH, dan Penatagunaan Sumber Daya Lainnya;
Rencana Implementasi dan Pembiayaan Pembangunan Kawasan.
(5) DISKUSI TERBUKA
Diskusi terbuka dengan semua pemangku kepentingan (pemerintah, swasta, masyarakat,
DPRD, Perguruan tinggi, dan sebagainya) untuk membahas draft rencana detil tata ruang
yang dapat dilakukan melalui:
Media massa;
Diskusi dan seminar;
Pameran;
Pengumpulan opini masyarakat.
(6) PENGESAHAN
Proses pengesahan rencana detil tata ruang kawasan reklamasi pantai sebagai produk yang
diakui dan disahkan oleh Pemerintah Daerah
2.11 Rencana Tata Ruang Kawasan Reklamasi Teluk Benoa
10
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Menurut saya, reklamasi Teluk Benoa dalam hal tata ruang wilayah reklamasi sudah
memenuhi ketentuan teknis sebagaimana yang dijelaskan tadi, karena dalam rencana
tata ruang reklamasi Teluk Benoa yang sudah ditampilkan pada gambar sudah
terdapat 2 kawasan di dalamnya, yaitu kawasan lindung serta kawasan budidaya.
Kawasan lindung yang dimaksud adalah ruang terbuka hijau. Kawasan budi daya
meliputi kawasan peruntukan permukiman, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan
peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan pendidikan, kawasan
pelabuhan laut/penyeberangan, kawasan bandar udara, dan kawasan campuran.
3.2
Saran
Suatu reklamasi haruslah dipikirkan dan dipersiapkan matang-matang mulai dari
perencanaan, ijin, acuan-acuan atau pedoman hokum yang digunakan, serta dampak yang
akan ditimbulkan baik itu dampak sosial dan budaya, ekonomi, serta masyarakat. Jangan
sampai reklamasi yang dilakukan menjadi sia-sia dan justru berdampak buruk bagi
lingkungan sekitar wilayah reklamasi.
11