Anda di halaman 1dari 2

Belajar dari Tonbi, Perjuangan Seorang Ayah Untuk Anaknya.

Tonbi adalah dorama yang diangkat dari novel best seller jepang karya Shigematsu
Kiyoshi dengan judul yang sama. Hal yang menjadi kekuatan menarik film ini adalah
bagaimana seorang Ayah berjuang agar anaknya tidak kekurangan kasih sayang
meski sang ibu tak ada di sisinya. Bagaimana seorang anak belajar kehidupan dari
ayahnya, dan menjaga apa yang di ajarkan padanya hingga dewasa.
Tonbi bercerita tentang Ichikawa Akira yang harus kehilangan ibunya sejak usia tiga
tahun. Ia kemudian dibesarkan oleh Ayahnya dengan penuh kasih sayang. Yasu,
ayah akira sebenarnya hanyalah seorang ayah biasa, mudah marah, begitu
gengsian, tapi memiliki hati yang lembut. Ketika istrinya meninggal, ia kebingungan
harus bagaimana membesarkan Akira. Ditengah kehancuran hati dan kebingungan,
ia sadar cinta lebih dari cukup untuknya membesarkan Akira.
Ketika Akira beranjak dewasa, Akira akhirnya memutuskan untuk kuliah di Tokyo.
Setelah sempat bertengkar dengan ayahnya dan nyaris membatalkan niatnya untuk
ke Tokyo, Akira akhirnya memperoleh restu ayahnya. Akira berhasil masuk jurusan
hukum di Waseda University, Tokyo. Namun pekerjaan di perusahaan majalah dirasa
lebih cocok untuknya dibanding menjadi pengacara, sebagaimana yang diinginkan
ayahnya Akira berusaha keras agar ayahnya dapat melihat kemampuan dan
kesungguhannya.
Akira dewasa seringkali memiliki pilihan yang berlawanan dengan ayahnya. Hal
normal yang sering kita temui dalam suatu keluarga. Tetapi selalu saja Akira
berhasil menyakinkan sang Ayah. Misalnya saat Akira ingin menikah dengan Yumi,
seorang janda beranak satu. Meski awalnya sempat ditentang mati-matian oleh
Yasu, akhirnya Akira bisa menikah dengan Yumi.
Ada banyak pelajaran penting dalam film ini tertuang dalam perkataan Yasu. Alasan
Yasu

mencoba memperjuangkan

agar Akira tak

kekurangan

kasih

sayang.

Bagaimana Yasu mencoba untuk menjadi lautan bagi Akira. Menjadi rumah untuk
Akira.

Kesedihan itu saling membangun. Jika dua orang terus-terusan berkubang


dalam kesedihan, maka kesedihan hanya akan semakin bertambah. Maka, salah
satu dari mereka harus menjadi lautan. Salju adalah kesedihan. Jika kamu adalah
tanah, salju akan terkumpul. Bahkan jika ia meleleh, tanah akan menjadi basah.
Karenanya kamu harus menjadi lautan, tak perduli selebat apa salju turun. Ia tak
akan menumpuk di lautan.
Aku tidak ingin tinggal dengan mu sekarang, karena aku ingin kau punya
tempat untuk berlari ketika kau punya masalah. Jika sekarang aku tinggal
denganmu, kemana kamu akan pergi jika ada masalah?
Cerita tentang hubungan antara Ayah dan Anak mungkin bukan tema populer untuk
diangkat menjadi drama, tetapi Tonbi sukses menjadikannya cerita berkualitas
penuh pembelajaran. Tak perduli sekeras kepala apapun ayahmu, faktanya masih
sama. Ada cinta untukmu di hatinya. Tak perduli senakal apapun sang anak, ia
menyimpan harapan dan respect yang besar terhadap ayahnya. Untuk keduanya
bisa saling memahami adalah dengan saling mendengarkan.
Seperti yang diungkapkan Misako, Keluarga itu tumbuh bukan? Kita tidak hidup
sendirian. Kita tumbuh dan berkembang. Hal ini juga berlaku sama dengan
komunikasi dalam hubungan antara orang tua dan anak-anaknya. Sekali gagal
dalam berkomunikasi, bukan berarti masalah. Itu hanyalah proses untuk saling
memahami. Kebanyakan hubungan anak dan ayah memburuk, karena mereka
berhenti berkomunikasi hanya karena gagal dimasa-masa awal komunikasi.
Meskipun hanya terdiri dari sepuluh episode, tak ada kesan buru-buru dalam Tonbi.
Alur cerita berjalan begitu alami dan sukses membuat penonton menghabiskan
tissue di setiap episode. Tak hanya cerita yang berperan dalam suksesnya Tonbi.
Penghayatan tokoh, serta musik berperan besar. Tak heran jika pada Tahun 2013
yang lalu, Tonbi sukses meraih penghargaan sebagai Drama Terbaik.

Anda mungkin juga menyukai