Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu


masalah kesehatan masyarakat yang dapat menimbulkan
kematian dalam jangka waktu yang relatif singkat dan
seringkali menimbulkan wabah. Penyakit ini disebabkan oleh
virus di daerah tropis dan subtropis yang kadang-kadang
menjadi epidemik

(1)

Epidemi dengue dilaporkan sepanjang abad ke-19 dan


awal abad ke-20 di Amerika, Eropa Selatan, Afrika Utara,
Mediterania Timur, Asia dan Australia, dan pada beberapa
pulau di Samudera India, Pasifik Selatan dan tengah serta
Karibia

(2)

Sedangkan di Indonesia sendiri, penyakit DBD pertama


kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana
sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya
meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %). Dan sejak
saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia

(3)

Berdasarkan data Direktorat Pengendalian Penyakit


Tular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, terhitung hingga akhir Januari 2016 kejadian luar
biasa

(KLB)

penyakit

DBD

dilaporkan

terdapat

di

12

Kabupaten dan 3 Kota dari 11 Provinsi di Indonesiasalah


satunya adalahProvinsi Banten

(4)

Pada tahun 2016 ini, kasus penyakit DBD di Provinsi


Banten memang cenderung meningkat jika dibandingkan
dengan tahun 2015, dalam kurun waktu yang sama selama
Januari 2015 terdapat 343 kasus DBD dengan jumlah
meninggal dunia sebanyak 4 orang
Berdasarkan

laporan

(5)

Kepala

.
Bidang

Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan


Provinsi Banten,kasus DBD di Provinsi Banten terhitung
sampai tanggal 12 Februari 2016 terdapat 1.003 kasus . Dari
jumlah tersebut, sebanyak 29 orang meninggal dunia, 15
orang

dari

Kabupaten

Tangerang,

orang

Kabupaten

Pandeglang, 3 orang dari Kabupaten Serang, 2 orang dari


Kota Serang, 2 orang Kabupaten Cilegon, dan 2 orang dari
Kota Tangerang Selatan.Di daerah Kabupaten Lebak dan Kota
Tangerang pada saat itu tidak ada korban meninggal

(6)

Namun, awal Mei 2016 kasus DBD di Kabupaten Lebak


jumlahnyaterus meningkat hingga mencapai 415 orang, 4
orang dinyatakan meninggal dunia.Keempat penderita DBD
tersebut, dua di antaranya warga Kecamatan Rangkasbitung,
1 orang warga Kecamatan Gunungkencana dan 1 orang
warga

Kecamatan

kecamatan

Malingping.Dengan

Rangkasbitung

memiliki

demikian,
jumlah

wilayah

kasus

dbd

terbanyak dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten


Lebak

(7)

Berdasarkan data penyebaran kasus untuk wilayah kerja


Puskesmas

Rangkasbitung

selama

tahun

terakhir

mengalami peningkatan. Tahun 2013 jumlah kasus sebanyak


64 kasus. Tahun 2014 jumlah kasus

sebanyak 99 kasus.

Tahun 2015 jumlah kasus sebanyak 96 kasus. Sedangkan di


tahun 2016 dalam Januari-April jumlah kasus sebanyak 74
kasus dengan angka kematian sebanyak 2 kasus. Wilayah
kerja Puskesmas Rangkasbitung melayani 10 Desa. Berikut
adalah jumlah kasus DBD di tiap desa di wilayah kerja
Puskesmas Rangkasbitung selama bulan Januari-April 2016
NO
.
1.
2.

DESA
Cijoro Pasir
Jati Mulya

JUMLAH PENDERITA
DBD
6
5

(8)

3.
4.

MC. Timur
Rangkasbitung

16
4

5.

Barat
Rangkasbitung

10

Timur
6.
Cimangenteung
7.
Cijoro Lebak
8.
MC. Barat
9.
Pasar Tanjung
10. Narimbang Mulya
11. Total
Dari 10 desa, dibandingkan dengan

5
14
3
0
5
74
tahun 2015 desa

yang mengalami peningkatan jumlah kasus DBD selama 4


bulan di awal tahun 2016 dengan kasus kematian sebanyak 1
yaitu Desa Cijoro Lebak tepatnya di Kampung Lebak Picung
(RW 1), di tahun 2015 Desa Cijoro Lebak jumlah kasus
sebanyak 13 kasus dengan angka kematian 0

(8)

Berdasarkan data tersebut, meningkatnya jumlah kasus


DBD di Kelurahan Cijoro Lebak dapat disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain faktor sosial masyarakat, perilaku
masyarakat, sikap masyarakat terkait dengan pencegahan
DBD. Selain faktor-faktor tersebut, faktor lain yang juga
berperan dalam morbiditas dan mortalitas DBD adalah
tindakan atau penanganan awal pada orang dengan gejala
DBD baik yang dilakukan oleh keluarga maupun oleh tenaga
medis. Oleh karena itu, dari faktor-faktor tersebut kami ingin
mengetahui gambaran faktor-faktor yang berkaitan dengan
tingginya angka kejadian demam berdarah dengue di Desa
Cijoro Lebak RW
1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

tersebut,

maka

dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:


1. Bagaimana gambaran tingkat pendidikan terkait dengan
angka kejadian DBD di Kampung Lebak Picung (RW 1)

dan Kampung Pasir Pulo (RW 6) Desa Cijoro Lebak?


2. Bagaimana

gambaran

tingkat

pengetahuan

terkait

dengan angka kejadian DBD di Kampung Lebak Picung


(RW 1) dan Kampung Pasir Pulo (RW 6) Desa Cijoro
Lebak?
3. Bagaimana gambaran upaya pencegahan terkait dengan
angka kejadian DBD di Kampung Lebak Picung (RW 1)
dan Kampung Pasir Pulo (RW 6) Desa Cijoro Lebak?
4. Bagaimana gambaran perilaku terkait dengan angka
kejadian DBD di Kampung Lebak Picung (RW 1) dan
Kampung Pasir Pulo (RW 6) Desa Cijoro Lebak?
5. Bagaimana gambaran penanganan awal dan deteksi dini
terkait dengan angka kejadian DBD di Kampung Lebak
Picung (RW 1) dan Kampung Pasir Pulo (RW 6) Desa
Cijoro Lebak?
6. Bagaimana gambaran ketersediaan jentik nyamuk pada TPA
Responden danAngka

Bebas

Jentik

terkait

dengan

angka

kejadian DBD di Kampung Lebak Picung (RW 1) dan


Kampung Pasir Pulo (RW 6) Desa Cijoro Lebak?
1.3.

Tujuan Masalah

Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, mini project ini bertujuan


untuk:
1.3.1.

Tujuan Umum
Mengetahui

gambaran

faktor-faktor

yang

berkaitan

dengan angka kejadian Demam Berdarah Dengue di Kampung


Lebak Picung (RW 1) dan Kampung Pasir Pulo (RW 6), Desa
Cijoro Lebak, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
1.3.2.

Tujuan Khusus
1. Mengetahui

gambaran

tingkat

pendidikan

terkait

dengan angka kejadian DBD di Kampung Lebak Picung


(RW 1) dan Kampung Pasir Pulo (RW 6) Desa Cijoro

Lebak.
2. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan terkait
dengan angka kejadian DBD di Kampung Lebak Picung
(RW 1) dan Kampung Pasir Pulo (RW 6) Desa Cijoro
Lebak.
3. Mengetahui

gambaran

upaya

pencegahan

terkait

dengan angka kejadian DBD di Kampung Lebak Picung


(RW 1) dan Kampung Pasir Pulo (RW 6) Desa Cijoro
Lebak.
4. Mengetahui gambaran perilaku terkait dengan angka
kejadian DBD di Kampung Lebak Picung (RW 1) dan
Kampung Pasir Pulo (RW 6) Desa Cijoro Lebak.
5. Mengetahui gambaran penanganan awal dan deteksi
dini terkait dengan angka kejadian DBD di Kampung
Lebak Picung (RW 1) dan Kampung Pasir Pulo (RW 6)
Desa Cijoro Lebak.
6. Mengetahui gambaranketersediaan jentik nyamuk pada TPA
Responden dan Angka Bebas Jentik terkait dengan angka
kejadian DBD di Kampung Lebak Picung (RW 1) dan
Kampung Pasir Pulo (RW 6) Desa Cijoro Lebak?
1.4.
1.

Manfaat Penelitian
Bagi Masyarakat
Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
masyarakat
tentang

khususnya

penyakit

warga

demam

desa

berdarah

Cijoro
dengue

Lebak
dan

meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD.


2. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penulis tentang faktorfaktor yang menyebabkan tingginya angka demam
berdarah disuatu wilayah.
3. Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan sebagai informasi peneliti lain untuk melakukan


penelitian lebih lanjut mengenai gambaran faktor-faktor yang
berkaitan dengan angka kejadian DBD.
4. Bagi instansi terkait
Untuk
memberikan
masukan
Rangkasbitung
keberhasilan

dalam
pencatatan

bagi

melakukan
dan

puskesmas
evaluasi

pelaporan

serta

pencapaian target dalam mengatasi kasus Demam


Berdarah khususnya di Desa Cijoro Lebak, Kecamatan
Rangkasbitung. Kabupaten Lebak.

Anda mungkin juga menyukai