Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar
daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang
dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal yang dapat diketahui
secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan
tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi
penyusun serta berbeda pula dalam proses terbentuknya.
Ilmu yang membahas tentang batuan adalah Petrology. Batuan beku
sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya
saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan
sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan beku ini.
Secara sederhana batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan
magma.
I.2. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Apakah yang dimaksud dengan batuan beku?


Bagaimana batuan beku terbentuk?
Apa saja pembagian genetik batuan beku?
Bagaimana struktur batuan beku?
Bagaimana determinasi batuan beku?

I.3. Tujuan Penulisan


1.
2.
3.
4.
5.

Menjelaskan apa itu batuan beku


Menjelaskan bagaimana proses terbentuknya batuan beku
Menjelaskan pembagian batuan beku berdasarkan genetiknya
Menjelaskan struktur batuan beku
Menjelaskan determinasi batuan beku

I.4. Metodelogi Penulisan


Metode penulisan yang saya gunakan adalah dengan studi pustaka dan
saya juga mencari data melalui media internet.

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Batuan Beku
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang
terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari
magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi
batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari
besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral
penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite,
dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik
umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat
letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah
basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
II.2 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Tempat Terjadinya
Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan
bumi. Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang
dinamakan batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering
juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat
mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar
atau batuan beku ekstrusif.
Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan
beku, pembagian batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum dilakukan
penggolongan batuan lebih lanjut. Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai
berikut :
a. Batuan Beku Dalam ( Beku Intrusif )
Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat
lambat dapat mencapai jutaan tahun, memungkinkan tumbuhnya kristalkristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku
intrusive. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang
beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma
dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos melalui rekahanrekahan pada batuan di sekelilingnya. Batuan beku intrusif selanjutnya dapat
dibagi lagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi
permukaan. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang

diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu
konkordan dan diskordan.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut
konkordan diantaranya yaitu :
Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar
terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular
dan sisi-sisinya sejajar.
Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk
bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau
cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian
bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik
oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt
tersingka di permukaan.
Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan
bawahnya cekung ke atas.
Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya
disebut diskordan. Yaitu :

Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar


dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan
batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan
kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang
berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan
bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit
mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya.
Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan
didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak
terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak
ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya,
batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun
batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang
bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang
bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan
yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil
stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga
mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan
sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan
mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang
berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan
Xenolith.
Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya
lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km.

Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas


batholit.
Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya
tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong
struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang
mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang
menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya
kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.

b. Batuan Beku Luar (Beku Ekstrusif )


Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau
lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan
membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi
melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma
basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya,
menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar
melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat
mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas
bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk
dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat
terbentuknya.Apabila magma membeku di bawah permukaan air
terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan demikian karena
pembentukannya di bawah tekanan air.Dalam klasifikasi batuan beku batuan
beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik.
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang
memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang
terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya adalah :
Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.
Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpalgumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral
lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran.
II.3 Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineralogi

Analisis batuan beku pada umumnya memakan waktu, maka sebagian


besar batuan beku didasarkan atas susunan mineral dari batuan itu. Mineralmineral yang biasanya dipergunakan adalah mineral kuarsa, plagioklas, potassium
feldspar dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan untuk mafik mineral biasanya
mineral amphibol, piroksen dan olovin. Klasifikasi yang didasarkan atas
mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan batuan dari
pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang
mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member
arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti
bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik
menggambarkan pembekuan yang cepat. Dalam klasifikasi batuan beku yang
dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran
butir mineralnya dapat dibagi menjadi :
Batuan Dalam, bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang
menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
Batuan Gang, bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
Batuan Gang, bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik
Batuan Lelehan, bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak
dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
II.4. Struktur Batuan Beku
Struktur Batuan Beku adalah pembagian batuan beku berdasarkan bentuk
batuan beku dan proses kejadiannya, yang terbagi menjadi :
a. Struktur Bantal (pillow structure)
Struktur Bantal adalah struktur yang dinyatakan pada batuan
ekstrusi tertentu yang dicirikan oleh massa batuan yang berbentuk
bantal, berukuran antara 30 60 cm dan biasanya jarak antar bantal
berdekatan dan terisi oleh bahan-bahan dari sedimen klastik, terbentuk
di dalam air dan umumnya terbentuk di laut dalam.
b. Struktur Vesikular
Struktur Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang
terdapat rongga-rongga yang berbentuk elip, silinder maupun tidak
beraturan.Terbentuknyarongga-rongga
terjadi
akibat
keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang terkandung di dalam lava
setelah mengalami penurunan tekanan.
c. Struktur Aliran
Struktur Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada
yang dalam keadaan homogen, karena saat lava menuju ke permukaan
selalu terjadi perubahan komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat
kristalisasi. Struktur aliran dicerminkan dengan adanya goresan berupa
garis-garis yang sejajar, perbedaan warna dan teksturnya.
d. Struktur Kekar

Struktur Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang


terdapat dalam semua jenis batuan, biasanya disebabkan oleh proses
pendinginan tetapi ada yang disebabkan oleh gerakan-gerakan di
dalam bumi yang berlaku sesudah batuan mengalami pembekuan.
Retakan-retakan yang memotong sejajar dengan permukaan bumi
menghasilkan struktur perlapisan, sedang yang tegak lurus dengan
permukaan bumi akan menghasilkan struktur bongkah.
Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan
struktur kekar meniang (columnar jointing), hal ini disebabkan karena
adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan
dicirikan oleh perkembangan retakan membentuk segi empat, segi lima
atau segi enam, umumnya terdapat pada batuan basal.
II.5 Determinasi Batuan Beku
1. Bassalt
Batuan basalt berwarna gelap, berat, kaya akan besi dan sedikit
akan kandungan mineral silika batuan vulkanik, yang biasanya
membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang
sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat. Ditemukan
di sukadana,Lampung. Perusahaan penambang PT. Putra.

Gambar 2.1 Basalt


2. Andesit
Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi
antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan
subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat
Amerika Selatan atau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi
seperti Indonesia.

Gambar 2.2 Andesit


Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan
megalitik, candi dan piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman
prasejarah banyak memakai material ini, misalnya: sarkofagus, punden
berundak, lumpang batu, meja batu, arca dll. Ditemukan di gunung
Masigit, Jawa Barat.
3. Obsidian
Obsidian adalah mineral tetapi tidak mineral benar karena sebagai
kaca tidak kristal , selain komposisinya terlalu rumit untuk terdiri dari
mineral tunggal. Kadang-kadang diklasifikasikan sebagai mineraloid.

Gambar 2.3 Obsidian


Meskipun obsidian berwarna gelap mirip dengan mafik batuan
seperti basal, komposisi obsidian sangat felsic. Obsidian terutama terdiri
dari SiO2 (dioksida silikon), biasanya 70% atau lebih. batu Kristal dengan
itu komposisi obsidian termasuk granit dan riolit. Karena obsidian adalah
metastabil di permukaan bumi (lebih dari waktu kaca mineral kristal
menjadi berbutir halus), tidak ada obsidian telah ditemukan yang lebih tua
dari kapur usia. Ini rincian obsidian dipercepat dengan adanya air.
Obsidian memiliki kadar air rendah jika segar, kurang dari 1% air biasanya
menurut beratnya,tetapi menjadi semakin terhidrasi saat berhubungan
dengan air tanah, membentuk perlite . Ditemukan di nagggrek,Bandung.

4. Dasit
Merupakan intrusi batuan beku yang menerobos andesit. Hasil
pelapukan berupa lanau lempingan, berwarna coklat kehitaman, palstisitas
sedang, dan lunak. ditemukan di karangsambung, kebumen.

Gambar 2.4 Dasit


5. Diorit
Batu diorit merupakan batuan hasil terobosan batuan beku
(instruksi) yang membentuk morfologi pembuktian berelief kasar dengan
elevasi dari beberapa ratus meter hingga mencapai lebih dari 1000 meter di
atas permukaan laut.

Gambar 2.5 Diorit


Batuan ini umumnya mempunyai warna yang bervariasi, yaitu
coklat, coklat kehitaman, abu-abu kehitaman, abu-abu dengan bercakbercak hitam, hitam kecoklatan atau abu kehitaman, bersifat pejal (massif)
dan kompak dengan tekstur porfiro granitik dengan nilai kuat tekan
berkisar antara 970-1.260 kg / cm2; ketahanan terhadap keausan 0,0720,083 mm/menit; berat isi asli 2,66-2,78 ton/m3 dan penyerapan terhadap
air 0,73-1,10 %. Sehingga batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu
ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah
untuk pondasi bangunan / jalan raya. Ditemukan di Bayat, Klaten.
Perusahaan penambang PT. Aneka Tambang.

6. Peridot
Peridot pada umumnya terdiri hanya dari satu warna yaitu hijau
olive, dan yang paling dicari adalah yang warnanya agak gelap atau yang
susunan besinya tidak lebih dari 15% dan terdapat campuran nickel dan
chromium karena campuran tersebut memberi pengaruh pada warnanya.

Gambar 2.6 Peridot


Warnanya yang hijau disebabkan oleh adanya zat besi di dalamnya
dan kadang jika warnanya agak kecoklat-coklatan itu dikarenakan
campuran besinya terlalu banyak di dalam susunan kimia tersebut.
Ditemukan di karangsambunng, Kebumen.
7. Granit
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan
banyak ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh
karena itu banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan
rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80.
Kata granit berasal dari bahasa Latin granum. Meja granit sebagai bidang
acuan dalam proses pengukuran. Dalam bidang industri dan rekayasa,
granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran
dan alat pengukur.

Gambar 2.7 Granit

Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku (rigid), nonhigroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah.
Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat
(Coordinate Measuring Machine).
8. Gabro
Batuan gabro merupakan endapan batuan yang lebih muda
dibandingkan batuan onix dan marmer. Teksturnya yang berbutir kasar
membuat batuan ini mudah dibentuk dengan alat sederhana, balk dengan
pahat atau baji maupun dengan teknik semprotan air bertekanan tinggi.
Ditemukan di pegununngan jiwo, Klaten.

Gambar 2.8 Gabro


9. Diabas
Batuan diabas diinterpretasikan merupakan batuan intrusi, dan
menunjukan struktur kekar tiang (collumnar joint) yang mana merupakan
hasil gaya kontraksi pada saat pembekuan magma. Pada daerah ini telah
dilakukan konservasi sebagian dan sebagian lagi telah dilakukan
penambangan. Ditemukan di karangsambung, kebumen. Perusahaan
penambang nya adalah PT.INCO.

Gambar 2.9 Diabas

BAB III
10

PENUTUP
Jadi dapat kita simpulkan bahwa dari pembahasan diatas adalah batu yaitu
material padat dari agregat mineral yang telah padu. Batuan beku merupakan
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku. Dan kita juga
dapat mengetahui bahwa Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari satu atau
beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Batuan beku
berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstruksi dan batuan instrusi yaitu batuan
beku dalam dan beku luar. Struktur batuan beku ada empat, yaitu struktur bantal,
struktur vesikular, strutur aliran, struktur kekar. Beberapa jenis batuan beku antara
lain batu Diorit, Diabas, Basalt, Dunit, perodit, Obsidian, Granit, Granodiorit,
Sienit, Andsit dan Zeolit dan lain sebagainya.
Demikian yang dapat sampaikan mengenai BATUAN BEKU dalam
Makalah Praktikum ini, saya sadar bahwa penulisan Makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahanya karena keterbatasan pengetahuan atau kurangnya
referensi yang ada hubungnya dengan Makalah ini maka dengan rendah hati dan
penuh hormat, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

11

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Batuan_beku, diakses 14 November 2015.
http://www .crayonpedia.org/mw/Jenis-jenis_batuan_7. 1, diakses 14 November
2015.
Magetsari Noer Aziz, at al.(2006), GL-211 GEOLOGI FISIK. Bandung : ITB.
GEOLOGI DASAR I Wayan Treman, S.Pd., M.Sc. 2014 GRAHA ILMU

12

Anda mungkin juga menyukai