Saat pertama kali mengunjungi tapak yang terletak di Jalan Gunung
Agung Dalam, saya melihat adanya potensi potensi yang ada pada tapak. Yang pertama terdapat sebuah taman. Taman itu akan menjadi sebuah view yang dilihat dari tapak yang ada. Dengan adanya view tersebut membuat adanya potensi membuat bukaan besar berupa pintu, yang berguna juga sebagai pintu masuk dari sirkulasi penghuni wisma Unpar ataupun jendela mengarah ke arah taman, serta cocok untuk ruang publik karena aksesbilitasnya yang mudah ke arah wisma Unpar sendiri atau sebaliknya. Kemudian dengan adanya tembok pembatas sebagai eksisting menjadikan sebuah potensi untuk dibuat sebuah jalur sirkulasi khusus antara tembok pembatas dengan tembok bangunan penerima wisma Unpar sebagai sirkulasi servis ataupun sebagai sirkulasi untuk para petugas. Kemudian tapak berhubungan langsung dengan ruang servis (dapur), dengan begitu akan lebih baik jika diberikan akses berupa pintu untuk petugas dari ruang servis masuk ke dalam bangunan atau sebaliknya, dari dalam bangunan menuju ruang servis (dapur). Dan potensi yang terakhir adalah dengan membuat pintu masuk utama yang menghadap ke arah parkiran, karena dilihat dari arah masuk para tamu yang datang dari luar menuju parkiran kemudian menuju bangunan penerima wisma Unpar ini. Dengan membuat sebuah ciri khas untuk pintu masuk utama bangunan akan memudahkan tamu mengenalinya. Dengan memberikan jarak yang lebih menjorok ke dalam dari dinding di sebelahnya, akan memberikan suatu ruang khusus untuk menerima tamu yang datang yang akan masuk ke dalam bangunan penerima wisma Unpar. Kemudian para tamu yang masuk ke dalam bangunan penerima akan diarahkan menuju ke lobby dan resepsionis, serta ada yang duduk santai di sofa yang disediakan di ruang tunggu dengan melihat view taman dan merasakan angin sejuk dari arah luar ke dalam ruang. Para penghuni wisma meyantap sarapan paginya di ruang makan yang tersedia di sebelah ruang tunggu dan juga ada yang tersedia di mezanin. Dengan menyuguhkan pemandangan yang bagus ke arah taman, para tamu dapat merasakan sinar cahaya matahari pagi yang hangat dan angin sejuk di pagi hari saat menyantap sarapan pagi. Para orang tua ataupun lansia dapat menikmati sarapan pagi di ruang makan yang tersedia di lantai satu agar tidak sulit untuk naik turun tangga. Ruang Kerja yang terletak bersebelahan dengan resepsionis membuat aksesbilitas menuju ruang tersebut terbatas, hanya petugas yang dapat mengaksesnya. Toilet yang berada di sudut bangunan terasa baik karena tidak mengganggu ruang ruang lainnya. Dinding bata karawang yang memberikan kesan masiv pada fasad yang sebenarnya udara dan cahaya matahari dapat masuk melalui celah celah dinding bata karawang, membuat sirkulasi udara di dalam ruangan menjadi semakin baik, serta memberikan sedikit cahaya untuk ruang yang ada di balik bata karawang ini. Semua tamu dan penghuni wisma Unpar yang berada di ruang tunggu dan ruang makan terfokus melihat pada
satu arah view yaitu taman yang ada di depannya. Dan juga memberikan sebuah interaksi antara ruang dalam dengan ruang luar.