Isolasi Sosial
Isolasi Sosial
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isolasi social atau menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang mengalami
ketidakmampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan
di sekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan perilaku menarik diri sering melakukan
kegiatan yang ditujukan untuk mencapai pemuasan diri, dimana pasien melakukan usaha
untuk melindungi diri sehingga ia jadi pasif dan berkepribadian kaku, pasien menarik diri
juga melakukan pembatasan (isolasi diri) termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin
sering pasien menarik diri, semakin banyak kesulitan yang di alami dalam
mengembangkan hubungan social dan emosional dengan orang lain (Stuart dan Sundeen,
1998). Dalam membina hubungan social , individu berada dalam rentang respon yang
adaftif sampai dengan maladaftif. Respon adaftif merupakan respon yang dapat diterima
oleh norma social kebudayaan yang berlaku , sedangkan respon maladaftif merupakan
respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima
oleh norma social dan budaya.
Respon social dan emosional yang maladaftif sering sekali terjadi dalam kehidupan
sehari hari, khususnya sering dialami pada pasien menarik diri sehingga melalui
pendekatan proses keperawatan yang komprehensif kami berusaha memberikqn konsep
asuhan keperawatan yang semaksimal mungkin pada klien dengan gangguan isolasi
social : menarik diri.
B. Rumusan Masalah
Dari latar beakang diatas, dapat diperoleh ruimusan masalah sebagai berikyt :
Apa pengertian dan etiologi dari isolasi social : menarik diri ?
Bagaimana rentang respon serta tanda dan gejala dari isolasi social menarik diri ?
Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan isolasi social : menarik diri ?
C. Tujuan Umum
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa mengenai
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Isolasi Sosial menarik diri.
D. Tujuan Khusus
Mengetahui pengertian dan etiologi dari isolasi social menarik diri
Mengetahui bagaimana rentang respon serta tanda dan gejala dari isolasi social :
menarik diri .
Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan isolasi social : menarik
diri .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Klien mungkin
merasa ditolak, tidak terima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain (Deden dan Rusdi,2013,Hal.34 ).
Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang dialami oleh individu dan dirasakan saat
didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan negativse atau mengancam
(Nanda-1,2012).
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan prilaku maladaktif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial ( Depkes RI, 2000 ).
Menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang mengalami ketidakmampuan untuk
mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan di sekitarnya secara
wajar dan hidup dalam khayalan sendiri yang tidak realistis (Erlinafsiah,2010,Hal.101).
Isolasi sosial merupakan upaya menghindari komunikasi dengan orang lain karena
merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa,
pikiran, dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan
dengan orang lain yang di manifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan
tidak sanggup berbagi pengalaman. (Iyus Yosep)
B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Tumbuh Kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang harus
dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Bila tugas-tugas dalam
perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan sosial
yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah.
b. Faktor Komunikasi Dalam Keluarga
3
Kemudian perilaku pada klien dengan gangguan social manipulasi adalah kurang
asertif, mengisolasi diri dari lingkungan, harga diri rendah, dan sangat tergantung
pada orang lain(Sujono Riyadi dan Teguh Purwanto,2009,Hal.157).
C. Patofisiologi
Menurut Stuart and Sundeen (1998). Salah satu gangguan berhubungan sosial
diantaranya perilaku menarik diri atau isolasi social yang disebabkan oleh perasaan
tidak berharga, yang bias dialami klien dengan latar belakang yang penuh dengan
permasalahan, ketegangan, kekecewaan dan kecemasan.
Perasaan tidak berharga menyebabkan klien makin sulit dalam mengembangan
hubungan dengan orang lain. Akibatnya klien menjadi regresi atau mundur, mengalami
penurunan dalam aktifitas dan kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kebersihan
diri.
Klien semakin tenggelam dalam perjalanan dan tingkah laku masa lalu serta tingkah
laku primitive antara lain pembicaraan yang autistic dan tingkah laku yang tidak sesuai
dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi halusinasi(Ernawati Dalami
dkk,,2009,Hal.10).
Pattern
of
Parenting Inefectieve
Misal :
Pada
anak
kelahirannya
tidak (Gangguan
efektif)
Tugas
Misal :
Perkembangan)
Misal :
yang Saat
individu Kegagalan
tidak menghadapi
menjalin
(stress
Misal :
Stress terjadi akibat
ansietas
yang
kelamin
yang ketidakberdayaa
jenis,
dan
bersamaan
keterbatasan
tidak
bentuk
diinginkan, n
fisik
kurang tidak
mampu
mengatasi.
dan
untuk
terdekat,
hilang
menyalahkan anak
(Iyus Yosep,2007,Hal.230).
D. Rentang Respon
Adaktif
Respon Maladaktif
Menyendiri/solitude
Manipulasi
Otonomi
Impulsif
Bekerja sama
Narcissm
Saling tergantung (interdependen)
1. Respon Adaktif
Respon individudalam menyelesaikan masalah yang masih dapat di terima oleh
norma-norma sosial dan budaya yang umum berlaku ( masih dalam batas normal ),
meliputi:
a. Menyendiri/solitude
Respon seseorang untuk merenungkan apa yang telah dilakukan dilingkungan sosial
dan juga suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah berikutnya.
b. Otonomi
Kemampuang individu menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, dan perasaan
dalam hubungan sosial.
c. Bekerja Sama
Kondisi hubungan interpersonal dimana individu mampu untuk saling member dan
menerima.
d. Saling Tergantung (interdependen)
Suatu hubungan saling tergantung antar individu dengan orang lain dalam membina
hubungan interpersonal.
2. Respon Maladaktif
Respon individu dalam penyelesaianmasalah menyimpang dari norma-norma sosial
dan budaya lingkungannya, meliputi:
a. Manipulasi
Kurang spontan
Apatis (acuh terhadap lingkungan)
Ekspresi wajah kurang berseri
Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
Tidak ada atau kurang komunikasi verbal
Mengisolasi diri
Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
Asupan makanan dan minuman terganggu
Retensi urine dan feces
Aktivitas menurun
Kurang energy (tenaga)
Rendah diri
Postur tubuh berubah
Perilaku ini biasanya disebabkan karena seseorang menilai dirinya rendah, sehingga
timbul perasaan malu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bila tidak dilakukan intervensi
lebih lanjut , maka akan menyebabkan perubahan persepsi sensori : halusinasi dan resiko
tinggi mencederai diri, orang lain bahkan lingkungan. Perilaku yang tertutup dengan orang
lain juga bias menyebabkan intoleransi aktivitas yang akhirnya bias berpengaruh terhadap
ketidakmampuan untuk melakukan perawatan secara mandiri. Seseorang yang mempunya
harga diri rendah awalnya disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah
7
dalam hidupnya, sehingga orang tersebut berprilaku tidak normal (koping individu tidak
efektif).Peranan keluarga cukup besar dalam mendorong klien agar mampu menyelesaikan
masalah. Oleh karena itu, bila system pendukungnya tidak baik (koping keluarga tidak
efektif) maka akan mendukung seseorang memiliki harga diri rendah.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Minnesolla Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
Adalah suatu bentuk pengujian yang dilakukan oleh psikiater dan psikolog dalam
menentukan kepribadian seseorang yang terdiri dari 556 pernyataan benar atau salah.
2. Elektroensefalografik (EEG)
Suatu pemeriksaan dalam psikiatri untuk membantu membedakan antara etiologi
fungsional dan organik dalam kelainan mental.
3. Test laboratorium kromosom darah untuk mengetahui apakah gangguan jiwa
disebabkan oleh genetik.
4. Rontgen kepala untuk mengetahui apakah gangguan jiwa disebabkan kelainan struktur
anatomitubuh.
G. Penatalaksanaan
1. Obat anti psikotik
a. Clorpromazine (CPZ)
Indikasi: Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai
realitas,
kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu,
berdaya berat dalam fungsi -fungsi mental: waham, halusinasi, gangguan perasaan
dan perilaku yang aneh atau, tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan
sehari -hari, tidak mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
Efek samping: Sedasi, gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/
parasimpatik,mulut
kering,
kesulitan
dalam
miksi,
dan
defikasi,
hidung
Indikasi:Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi netral serta
dalam fungsi kehidupan sehari hari.
Efek
samping:Sedasi
dan
inhibisi
(hipotensi, antikolinergik/parasimpatik,
defikasi,
hidung
tersumbat,
mata
psikomotor,
mulut
kabur,
kering,
tekanan
parkinson,termasuk
gangguan
kesulitan
intraokuler
paska
otonomik
miksi
dan
meninggi,
ensepalitis
dan
diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa. Therapy ini bertujuan
memberi stimulus bagi klien dengan ganggua interpersonal.
c. Therapy Lingkungan
Manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sehingga aspek lingkungan harus
mendapat perhatian khusus dalam kaitannya untuk menjaga dan memelihara
kesehatan manusia. Lingkungan berkaitan erat dengan stimulus psikologi seseorang
yang akan berdampak pada kesembuhan, karena lingkungan tersebut akan
memberikan dampak baik pada kondisi fisik maupun kondisi psikologis
seseorang(Deden Dermawan dan Rusdi,2013,Hal..40).
H. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Faktor Predisposisi
Faktor-faktor predisposisi terjadinya gangguan hubungan sosial, adalah :
Faktor Perkembangan
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang
harus dilalui individu dengan sukses agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan
sosial.Tugas perkembangan pada masing-masing tahap tumbuh kembang ini
memiliki karakteristik sendiri. Apabila tugas ini tidak terpenuhi, akan
mencetuskan seseorang sehingga mempunyai masalah respon sosial maladaktif.
System keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan respon social
maladaktif.Beberapa orang percaya bahwa individu yang mempunyai masalah ini
adalah orang yang tidak berhasil memisahkan dirinya dan orang tua. Norma
keluarga yang tidak mendukung hubungan keluarga dengan pihak lain diluar
keluarga.
Faktor Biologis
Genetic merupakan salah satu factor pendukung gangguan jiwa. Berdasarkan hasil
penelitian, pada penderita skizofrenia 8% kelainan pada struktur otak, seperti
atrofi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta perubahan
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini akibat dan
norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, atau tidak
menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti lansia, orang cacat,
dan penyakit kronik. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan
system nilai yang berbeda dan kelompok budaya mayoritas. Harapan yang tidak
realistis terhadap hubungan merupakan factor lain yang berkaitan dengan
gangguan ini.
Faktor Komunikasi Dalam Keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan factor pendukung untuk
terjadinya gangguan dalam berhubungan sosial.
Dalam teori ini termasuk masalah komunikasi yang tidak jelas yaitu suatu keadaan
dimana seseorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan
dalam waktu bersamaan, ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang
(isolasi sosial).
c. Perilaku
11
Adapun perilaku yang bisa mucul pada isolasi sosial berupa : kurang spontan, apatis
(kurang acuh terhadap lingkungan), ekspresi wajah kurang berseri (ekspresi sedih),
afek tumpul. Tidamerawat dan memperhatikan kebersihan diri, komunikasi verbal
menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakap dengan klien lain atau perawat,
mengisolasi diri (menyendiri). Klien tampak memisahkan diri dan orang lain, tidak
atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar. Pemasukan makanan dan minuman
terganggu, retensi urine dan feses, aktivitas menurun, kurang energi (tenaga), harga
diri rendah, posisi janin saat tidur, menolak hubungan dengan orang lain. Klien
memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
d. Sumber Koping
Sumber koping yang berhubungan dengan respon sosial maladaktif termasuk :
keterlibatan dalam berhubungan yang luas di dalam keluarga maupun teman,
menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti
kesenian, music, atau tulisan.
e. Mekanisme Defensif
Mekanisme yang digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang
merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya.Mekanisme yang sering
digunakan pada isolasi sosial adalah regresi, represi, dan isolasi.
antara
sikap
dan
perilaku(Mukhripah
Damaiyanti
dan
Iskandar,2012,Hal.82).
Untuk mengkaji pasien isolasi sosial, kita dapat menggunakan wawancara dan
Gejala Subjektif :
Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain.
Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain.
Respons verbal kurang dan sangat singkat.
Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain.
Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan.
Klien merasa tidak berguna
Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.
Klien merasa ditolak.
Gejala Objektif :
Klien banyak diam dan tidak mau bicara.
Tidak mengikuti kegiatan.
Banyak berdiam diri dikamar.
Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat.
Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal.
Kontak mata kurang.
Kurang spontan.
Apatis (acuh terhadap lingkungan).
Ekspresi wajah kurang berseri.
Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.
Mengisolasi diri.
Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.
Masukan makan dan minuman terganggu.
Aktivitas menurun.
Kurang energy (tenaga).
Rendah diri.
Postur tubuh berubah, misalnya sikap fectus/janin (khususnya pada posisi tidur)(Iyus
Yosep,2011,Hal.231).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang diangakat adalah :
Isolasi Sosial
Harga Diri Rendah Kronik
Resiko Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
3. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa I
Tujuan
Intervensi
: Isolasi Sosial
: Klien dapat membina hubungan saling percaya
:
Terapeutik
Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
13
Rasional
Diagnosa II
Tujuan
Intervensi
Rasional
Diagnosa III
Tujuan
Intervensi
14
Rasional
4. Implementasi
Diagnosa I
: Isolasi Sosial
: Isolasi Sosial
Ekspresi wajah bersahabat menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat
tangan, mau menjawab salam, klien mau berdampingan dengan perawat, mau
15
mengutarakan
masalah
yang
dihadapi
(Mukhripah
Damaiyanti
dan
Iskandar,2012,Hal.86).
Diagnosa II
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan prilaku maladaktif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial ( Depkes RI, 2000 ).
16
Menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang mengalami ketidakmampuan untuk
mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan di sekitarnya secara
wajar dan hidup dalam khayalan sendiri yang tidak realistis (Erlinafsiah,2010,Hal.101).
Etiologi isolasi sosial menarik diri memiliki dua faktor yaitu Faktor Predisposisi
(Faktor Tumbuh Kembang, faktor Komunikasi Dalam Keluarga, Faktor Sosial Budaya,
Faktor Biologis) dan Faktor Presipitasi (Faktor Eksternal, Faktor Internal, Perilaku).
Rentang respon isolasi sosial menarik diri : Respon Adaktif (Menyendiri/solitude,
Otonomi, Bekerja Sama, Saling Tergantung / interdependen) dan Respon Maladaktif
(Manipulasi, Implusif, Narkisme).
Tanda Dan Gejala nya berupa : Kurang spontan, Apatis (acuh terhadap lingkungan),
Ekspresi wajah kurang berseri, Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan
diri, Tidak ada atau kurang komunikasi verbal, Mengisolasi diri, Tidak atau kurang sadar
terhadap lingkungan sekitarnya, Asupan makanan dan minuman terganggu, Retensi urine
dan feces, Aktivitas menurun, Kurang energy (tenaga), Rendah diri, dan Postur tubuh
berubah.
B. Saran
Untuk melakukan asuhan keperawatan jiwa pada masalah isolasi social menarik diri
ini dibutuhkan keterampilan yang sangat baik karena diperlukan ketelitian, ketekunan
dalam mengkaji klien dan juga merumuskan diagnose, intervensi , implementasi dan
evaluasi. Maka dari itu , kita sebagai calon perawat di harapkan dengan adanya makalah ini
dapat membuat kita menjadi lebih paham.
17
18