Anda di halaman 1dari 88

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM

SOLVING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP


HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AK SMK N 1 MEDAN
T.A 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

DIANA MELDA SIMATUPANG


NIM 7113142015

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala berkat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving dengan
Pendekatan Scientific terhadap Hasil Akuntansi Siswa kelas XI Ak SMK N 1
Medan T.A 2014/2015.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Ekonomi,
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang
bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan moril
maupun material yang tak ternilai harganya. Untuk itu penulis sampaikan terima
kasih kepada:
1.

Bapak ., selaku Rektor UNIMED beserta stafnya.

2.

Bapak Drs. Kustoro Budiarta, M.E., selaku Dekan Fakultas Ekonomi


UNIMED.

3.

Ibu , selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi


UNIMED.

4.

Ibu Dra. Effi Aswita Lubis, M.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi UNIMED dan

Dosen Penasehat Akademik penulis yang telah memberikan bantuan dan


motivasi selama perkuliahan.
5.

Bapak , selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis yang telah banyak


memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis dari awal hingga
selesainya penulisan skripsi ini.

6.

Bapak dan Ibu Dosen Pengajar dan seluruh Pegawai Tata Usaha di Jurusan
Pendidikan Ekonomi, khususnya Program Studi Akuntansi.

7.

Ibu , selaku Kepala Sekolah SMK N 1 MEDAN beserta stafnya, dan


selaku guru pelajaran Akuntansi, yang telah memberikan bantuan kepada
penulis dalam melaksanakan penelitian.

8.

Teristimewa kepada orang tua tercinta, A. Sianturi dan T. br Siregar yang


telah mengasuh, membimbing, memberikan semangat serta doa kepada
penulis dari perkuliahan sampai pada penulisan skripsi ini.
9. Abangku Gudhadestuan Simatupang dan adekku yang tersayang Pernanda
Rifandi Simatupang, thank you for being the infinite source of love and
support that i have so needed.
10. Teman spesial penulis yang tanpa lelah memberikan semangat dan bantuan
bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini (your love, friendship,
energy and support continue to enlighten my life. Thanks. )

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan
menjadi masukan bagi dunia pendidikan.
Medan,
Penulis

September 2015

DIANA M SIMATUPANG

ABSTRAK

DIANA MELDA SIMATUPANG, NIM 7113142008, Pengaruh Model


Pembelajaran Creative Problem Solving dengan Pendekatan Scientific
terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Ak SMK N 1 Medan T.A.
2014/2015.
Masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan hasil belajar
Akuntansi siswa yang diajar dengan model pembelajaran Creative problem
solving (pemecahan masalah) dengan pendekatan Scientific di kelas XI Ak SMK
N 1 MEDAN T.A. 2014/2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar Akuntansi siswa yang diajar dengan metode problem
solving (pemecahan masalah) dengan metode konvensional di kelas XI AKSMK
N 1 MEDAN T.A. 2014/2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI AK di SMK N
1 MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 58 orang. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI IS1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IS2
sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 25 orang. Untuk
memperoleh data, maka alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tes hasil belajar. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah
teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan perhitungan statistik.
Dari data pos test akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol diketahui
skor rata-rata tes akhir Kelas Eksperimen 7,04 dan skor rata-rata tes akhir Kelas
Kontrol 5,66. Dengan demikian ada perbedaan hasil belajar Akuntansi siswa pada
kedua kelompok tersebut, dimana hasil belajar Kelas Eksperimen lebih tinggi
daripada Kelas Kontrol .Kemudian diperoleh bahwa data hasil belajar
berdistribusi normal dan juga homogen, oleh karena itu dapat dilakukan pengujian
t
hipotesis penelitian. Dari pengujian hipotesis yang dilakukan diperoleh hitung
t
=3,54 dan ttabel =1,68, sehingga hitung > ttabel (3,54 > 1,68) yang berarti hipotesis
penelitian dapat diterima.
Maka berdasarkan hasil analisis data dapat diperoleh kesimpulan bahwa
ada perbedaan hasil belajar Akuntansi siswa yang diajar dengan metode problem
solving (pemecahan masalah) dan metode konvensional di kelas XI AKSMK N 1
MEDAN T.A. 2014/2015.

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 3
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori .................................................................................... 6
B. Penelitian Yang Relevan ......................................................................13
C. Kerangka Berfikir ................................................................................25
D. Hipotesis ..............................................................................................26

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Lokasi Penelitian ....................................................................................27
B. Populasi dan Sampel ...............................................................................27
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional .........................................27
D. Rancangan Penelitian .............................................................................28
E. Prosedur Penelitian .................................................................................30
F. Instrumen Penelitian ................................................................................30
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................31
H. Teknik Analisis Data ...............................................................................33
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian .......................................................................37
B. Analisa Hasil Penelitian ..........................................................................37
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................45
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................47
B. Saran .......................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

1.

Tabel Rancangan Penelitian ..................................................................................28

2.

Tabel Kisi-Kisi Tes ...............................................................................................31

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Tes Kemampuan

2.

Rencana Pelajaran

3.

Tabel Kerja Perhitungan Validitas Tes

4.

Tabel Ringkasan Perhitungan Taraf Kesukaran Tes

5.

Tabel Perhitungan Daya Pembeda Tes

6.

Tabel Data Hasil Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen

7.

Tabel Data Hasil Belajar Akuntansi Kelas Kontrol

8.

Perhitungan Uji Normalitas Kedua Kelompok

9.

Tabel Harga Kritik dari r Product Moment

10.

Tabel Harga Kritik Chi Kuadrat

11.

Tabel Distribusi F

12.

Tabel Distribusi t

13.

Riwayat Hidup

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan
dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan
masa depan dan tuntutan masyarakat modern.
Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya
perubahan yang lebih baik dalam berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali
dalam bidang pendidikan. Komponen perubahan dalam bidang pendidikan
diantaranya adalah kurikulum, guru dan siswa.
Kurikulum merupakan acuan pendidikan yang harus dicapai. Dan peran
seorang guru sangat urgen dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut. Setiap
proses pembelajaran mempunyai tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar.
Dalam proses tersebut, partisipasi guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar
sangatlah diperlukan.
Hal terpenting dalam proses belajar mengajar adalah terletak pada proses
pembelajarannya, dimana hal tersebut terletak pada kemampuan guru dalam
mengajar. Selain memberi materi pelajaran kepada siswa, guru juga diharapkan
bisa menciptakan suasana yang nyaman selama proses pembelajaran berlangsung
dengan berbagai pendekatan. Peranan guru dalam proses pembelajaran merupakan

salah satu penentu dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain,
semakin baik pendekatan guru dalam mengajar maka peningkatan hasil belajar
akan tercapai dengan mudah.
Hasil studi menyebutkan meski ada peningkatan mutu pendidikan yang
cukup signifikan, namun proses pembelajaran dan pemahaman siswa di beberapa
tingkat satuan pendidikan masih kurang menarik dan kurang memuaskan.
Pembelajaran cenderung berorientasi pada buku teks pelajaran (text book
oriented) dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
cenderung berpusat pada guru sebagai sumber belajar yang monoton. Yang
menyajikan materi dengan metode ceramah , tanpa ada pendekatan selama
pembelajaran sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa dan sulit dipahami
siswa. Sementara itu masih banyak guru yang kurang memperhatikan kemampuan
berpikir siswa, atau dengan kata lain guru tidak melakukan pengajaran yang
bermakna, metode mengajar yang digunakan tidak bervariasi, dan jarang
menggunakan model pembelajaran sebagai akibatnya motivasi belajar siswa
menjadi sulit ditumbuhkan dan hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan.
Berdasarkan data yang diperoleh penulis sebelumnya, rata-rata hasil
belajar siswa SMK N 1 MEDAN kelas XI, semester ganjil tahun ajaran
2014/2015 pada pelajaran Akuntansi adalah 68,39 (DKN SMK N 1 MEDAN,
2014). Data ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah tersebut
tergolong rendah, karena meskipun rata-rata perolehan hasil belajar relatif baik,
namun masih terdapat 15 orang siswa yang memperoleh nilai 50.
Usaha meningkatkan hasil belajar yang rendah ini tidak akan mudah untuk
dilakukan, karena ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi

rendahnya hasil belajar siswa, salah satunya adalah faktor eksternal misalnya
berasal dari sekolah. Dalam proses pembelajaran di sekolah, tentu akan terjadi
suatu interaksi antara siswa dan guru. Guru atau pendidik sebagai pengolah
kegiatan belajar mengajar, melibatkan beberapa komponen dalam proses
pembelajaran. Komponen tersebut adalah siswa, guru, isi pelajaran, pendekatan
dan model pembelajaran, media, tujuan pembelajaran, dan evaluasi.
Pendekatan dan model pembelajaran sebagai komponen dalam proses
pembelajaran, tentunya harus dimiliki oleh seorang guru. Karena pendekatan
adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan. Misalnya memahami suatu
prinsip dengan pendekatan-pendekatan ilmiah. Akan tetapi, pendekatan tersebut
dalam penerapannya tidaklah mudah karena harus disesuaikan dengan keadaan
dan tujuan dari kegiatan belajar itu sendiri. Model pembelajaran sebagai suatu
desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan
yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau
perkembangan pada diri siswa. Model pembelajaran sangat bermacam-macam,
dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang diajarkan.
Penulis juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa untuk
mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan hasil belajar siswa tersebut
rendah. Dari hasil wawancara tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa
siswa cenderung lebih semangat untuk belajar jika guru mengajar dengan
menggunakan pendekatan dan model pembelajaran yang lebih bervariasi. Jika
penerapan pendekatan dan model pembelajaran yang tepat telah digunakan oleh

guru dalam proses pembelajaran siswa, maka diharapkan siswa dapat menguasai
bahan yang dipelajarinya, yang pada akhirnya juga dapat diharapkan hasil siswa
dalam belajar juga meningkat.
Oleh karena begitu pentingnya pendekatan dan model pembelajaran
dalam proses pembelajaran dan dalam usaha meningkatkan hasil belajar, maka
penulis

tertarik melakukan

penelitian yang berjudul "Pengaruh Model

Pembelajaran Creative Problem Solving dengan Pendekatan Scientific


Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMK N 1 MEDAN T.A.
2014/2015".

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa yang bisa menyebabkan hasil belajar siswa menurun?
2. Apakah pendekatan dengan model pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa?
3. Pendekatan dengan model pembelajaran yang bagaimanakah yang paling tepat
untuk meningkatkan hasil belajar siswa ?
4. Apakah pendekatan dengan model pemmbelajaran memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar siswa?

C.

Pembatasan Masalah
Agar penguraiannya lebih terarah dan terfokus, maka penulis membatasi

masalah dari identifikasi masalah di atas yaitu:

1. Model pembelajaran yang diteliti adalah Model pembelajaran Creative


Problem solving (Pemecahan masalah) dengan Pendekatan Scientific.
2. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar pada pelajaran Akuntansi siswa
kelas XI AK pada SMK N 1 MEDAN T.A. 2014/2015.

D.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah maka

rumusan masalahnya adalah Apakah ada perbedaan hasil belajar Akuntansi siswa
yang diajar dengan model pembelajaran creative problem solving (pemecahan
masalah) dengan pendekatan scientific dan tanpa pendekatan Scientific di kelas XI
Ak SMK N 1 MEDAN T.A. 2014/2015?

E.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

Akuntansi siswa yang diajar dengan model pembelajaran creative problem solving
(pemecahan masalah) dengan pendekatan scientific di kelas XI AKSMK N 1
MEDAN T.A. 2014/2015.

F.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti adalah dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis


dalam melakukan pendekatan dan model pembelajaran.
2. Bagi sekolah adalah hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi untuk
menunjang agar siswa dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik.

3. Bagi penelitian lebih lanjut, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan referensi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori


1.

Hakikat Model Pembelajaran Creative Problem Solving


Model pembelajaran merupakan suatu skema pembelajaran yang menjadi

pedoman bagi guru untuk membantu peserta didik dalam memperoleh


informasi,ide, keterampilan dan membantu siswa mengekspresikan diri selama
proses pembelajaran berlangsung.

Mengajar bertujuan untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak


didik, dimana mengajar selalu berlangsung dalam suatu kondisi yang disengaja
untuk mengantarkan anak didik ke arah kemajuan dan kebaikan.
Pengertian mengajar menurut Djamarah dan Zain (2006:39) adalah Suatu proses,
yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik,
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses
belajar.
Pengertian metode mengajar menurut Sutikno dan Fathurrohman
(2007:55) adalah Cara-cara menyajikan bahan pelajaran kepada siswa untuk
tercapainya tujuan yang ditetapkan.

Sedangkan Surakhmad (dalam Suryosubroto, 2004:148) menyatakan bahwa


metode mengajar adalah Cara-cara pelaksanaan daripada proses pembelajaran
atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada muridmurid di sekolah.
Menurut Adrian (dalam http://www.google.co.id, 6 Agustus 2015, jam 14.00 wib),
bahwa pengertian metode mengajar adalah:
Ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem
dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk
saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar
berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
Dapat dikatakan bahwa metode dalam mengajar memiliki kedudukan yang
penting sebagai penentu keberhasilan proses pembelajaran. Keterampilan guru
dalam menjalankan proses pembelajaran, berkomunikasi dengan siswa, menjawab
dan bertanya, mengelola kegiatan pembelajaran, akan mempengaruhi keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran.
2.

Jenis-Jenis Metode Mengajar


Metode mengajar terdiri oleh beberapa jenis, berikut ini adalah jenis-jenis

metode dalam mengajar yang dinyatakan oleh Djamarah dan Zain (2006:83), yang
dapat digunakan oleh guru, yaitu : a) Metode Proyek, b) Metode Eksperimen,
c)Metode Tugas dan Resitasi, d) Metode Diskusi, e) Metode Sosiodrama,
f)Metode Demonstrasi, g) Metode Problem Solving, h) Metode Karyawisata,
i)Metode Tanya Jawab, j) Metode Latihan, k) Metode Ceramah.
Sutrisno (dalam http://www.google.co.id, 6 Agustus 2015, jam 15.10 wib),
juga menyatakan beberapa macam metode mengajar baik yang dilaksanakan
secara individual maupun kelompok, yaitu:

Secara Individual adalah Ceramah, Tanya jawab, Kerja kelompok,


Demonstrasi, Eksperimen, Sosiodrama dan bermain peran, Pemberian tugas
belajar dan resitasi, Drill (Latihan), Karyawisata, dan Pemecahan masalah
(Problem Solving). Sedangkan secara Kelompok adalah Seminar, Simposium,
Forum, Diskusi panel, Musyawarah kerja.
Setiap metode memiliki kebaikan dan keburukannya, dimana didalam
penerapannya harus disesuaikan dengan teknis pelaksanaannya dan tujuan dari
belajar itu sendiri. Penggunaan metode yang baik (sesuai dan tepat) akan
membuat proses pengajaran berlangsung dengan efektif dan efisien.
Metode proyek sebagai salah satu metode mengajar baik untuk
memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah
kehidupan dan membina siswa dengan kebiasaan menerapkan ilmu pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pelaksanaan metode eksperimen, guru terlebih dahulu harus
menjelaskan tujuan dari eksperimen tersebut, selain itu guru juga harus
memperhatikan kegiatan eksperimen siswa agar guru dapat mengetahui dimana
letak kelemahan siswa. Kebaikan metode eksperimen adalah siswa aktif dalam
mengumpulkan fakta dan terlatih meguji kebenaran hipotesis-hipotesis.
Metode pemberian tugas yang sering dilakukan oleh guru adalah tugas
rumah. Tugas tidak hanya bisa dikerjakan di rumah tapi bisa juga di kelas,
perpustakaan, ataupun laboratorium sekolah. Metode pemberian tugas ini
bertujuan untuk memotivasi siswa dalam belajar secara individu ataupun
kelompok, mengembangkan kemandirian siswa dalam menyelesaikan tugas dan
membina tanggung jawab dan disiplin siswa. Ada tiga fase dari metode pemberian
tugas, yaitu guru memberikan tugas baik secara perorangan maupun kelompok,
siswa mengerjakan tugas dan siswa mempertanggungjawabkan tugasnya tersebut.

Pada metode diskusi, siswa aktif berbicara dan mengeluarkan pendapat.


Siswa meneliti suatu masalah dan menguji kemungkinan jawaban yang lebih dari
sebuah, sehingga siswa dapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan,
mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah, sekaligus belajar bermusyawarah.
Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan
dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Tujuan yang diharapkan dengan
menggunakan metode sosiodrama antara lain adalah agar siswa dapat menghayati
dan menghargai perasaan orang lain, dapat belajar membagi tanggung jawab dan
mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan.
Metode demonstrasi dapat berhasil jika guru telah membuat persiapan
yang baik sehingga tidak terjadi kegagalan ketika demonstrasi dilakukan.
Kebaikan metode demonstrasi adalah proses pengajaran lebih menarik dan lebih
mudah memahami yang dipelajari, karena cara pengajaran yang lebih konkrit.
Metode pemecahan masalah (problem solving) mengajak siswa untuk
berpikir dan berusaha mencari pemecahan atas masalah yang dihadapi. Metode ini
biasanya dilakukan dengan cara pemberian soal, lalu siswa diminta mencari
pemecahannya.
Metode karyawisata membuat siswa tidak terbatas hanya belajar di
lingkungan sekolah atau rumah saja, tapi sewaktu-waktu perlu pergi ke tempat
lain untuk mempelajari hal-hal tertentu, dan memanfaatkan lingkungan nyata
dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga apa yang dipelajari di sekolah lebih
relevan dengan kenyataan di lingkungan masyarakat.
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula

dari siswa kepada guru (Djamarah dan Zain, 2006). Metode ini dalam
penggabungannya dengan metode ceramah dapat digunakan sebagai selingan,
dimana metode ini dapat mendorong siswa berpartisipasi dalam proses belajar
mengajar dan meningkatkan keterlibatan mental dan keberanian siswa yaitu
dengan menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Dalam metode ini guru
berusaha menanyakan pengetahuan siswa tentang pelajaran yang telah maupun
belum disampaikan sebelumnya, sehingga membimbing pemikiran siswa kearah
yang lebih sistematis, kreatif dan kritis.
Metode latihan merupakan metode yang sering digabungkan dengan
metode ceramah, dimana metode ceramah dapat digunakan sebelum maupun
sesudah latihan dilakukan (Sutikno dan Fathurrohman, 2007). Pelaksanaan
metode latihan dilakukan secara berulang-ulang, hal ini dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Namun adakalanya siswa merasa bosan jika
latihan dilaksanakan secara berulang-ulang, oleh karena itu juga harus
divariasikan dengan metode mengajar yang lain. Penggunaan metode latihan ini
dapat menambah kecepatan dan kemampuan siswa dalam belajar.
Dalam pelaksanaan metode ceramah, guru dapat menggunakan alat-alat
bantu seperti gambar, sedangkan siswa hanya mendengar dan mencatat pokokpokok penting yang disampaikan guru. Metode ini biasanya digunakan guru jika
akan menyampaikan fakta/pendapat, dan tidak terdapat bahan bacaan yang
menerangkan fakta yang dimaksudkan, akan menyimpulkan pokok-pokok penting
yang telah diajarkan, sehingga memungkinkan siswa untuk melihat lebih jelas
hubungan

antara

pokok yang

satu

memperkenalkan pokok bahasan baru.

dengan

yang

lainnya,

atau

akan

Banyaknya jenis metode mengajar yang dapat digunakan, akan membuka


peluang untuk seorang guru menggunakan metode mengajar yang lebih bervariasi
di dalam kelas. Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar,
diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan.
Dalam proses pembelajaran Akuntansi, tidak semua metode dapat
digunakan oleh seorang guru. Untuk memilih metode mengajar yang akan
digunakan, Suryosubroto (2004:148) menyatakan ada 5 (lima) hal yang perlu
diperhitungkan, yaitu: a) Tujuan yang akan dicapai, b) Bahan yang akan
diberikan, c) Waktu dan perlengkapan yang tersedia, d) Kemampuan dan
banyaknya murid, e) Kemampuan guru mengajar.
Sehingga metode mengajar yang baik adalah metode yang digunakan secara
bervariasi serta dapat menumbuhkan motivasi kegiatan belajar siswa.

3.

Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)


Untuk mengajar pelajaran Akuntansi pendekatan yang dilakukan adalah

pendekatan faktual, pendekatan poses yang berkesinambungan dan pendekatan


pemecahan masalah yang mengembangkan daya pikir, dan metode yang dapat
digunakan diantaranya adalah metode ceramah bervariasi, tanya jawab, diskusi,
pemberian tugas, pemecahan masalah dan latihan (Suryosubroto, 2004).
Menurut Djamarah dan Zain (2006:91) bahwa Metode problem solving bukan
hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan metode berpikir, dimana
dalam metode ini dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai
dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

Selanjutnya Djamarah dan Zain (2006:102) juga mengungkapkan


kombinasi dari metode problem solving dengan metode mengajar lainnya yaitu:
Ceramah, Problem Solving, dan Tugas.
Pada saat guru memberikan pelajaran kepada siswa, adakalanya timbul
suatu masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan secara lisan
melalui ceramah. Untuk itu guru perlu menggunakan metode pemecahan masalah
atau problem solving, sebagai jalan keluarnya. Kemudian diakhiri dengan tugastugas, baik individu maupun tugas kelompok, sehingga siswa melakukan tukar
pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Masalah yang timbul bisa
berupa pernyataan ataupun pertanyaan yang bersifat problematis.
Situmorang (dalam http://www.google.co.id, 6 Agustus 2015, jam 15.55
wib) menyatakan bahwa:
Metode problem solving adalah metode yg mendorong siswa untuk mencari
dan memecahkan persoalan-persoalan. Kelebihan dari metode ini adalah
mengajak siswa berpikir secara rasional, aktif dan mengembangkan rasa
tanggung jawab sedangkan kelemahannya adalah dibutuhkan waktu yang
lama, dan kebulatan bahan kadang-kadang sukar dicapai.
Metode problem solving banyak menimbulkan kegiatan belajar siswa yang
lebih optimal. Adapun langkah-langkah kegiatan yang dapat dilakukan menurut
Djamarah dan Zain (2006:103) adalah sebagai berikut: 1) Langkah Persiapan, 2)
Langkah Pelaksanaan, dan 3) Langkah Evaluasi/ tindak lanjut.
Langkah persiapan meliputi penentuan dan penjelasan masalah yang
dilakukan dengan metode ceramah. Kemudian juga disediakan alat/buku-buku
yang relevan dengan masalah tersebut. Langkah
kegiatan

siswa

pelaksanaan

mencakup

mengidentifikasi masalah, lalu merumuskan hipotesis atau

jawaban sementara, mengumpulkan data atau keterangan yang relevan dengan

masalah, dan menguji hipotesis. Langkah evaluasi/tindak lanjut meliputi


pembuatan kesimpulan pemecahan masalah, dan pemberian tugas kepada siswa
untuk mencatat hasil pemecahan masalah yang dilakukan dengan metode tugas.
Selain itu salah satu metode yang juga sering digunakan bersamaan
dengan metode pemecahan masalah ini adalah metode diskusi. Metode diskusi
digunakan pada saat siswa mencari data atau keterangan untuk menetapkan
jawaban sementara dari permasalahan. Suryosubroto (2004:179) mengemukakan
pendapatnya bahwa metode diskusi adalah:
Suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan
kepada siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan
ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan
berbagai alternatif pemecahan masalah atas sesuatu masalah.
Dari pengertian-pengertian yang telah diungkapkan di atas, dapat diketahui
bahwa terdapat kesamaan antara metode problem solving dengan metode diskusi,
yaitu siswa sama-sama dihadapkan pada suatu masalah yang kemudian masalah
tersebut akan dicoba untuk dipecahkan baik melalui pengumpulan data maupun
perbincangan antara siswa. Yang membedakan metode problem solving dengan
metode diskusi adalah terletak pada pada proses kegiatannya. Sutrisno (dalam
http://www.google.co.id, 6 Agustus 2015, jam 15.10 wib) menyatakan bahwa:
Pada metode pemecahan masalah (problem solving) siswa dapat bertindak
sendiri dalam memecahkan masalah tersebut. Pada metode diskusi siswa
diwajibkan untuk melakukan perbincangan ilmiah dengan sesama siswa untuk
dapat mencapai suatu kesimpulan jawaban atau pendapat yang sama.
Dalam kegiatan problem solving yang hendak memecahkan masalah, guru
hanya akan bertindak sebagai seseorang yang mengawasi dan membimbing siswa,
sehingga kegiatan ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.

Agar metode problem solving berhasil dengan baik ada langkah-langkah


yang harus diikuti dari penggunaan metode ini, menurut Djamarah dan Zain
(2006:92) yaitu: a) Adanya masalah untuk dipecahkan, b) Mencari data untuk
pemecahan masalah, c) Menetapkan jawaban sementara dari masalah, d) Menguji
kebenaran jawaban sementara, e) Menarik kesimpulan dari jawaban akhir.
Masalah yang dimaksudkan di atas adalah masalah yang tumbuh dari
pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Kemudian masalah tersebut akan
dipecahkan dengan mencari data melalui membaca buku-buku, dan berdiskusi.
Berdasarkan data yang telah diperoleh tersebut, siswa akan menetapkan jawaban
sementara, yang kemudian akan diuji. Dalam pengujian jawaban ini, siswa harus
berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin jawaban tersebut telah
cocok. Sehingga nantinya siswa akan menemukan kesimpulan terakhir tentang
jawaban masalah tadi.
Metode problem solving mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam
penerapannya. Kelebihan metode problem solving menurut Djamarah dan Zain
(2006:92) adalah sebagai berikut:
a.

Metode ini dapat membuat pendidikan di


sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia
kerja.
b.
Proses belajar mengajar melalui pemecahan
masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan
masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan dalam
kehidupan keluarga, bermasyarakat dan bekerja kelak, suatu kemampuan
yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.
c.
Metode ini merangsang pengembangan
kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam
proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti
permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan.

Selain beberapa kelebihan yang diungkapkan di atas, metode problem


solving juga memiliki beberapa kekurangan. Djamarah dan Zain (2006: 93) juga
menyatakan ada beberapa kekurangan dari metode problem solving, yaitu:
a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan
tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan
dan keterampilan guru.
b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering
memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil
waktu pelajaran lain.
c. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima
informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan
permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan
berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
Selain kekurangan yang disebutkan di atas, ada banyak faktor yang dapat
menghambat pencapaian tujuan belajar dengan metode problem solving. Faktor
penghambat dari siswa adalah masalah yang hendak dipecahkan itu sendiri. Siswa
sering tidak sabar untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang ada, sehingga
guru akan menemukan kesulitan untuk mengajak siswa untuk secara aktif
berpartisipasi dalam proses pemecahan masalah.
Hambatan yang berasal dari pihak guru adalah guru seringkali
mencampuri dalam proses pemecahan masalah tersebut. Berhasil tidaknya
penggunaan metode pemecahan masalah ini tergantung pada kemampuan guru
dalam membimbing siswa dalam proses pemecahan masalah. Guru yang terlalu
mencampuri proses pemecahan masalah akan membuat siswa tidak mandiri dan
selalu bergantung pada pendapat guru.
4.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Metode Mengajar

Surakhmad (dalam Djamarah dan Zain, 2006:78), menyatakan Ada lima


macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar, yaitu 1) Anak
didik (siswa), 2) Tujuan belajar, 3) Situasi, 4) Fasilitas, 5) Pendidik (guru).
Anak didik disini adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak
sebagai

pelaku

pencari,

penerima

dan

penyimpan

isi

pelajaran yang

dibutuhkannya untuk mencapai tujuan. Di ruang kelas seorang guru akan tahu dan
menemui siswa-siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, yaitu
terutama dari segi intelektualnya. Ada yang cepat tanggap terhadap bahan ajar
yang diberikan, adapula yang tidak cepat tanggap terhadap bahan ajar tersebut.
Artinya kematangan anak didik yang bervariasi akan mempengaruhi pemilihan
dan penentuan metode pengajaran.
Sama halnya dengan siswa, setiap guru juga memiliki kepribadian dan
kemampuan yang berbeda. Kurangnya penguasaan berbagai jenis metode
mengajar dapat menjadi kendala dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa.
Metode mengajar yang pas dan tepat dari seorang guru akan membuat siswa
mampu untuk mengikuti proses pembelajaran.
Situasi belajar yang guru ciptakan tidak sama dari hari ke hari. Misalnya
pada situasi belajar mengajar di laboratorium, maka guru harus bisa menerapkan
metode mengajar yang paling tepat. Situasi yang diciptakan guru mempengaruhi
pemilihan dan penentuan metode mengajar.
Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di
sekolah. Lengkap atau tidaknya fasilitas dapat mempengaruhi metode mengajar
yang akan digunakan oleh guru (Sutikno dan Fathurrohman, 2007). Seperti tidak

adanya laboratorium untuk praktek, jelas kurang mendukung penggunaan metode


latihan dan tugas.
Tujuan utama proses pembelajaran adalah adanya perubahan prilaku dan
tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan proses
pembelajaran, seperti perubahan yang akan tampil dalam tingkah laku yang dapat
diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, cara berfikir hingga
gaya hidupnya. Tujuan belajar yang diinginkan tersebut tentulah yang optimal,
untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru, salah satu
diantaranya yang penting adalah metode mengajar.
Pemilihan metode mengajar yang bagus akan meningkatkan motivasi
siswa untuk belajar sehingga mereka tidak akan merasa bosan dengan mata
pelajaran yang bersangkutan. Setiap metode mempunyai cara sendiri dalam
pengaplikasiannya. Metode mengajar yang bagus tidak hanya terletak pada guru
dan muridnya saja, melainkan pada ketepatan meteri pembelajaran juga. Sebagai
contoh jika metode mengajarnya sesuai dengan siswa dan materi pembelajaran,
tetapi tidak sesuai pada guru maka proses pembelajaran yang baik tidak akan
dapat terwujud.

5.

Hakikat Hasil Belajar Akuntansi


Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian
prestasi belajar banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran yang
dialami oleh siswa sebagai peserta didik.

Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh


suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Djamarah, 2002).
Hasil belajar yang dicapai seorang siswa dapat diketahui bila diadakan
pengukuran tingkat penguasaan materi pelajaran melalui suatu test. Siswa
menguasai materi pelajaran adalah siswa dapat menyelesaikan sesuatu soal yang
diberikan guru dengan baik. Hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dicapai
dengan adanya usaha dari siswa itu sendiri. Hasil belajar dapat dilihat oleh guru
hanya dengan mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting
dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar
siswa (Syah, 2003).
Oleh sebab itu, apabila setelah belajar siswa tidak ada perubahan yang
positif dalam arti tidak memiliki perubahan tingkah laku yang positif,
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang baru, maka dapat dikatakan bahwa
proses pembelajarannya belum sempurna.
Untuk dapat mengetahui tingkat hasil belajar siswa, maka perlu dilakukan
pengukuran terhadap pengetahuan siswa. Arikunto (2006:151) menyatakan
pendapatnya bahwa Tes prestasi atau achievement test adalah tes yang digunakan
untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes prestasi
diberikan sesudah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan yang
akan diteskan. Artinya dalam mengukur hasil belajar siswa dapat digunakan alat
yang biasanya disebut evaluasi atau tes.

Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, Djamarah dan Zain (2006:106)


mengemukakan bahwa tes hasil belajar dapat digolongkan ke dalam penilaian
sebagai berikut: 1) Tes Formatif, 2) Tes Subsumatif 3) Tes Sumatif.
Tes Formatif digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap
siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
Faktor subsumantif bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap
siswa untuk meningkatkan tingkat hasil belajar siswa. Hasil subsumantif ini
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan
dalam menentukan nilai rapor.
Sedangkan tes sumantif bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf
keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu, seperti satu
semester, maupun dua tahun pelajaran. Hasil sumantif digunakan untuk kenaikan
kelas, menyusun peringkat atau ukuran mutu sekolah.
Keberhasilan siswa dalam belajar setelah dilakukannya suatu proses
belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Ahmadi (2004:138) ada 2 (dua) yaitu :
a)Faktor Internal yaitu Faktor jasmaniah (fisik), faktor cara belajar dan
psikologis, b)Faktor Eksternal yaitu Faktor lingkungan sosial, budaya, lingkungan
fisik, lingkungan spiritual dan keamanan.
Jika kesehatan fisik (jasmani) siswa selalu tidak baik maka dapat
mengakibatkan kurangnya semangat siswa untuk belajar, dan sangat besar
pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar siswa. Cara
belajar yang efisien memungkinkan mencapai hasil yang lebih tinggi
dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien. Cara belajar yang efisien
adalah berkonsentrasi, mempelajari kembali pelajaran yang diterima, membaca
bahan yang dipelajari dan mengerjakan soal-soal.
Faktor psikologis adalah menyangkut masalah kejiwaan dari siswa.
Menurut Ahmadi (2004:139) faktor ini terdiri atas: 1) Faktor intelektif, yaitu
meliputi faktor potensial kecerdasan dan bakat, 2) Faktor non intelektif, yaitu
unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebutuhan, motivasi.
Seseorang yang memiliki intelegensi yang baik (IQ-nya tinggi) umumnya
mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik. Sebaliknya orang yang
intelegensinya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat
berpikir, sehingga prestasi belajarnyapun rendah. Bila seseorang mempunyai
intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka
proses belajarnya akan lancar dan sukses bila dibandingkan dengan orang yang
memiliki bakat saja tapi intelegensinya rendah.
Minat dan motivasi adalah dua hal yang sangat penting dalam pencapaian
hasil belajar yang maksimal. Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu
pelajaran biasanya akan cenderung untuk memperhatikannya dengan tidak baik,
sehingga akan timbul kesulitan belajar yang pada akhirnya prestasi belajarnya pun
rendah. Motivasi sendiri berfungsi menimbulkan, mengarahkan perbuatan belajar.
Motivasi dapat menentukan berhasil tidaknya dalam mencapai suatu tujuan.
Semakin besar motivasi yang dimiliki siswa, maka semakin besar pula usahanya
untuk mencapai prestasi yang tinggi.

Faktor eksternal sendiri adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa,
dimana yang termasuk didalamnya adalah faktor sosial yang terdiri atas
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan
kelompok. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, yang
terdiri dari ayah, ibu, anak-anak, serta saudara yang menjadi penghuni rumah.
Keluarga juga dapat menjadi penyebab rendahnya prestasi pada anak, misalnya
cara orang tua mendidik anaknya dengan memanjakan anaknya akan membuat
anak tidak mempunyai kemampuan dan kemauan dalam belajar.
Menurut Tuu (2004:81) sekolah adalah Lingkungan pendidikan yang
terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik untuk penanaman nilai-nilai
etik, moral, mental, spriritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.
Keadaan sekolah tempat siswa belajar juga turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar. Penggunaan alat bantu komputer dalam proses pembelajaran
di sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar yang memberikan berbagai
macam pengetahuan bagi siswa, sehingga proses pembelajaran yang dilakukan di
sekolah lebih berkualitas. Selain itu kualitas guru, metode mengajar, kesesuaian
kurikulum dengan kemampuan anak juga mempengaruhi hasil belajar siswa.
Demikian juga halnya lingkungan masyarakat sekitar, jika lingkungan
masyarakat sekitar terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter, maka akan mendorong
semangat belajar anak, apalagi jika ditambah dengan keadaan lingkungan tempat
tinggal yang bersih dan tenang juga akan menambah semangat dan prestasi anak
dalam belajar.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas juga
diperlukan fasilitas rumah yang dapat membantu agar siswa lebih berkonsentrasi

dan termotivasi. Fasilitas tersebut dapat berupa penerangan yang baik, buku-buku,
yang diperlukan siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Dengan fasilitas
belajar yang memadai maka siswa akan termotivasi untuk giat belajar sehingga
hasil belajarnya akan meningkat.
Siswa akan sulit untuk belajar jika lingkungannya tidak aman, karena
dengan lingkungan belajar yang tidak aman akan membuat siswa sulit untuk
berkonsentrasi. Jika hal ini terjadi maka tujuan proses dari pembelajaran tidak
tercapai, dan hasil belajar siswa menurun.

B.

Penelitian Yang Relevan


Penelitian yang dilakukan oleh Devi (2007), hasil analisa data yang

diperoleh adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara metode mengajar


problem solving terhadap hasil belajar Matematika siswa pada pokok bahasan
integral, dimana hasil rata-rata post test kelas eksperimen adalah 6,19, sedangkan
hasil rata-rata post test kelas kontrol adalah 4,76. Hasil perhitungan hipotesis
diperoleh

thitung

= 3,97 > ttabel = 1,67, dengan demikian hipotesis diterima yaitu

hasil belajar siswa yang menerima pelajaran dengan metode problem solving lebih
tinggi dari pada siswa yang menerima pelajaran dengan metode ceramah
(konvensional), dan terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang diajar
dengan metode problem solving lebih tinggi dari pada siswa yang menerima
pelajaran dengan metode ceramah (konvensional).
Penelitian yang dilakukan oleh Dernita (2006), hasil analisa data yang
diperoleh adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara metode mengajar

pemecahan masalah terhadap hasil belajar fisika siswa, dimana hasil rata-rata post
test kelas eksperimen adalah 6,79, sedangkan hasil rata-rata post test kelas kontrol
adalah 3,86. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh
siswa yang menerima pelajaran dengan metode pemecahan masalah lebih tinggi
dari pada siswa yang menerima pelajaran fisika dengan metode konvensional.
Kemudian hasil perhitungan hipotesis diperoleh

thitung

= 3,03 > ttabel = 1,70, dengan

demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang diajar dengan
metode problem solving lebih tinggi dari pada siswa yang menerima pelajaran
dengan metode ceramah (konvensional).
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmadani (2006), hasil analisa data
yang diperoleh adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara metode mengajar
problem solving terhadap hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan
persamaan kuadrat, dimana hasil rata-rata post test kelas eksperimen adalah 7,52,
sedangkan hasil rata-rata post test kelas kontrol adalah 5,80. Hasil perhitungan
hipotesis diperoleh

t hitung

= 2,99 > ttabel = 1,71, dengan demikian hipotesis diterima.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa yang
menerima pelajaran dengan metode problem solving lebih tinggi dari pada siswa
yang menerima pelajaran dengan metode ceramah (konvensional). Dari uraian di
atas dapat dinyatakan bahwa metode mengajar problem solving memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa

C.

Kerangka Berpikir

Metode mengajar adalah cara-cara menyajikan bahan pelajaran kepada


siswa untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Metode mengajar
sendiri banyak jenisnya dan memiliki kebaikan dan keburukan. Seorang guru
tentu harus memvariasikan metode mengajar dan disesuaikan dengan tipe belajar
siswa, kondisi serta situasi proses pembelajaran yang ada pada saat itu, sehingga
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh guru dapat tercapai. Tujuan
pembelajaran tersebut pada akhirnya akan mengacu pada peningkatan hasil belajar
siswa.
Tinggi dan rendahnya hasil siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
berasal dari dalam (internal) dan luar (eksternal) diri siswa tersebut. Salah satu
faktor eksternal itu adalah sekolah dimana proses pembelajaran siswa lebih
banyak berlangsung di sekolah. Sehingga karena metode mengajar sebagai salah
satu komponen penting dalam proses pembelajaran di sekolah dan juga salah satu
faktor eksternal hasil belajar siswa, maka metode mengajar tersebut berhubungan
dengan hasil belajar siswa.
Dalam proses pembelajaran Akuntansi, tidak semua metode dapat
digunakan oleh seorang guru. Untuk itu perlu dicari metode yang cocok untuk
mencapai tujuan pembelajaran dari pelajaran Akuntansi itu sendiri, salah satunya
adalah metode problem solving (pemecahan masalah).
Metode problem solving merupakan metode mengajar yang mengajak
siswa untuk berfikir, dalam penerapannya metode ini juga dapat menggunakan
metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada
menarik kesimpulan. Beberapa metode yang dapat dikombinasikan dengan
metode problem solving adalah metode ceramah, metode tugas, dan metode

diskusi. Jika metode problem solving telah dilakukan dengan baik maka hasil
belajar yang baik juga diharapkan dapat tercapai.
Maka dapat penulis mengambil kesimpulan bahwa diduga metode
problem solving berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar Akuntansi
siswa.

D.

Hipotesis
Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut: ada perbedaan hasil belajar Akuntansi siswa yang
diajar dengan metode problem solving (pemecahan masalah) dan metode
konvensional di kelas XI AKSMK N 1 MEDAN T.A. 2014/2015.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 1 MEDAN, Jalan Merdeka No.119

Berastagi.

B.

Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI AKSMK N 1

MEDAN T.A. 2014/2015 yakni 58 siswa, yang terdiri dari kelas XI IS 1 dan kelas
XI IS2.
2. Sampel
Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 50 orang, yang terdiri dari 2
(dua) kelas yaitu kelas XI IS1 sebanyak 25 orang sebagai kelas eksperimen dan
kelas XI IS2 sebanyak 25 orang sebagai kelas kontrol. Cara pengambilan sampel
dilakukan secara acak (random sampling).

C.

Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional


1.

Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga variabel, yakni variabel

bebas (X) dan veriabel terikat (Y), yaitu:


a)

Variabel Bebas (X1)

: Model Pembelajaran Creative Problem Solving

b)

Variabel Bebas (X2)

c)

Variabel Terikat (Y) : Hasil belajar Akuntansi siswa


2.

: Pendekatan Scientific

Defenisi Operasional
Defenisi Operasional dari variabel tersebut di atas adalah:

a)

Model Pembelajaran creative problem solving (pemecahan masalah)


merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk berfikir, yang
dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan sebagai
jawaban dari permasalahan.

b)

Pendekatan Scientific adalah pendekatan dengan cara ..

c)

Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku yang terjadi setelah
mengikuti proses pembelajaran yaitu berupa pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang baru.

D.

Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

model pembelajaran creative problem solving dengan pendekatan scientific


terhadap hasil belajar siswa. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian
Kelas
Eksperimen (XI Ak1)
Kontrol (XI Ak2)

Pre-tes
T1
Q1

Keterangan:
T1

: Tes awal pada kelas eksperimen

Perlakuan
X1
X2

Post-tes
T2
Q2

Q1

: Tes awal pada kelas kontrol

X1

: Perlakuan menggunakan model pembelajaran creative problem solving


dengan pendekatan Scientific

X2

: Perlakuan menggunakan model pembelajaran creative problem solving


tanpa pendekatan scientific

T2

: Tes setelah pemberian perlakuan mengajar pada kelas eksperimen

Q2

: Tes setelah pemberian perlakuan mengajar pada kelas kontrol

Perlakuan dalam penelitian ini diberikan kepada subjek penelitian kelompok


eksperimen I dan II secara sama dan berbeda.
1.

Persamaan perlakuan
Perlakuan yang sama terhadap subjek penelitian dalam kelompok

eksperimen I dan II meliputi:


a.

Perlakuan mengacu ke Tujuan Instruksional Umum dan


Khusus yang sama.

b.

Perlakuan diberikan berdasarkan materi ajar yang sama,


yaitu materi yang terdapat dalam silabus mata pelajaran Akuntansi.

c.

Perlakuan dalam proses pembelajaran diberikan di tempat


yang sama, yaitu dalam kelas yang fasilitasnya sama dan waktu yang sama
pula.

d.

Perlakuan diberikan oleh pengajar yang kemampuannya


yang sama.

2.

Perbedaan perlakuan

Perbedaan perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen I dan II,


yaitu:
a.

Model

Pembelajaran

Creative

Problem

solving

(pemecahan masalah) dengan Pendekatan Scientific


Materi pelajaran diberikan kepada siswa yang terdapat dalam kelompok
eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran creative problem
solving (pemecahan masalah) dengan menggunakan pendekatan scientific.
Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk masalah yang bersifat
problematis yang harus dipecahkan dan guru mengawasi siswa tanpa ikut
campur didalamnya.
b.

Model Pembelajaran Creative Problem Solving tanpa


Pendekatan Scientific
Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam kelas kontrol dengan
menggunakan konvensional yaitu metode ceramah dan metode tanya jawab,
dimana guru memberi penjelasan kepada siswa sampai guru merasa siswa
telah memahami materi pelajaran, kemudian dilakukan tanya jawab untuk
megetahui sejauh mana siswa memahami materi pelajaran tersebut.

E.

Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan kegiatan, yaitu:

1.

Mengadakan pre-tes, yaitu mengadakan tes kemampuan awal siswa


mengenai materi pelajaran yang akan disampaikan baik di kelas eksperimen
maupun di kelas kontrol, dengan soal tes yang sama.

2.

Melaksanakan perlakuan mengajar, yaitu memberikan perlakuan


mengajar dengan metode problem solving (pemecahan masalah) pada kelas
eksperimen dan memberikan perlakuan mengajar dengan menggunakan
metode konvensional pada kelas kontrol

3.

Mengadakan post-tes, yaitu menggunakan tes kepada kedua kelas,


baik k\

4.

elas eksperimen maupun kelas kontrol setelah kedua kelas tersebut


diberi perlakuan mengajar masing-masing, dimana soal tes yang diberikan
sama seperti soal pre-tes.

F.

Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar,

yakni tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah


mempelajari sesuatu. Tes tersebut dilakukan sebelum (pre-tes) dan setelah (posttes) diberi perlakuan pembelajaran. Berikut ini disajikan tabel kisi-kisi tes hasil
belajar siswa :
Tabel 3.2
Kisi-kisi tes pada materi Pengertian, Lapangan dan Persamaan Akuntansi
No.

1
2
3
4

Aspek Kognitif

Sub Pokok Materi


Pengertian dan
Proses Akuntansi
Kualitas dan
Kegunaan Informasi
Akuntansi
Bidang Spesialisasi
Akuntansi
Profesi dan Etika

Jml.
Soal

Persentase

C1

C2

C3

C4

1, 2

3, 4

5, 6

7, 8

20%

9, 10

11, 12

13, 14

15, 16

20%

17, 18

19, 20

21, 22

23, 24

20%

25, 26

27, 28

29, 30

31, 32

20%

Profesi Akuntansi
Persamaan Dasar
Akuntansi
Jumlah

33, 34

35, 36

37, 38

39, 40

20%

10

10

10

10

40

100%

Keterangan:
C1

: Pengetahuan

C3

: Penerapan

C2

: Pemahaman

C4

: Analisis

G. Teknik Pengumpulan data


Sebelum alat pengumpul data yaitu tes hasil belajar digunakan pada
kegiatan Pre-tes dan Post-tes pada sampel penelitian yang sebenarnya,
sebelumnya tes tersebut perlu diuji coba dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.

Uji validitas tes


Untuk mengetahui apakah tes sebagai alat pengumpul data penelitian

bersifat valid dan dapat dipercaya, maka dilakukan pengujian dengan rumus
korelasi Product moment (Arikunto, 2006:170) sebagai berikut:
N XY X Y

r xy

N X

X N Y Y
2

dimana,

rxy

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

= skor item

= skor total siswa

= jumlah seluruh siswa

Untuk menafsirkan keberartian harga validitas tiap item pertanyaan tes,

maka

rxy

rhitung

> r

atau

tabel

rhitung

dibandingkan dengan harga kritik product moment. Jika

pada taraf signifikansi 95%, maka soal tersebut dianggap valid.

Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa

rhitung

> rtabel yaitu 0,55 > 0,396

dapat disimpulkan bahwa soal tes hasil belajar siswa nomor 1 valid. Dan dari 40
soal hanya 35 soal yang diketahui bersifat valid.

b.

Uji realibitas angket


Dalam menguji reabilitas alat pengumpul data penelitian digunakan

rumus Kuder Richardson-21 atau KR- 21 (Arikunto, 2006:189) sebagai berikut:

k
M (k M )
1

k .Vt
k 1

r11

dimana,

r11

= reabilitas instrumen

Vt

= varians total

= banyak butir soal

= skor rata-rata

Selanjutnya KR-21 dikonsultasikan dengan tabel r Product moment,

dimana kriterianya adalah reliabilitas tes diterima jika

rhitung

> r

tabel

pada taraf

signifikansi 95%, maka soal tersebut dianggap reliabel.


Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa tes yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian telah bersifat reliabel karena
0,96 > 0,334.

rhitung

> rtabel yaitu

c.

Taraf Kesukaran Tes


Taraf kesukaran tes diberi simbol P. Tes yang baik memiliki taraf

kesukaran tes (P) antara 0,1 sampai dengan 0,9. Untuk menentukan taraf
kesukaran dari butir soal yang disusun dilakukan dengan menggunakan rumus
yaitu:

B
JS

dimana:
P

: Taraf kesukaran tes

JS

: Jumlah peserta tes

: Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar

d. Daya Beda
Untuk mengetahui daya beda tes, digunakan rumus :
D

jumlah benar upper jumlah benar lower


jumlah kelompok (upper atau lower) X 100%

Tes yang baik bila memiliki D antara 40 % sampai 70%.

G.

Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik analisis

kuantitatif dengan menggunakan perhitungan statistik, yang bertujuan untuk dapat


menyimpulkan hasil penelitian. Berikut ini adalah langkah-langkahnya :

1.

Menghitung rata-rata skor masing-masing kelompok dengan

menggunakan rumus dari Sudjana (2005:92):

dimana,
X = nilai rata-rata skor

2.

X1 = jumlah skor

n = jumlah sampel

Menghitung standar deviasi atau simpangan baku dengan rumus


dari Sudjana,
(2005:94):

S
3.

n x12 ( x1 ) 2
n(n 1)

Melakukan uji normalitas


Uji ini dilakukan untuk melihat apakah distribusi data sampel normal atau

tidak. Uji normalitas data menggunakan rumus Chi Kuadrat (Arikunto, 2006:290),
sebagai berikut:

X2

( fo fh )2
fh

dimana,
fo

= frekuensi yang diobservasi

X2

= Chi kuadrat

fh

= frekuensi yang diharapkan

Kemudian harga Xhitung akan dikonsultasikan dengan harga pada Tabel


Harga Kritik Chi Kuadrat, dengan interval kepercayaan 95%. Bila X hitung < Xtabel,
maka distribusi data normal. Demikian sebaliknya bila Xhitung < Xtabel, maka
distribusi data tidak normal.
Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 8, kedua kelas memiliki
sampel dari populasi berdistribusi normal, salah satunya dapat dilihat dari hasil
post test kelas eksperimen yang menerima pelajaran Akuntansi dengan metode

Problem Solving. Diketahui bahwa

2
X hitung

2
X2
= 5,25 dan X tabel = 5,99 maka hitung

2
< X tabel yaitu 5,25 < 5,99 dan dapat diambil kesimpulan bahwa sampel berasal

dari populasi berdistribusi normal.

4.

Melakukan uji homogenitas


Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians dari hasil belajar siswa dari

kedua kelompok sampel dengan hipotesis:


H 0 : 12 22 H 1 : 12 22

atau kedua kelompok sampel mempunyai

varians yang sama


atau kedua kelompok sampel tidak mempunyai varians yang sama
Kesamaan varian ini akan diuji dengan menggunakan rumus Uji F
(Sudjana, 2005:250):

Varianster besar
Varianster kecil

Hasil perhitungan

Fhitung

akan dikonsultasikan dengan daftar distribusi F. Kriteria

pengujian adalah terima hipotesis H 0 , jika F(n1-1,n2-1)<F<F(1-)(n1-1,n2-1), dengan


taraf nyata = 0,05 dan dk (derajat kebebasan) = n-1.
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas pada salah satu varians tes yaitu
post test kelas eksperimen dan kelas kontrol, diketahui F0,95(24,24)<F<F0,05(24,24)
yaitu 0,51 1,63 1,98. Hal ini berarti H0 diterima yaitu data hasil belajar (post
test) kedua kelompok mempunyai varians yang homogen.
5.

Melakukan uji hipotesis


Untuk menguji hipotesis digunakan Uji t (Sudjana, 2005:239), menggunakan

rumus sebagai berikut:

hitung

x1 x2
1 1
s

n1 n2

dimana,
x1

= Skor rata-rata dari kelompok kelas eksperimen

x2

= Skor rata-rata dari kelompok kelas kontrol

n1

= Jumlah sampel kelas eksperimen

n2

= Jumlah sampel kelas kontrol

= Standar deviasi

Hasil perhitungan
Jika

t hitung

t hitung

akan dikonsultasikan dengan daftar distribusi t.

> t tabel , dengan taraf signifikansi = 0,05 dan dk (derajat kebebasan)

=( n1 + n 2 )-2 , maka hipotesis dapat diterima.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Deskripsi Hasil
Sebelum tes sebagai alat pengumpul data penelitian diujikan kepada

sampel penelitian, terlebih dahulu diadakan uji coba kepada sampel lain. Tes hasil
belajar berjumlah 40 item soal, setiap item terdiri dari 5 (lima) pilihan jawaban.
Uji coba dilakukan kepada siswa kelas XI IPS1 SMA Swasta Cahaya Medan yang
berjumlah 25 orang siswa.
a.

Validitas tes

Untuk mengetahui validitas soal tes nomor 1, berikut ini disajikan


perhitungannya:
n

= 25

= 16

XY = 525
Sehingga

xy

rxy
rxy
rxy

rhitung

= 16
= 638
2

= 18838

adalah :

N XY X Y

N X X N Y Y
2

25.525 16 638

25.16 - 16 25.18838 (638)


2

13125 10208

400 256 470950 407044


2917

144 63.906

2917
5303,64 0, 55

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diketahui bahwa


Kemudian

rhitung

=0,396, maka

rhitung

= 0,55.

dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikan 95% yaitu rtabel

rhitung

> rtabel yaitu 0,55 > 0,396. Berarti dapat disimpulkan bahwa

soal tes hasil belajar siswa nomor 1 valid.


b.

Reliabilitas Angket
Reliabilitas tes hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus

KR-21. Perhitungan reliabilitas tes dilakukan dengan menghitung varians total


(Vt) terlebih dahulu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
n

= 25

Y
Y

= 638
2

= 18838

maka:
Vt

n Y 2 ( Y ) 2
n( n 1)

25.18838 (638) 2
Vt
25(25 1)

Vt

470950 407044
600

Vt 106,51
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh k = 35 dan

638
n = 25 = 25,52

Maka reabilitas tes atau

rhitung

yaitu:

k
M (k M )
1

k .Vt
k 1

r11

35
25,52(35 - 25,52)

135. 106,51
35 1

(1,03)(0,935)

r11 0, 96

dapat dicari dengan menggunakan KR-21,

Dengan mengkonsultasikan harga

rhitung

pada taraf signifikan 95%, diketahui bahwa

dengan tabel r Product moment

rhitung

> rtabel yaitu 0,96 > 0,334.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tes yang digunakan telah bersifat reliabel.

c.

Taraf Kesukaran Tes


Untuk menentukan taraf kesukaran tes digunakan rumus:

B
JS
Sebagai contoh perhtiungan untuk item soal nomor 1 diketahui B = 16 dan

JS = 25, maka:

16
0,64
25

Dengan cara yang sama akan diperoleh taraf kesukaran masing-masing item pada
Lampiran 4. Dari hasil perhitungan terhadap seluruh item soal, diketahui bahwa P
berada pada nilai antara 0,1 sampai dengan 0,9 sehingga tes dikategorikan baik.
d. Daya Beda
Untuk mengetahui daya beda item soal nomor 1, digunakan rumus :

38 30
12 X 100% = 66,67%

Sehingga diketahui tes tersebut dikategorikan baik karena berada diantara 40 %


sampai 70%. Data daya beda dapat dilihat pada Lampiran 5.

B.

Analisa Data

Setelah melakukan uji coba tes, maka tes dapat diujikan kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol kemudian hasil tes tersebut dianalisa dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1.

Menghitung rata-rata masing-masing kelompok


Berdasarkan data hasil belajar pre tes dan post tes kelas eksperimen pada

Lampiran 6, maka dapat dihitung rata-rata sebagai berikut :


a.

Pre test

n = 25
X1

=104,68

2
1

2
1

=464,516

104,68
4,18
25

b. Post test

n = 25
X1

=175,94

=1274,5

175,94
7,04
25

Berdasarkan data hasil belajar pre tes dan post tes kelas kontrol pada
Lampiran 7, maka dapat dihitung rata-rata sebagai berikut :
a.

Pre test

n = 25
X2

X
n

=92,27

2
2

2
2

=373,64

92,27
3,69
25

b.
n = 25

Post test

=141,52

=860,32

X2

X
n

141,52
5,66
25

Dari perhitungan di atas, diketahui bahwa rata-rata post test kelas


eksperimen adalah ( X 1 ) = 7,04 dan kelas kontrol adalah ( X 2 ) = 5,66. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan metode problem
solving pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan
metode konvensional pada kelas kontrol.

2.

Menghitung standar deviasi masing-masing kelompok


Berdasarkan data hasil belajar pre tes dan post tes kelas eksperimen pada

Lampiran 6, maka dapat dihitung standar deviasi yaitu sebagai berikut :


a.

Pre test
Dicari varians terlebih dahulu yaitu:

S
2
1

n( X 12 ) ( X 1 ) 2
n(n 1)

25(464,516) (104,68) 2
25(25 1)

11612,9 10957,90
25(24)
655

600
1,09

maka, standar deviasinya adalah: S1 =


b.

1,09 = 1,04

Post test
Dicari varians terlebih dahulu yaitu:

S
2
1

n( X 12 ) ( X 1 ) 2
n(n 1)

25(1274,5) (175,94) 2
25(25 1)

31863 30954,88
25(24)
908,12

600
1,51

maka, standar deviasinya adalah: S1 =

1,51

= 1,23

Berdasarkan data hasil belajar pre tes dan post tes kelas kontrol pada
Lampiran 7, maka dapat dihitung standar deviasi yaitu sebagai berikut :
a.

Pre test
Dicari varians terlebih dahulu yaitu:

S 22

n( X 22 ) ( X 2 ) 2
n(n 1)

25(373,64) (92,27) 2

25(25 1)

9341 8513,75 827,25

25(24)
600

1,38

maka, standar deviasinya adalah: S1 =


b.

1,38

Post test
Dicari varians terlebih dahulu yaitu:

S 22

n( X 22 ) ( X 2 ) 2
n(n 1)

= 1,17

25(860,32) (141,52) 2
25(25 1)

21508 20027,91
25(24)
1480,09

600
2,46

maka, standar deviasinya adalah: S1 =

3.

2,46 = 1,57

Melakukan uji normalitas kedua kelompok


Uji normalitas dilakukan dengan rumus:

X 2 hitung

( fo fh )
fh

Dari hasil perhitungan pada Lampiran 8 diperoleh data post test pada kelas
eksperimen atau kelas yang menerima pelajaran Akuntansi dengan metode

Problem Solving yaitu


2
X tabel

2
X hitung

= 5,99. Sehingga

= 5,25 pada = 0,05, db = 53 = 2, maka harga

2
X hitung

2
< X tabel yaitu 5,25 < 5,99. Dapat diambil

kesimpulan bahwa sampel berasal dari populasi distribusi normal.


Demikian juga data post test pada kelas kontrol atau kelas yang menerima

pelajaran Akuntansi dengan metode konvensional yaitu

2
X hitung

= 2,54 pada =0,05

2
2
X2
dan db = 63 = 2, maka harga X tabel = 7,81. Sehingga, hitung < X tabel atau 2,54

< 7,81. Dapat diambil kesimpulan bahwa sampel juga berasal dari populasi
distribusi normal.

4.

Melakukan uji homogenitas kedua kelompok


Uji homogenitas dilakukan dengan uji F, dengan rumus:

F
a.

Varianster besar
Varianster kecil
Pre Test
Berdasarkan perhitungan sebelumnya diketahui bahwa varians terbesar

adalah dari kelas kontrol yaitu 1,38 dan varians terkecil adalah dari kelas

1,38
1,27
eksperimen yaitu 1,09. Maka, F0,05(24,24) = 1,09
Diketahui bahwa dk pembilang = 24, dan dk penyebut = 24 serta = 0,05.
Sesuai dengan tabel distribusi F, maka diperoleh F0,05(24,24) = 1,98.
1
0,51
1
,
98
Dan F0,95(24,24) =
Berdasarkan kriteria pengujian homogenitas varians pre test kelas eksperimen dan
kelas kontrol, diketahui F0,95(24,24)<F<F0,05(24,24) yaitu 0,51 1,27 1,98. Hal ini
berarti H0 diterima yaitu data hasil belajar (pre test) kedua kelompok mempunyai
varians yang homogen.
b.

Post test
Berdasarkan perhitungan sebelumnya diketahui bahwa varians terbesar

adalah dari kelas kontrol yaitu 2,46 dan varians terkecil dari kelas eksperimen
yaitu 1,51.
2,46
1,63
Maka, F0,05(24,24) = 1,51

Diketahui bahwa dk pembilang = 24, dan dk penyebut = 24 serta = 0,05.


Sesuai dengan tabel distribusi F, maka diperoleh F0,05(24,24) = 1,98.
1
0,51
1
,
98
Dan F0,95(24,24) =
Berdasarkan kriteria pengujian homogenitas varians post test kelas eksperimen
dan kelas kontrol, diketahui F0,95(24,24)<F<F0,05(24,24) yaitu 0,51 1,63 1,98. Hal
ini berarti H0 diterima yaitu data hasil belajar (post test) kedua kelompok
mempunyai varians yang homogen.

5.

Melakukan uji hipotesis


Karena data kedua kelompok berdistribusi normal dan memiliki varians

yang homogen, maka untuk menguji hipotesis apakah diterima atau ditolak
degunakan rumus uji t, yaitu :
X1 X 2

t hitung
s

1
1

n1 n 2

Namun sebelumnya dihitung standar deviasi dari hasil post test kedua
kelas dengan rumus sebagai berikut:
S2

( n1 1) S12 (n 2 1) S 22
n1 n 2 2
Data dari hasil perhitungan sebelumnya, diketahui bahwa rata-rata hasil

2
belajar post test kelas eksperimen ( X 1 ) 7,04 , dengan varians ( S1 ) 1,51 dan

rata-rata hasil belajar post test kelas kontrol ( X 2 ) 5,66 , dengan varians (
S 22 ) 2,46 ,
maka :
S2

( n1 1) S12 (n 2 1) S 22
n1 n 2 2

(25 1)1,51 (25 1)2,46


25 25 2

36,24 59,04
48

95,28
1,98
48

S =

1,98 1,41

Sehingga:
t hitung

7,04 5,66
1,41

1
1

25 25

1,38
1,41 0,08
1,38
0,39

= 3,54
Harga t

tabel

pada dk = (25+25)-2 = 48 dan taraf signifikansi = 0,05,

maka dicari dari distribusi t dengan interpolasi, sebagai berikut:


t tabel = t (0,95 ; 48)
t tabel 1,70 1,67 1,70

48 30
60 30

1,68

Setelah diperoleh bahwa

t hitung

t
=3,54 dan ttabel =1,68. Kemudian hitung akan

t
dibandingkan dengan ttabel , sehingga dapat dinyatakan bahwa hitung > ttabel yaitu
3,54 >1,68, dengan demikian hipotesis dapat diterima yaitu ada perbedaan hasil
belajar Akuntansi siswa yang diajar dengan metode problem solving (pemecahan
masalah) dan metode konvensional.
C.

Pembahasan Hasil Penelitian


Dari perhitungan validitas terhadap seluruh item soal terdapat 5 (lima)

item soal yang tidak valid, sehingga hanya 35 item soal yang valid yang
digunakan untuk memperoleh data penelitian. Dan dari hasil perhitungan rata-rata
kedua kelompok diperoleh data hasil belajar siswa pada pembelajaran Pengertian,
Lapangan dan Persamaan Akuntansi dari kelompok-kelompok penelitian yaitu,
untuk Kelas Eksperimen (diajar dengan menggunakan metode problem solving)
dengan nilai rata-rata pre test 4,18 dan post test 7,04. Sedangkan untuk Kelas
Kontrol (diajar dengan menggunakan metode konvensional) dengan nilai rata-rata
pre test 3,69 dan post test 5,66.
Dari hasil post test kedua kelompok tersebut dapat diketahui bahwa
kelompok yang diajar dengan menggunakan metode problem solving hasil
belajarnya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang diajar dengan
metode konvensional.
Berdasarkan salah satu post test pada kelas eksperimen yaitu kelas yang
menerima pelajaran Akuntansi dengan metode Problem Solving dapat diambil
kesimpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, karena

berdasarkan hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa

2
X hitung

2
< X tabel

yaitu

5,25 < 5,99.


Dan berdasarkan kriteria pengujian homogenitas varians post test kelas
eksperimen dan kelas kontrol, diketahui bahwa dari data hasil belajar post test
kedua kelompok mempunyai varians yang bersifat homogen karena memenuhi
kriteria F0,95(24,24)<F<F0,05(24,24) yaitu 0,51 1,63 1,98.
Karena data berdistribusi normal dan bersifat homogen, maka dapat dilakukan uji
hipotesis yang dilakukan dengan rumus uji t, sehingga diperoleh

t hitung

= 3,54

kemudian dibandingkan dengan t tabel = 1,68 dengan taraf signifikan 95%. Dari
hasil perbandingan diketahui bahwa

t hitung

> t tabel yaitu 3,54 > 1,68 maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada perbedaan hasil belajar


Akuntansi siswa yang diajar dengan metode problem solving (pemecahan
masalah) dan metode konvensional di kelas XI AKSMK N 1 MEDAN T.A.
2014/2015 dapat diterima.
Hal ini juga menandakan bahwa siswa lebih dapat menerima pelajaran Akuntansi
jika menggunakan metode mengajar problem solving, karena metode mengajar ini
dapat mengajak siswa untuk berfikir dan dalam penerapannya siswa lebih aktif
didalam proses pembelajaran yang dimulai dengan mencari data sampai kepada
menarik kesimpulan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.

Rata-rata hasil belajar Akuntansi pada kelas eksperimen yang


diajar dengan metode problem solving adalah 7,04 dimana rata-rata ini lebih
tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar Akuntansi pada kelas
kontrol yang diajar dengan metode konvensional yaitu 5,66. Hal ini
menandakan bahwa siswa lebih dapat menerima pelajaran Akuntansi dengan
menggunakan metode problem solving.

2.

Berdasarkan hasil uji t diperoleh

t hitung ttabel
>
yaitu 3,54>1,68, pada

taraf signifikansi 95%. Sehingga hipotesis dapat diterima, yaitu ada pengaruh
yang signifikan antara hasil belajar Akuntansi dengan metode problem solving

dengan metode konvensional pada siswa kelas XI AKSMK N 1 MEDAN


Tahun Ajaran 2014/2015.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka disarankan :
1.

Bagi para pendidik atau guru diharapkan agar menggunakan


metode mengajar problem solving atau metode mengajar lainnya selain
metode mengajar konvensional, sehingga hasil belajar Akuntansi siswa dapat
meningkat.

2.

Hendaknya penelitian yang akan datang juga meneliti metodemetode mengajar yang lain sehingga dapat diperoleh beberapa alternatif
metode mengajar yang terbaik untuk diterapkan bagi siswa dalam mempelajari
Akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA

Adrian.
Metode
Mengajar
Berdasarkan
Tipologi
Belajar
Http://Google.co.id/cd.htm-16k: 6 Agustus 2015, jam 14.00 wib.

Siswa.

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
_________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dernita. 2006. Pengaruh Metode Pemecahan Masalah Terhadap Hasil Belajar
Siswa SMA Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2005/2006. UNIMED.
Devi. 2007. Pengaruh Metode Mengajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI
SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok Tahun Ajaran 2006/2007.
UNIMED
Djamarah, Saiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Saiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fakultas Ilmu Sosial UNIMED. 2007. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Medan:
UNIMED.
Rahmadani. 2006. Pengaruh Metode Mengajar Problem Solving Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMP Wahidin Sudirohusodo Tahun
Ajaran 2005/2006. UNIMED
Situmorang, Manihar. Metode Mengajar. Http://Google.co.id/cd.htm-15k: 6
Agustus 2015, jam 15.55 wib.
Sudjana. 2005. Metodologi Statistika. Bandung: Tarsito.
Suryosubroto, B. 2004. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sutikno, Sobry dan Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar,
Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islami. Bandung: Refika
Aditama.
Sutrisno, Metode Mengajar. Http://Google.co.id/cd.htm-20k: 6 Agustus 2015, jam
15.10 wib.
Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2000. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tuu, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Cemerlang.

Lampiran I
TES KEMAMPUAN
Nama : ______________________
Kelas : _____
Petunjuk Pengisian:
1.

Isilah tes ini dengan sungguh-sungguh, tuliskan nama dan kelas anda pada
kolom yang tersedia.

2.

Lingkari atau beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda
anggap paling benar.

3.

Pengisian tes ini tidak mempengaruhi nilai atau prestasi belajar anda.

1.

Akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran


menurut cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai mata uang. Pendapat ini
dikemukakan oleh
a.

Accounting Principles Board

b.

American Accounting Association

c.

American Institute of Certified Public Accounting

d.

Accounting Principles Board Niswonger

e.
2.

American Institute of Certified Accounting


Buku Akuntansi yang ditulis olah Luca Paciolo tahun 1949 berjudul ...

a.

An essay on the nature and significance of economic science

b.

Tractatus de computies et screptria

c.

La scoula perpecta de marcanti

d.

Summa de arithmatica, geomatrica, proponioni et propotionalita

e.

An inquiry in the nature and causes of the wealth of nations

3.

Sistem pencatatan peristiwa ekonomi dalam 2 (dua) aspek debit dan kredit
disebut dengan ...
a.

double entry

d. accounting

b.

anglo saxon

e. continental

c.

akuntansi

4.

Akuntansi sering disebut sebagai bahasa dunia usaha (language if


business) karena
a.

digunakan dalam perusahaan

d.

istilah

yang

e.

menyangkut

dipakai

bernada bisnis
b.

dipakai oleh pengusaha

masalah

keuangan
c.
5.

sebagai alat informasi perusahaan


Berikut ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses kegiatan

akuntansi, kecuali ...


a.

pencatatan

d. pengelompokan

b.

pengikhtisaran

e. pengoperasian

c.

penyajian

6.

Berikut ini kegunaan SAK atau Standar Akuntansi Keuangan bagi proses
akuntansi, kecuali ...
a.

pedoman yang digunakan oleh para akuntan dalam membuat suatu


laporan keuangan perusahaan

b.

pedoman bagi investor pemeriksaan laporan keuangan (auditing)


perusahaan

c.

pedoman bagi pemegang saham untuk melihat laporan keuangan

d.

pedoman para kreditor dalam membuat suatu laporan keuangan


perusahaan

e.

pedoman bagi para pengelola perusahaan untuk memeriksa laporan


keuangan perusahaan

7.

Dalam penerapannya, akuntansi adalah proses yang produk akhirnya


adalah berupa informasi ekonomi. Informasi tersebut juga berguna untuk
penentuan kebijakan kegiatan-kegiatan persahaan sebagai berikut ...
a.

membayar gaji karyawan

d. simpan pinjam

b.

penanaman investasi

e.

membeli

barang

dan jasa
c.
8.

membayar pinjaman perusahaan


Akuntansi adalah proses pencatatan, pengikhtisaran, pengelompokan,

pengukuran dan penyajian informasi ekonomi. Dari pengertian tersebut yang


dimaksudkan dengan pengukuran adalah ...
a.

menentukan identitas

d. analisis laporan keuangan

b.

memberikan penilaian

e. mengambil keputusan

c.

hasil informasi

9.

Bagi kreditor, informasi akuntansi berguna untuk ...


a.

sebagai pertimbangan untuk menanamkan modal

b.

untuk mengambil kebijakan keuangan untuk perusahaan

c.

untuk menetapkan pembagian laba rugi

d.

untuk mengetahui besarnya keuntungan perusahaan

e.

sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan kredit

10.

Yang dimaksud dengan informasi akuntansi yang sifat prudence atau


pertimbangan sehat adalah ...
a.

memiliki unsur kehati-hatian

d. disajikan secara jujur

b.

bebas salah material

e. tepat waktu

c.

tidak bergantung pada

11.

Kegunaan akuntansi secara umum adalah


a.

sebagai pertanggungjawaban pemegang saham kepada direksi

b.

sebagai dasar untuk mengetahui efisiensi penggunaan biaya

c.

sebagai bahan keterangan dalam mengambil keputusan

d.

sebagai pertanggungjawaban komisaris kepada direksi

e.

sebagai dasar pengembangan perusahaan

12.

Standar akuntansi keuangan adalah


a.

sebagai akibat transaksi

b.

prinsip penetapan laba

c.

himpunan prinsip, metode, prosedur dan teknis akuntansi

d.

metode tingkatkan laba usaha

e.

prosedur kesatuan usaha

13.

Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat


yang subjektif adalah kualitas informasi akuntansi ...
a.

dapat dimengerti

d. lengkap

b.

daya uji

e. berhubungan

c.

tepat waktu

14.

Dengan adanya kualitas informasi akuntansi yang baik, maka pemerintah


mendapat keuntungan. Berikut ini kegunaan informasi akuntansi bagi
pemerintah adalah ...
a.

untuk menentukan pajak

b.

untuk menarik keuntungan perusahaan

c.

untuk mengatur manajemen perusahaan

d.

untuk menentukan modal

e.

untuk menanam investasi

15.

Akuntansi berguna dalam memberikan informasi keuangan yang


kuantitatif kepada beberapa pihak yang berkepentingan. Pernyataan ini
menunjukkan bahwa Akuntansi berguna sebagai ...
a.

sistem informasi

d. penyedia informasi yang

lengkap
b.

kegiatan deskriptif-analitis

c.

penyedia jasa

e. dasar membuat keputusan

16.

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak boleh
tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu adalah kualitas
informasi akuntansi ...
a.

berhubungan

c. daya uji

b.

netral

d. tepat waktu

17.

e. lengkap

Proses pencatatan transaksi suatu perusahaan merupakan salah satu


langkah dalam disiplin ilmu ...
a.

Akuntansi biaya

d. Akuntansi pemeriksaan

b.

Akuntansi keuangan

e. Akuntansi manajemen

c.

Akuntansi anggaran

18.

Akuntansi yang menyediakan informasi khususnya pihak intern disebut ...


a.

Financial Accounting

b.

Accounting System

c.

Accounting Information System

d.

Management Accounting

e.

Cost Accounting

19.

Pada perusahaan yang besar disamping ada pemeriksaan dari kantor


akuntan juga mempunyai bagian yang melakukan pemeriksaan, bagian ini
disebut ...
a.

Akuntansi kemasyarakatan

d.

Akuntansi

keuangan
b.

Akuntansi pendidikan

c.

Akuntansi biaya

20.

21.

e. Internal auditor

Tugas utama dari penerapan akuntansi biaya adalah ...


a.

Menaksir data mengenai manajemen perusahaan

b.

Menyusun data perhitungan pajak perusahaan

c.

Membuat kegiatan finansial perusahaan

d.

Memeriksa laporan transaksi perusahaan

e.

Menghimpun data biaya operasi perusahaan


Bidang khusus akuntansi yang berkaitan dengan penetapan dan

pengendalian biaya disebut ...

a.

Akuntansi biaya

d. Akuntansi pemeriksaan

b.

Akuntansi keuangan

e. Akuntansi manajemen

c.

Akuntansi anggaran

22.

Bidang akuntansi yang penekanannya pada pencatatan pelaksanaan


anggaran Negara serta pelaporan realisasinya disebut
a.

Akuntansi nasional

d. Akuntansi anggaran

b.

Akuntansi pemerintahan

e. Akuntansi biaya

c.

Akuntansi keuangan

23.

Di bawah ini yang merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan


kegiatannya pada transaksi unit-unit politik adalah ...
a.

Akuntansi kemasyarakatan

d.

Akuntansi

keuangan
b.

Akuntansi pendidikan

c.

Akuntansi pemerintahan

24.

e. Internal auditor

Berikut ini yang merupakan kegiatan akuntansi yang memberikan analisa


antara kegiatan sebenarnya dengan yang telah direncanakan sebelumnya
disebut ...
a.

Akuntansi biaya

d. Akuntansi pemeriksaan

b.

Akuntansi keuangan

e. Akuntansi manajemen

c.

Akuntansi anggaran

25.

Sertifikasi akuntan dikeluarkan oleh ...


a.

Departemen keuangan

d.

Pendidikan

profesi

akuntansi
b.

Kantor pajak

c.

Fakultas ekonomi jurusan

26.

e. Dinas pendidikan nasional

Kode etik Akuntan untuk para akuntan Indonesia disusun oleh ...
a.

Para akuntan publik

b.

Pemerintah

c.

Menteri keuangan

d.

Ikatan Akuntansi Indonesia

e.

Pemerintah bersama DPR

27.

Akuntan yang bekerja pada Badang Pengawas Keuangan (BPK) disebut ...
a.

Akuntan umum

b.

Akuntan pemerintah

c.

Akuntan intern

d.

Akuntan pengawas

e.

Akuntan ekstern

28.

Akuntan yang bekerja pada badan penelitian dan pengembangan ilmu


akuntansi disebut ...
a.

Akuntan negara

d. Akuntan pendidik

b.

Akuntan intern

e. Akuntan publik

c.

Akuntan peneliti

29.

Di bawah ini yang merupakan etika akuntan pada umumnya, yaitu ...
a.

Dengan kesadaran tinggi melaporkan pelanggaran kode etik


akuntan

b.

Memberikan pernyataan atas pendapat akuntan publik

c.

Mempertahankan tingkat disintegritas dan subyektivitas dalam


pekerjaannya

d.

Memaparkan informasi yang diperoleh dari pekerjaannya

e.

Secara konsisten memelihara tetap dilaksanakannya etika akuntan

30.

Di bawah ini adalah beberapa kode etik khusus akuntan publik, yaitu ...
a.

Memelihara hubungan baik sesama akuntan

b.

Memaparkan informasi yang diperoleh

c.

Boleh mengiklankan namanya dan menawarkan jasanya secara


tertulis

d.

Mempertahankan subjektivitas dalam tugasnya

e.

Dibenarkan menerima penugasan yang tidak sesuai dengan


keahliannya

31.

Apakah seorang mahasiswa yang diwisuda sarjana (S1) dari Fakultas


Ekonomi Akuntansi, dapat menggunakan gelar sebagai seorang Akuntan ...
a.

Dapat karena ia telah lulus sarjana dari Fakultas Ekonomi


Akuntansi

b.

Dapat karena ia lulus ujian

c.

Dapat karena lulusan Fakultas Ekonomi

d.

Belum karena ia belum bekerja

e.

Belum karena belum mengikuti ujian pendidikan profesi akuntansi

32.

Etika meliputi sifat-sifat manusia yang ideal atau disiplin atas diri sendiri.
Bagi para akuntan kode etik merupakan prinsip moral yang mengatur
hubungan antara akuntan dengan kliennya, sesama akuntan maupun
masyarakat. Berikut ini adalah etika profesi akuntan, kecuali ...
a.

Bebas, obyektif dan jujur

b.

Bertanggung jawab pada koleganya

c.

Memiliki norma teknis dan norma kecakapan

d.

Tanggung jawab terhadap martabat profesi

e.

Sesama anggota seprofesi bersaing dalam pelayanan publik

33.

Persamaan dasar akuntansi dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut


...
a.

Harta = Utang Modal

b.

Harta = Utang + Modal

c.

Harta = Utang + Kewajiban + Modal

d.

Harta = Utang Kewajiban + Modal

e.

Harta = Utang Kewajiban

34.

Semua harta kekayaan yang dimiliki perusahaan, disebut juga dengan ...
a.

Passiva

c. Liabilities

b.

Capital

d. Aktiva

35.

e. Equity

Pada UD Bumi Jaya, transaksi yang pertama dilakukan oleh Tn. Jaya
adalah menyimpan uangnya sebesar Rp. 15.000.000, ini berarti bahwa ...
a.

Modal dan Harta UD. Bumi Jaya bertambah

b.

Modal dan Passiva UD Bumi Jaya bertambah

c.

Modal bertambah dan Passiva UD Bumi Jaya berkurang

d.

Modal bertambah dan Harta UD Bumi Jaya berkurang

e.

Modal UD Bumi Jaya bertambah

36.

PT. Pelita membeli peralatan dengan tunai seharaga Rp. 5.000.000, ini
berarti bahwa ...
a.

Peralatan PT. Pelita bertambah

b.

Modal, Kas dan Peralatan PT. Pelita bertambah

c.

Modal dan Kas bertambah dan peralatan PT. Pelita berkurang

d.

Modal tetap, Kas dan peralatan PT. Pelita berkurang

e.

Modal tetap, Kas dan peralatan PT. Pelita bertambah

Untuk soal 37 s/d 40


Berikut ini adalah transaksi yang dilakukan PT. Bersama sampai pada tanggal 15
Februari 2015:
Tanggal 2 Tn. Bersama menyetorkan modalnya sebesar Rp.10.000.000
Tanggal 5 Tn. Bersama membeli perlengkapan kantor sebesar Rp.500.000 dan
peralatan kantor Rp.1.200.000.
Tanggal 10 Tn. Bersama menerima pendapatan sebesar Rp.1.000.000
Tanggal 15 Tn. Bersama membayar hutang bulan lalu sebesar Rp.300.000
37.

Persamaan akuntansi untuk tanggal 2 adalah ...


a.

Harta (Rp.10.000.000) = Kas (Rp.10.000.000)

b.

Kas (Rp.10.000.000) = Modal (Rp.10.000.000)

c.

Harta (Rp.10.000.000) = Aktiva (Rp.10.000.000)

d.

Harta (Rp.10.000.000) = Passiva (Rp.10.000.000)

e.

Kas (Rp.10.000.000) = Liabilities (Rp.10.000.000)

38.

Persamaan akuntansi untuk tanggal 5 adalah ...


a.

Kas (Rp.10.000.000) = Peralatan (Rp.1.200.000) + Perlengkapan


(Rp.500.000) + Modal (Rp.8.300.000)

b.

Kas (Rp.8.800.000) + Peralatan (Rp.1.200.000) = Perlengkapan


(Rp.500.000) + Modal (Rp.8.500.000)

c.

Kas (Rp.8.300.000) + Peralatan (Rp.1.200.000) + Perlengkapan


(Rp.500.000) = Modal (Rp.10.000.000)

d.

Kas (Rp.14.500.000) = Peralatan (Rp.1.200.000) + Perlengkapan


(Rp.500.000) + Modal (Rp.8.300.000)

e.

Kas (Rp.10.000.000) + Peralatan (Rp.1.200.000) = Perlengkapan


(Rp.500.000) + Modal (Rp.10.700.000)

39.

Persamaan akuntansi untuk tanggal 10 adalah ...


a.

Kas (Rp.11.000.000) + Peralatan (Rp.1.200.000) = Perlengkapan


(Rp.500.000) + Modal (Rp.11.700.000)

b.

Kas (Rp.11.000.000) = Peralatan (Rp.1.200.000) + Perlengkapan


(Rp.500.000) + Modal (Rp.9.300.000)

c.

Kas (Rp.9.800.000) + Peralatan (Rp.1.200.000) = Perlengkapan


(Rp.500.000) + Modal (Rp.9.500.000)

d.

Kas (Rp.9.300.000) + Peralatan (Rp.1.200.000) + Perlengkapan


(Rp.500.000) = Modal (Rp.11.000.000)

e.

Kas (Rp.15.500.000) = Peralatan (Rp.1.200.000) + Perlengkapan


(Rp.500.000) + Modal (Rp.9.300.000)

40.

Persamaan akuntansi untuk tanggal 15 adalah ...


a.

Kas (Rp.11.300.000) + Peralatan (Rp.1.200.000) = Perlengkapan


(Rp.500.000) + Kewajiban (Rp.300.000) + Modal (Rp.11.700.000)

b.

Kas (Rp.11.300.000) = Peralatan (Rp.1.200.000) + Perlengkapan


(Rp.500.000) + Kewajiban (Rp.300.000) + Modal (Rp.9.300.000)

c.

Kas (Rp.9.500.000) + Peralatan (Rp.1.200.000) = Perlengkapan


(Rp.500.000) + Kewajiban (Rp.300.000) + Modal (Rp.9.200.000)

d.

Kas (Rp.9.000.000) + Peralatan (Rp.1.200.000) + Perlengkapan


(Rp.500.000) = Kewajiban (Rp.300.000) + Modal (Rp.10.700.000)

e.

Kas (Rp.15.800.000) = Peralatan (Rp.1.200.000) + Perlengkapan


(Rp.500.000) + Kewajiban (Rp.300.000) + Modal (Rp.9.300.000)

Lampiran 2
RENCANA PELAJARAN (RP)
Sekolah
: SMA Swasta Masehi GBKP Berastagi
Kelas/Sem
: XI AK/ 1 (satu)
Pelajaran
: Akuntansi
Tema/Konsep
: Pengertian dan Proses Akuntansi
Alokasi Waktu: 2 X 45 menit

A.

Kompetensi Dasar
Mengetahui tentang pengertian dan proses Akuntansi yang meliputi

pencatatan, pengikhtisaran, pengelompokan, pengukuran dan penyajian.


B.

Indikator
Mendeskripsikan kegiatan proses Akuntansi yang meliputi pencatatan,

pengikhtisaran, pengelompokan, pengukuran dan penyajian berdasarkan hasil


perlakuan mengajar.
C.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1.

Siswa dapat menarik kesimpulan tentang pengertian Akuntansi.

2.

Siswa dapat menjelaskan proses Akuntansi yang meliputi


pencatatan, pengikhtisaran, pengelompokan, pengukuran dan penyajian.

D.

Kegiatan Pembelajaran
1.

Pendahuluan
a. Guru memotivasi dengan memberikan pertanyaan tentang pengetahuan
umum Akuntansi kepada siswa.
b. Guru menginformasikan tujuan dari pembelajaran.

2.

Kegiatan Inti
Guru memberikan perlakuan mengajar (pada Kelas eksperimen
dengan problem solving dan Kelas kontrol dengan metode konvensional)
tentang pengertian dan proses Akuntansi.

3.

Penutup
Guru mengakhiri pelajaran dengan meminta siswa memberikan
kesimpulannya masing-masing tentang hasil pembelajaran.

E.

Sumber Belajar
Esis, Bumi Aksara

F.

Penilaian
Hasil : Objektif Tes (Post test)

Medan, 18 Juli 2015


Guru Pelajaran Akuntansi,

Juliani br. Sembiring, SE.

RENCANA PELAJARAN (RP)


Sekolah
: SMA Swasta Masehi GBKP Berastagi
Kelas/Sem
: XI AK/ 1 (satu)
Pelajaran
: Akuntansi
Tema/Konsep
: Kualitas dan Kegunaan Informasi Akuntansi
Alokasi Waktu: 2 X 45 menit

A.

Kompetensi Dasar
Mengetahui tentang kualitas dan kegunaan informasi Akuntansi.

B.

Indikator
Memahami tentang kualitas Akuntansi dan kegunaan informasi Akuntansi

bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan.


C.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1.

Siswa dapat menarik kesimpulan tentang sifat-sifat


informasi Akuntansi yang memenuhi sayarat kualitas Akuntansi.

2.

Siswa dapat menjelaskan kegunaan informasi Akuntansi


terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.

D.

Kegiatan Pembelajaran
1.

Pendahuluan
a.

Guru

memotivasi

dengan

memberikan

pertanyaan

tentang

kegunaan umum Akuntansi kepada siswa.


b.

Guru menginformasikan tujuan dari pembelajaran.

2.

Kegiatan Inti
Guru memberikan perlakuan mengajar (pada Kelas eksperimen
dengan problem solving dan Kelas kontrol dengan metode konvensional)
tentang kualitas Akuntansi dan kegunaan informasi Akuntansi.

3.

Penutup
Guru mengakhiri pelajaran dengan meminta siswa memberikan
kesimpulannya masing-masing tentang hasil pembelajaran.

E.

Sumber Belajar
Esis, Bumi Aksara

F.

Penilaian
Hasil : Objektif Tes (Post test)

Medan, 18 Juli 2015


Guru Pelajaran Akuntansi,

Juliani br. Sembiring, SE.

RENCANA PELAJARAN (RP)


Sekolah
: SMA Swasta Masehi GBKP Berastagi
Kelas/Sem
: XI AK/ 1 (satu)
Pelajaran
: Akuntansi
Tema/Konsep
: Bidang Spesialisasi Akuntansi
Alokasi Waktu: 2 X 45 menit

A.

Kompetensi Dasar
Mengetahui tentang bidang spesialisasi Akuntansi.

B.

Indikator
Memahami tentang bidang spesialisasi Akuntansi, yang meliputi

Akuntansi biaya, Akuntansi pemeriksaan, Akuntansi keuangan, Akuntansi


manajemen, Akuntansi anggaran dan lain sebagainya.
C.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1.

Siswa dapat menjelaskan setiap bidang-bidang


Akuntansi.

2.

Siswa dapat membedakan pembahasan setiap


bidang-bidang Akuntansi.

D.

Kegiatan Pembelajaran
1.

Pendahuluan
a.

Guru memotivasi dengan memberikan


pertanyaan umum tentang bidang-bidang Akuntansi.

b.

Guru menginformasikan tujuan dari


pembelajaran.

2.

Kegiatan Inti
Guru memberikan perlakuan mengajar (pada Kelas eksperimen
dengan problem solving dan Kelas kontrol dengan metode konvensional)
tentang bidang-bidang Akuntansi.

3.

Penutup
Guru mengakhiri pelajaran dengan meminta siswa memberikan
kesimpulannya masing-masing tentang hasil pembelajaran.

E.

Sumber Belajar
Esis, Bumi Aksara

F.

Penilaian
Hasil : Objektif Tes (Post test)

Medan, 18 Juli 2015


Guru Pelajaran Akuntansi,

Juliani br. Sembiring, SE.

RENCANA PELAJARAN (RP)


Sekolah
Kelas/Sem
Pelajaran

: SMA Swasta Masehi GBKP Berastagi


: XI AK/ 1 (satu)
: Akuntansi

Tema/Konsep
: Profesi dan Etika Profesi Akuntansi
Alokasi Waktu: 2 X 45 menit
A.

Kompetensi Dasar
Mengetahui tentang profesi dan etika profesi Akuntansi.

B.

Indikator
Memahami tentang bidang profesi dan etika profesi Akuntansi yaitu kode

etik seorang Akuntan.


C.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1.

Siswa dapat menjelaskan bidang


profesi Akuntansi.

2.

Siswa dapat menjelaskan kode etik


seorang Akuntan.

D.

Kegiatan Pembelajaran
1.

Pendahuluan
a. Guru memotivasi dengan memberikan pertanyaan umum tentang
bidang profesi Akuntansi dan kode etik Akuntan.
b. Guru menginformasikan tujuan dari pembelajaran.

2.

Kegiatan Inti
Guru memberikan perlakuan mengajar (pada Kelas eksperimen
dengan problem solving dan Kelas kontrol dengan metode konvensional)
tentang bidang profesi Akuntansi dan kode etik Akuntan.

3.

Penutup
Guru mengakhiri pelajaran dengan meminta siswa memberikan
kesimpulannya masing-masing tentang hasil pembelajaran.

E.

Sumber Belajar
Esis, Bumi Aksara

F.

Penilaian
Hasil : Objektif Tes (Post test)

Medan, 18 Juli 2015


Guru Pelajaran Akuntansi,

Juliani br. Sembiring, SE.

RENCANA PELAJARAN (RP)


Sekolah

: SMA Swasta Masehi GBKP Berastagi

Kelas/Sem
: XI AK/ 1 (satu)
Pelajaran
: Akuntansi
Tema/Konsep
: Persamaan Dasar Akuntansi
Alokasi Waktu: 2 X 45 menit
A.

Kompetensi Dasar
Mengetahui tentang persamaan dasar Akuntansi.

B.

Indikator
Memahami tentang persamaan dasar Akuntansi yaitu Harta = Utang +

Modal.
C.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1.

Siswa

dapat

mencatat

transaksi perusahaan berdasarkan persamaan dasar Akuntansi.


2.

Siswa dapat menjelaskan


pencatatan dan perhitungan transaksi perusahaan berdasarkan persamaan
dasar Akuntansi.

D.

Kegiatan Pembelajaran
1.

Pendahuluan
a. Guru memotivasi dengan memberikan pertanyaan umum tentang
persamaan dasar Akuntansi.
b. Guru menginformasikan tujuan dari pembelajaran.

2.

Kegiatan Inti
Guru memberikan perlakuan mengajar (pada Kelas eksperimen
dengan problem solving dan Kelas kontrol dengan metode konvensional)
tentang persamaan dasar Akuntansi.

3.

Penutup
Guru mengakhiri pelajaran dengan meminta siswa memberikan
kesimpulannya masing-masing tentang hasil pembelajaran.

E.

Sumber Belajar

Esis, Bumi Aksara


F.

Penilaian
Hasil : Objektif Tes (Post test)

Medan, 18 Juli 2015


Guru Pelajaran Akuntansi,

Juliani br. Sembiring, SE.

Lampiran

Validitas Tes

Soal/Test
11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

16

14

13

13

11

14

15

13

16

13

10

12

17

14

13

12

13

16

16

12

16

14

13

13

11

14

15

13

16

13

10

12

17

14

13

12

13

16

16

12

256

196

169

169

121

196

225

169

256

169

100

144

289

196

169

49

144

169

256

256

144

527
0.56
4
0,44
4

496
0.48
5
0,44
4

459
0.57
1
0,44
4

464
0.61
6
0,44
4

405
0.52
3
0,44
4

476
0.30
1
0,44
4

539
0.46
7
0,44
4

458
0.56
3
0,44
4

511
0.56
6
0,44
4

401
0.39
5
0,44
4

376
0.48
7
0,44
4

437
0.58
9
0,44
4

548
0.55
6
0,44
4

478
0.53
1
0,44
4

454
0.52
7
0,44
4

302
0.51
9
0,44
4

433
0.55
4
0,44
4

459
0.57
1
0,44
4

504

420

0.45

0.44

0,44
4

520
0.49
7
0,44
4

TV

TV

TV

Lampiran
Tabel Ringkasan Perhitungan Taraf Kesukaran Tes
No.
Tingkat
Soal Kesukaran
1
2

0,64
0,72

No.
Tingkat
Soal Kesukaran
21
22

0,4
0,48

0,44
4

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

0,44
0,52
0,72
0,52
0,56
0,6
0,52
0,52
0,64
0,56
0,52
0,52
0,44
0,56
0,6
0,52
0,64
0,48

23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

0,68
0,56
0,52
0,28
0,48
0,52
0,64
0,64
0,44
0,36
0,72
0,6
0,68
0,56
0,4
0,6
0,48
0,64

Lampiran
Tabel Harga Kritik dari r Product Moment
N
(1)

3
4
5
6
7

Interval
95% (2)

Kepercayaan
99%
(3)

N
(1)

0,977
0,950
0,878
0,811
0,754

0,999
0,990
0,959
0,917
0,874

26
27
28
29
30

Interval
95% (2)

Kepercayaan
99%
(3)

N
(1)

0,388
0,381
0,374
0,367
0,361

0,496
0,487
0,478
0,470
0,463

51
60
65
70
75

Interval
95% (2)

Kepercayaan
99%
(3)

0,266
0,254
0,244
0,235
0,227

0,345
0,330
0,317
0,306
0,296

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

0,707
0,666
0,632
0,602
0,576
0,553
0,532
0,514
0,497
0,482
0,468
0,456
0,444
0,433
0,423
0,413
0,404
0,396

0,874
0,789
0,765
0,735
0,708
0,684
0,661
0,641
0,623
0,606
0,590
0,575
0,561
0,549
0,537
0,526
0,515
0,505

31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

0,355
0,349
0,344
0,339
0,334
0,329
0,325
0,320
0,316
0,312
0,308
0,304
0,301
0,297
0,294
0,291
0,288
0,284
0,281
0,297

0,456
0,449
0,442
0,436
0,430
0,424
0,418
0,413
0,408
0,403
0,396
0,393
0,389
0,384
0,380
0,276
0,372
0,368
0,364
0,361

80
85
90
95
100
125
150
175
200
300
400
500
600
700
800
900
1000

0,220
0,213
0,207
0,202
0,195
0,176
0,159
0,148
0,138
0,113
0,098
0,088
0,080
0,074
0,070
0,065
0,062

0,286
0,278
0,270
0,263
0,256
0,230
0,210
0,194
0,181
0,148
0,128
0,115
0,105
0,097
0,091
0,086
0,081

N=jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r.

Lampiran
Harga Kritik Chi Kuadrat
1
2
3
4
5

99%
6,63
9,21
11,3
13,3
15,1

95%
3,84
5,99
7,81
9,49
11,1

90%
2,71
4,61
8,25
7,78
9,24

Interval Kepercayaan
75%
50%
25%
1,32
0,455
0,102
2,77
1,39
0,575
4,11
2,37
1,21
5,39
3,36
1,92
6,63
4,35
2,67

6
7

16,8
18,5

12,6
14,1

10,6
12,0

7,84
9,04

db

5,35
6,35

3,45
4,25

10%
0,0158
0,211
0,584
1,06
1,61

5%
0,0039
0,103
0,352
0,711
1,15

1%
0,0002
0,0201
0,115
0,297
0,554

2,20
2,83

1,64
2,17

0,872
1,24

8
9
10

20,1
21,7
23,2

15,5
16,9
18,3

13,4
14,7
16,0

10,2
11,4
12,5

7,34
8,34
9,34

5,07
5,90
6,74

3,49
4,17
4,87

2,73
3,22
3,94

1,65
2,09
2,56

11
12
13
14
15

24,7
26,2
27,7
29,1
30,6

19,7
21,0
22,4
23,7
25,0

17,3
18,5
19,8
21,1
22,3

13,7
14,8
16,0
17,1
18,2

10,3
11,3
12,3
13,3
14,3

7,58
8,44
9,30
10,2
11,0

5,58
6,30
7,04
7,79
8,55

4,57
5,23
5,89
6,57
7,26

3,05
3,57
4,11
4,66
5,23

16
17
18
19
20

32,0
33,4
34,8
36,2
37,6

26,3
27,6
28,9
30,1
31,4

23,5
24,8
26,0
27,2
28,4

19,4
20,5
21,7
22,7
23,8

15,3
16,3
17,3
18,3
19,3

11,9
12,8
13,7
14,6
15,5

9,31
10,1
10,9
11,7
12,4

7,98
8,67
9,36
10,1
10,9

5,81
6,41
7,01
7,63
8,26

21
22
23
24
25

38,9
40,3
41,6
43,0
44,3

32,7
33,9
35,2
35,4
37,7

29,6
30,8
32,0
33,2
34,4

24,9
26,0
27,1
28,2
29,3

20,3
21,3
22,3
23,3
24,3

16,3
17,2
18,1
19,0
19,9

13,2
14,0
14,8
15,7
16,5

11,6
12,3
13,1
13,8
14,6

8,90
8,54
10,2
10,9
11,5

26
27
28
29
30

45,6
47,0
48,3
49,6
50,9

38,9
40,1
41,3
42,6
43,8

35,6
36,7
37,9
39,1
40,3

30,4
31,5
32,6
33,7
34,8

25,3
26,3
27,9
28,3
29,3

20,8
21,7
22,7
23,6
24,5

17,3
18,1
18,9
19,8
20,6

15,4
16,2
16,9
17,7
18,5

12,2
12,9
13,6
14,3
15,0

40

53,7

55,8

51,8

45,6

39,9

33,7

29,1

26,5

22,2

50

88,4

67,5

63,2

56,3

49,3

42,9

37,7

34,2

29,7

60

88,4

79,1

74,4

67,0

59,3

52,3

46,5

43,2

37,5

70

100,4

90,5

85,5

77,6

69,3

61,7

55,3

51,7

45,5

80

112,3

101,9

96,6

88,1

79,3

71,1

64,3

60,4

53,5

90

124,1

113,1

107,6

98,6

89,3

80,6

73,3

69,1

61,8

100

135,8
1%

124,3

118,5

109,4

99,3

82,4

77,9

5%

10%

90,1
25%
50%
75%
Taraf Signifikansi

90%

95%

70,1
100%

db

Lampiran
Nilai Persentil
Untuk Distribusi F
=0,05
V2=dk
penye
but

10

11

12

14

16

24

4,26

3,40

3,01

2,78

2,62

2,51

2,43

2,36

2,30

2,26

2,22

2,18

2,13

2,09

25

4,24

3,38

2,99

2,76

2,60

2,49

2,41

2,34

2,28

2,24

2,20

2,16

2,11

2,06

V1=dk pembilang

26

4,22

3,37

2,89

2,74

2,59

2,47

2,39

2,32

2,27

2,22

2,18

2,15

2,10

2,05

27

4,21

3,35

2,96

2,73

2,57

2,46

2,37

2,30

2,25

2,20

2,16

2,13

2,08

2,03

28

4,20

3,34

2,95

2,71

2,56

2,44

2,36

2,29

2,24

2,19

2,15

2,12

2,06

2,02

29

4,18

3,33

2,93

2,70

2,54

2,43

2,35

2,28

2,22

2,18

2,14

2,10

2,05

2,00

30

4,17

3,32

2,92

2,69

2,53

2,42

2,34

2,27

2,21

2,16

2,12

2,09

2,04

1,99

32

4,15

3,30

2,90

2,67

2,51

2,40

2,32

2,25

2,19

2,14

2,10

2,07

2,02

1,97

34

4,13

3,28

2,88

2,65

2,49

2,38

2,30

2,23

2,17

2,12

2,08

2,05

2,00

1,95

36

4,11

3,26

2,80

2,63

2,48

2,36

2,28

2,21

2,15

2,10

2,06

2,03

1,89

1,93

38

4,10

3,25

2,85

2,62

2,46

2,35

2,26

2,19

2,14

2,09

2,05

2,02

1,96

1,92

40

4,08

3,23

2,84

2,61

2,45

2,34

2,25

2,18

2,12

2,07

2,04

2,00

1,95

1,90

42

4,07

3,22

2,83

2,59

2,44

2,32

2,24

2,17

2,11

2,06

2,02

1,99

1,94

1,89

44

4,06

3,21

2,82

2,58

2,43

2,31

2,23

2,16

2,10

2,05

2,01

1,98

1,92

1,88

46

4,05

3,20

2,81

2,57

2,42

2,30

2,22

2,14

2,09

2,04

2,00

1,97

1,91

1,87

48

4,04

3,19

2,80

2,56

2,41

2,30

2,21

2,14

2,08

2,03

1,99

1,96

1,90

1,86

Ho

Lampiran
Nilai persentil untuk Distribusi t
NU= db
(Bilangan dalam Badan Daftar menyatakan tp)
NU t0,995
t0,99
t0,975
t0,95
t0,925 t0,90
1
63,66 31,82 12,71 6,31 3,08 1,376
2
9,92 6,96 4,30 2,92 1,89 1,061
3
5,84 4,54 3,18 2,35 1,64 0,978
4
4,60 3,75 2,78 2,13 1,53 0,941

t0,75
1,000
0,816
0,765
0,741

to,70
0,727
0,617
0,584
0,569

t0,60
0,325
0,289
0,277
0,271

t0,55
0,158
0,142
0,137
0,134

5
6
7
8
9

4,03
3,71
3.50
3,36
3,25

3,36
3,14
3,00
2,00
2,82

2,56
2,45
2,36
2,31
2,26

2,02
1,94
1,90
1,86
1,83

1,48
1,44
1,42
1,40
1,38

0,920
0,906
0,896
0,889
0,883

0,727
0,718
0,711
0,700
0,703

0,559
0,583
0,549
0,546
0,543

0,267
0,265
0,263
0,262
0,261

0,132
0,131
0,130
0,130
0,129

10
11
12
13
14

3,17
3,11
3,06
3,01
2,98

2,76
2,72
2,68
2,65
2,62

2,23
2,20
2,18
2,16
2,14

1,81
1,80
1,78
1,77
1,76

1,37
1,36
1,36
1,35
1,34

0,879
0,876
0,873
0,870
0,868

0,700
0,697
0,695
0,694
0,692

0,542
0,540
0,539
0,538
0,537

0,280
0,200
0,259
0,259
0,258

0,129
0,129
0,128
0,128
0,128

15
16
17
18
19

2,95
2,92
2,90
2,88
2,86

2,60
2,58
2,57
2,55
2,54

2,13
2,12
2,11
2,10
2,09

1,75
1,75
1,74
1,73
1,73

1,34
1,34
1,33
1,33
1,33

0,866
0,865
0,863
0,862
0,861

0,691
0,690
0,689
0,698
0,638

0,536
0,535
0,534
0,534
0,533

0,258
0,258
0,257
0,257
0,257

0,128
0,128
0,128
0,127
0,127

20
21
22
23
24

2,84
2,83
2,82
2,81
2,80

2,53
2,52
2,51
2,50
2,49

2,09
2,08
2,07
2,07
2,08

1,72
1,72
1,72
1,71
1,71

1,32
1,32
1,32
1,32
1,32

0,860
0,859
0,858
0,858
0,857

0,687
0,686
0,686
0,685
0,685

0,533
0,532
0,532
0,532
0,531

0,257
0,257
0,256
0,256
0,256

0,127
0,127
0,127
0,127
0,127

25
26
27
28
29
30
40

2,79
2,78
2,77
2,76
2,76
2,75
2,70

2,48
2,48
2,47
2,47
2,46
2,46
2,42

2,06
2,06
2,05
2,05
2,04
2,04
2,02

1,71
1,71
1,70
1,70
1,70
1,70
1,68

1,32
1,32
1,31
1,31
1,31
1,31
1,30

0,856
0,856
0,856
0,855
0,854
0,854
0,851

0,684
0,684
0,684
0,855
0,854
0,854
0,851

0,531
0,531
0,531
0,530
0,530
0,530
0,529

0,256
0,256
0,256
0,256
0,256
0,256
0,255

0,127
0,127
0,127
0,127
0,127
0,127
0,126

60
120

2,66
2,62

2,39
2,36

2,00
1,98

1,67
1,66

1,30
1,29

0,848 0,848 0,527 0,254 0,126


0,845 0,845 0,526 0,254 0,126

00

2,58

2,33

1,06

1,645 1,28

0,842 0,842 0,524 0,253 0,126

Anda mungkin juga menyukai