Anda di halaman 1dari 4

Anatomi Komparatif Sistema Digestivus antara Musang dan Rubah

Aulia Rahadian
145130107111004
Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono no. 169, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
Email : auliarahadian@gmail.com
Abstrak
Karya ilmiah ini dibuat oleh penulis dengan latar belakang pentingnya pengetahuan
mengenai bidang ilmu anatomi veteriner yakni sebuah ilmu yang mempelajari tentang struktur
makhluk hidup. Anatomi veteriner yang akan dikaji pada karya ilmiah ini adalah mengenai
anatomi perbandingan antara rubah dan musang yang berkaitan dengan sistema digestivus. Topik
ini penting untuk dibahas karena kita ketahui bersama bahwa kedua hewan ini merupakan hewan
karivora. Namun, untuk musang dewasa ini telah dikelompokkan menjadi hewan omnovora atau
hewan pemakan segala karena hewan ini dapat memakan selain daging. Oleh sebab itu, pada
karya ilmiah yang saya buat akan dibahas mengenai perbandingan sistema digestivus antara
rubah dengan musang.
Kata kunci : anatomi komparatif, sistema digestivus, musang, rubah

Genus
Spesies

: Paradoxurus
: Paradoxurus
hermaphroditus

Anatomi Struktur Tulang Musang

Taksonomi Musang
Kingdom
Filum
Subfilum
Kelas
Ordo
Subordo
Superfamily
Family
Subfamily

: Animalia
: Chordata
: Vertebrata
: Mamalia
: Carnivora
: Carnivormia
: Arctoidea
: Vivveridae
: Paradoxurinae

Pada dasarnya struktur anatomi secara


aspek osteology musang adalah sama
dengan hewan karnivora lain. Pada bagian
craniumnya juga terlihat kokoh untuk
mengoyak mangsa dengan dentes caninusya

dan musculus masseter yang menempel pada


ossa cranio fascialisnya. Selain itu juga pada
bagian axial dan appendicularnya juga sama
strukturnya dengan hewan karnivora lain
(Evans, 2011)
Anatomi Sistema Digestivus Musang

Sistema digestivus pada musang


dimulai dari cavum oris yang berada pada
anterior tubuh. Didalam cavum oris terjadi
pencernaan makanan secara mekanis dan
kimiawi. Dentes caninus pada karnivora
berkembang karena berfungsi untuk
mengoyak daging dan mencabik-cabiknya
sehingga menjadi lebih kecil dan mudah
dicerna. Formula dentes maxilla pada
karnivora yakni (I4 C1 P3 M0)x2 dan dentes
mandibula yakni (I3 CI P3 M0)x2 dengan
keterangan I merupakan dentes Incisivus, C
merupakan dentes Caninus, M merupakan
dentes Molar dan P merupakan dentes
Premolar. Pada lidah tersusun atas beberapa
bagian yakni apex lingua pada anterior,
radix lingua pada posterior, papilla di
permukaan lingua dan frenulum lingualis

sebagai pengganung organ. Fungsi dari lidah


yakni sebagai organ sensoris.
Faring merupakan tempat percabangan
antara sistema digestuvus dan respiratorius.
Faring merupakan muskulus berbentuk
tubular dengan lapisan membrane. Faring
terletak diantara cavum oris dan esophagus.
Esophagus merupakan saluran yang
berbentuk tubular yang tersusun oleh masa
otot. Fungsi dari esophagus yakni untuk
menggumpalkan makanan yang disebut
bolus. Gerakan untuk merubah makanan
menjadi bolus oleh massa otot disebut gerak
peristaltic.
Musang
merupakan
hewan
monogastrik, jadi hanya memiliki satu gaster
yang berfungsi secara mekanis dan kimiawi.
Setelah melalui esophagus, bolus akan
menuju gaster untuk dicerna oleh muskulus
pada gaster dan enzim pencernaan dan HCl.
Gaster dibagi menjadi tiga bagian yakni
fundus, pylorus dan cardia. Pada gaster
musang tidak memili spichter seperti pada
tikus sehingga ia dapat memutahkan
makanan kembali.
Kemudian setelah melalui gaster akan
melalui intestine. Intestine yang pertama
dilalui yakni duodenum. Duodenum
berbentuk Loop U yang pada bagian tengah
terdapat
pancreas
berwarna
kuning.
Kemudian menuju ke jejunum. Pada
jejunum terdapat penggantung yang disebut
mesenterium jejunalis. Pada mesenterium
jejunalis
terdapat
arteri
yang
memvaskularisasi jejunum yakni arteri
mesenterium. Selanjutnya ke ileum. Ileum
merupakan saluran buntu yang berfungsi
untuk menyerap nutrisi dan membantu
penyerapan air. Colon pada musang lebih
tebal karena membantu proses penyerapan
air yang berasal dari daging yang

mengandung banyak serat. Selanjutnya sisa


makanan akan menuju rectum kemudian ke
anus untuk mengalami defekasi atau
pembuangan feses.

Taksonomi Rubah
Kingdom
Filum
Subfilum
Kelas
Ordo
Family
Genus
Species

: Animalia
: Chordata
: Vertebrata
: Mamalia
: Carnivora
:Canidae
:Vulpes
: Vulpes vulpes

Anatomi Sistema Digestivus Rubah

Sistem pencernaan rubah kurang lebih


sama dengan sistem pencernaan musang
karena pada dasarnya kedua hewan ini
adalah
merupakan
hewan
karnivora
sehingga mempunyai anatomi makros yang

sama. Pencernaan dimulai dari makanan


memasuki rongga mulut atau cavum oris.
Disana terjadi pencernaan mekanik yang
dibantu oleh dentes dan lingua, serta
pencernaan kimiawi yang dibantu oleh
enzim pthyalin. Setelah itu makanan akan
berubah menjadi chime kemudian menuju
esophagus. Esophagus merupakan sebuah
saluran yang menghubungkan antara cavum
oris dengan gaster. Di esophagus cyme akan
mengalami
gerakan
meremas-remas
disepanjang saluran yang disebut gerak
peristaltic. Akibat gerak peristaltic tersebut
cyme akan berubah menjadi bolus.
Rubah
merupakan
hewan
monogastrik, jadi hanya memiliki satu gaster
yang berfungsi secara mekanis dan kimiawi.
Setelah melalui esophagus, bolus akan
menuju gaster untuk dicerna oleh muskulus
pada gaster dan enzim pencernaan dan HCl.
Gaster dibagi menjadi tiga bagian yakni
fundus, pylorus dan cardia. Pada gaster
musang tidak memili spichter seperti pada
tikus sehingga ia dapat memutahkan
makanan kembali.
Kemudian setelah melalui gaster akan
melalui intestine. Intestine yang pertama
dilalui yakni duodenum. Duodenum
berbentuk Loop U yang pada bagian tengah
terdapat
pancreas
berwarna
kuning.
Kemudian menuju ke jejunum. Pada
jejunum terdapat penggantung yang disebut
mesenterium jejunalis. Pada mesenterium
jejunalis
terdapat
arteri
yang
memvaskularisasi jejunum yakni arteri
mesenterium. Selanjutnya ke ileum. Ileum
merupakan saluran buntu yang berfungsi
untuk menyerap nutrisi dan membantu
penyerapan air. Colon pada musang lebih
tebal karena membantu proses penyerapan
air yang berasal dari daging yang

mengandung banyak serat. Selanjutnya sisa


makanan akan menuju rectum kemudian ke
anus untuk mengalami defekasi atau
pembuangan feses.
Perbandingan Sistem Digestif antara
Musang dengan Rubah
Secara anatomis sistem pencernaan
musang dan rubah serta hewan karnivora
lain hampir tidak ada bedanya, namun pada
musang lambungnya lebih panjang daripada
hewan karnivora lain sehingga terlihat
seperti huruf J. alasan mengapa musang
menjadi hewan omnivore yaitu karena
musang terkena efek dari domestikasi
hewan. Karena dewasa ini musang banyak
dijadikan sebagai hewan peliharaan dan
sebagai hewan produksi misalnya produksi
kopi luwak sehingga terjadinya pergeseran
makanan dari hewan pemakan daging
menjadi hewan pemakan segala.

Daftar Pustaka
Evans HE, An NQ. 2011.Anatomy of the
ferret. In: Fox JG, ed. Biology and
diseases of the ferret, 2nd edn.
Baltimore: Williams & Wilkins;
1998:1970.
Ewer, R.F. 1973. The Carnivores. Cornell
University Press. America
Lewington, John H. 2007. Ferret
Husbandry, Medicine and Surgical.
Elsevier and Saunders. Philadelphia
Malley, O. 2005. Clinical Anatomy and
Physiology of Exotic Species. Elsevier
and Saunders. Philadelphia
Owen, Richard. 2011. On The Anatomy of
Vertebrates. Cambridge University
Press.
Stevens, Edward. 1995. Comparative
Physiology of Vertebrates Digestive
System. Cambridge University Press.
United Kingdom

Anda mungkin juga menyukai