Subsistem Pendidikan Pada Rumah Singgah Oleh Gerakan Remaja Kujang
Subsistem Pendidikan Pada Rumah Singgah Oleh Gerakan Remaja Kujang
Disusun Oleh :
Yulyani
DAFTAR ISI
Daftar Isi....................................................................................................i
BAB I........................................................................................................1
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Latar Belakang....................................................................................1
Identifikasi Masalah............................................................................6
Rumusan Masalah................................................................................7
Tujuan Penelitian.................................................................................7
Manfaat Penelitian...............................................................................8
Tinjauan Pustaka.................................................................................9
Sistematika Penulisan.........................................................................10
BAB II......................................................................................................12
A. Rumah Singgah...................................................................................12
B. Pembinaan Pendidikan Pada Anak Jalanan........................................17
C. Anak Jalanan.......................................................................................20
D. Peran Rumah Singgah dalam Pembinaan Pendidikan pada Anak
Jalanan................................................................................................27
BAB III....................................................................................................28
A. Sejarah Berdirinya Rumah Singgah Remaja Kujang Bogor..............28
BAB IV....................................................................................................30
BAB V.....................................................................................................33
A. Kesimpulan.........................................................................................33
B. Saran...................................................................................................34
Daftar Pustaka..........................................................................................35
Lampiran...................................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
kekejaman,
kekerasan
dan
pandangan-pandangan
buruk
Pendidikan
karakter
anak
jalanan
melalui
program
Remaja sudah berjalan cukup lama, akan tetapi masih terdapat beberapa
permasalahan pada saat pelaksanaan dilapangan. Adapun beberapa
permasalahan yang muncul pada saat pelaksanaan yaitu terkait dengan
anak jalanan sendiri sebagai peserta didik yang terkadang masih labil,
selain itu dari faktor pendidik yang terkadang kurang disiplin waktu pada
saat pelaksanaannya.Kedua permasalahan tersebut dapat mengakibatkan
proses pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melalui program
pendidikan tersebut menjadi kurang efektif.
Keberhasilan suatu Rumah Singgah dapat dilihat dari keberhasilan
program-program yang dilaksanakan. Untuk itu dalam penelitian ini,
penulis ingin mengetahui pelayanan suatu Rumah Singgah dalam
melaksanakan programnya terhadap pendidikan karakter individu anak
jalanan. Maka untuk mengetahui sejauh mana pelayanan program di
Rumah Singgah oleh Gerakan Remaja Kujang ini dalam menangani anak
jalanan ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Subsitem Pendidikan Pada Rumah Singgah oleh Gerakan Remaja Kujang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Jumlah anak jalanan yang hidup di jalanan di Kota Bogor semakin
meningkat.
2. Rendahnya tingkat pendidikan anak-anak jalanan yang turun ke
jalan.
3. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan
jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan
hilangnya kasih sayang.
4. Keadaan kota mengundang maraknya anak jalan.
C. Rumusan Masalah
Permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan karakter anak
jalanan melalui program pendidikan Rumah Singgah Gerakan Remaja
Kujang adalah:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan
melalui program pendidikan Rumah Singgah Gerakan Remaja
Kujang?
2. Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan karakter
anak jalanan melalui program pendidikan Rumah Singgah Gerakan
Remaja Kujang?
3. Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan
karakter anak jalanan melalui program pendidikan Rumah Singgah
Gerakan Remaja Kujang?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan dan uraian di atas, maka peneliti
menetapkan beberapa tujuan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan subsistem pendidikan pada rumah singgah
khususnya anak jalanan melalui pendidikan karakter di Rumah
Singgah Gerakan Remaja Kujang.
2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam
pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan
karakter rumah singgah .
3. Dapat mengaplikasikan pendidikan karakter anak jalanan dalam
kehidupan sehari-hari.
E. Manfaat Penelitian
Beberapa kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
a. Membantu peneliti untuk mengetahui dan memahami pendidikan
karakter anak jalanan melalui program pendidikan karakter di
Rumah Singgah Gerakan Remaja Kujang.
b. Memperoleh pengalaman nyata dan mengetahui secara langsung
situasi dan kondisi yang nantinya akan menjadi bidang
garapannya.
c. Mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat di bangku perkuliahan.
2. Bagi Rumah Singgah Gerakan Remaja Kujang
a. Sebagai referensi untuk menambah wawasan dalam upaya
peningkatan keefektifan pendidikan anak jalanan melalui program
pendidikan.
b. Memberikan masukan terkait dengan pelaksanaan pendidikan
anak jalanan.
c. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam pelaksanaan
pendidikan karakter anak jalanan.
3. Bagi Praktisi Pendidikan dan Akademisi
a. Dapat dijadikan bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut
mengenai pendidikan karakter anak jalanan.
b. Memberikan kontribusi untuk pengembangan ilmu pendidikan
luar sekolah khususnya pendidikan karakter bagi anak jalanan
melalui program pendidikan Gerakan Remaja Kujang.
c. Wawasan pengetahuan mengenai pendidikan karakter anak
jalanan melalui program pendidikan Gerakan Remaja Kujang.
F. Tinjauan Kepustakaan
Berangkat dari pokok permasalahan di atas, maka kajian ini akan
memusatkan penelitian tentang PERAN RUMAH SINGGAH DALAM
PEMBINAAN PENDIDIKAN PADA ANAK JALANAN (Studi Analisis
di Rumah Singgah Gerakan Remaja Kujang)
Penelitian anak jalanan yang di lakukan oleh Nurul Farida pada
tahun 2000 dalam skripsinya yang berjudul: Gerakan Dakwah terhadap
Kaum Marginal (Studi Kasus Anak Jalanan di Kota Semarang). Pada
skripsi tersebut di jelaskan tentang dakwah yang efektif dalam menangani
anak jalanan di kota Semarang, bahwa dalam menangani anak jalanan
diperlukan adanya pendampingan yang intensif melalui dua model, yaitu
model rumah singgah dan model pesantren. Adapun perbedaan dengan
penelitian yang peneliti lakukan adalah terletak pada tema penelitian dan
area dan jenis penelitian. Pada skripsi tersebut memberikan penjelasan
berupa gerakan dakwah pada kaum marginal (anak jalanan) yaitu tentang
efektifitas dakwah pada kaum marginal, sedangkan pada penelitian yang
saya lakukan memberikan penjelasan tentang bagaimana peran Rumah
Singgah dalam pembinaan agama Islam pada anak jalanan. Dan penelitian
yang pernah di lakukan tersebut merupakan studi kasus dengan wilyah
yang lebih luas yaitu Kota Semarang. Sedangkan penelitian yang penulis
lakukan merupakan studi analisis yang berada pada suatu lembaga yaitu
Rumah Singgah Gerakan Remaja Kujang Bogor.
Untuk menindaklanjuti penelitian sebelumnya maka dalam
makalah ini, penulis ingin mengadakan penelitian lebih lanjut tentang
Peran Rumah Singgah dalam Pembinaan Pendidikan pada Anak Jalanan
(Studi Analaisis di Rumah Singgah Remaja Kujang Bogor).
10
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika ini terdiri dari tiga bagian besar yang
merupakan rangkaian beberapa bab yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagian muka terdiri dari: halaman judul, dan halaman daftar isi.
2. Bagian isi atau batang tubuh terdiri dari:
a. BAB I : PENDAHULUAN
Dalam Bab ini terdiri dari: Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Serta
Sistematika Penulisan.
b. BAB
II
RUMAH
SINGGAH
DAN
PEMBINAAN
11
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini terdiri dari Kesimpulan, Saran dan Penutup
3. Bagian akhir terdiri dari: Daftar Pustaka, Lampiran-Lampiran
BAB II
RUMAH SINGGAH DAN PEMBINAAN PENDIDIKAN
ANAK JALANAN
A. Rumah Singgah
1. Pengertian Rumah Singgah
Dalam pengertian Rumah Singgah secara terminologi rumah berarti
bangunan untuk tempat tinggal, sedangkan singgah adalah mampir atau
berhenti sebentar di suatu tempat ketika dalam perjalanan. Dari pengertian
diatas rumah singgah bisa diartikan sebagai bangunan atau tempat tinggal
yang di tempati dalam waktu yang tidak lama. Sedangkan secara etimologi,
Rumah Singgah adalah suatu wahana yang di persiapkan sebagai perantara
antara anak jalanan dengan pihak-pihak yang membantu mereka.Sedangkan
menurut M. Hakim Junaidi, Rumah Singgah merupakan suatu shelter yang
berfungsi sebagai tempat tinggal, pusat kegiatan dan pusat informasi bagi
anak jalanan. Dari pengertian diatas Rumah Singgah merupakan proses
informal yang memberikan suasana resosialisasi kepada anak jalanan
terhadap sistem nilai dan norma yang berlaku di masyarakat setempat.
Rumah Singgah merupakan tahap awal bagi seorang anak untuk
memperoleh pelayanan selanjutnya, oleh karenanya penting menciptakan
Rumah Singgah sebagai tempat yang aman, nyaman, menarik, dan
menyenangkan bagi anak jalanan sehingga anak akan selalu di Rumah
Singgah.
12
13
kegiatan
Tempat untuk mengkaji kebutuhan dan masalah anak serta
kekerasan/penyalahgunaan
seks,
jalanan seperti data dan informasi tentang anak jalanan, bursa kerja,
-
14
masalah-masalahnya
dan
menemukan
alternatif
untuk
rumah
jika
berbagai
kebutuhan
alternatif
anak
dan
pelayanan
untuk
menyiapkan
masa
15
lemabaga.
Pusat kegiatan,
Rumah
Singgah
merupakan
tempat
tua.
Hubungan
ini
membuat
anak
merasa
sehingga
memudahkan
penanganan
masalahnya.
Bermain dan belajar, di Rumah Singgah anak dibebaskan
untuk bermain, tidur, bercanda, bercengkrama, mandi,
belajar kebersihan diri, dsb. Perilaku yang negatif seperti
perjudian, merokok, minuman keras dan sejenisnya harus
dilarang. Dengan cara ini diharapkan anak-anak betah dan
16
situasi-situasi
seperti
tertera
diatas.
bagus
dibandingkan
dengan
mereka
yang
17
sosial
dengan
anak
memahami
masalah,
Pendidikan
umumnya
dibagi
menjadi
tahap
seperti
18
yang
selarasdengan
alamnya
(kodratnya)
dan
masyarakatnya.
b. Johan Amos Comenius (Austria, 15921670, tokoh aliran
realism pendidikan)
Tujuan pendidikan
adalah
membentuk
manusia
yang
mempunyai pengetahuan
kesusilaan dan kasalehan sebagai persiapan untuk
kehidupan diakherat.
c. John Locke (Inggris, 16321704, tokoh aliran Empirisme dalam
pendidikan)
Tujuan pendidikan adalah membentuk Gentlemen.
d. J.J. Rousseau (Perancis, 17121778, tokoh aliran Naturalisme)
Tujuan pendidikan adalah mempertahankan kebaikan yang ada
pada manusiamembentuk anak menjadi anggota masyarakat yang
natural.
19
20
C. Anak Jalanan
1. Definisi Anak Jalanan
Sedangkan definisi anak jalanan ada beberapa pengertian
-
Jadi anak jalanan adalah anak yang dibawah umur 18 tahun yang
menghabiskan waktunya mencari nafkah di jalanan atau tempattempat umum lainnya guna mempertahankan hidupnya. Dalam
istilah anak jalanan ini bukan asing lagi mengingat istilah ini sering
digunakan. Ada berbagai istilah yang digunakan untuk menyebut
anak jalanan seperti, tekyan (setitik tur lumayan), kere, gelandangan,
anak mandiri dan sebagainya. Sedangkan untuk anak jalanan
perempuan dikenal istilah ciblek (cilik-cilik betah melek atau cilikcilik iso di gemblek) dan rendan (kere dandan) . Sejauh ini masih
terlihat adanya perbedaan pemahaman atas istilah anak jalanan
dikalangan pemerintah, Organisasi Non-Pemerintah (Ornop) dan
masyarakat umum. Perbedaan ini menyangkut batasan umur,
hubungan anak dengan keluarga, dan kegiatan yang dilakukan
dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan yang ada, yang
dimaksudkan dengan anak jalanan disini adalah :
a. Anak jalanan yang berusia antara 6 18 tahun
b. Berjenis kelamin lelaki dan perempuan
c. Tinggal maupun tidak tinggal dengan orang tuanya
d. Masih bersekolah maupun sudah putus sekolah
e. Mempunyai pekerjaan secara kontinyu maupun sambilan di jalan
21
Adapun ciri fisik dan psikis anak jalanan adalah sebagai berikut :
Ciri fisik:
a.
b.
c.
Rambut kusam
d.
Ciri psikis:
a.
Mobilitas tinggi
b.
c.
Penuh curiga
d.
Sangat sensitif
e.
Kreatif
Berwatak keras
h.
i. Mandiri.
22
23
Permasalahan
o Korban eksploitasi pekerjaan dan seks
o Rawan kecelakaan lalu lintas
o Di tangkap petugas
o Konflik dengan anak lain
o Terlibat tindakan kriminial
o Ditolak masyarakat lingkungannya
yang
jelas
dari
keberfungsian
sosial
adalah:
24
karena ada beberapa situasi, relasi dan peranan anak yang tidak dapat
dilakukan olehnya. Ada beberapa hak anak yang tidak terpenuhi, yaitu
pelayanan kesulitan, kehidupan standar seperti pemenuhan kebutuhan
makanan, air bersih, tempat untuk hidup, pendidikan, bermain dan waktu
luang, mempelajari norma-norma perlindungan dari eksploitasi seks,
perlindungan dari narkoba, perlindungan hukum memperoleh informasi
dan bimbingan untuk memainkan peranan pada masyarakat. sesuai tingkat
usia. Dan mendorong anak jalanan untuk kembali tinggal bersama orang
tua atau keluarganya, mengurangi kegiatan anak di jalan, membangun
kesadaran anak atas hak-hak mereka, membangun kesadaran anak
mengenai kesehatan reproduksi, pelayanan kesehatan, penyedian open
hause atau shelter.
Jalanan adalah tempat terakhir manakala keluarga dan masyarakat
tidak menghendaki seorang anak. Mereka hidup di jalanan di bawah
ancaman berbagai macam resiko. Anak membentuk dan mengembangkan
sikap yang berisi nilai-nilai hidup dijalanan. Seperti sikap curiga pada
orang yang baru dikenal. Menggunakan istilah bahasa sendiri dan
mengembangkan kreatifitas yang lahir dari mekanisme hidup dijalanan.
Pada umumnya nilai-nilai yang dikembangkan berbeda dengan
nilai-nilai yang dapat diterima oleh masyarakat. Terdapat kecendrungan
jalanan menjadi lembaga pengganti dan mengundang anak bermasalah
lainnya dalam keluarga untuk pindah dan tinggal dijalanan, tekanan
dijalanan dirasakan lebih ringan jika dibandingkan tekanan dirumah,
karena jalanan lebih memberikan kebebasan pada anak. Keadaan semacam
ini mendorong anak lebih berani meninggalkan orang tua dan memilih
hidup sdi jalanan. Peluang pekerjaan disektor informal yang semakin
meningkat melibatkan partisipasi anak. Oleh karena itu anak lebih merasa
nyaman di jalanan dan enggan pulang kembali ke rumah.
Pelanggaran-pelanggaran tentang hak anak akan berbahaya bagi
proses tumbuh kembang anak karena di jalan anak menghadapi berbagai
ancaman, seperti menjadi korban atau ekploitasi jelas, korban kejahatan
25
dan sebagainya, usia anak jalanan yang berkisar antara 6 sampai dengan
18 tahun dianggap rawan karena belum mampu berdiri sendiri, emosinya
labil, mudah terpengaruh dan belum mempunyai bekal pengetahuan dan
ketrampilan yang cukup untuk hidup di jalanan. Hal ini berarti anak masih
membutuhkan pendampingan dari berbagai pihak lain. Di jalanan memang
ada anak yang di bawah 5 tahun tapi mereka biasanya di bawa orang tua
atau di sewakan untuk mengemis hingga pada waktu 6 tahun biasanya
dilepas atau mengikuti temannya yang lebih tua.
Komparasi akibat prestasi menjauhkan anak dari masyarakat
umum, maka sangat mungkin tercipta kelompok baru oleh masyarakat
kota dan dengan sendirinya menambah permasalahan anak yang ada di
kota. Namun disisi lain anak, anak akan tumbuh menjadi lost generation
bisa jadi tak hanya menjadi beban masyarakat tetapi juga menimbulkan
dampak sosial yang besar karena mereka memasuki daerah hitam seperti
kriminalitas dan prostitusi. Dan dalam masyarakat mereka tidak lagi
menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang ada. Karena masa remaja adalah
masa dimana remaja mulai ragu-ragu terhadap kaidah-kaidah akhlak dan
ketentuan agama. Apabila tidak cepat diatasi, maka mereka akan tumbuh
dan berkembang sebagai calon-calon pelaku kriminal dan sampah
masyarakat.
Berdasarkan kondisi dan individu anak jalanan maka di perlukan
penanganan pada tingkat mikro (faktor yang berhubungan dengan anak
dan keluarga) misalnya melalui pembinaan agama pada anak jalanan, dan
makro (faktor yang berhubungan dengan struktur yang ada di masyarakat)
guna memperbaiki kesejahteraan anak, keluarga dan masyarakat.
26
27
BAB III
RUMAH SINGGAH GERAKAN REMAJA KUJANG BOGOR
DALAM MEMBINA PENDIDIKAN PADA ANAK JALANAN
28
29
BAB IV
PERAN PEMBINAAN PENDIDIKAN PADA
ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH
REMAJA KUJANG BOGOR
Secara ringkas peran pembinaan pendidikan pada anak jalanan di rumah
singgah remaja kujang bogor antara lain :
o Sebagai tempat perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan yang kerap
menimpa anak jalanan dari kekerasan dan prilaku penyimpangan seksual
ataupun berbagai bentuk kekerasan lainnya.
o Rehabilitasi, yaitu mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak.
o Sebagai akses terhadap pelayanan, yaitu sebagai persinggahan sementara
anak jalanan dan sekaligus akses kepada berbagai pelayanan sosial seperti
pendidikan,dll. Lokasi rumah singgah yang berada ditengah-tengah
masyarakat yang memudahkan proses pendidikan dini, penanaman norma
dan resosialisasi bagi anak jalanan.
Telah dilakukan penelitian awal dimana lokasi penelitian dan melakukan
observasi mengenai rumah singgah. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek
penelitian adalah Pembina rumah singgah remaja kujang bogor dan anak jalanan
yang terdapat di rumah singgah. Adapun yang menjadi masalah umum dalam
penelitian ini adalah Bagaimanakah pembinaan anak jalanan melalui rumah
singgah remaja kujang bogor?.Sedangkan masalah khususnya adalah bagaimana
pelaksanaan pembinaan, apa saja kegiatan yang dilakukan dalam pembinaan serta
kendala apa saja yang dihadapi selama pembinaan di rumah singgah remaja
kujang bogor?
Program kegiatan yang ada di 5 rumah singgah remaja kujag bogor meliputi
pembinaan pendidikan, sosial dan kerohanian.Pendekatan yang dilakukan pada
30
anak binaan lebih kepada masalah sosial anak serta pemberian binaan kerohanian
yang lebih. Pembinaan yang dilakukan di rumah singgah Holi tidak mengacu pada
30
31
standar layanan Dinas Sosial, karena lebih dipertimbangkan kepada masalah yang
ada di lingkungan sekitar anak jalanan. Kegiatan yang dilakukan meliputi
pembinaan rohani yang bertujuan untuk meningkatkan anak binaan agar selalu
beriman dan bertakwa kepada Sang Pencipta, disiplin diri dan disiplin waktu yang
dibina sejak anak masih dini, membina anak untuk memiliki hubungan sosial yang
baik antar sesama, dan mengajarkan anak pentingnya menjaga hidup bersih dan
sehat. Sejauh ini pembinaan di rumah singgah berjalan dengan baik, anak binaan
mulai terbentuk perilakunya, mereka disiplin dan hubungan sosial antar
temantemannya terbina dengan baik.Masalah pelajaran di sekolah yang kurang
dimengerti, anak binaan sering mendiskusikan kepada para Pembina.Walaupun
materi pelajaran yang ditekankan pada pembinaan di rumah singgah adalah
Bahasa Inggris dan Matematika, tetapi tidak menutup kemungkinan anak binaan
yang mengalami kesulitan di bidang studi yang lainnya dapat bertanya sesuai
dengan bidang studi tersebut. Kendala yang sering dihadapi dalam pelayanan
rumah singgah ini adalah masalah pendanaan dan tenaga sosial yang dibutuhkan
dalam membina anak jalanan. Demi keberhasilan pelayanan rumah singgah ini,
pembina mengharapkan dukungan dari berbagai pihak, baik itu dari masyarakat
sekitar maupun berbagai pihak yang mau ambil bagian dalam terlaksananya
pelayanan yang lebih baik di rumah singgah remaja kujang bogor.Semua anak
jalanan yang dibina berasal dari keluarga menengah ke bawah dan mereka
bersekolah di sekolah dasar negeri.Alasan utama mereka berada di jalanan
dikarenakan ekonomi yang kurang baik sehingga mengharuskan mereka
mencukupi kehidupan dengan cara mencari uang di jalanan. Selama mereka
bergabung dan dibina di rumah singgah remaja kujang bogor mereka menemukan
suatu keluarga kecil, mereka diberikan pendidikan tidak hanya dalam hal
akademik melainkan dalam hal sosial maupun kerohanian. Mereka juga dapat
menyalurkan bakat serta keterampilan yang dapat menjadi bekal untuk mereka ke
depan. Selama di rumah singgah, mereka merasa senang dan merasa diperhatikan,
mereka tidak lagi merasa sendiri tapi mereka mempunyai keluarga kecil yang
mereka bina di rumah singgah ,yang merupakan wadah tempat mereka berkumpul
dan saling berbagi kepada sesama. Hasil studi observasi menggambarkan kegiatan
pembinaan dilakukan beragam tidak hanya pembinaan dalam hal pendidikan saja
32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang pembinaan anak jalanan melalui rumah
singgah remaja kujang bogor, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
dengan
membekali
mental
spiritual
dan
2.
33
34
B. Saran
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
kesimpulan
di
atas,
maka
DAFTAR PUSTAKA
http://e-journal.uajy.ac.id/621/1/0TA12500.pdf
http://anakampuz.blogspot.co.id/2010/10/rumah-singgah-solusi-tepat-untuk.html
http://ictforhumanity.or.id/pages/rumah-singgah-bina-anak-pertiwi
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005sujudmukht-173-Bab2_119-9.pdf
http://repository.unib.ac.id/8906/2/I,II,III,I-14-ari-FK.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
http://www.academia.edu/4563266/MAKALAH_TUJUAN_PENDIDIKAN
35
LAMPIRAN
Dokumentasi Gambar Remaja Kujang Bogor
36
36
36
36
36