Terjadinya faktor ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya perkembangan dan
sosial budaya. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri,
tidak percaya dengan orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan
dengan orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, keadaan menimbulkan perilaku
tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Respon Adaptif
Menyendiri
Manipulatif
Otonomi
Respon Maladaptif
Kesepian
Menarik Diri
Impulsif
Respon Adaptif :
Respon individu dalam menyelesaikan masalah yang masih dapat diterima oleh norma - norma sosial
dan budaya yang umum berlaku (masih dalam batas normal), meliputi :
Menyendiri : respon seseorang untuk merenungkan apa yg telah dilakukan diilingkungan sosial dan juga suatu
caralmengevaluasi diri untuk menentukan langkah berikutnya.langkah berikutnya.
Otonomi : Kemampuan individu menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan dlm hubungan sosialpikiran,
perasaan dlm hub sosial
Impulsif : individu impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman,
tidak dapat diandalkanpengalaman, tidak dapat diandalkan
Narkisisme : harga diri yang rapuh, secara terussmenerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian,
sikap egosentris, pencemburu, marah jika orang lain tidak mendukung.orang lain tidak
mdukung
B. Fase Terjadinya Masalah
Menurut (Stuart. G. W ; 2007 ) isolasi sosial di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
Faktor Predisposisi
a.
Faktor tumbang :
tugas perkembangan pada fase tumbang tidak terselesaikanf
ase tum
b. Faktor komunikasi dalam keluarga :
komunikasi yang tidak jelas (suatu keadaan dimana seorang menerimapesan yang saling
bertentangan dlm waktu yg bersamaan), ekpresi emosi yang tinggi dalam keluarga yg
menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar keluarga.
c.
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial, disebabkan norma - norma yang
salah dianut keluarga, seperti : anggota keluarga tidak produktif ( lansia, berpenyakit kronis
dan penyandang cacat) diasingkan dari lingkungan sosialnya.
d. Faktor biologis :
gangguan dalam otak, seperti pada skizofrenia terdapat struktur otak yang abnormal ( atropi
otak, perubahan ukuran dan bentuk sel sel dalam limbik dan daerah kortikal).
Faktor Presipitasi
a. Faktor eksternal :
stressor sosial budaya : stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya ( keluarga.
b. Faktor Internal :
stresor psikologik : stres terjadi akibat ansietas berkepanjangan disertaiakibat keterbatasan
kemampuan matasinyaketerba
Mekanisme Kopingtasan kemampuan matasinya
a. Perilaku curiga : regresi, proyeksi, represiPerilaku curiga : regresi, proyeksi, represi
b. Perilaku dependen : regresiPerilaku dependen : regresi
narik diri :
kurang spontan, apatis, ekspresiiwajah kurang berseri, defisit perawatan diri,wajah
komunikasi kurang, isolasi diri, aktivitas menurun, kurang berenergi, rendah diri, postur
tubuh sikap fetus.
iga :
tidak percaya orang lain, bermusuhan, isolasi sosial, paranoiaisolasi
nipulasi :
kurang asertif, isolasi sosial, hargadiri rendah, tergantung pd orang lain, ekspresi perasaan
tdk langsung pd tujuan.
Sumber Koping
Sumber koping individu harus dikaji dengan pemahaman tentang pengaruh gangguan otak
pada prilaku. Kekuatan dapat meliputi model, seperti intelegensi dan kretifitas yang tinggi.
Orang tua harus secara aktif mendidik anak anak dan dewasa muda tentang keterampilan
koping kerena mereka biasanya tidak hanya belajar dari pangalaman.p
Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis (Dalami, et.all, 2009 : hal.120)
Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak tergolongkan maka jenis
penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah :
1) Electro Convulsive Therapy (ECT)
Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan dimana arus listrik
digunakan pada otak dengan menggunakan 2 elektrode yang ditempatkan dibagian temporal
kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus tersebut menimbulkan kejang grand mall yang
berlangsung 25-30 detik dengan tujuan terapeutik. Respon bangkitan listriknya di otak
menyebabkan terjadinya perubahan faal dan biokimia dalam otak.
Indikasi :
a) Depresi mayor
(1) Klien depresi berat dengan retardasi mental, waham, tidak ada perhatian lagi terhadap dunia
sekelilingnya, kehilangan berat badan yang berlebihan dan adanya ide bunuh diri yang
menetap.
(2) Klien depresi ringan adanya riwayat responsif atau memberikan respon membaik pada ECT.
(3) Klien depresi yang tidak ada respon terhadap pengobatan antidepresan atau klien tidak dapat
menerima antidepresan.
b) Maniak
Klien maniak yang tidak responsif terhadap cara terapi yang lain atau terapi lain berbahaya
bagi klien.
c) Skizofrenia
Terutama akut, tidak efektif untuk skizofrenia kronik, tetapi bermanfaat pada skizofrenia
yang sudah lama tidak kambuh.
2) Psikoterapi
Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian penting dalam proses
terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi: memberikan rasa aman dan tenang,
menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat empati, menerima klien apa adanya,
memotivasi klien untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah,
sopan dan jujur kepada klien.
3) Terapi Okupasi
Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam melaksanakan
aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat
dan meningkatkan harga diri seseorang.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Terapi Modalitas Keperawatan yang dilakukan adalah:
1) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
a) Pengertian
TAK merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok
klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. (Keliat, 2004 : hal.1).
b) Tujuan
Membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang
destruktif dan maladaptif. (Keliat, 2004 : hal.3).
c) Terapi aktivitas kelompok yang digunakan untuk pasien dengan isolasi sosial adalah TAK
Sosialisasi dimana klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di
sekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal, kelompok
dan massa. (Keliat, 2004 : hal.14).
c. Prinsip Perawatan Isolasi Sosial
1) Psikoterapeutik
2) Pendidikan kesehatan
a) Jelaskan kepada klien cara mengungkapkan perasaan klien selain kata-kata seperti menulis,
menangis, menggambar, berolahraga atau bermain musik.
b) Bicarakan dengan klien peristiwa yang menyebabkan menarik diri.
c) Jelaskan dan anjurkan pada keluarga untuk tetap mengadakan hubungan dengan klien.
d) Anjurkan kepada keluarga agar mengikutsertakan klien dalam kegiatan di masyarakat.
3) Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
a) Bantu klien dalam melaksanakan kebersihan diri sampai dapat melaksanakan secara mandiri.
b) Bimbing klien berpakaian yang rapi.
c) Batasi kesempatan untuk tidur, sediakan sarana informasi dan hiburan seperti majalah, surat
kabar, radio dan televisi.
d) Buat dan rencanakan jadwal kegiatan bersama-sama klien.
4) Lingkungan terapeutik
a) Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan klien maupun orang lain di lingkungan.
b) Cegah agar klien tidak berada di dalam ruang sendiri dalam jangka waktu yang lama.
c) Beri rangsangan sensorik seperti suara musik, gambar hiasan di ruangan.
C. Masalah Keperawatan
2. Pohon Masalah
Halusinasi
Isolasi Sosial
c.
d.
e.
f.
g.
Halusinasi
Defisit Perawatan Diri
Koping Individu Tidak Efektif
Kurang Pengetahuan
Kerusakan Komunikasi Verbal
DO :
Klien menyendiri, banyak diam, tidak pernah memulai pembicaraan
Klien tidak mau berbicara
Tidak ada kontak mata
Klien selalu menghindar
ASUHAN
KEPERAWATAN
TINJAUAN KASUS
A.
Pengkajian
I.
Identitas Klien
Nama
: Tn. K
Umur
: 27th
Status Perkawinan
: Belum Kawin
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Buruh
Suku/Bangsa
: Jawa / Indonesia
Alamat
: Way Kanan
: Bpk. T
ISOLASI
SOSIAL
Umur
:-
Pekerjaan
: Buruh
: Bapak
: Way Kanan
Alasan Masuk
Klien masuk RSJ lewat UGD pada tanggal 3 November 2011 pukul 11.00 WIB, klien
mengatakan masuk RSJ karena sering marah-marah di rumahnya semenjak dia berhenti dari
pekerjaanya sebagai cleaning service di Bekasi. Selain itu, keluarga klien juga mengatakan
klien selalu berdiam diri di kamar dan kurang bersosialisasi baik dengan orang yang berada di
rumahnya dan tetangga sekitarnya.
C.
Faktor Predisposisi
1. Riwayat gangguan jiwa
Klien mengatakan ia sudah dua kali masuk RSJ, pertama kali pada tahun 2009 karena klien
sering melempari batu ke rumah tetangga tetangganya sehingga membahayakan orang
disekitarnya, selain itu klien selalu marah dan mengamuk bila keinginanya tidak di turuti dan
yang kedua kalinya adalah sekarang, klien dimasukan ke RSJ provinsi lampung karena klien
selalu berdiam diri dan tidak bersosialisasi, baik dengan keluarganya dan orang disekitarnya.
2. Riwayat pengobatan
Keluarga klien mengatakan bahwa klien pernah dibawa berobat ke paranormal tetapi tidak
ada perubahan. Selain itu pada tahun 2009 klien pernah di rawat di RSJ provinsi Lampung,
namun setelah pulang dari RSJ klien hanya berdiam diri di kamar dan tidak pernah
bersosialisasi.
3. Riwayat penganiayaan
Klien mengatakan pernah dikeroyok oleh warga karena mabuk-mabukan minuman keras
pada tahun 2009 membawa motor hampir menabrak anak kecil.
4. Riwayat anggota keluarga yang gangguan jiwa
Keluarga klien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan dari masa sekolah hingga sekarang ia tidak pernah mengalami kejadian
yang tidak menyenangkan.
D.
Fisik
1. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmhg
Nadi
: 94 x/menit
Suhu
: 36,1 0C
Pernafasan
: 20 x/menit
2. Ukur
Berat badan
: 68 kg
Psikososial
1. Genogram
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
27
: umur
: Klien
2. Konsep diri
a.
Gambaran diri
Klien mengatakan tubuhnya terlalu kurus, ia merasa jelek, klien juga mengatakan kalau pria
berbadan besar itu akan disegani orang.
b. Identitas diri
Klien mengatakan ia belum pernah menikah, klien anak pertama dari tiga bersaudara
c.
Peran
Peren klien dalam keluarga adalah klien anak pertama dari tiga bersaudara. Klien membantu
orang tua mencari nafkah, namun semenjak dirawat di RSJ, klien tidak mempedulikan
perannya.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan segera pulang, karena klien ingin
bekerja kembali seperti layaknya orang sehat.
e.
Harga diri
Klien merasa sedih ketika ia berhenti dari pekerjaan sehingga klien merasa tidak berharga
karena tidak mampu membantu orang tuanya. Klien menyendiri di kamar, tidak berinteraksi
dengan orang lain.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a.
Klien mengatakan bahwa ia tidak ikut dalam organisasi masyarakat yang ada di lingkungan
tempat tinggalnya, tetapi ia terkadang bermain sepak bola pada sore hari.
c.
4. Spiritual
a.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sebelum masuk RSJ, klien jarang melakukan ibadah sholat lima waktu.
Begitu juga saat masuk RSJ klien tidak pernah sholat lima waktu.
F.
Status mental
a.
Penampilan
Dalam berpakaian, klien terlihat kurang rapi. Rambut klien tidak tertata. Klien tampak
kusam, lesu, dan kuku klien tampak kotor. Klien mengatakan ia mandi dua kali sehari namun
tidak pernah pakai sabun dan shampo.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Berhias
b. Pembicaraan
Klien tidak pernah memulai pembicaraan terlebih dahulu pada lawan bicara. Klien menjawab
pertanyaan seperlunya saja, terkadang pembicaraan inkoheren dengan pertanyaan yang
diajukan.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial & Kerusakan Komunikasi Verbal
c.
Aktifitas motorik
Ketika berbincang-bincang, kontak mata klien kurang, klien lebih banyak diam ketika tidak
ditanya, terkadang malah pulang ke kamar.
Masalan keperawatan : Isolasi sosial
d. Alam perasaan
Klien mengatakan ia putus asa karena ia takut tidak bisa membantu keluarganya karena ia
sudah tidak bisa bekerja lagi dan pernah masuk RSJ selain itu menganggap dirinya tidak baik
karena dahulu klien pernah meresahkan tetangganya yaitu dengan merusak kaca tetangganya
dengan cara menimpukinya dengan batu dan dianggap buruk oleh lingkungannya, klien
mengatakan dia malu bila bertemu orang karena dia pernah masuk RSJ sebelumnya.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
e.
Afek
Datar, karena selama interaksi klien banyak diam, menjawab pertanyaan seperlunya.
Terkadang klien langsung pergi ke kamar.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
f.
g. Persepsi
Klien mengatakan ia marah-marah karena dia mendengar ada bisikan-bisikan, klien
mengatakan suara suara itu adalah suara wanita, klien mengatkan suara wanita utu
mengajak dia untuk bersenang senang, dan paling sering suara itu terdengar pada saat ia
sedang melamun. Tetapi perawat saat ini belum pernah melihat tanda-tanda klien
berhalusinasi auditori seperti berbicara sendiri, tertawa sendiri.
Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran
h. Proses pikir
Klien sering terlihat melamun, tidak suka memulai pembicaraan. Klien lebih suka
menyendiri. Saat interaksi selama wawancara kontak mata klien tidak fokus,dialihkan bila
ada klien lain, pembicaraanya kacau terkadang tidak jelas.
Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir
i.
Isi Pikir
Klien saat ini berpikir untuk pulang, dan klien menyesal selama ini berkelakuan tidak baik
terhadap tetangga dan mengajak berantem orang tua.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
j.
Tingkat Kesadaran
a. waktu : klien dapat mengetahui kapan klien masuk RSJ, dan dia mengrti kapan saja waktu ia
harus mandi
b. tempat : klien mengetahui saat ini klien berada di RSJ
c. orang : kilen sulit mengenali seseorang, jarang memulai perkenalan, di dalam ruangan pun
klien hanya hafal nama orang 3-5 orang saja.
Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir
k. Memori
Klien mampu mengingat kejadian yang telah lalu dan baru-baru terjadi. Klien masih ingat
jam berapa dia bangun tadi, klien juga ingat tahun berapa klien berhenti kerja.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
l.
m. Kemampuan Penilaian
Klien dapat menilai yang baik dan yang buruk dan klien juga mengetahui bahwa sebelum
dirawat perbuatannya yang sering melawan orang tua berkelahi, melempar batu ke rumah
tetangga termasuk perbuatan tercela (tidak baik).
Masalah keperawatan : Tidak Ditemukan
n. Daya tilik diri
Klien tidak menyadari tentang apa yang diderita klien saat ini. Klien merasa sehat tidak perlu
pengobatan khusus untuk dirinya.
Masalah keperawatan : Kurang Pengetahuan
G.
1. Makan
Klien mengatakan setiap kali makan mencuci tangan dan makan sendiri tanpa bantuan orang
lain . Klien mengatakan sering menghabiskan porsi makanan yang disediakan
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan
2. BAB/BAK
Klien mengatakan BAB & BAK di kamar mandi dan klien menyiramnya
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan
3. Mandi
Klien mengatakan dalam sehari mandi 2 kali dengan menggunakan alat mandi yang benar,
namun klien jarang sikat gigi, sehingga giginya tampak kotor dan klien tidak mencuci rambut
dan sabunan.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri :Mandi
4. Berpakaian dan berhias
Klien tidak nampak berhias diruangan, klien mengganti pakaian sehari satu kali dan
menggantinya sendiri. Rambut tidak tertata rapi.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Berhias
5. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan jadwal tidur siang dan malam tidak menentu, tapi biasanya :
tidur siang : 13.00-15.00
tidur malam
: 19.30-04.00
mengatakan rutin minum obat dan obat yang diminum sesuai dengan yang diberikan oleh
perawat.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
8. Kegiatan didalam rumah
Klien mengatakan kegiatan didalam rumah yang paling sering adalah tidur
dan berdiam
Mekanisme Koping
a.
Adaptif
Klien hanya berbicara seperlunya dengan pasien lain dan perawat.
b. Maladaptif
Klien mengatakan jika klien ada masalah, klien selalu memikirkan dan mencari jalan keluar
sendiri. Jika klien mampu menyelesaikan masalahnya sendiri akan diselesaikan sendiri.
Namun bila tidak mampu klien akan marah-marah., mengamuk, setelah mengamuk klien
seperti hilang ingatan(lupa) dan klien menyendiri lagi.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif
I.
Klien termasuk orang pendiam klien terlihat menyendiri, memiliki kekurangan dalam
berinteraksi dengan orang lain klien mngatakan malas berinteraksi, klien berbicara jika ada
yang mengajak bicara dahulu.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
3. Masalah dengan pendidikan
Klien sudah lulus SLTA, klien tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
karena klien ingin langsung bekerja.
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukaan
4. Masalah dengan pekerjaan
Klien mengatakan klien berhenti dari pekerjaannya sebagai cleaning service di Bekasi dari
tahun 2007 karena gajihnya sedikit dan klien malu karena tidak bisa menolong kedua orang
tuanya.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
Klien kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa yang klien alami sekarang, klien belum
mengetahui cara pengobatan yang dilakukan, karena kurang pengetahuan itu cara klien
menyelesaikan masalah tidak benar dan tepat.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan
K. Aspek Medis
1. Dx. Medis
: Skizofrenia
L.
Haloperidol (HLP)
5 mg
3x1
Trihexyphenidil (THP)
2 mg
3x1
Chlorpomazin (CPZ)
100 mg
1x1
1. Isolasi sosial
2. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
3. Harga diri rendah
4. Koping Individu Tidak Efektif
5. Kurang Pengetahuan
6. Gangguan Proses Pikir
7. Kerusakan Komunikasi Verbal
8. Defisit Perawatan Diri
M. Analisa Data
No
Analisa Data
.
1.
DS :
Maslah Keperawatan
Isolasi Sosial
perkenalan
- Afek tumpul (hanya mampu tertawa saat ada simuluus
perawat tertawa
2.
DS :
Halusinasi
DO :
3.
baru dikenal.
Klien mengatkan takut berbicara banyak karena takut
Efektif
5.
DS :
Klien mengatakan bahwa ia tidak mengetahui tentang
penyakit yang dideritanya saat ini.
Kurang Pengetahuan
DO :
Klien tidak mampu menjawab pertanyaan saat ditanya
tentang penyakit yang dideritanya saat ini.
6.
DS :
Klien mengatakan kalau ia lebih suka menyendiri
DO :
Klien sering terlihat melamum
Klien tidak suka memulai pembicaraan
Kontak mata klien tidaka fokus
7.
DS :
Klien
mengatakan
bingung
bila
ingin
memulai Kerusakan
Komunikasi
Verbal
DS :
Klien mengatakan mandi 2 kali sehari namun klien tidak
sikat gigi, mencuci rambut ataupun sabunan.
DO :
-
N. Pohon Masalah
Kerusakan Komunikasi Verbal
Kurang Pengetahuan
ISOLASI SOSIAL
: Tn. K
Dx Medis
: Skizofrenia
No RM
: 013650
Ruangan
: Cendrawasih
No
DX.
Rencana
Keperawata
Tindakan Keperawatan
Tujuan
Kriteria Hasil
n
1.
Rasional
Isolasi
TUM : Klien
Sosial
mampu
berinteraksi
dengan
lain
orang
Intervensi
X 1.
hubungan
menunjukan
percaya dengan :
saling percaya
tanda-tanda
percaya
salam langkah
kepada setiap
atau
Wajah
interaksi
Perkenalkan
cerah, nama,
nama
tersenyum
panggilan
- Mau berkenalan
perawat,
tujuan
dan
perawat
Bersedia berkrnalan
menceritakan
- Tanyakan dan
perasaan
panggil
nama
mengungkapkan
- Tunjukan sikap
masalahnya
jujur
dan
menepati
janji
setiap
kali
berinteraksi
-
Tanyakan
perasaan
dan
masalah
yang
dihadapi klien
- Buat kontrak
interaksi
yang
jelas
-
awal
untuk melakukan
terhadap berinteraksi
perawat :
-
beri
merupakan
Dengarkan
dengan
penuh
perhatian
ekspresi
perasaan klien
TUK 2 :
Klien
menyebutkan
dapat
penyebab
menyebutkan
tanda
gejala
sosial
dan minimal
Orang
mengetahu tanda-
satu atau
Orang
-Diri Sendiri
paling
dekat
- Orang lain
ddengan
klien
- Lingkungan
dirumah
atau
perawatan
Apa
yang
membuat
klien
dekat
dengan
orang tersebut
-
Orang
yang
tidak
dekat
dengan
klien
dirumah
atau
diruangan
perawat
-
Apa
yang
membuat
klien
tidak
dekat
dengan
orang
tersebut
-
Upaya
yang
sudah dilakukan
agar
dekat
dengan
orang
tersebut
langkah intervensi
yang selanjutnya
diruangan
-
dapat
2.Diskusikan
dengan
klien
penyebab
menarik
diri
tidak
mau
bergaul
dengan
orang lain
3.Beri
pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkapkan
perasaanya
TUK 3 :
Klien
3.Setelah
mampu interaksi
menyebutkan
klien
keuntungan
menyebutkan
hubungan sosiial
berhubungan
keuntungan
sosial
dapat -
dan berhubungan
Manfaat meningkatkan
Kerugian
menarik diri
kerugian
sosial, misalnya :
menarik diri
-Banyak teman
2.Diskusikan
- Tidak kesepian
bersama
- Saling menolong
tentang manfaat
klien
berhubungan
Dean
kerugian sosial
menarik
misalnya :
dan
diri kerugian
menarik diri
-Sendiri
- Kesepian
-
Tidak
diskusi
3.Beri
pujian
bisa terhadap
kemampuan
klien
dpat
harga diri klien
mengungkapkan
perasaannya
TUK 4 :
4.Setelah
Klien
dapat interaksi
X 1.Observasi
klien perilaku
Mengetahui
klien sejauh
mana
melaksanakan
dapat
tentang
pengetahuan klien
hubungan
melaksanakan
berhubungan
tentang
sosial
bertahap
berhubungan
bertahaap
dengan :
2.Beri
motivasi
-Perawat
- Perawat lain
untuk berkenalan
- Kelompok
/ berkomunikasi
dengan perawat
lain, klien lain,
kelompok
3.Libatkan klien
dalam
terapi
aktivitas
kelompok
sosialisasi
4.Diskusikan
jadwal
yang
harian
dilakukan
untuk
meningkatkan
kemampuan
klien
bersosialisasi
5.Beri
klien
motivasi
untuk
melakukan
kegiatan
sesuai
jadwal
yang
telah dibuat
6.Beri
pujian
terhadap
kemampuan
klien
memperluas
pergaulanya
melalui aktifitas
yang
dilaksanakan
TUK 5 :
Klien
5.Setelah
mampu interaksi
2X 1.Diskusikan
klien dengan
menjelaskan
dapat
tentang
berhungan dengan
perasaanya
menyebutkan
perasaanya
orang lain
setelh
berhubungan
berhubungan
berhbungan
sosial
sosial dengan :
sosial dengan :
-Orang lain
-Orang lain
- Kelompok
- Kelompok
2.Beri
pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkapkan
perasaaanya
TUK : 6
Klien
pertemuan,
mendapat
keluarga
dapat serta
dukungan
menjelaskan :
keluarganay
berhubungan
sebagai
memperluas
menarik diri
pendukung
hubyngan
sosial
menarik diri
-penyebab
akibat
perilaku menarik
dan diri
menarik 2.Diskusikan
diri
-cara
potensi keluarga
merawat untuk membantu
klien mengatasi
perilaku menarik
diri
3.Jelaskan pada
2.Setelah
2X keluarga
pertemuan,
keluarga
tentang :
dapat -pengertian
mempraktekkan
cara
menarik diri
menarik diri
-penyebab
akibat
dan
menarik
diri
-cara
merawat
klien
menarik
diri
4.Latih keluarga
cara
merawat
klien
menarik
diri
5.Tanyakan
perasaan
keluarga setelah
mencoba
cara
yang dilatihkan
6.Beri
motivasi
keluarga
agar
membantu klien
bersosialisasi
7.Beri
pada
pujian
keluarga
atas
keterlibatannya
merawat
TUK 7 :
Klien
7.1
memanfaatkan
obat
baik
dirumah sakit
2X 1.Diskusikan
Setelah
dapat interaksi
klien dengan
menyebutkan :
dengan -manfaat
-nama,
klien menyembuhkan
kerugian
tidak
minum
tidak obat,
nama,
meminum obat
warna,
dosis,
efek
samping
penggunaan
7.2.Setelah...kali
interaksi
obat.
klien
mendemonstrasika 2.Pantau
n
klien
obat
7.3.Setelah...kali
3.Beri
interaksi
minum dan
obat
-kerugian
klien
klien jika
pujian
klien
berhenti obat
dengan
tanpa
konsultasi
dengan dokter
5.Anjurkan klien
untuk konsultasi
kepada
dokter
hal-hal
yang
tidak
diinginkan
Halusinasi
TUM : klien
dapat
mengontrol
halusinasi
TUK :1
Klien
dapat 1.1.Setelah
membantu
interaksi
hubungan
klien,
saling percaya
menunjukkan
tanda
dengan saling
klien dengan
percaya percaya
prinsip merupakan
komunikasi
langkah
percaya teraupetik :
awal
untuk melakukan
kepada perawat :
-sapa
klien interaksi
-ekpresi
dengan ramah ,
bersahabat
baik
maupun
verbal
non
-menunjukkan
verbal
rasa senang
-mau
berjabat nama
tangan
-mau
perkenalkan
lengkap,
nama panggilan
duduk dan
tujuan
berdampingan
berkenalan
dengan perawat
- tanyakan nama
-mengungkapkan
yang
masalah
yang klien
dihadapi
-buat
disukai
kontrak
yang jelas
-tunjukkan sikap
jujur
dan
menepati janji
-beri
perhatian
klien
dan
masalah
yang
dihadapi
klien
TUK 2 :
klien
dapat 2.1.setelah
2X
Mengetahui
mengenal
interaksi
klien 1.
halusinasinya
menyebutkan
-isi
dan
-waktu
secara bertahap
dan
singkat menentukan
tindakan
yang
-frekuensi
2.
-situasi
observasi tepat
dan tingkah
kondisi
yang klien
atas
laku halusinasinya
terkait
menimbulkan
dengan
halusinasi
halusinasinya.
-tanyakan
apakah
klien
mengalami
halusinasi
-jika
klien
menjawabnya,
tanyakan
apa
yang dialaminya
-katakan bahwa
TUK : 3
klien
perawat percaya
dapat
mengontrol
halusinasi
klien
menyebutkan
tindakan
1.identifikasi
yang bersama
biasanya
dilakukan
Klien
cara
melakukan
klien tindakan
atau tepat
untuk tindakan
yang halusinasinya
mengendalikan
dilakukan
halusinasinya
terjadi halusinasi
2. setelah... kali 2.
interaksi
jika muncul
diskusikan
klien cara
yang
halusinasi
digunakan
beri
klien pujian
dapat
digunkan
yang
saat
cara
megatasi maladaptif
halusinasi
4.
diskusikan
setelah..
klia kerugian
interaksi,
klen tersebut
melaksanakan
cara
yang
dipilih
cara
3.
diskusikan
mengendalikan
halusinasi
halusinasi dengar
-katakan
5.
setelah
pada
interaksi,
mengikuti
terapi tidak
mau
aktivitas
mendengar)
kelompok
-menemui orang
tua
/perawat
untuk
menceritakan
tentang
halusinasinya
-membuat
dan
melaksanakan
jadwal kegiatan
sehari-hari yang
telah disususn
TUK : 4
klien
1.setelah
dapat interaksi
memanfaatkan
obat
baik
2X 1.diskusikan
klien denagn
dapat
minum obat
-kerugian
minum obat
klien mengurangi
dengan menyebutkan :
-manfaat
dan
kerugian
dari tidak
minum
obat,
nama,
-nama,
warna, efek
samping
saat penggunaan
klien 3.
beri
pujian
mendemonstrasika bila
n
penggunaan menggunakan
klien
setelah..
obat
kali benar
interaksi
4.
klienmenyebutkan
akibat
akibat
dengan
diskusikan
berhenti
berhenti minum
minum obat
obat
tanpa konsultasi
denagn dokter
5. anjurkan klien
untuk konsultasi
kepada
dokter/perawat
jika terjadi halhal yang tidak
diinginkan.
3.
Klien
dapat 1.klien
dapat
Hubungan saling
melakukan
mengungkapkan
hubungan
perasaannya
saling percaya
sosial
bertahap
TUK 1 :
Klien
membina
secara 2.ekspresi
wajah a.sapa
akan
menimbulkan
bersahabat
dengan
ramah, pada
baik
verbal sehingga
4.menunjukkan
maupun
memudahkan
nonverbal
dalam
berjabat b.perkenalkan
perawat
pelaksanaan
akan
hubungan
tangan
diri
saling percaya
dengan tindakan
selanjutnya
c.tanya
nama
klien
berdampingan
dan
nama
mau panggilan
yang
8.klien
mengutarakan
disukai klien
masalah
dihadapi
pertemuan, jujur
dan
menepati
janji
e.tunjukkan
sikap empati dan
menerima klien
apa adanya
f.beri
perhatian
pada klien
2.beri
kesempatan
untuk
mengungkapkan
perasaannya
tentang penyakit
yang dideritanya
3.sediakan waktu
untuk
mendengarkan
klien
4.katakan
pada
klien bahwa ia
adalah
seorang
yang
berharga
dan
bertanggungjawa
b serta mampu
TUK 2 :
Klien
Klien
mampu menolong
dapat mempertahankan
mengidentifika
dirinya sendiri
akan
meningkatkan
si kemampuan dimiliki
dan
Pujian
aspek
positif
yang
dimiliki
1.diskusikan
kemampuan dan
aspek
yang
positif
dimiliki
bertemu
klien, hindarkan
memberi
penilaian negatif.
1.kebutuhan klien Utamakan
terpenuhi
TUK 3 :
Klien
2.klien
dapat melakukan
menilai
mendorong klien
aktivitas terarah
untuk mandiri
kemampuan
yang
digunakan
kemampuan
dapat
1.diskusikan
kemampuan
klien yangmasih
dapat digunakan
selama sakit
2.diskusikan
juga kemampuan
yang
1.klien
dapat
mampu dilanjutkan
kemampuan
di Pelaksanaan
menetapkan
terapi
dan
kelompok
mandiri
aktivitas
awal
modal
untuk
eningkatkan harga
merencanakan
diri rendah
kegiatan sesuai
dengan
1.rencanakan
kemampuan
bersama
klien
yang dimiliki
aktivitas
yang
masih
dapat
dilakukan setiap
hari
sesuai
kemampuan
kegiatan
mandiri,
kegiatan dengan
bantuan
minimal,
kegiatan dengan
bantuan total
2.tingkatkan
kegiatan
sesuai
dengan toleransi
kondisi klien
3.beri
contoh
cara pelaksanaan
Klien
secara
mampu kegiatan
yang
lakukan
TUK 5 :
Klien
klien
dapat
takut mengetahui
melaksanakanny
melakukan
akan
kemampuannya
kegiatan sesuai
kondisi
sakit
dan
kemampuannya
1.beri
kesempatan
klien
1.klien
mampu mencoba
melakukan
apa kegiatan
yang diajarkan
TUK 6 :
Klien
untuk
2.klien
dapat memberikan
yang Perhatian
direncanakan
keluarga
dan
keluarga
klien
dapat
sistem
3.diskusikan
meningkatkanharg
pendukung
kemungkinan
a diri klien.
yang ada
pelaksanaan
memanfaatkan
dukungan
dirumah
1.beri
pendidikan
kesehatan
pada
keluarga
klien
tentang
cara
merawat
klien
akan
membantu
memberi
dukungan
selama
klien
dirawat
3.bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan
dirumah
Diposkan oleh Nursing Poltekkes 26 di 18.42 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke
Twitter Berbagi ke Facebook
0 komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Beranda
tentang kami
Nursing Poltekkes 26
mahasiswa yang memimpikan hari esok yang cerah .
Lihat profil lengkapku
Blog Archive
2012 (2)
o Januari (2)
WAKTU SEKARANG
Diberdayakan oleh Blogger.
Pengikut
pengunjung
TV jewelry shop
Design by Wordpress Themes.
Themes By Buy My Themes, Elf Coupons And Macys Printable Coupons.