Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
menyatakan sikap yang negatif dan mengancam ( Twondsend, 1998 ). Atau suatu keadaan
dimana seseorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006 ). Menarik diri merupakan
percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan
orang lain ( Pawlin, 1993 dikutip Budi Kelliat, 2001). Faktor perkembangan dan sosial
budaya merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku isolasi sosial. (Budi Anna Kelliat,
2006).
Menurut Townsend, M.C (1998:152) isolasi sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami
oleh seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi
dirinya. Sedangkan menurut DEPKES RI (1989: 117) penarikan diri atau withdrawal
merupakan suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap
lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap. (Townsend,
1998)
Isolasi sosial merupakan keadaan di mana individu atau kelompok mengalami atau
merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain
tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito ,L.J, 1998: 381). Menurut Rawlins,
R.P & Heacock, P.E (1988 : 423) isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar
dari interaksi dan berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan hubungan
akrab, tidak mempunyai kesempatan dalam berfikir, berperasaan, berprestasi, atau selalu
dalam kegagalan. (Carpenito, L J, 1998).
2. Penyebab

Terjadinya faktor ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya perkembangan dan
sosial budaya. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri,
tidak percaya dengan orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan
dengan orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, keadaan menimbulkan perilaku
tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain.

1.
2.
3.
4.
5.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Adapun gejala klinis sebagai berikut :


Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
Rasa bersalah terhadap diri sendiri
Gangguan hubungan sosial
Percaya diri kurang
Menciderai diri
Tanda dan Gejala
Menyendiri dalam ruangan
Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata
Sedih, afek datar
Perhatian dan tindakan tidak sesuai dengan usia
Mengekspresikan penolakan atau kesepian pada orang lain
Menggunakan kata kata simbolik
Menggunakan kata kata yag tidak berarti
Konak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara

2. Akibat dari Isolasi Sosial


Klien dengan isolasi sosial dapat berakibat terjadinya resiko perubahan sensori persepsi
(halusinasi) atau bahkan perilaku kekerasan menciderai diri ( akibat dari harga diri rendah
disertai dengan harapan yang suram, mungkin klien akan mengakhiri hidupnya ).
3. Rentang Respon
Hubungan dengan orang lain dan lingkungan menimbulkan respon sosial pada individu

Respon Adaptif
Menyendiri
Manipulatif
Otonomi

Respon Maladaptif
Kesepian
Menarik Diri
Impulsif

Respon Adaptif :
Respon individu dalam menyelesaikan masalah yang masih dapat diterima oleh norma - norma sosial
dan budaya yang umum berlaku (masih dalam batas normal), meliputi :

Menyendiri : respon seseorang untuk merenungkan apa yg telah dilakukan diilingkungan sosial dan juga suatu
caralmengevaluasi diri untuk menentukan langkah berikutnya.langkah berikutnya.

Otonomi : Kemampuan individu menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan dlm hubungan sosialpikiran,
perasaan dlm hub sosial

Kebersamaan : indivud mampu saling memberi dan menerima.


Respon Maladaptif :
Respon individu dalam penyelesaian masalah menyimpang dari norma norma sosial dan budaya
lingkungannya, meliputi :
Manipulasi : orang lain diperlakukan sebagai objek, hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang
lain dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri atau tujuan, bukan pada orang
lain.diri sendiri atau tujuan, bukan pada orang lain

Impulsif : individu impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman,
tidak dapat diandalkanpengalaman, tidak dapat diandalkan

Narkisisme : harga diri yang rapuh, secara terussmenerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian,
sikap egosentris, pencemburu, marah jika orang lain tidak mendukung.orang lain tidak
mdukung
B. Fase Terjadinya Masalah
Menurut (Stuart. G. W ; 2007 ) isolasi sosial di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
Faktor Predisposisi
a.

Faktor tumbang :
tugas perkembangan pada fase tumbang tidak terselesaikanf
ase tum
b. Faktor komunikasi dalam keluarga :
komunikasi yang tidak jelas (suatu keadaan dimana seorang menerimapesan yang saling
bertentangan dlm waktu yg bersamaan), ekpresi emosi yang tinggi dalam keluarga yg
menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar keluarga.
c.

Faktor Sosial Budaya :

Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial, disebabkan norma - norma yang
salah dianut keluarga, seperti : anggota keluarga tidak produktif ( lansia, berpenyakit kronis
dan penyandang cacat) diasingkan dari lingkungan sosialnya.
d. Faktor biologis :
gangguan dalam otak, seperti pada skizofrenia terdapat struktur otak yang abnormal ( atropi
otak, perubahan ukuran dan bentuk sel sel dalam limbik dan daerah kortikal).

Faktor Presipitasi
a. Faktor eksternal :
stressor sosial budaya : stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya ( keluarga.
b. Faktor Internal :
stresor psikologik : stres terjadi akibat ansietas berkepanjangan disertaiakibat keterbatasan
kemampuan matasinyaketerba
Mekanisme Kopingtasan kemampuan matasinya
a. Perilaku curiga : regresi, proyeksi, represiPerilaku curiga : regresi, proyeksi, represi
b. Perilaku dependen : regresiPerilaku dependen : regresi

c. Perilaku manipulatif : regresi, represiPerilaku manipulatif : regresi, represi

d. Isolasi/ menarik diri : regresi, represi, isolasi


Perilaku

narik diri :
kurang spontan, apatis, ekspresiiwajah kurang berseri, defisit perawatan diri,wajah
komunikasi kurang, isolasi diri, aktivitas menurun, kurang berenergi, rendah diri, postur
tubuh sikap fetus.

iga :
tidak percaya orang lain, bermusuhan, isolasi sosial, paranoiaisolasi

nipulasi :
kurang asertif, isolasi sosial, hargadiri rendah, tergantung pd orang lain, ekspresi perasaan
tdk langsung pd tujuan.

Sumber Koping
Sumber koping individu harus dikaji dengan pemahaman tentang pengaruh gangguan otak
pada prilaku. Kekuatan dapat meliputi model, seperti intelegensi dan kretifitas yang tinggi.
Orang tua harus secara aktif mendidik anak anak dan dewasa muda tentang keterampilan
koping kerena mereka biasanya tidak hanya belajar dari pangalaman.p

Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis (Dalami, et.all, 2009 : hal.120)
Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak tergolongkan maka jenis
penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah :
1) Electro Convulsive Therapy (ECT)
Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan dimana arus listrik
digunakan pada otak dengan menggunakan 2 elektrode yang ditempatkan dibagian temporal
kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus tersebut menimbulkan kejang grand mall yang
berlangsung 25-30 detik dengan tujuan terapeutik. Respon bangkitan listriknya di otak
menyebabkan terjadinya perubahan faal dan biokimia dalam otak.
Indikasi :
a) Depresi mayor
(1) Klien depresi berat dengan retardasi mental, waham, tidak ada perhatian lagi terhadap dunia
sekelilingnya, kehilangan berat badan yang berlebihan dan adanya ide bunuh diri yang
menetap.
(2) Klien depresi ringan adanya riwayat responsif atau memberikan respon membaik pada ECT.
(3) Klien depresi yang tidak ada respon terhadap pengobatan antidepresan atau klien tidak dapat
menerima antidepresan.
b) Maniak

Klien maniak yang tidak responsif terhadap cara terapi yang lain atau terapi lain berbahaya
bagi klien.
c) Skizofrenia
Terutama akut, tidak efektif untuk skizofrenia kronik, tetapi bermanfaat pada skizofrenia
yang sudah lama tidak kambuh.
2) Psikoterapi
Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian penting dalam proses
terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi: memberikan rasa aman dan tenang,
menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat empati, menerima klien apa adanya,
memotivasi klien untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah,
sopan dan jujur kepada klien.
3) Terapi Okupasi
Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam melaksanakan
aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat
dan meningkatkan harga diri seseorang.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Terapi Modalitas Keperawatan yang dilakukan adalah:
1) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
a) Pengertian
TAK merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok
klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. (Keliat, 2004 : hal.1).
b) Tujuan
Membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang
destruktif dan maladaptif. (Keliat, 2004 : hal.3).
c) Terapi aktivitas kelompok yang digunakan untuk pasien dengan isolasi sosial adalah TAK
Sosialisasi dimana klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di
sekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal, kelompok
dan massa. (Keliat, 2004 : hal.14).
c. Prinsip Perawatan Isolasi Sosial
1) Psikoterapeutik

a) Bina hubungan saling percaya


(1) Buat kontrak dengan pasien memperkenalkan nama perawat pada waktu interaksi dan tujuan.
(2) Ajak klien bercakap-cakap dengan memanggil nama klien, untuk menunjukan penghargaan
yang tulus.
(3) Jelaskan pada klien bahwa informasi tentang pribadi klien tidak akan diberitahukan kepada
orang lain yang tidak berkepentingan.
b) Berkomunikasi dengan pasien secara jelas dan terbuka
(1) Bicarakan dengan pasien tentang sesuatu yang nyata dan pakai istilah yang sederhana.
(2) Bersama klien menilai manfaat dari pembicaraan dengan perawat.
(3) Gunakan komunikasi verbal dan non verbal yang sesuai, jelas dan teratur.
(4) Tunjukan sikap empati dan beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya.

c) Kenal dan dukung kelebihan klien


Tunjukkan dan cari penyelesaian masalah (koping) yang bisa digunakan klien, cara
menceritakan perasaannya kepada orang lain yang terdekat/dipercaya.
(1) Bahas dengan klien tentang koping yang konstruktif.
(2) Dukung koping klien yang konstruktif.
(3) Anjurkan klien untuk menggunakan koping yang konstruktif.
d) Bantu klien mengurangi ansietasnya ketika hubungan interpersonal
(1) Batasi jumlah orang yang berhubungan dengan klien pada awal terapi.
(2) Lakukan interaksi dengan klien sesering mungkin.
(3) Temani klien beberapa saat dengan duduk di sampingnya.
(4) Libatkan klien dalam berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
(5) Libatkan klien dalam aktifitas kelompok.

2) Pendidikan kesehatan

a) Jelaskan kepada klien cara mengungkapkan perasaan klien selain kata-kata seperti menulis,
menangis, menggambar, berolahraga atau bermain musik.
b) Bicarakan dengan klien peristiwa yang menyebabkan menarik diri.
c) Jelaskan dan anjurkan pada keluarga untuk tetap mengadakan hubungan dengan klien.
d) Anjurkan kepada keluarga agar mengikutsertakan klien dalam kegiatan di masyarakat.
3) Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
a) Bantu klien dalam melaksanakan kebersihan diri sampai dapat melaksanakan secara mandiri.
b) Bimbing klien berpakaian yang rapi.
c) Batasi kesempatan untuk tidur, sediakan sarana informasi dan hiburan seperti majalah, surat
kabar, radio dan televisi.
d) Buat dan rencanakan jadwal kegiatan bersama-sama klien.
4) Lingkungan terapeutik
a) Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan klien maupun orang lain di lingkungan.
b) Cegah agar klien tidak berada di dalam ruang sendiri dalam jangka waktu yang lama.
c) Beri rangsangan sensorik seperti suara musik, gambar hiasan di ruangan.

C. Masalah Keperawatan
2. Pohon Masalah

Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah


3. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
a. Isolasi Sosial
b. Harga Diri rendah

c.
d.
e.
f.
g.

Halusinasi
Defisit Perawatan Diri
Koping Individu Tidak Efektif
Kurang Pengetahuan
Kerusakan Komunikasi Verbal

4. Data yang Perlu Dikaji


Isolasi Sosial
DS :
- Klien mengatakan malas berbicara
- Klien mengatakan tidak ada hal yang perlu dibicarakan
- Klien mengatakan bingung hal apa yang ingin dibicarakan
-

DO :
Klien menyendiri, banyak diam, tidak pernah memulai pembicaraan
Klien tidak mau berbicara
Tidak ada kontak mata
Klien selalu menghindar

ASUHAN

KEPERAWATAN

TINJAUAN KASUS
A.

Pengkajian

I.

Identitas Klien
Nama

: Tn. K

Umur

: 27th

Status Perkawinan

: Belum Kawin

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Buruh

Suku/Bangsa

: Jawa / Indonesia

Alamat

: Way Kanan

Identitas Penanggung Jawab


Nama

: Bpk. T

ISOLASI

SOSIAL

Umur

:-

Pekerjaan

: Buruh

Hub. Dengan Klien


Alamat
B.

: Bapak
: Way Kanan

Alasan Masuk
Klien masuk RSJ lewat UGD pada tanggal 3 November 2011 pukul 11.00 WIB, klien
mengatakan masuk RSJ karena sering marah-marah di rumahnya semenjak dia berhenti dari
pekerjaanya sebagai cleaning service di Bekasi. Selain itu, keluarga klien juga mengatakan
klien selalu berdiam diri di kamar dan kurang bersosialisasi baik dengan orang yang berada di
rumahnya dan tetangga sekitarnya.

C.

Faktor Predisposisi
1. Riwayat gangguan jiwa
Klien mengatakan ia sudah dua kali masuk RSJ, pertama kali pada tahun 2009 karena klien
sering melempari batu ke rumah tetangga tetangganya sehingga membahayakan orang
disekitarnya, selain itu klien selalu marah dan mengamuk bila keinginanya tidak di turuti dan
yang kedua kalinya adalah sekarang, klien dimasukan ke RSJ provinsi lampung karena klien
selalu berdiam diri dan tidak bersosialisasi, baik dengan keluarganya dan orang disekitarnya.
2. Riwayat pengobatan
Keluarga klien mengatakan bahwa klien pernah dibawa berobat ke paranormal tetapi tidak
ada perubahan. Selain itu pada tahun 2009 klien pernah di rawat di RSJ provinsi Lampung,
namun setelah pulang dari RSJ klien hanya berdiam diri di kamar dan tidak pernah
bersosialisasi.
3. Riwayat penganiayaan
Klien mengatakan pernah dikeroyok oleh warga karena mabuk-mabukan minuman keras
pada tahun 2009 membawa motor hampir menabrak anak kecil.
4. Riwayat anggota keluarga yang gangguan jiwa
Keluarga klien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan dari masa sekolah hingga sekarang ia tidak pernah mengalami kejadian
yang tidak menyenangkan.

D.

Fisik
1. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmhg
Nadi

: 94 x/menit

Suhu

: 36,1 0C

Pernafasan

: 20 x/menit

2. Ukur
Berat badan

: 68 kg

Tinggi badan : 178 cm


3. Keluhan fisik
Klien mengatakan ia tidak memiliki keluhan fisik.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
E.

Psikososial
1. Genogram

Keterangan:
: laki-laki

: perempuan

27
: umur
: Klien

--------------- : Orang yang tinggal serumah dengan klien


: meninggal

2. Konsep diri
a.

Gambaran diri
Klien mengatakan tubuhnya terlalu kurus, ia merasa jelek, klien juga mengatakan kalau pria
berbadan besar itu akan disegani orang.

b. Identitas diri
Klien mengatakan ia belum pernah menikah, klien anak pertama dari tiga bersaudara
c.

Peran
Peren klien dalam keluarga adalah klien anak pertama dari tiga bersaudara. Klien membantu
orang tua mencari nafkah, namun semenjak dirawat di RSJ, klien tidak mempedulikan
perannya.

d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan segera pulang, karena klien ingin
bekerja kembali seperti layaknya orang sehat.
e.

Harga diri
Klien merasa sedih ketika ia berhenti dari pekerjaan sehingga klien merasa tidak berharga
karena tidak mampu membantu orang tuanya. Klien menyendiri di kamar, tidak berinteraksi
dengan orang lain.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Hubungan sosial
a.

Orang yang berarti


Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah keluarganya. Keluarga klien
adalah orang yang mengerti dan memahami klien.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat

Klien mengatakan bahwa ia tidak ikut dalam organisasi masyarakat yang ada di lingkungan
tempat tinggalnya, tetapi ia terkadang bermain sepak bola pada sore hari.
c.

Hambatan dalam hubungan dengan orang lain.


Klien mengatakan ia malas berhubungan dengan orang lain, karena menurut klien tidak ada
hal yang perlu dibicarakan atau diceritakan kepada orang lain dan juga klien mengatakan dia
bingung apa yang ingin diceritakan. Klien sering diam, jarang bercakap-cakap dengan klien
lain di ruangan.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

4. Spiritual
a.

Nilai dan keyakinan


Klien mengatakan bahwa ia dimasukkan ke RSJ kerena klien sering marah-marah, namun
klien tidak mengetahui bahwa klien mengalami gangguan jiwa, klien meyakini dirinya sehat.

b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sebelum masuk RSJ, klien jarang melakukan ibadah sholat lima waktu.
Begitu juga saat masuk RSJ klien tidak pernah sholat lima waktu.
F.

Status mental
a.

Penampilan
Dalam berpakaian, klien terlihat kurang rapi. Rambut klien tidak tertata. Klien tampak
kusam, lesu, dan kuku klien tampak kotor. Klien mengatakan ia mandi dua kali sehari namun
tidak pernah pakai sabun dan shampo.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Berhias

b. Pembicaraan
Klien tidak pernah memulai pembicaraan terlebih dahulu pada lawan bicara. Klien menjawab
pertanyaan seperlunya saja, terkadang pembicaraan inkoheren dengan pertanyaan yang
diajukan.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial & Kerusakan Komunikasi Verbal
c.

Aktifitas motorik
Ketika berbincang-bincang, kontak mata klien kurang, klien lebih banyak diam ketika tidak
ditanya, terkadang malah pulang ke kamar.
Masalan keperawatan : Isolasi sosial

d. Alam perasaan

Klien mengatakan ia putus asa karena ia takut tidak bisa membantu keluarganya karena ia
sudah tidak bisa bekerja lagi dan pernah masuk RSJ selain itu menganggap dirinya tidak baik
karena dahulu klien pernah meresahkan tetangganya yaitu dengan merusak kaca tetangganya
dengan cara menimpukinya dengan batu dan dianggap buruk oleh lingkungannya, klien
mengatakan dia malu bila bertemu orang karena dia pernah masuk RSJ sebelumnya.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
e.

Afek
Datar, karena selama interaksi klien banyak diam, menjawab pertanyaan seperlunya.
Terkadang klien langsung pergi ke kamar.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

f.

Interaksi selama wawancara


Klien kurang kooperatif saat diwawancarai, tidak ada kontak mata. Klien berbicara hanya
saat diberi pertanyaan oleh perawat, setelah itu klien kembali diam, mudah dialihkan bila ada
klien lain, pembicaraanya kacau, terkadang tidak jelas.
Masalah Keperawatan : Kerusakan Interaksi Sosial

g. Persepsi
Klien mengatakan ia marah-marah karena dia mendengar ada bisikan-bisikan, klien
mengatakan suara suara itu adalah suara wanita, klien mengatkan suara wanita utu
mengajak dia untuk bersenang senang, dan paling sering suara itu terdengar pada saat ia
sedang melamun. Tetapi perawat saat ini belum pernah melihat tanda-tanda klien
berhalusinasi auditori seperti berbicara sendiri, tertawa sendiri.
Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran
h. Proses pikir
Klien sering terlihat melamun, tidak suka memulai pembicaraan. Klien lebih suka
menyendiri. Saat interaksi selama wawancara kontak mata klien tidak fokus,dialihkan bila
ada klien lain, pembicaraanya kacau terkadang tidak jelas.
Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir
i.

Isi Pikir

Klien saat ini berpikir untuk pulang, dan klien menyesal selama ini berkelakuan tidak baik
terhadap tetangga dan mengajak berantem orang tua.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
j.

Tingkat Kesadaran

a. waktu : klien dapat mengetahui kapan klien masuk RSJ, dan dia mengrti kapan saja waktu ia
harus mandi
b. tempat : klien mengetahui saat ini klien berada di RSJ
c. orang : kilen sulit mengenali seseorang, jarang memulai perkenalan, di dalam ruangan pun
klien hanya hafal nama orang 3-5 orang saja.
Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir
k. Memori
Klien mampu mengingat kejadian yang telah lalu dan baru-baru terjadi. Klien masih ingat
jam berapa dia bangun tadi, klien juga ingat tahun berapa klien berhenti kerja.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
l.

Tingkat konsentrasi dan berhitung


Klien mampu berhitung dengan baik, saat diberi soal penambahan, klien mampu menjawab
dengan baik.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan

m. Kemampuan Penilaian
Klien dapat menilai yang baik dan yang buruk dan klien juga mengetahui bahwa sebelum
dirawat perbuatannya yang sering melawan orang tua berkelahi, melempar batu ke rumah
tetangga termasuk perbuatan tercela (tidak baik).
Masalah keperawatan : Tidak Ditemukan
n. Daya tilik diri
Klien tidak menyadari tentang apa yang diderita klien saat ini. Klien merasa sehat tidak perlu
pengobatan khusus untuk dirinya.
Masalah keperawatan : Kurang Pengetahuan
G.

Keperluan Persiapan Pulang

1. Makan
Klien mengatakan setiap kali makan mencuci tangan dan makan sendiri tanpa bantuan orang
lain . Klien mengatakan sering menghabiskan porsi makanan yang disediakan
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan
2. BAB/BAK
Klien mengatakan BAB & BAK di kamar mandi dan klien menyiramnya
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan
3. Mandi
Klien mengatakan dalam sehari mandi 2 kali dengan menggunakan alat mandi yang benar,
namun klien jarang sikat gigi, sehingga giginya tampak kotor dan klien tidak mencuci rambut
dan sabunan.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri :Mandi
4. Berpakaian dan berhias
Klien tidak nampak berhias diruangan, klien mengganti pakaian sehari satu kali dan
menggantinya sendiri. Rambut tidak tertata rapi.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Berhias
5. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan jadwal tidur siang dan malam tidak menentu, tapi biasanya :
tidur siang : 13.00-15.00
tidur malam

: 19.30-04.00

Masalah keperawatan : tidak ditemukan


6. Penggunaan obat
Klien minum obat secara mandiri, klien minum obat secara teratur dengan dosis yang benar.
Klien tidak tahu jenis dan manfaat obat yang diminum.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan apabila sakit klien berobat ke puskesmas. Bila menurut klien sakitnya
biasa saja, klien tidak pergi ke dokter (seperti masuk angin, dll). Dan saat ini klien

mengatakan rutin minum obat dan obat yang diminum sesuai dengan yang diberikan oleh
perawat.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
8. Kegiatan didalam rumah
Klien mengatakan kegiatan didalam rumah yang paling sering adalah tidur

dan berdiam

diri dikamar, tidak ada kegiatan di rumah.


Masalah keperawatan : Isolasi sosial
9. Kegiatan diluar rumah
Klien jarang keluar rumah, apabila keluar rumah pada pagi hari dan hanya pergi ke ladang
dan pulang pada sore hari. Lalu klien pulang berdiam diri di kamar.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
H.

Mekanisme Koping

a.

Adaptif
Klien hanya berbicara seperlunya dengan pasien lain dan perawat.

b. Maladaptif
Klien mengatakan jika klien ada masalah, klien selalu memikirkan dan mencari jalan keluar
sendiri. Jika klien mampu menyelesaikan masalahnya sendiri akan diselesaikan sendiri.
Namun bila tidak mampu klien akan marah-marah., mengamuk, setelah mengamuk klien
seperti hilang ingatan(lupa) dan klien menyendiri lagi.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif
I.

Masalah Psikososial Dan Lingkungan

1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok


Klien mendapat dukungan dari keluarganya walaupun dirawat di RSJ. Hal ini di buktikan
dengan datangnya keluarga klien untuk menjenguk.
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan

Klien termasuk orang pendiam klien terlihat menyendiri, memiliki kekurangan dalam
berinteraksi dengan orang lain klien mngatakan malas berinteraksi, klien berbicara jika ada
yang mengajak bicara dahulu.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
3. Masalah dengan pendidikan
Klien sudah lulus SLTA, klien tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
karena klien ingin langsung bekerja.
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukaan
4. Masalah dengan pekerjaan
Klien mengatakan klien berhenti dari pekerjaannya sebagai cleaning service di Bekasi dari
tahun 2007 karena gajihnya sedikit dan klien malu karena tidak bisa menolong kedua orang
tuanya.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

5. Masalah dengan perumahan


Klien mengatakan dirumah tinggal dengan oarang tuanya, beserta dua adik perempuan dan
satu adik ipar. Klien pernah di kroyok dengan warga setempat karena mabuk-mabukkan
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan
6. Masalah ekonomi
Klien mengatakan keluarganya cukup memenuhi keperluannya sehari-hari.
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit jiwa sekali karena ngamuk-ngamuk
dilingkungn tempat tinggal dan di bawa ke RSJ lalu di ikat satu malam.
Masalah Keperawatan : Resiko Prilaku Kekerasan
J.

Kurang Pengetahuan Tentang

Klien kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa yang klien alami sekarang, klien belum
mengetahui cara pengobatan yang dilakukan, karena kurang pengetahuan itu cara klien
menyelesaikan masalah tidak benar dan tepat.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan
K. Aspek Medis
1. Dx. Medis

: Skizofrenia

2. Therapi medis (saat ini)

L.

Haloperidol (HLP)

5 mg

3x1

Trihexyphenidil (THP)

2 mg

3x1

Chlorpomazin (CPZ)

100 mg

1x1

Daftar Masalah Keperawatan

1. Isolasi sosial
2. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
3. Harga diri rendah
4. Koping Individu Tidak Efektif
5. Kurang Pengetahuan
6. Gangguan Proses Pikir
7. Kerusakan Komunikasi Verbal
8. Defisit Perawatan Diri

M. Analisa Data
No

Analisa Data

.
1.

DS :

Maslah Keperawatan

Klien mengatakan bingung dalam memulai pembicaraan


karena menurut klien tidak ada bahan
pembicaraan untuk berinteraksi
DO :
-

Klien lebih banyak berdiam diri


Kontak mata kurang

Isolasi Sosial

Klien sering menyendiri


Klien tidak pernah memulai pembicaraan, maupun

perkenalan
- Afek tumpul (hanya mampu tertawa saat ada simuluus
perawat tertawa
2.

DS :

Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan wanita


yang mengajak klien untuk melakukan hal yang tidak
benar.

Halusinasi

DO :
3.

Klien sering menyendiri


Klien terkadang berbicara sendiri
Klien sering bengong / melamun
DS :

Klien mengatakan dirinya jelek, badannya terlalu kurus.


Klien mengatakan malu bila bertemu dengan orang yang

baru dikenal.
Klien mengatkan takut berbicara banyak karena takut

Harga Diri Rendah

menyakiti hati orang lain


DO :
4.

Klien tidak percaya diri ketika berbicara dengan orang lain


Klien jarang memulai pembicaraan dengan orang lain
Klien tidak mau menatap wajah lawan bicara
DS :
Klien mengatakan bila dia marah di lebih memilih untuk
menyendiri dan berdiam diri tidak ingin berbicara degan Koping Individu Tidak
orang lain atau terkadang dia memarahi orng tuanya.
DO :

Klien tampak selalu menyendiri


Klien terlihat jarang berbicara dengan orang lain
Klien selalu diam

Efektif

5.

DS :
Klien mengatakan bahwa ia tidak mengetahui tentang
penyakit yang dideritanya saat ini.

Kurang Pengetahuan

DO :
Klien tidak mampu menjawab pertanyaan saat ditanya
tentang penyakit yang dideritanya saat ini.
6.

DS :
Klien mengatakan kalau ia lebih suka menyendiri

Gangguan Proses Pikir

DO :
Klien sering terlihat melamum
Klien tidak suka memulai pembicaraan
Kontak mata klien tidaka fokus

7.

DS :
Klien

mengatakan

bingung

bila

ingin

memulai Kerusakan

pembicaraan dengan seseorang

Komunikasi

Verbal

Klien mengatakan malas berbicara karena menurut klien


tidak ada hal yang perlu dibicarakan.
DO :
Klien tidak pernah memulai pembicaraan kepada lawan
bicara
Klien menjawab pertanyaan seperlunya saja
Pembicaraan klien inkoheren dengan pertanyaan yang
diajukan
8.

DS :
Klien mengatakan mandi 2 kali sehari namun klien tidak
sikat gigi, mencuci rambut ataupun sabunan.
DO :
-

Gigi klien terlihat kotor


Kulit klien kusam

Defisit Perawatan Diri

Rambut klien kusam

N. Pohon Masalah
Kerusakan Komunikasi Verbal

Gangguan Proses Pikir

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Dengar

Defisit Perawatan Diri

Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif

Kurang Pengetahuan

ISOLASI SOSIAL

O. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Isolasi Sosial
2. Halusinasi
3. Harga diri Rendah
4. Koping Individu Tidak Efektif
5. Kurang Pengetahuan
6. Gangguan Proses Pikir
7. Kerusakan Komunikasi Verbal
8. Defisit Perawatan Diri

P. Rencana Tindakan Keperawatan


Inisial klien

: Tn. K

Dx Medis

: Skizofrenia

No RM

: 013650

Ruangan

: Cendrawasih

No

DX.

Rencana

Keperawata

Tindakan Keperawatan
Tujuan
Kriteria Hasil

n
1.

Rasional

Isolasi

TUM : Klien

Sosial

mampu
berinteraksi
dengan
lain

orang

Intervensi

TUK 1 : Klien Setelah

dapat membina interaksi

X 1.

Bina Hubungan saling

klien hubungan saling percaya

hubungan

menunjukan

percaya dengan :

saling percaya

tanda-tanda

percaya

salam langkah

kepada setiap

atau

Wajah

interaksi

Perkenalkan

cerah, nama,

nama

tersenyum

panggilan

- Mau berkenalan

perawat,

- Ada kontak mata

tujuan

dan
perawat

Bersedia berkrnalan

menceritakan

- Tanyakan dan

perasaan

panggil

nama

Berseddia kesukaan klien

mengungkapkan

- Tunjukan sikap

masalahnya

jujur

dan

menepati

janji

setiap

kali

berinteraksi
-

Tanyakan

perasaan

dan

masalah

yang

dihadapi klien
- Buat kontrak
interaksi

yang

jelas
-

awal

untuk melakukan

terhadap berinteraksi

perawat :
-

beri

merupakan

Dengarkan

dengan

penuh

perhatian
ekspresi
perasaan klien

TUK 2 :
Klien

2.Setelah 2 kali 1.Tanyakan pada Dengan


mampu interaksi

klien klien tentang :

menyebutkan

dapat

penyebab

menyebutkan

tinggal serumah kita

tanda
gejala
sosial

dan minimal

Orang

mengetahu tanda-

satu atau

yang tanda dan gejala,


dengan menentukan

isolasi penyebab menarik sekamar klien


diri :

Orang

-Diri Sendiri

paling

dekat

- Orang lain

ddengan

klien

- Lingkungan

dirumah

atau

perawatan
Apa

yang

membuat

klien

dekat

dengan

orang tersebut
-

Orang

yang

tidak

dekat

dengan

klien

dirumah

atau

diruangan
perawat
-

Apa

yang

membuat

klien

tidak

dekat

dengan

orang

tersebut
-

Upaya

yang

sudah dilakukan
agar

dekat

dengan

orang

tersebut

langkah intervensi

yang selanjutnya

diruangan
-

dapat

2.Diskusikan
dengan

klien

penyebab
menarik

diri

tidak

mau

bergaul

dengan

orang lain
3.Beri

pujian

terhadap
kemampuan
klien
mengungkapkan
perasaanya
TUK 3 :
Klien

3.Setelah

mampu interaksi

X 1.Tanyakan pada Reinforcement

dengan klien tentang :

menyebutkan

klien

keuntungan

menyebutkan

hubungan sosiial

berhubungan

keuntungan

sosial

dapat -

dan berhubungan

Manfaat meningkatkan
Kerugian

menarik diri

kerugian

sosial, misalnya :

menarik diri

-Banyak teman

2.Diskusikan

- Tidak kesepian

bersama

- Saling menolong

tentang manfaat

klien

berhubungan
Dean

kerugian sosial

menarik
misalnya :

dan

diri kerugian
menarik diri

-Sendiri
- Kesepian
-

Tidak

diskusi

3.Beri

pujian

bisa terhadap
kemampuan
klien

dpat
harga diri klien

mengungkapkan
perasaannya
TUK 4 :

4.Setelah

Klien

dapat interaksi

X 1.Observasi
klien perilaku

Mengetahui
klien sejauh

mana

melaksanakan

dapat

tentang

pengetahuan klien

hubungan

melaksanakan

berhubungan

tentang

sosial
bertahap

secara hubungan soosial sosial


secara

berhubungan

bertahaap

dengan orang lain

dengan :

2.Beri

motivasi

-Perawat

dan bantuu klien

- Perawat lain

untuk berkenalan

- Kelompok

/ berkomunikasi
dengan perawat
lain, klien lain,
kelompok
3.Libatkan klien
dalam

terapi

aktivitas
kelompok
sosialisasi
4.Diskusikan
jadwal
yang

harian
dilakukan

untuk
meningkatkan
kemampuan
klien
bersosialisasi
5.Beri
klien

motivasi
untuk

melakukan
kegiatan

sesuai

jadwal

yang

telah dibuat
6.Beri

pujian

terhadap
kemampuan
klien
memperluas
pergaulanya
melalui aktifitas
yang
dilaksanakan
TUK 5 :
Klien

5.Setelah
mampu interaksi

2X 1.Diskusikan

Agar klien lebih

klien dengan

klien percaya diri untuk

menjelaskan

dapat

tentang

berhungan dengan

perasaanya

menyebutkan

perasaanya

orang lain

setelh

perasaanya setelah setelah

berhubungan

berhubungan

berhbungan

sosial

sosial dengan :

sosial dengan :

-Orang lain

-Orang lain

- Kelompok

- Kelompok
2.Beri

pujian

terhadap
kemampuan
klien
mengungkapkan
perasaaanya
TUK : 6

1.Setelah 2X kali 1.Diskusikan

Klien

pertemuan,

Agar klien lebih

pentingya peran percaya diri dan

mendapat

keluarga

dapat serta

dukungan

menjelaskan :

tau akibat tidak

keluarganay

berhubungan

keluarga dalam -pengertian

sebagai

dengan orang lain

memperluas

menarik diri

pendukung

hubyngan

-tanda dan gejala untuk mengatasi

sosial

menarik diri
-penyebab
akibat

perilaku menarik
dan diri

menarik 2.Diskusikan

diri
-cara

potensi keluarga
merawat untuk membantu

klien menarik diri

klien mengatasi
perilaku menarik
diri
3.Jelaskan pada

2.Setelah

2X keluarga

pertemuan,
keluarga

tentang :
dapat -pengertian

mempraktekkan
cara

menarik diri

merawat -tanda dan gejala

klien menarik diri

menarik diri
-penyebab
akibat

dan

menarik

diri
-cara

merawat

klien

menarik

diri
4.Latih keluarga
cara

merawat

klien

menarik

diri
5.Tanyakan
perasaan

keluarga setelah
mencoba

cara

yang dilatihkan
6.Beri

motivasi

keluarga

agar

membantu klien
bersosialisasi
7.Beri
pada

pujian
keluarga

atas
keterlibatannya
merawat
TUK 7 :
Klien

7.1

memanfaatkan
obat
baik

dirumah sakit
2X 1.Diskusikan

Setelah

dapat interaksi

klien dengan

menyebutkan :

dengan -manfaat

-nama,

klien menyembuhkan
kerugian

tidak

minum

tidak obat,

nama,

meminum obat

warna,

dosis,

warna, cara, efek terapi,

dosis, efek terapi, dan


efek samping obat

efek

samping
penggunaan

7.2.Setelah...kali
interaksi

obat.

klien

mendemonstrasika 2.Pantau
n

klien

penggunaan saat penggunaan

obat dengan benar

obat

7.3.Setelah...kali

3.Beri

interaksi

Minum obat dapat

tentang manfaaat penyakit klien

minum dan

obat
-kerugian

klien

klien jika

pujian
klien

dapt menyebutkan menggunakan


akibat

berhenti obat

dengan

minum obat tanpa benar


konsultasi dokter
4.Diskusikan
berhenti minum
obat

tanpa

konsultasi
dengan dokter
5.Anjurkan klien
untuk konsultasi
kepada

dokter

atau perawat jika


terjadi

hal-hal

yang

tidak

diinginkan

Halusinasi

TUM : klien
dapat
mengontrol
halusinasi
TUK :1
Klien

dapat 1.1.Setelah

2X 1.bina hubungan Hubungan saling

membantu

interaksi

hubungan

klien,

saling percaya

menunjukkan
tanda

dengan saling
klien dengan

percaya percaya
prinsip merupakan

komunikasi

langkah

percaya teraupetik :

awal

untuk melakukan

kepada perawat :

-sapa

klien interaksi

-ekpresi

dengan ramah ,

bersahabat

baik

-ada kontak mata

maupun

verbal
non

-menunjukkan

verbal

rasa senang

-mau

berjabat nama

tangan
-mau

perkenalkan
lengkap,

nama panggilan
duduk dan

tujuan

berdampingan

berkenalan

dengan perawat

- tanyakan nama

-mengungkapkan

yang

masalah

yang klien

dihadapi

-buat

disukai
kontrak

yang jelas
-tunjukkan sikap
jujur

dan

menepati janji
-beri

perhatian

kepada klien dan


perhatian
kebutuhan dasar
klien
-tanyakan
perasaan

klien

dan

masalah

yang

dihadapi

klien

TUK 2 :
klien

dapat 2.1.setelah

2X

Mengetahui

mengenal

interaksi

klien 1.

adakan apakah halusinasi

halusinasinya

menyebutkan

kontrak langsung datang

-isi

dan

-waktu

secara bertahap

dan

singkat menentukan
tindakan

yang

-frekuensi

2.

-situasi

observasi tepat

dan tingkah

kondisi

yang klien

atas

laku halusinasinya
terkait

menimbulkan

dengan

halusinasi

halusinasinya.
-tanyakan
apakah

klien

mengalami
halusinasi
-jika

klien

menjawabnya,
tanyakan

apa

yang dialaminya
-katakan bahwa
TUK : 3
klien

perawat percaya
dapat

mengontrol
halusinasi

1.setelah ... kali


interaksi

klien

menyebutkan
tindakan

1.identifikasi
yang bersama

biasanya
dilakukan

Klien

cara

melakukan

klien tindakan
atau tepat

untuk tindakan

yang halusinasinya

mengendalikan

dilakukan

halusinasinya

terjadi halusinasi

2. setelah... kali 2.
interaksi

jika muncul

diskusikan

klien cara

yang

menyebutkan cara digunakan klien


baru

mengontrol -jika cara yang

halusinasi

digunakan

3. setelah .. kali adaptif,


interaksi

beri

klien pujian

dapat memilih dan -jika cara yang


memperagakan

dapat

digunkan

yang
saat

cara

megatasi maladaptif

halusinasi
4.

diskusikan

setelah..

klia kerugian

interaksi,

klen tersebut

melaksanakan
cara

yang

dipilih

cara

3.

diskusikan

telah cara baru untuk


untuk mengontrol

mengendalikan

halusinasi

halusinasi dengar

-katakan

5.

setelah

pada

2X diri sendiri ini

interaksi,

klien tidak nyata (saya

mengikuti

terapi tidak

mau

aktivitas

mendengar)

kelompok

-menemui orang
tua

/perawat

untuk
menceritakan
tentang
halusinasinya
-membuat

dan

melaksanakan
jadwal kegiatan
sehari-hari yang
telah disususn

TUK : 4
klien

1.setelah
dapat interaksi

memanfaatkan
obat
baik

2X 1.diskusikan
klien denagn

dapat

minum obat
-kerugian
minum obat

klien mengurangi

tentang manfaat halusinasi klien

dengan menyebutkan :
-manfaat

Minum obat dapa

dan

kerugian

dari tidak

minum

obat,

nama,

tidak warna, dosis, dan


efek terapi dan

-nama,

warna, efek

samping

dosis, efek terapi penggunaan obat


dan efek samping 2. pantau klien
obat

saat penggunaan

2. setelah ... kali obat


interaksi

klien 3.

beri

pujian

mendemonstrasika bila
n

penggunaan menggunakan

obat dengan benar


3.

klien

setelah..

obat

kali benar

interaksi

4.

klienmenyebutkan

akibat

akibat

dengan
diskusikan
berhenti

berhenti minum

minum obat

obat

tanpa konsultasi
denagn dokter
5. anjurkan klien
untuk konsultasi
kepada
dokter/perawat
jika terjadi halhal yang tidak
diinginkan.

3.

Harga Diri TUM :


rendah

Klien

dapat 1.klien

dapat

Hubungan saling

melakukan

mengungkapkan

1.bina hubungan percaya

hubungan

perasaannya

saling percaya

sosial
bertahap
TUK 1 :
Klien
membina

secara 2.ekspresi

wajah a.sapa

akan

menimbulkan

klien kepercayaan klien

bersahabat

dengan

ramah, pada

3.ada kontak mata

baik

verbal sehingga

4.menunjukkan

maupun

memudahkan

nonverbal

dalam

dapat rasa senang


5.mau

berjabat b.perkenalkan

perawat

pelaksanaan

akan

hubungan

tangan

diri

saling percaya

6.mau menjawab sopan


salam

dengan tindakan
selanjutnya

c.tanya

nama

7.klien mau duduk lengkap

klien

berdampingan

dan

nama

mau panggilan

yang

8.klien
mengutarakan

disukai klien

masalah

yang d.jelaskan tujuan

dihadapi

pertemuan, jujur
dan

menepati

janji
e.tunjukkan
sikap empati dan
menerima klien
apa adanya
f.beri

perhatian

pada klien
2.beri
kesempatan
untuk
mengungkapkan
perasaannya
tentang penyakit
yang dideritanya
3.sediakan waktu
untuk
mendengarkan
klien
4.katakan

pada

klien bahwa ia
adalah

seorang

yang

berharga

dan
bertanggungjawa
b serta mampu
TUK 2 :

Klien

Klien

mampu menolong

dapat mempertahankan

mengidentifika

dirinya sendiri

aspek positif yang

akan

meningkatkan

si kemampuan dimiliki
dan

Pujian

harga diri klien

aspek

positif

yang

dimiliki

1.diskusikan
kemampuan dan
aspek
yang

positif
dimiliki

klien dan beri


pujian
/reinforcement
atas kemampuan
mengungkapkan
perasaannya
2.saat

bertemu

klien, hindarkan
memberi
penilaian negatif.
1.kebutuhan klien Utamakan
terpenuhi
TUK 3 :
Klien

2.klien

memberi pujian Peningkatan


dapat yang realistis

dapat melakukan

menilai

mendorong klien

aktivitas terarah

untuk mandiri

kemampuan
yang
digunakan

kemampuan

dapat
1.diskusikan
kemampuan
klien yangmasih

dapat digunakan
selama sakit
2.diskusikan
juga kemampuan
yang
1.klien

dapat

mampu dilanjutkan

beraktivitas sesuai penggunaan


TUK 4:
Klien

kemampuan

di Pelaksanaan

rumah sakit dan kegiatan

dapat 2.klien mengikuti dirumah nanti

menetapkan

terapi

dan

kelompok

mandiri

aktivitas

awal

modal
untuk

eningkatkan harga

merencanakan

diri rendah

kegiatan sesuai
dengan

1.rencanakan

kemampuan

bersama

klien

yang dimiliki

aktivitas

yang

masih

dapat

dilakukan setiap
hari

sesuai

kemampuan

kegiatan
mandiri,
kegiatan dengan
bantuan
minimal,
kegiatan dengan
bantuan total
2.tingkatkan
kegiatan

sesuai

dengan toleransi
kondisi klien
3.beri

contoh

cara pelaksanaan
Klien

secara

mampu kegiatan

yang

beraktivitas sesuai boleh


kemampuan

lakukan

TUK 5 :
Klien

klien Dengan aktivitas


(sering klien

klien
dapat

takut mengetahui

melaksanakanny

melakukan

akan

kemampuannya

kegiatan sesuai
kondisi

sakit

dan
kemampuannya
1.beri
kesempatan
klien
1.klien

mampu mencoba

melakukan

apa kegiatan

yang diajarkan
TUK 6 :
Klien

untuk

2.klien
dapat memberikan

yang Perhatian

direncanakan

keluarga

dan

mau 2.beri pujian atas pengertian


keberhasilan

keluarga

klien

dapat

sistem

3.diskusikan

meningkatkanharg

pendukung

kemungkinan

a diri klien.

yang ada

pelaksanaan

memanfaatkan

dukungan

dirumah

1.beri
pendidikan
kesehatan

pada

keluarga

klien

tentang

cara

merawat

klien

harga diri rendah


2.bantu keluarga

akan

membantu

memberi
dukungan
selama

klien

dirawat
3.bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan
dirumah

Diposkan oleh Nursing Poltekkes 26 di 18.42 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke
Twitter Berbagi ke Facebook
0 komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Beranda

tentang kami

Nursing Poltekkes 26
mahasiswa yang memimpikan hari esok yang cerah .
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

2012 (2)
o Januari (2)

ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH

ASUHAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL

WAKTU SEKARANG
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut
pengunjung

TV jewelry shop
Design by Wordpress Themes.
Themes By Buy My Themes, Elf Coupons And Macys Printable Coupons.

Copyright (c) 2010 Creative Nurse's Metamorf and Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai