Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FILSAFAT SAIN

BENARKAH ARMSTRONG PERNAH KE BULAN ?

TINJAUAN AKSIOLOGIS FILSAFAT

Disusun Oleh
Tomi Widiatmo
NIM. I12E015031

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MATARAM
2015

PENDAHULUAN
Neil Armstrong, astronaut dari Amerika Serikat, menjadi orang pertama yang
menjejakkan kaki di Bulan pada 21 Juli 1969. Berjarak lebih dari 386 ribu
kilometer dari Bumi, Armstrong mengucapkan kalimat yang abadi hingga saat ini,
"That's one small step for man, one giant leap for mankind."
Armstrong bertolak dari Bumi empat hari sebelumnya menggunakan Apollo 11
bersama Edwin Aldrin Jr., dan Michael Collins. Ia saat itu baru berusia 38 tahun,
berprofesi sebagai pilot sipil, namun diangkat menjadi komandan misi tersebut.
Pada 19 Juli 1976, Apollo 11 memasuki orbit Bulan. Keesokan harinya,
Armstrong bersama Aldrin memisahkan diri dari pesawat induk menggunakan
modul "Eagle". Sementara Collins tetap di dalam Apollo 11.
Dua jam kemudian, Eagle mulai mendekati permukaan Bulan. Tak lama
berselang, modul ini menyentuh permukaan satelit dari Bumi tersebut. Armstrong
langsung melapor ke Kontrol Misi di Houston, Texas, AS. Bunyi pesannya pun
bergema hingga sekarang, "The Eagle has landed."
Armstrong membuka pintu palka dan menuruni tangga Eagle. Seluruh pergerakan
ini terekam video kamera yang terpasang di modul untuk kemudian disaksikan
jutaan orang di Bumi. Dengan langkah berhati-hati, Armstrong meletakkan
kakinya di atas permukaan berpasir Bulan. Sejarah baru tercipta.
Selang beberapa menit, Aldrin bergabung bersama Armstrong. Keduanya
mengambil beberapa sampel tanah, memotret lanskap, dan menancapkan bendera
AS. Hari itu, keduanya bahkan menginap di Bulan.
Sehari kemudian, 21 Juli 1969, Armstrong dan Aldrin kembali ke pesawat induk.
Namun, sebelum meninggalkan Bulan, mereka menempatkan plakat bertuliskan
"Di sini, manusia pertama dari Planet Bumi menginjakkan kaki di Bulan --Juli
1969 AD-- Kami datang dengan damai untuk seluruh umat manusia." Ketiganya

kembali dengan selamat ke Bumi pada 22 Juli. (National Georaphic Indonesia,


2012)
Pendarat manusia pertama di Bulan itu diabadikan dan disaksikan oleh manusia
dari berbagai negeri. Tapi nyatanya, ada beberapa pihak yang meragukan
pencapaian tersebut. Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) dituding
melakukan penipuan publik dengan membuat skenario pendaratan yang apik,
detail, dan terstruktur dengan rapih.
Pada tahun 1974, seorang penulis bernama Bill Kaysing menerbitkan buku
berjudul, 'We Never Went to the Moon' (kita tak pernah ke Bulan) dan belum lama
ini Channel Fox 5 juga menyiarkan film dokumenter berjudul 'Did We Land On
The Moon?'.( CNN Indonesia, 2014 ). Bahkan dalam bukunya Bill Kaysing
mengklaim lebih dari 30% penduduk Amerika dewasa tidak percaya bahwa
Amerika dengan Armstrongnya pernah menginjakkan kaki di bulan.

PEMBAHASAN
Kontroversi tentang pendaratan Armstrong ke bulan telah dibahas dan
didiskusikan sejak lama. Pro dan kontra berkembang dengan pendukungnya
masing-masing seolah tak ada habisnya. Tak hanya melibatkan orang awam,
diskusi ini telah memaksa para ahli dan pakar dari berbagai disiplin ilmu turut
ambil bagian. Tak ingin ketinggalan sang empunya gawe ( NASA ) pun angkat
bicara.
Para ahli Fisika dengan argumentasi dan teorinya, para ahli astronomi dengan
kepakarannya dan bahkan para ahli fotografi juga angkat bicara. Hal ini
memberikan gambaran kepada kita bahwa penolakan sebagian kalangan tentang
masalah ini adalah hal yang serius. Sehingga lembaga sekelas NASA pun dipaksa
angkat bicara.
Berikut adalah sejumlah teori kebohongan pendaratan di Bulan berserta
sanggahan dari NASA dan pihak terkait.
Bintang yang tak terlihat
Foto-foto pendaratan di Bulan sama sekali tidak memperlihatkan bintang di langit.
Padahal, dengan mata telanjang bintang-bintang tersebut bisa terlihat jelas dari
bumi.
Bulan tidak memiliki atmosfer, jadi baik siang atau malam langit di sana akan
selalu terlihat gelap. Sedangkan absennya bintang-bintang pada foto diklaim
memang keterbatasan kamera saat itu.
Para astronot sengaja menyetel kamera pada tingkat pencahayaan yang rendah.
Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan permukaan bulan yang sudah
memantulkan

cahaya.

Kibaran bendera AS
Tak ada angin dan gravitasi di Bulan, tapi mengapa bendera Amerika Serikat yang
ditancapkan terlihat berkibar?
Jawabannya mudah. NASA sengaja menggantung bendera tersebut pada tiang
yang berdiri secara horisontal dan vertikal, atau terlihat seperti huruf L yang
terbalik.
Efek berkibar yang terlihat pada foto sebenarnya adalah kerutan yang timbul
karena bendera tersebut baru saja ditancapkan.
Objek yang harusnya terlihat gelap
Inilah sebuah teori yang ikut dibantahkan oleh produsen kartu grafis Nvidia.
Saat Aldrin mendarat di Bulan, Armstrong mengabadikan gambarnya melalui
jepretan sebuah lensa. Foto ini kemudian menjadi perdebatan karena ada
pencahayaan yang dianggap tidak lazim.
Foto tersebut diambil saat Aldrin turun dari tangga sembari membelakangi
pesawat. Anehnya, pada pakaian Aldrin tetap terpapar cahaya. Padahal saat itu
sumber sinag tengah menerangi sisi lain pesawat.
Berbagai tudingan pun muncul. Ada yang menilai bahwa foto tersebut diambil di
sebuah studio dengan teknik pencahayaan khusus, inilah yang akhirnya dijawab
oleh Nvidia.
Analisa yang menggunakan GPU GTX Maxwell menyimpulkan bahwa, cahaya
tersebut datang dari sinar matahari di belakang Lunar Lander yang mengenai
permukaan Bulan. Permukaan bulan sendiri memiliki partikel-partikel kecil
seperti kaca yang dapat memantulkan cahaya.

Bayangan yang tak konsisten


Bukti lain yang dianggap penerbangan ke Bulan itu palsu adalah, foto bayangan
yang terlihat tidak konsisten, mengarah ke segala arah. Padahal di situ hanya ada
satu sumber cahaya.
Kuat dugaan itu adalah sinar lampu studio yang memang berada di titik-titik
khusus. Tapi nyatanya tidak demikian.
Permukaan Bulan tidak datar. Banyak kawah, gundukan, dan bebatuan. Inilah
yang membuat bayangan yang tertangkap kamera tidak konsisten, karena sinar
memang terhalang berbagai benda.
Rivalitas Amerika Rusia
Sebagai salah satu Negara adi daya, Rusia tampil sebagai pesaing Amerika dalam
segala hal termasuk dalam kemajuan teknologi. Kita meyakini bahwasanya Rusia
tidak kalah dari Amerika dalam hal ini. Akan tetapi Rusia belum mampu
mendaratkan orangnya ke bulan sampi hari ini, bahkan 46 tahun setelah Amstrong
orang Amerika pertama menancapkan bendera Negaranya di bulan. Sejauh itukah
ketertinggalan Rusia dari Amerika dalam hal ini ??? Ataukah Amerika terlalu
cerdik membangun kebohongan besar ini ???
Saya belum menemukan sanggahan dari pihak manapun tentang tinjauan di atas.
Pun begitu hingga kini temuan tersebut masih terus diperdebatkan. Ada sejumlah
pihak yang belum puas dengan sanggahan yang ada.
Masih banyak lagi keganjilan-keganjilan yang lain tentang pendaratan Armstrong
di bulan. Bill Kaysing dalam bukunya We Never Went to The Moon setidaknya
menyebutkan 12 alasan bahwasanya pendaratan Armstrong ke bulan hanyalah
proyek prestisius Amerika dan tidak lebih dari bualan Negara adidaya tersebut
untuk memenangkan perang teknologi dengan seterunya Rusia.

Mari kita tinggalkan perdebatan tentang kontroversi valid tidaknya Armstrong


pernah ke bulan. Saya ingin melihat permasalahan ini dari sudut pandang yang
lain, keluar dari analisa-analisa ilmiah dan logis yang seringkali berulang dari hal
itu lagi itu lagi.
Mari melihat dari cara pandang filsafati. Berbicara tentang filsafat berarti
berbicara tentang ontology, epistemology, dan aksiologi sesuatu. Ontologi adalah
hakikat sesuatu, epistemology adalah objek kajian sedangkan aksiologi adalah
manfaat sesuatu.
Dari tinjauan aksiologis filsafat, mendaratnya Armstrong ke bulan tidak
memberikan manfaat apapun untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan kemudahan
hidup manusia. Setidaknya itulah pandangan saya.
Sudah berlalu waktu 46 tahun sejak Armstrong pertama kali menginjakkan
kakinya ke bulan. Tidakkah waktu yang panjang itu cukup untuk mengungkap
rahasia-rahasia ilmiah yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, sebagai oleholeh perjalanan mahal dan jauh ini. Apakah bebatuan dari bulan yang dibawa
hanya menjadi cindra mata di gedung NASA???
Bahkan ketika orang terkahir yang dikirim Amerika ke bulan (Eugene (Gene)
Cernan dan Harrison (Jack) Schmitt dalam misi Apollo 17) pada Desember 1972
kembali ke bumi, pun tanpa membawa oleh-oleh yang berarti.
Amerika akhirnya menyerah dan memutuskan misi Apollo 17 adalah yang
terakhir yang konon di kirim ke bulan.
Seandainya perjalanan ke bulan membawa manfaat yang menguntungkan bagi
ummat manusia, kenapa dihentikan ???
Menjadikan biaya yang mahal sebagai alasan agak sulit diterima, karena hal itu
keluar dari adat kebiasaan Amerika. Katakanlah alas an tersebut kita terima dan
Amerika secara individu tidak mampu membiayai misi ini lagi, maka Negara-

negara di dunia akan bersatu padu membantu ( urunan ). Tentu jika memang misi
ini membawa kemaslahatan bagi ummat manusia.
Akan tetapi sekali lagi kanyataannya tidak demikian. Misi manusia ke bulan kini
tinggallah sejarah.
Di sisi lain, ada sebagian orang membuat-buat kemungkinan bahwa suatu saat
nanti ketika bumi sudah penuh sesak dan tak mampu lagi menampung manusia,
bulan menjadi alternative tempat tinggal bagi manusia.
Dalam hal ini saya meyakini bahwasanya bumi tidak akan pernah penuh oleh
manusia sampai hari kiamat. Bumi akan selalu cukup untuk

manusia dan anak

keturunannya.
Hal ini disebutkan oleh Abdul Hakim Abdat dalam bukunya Al Masaa-il jilid 5
hal. 27 :
Alloh subhanahu wataala berfirman yang artinya : Dan bagi kamu di bumi
ada Mustaqar ( tempat menetap yang telah ditentukan ) dan Mataa
(kesenangan hidup) sampai waktu yang telah ditentukan ( QS. Al Baqarah : 36
& Al Araf ; 24 )
Kata Mustaqar yang ada di dalam ayat di atas sebagaimana yang juga telah
disebutkan dalam ayat yang lain, Allah azza wa jalla berfirman yang artinya :
( yang disimpan ) dalam ( qarar ) tempat yang kokoh ( rahim ) . (QS. Al
Mukminun : 13&Al Mursalat : 21 )
Dua ayat yang mulia ini menegaskan dan m enunjukkan bahwa manusia tidak bisa
hidup di tempat selain dari bumi. Karena Allah telah menyiapkan bumi ini sebagai
tempat tinggal manusia yang hidup dan yang matinya seluruhnya cukup
dengan segala macam keperluannya di bumi ini. Bumi dengan seluruh
perbendaharaanya yang begitu banyak akan dapat mencukupi segala kebutuhan
hidup manusia.
7

Kata mataa

dalam ayat di atas yang dimaksud adalah segala macam

perbekalan hidup dan kehidupan manusia di bumi ini. Sampai pada batas waktu
yang telah ditentukn oleh Allah azza wjalla tentukan.
Demikianlah keyakinan saya bahwasanya bumi sekali kali tidak akan pernah
kepenuhan oleh manusia. Bumi telah Allah sediakan bagi hidup dan kehidupan
manusia dengan segala hal yang mereka butuhkan untuk melangsungan hidupnya.
Hal ini memperkuat pandangan saya bahwasanya misi manusia mendarat di bulan
adalah misi yang sia-sia. Yang tidak mendatangkn manfaat dan tidak merubah
apapun dari kehidupan manusia.

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat ditarik beberapa poin penting sebagai kesimpulan
yaitu :
1. Kebenaran Pendaratan manusia ke bulan masih menjadi perdebatan
2. Amerika telah menghentikan pengiriman manusia ke bulan
3. Dari sudut pandang aksiologis filsafat, misi mendarat manusia ke bulan
adalah misi yang kurang bermanfaat, membuang-buang energy dan
pemborosan.

DAFTAR PUSTKA

Abdat, AH.2007. Al Masaa il jilid 5. Daarus sunnah. Jakarta


Anonim. Fakta dan Mitos Pendaratan Manusia di bulan. http://CNN
Indonesia.com. Diakses tgl 10 Oktober 2015.
Kaysing, B. 1974. We Never Went to The Moon : Americas Thirty
Billion Dollars Swindle.

Zakia, Z. 2012. 20 Juli 1969, Manusia Pertama Mendarat di Bulan.


http://nationalgeographic.co.id .Diakses tgl 10 Oktober
2015.

10

Anda mungkin juga menyukai