PEREKONOMIAN INDONESIA
DI SUSUN OLEH :
NAMA : USMAN SAHI
NIM : E2114157
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
DAYA SAING DAN LIBERALISASI PERDAGANGAN
A. DAYA SAING
Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses,
dinyatakan bahwa: daya saing adalah kemampuan untuk menunjukkan
hasil lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna . Kemampuan yang
dimaksud dalam Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tersebut meliputi:
(1) kemampuan memperkokoh posisi pasarnya,
(2) kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya,
(3) kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, dan
(4) kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan.
Daya saing mencakup daya saing negara, daya saing
perusahaan/industri, dan daya saing produk/komoditas.
1. Daya Saing Perusahaan
Sementara itu, daya saing perusahaan berbeda dengan daya saing
bangsa. Suatu perusahaan memiliki daya saing atau keunggulan
kompetitif (competitive advantage) ketika perusahaan tersebut
mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki pesaing, melakukan sesuatu
lebih baik dari perusahaan lain, atau mampu melakukan sesuatu yang
tidak mampu dilakukan oleh perusahaan lain.
Menurut Michael Porter terdapat dua tipe dasar dari keunggulan
kompetitif, yaitu: cost advantage dan differentiation advantage. Suatu
Dengan perdagangan bebas tidak ada lagi hambatan yang dibuat oleh
suatu negara dalam melakukan suatu transaksi perdagangan dengan
negara lainnya. Negara-negara di dunia atau yang terlibat langsung
dalam perdagangan bebas mempunyai hak untuk menjual produk baik
barang ataupun jasa terhadap negara lain tanpa harus dibebani oleh
batasanbatasan pajak atau bea masuk.
Dengan adanya perdagangan bebas, diharapkan interaksi antarnegara
dalam perdagangan menjadi lebih intensif tanpa harus dibatasi oleh
peraturan yang membelenggu di dalam negeri negara tujuan. Adanya
liberalisasi merupakan arus pemikiran umum yang muncul sebagai
respon perkembangan dunia yang sangat dinamis, progresif
dan berkarakter multidimensi.Karakter multidimensi ini berdasarkan
pada sebuah teori yang dikemukakan oleh Talcott Parson. Proses
perkembangan liberalisasi dalam fase awal akan mempengaruhi orientasi
ekonomi dan struktur politik hingga menjalar pada struktur sosial. Pada
fase terakhir, kondisi ini akan merombak tatanan budaya suatu
komunitas tertentu.
Apabila dilihat dari sejarahnya, konsep liberalisasi perdagangan
jasa bukan berasal dari kebudayaan asli bangsa Indonesia, maka
fenomena seperti ini nampaknya sulit untuk dipahami dan diterima oleh
masyarakat. Selain itu, nampaknya ada persoalan dalam hal konsistensi
diseminasi informasi dan peningkatan keahlian dan wawasan mengenai
masalah ini di berbagai bidang kehidupan, sehingga isu liberalisasi
perdagangan jasa selalu dianggap sebagai sesuatu yang baru. Terlepas
dari kondisi tersebut, liberalisasi perdagangan jasa merupakan fakta
yang perlu dipahami oleh masyarakat karena pengaruhnya sangat besar
dalam kehidupan keseharian masyarakat itu sendiri.
Bagian Eropa barat proses integrasi ekonomi dan politik yang berjalan
sejak akhir perang dunia II telah mewujudkan masyarakat Eropa yang
semakin terintegrasi dengan perjajanjian Maastricht, yang membuat
Eropa barat semakin mengarah kepada unifikasi politik maupun
ekonomi. Eropa tengah, negara-negara yang pada periode perang dingin
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Liberalisasi ekonomi merupakan sebuah paham atau sistem ekonomi
yang menempatkan peran swasta sebagai tokoh utama dari pelaku
ekonomi. Dalam ekonomi liberal, peran pemerintah tidak diperkenankan
turut campur. Semuanya diatur oleh swasta ataupun individu pemilik
modal.
Dalam prakteknya di Indonesia liberalisasi ini diwujudkan dalam
berbagai kebijaksanaan deregulasi baik di sektor perdagangan keuangan
ataupun sektor riil khususnya manufaktur. Liberalisasi juga mencakup
bidang penanaman modal asing (PMA). Kebijaksanaan liberalisasi telah
menunjukkan manfaat antara lain berupa meningkatnya ekspor produk
padat rakyat meningkatnya tabungan masyarakat dan lebih efisiennya
produksi di beberapa jenis industri.
Akibat dari kebijaksanaan liberalisasi adalah semakin dominannya
modal kuat domestik dan asing dalam menguasai pasar dosmetik.
Liberalisasi yang dimaksudkan memberikan kesempatan kepada
mekanisme pasar dalam bersaing yang sehat berubah menjadi pasar yang
oligopolistis. Dominasi ini mencakup hampir seluruh sektor
perekonomian mulai dari sektor keuangan, perdagangan sampai
produksi di sektor manufaktur.