Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(111611101004)
(111611101025)
(111611101030)
(111611101037)
(111611101049)
(111611101088)
(111611101094)
(121611101010)
(121611101103)
Pembimbing :
drg. Hestieyonini H, M.Kes
drg. Kiswaluyo, M.Kes
Dr. drg. Ari Tri Wanodyo H, M.Kes
drg. Elyda Akhya, MIPH
Dr. drg. Ristya Widi E, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kesehatan gigi merupakan bagian intergral dari kesehatan secara
keseluruhan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Prevalensi karies gigi dan
penyakit periodontal yang tinggi di masyarakat dan hasil penelitian menunjukkan
karies gigi mempunyai dampak yang luas, yaitu gangguan pada kualitas hidup
antara lain keterbatasan fungsi, disabilitas fisik, ketidak nyamanan psikis dan
disabilty psikis (Kemenkes RI, 2012).
Laporan Depkes RI (2008) menyatakan penyakit gigi dan mulut
menduduki urutan pertama dengan prevalensi 61% penduduk .Penyakit yang
terbanyak yang diderita masyarakat Indonesia adalah karies gigi dan penyakit
periodontal. Prevalensi karies gigi di Indonesia pada tahun 2007 terdapat 43,4%
penduduk Indonesia menderita karies aktif yang belum ditangani. Prevalensi
tersebut meningkat menjadi 53,2% pada tahun 2013 (Depkes RI, 2013).
Masalah kesehatan gigi dan mulut yang muncul sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan dan perilaku individu dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
(Sriyono, 2009). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting bagi terbentuknya prilaku seseorang. Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Apabila penerimaan perilaku baru didasari oleh pengetahuan,
kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng
(long lasting). Sebaliknya bila tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran
tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian Rosedewi (2015) menunjukkan bahwa responden yang
mempunyai pengetahuan cukup berisiko mengalami kejadian karies gigi 8,143
kali lebih besar daripada responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan tindakan dalam
menjaga kesehatan gigi dan mulut terhadap karies gigi dan kebersihan rongga
mulut pada masyarakat Desa Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember?
1.3.2
Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
1.4.1
1.4.2
Bagi pihak poli gigi Puskesmas Ambulu penelitian ini dapat digunakan
sebagai acuan dalam upaya mengadakan program penyuluhan dan
perencanaan kesehatan gigi dan mulut.
1.4.3
1.4.4
Pengetahuan Implisit
Pengetahuan implisit merupakan yang masih tertanam dalam bentuk
pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata,
seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip.
Pengetahuan Eksplisit
Pengetahuan eksplisit merupakan pengetahuan yang telah disimpan dalam
wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan.
Pendidikan
Lingkungan
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke
dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan direspon
sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masa lalu.
Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Menurut
Notoatmodjo
(2012)
menjelaskan
bahwa
pengetahuan
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima.
Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk menghubungkan
bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata
lain sistesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan-kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.Penilaianpenilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yangditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang ada.
d. Adopsi (Adoption)
Adopsi yaitu apabila subjek telah melakukan sesuatu sebagai kebiasaan yang
sudah berkembang dengan baik.Tindakan telah dimodifikasi tanpa mengurangi
kebenaran (Notoatmodjo, 2007).
2.2.3 Pengukuran Tindakan
Pengukuran tindakan ada dua cara yakni sebagai berikut :
a
Secara Langsung
Pengukuran tindakan dengan observasi yaitu mengamati tindakan dari subjek
dalam rangka memelihara kesehatanya.
perilaku
yang
berupa
tindakan
dengan
pengetahuan,
kepercayaan dan persepsi dijelaskan oleh Rosenstock pada tahun 1974 dalam
Health Belief Model bahwa kepercayaan seseorang terhadap timbulnya penyakit
dan potensi penyakit, akan menjadi dasar seseorang melakukan tindakan
pencegahan atau pengobatan terhadap penyakit tersebut (Notoadmojo, 2010).
Penelitian Muhsinah di poli kandungan RSUD Banjarbaru (2014) menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan
perilaku kesehatan gigi dan mulut. Hal ini sejalan dengan penelitian (Rahayu,
2014) yang menunjukkan semakin baik pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap
pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut, semakin baik status kesehatan
periodontal pra lansia. Perilaku terhadap pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
memberikan kontribusi pengaruh paling besar terhadap status kesehatan
periodontal pra lansia.
Angka D (Decay)
Angka M (Missing)
Angka F (Filled)
: tedapat debris lunak yang menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi atau
terdapat stain yang menutupi permukaan gigi
: terdapat debris lunak yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi
(Alhamda, 2011)
Sedangkan untuk pemeriksaan CI-S (kalkulus indeks), eksplorer
diletakkan
pada
crevice
distolingual,
menuju
daerah
subgingiva,
dan
: terdapat kalkulus supragingiva yang menutupi 1/3 2/3 permukaan gigi atau
terdapat bercak kalkulus subgingiva pada permukaan servikal gigi atau
keduanya
: terdapat kalkulus supragingiva yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi
atau adanya kalkulus subgingiva yang tebal dan melingkar atau keduanya.
(Alhamda, 2011)
Skor OHI-S per individu adalah total dari skor DI-S dan CI-S. Tingkat
kebersihan rongga mulut secara klinis dalam kaitannya dengan nilai OHI-S adalah
sebagai berikut:
Nilai baik
: 0,0 1,2
: 3,1 6,0
(Alhamda, 2011)
Gambar 2.1 Teknik menyikat gigi Modified Stillman (Phinney dan Halstead, 2004).
Metode Pengukuran
Pemeriksaan dilakukan dengan memberikan kuisioner yang berisi 19
daftar pertanyaan. Setiap item pertanyaan memiliki tiga alternatif
jawaban. Jawaban tepat diberi skor 3, jawaban kurang tepat diberi
skor 2, dan jawaban salah diberi skor 1. Jumlah skor kemudian
dikelompokkan menjadi :
a) Rendah : 19 31
b) Sedang : 32 44
c) Tinggi : 45 57
(Setiawan., Permanan, P., 2008)
c
gigi,
menggunakan
metode
Modified
Stillman,
yaitu
Hasil
check
list
kemudian
dikelompokkan menjadi :
a) Buruk : 0 4
b) Sedang : 5 8
c) Baik
: 9 - 12
Pengertian
dijumlahkan
dan
Metode Pengukuran
Pemeriksaan dilakukan dengan menginstruksikan kepada responden
untuk membuka mulut lalu dilakukan pemeriksaan dengan kaca mulut
dan sonde dimulai dari sisi kanan gigi posterior rahang atas anterior
dan ke posterior kanan rahang bawah.Nilai DMF-T adalah angka yang
menunjukkan jumlah gigi permanen dengan karies pada seseorang atau
sekelompok orang.
Angka D (Decay) : gigi yang berlubang karena karies
Angka M (Missing): gigi yang dicabut karena karies
Angka F (Filling) : gigi yang ditambal atau ditumpat karena karies
dan dalam keadaan baik
(Notohartojo dan Magdarina, 2013)
Pengertian
Suatu kondisi gigi geligi yang bersih dari adanya debris dan kalkulus.
Metode Pengukuran
Pemeriksaan dilakukan dengan menginstruksikan kepada responden
untuk membuka mulut, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dengan
kaca mulur dan sonde. Gigi yang diperiksa meliputi 6 gigi yaitu gigi
molar satu atas kanan bagian bukal, gigi insisiv atas kanan bagian
bukal,gigi molar satu atas kiri bagian labial, gigi molar satu bawah kiri
bagian lingual, gigi insisiv satu bawah kiri bagian labial, gigi molar
bawah kanan bagian lingual.
Skor dari debris indeks:
i 0 = tidak ada debris
d
1+ N ( 2)
=
N
7576
1+ (7576x 0,052)
7576
1+ (7576 x 0,0025)
= 379,93 (380)
Keterangan :
n
= jumlah sampel
= populasi
d2
diinginkan 0,05.
Jumlah responden sebanyak 380 warga Desa Tegalsari Kecamatan Ambulu
Kabupaten Jember, dengan rincian dusun Tutul 126 responden, dusun Bedengan
126 responden dan dusun Tegalsari sebanyak 127 responden.
Alat tulis
Lembar kuesioner (kuesioner tertutup)
Alkohol 70%
Sarung tangan (Everglove Latex Examination)
Masker (Diapro Disposable Face Mask)
Kaca mulut (Medica)
Pinset (Medica)
Sonde lurus dan sonde bengkok (medica)
Headlamp
Analisa Data
Data disajikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dilakukan uji normalitas
dengan
menggunakan
uji
Kolmogorov-Smirnov
dan
uji
homogenitas
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1.
kesehatan gigi dan mulut warga Desa Tegalsari terhadap karies dan
kebersihan rongga mulut pada masyarakat Desa Tegalsari Kecamatan
Ambulu, Kabupaten Jember.
5.1.2.
Terdapat
hubungan
antara
tindakanmembersihkangigi
DAFTAR PUSTAKA
Alhamda, Syukra. 2011. Status Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Karies
Gigi (Kajian pada Murid Kelompok Umur 12 Tahus di Sekolah Dasar
Negeri Kota Bukit Tinggi. Berita Kedokteran Nasional Vol 27(2): 108 115
Badan Pusat Statistik. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2010-2035.
Jakarta:Bappenas.
(http://www.bappenas.go.id/files/5413/9148/4109/Proyeksi_Penduduk_Ind
onesia_2010-2035.pdf) diakses 5 Agustus 2016.
Anak Usia 9 11 Tahun. Dentino Jurnal Kedokteran Gigi. Vol. 2 (2): 150154.
Kementrian Kesehatan RI. 2012 (Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan).
Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.
Kurniasari. 2011. Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Keputusan Pasien
Berobat Rawat Inap di RSUD Moewardi Jebres. Skripsi. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ningsih. 2013. Gambaran Perilaku Menggosok Gigi terhadap Kejadian Karies
Gigi pada Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Sidemen
Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem pada Juni Juli 2013. Bali:
Universitas Udayana
Noor, N. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta
Notoatmojo, S. 2011. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2013. Promosi Kesehatan Global. Jakarta: Rineka Cipta.
Notohartojo, I. T. dan Magdarina, D.A. 2013. Penilaian Indeks DMF-T Anak Usia
12 Tahun oleh Dokter Gigi dan Bukan Dokter Gigi di Kabupaten Ketapang
Propinsi Kalimantan Barat. Media Litbangkes 23 (1).
Nurjanah, N., Mukti, A. G., Riyanto, S. 2004. Tingkat Kepuasan Peserta GMC
Askes terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan. Jurnal Science Kesehatan.
Vol. XVII
Oktrianda, Bedi. 2011. Hubungan Waktu, Teknik Menggosok Gigi dan Jenis
Makanan yang Dikonsumsi dengan Kejadian Karies Gigi pada Murid SDN
66 Payakumbuh di wilayah Kerja Puskesmas Lampasi Payakumbuh Tahun
2011. Skripsi. Padang: Universitas Andalas
Profil Desa Tegalsari. 2015. Profil Desa Tegalsari. Jember : Kantor Desa
Tegalsari Ambulu.
Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Ambulu. 2014. Laporan Kunjungan.
Jember : Puskesmas Ambulu.
Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Ambulu. 2015. Laporan Kunjungan.
Jember : Puskesmas Ambulu.
Aksara.
2013.
Oral
Health
Surveys
Fifth
Edition.
(http://www.who.int/oral_health/publications/9789241548649/en/) diakses
5 Agustus 2016.
Widya, Y. 2008. Pedoman Perawatan Kesehatan Anak. Bandung: Yrama Widya.
LAMPIRAN
Lampiran 1.Hasil Orientasi Medan
1. Diagram persentase pengetahuan warga Desa Tegalsari dengan tema ISPA
74,09%
mengetahui
gejalanya.
Sebanyak
64,77%
responden
menganggap asap rokok sebagai salah satu penyebab penyakit ISPA dan 66,58%
responden menganggap udara disekitar ISPA merupakan perantara penularan
ISPA. Sebanyak 80,83% responden memilih untuk dirawat sendiri apabila
menderita ISPA. Pencegahan ISPA, responden memilih menghindari rokok yakni
57,25%. Responden banyak mengetahui informasi ISPA melalui tenaga kesehatan
yakni 42,43%. Terdapat 1-2 anggota keluarga yang merokok di dalam satu rumah
dengan presentase 61,40% dan 39,9% memilih untuk menjauh jika berdekatan
dengan orang yang sedang merokok. Menurut 39,64% responden besarnya resiko
yang ditimbulkan rokok pada orang disekitar perokok sama dengan orang yang
merokok.
2. Diagram persentase kognitif warga Desa Tegalsari dengan tema penyakit pulpa
dan periapikal.
Sebesar
54,92%
responden
sudah
terdaftar
dalam
JKN
Lampiran 2.Kuesioner
KUESIONER
Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi danMulutdanTindakanMembersihkan
Gigiterhadap Kariesdan Kebersihan Rongga Mulut pada Masyarakat Desa
Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember
No. Responden
Nama
Pendidikan terakhir
Pekerjaan
L/P
Dengan ini saya menyetujui untuk menjadi responden dalam survey mengenai
Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut dan Tindakan Membersihkan
Gigi Terhadap Karies dan Tingkat Kebersihan Rongga Mulut Pada Masyarakat
Desa Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.Saya telah mendapatkan
penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan dan resiko yang mungkin
terjadi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan.
Jember, Agustus 2016
(
Berilahtanda (X) padajawaban yang menurutandabenar!
1
Makanan asam
Makanan manis
Makanan asin
satu kali
dua kali
Setiap mandi
1-3 menit
11. Apa yang menjadi pertimbangan anda dalam memilih sikat gigi adalah
a
14. Apa yang menjadi pertimbangan anda dalam memilih pasta gigi?
a
Harga terjangkau
No. responden :
TindakanMembersihkan Gigi
No.
Keterangan
Melakukan
Check list
Tidakmelakukan
2
3
4
8 7 6 5 4 3 2 1
M
=
F
=
DMF-t =
1 2 3 4 5 6 7 8
V IV III II I I II III IV V
e=
V IV III II I I II III IV V
f=
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
DI-S
def-t =
CI-S
d=
DI-S =
1
1
CI-S =
OHI-S = DI-S + CI-S
6
6
a,b
TINDAKAN
OHI_S
387
387
387
387
Mean
45.3333
8.4961
6.9711
2.7350
Std. Deviation
4.46982
1.67173
4.32822
1.04174
Absolute
.083
.197
.111
.040
Positive
.057
.197
.111
.040
Negative
-.083
-.134
-.061
-.039
.083
.197
.111
.040
.161c
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
.000
DMF_T
df1
df2
Sig.
.090
384
.914
TINDAKAN
2.304
384
.101
OHI_S
3.102
384
.046
DMF_T
4.114
384
.017
.000
Correlations
Spearman's rho
PENGETAHUAN
Correlation
Coefficient
Sig. (2tailed)
N
TINDAKAN
Correlation
Coefficient
Sig. (2tailed)
N
DMF_T
Correlation
Coefficient
Sig. (2tailed)
N
OHI_S
Correlation
Coefficient
Sig. (2tailed)
N
PENGETAHUAN
TINDAKAN
DMF_T
OHI_S
1.000
.094
-.195**
-.295**
.065
.000
.000
387
387
387
387
.094
1.000
-.218**
-.097
.065
.000
.057
387
387
387
387
-.195**
-.218**
1.000
.400**
.000
.000
.000
387
387
387
387
-.295**
-.097
.400**
1.000
.000
.057
.000
387
387
387
387
Lampiran5. Dokumentasi