Anda di halaman 1dari 14

BAB III

ASAL MULA NEGARA

A. Jaman Yunani Kuno


1. Socrates (meninggal pada tahun 399 SM)
a. Negara bukanlah semata-mata bersifat objektif.
b. Tugas negara adalah menciptakan hukum, yang harus dilakukan oleh para
pemimpin, atau para penguasa yang dipilih secara saksama oleh rakyat.
c.
Ia menentang keras apa yang dianggapnya bertentangan dengan
ajarannya yaitu mentaati Undang-undang
d. Negara pada waktu itu masih bersifat demokratis. Karena :
1) Negara Yunani pada waktu itu masih kecil, masih merupakan apa yang
disebut Polis atau City State, negara kota.
2) Jumlah Warga Negara masih sedikit, sehingga tidak terjadi persoalan
yang terlalu sulit.
3) Setiap Warga Negara (kecuali yang masih bayi, sakit ingatan dan budakbudak belia) adalah negara minded, dan selalu memikirkan tentang
penguasa negara, cara memerintah dsb.
e. Demokrasi yang dimaksud di atas adalah Demokrasi Kuno, atau Demokrasi
Langsung. Artinya bahwa setiap warga negara itu berhak turut langsung
dalam memerintah atau menentukan kebijaksanaan pemerintahan negara.
2. Plato (429-347 SM)
a. Plato adalah murid terbesar dari Socrates
b. Tahun 389 membuka sekolah filsafat di Athena yang diberi nama
Academia
c. Menulis buku ;
1). Politeia (Negara)
2). Politecos (Ahli Negara)
3). Nomoi (Undang-undang)
d. Plato telah membuktikan melalui jalan dialektika, bahwa Aristokrasi
merupakan Sistem Pemerintahan yang terbaik. Dan Tyrani adalah Sistem
Pemerintahan yang terjelek.
e. Plato juga menggolongkan antara sifat-sifat negara dengan sifat-sifat
manusia, yaitu:
1) Sifat kepandaian (pikiran)
2) Sifat keberanian
3) Sifat akan adanya kebutuhan yang beraneka ragam
Tiga sifat inilah yang menghasilkan atau mengakibatkan timbulnya 3
golongan orang-orang di dalam Negara Khayalan Plato, yaitu:
1) Golongan Penguasa : Golongan yang memerintah, terdiri dari orangorang pandai, ahli-ahli fikir dan ahli filsafat.
2) Golongan Tentara : Golongan yang menjaga keselamatan negara, yang
harus
mendapatkan
didikan
khusus
untuk
menjalankan tugasnya itu dan ini pertama-tama
dibutuhkan adanya siasat keberanian.
3) Golongan Pengusaha atau pekerja
3. Aristoteles (384 322 SM)
a. Aristoteles adalah murid terbesar dari Plato. Ia adalah putera dari
Nicomachus, seorang tabib pribadi pada istana raja di Macedonia.
b. Pencipta ajaran realisme. Oleh karena itu filsafatnya adalah merupakan
suatu ajaran tentang kenyataan atau Ontologi.
c. Menulis buku :
1). Ethica (Keadilan)
2). Politica (Negara)

d. Aristoteles menyelidiki sifat-sifat umum daripada segala-galanya yang ada


di dunia ini, maka timbullah ajaran ilmu pengetahuan baru yaitu PRIMA
PHILOSOPHIA. Suatu ajaran filsafat yang pertama mencari hakekat yang
dalam daripada yang ada, jadi mencari makna keadaan.
e. Kriteria dalam menguraikan bentuk-bentuk negara, yaitu:
1) Jumlah orang yang memegang kekuasaan.
2) Sifat atau tujuan Pemerintahannya.
f.Aristoteles menggolongkan bentuk negara menjadi 3, yaitu:
1) Negara dipegang oleh satu orang
Monarki : ditujukan untuk kepentingan umum, sehingga baik
Tyrany
: hanya ditujukan untuk kepentingan penguasa itu sendiri,
sehingga jelek
2) Negara dipegang oleh beberapa orang
Aristokrasi :
ditujukan untuk kepentingan umum, sehingga baik
Oligarki : hanya ditujukan untuk kepentingan penguasa itu sendiri,
sehingga jelek
3) Negara dipegang oleh rakyat
Republik / Republik Konstitusional
:
Negara
memperhatikan
kepentingan
umum
atau
rakyat,
sehingga baik
Demokrasi
: pemerintahannya
hanya
ditujukan
untuk kepentingan penguasa itu saja,
sehingga jelek.
g. Jadi menurut Aristoteles bentuk negara yang terbaik adalah REPUBLIK
KONSTITUSIONIL
4. Epicurus (342 271 SM)
a. Pencipta ajaran INDIVIDUALISTIS. Yang menganggap bahwa elemen atau
bagian yang ter-penting bukanlah negara atau masyarakat, tetapi adalah
individu itu sendiri sebagai anggota masyarakat.
b. Adanya negara adalah untuk memenuhi kepentingan individu itu sendiri.
Karena masyarakat itu terdiri dari individu-individu sebagai atoom dan
individu-individu inilah sebagai bagian yang terpenting, hal itu disebut
AJARAN ATOOMISME.
c. Negara adalah hasil daripada perbuatan manusia, yang diciptakan untuk
menyelenggarakan kepentingan anggota-anggotanya. Negara adalah alat
bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai individu.
d. Tujuan negara adalah menyelenggarakan ketertiban dan keamanan, dan
untuk terseleng-garanya kesenangan pribadi yang sifatnya lebih langgeng
atau abadi bukan hanya bersifat materialistis.
e. Zeno
a. Ajaran bersifat UNIVERSALISTIS, dari ajaran kaum stoa. Yang meliputi
seluruh manusia dan bersifat kejiwaan, seluruh kemanusiaan, sehingga
lenyaplah perbedaan orang Yunani dengan orang biadab, orang merdeka
dengan budak, dan kemudian timbullah moral yang memungkinkan
terbentuknya kerajaan dunia.
b. Ajaran Kaum Stoa bersifat 2 hal:
1) Menggambarkan manusia yang merasa kosong di dalam masyarakat
yang sedang me-ngalami kebobrokan (sosial-etis).
2) Menunjukkan jalan keluar dari kebobrokan masyarakat serta keruntuhan
negara dengan syarat Etis Minimium.
c. Kaum Stoa mengajarkan bahwa orang harus menyesuaikan diri dengan
susunan Dunia Internasional.

B. Jaman Romawi Kuno


Berbeda dengan zaman Yunani, pada zaman Romawi ilmu pengetahuan
terutama ilmu kenegaraan tidak dapat berkembang dengan sedemikian rupa
sehingga sedikit sekali pengetahuan yang didapatkan pada zaman ini.
Perbedaannya antara lain sebagai berikut:
1). Pada zaman Romawi ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan pesat.
Disebabkan karena lebih menitikberatkan soal-soal praktis daripada berpikir
secara teoritis. Sedangkan bangsa Yunani lebih pada orang-orang yang suka
berfikir tentantang negara dan hukum.
2). Kerajaan Romawi dimulai dari keadaan terpecah belah, tetapi setelah
peperangan Romawi mulai mengalami perubahan. Perubahan yang penting
adalah perubahan dari negara yang bersifat polis atau negara kota (city
state) menjadi Imperium (Kerajaan Dunia). Sedangkan bangsa Yunani
dimulai dari negara kesatuan nasional yang kompak, tetapi akhirnya negara
terpecah belah dan tidak dapat dipersatukan lagi.
1. Polybius
a. Polybius sebenarnya merupakan ahli sejarah berkebangsaan Yunani. Tetapi
karena sesuatu hal ia dipenjarakan di Romawi.
b. Ajaran Polybius terkenal dengan nama Cyclus Theori. Karena menurutnya
bentuk negara atau pemerintahan yang satu sebenarnya merupakan akibat
daripada bentuk negara yang lain, yang telah langsung mendahuluinya. Jadi
berbagai bentuk negara tersebut terdapat hubungan sebab-akibat. Bentuk
negara itu berubah-ubah sehingga merupakan suatu lingkaran, suatu Cyclus
sehingga diberi nama Cyclus Theori.
c. Teori ini memiliki kelemahan, yaitu bahwa gambaran tentang timbulnya
negara meskipun tersimpul pikiran yang logis, tetapi dalam kenyataannya
tidaklah pernah ada atau terjadi apa yang digambarkan oleh Polybius itu.
2. Cicero (106 43 SM)
a. Cicero adalah seorang ahli pemikir terbesar tentang negara dan hukum dari
bangsa Romawi. Ia juga seorang ahli kesusastraan dan ahli pidato.
b. Cicero menulis buku ;
1). De Republika (tentang Negara)
2). De Legibus (tentang Hukum atau Undang-undang)
c. Negara merupakan suatu keharusan yang didasarkan atas rasio manusia.
Rasio di sini adalah rasio yang murni, didasarkan atau menurut hukumalam
kodrat.
d. Menurut Cicero bentuk pemerintahan yang baik adalah yang merupakan
campuran dari yang baik pula , yaitu Monarki, Aristokrasi dan Republik.
Sedangkan Demokrasi adalah lawan dari ketiganya.
e. Hukum yang baik adalah hukum yang didasarkan atas rasio yang murni.
Oleh karena itu hukum positif harus berdasarkan atas dalil-dalil atau azasazas hukum alam kodrat. Jika tidak maka tidak mempunyai ikatan yang
mengikat.
3. Seneca
a. Seneca pernah menjadi Guru Kaisar Nero. Dan meninggal pada tahun 65
Masehi.

b. Bangsa Romawi telah mengalami kebobrokan dan terbecah belah.


c. Kelemahan bangsa Romawi terdapat pada bagian sosial-etis. Jadi kelemahan
itu terdapat pada sistem atau politik pemerintahannya, yaitu Sistem Divide
et Impera. Karena di sini orang dapat menggunakan tipu muslihat dan
sebagainya untuk kepentingan negara. Hal ini menyebabkan bangsa yang
ditaklukan kembali mengadakan perlawanan terhadap Romawi, sehingga
Romawi terpecah belah.
d. Jatuhnya Imperium Romawi.

C. Jaman Abad Pertengahan


Pada zaman pertengahan ini tidak banyak memberikan kesempatan terhadap
pemikiran tentang negara dan hukum, serta ilmu pengetahuan lainnya. Karena
cara berfikir yang kurang kritis. Segala hal di dunia ini selalu dikembalikan pada
Tuhan. Mengenai hal ini terjadi pertentangan antara Kaum yang menjadi
penganut Raja (Kaum Legist) dan kaum bagi mereka yang menganut Paus (Kaum
Canonist).
Kaum Legist mengatakan bahwa tidak hanya Gereja saja yang mempunyai
tugas dan tujuan ethis, memelihara keadilan dan ketertiban hukum, tetapi
negara mempunyai juga. Negara lebih dahulu daripada Gereja.
Kaum Canonist mengatakan bahwa kekuasaan yang asli di dunia ini ada pada
Paus. Dan Raja itu hanya mendapatkan kekuasaan dari Paus. Jadi Raja itu tidak
memiliki kekuasaan yang asli. Kekuasaan yang ada pada Paus dan yang ada
pada Raja diumpamakan seperti halnya: matahari dengan bulan. Bahwa sinar
yang asli pada matahari dan bulan yang mendapatkan sinar dari matahari.
Pertentangan itu mengakibatkan adanya dua macam hukum, yaitu:
1). Hukum yang mengatur soal-soal kenegaraan atau keduniawian.
2). Hukum yang mengatur soal-soal keagamaan atau kerokhanian.
Dengan demikian terdapat dua macam kodifikasi hukum, yaitu:
1) Kodifikasi hukum yang diselenggarakan oleh Raja Theodosius dan Raja
Justinianus. Kodifikasi ini mengenai peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh
Negara. Kodifikasi ini disebut Corpus Juris
2) Kodifikasi hukum yang diselenggarakan oleh Paus Innocentius. Kodifikasi ini
mengenai peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Gereja. Kodifikasi ini
disebut Corpus Juris Canonici
Corpus Juris terdiri dari 4 bagian, yaitu:
1) Instituten :
sebuah ajaran yang memiliki aturan mengikat seperti undangundang.
2) Pandecten
:
penafsiran para sarjana terhadap sesuatu peraturan.
3) Codex
:
peraturan-peraturan atau undang-undang yang ditetapkan oleh
raja.
4) Novellen :
tambahan-tambahan dari sesuatu peraturan atau undangundang.
Di dunia ini terdapat 2 organisasi kekuasaan, yaitu:
1) Organisasi yang dikepalai oleh seorang Raja.
2) Organisasi Gereja yang dikepalai oleh seorang Paus.
Jaman abad pertengahan dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Jaman Pertengahan Sebelum Perang Salib (abad ke V abad ke XII)
1) Augustinus (354 430 M)
a. Augustinus hidup dalam keadaan dualisme, maksudnya Ia telah
mengalami peralihan dari peradaban yang satu ke peradaban yang lain.
b. Menulis buku :
Pengakuan (tentang riwayat hidupnya)
De Civita te Dei (tentang Negara Tuhan)

c. Ajaran Augustinus bersifat Teokratis, yaitu bahwa kedudukankedudukan Gereja yang dipimpin oleh Paus, lebih tinggi daripada yang
dipimpin oleh Raja.
d. Macam Negara, yaitu:
d.1. Negara Tuhan (Civitas Dei)
Negara ini sangat dipuji oleh Augustinus, karena ini adalah negara
yang diangan-angankan dan dicita-citakan oleh Agama.
d.2. Negara Iblis atau Negara Duniawi (Civitas Terrena atau Diaboli)
Negara in sangat dikecam dan ditolak oleh Augustinus.

2) Thomas Aquinas (1225 1274 M)


a. Menulis buku : 1. De Regimine Principum (tentang pemerintahan Rajaraja)
2. Summa Theologica (tentang ketuhanan)
b. Thomas Aquinos adalah seorang filsafat yang bersifat Finalistis, yaitu
bahwa apa yang menjadi tujuannya dikemukakan terlebih dahulu, baru
kemudian harus diusahakan supaya tercapai.
c. Bentuk Pemerintahan suatu negara, yaitu:
a) Pemerintahan oleh satu orang. Yang baik Monarki dan yang jelek
Tyrany.
b) Pemerintahan oleh beberapa orang.yang baik Aristokrasi dan yang
jelek oligarki.
c) Pemerintahan oleh seluruh rakyat. Yang baik disebut Politeia (menurut
Aristoteles Republik Konstitusionil) dan yang jelek disebut Demokrasi.
d. Bentuk Pemerintahan yang baik menurut Thomas Aquinas adalah
Monarki.
e. Perbedaan Hukum dalam 4 golongan, yaitu:
1). Hukum Abadi (Lex Aeterna)
adalah hukum dari keseluruhannya yang berakar dalam jiwa tuhan.
2). Hukum Alam
manusia adalah makhluk yang berfikir. Maka Ia merupakan bagian
daripada Nya.
3). Hukum Positif
adalah pelaksanaan daripada hukum alam oleh manusia, yang
disesuaikan dengan syarat-syarat khusus yang diperlukan untuk
mengatur soal-soal keduniawian di dalam negara.
4). Hukum Tuhan
adalah hukum yang mengisi kekurangan-kekurangan daripada pikiran
manusia dan me-mimpin manusia dengan wahyu-wahyunya ke arah
kesucian untuk hidup di alam baka, dan ini dengan cara yang tidak
mungkin salah.
3). Marsilius (1270 1340 M)
a. Marsilius adalah pemikir tentang negara dan hukum Fransiscan
b. Ia adalah seorang tokoh terbesar dari aliran filsafat nominalist,bersamasama dengan rekannya William Occam (1280 1317 M). Mereka percaya
bahwa hal-hal yang bersifat khusus itu adalah yang bernilai tinggi,
sedangkan ha-hal yang bersifat umum itu hanya merupakan abstraksi
daripada pikiran saja.
c. Menulis buku Defensor Pacis (tentang Pembela Perdamaian)
d. Negara adalah suatu badan atau organisme yang mempunyai dasar-dasar
hidup
dan
tujuan
tertinggi,
yatiu
menyelenggarakan
dan
mempertahankan perdamaian.

e. Terjadinya negara terlihat pada dasar-dasar daripada perjanjian


masyarakat.
f. Rakyat menunjuk seseorang yang diserahi untuk memelihara
perdamaian. Dan terhadap orang yang mereka tunjuk ini mereka saling
menundukkan diri. Jadi mereka mengadakan perjanjian untuk membentuk
negara dan perjanjian untuk menundukkan diri. Inilah yang disebut
Perjanjian Penundukkan atau Factum Subjectiones.
g. Factum Subjectiones ini ada 2 macam, yaitu:
1). Concessio
Pendudukkan yang bersifat terbatas pada apa yang dikehendaki
oleh rakyat.
Kekuasaan Penguasa atau Raja sifatnya hanya eksekutif.
Raja tidak berwenang membuat peraturan-peraturan dan undangundang, melainkan hanya rakyat sendiri.
2). Translatio
Rakyat secara mutlak tunduk pada Penguasa atau Raja yang
mereka pilih.
Hak membuat peraturan-peraturan dan undang-undang ada di
tangan Penguasa atau Raja.
Kekuasaan Penguasa atau Raja sifatnya eksekutif dan konstitutif.
Dianut oleh kaum Glossatoren, yaitu orang-orang yang
menyisipkan dan menambah hukum yang lama dengan yang baru.
h. Menurut Marsilius, kekuasaan negara yang tertinggi itu ada pada rakyat.
Kedaulatan itu ada pada rakyat, sebab rakyatlah yang berhak membuat
peraturan-peraturan dan undang-undang. Jadi dengan demikian Marsilius
menganut Factum Subjenctiones yang bersifat Consessio.
D.Jaman Renaissance (abad ke XVI)
Pandangan hidup dan ajaran-ajaran tentang negara dan hukum pada jaman
ini sangat dipengaruhi oleh berbagai paham, antara lain:
1). Berkembangnya kembali kebudayaan Yunani kuno.
2). Adanya sistem Feodalisme yang berakar pada kebudayaan yang berakar
pada kebudayaan Jerman Kuno. Sistem ini mempengaruhi Romawi Barat
sebagai akibat ditaklukannya Romawi Barat oleh bangsa Jerman. Sistem
feodalisme ini menimbulkan kekacauan dan perpecahan daerah.
1. Niccolo Machiavelli (1469 1527 M)
a. Ajaran tentang negara dan hukum dalam buku Il Principe yang artinya
Sang Raja atau Buku Pelajaran Untuk Raja. Buku ini dimaksudkan untuk
dijadikan tuntutan atau pedoman bagi para Raja dalam menjalankan
pemerintahannya, agar Raja dapat memegang dan menjalankan
pemerintahan dengan baik.
b. Ajaran Niccolo Machiavelli yang menggantikan ajaran-ajaran dari jaman
abad pertengahan yang bersifat teologis adalah suatu ajaran yang bersifat
kosmis Naturalistis, suatu realisme modern, yang berdasarkan atas ajaranajaran kuno, khususnya dari praktek pemerintahan bangsa Romawi.
c. Tujuan Negara adalah mengusahakan terselenggaranya ketertiban,
keamanan dan ketentram-an. Dan ini hanya dapat dicapai oleh pemerintah
seorang Raja yang mempunyai kekuasaan yang Absolut.
d. Bentuk pemerintahan yang baik adalah Monarki. Dalam pikirannya Ia
mengatakan apabila orang-orang itu ekonomis sama kuatnya, maka
sebaiknya dilaksanakannya sistem pemerintah-an yang demokratis. Niccolo
Machiavelli menolak Aristokrasi.
2. Thomas Morus (1478 1535 M)
a. Menerbitkan buku bertema roman kenegaraan yang berjudul De Optimo Rei
Publicae Statu Deque Nova Insula Utopia, tentang susunan pemerintah-an
yang paling baik dan tentang pulau yang tidak dikenal, yang dinamakan
negara entah berantah, atau dengan singkat disebut Utopia.
b. Buku Utopia dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

Buku pertama belum menggambarkan model yang dimaksud, melainkan


baru meng-gambarkan keadaan yang menyebabkan serta menghilhami
Thomas Morus dari menciptakan negara modelnya. Yaitu keadaan dimana
rakyat mengalami tekanan-tekanan baik dari Raja maupun para
bangsawan, yang menyebabkan kesengsaraan rakyat terutama dalam
lapangan ekonomi.
Buku kedua menggambarkan negara model yang dikhayalkan oleh
Thomas Morus. Bahwa keadannya di Utopia lain.
3. Jean Bodin (1530 1596 M)
a. Ia hidup dalam suasana sistem pemerintahan abolutisme di bawah
kekuasaan Henry IV (1589 1610 M). Yang merupakan bentuk pemerintahan
baru yang tidak dikenal pada jaman pertengahan dan yang memberi sifat
kenegaraan yang khusus pada jaman sejarah baru. Individualisme akan
diganti Kolektivisme.
b. Tujuan Negara adalah kekuasaan.
c. Negara adalah keseluruhan dari keluarga-keluarga dengan segala miliknya,
yang dipimpin oleh akal dari seorang penguasa yang berdaulat.
d. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat hukum di dalam
suatu negara, yang sifatnya:
1) Tunggal
: hanya negara yang memiliki
2) Asli
: kekuasaan tidak berasal dari kekuasaan lain
3) Abadi
: negara adalah kekuasaan atau kedaulatan
tertinggi
4) Tidak dapat dibagi-bagi
:
kedaulatan tidak dapat diserahkan
kepada orang atau badan
lain.

E. Kaum Monarkomaken
Istilah Monarkomaken secara umum berarti anti Raja atau menentang Raja.
Dalam hal ini yang dimaksud bukan melawan sistem pemerintahan absolutisme
pada umumnya, melainkan eksesnya.
Memang saat Raja memerintah dengan kekuasaan yang absolut timbul akibat
juga dalam lapangan keagamaan atau kepercayaan, yaitu bahwa Raja dapat
menentukan agama apa yang harus dianut oleh rakyatnya. Sehingga dalam
lapangan agama timbul aliran reformasi. Nama-nama yang terkenal adalah
Luther, Melanchthon, Zwingli dan Chalvin. Intinya mereka tidak setuju dengan
susunan organisasi gereja yang ada.
a. Luther
Ia yang pertama kali melakukan gerakan pembaharuan (1517 M).
Pertama-tama menyerang keburukan gereja, yaitu mengenai hierarki pada
gereja dan pada hukum gereja yang tidak berdasarkan Kitab Suci, dan
yang hanya digunakan untuk mengumpulkan kekayaan dan kekuasaan
keduniawian saja.
b. Melanchthon
Ia menitikberatkan pada hukum alam, yang dengan langsung mengajar
kepada manusia apa kehendak Tuhan itu. Negara juga mengajarkan
kepada manusia supaya mengenal Tuhan. Jadi negara mempunyai sifat
ketuhanan. Sebab hanya negara yang mempunyai hukum yang me-maksa,
dan negara berada di atas gereja.
c. Zwingli
Ia hendak melindungi semangat negaranya dari pengaruh buruk dari
luar. Menurutnya negara mempunyai hak untuk mengatur sendiri
kehidupan masyarakatnya berdasarkan kemauannya sendiri. Dengan
demikian ajaran Zwingli ini menuju ke arah Demokrasi.
d. Chalvin

Dikenal dengan sebutan Calvinisme, yaitu menjadi pejuang-pejuang


untuk kebebasan politik dan menjadi perintis jalan untuk kemerdekaan
negara dan demokrasi.
Yang menjadi kaum Monarkomaken, yaitu:
1. Hotman
Buku Pranco Gallia, pada tahun 1573 M.
Dasar yang digunakan adalah dasar-dasar ajaran sejarah. Jadinya ia
bukanlah orang monar-komaken sebenarnya, meskipun orang selalu
menggolongkan ke dalamnya.
2. Brutus
Buku Vindiciae Contra Tyrannos (alat-alat hukum melawan Tyranni), pada
tahun 1579 M.
Buku ini merupakan salah satu tinjauan yang prinsipiel tentang perlawanan
terhadap raja-raja yang mempunyai kekuasaan absolut.
3. Buchanan (1506 1582 M)
Nama lengkap George Buchanan
Buku De Jure Regni Apud Scotos (kekuasaan raja pada scot), pada tahun
1579 M.
Ia seorang humanist. Pertama-tama Ia mencari perbedaan antara Raja
dengan Tyran. Raja itu adalah orang yang memegang pemerintahan, yang
memperoleh kekuasaannya itu dengan bantuan rakyat, dan yang
melaksanakan pemerintahannya atas dasar keadilan. Jika tidak demikian, ia
adalah seorang Tyran. Dan boleh dibunuh tanpa hukum.
4. Mariana
Nama lengkap Juan de Mariana
Seorang sarjana dari Spanyol.
Buku De Rege Ac Regis Institutione (hal raja dan kedudukannya), pada
tahun 1599 M.
Buku ini khusus ditujukan sebagai pegangan dari raja Phillip II di Spanyol.
Ajaran banyak persamaan dengan ajaran Buchanan, terutama mengenai
batas-batas ke-kuasaan raja, dan pembunuhan terhadap Tyran.

5. Bellarmin (1542 1621 M)


Seorang kardinal dan seorang Controversialis.
Filsafat negaranya bersifat Controversialis, karena sikapnya yang membela
pendirian tentang kedaulatan Tuhan, yang kemudian mendapat perlawanan
dari kaum jesuit dengan kedaulatan rakyatnya.
Berpendapat bahwa sungguhpun monarki absolut adalah merupakan bentuk
pemerintahan yang paling baik dalam teori, akan tetapi karena kekurangankekurangan daripada akhlak manusia telah menyebabkan prakteknya
berlainan sekali.
Buku Disputationes, yang mengajarkan bahwa Paus tidak mempunyai
kekuasaan dalam lapangan keduniawian.
Buku Tractatus de Potestate Summi Pontivicus in Rebus Temporalibus
(kekuasaan Paus da-lam lapangan keduniawian).
6. Suarez (1548 1617 M)
Nama lengkap Fransesco Suarez
Seorang Controversialis dan seorang sarjana dari Spanyol.
Buku Deo Tractatus de Ligibus ac Legislatore (uraian tentang UU dan
Tuhan, pembentuk UU)
Alirannya disebut sebagai pelopor dari Huge de Groot. Karena ia telah
menciptakan hukum antar negara, dan memberikan kemungkinan untuk
dibangunnya kembali hukum alam. Ini sesuai dengan pendapatnya bahwa

tidak ada satu negarapun yang dapat berdiri sendiri tanpa mengadakan
hubungan dengan negara-negara lain.
Negara adalah gabungan daripada orang-orang yang merupakan suatu
kesatuan karena perbuatan yang kemauan atau karena persetujuan umum.
7. Milton
Nama lengkap John Milton
Seorang penyair yang termasyhur
Ketika hidupnya ia mengalami masa pembunuhan raja Charles I. Dan karena
pembelaan-pembelaannya ia menjadi terkenal.
8. Johannes Althusius atau Johan Althaus (1568 1638 M)
Seorang monarkomaken yang Calvinis. Terlihat pada pendapatnya yang
mengatakan bahwa negara seharusnya tidak hanya menyelenggarakan
kepentingan jasmani daripada para warga negaranya, tetapi juga
kepentingan rokhani, agama, kesusilaan, pendidikan dan menetapkan
peraturan tentang tingkah laku manusia.
Buku Politeca Methodice Digesta (Susunan ketatanegaraan yang
sistematis, yang diperkuat dengan contoh-contoh dari sejarah biasa dan
sejarah suci), pada tahun 1610 M)
Negara adalah merupakan kesatuan keluarga dalam bentuknya yang
tertinggi, dan yang mempunyai tujuan beraneka macam, dengan secara
berangsur-angsur kesatuan itu ber-kembang dan akhirnya mencapai
bentuknya sebagai negara.
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan segala
sesuatu yang menuju kepada kepentingan jasmani dan rohani daripada
anggota-anggotan negara, kekuasaan ini ada pada rakyat sebagai kesatuan.
F. Jaman Berkembangnya Hukum Alam
1. Teori Hukum Alam Abad Ke XVII
a. Grotius atau Huge de Groot (1583 1645 M)
Buku De Jure Belli ac Pacis (hukum perang dan damai)
Hukum alam itu adalah suatu peraturan dari akal murni dan karena itu
demikian tetapnya, hingga Tuhan sendiri tidak dapat merubahnya.
Sebab bagaimana bisa terjadi bahwa Yang Maha Esa dapat bertindak
bertentangan dengan apa yang patut menurut akal.
Hukum antarnegara ialah norma-norma apa yang berlaku di antara dua
negara atau lebih, dalam soal apa saja, baik dalam keadaan damai
maupun dalam keadaan perang.
Jadi hukum alam adalah segala ketentuan yang benar dan baik menurut
rasio, dan tidak mungkin salah, lagi pula adil.
Sebagai contoh:
Orang harus menghormati milik orang lain
Orang harus menghormati orang lain
Orang harus mengganti kerugian yang timbul dari kesalahannya
Orang harus menepati janji
Orang harus mengembalikan milik orang lain yang ada padanya
secara tidak sah.
b. Thomas Hobbes (1588 1679 M)
Tujuan Hidup adalah kebahagiaan, itu hanya dapat dicapai dengan cara
berlomba.
Alat untuk mencapai kebahagiaan adalah kekuasaan, kekayaan, nama
baik atau keagungan pribadi dan kawan. Keuasaan terbesar untuk
kepentingan manusia adalah negara.
Menulis buku : 1). De Cive (tentang warga negara)
2). Leviathan (tentang negara)
In Abstracto yaitu manusia itu hidup dalam keadaan alam bebas tanpa
ikatan suatu apapun.
Bellum Omnium Contra omnes adalah peperangan seseorang melawan
seseorang.

Di mana setiap orang selalu memperlihatkan keinginan-keinginanya


yang bersifat egoistis. Sehingga manusia saling bermusuhan, saling
menganggap lawan, dan saling merasa takut kalau manusia yang lain
akan mendahului dan akan mendapatkan yang lebih banyak puji-an
daripada dirinya sendiri. Maka terjadilah suatu perlawanan atau
peperanganseorang melawan seorang, seorang melawan semua orang,
semua orang melawan semua orang.
Bellum Omnium Contra omnes disebabkan tidak lain bahwa manusia
dalam keadaan in abstracto itu telah memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu:
1. Competitio (Competition)
: Persaingan.
2. Defentio (defend)
: Mempertahankan atau membela diri.
3. Gloria
: Sifat keinginan dihormati, disegani dan dipuji.
Manusia sebenarnya takut akan adanya Bellum Omnium Contra omnes ,
karena manusia masih memiliki sifat lain, yaitu:
1. Takut mati
2. Ingin memiliki sesuatu
3. Ingin mempunyai kesempatan untuk bekerja agar dapat memiliki
sesuatu tadi.
Untuk terselenggaranya perdamaian manusia itu lalu mengadakan suatu
perjanjian, yang disebut perjanjian masyarakat yang sifatnya langsung
(Thomas Hobbes), perjanjian penundukkan yang sifatnya bertingkat
(Althusius), perjanjian masyarakat yang sifatnya bertingkat (Grotius).
Perjanjian masyarakat (Thomas Hobbes) tersimpul penyerahan hak-hak
dari individu-individu kepada masyarakat, kecuali dari raja (raja di sini
tidak ikut dalam perjanjian).
c.

Benedictus de spinoza (1632 1677 M)


a. Buku Etika (tentang negara dan hukum), yang disusun secara geometris.
Dan Traktat Teologis Politik.
b. Hukum alam adalah bukan suatu Sollen akan tetapi suatu Sein.
c. Ia tidak mengatakan bagaimana orang itu seharusnya, tetapi bagaimana
orang itu dalam keadaan alam yang sewajarnya. Manusia itu baik waktu
dalam keadaan alamiah maupun sesudah bernegara, perbuatannya
tidak semata-mata berpedoman pada rasio saja, tapi sebagian besar
dipengaruhi oleh hawa nafsu.
d. Tugas negara adalah menyelenggarakan perdamaian, ketentraman dan
menghilangkan ketakutan.
e. Bentuk negara yang dipilih adalah Aristokrasi.
f. Dalam seluruh ajaran, ia lebih memperlihatkan cara berfikir yang
berdasarkan atas ke-nyataan dan telah mengganti pandangan yang
abstrak tentang susunan pemerintahan dengan suatu pandangan yang
berdasarkan atas kenyataan.

d. John Locke (1632 1704 M)


a. Hukum alam tetap mempunyai dasar rasional dari perjanjian masyarakat
yang timbul dari hak-hak manusia dari keadaan alamiah, tetapi cara
berfikir yang bersifat logis-deductief-matematis telah dilepaskan dan
diganti
dengan
suatu
cara
berfikir yang
realistis,
dengan
memperlihatkan sungguh-sungguh praktek ketatanegaraan dan hukum.
b. Buku Two Treatises on Civil Government

c. Dalam keadaan alam bebas atau alamiah itu manusia telah mempunyai
hak-hak alamiah, yaitu hak-hak yang dimiliki manusia secara pribadi.
Hak-hak yang dimaksudkankan adalah:
Hak akan hidup,
Hak akan kebebasan atau kemerdekaan,
Hak akan milik, hak akan memiliki sesuatu.
d. Tugas negara adalah menetapkan dan melaksanakan hukum alam.
Hukum alam di sini dalam pengertiannya yang luas, artinya negara itu
tidak hanya menetapkan dan melaksa-nakan hukum alam saja, tetapi
dalam membuat peraturan atau undang-undang negarapun harus
berpedoman pada hukum alam.
e. Jadi Tugas Negara adalah :
1) Membuat atau menetapkan peraturan (legislatif)
2) Melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan dan mengawasi
pelaksanaan tersebut (eksekutif dan judikatif)
3) Kekuasaan mengatur hubungan dengan negara-negara lain
(federatif).
Ketiga tugas ini disebut Trias Politica.
f. Kriteria bentuk negara dibedakan menjadi:
1) Kekuasaan perundang-undangan diserahkan pada satu orang
(Monarki)
2) Kekuasaan perundang-undangan diserahkan pada beberapa orang /
Dewan (Aristokrasi)
3) Kekuasaan perundang-undangan diserahkan pada masyarakat
seluruhnya atau rakyat, sedang pemerintah hanya menjalankan saja
(Demokrasi)
g. Tujuan Negara adalah bahwa perjanjian masyarakat untuk membentuk
masyarakat dan selanjutnya negara itu tujuannya adalah memelihara
dan menjamin terlaksananya Hak Asasi Manusia.
h. Perbedaan antara pendapat Thomas Hobbes dan John Locke disebabkan
karena:
1) Pandangan yang tidak Subyektif, karena dipengaruhi oleh premis
masing-masing.
2) Hipotesa. Hipotesanya adalah manusia dalam keadaan alamiah.
Thommas Hobbes
:
keadaan alam bebas meliputi sejak
manusia dilahirkan. Manusia menurut kodratnya
hidup tanpa hak, yang dimiliki pada waktu itu baru
sifat-sifatnya saja.
John Locke
: keadaan alam bebas meliputi sejak manusia itu
dilahirkan, manusia menurut kodratnya telah
memiliki hak-hak, yaitu yang disebut hak-hak
asasi.
3) Tujuan daripada perjanjian masyarakat
Thommas Hobbes
:
tujuan
untuk
menyelenggarakan
perdamaian. Segala sesuatu yang mengahalangi
atau merintangi terciptanya dan terseleng-garanya
perdamaian harus diberantas.
John Locke
: tujuannya untuk menjamin atau memelihara
terlaksananya hak azasi. Hal-hal yang melanggar
hak-hak azasi inilah yang harus diberantas.
4) Sifat daripada perjanjian masyarakat
Thommas Hobbes
:
Sifat
langsung.
Artinya
penyelenggarakan perjanjian menyerahkan atau
melepaskan hak atau kemerdekaannya kepada
Raja, tidak melalui masyarakat. Raja di luar
perjanjian, jadi tidak merupakan pihak dalam
perjanjian itu. Dengan demikian Raja tidak terikat
oleh perjanjian.
John Locke
: Sifat bertingkat. Artinya penyelenggara perjanjian
menye-rahkan haknya kepada masyarakat. Tapi

tidak
seluruhnya.
Kemudian
menyerahkan kepada Raja.

masyarakat

5) Keadaan ilmiah
Thommas Hobbes

keadaan alamiah selalu mengalami


kekacauan
John Locke
keadaan alamiah itu telah ada peradamaian dan
akal pikiran seperti halnya dalam keadaan
bernegara.
2. Teori Hukum Alam Abad Ke XVIII fungsi menilai.
a. Frederick Yang Agung (1712 1786 M)
Ajaran ditulis dalam buku Antimachiavelli. Ajaran bersifat
menentang dan membantah Niccolo Machiavelli, karena ia termasuk
orang yang merasa tersinggung oleh ajaran Machiavelli.
b. Montesquieu (1688 1755 M)
1). Nama lengkap Charles Secondat, baron de Labrede et de Montesquieu.
2). Seorang Sarjana Hukum dan seorang autodidact, yaitu seseorang
dengan pikiran dan te-naga sendiri memperoleh kemajuan terutama
dalam lapangan ilmu pengetahuan.
3). Ajaran ditulis dalam buku Lettres Persanes, berisi suatu kecaman
yang tajam terhadap keadaan agama, politik dan sosial di Prancis.
Bukunya yang lain Grandeur et decadence des Romains. Dan
kemudian bukunya yang sangat terkenal di seluruh dunia, tentang pemikiran negara dan hukum, Esprit des Lois.
4).Di dalam bukunya yang terakhir sifat ajarannya adalah empiris-realistis
berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah diperolehnya dari
perjalannya tadi dan dari membaca buku-buku.
5). Kekuasaan negara dibagi menjadi tiga yang biasa disebut Ajaran
Triaspolitica, yaitu ;
1) Kekuasaan perundang-undangan, legislatif.
2) Kekuasaan melaksanakan pemerintahan, eksekutif, dan
3) Kekuasaan kehakiman, judikatif.
6). Ajaran Trias-politika ini kemudian timbul ajaran-ajaran pemisahan
kekuasaan baru, seperti yang dikemukakan oleh Prof. Van Vollenhoven
dan kemudian diikuti oleh Prof. Van Apeldoorn yang mengemukakan
fungsi penguasa menjadi empat:
6.1). Fungsi atau kekuasaan perundang-undangan,
6.2). Fungsi atau kekuasaan peradilan atau kehakiman,
6.3). Fungsi atau kekuasaan kepolisian,
6.4). Fungsi atau kekuasaan pemerintahan.
c. Jean Jacques Rousseau (1712 1778 M)
1. Menulis buku :
a. )
Discours sur 1 inegalite parmi les hommes (tinjauan-tinjauan
tentang ketidaksamaan antara orang-orang)
b.) Lettres ecrites de la Montagne (surat-surat yang ditulis di gunung)
c.)Contrat Sosial (Perjanjian masyarakat)
2. Ajaran yang terpenting adalah idenya tentang kedaulatan rakyat.
Dalam hal ini didapat-kan suatu keterangan yang masuk akal atau
rasionil tentang keseimbangan antar adanya perjanjian masyarakat
yang mengikat dengan kebebasan dari orang-orang dan penyelenggara.
3. Konsekuensi daripada ajaran Rousseau ialah:
a.)
Adanya hak rakyat untuk mengganti atau menggeser penguasa.
b.)
Adanya faham bahwa yang berkuasa itu rakyat atau faham
kedaulatan rakyat.
4. Fungsi undang-undang terhadap kekuasaan raja. Terhadap hal ini
kemudian timbul dua penafsiran, yaitu:

a. Fungsi sebagai sumber kekuasaan, baik kekuasaan kepala negaranya


maupun kekuasa-an kepala negaranya maupun kekuasaan badanbadan baru yang timbul.
b. Fungsi sebagai pembatasan daripada kekuasaan kepala negara atau
raja.
5. Bentuk Negara
a.) Kekuasaan negara atau kekuasaan pemerintahan ditangan Raja
sebagai wakil daripada rakyat (Monarki)
b.)
Kekuasaan negara atau kekuasaan pemerintah ada di tangan
dua orang atau lebih dan mereka itu baik sifatnya (Aristokrasi)
c.)Kekuasaan negara atau kekuasaan pemerintah ada di tangan rakyat
yang juga baik sifatnya (Demokrasi)
d. Immanuel Kant (1724 1804 M)
1.
Seorang Nasionalis.
2. Ajaran filsafatnya bersifat kritis di mana ia menguraikan ajarannya
tentang negara dan hukum.
3. Buku Metaphysische Anfangsgrunde der Rechtslehre (Azas-azas
metafysis dari ilmu hukum)
4. Negara adalah suatu keharusan adanya, karena negara harus
menjamin terlaksananya ke-pentingan umum di dalam keadaan
hukum. Artinya negara harus menjamin setiap warga negara bebas di
dalam lingkungan hukum.
G.Jaman Berkembangnya Teori Kekuatan / Kekuasaan
Teori ini memang berpokok pangkal pada manusia dalam keadaan bebas,
manusia inabstrakto, se-perti halnya teori hukum alam. Tetapi gambarannya
tentang keadaan berbeda. Sebab menurut teori kekuatan manusia dalam keadaan
alamiah pun dar sudah selalu hidup berkelompok. Jadi satu sama lain sudah saling
mengadakan hubungan, walaupun pada waktu itu masih dalam keadaan
promissoitet.
Ajaran Teori kekuatan kelompok terkecil manusia adalah keluarga. Kepala
keluarga adalah ktue kelompok tersebut.
Jadi tegasnya menurut teori kekuatan, siapa yang kuat dialah yang berkuasa.
Yang dimaksud dengan kekuatan di sini adalah kekuatan jasmani, kekuatan pisik.
1. F. Oppenheimer
Buku Die Sache, mengatakan bahwa negara itu adalah merupakan
suatu alat dari golongan yang kuat untuk melaksanakan suatu tertib
masyarakat, yang oleh golongan yang kuat tadi dilaksanakan pada golongan
yang lemah, dengan maksud untuk menyusun dan membela kekuasaan dari
golongan yang kuat tadi, terhadap orang-orang baik dari dalam maupun dari
luar, terutama dalam sistem ekonomi. Sedangkan tujuan terakhir dari semua
ini adalah penghisapan ekonomis terhadap golongan yang lemah tadi oleh
golongan yang kuat.
2. Karl Marx
Negara adalah penjelmaan dari pertentanganpertentangan kekuatan
ekonomi. Negara dipergunakan sebagai alat dari mereka yang kuat untuk
menindas golongan- golongan yang lemah ekonominya. Orang yang kuat atau
golongan yang kuat di sini, adalah mereka yang memiliki alat-alat produksi.
Negara akan lenyap dengan sendirinya kalau di dalam masyarakat itu sudah
tidak terdapat lagi perbedaan-perbedaan kelas dan pertentanganpertentangan ekonomi.
3. H.J Laski
Negara adalah suatu alat pemaksa, atau Dwang Organizatie, untuk
melaksanakan dan melang-sungkan suatu jenis sistem produksi yang stabil,
dan melaksanakan sistem produksi semata-mata akan menguntungkan
golongan yang kuat, yang berkuasa.

4. Leon Duguit
Buku Traite de Droit Constitutionel (pelajaran hukum dan negara yang
realistis), Ia tidak mengakui adanya hak subjektif atas kekuasaan, dan menolak
ajaran yang mengatakan bahwa negara dan kekuasaan itu adanya atas
kehendak Tuhan. Ditolaknya juga ajaran perjanjian masyarakat tentang
terjadinya negara dan kekuasaan.
H.Teori Positivisme
Kegagalan daripada para ahli pemikir tentang negara dan hukum dalam
menyelidiki dan menerang-kan asal mula negara, hakekat negara, serta kekuasaan
negara, menimbulkan sikap Skeptis terhadap negara. Dan orang lebih suka
menentukan sikap positif terhadap negara.
1. Hans Kelsen
a. Teori positivisme menyatakan bahwa tak usah mempersoalkan asal mula
negara, sifat serta hakekat negara dan sebagainya, karena kita tidak
mengalami sendiri. Jadi tanpa menying-gungnya.
b. Ilmu Negara harus menarik diri atau melepaskan pemikirannya secara
prinsipil dari tiap-tiap percobaan untuk menerangkan negara serta
bentuknya secara kausal atau sebab musabab yang bersifat abstrak.
2. Kranenburg
Mengatakan bahwa menarik hati dan biasanya sangat pinter jalannya
pertumbuhan serta perkembangan pikiran, yang membawa kesimpulan yang
bersifat skeptis dan negatif ini. Negatif bukan berarti suatu penarikan diri ilmu
negara sebagai ilmu yang sungguh-sungguh, melainkan dilepaskannya semua
usaha percobaan untuk menerangkan tugas pokok tiap ilmu pengetahuan. Dan
menyerahkan kepada ilmu lain, yang secara tegas dipisahkan dari ilmu negara
dan ilmu hukum tatanegara, ialah sosiologi.
I. Teori Modern
Kalau kita hendak menyelidiki atau mempelajari negara, maka baiklah
negara itu dianggap sebagai suatu fakta atau suatu kenyataan, yang terikat pada
keadaan, tempat, dan waktu.
1. Prof. Mr. R. Kranenburg
Negara pada hakekatnya adalah suatu organisasi kekuasaan yang
diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa. Negara itu adalah
sekunder, artinya adanya itu menyusul kemudian. Bangsalah yang primer.
Bangsa itu menciptakan organisasi, jadi terbentuknya organisasi tergantung
pada bangsa.
2. Prof. Dr. J.H.A. Logemann
itu pada hakekatnya adalah suatu organisasi kekuasaan yang meliputi atau
menyatukan kelompok manusia yang kemudian disebut bangsa. Pertama-tama
negara itu adalah suatu organisasi kekuasaan, maka organisasi ini memiliki
suatu kewibawaan, atau gezag, dalam pengertian dapat memaksakan
kehendaknya kepada semua orang yang diliputi oleh organisasi itu. Yang
primer adalah negara. Sedangkan kelompok manusianya adalah sekunder.
Organisasi itu menciptakan bangsa, maka terbentuknya bangsa tergantung
pada organisasi.

Anda mungkin juga menyukai