Bir Pletok
Bir Pletok
1. Abdul Halim
2. Cherlis Eka Pratama
3. M. Rizky Aditya
4. Viriensa Filia Putri
5. Yolanda Fitriani
) XI MIA 3
SMA NEGERI 10
PALEMBANG
TAHUN AJARAN
2015/2016
Bab I Pendahuluan
1. Latar belakang
Bir pletok terbuat dari rempah-rempah, itulah yang
dinamakan bir pletok. Minuman tradisional khas betawi ini
mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Bir pletok
mempunyai banyak kandungan didalamnya. Rasa bir pletok ini
pun tidak kalah enaknya dengan minuman tradisional lainnya.
Walaupun mengandung kata bir, bir pletok tidak mengandung
alkohol. Minuman ini berkhasiat untuk memperlancar edaran
darah. Masyarakat Betawi banyak mengonsumsinya pada
malam hari sebagai penghangat.
2. Tujuan
A. Agar mengetahui minuman tradisional
B. Agar mengetahui cara pembuatan minuman bir pletok
C. Memahami dan mengetahui khasiat bir pletok
3. Rumusan Masalah
A. Bagaimanakah membuat bir dengan menggunakan
bahan dari
rempah-rempah?
B. Apa sajakah manfaat/khasiat dari bir pletok?
C. Apa sajakah kandungan yang terdapat didalam bir
pletok?
4. Manfaat
A.Mampu meredakan nyeri lambung dan memulihkan
radang sendi.
2. Cengkih
Cengkih (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam
bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari
keluarga pohon Myrtaceae. Cengkih adalah tanaman asli Indonesia,
banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara
Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkih
ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar; selain
itu juga dibudidayakan di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.
3. Kayu Manis
Kayu manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum) ialah sejenis
pohon penghasil rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis rempahrempah yang amat beraroma, manis, dan pedas. Orang biasa
menggunakan rempah-rempah dalam makanan yang dibakar manis,
anggur panas.Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan tertua yang
digunakan manusia. Bumbu ini digunakan di Mesir Kuno sekitar 5000
tahun yang lalu, dan disebutkan beberapa kali di dalam kitab-kitab
Perjanjian Lama.
Kayu manis juga secara tradisional dijadikan sebagai suplemen untuk
berbagai penyakit, dengan dicampur madu, misalnya untuk pengobatan
penyakit radang sendi, kulit, jantung, dan perut kembung.
4. Kapulaga
Kapulaga adalah sejenis rempah yang dihasilkan dari biji beberapa
tanaman dari genera Elettaria dan Amomum dalam keluarga
Zingiberaceae (keluarga jahe-jahean). Kedua genera ini adalah tanaman
asli Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Nepal, dan Pakistan; biji
kapulaga dapat dikenali dari biji polongnya yang kecil, penampang irisan
segitiga, dan berbentuk gelendong kumparan, dengan kulit luar yang tipis,
dan biji hitam yang kecil.
3
Kapulaga sering digunakan sebagai rempah (bumbu) untuk masakan
tertentu dan juga untuk campuran jamu atau obat-obatan herbal
tradisional. Ada dua macam kapulaga yang banyak digunakan di
Indonesia, yakni kapulaga jawa (Amomum compactum) dan kapulaga
seberang atau kapulaga india (Elettaria cardamomum); keduanya
termasuk ke dalam suku jahe-jahean atau Zingiberaceae.
Kapulaga India diperkenalkan ke Guatemala oleh pengusaha perkebunan
kopi asal Jerman, Oscar Majus Kloeffer, sebelum Perang Dunia I. Kini
Guatemala menjadi penghasil kapulaga terbesar di dunia, diikuti oleh
India. beberapa negara seperti Sri Lanka dan Indonesia juga
membudidayakannya. Polong biji Elettaria berwarna hijau terang,
sementara polong biji Amomum lebih besar dan berwarna cokelat tua. Kini
kapulaga adalah rempah termahal ketiga di dunia, setelah saffron dan
vanilla.
5. Batang serai
Banyak manfaat dari batang serai yaitu, Meringankan kram pada
perut saat menstruasi, Sebagai antioksidan dan pencegah kanker, Dapat
memutihkan gigi menguning, Menyembuhkan perut kembung,
Meringankan sakit gigi, Vitamin atau nutrisi pada syaraf, Untuk
menurunkan tekanan darah tinggi, dan Untuk memperbaiki sel-sel mati
pada kulit.
6. Kayu secang
Secang atau sepang (Caesalpinia sappan L.) adalah perdu anggota
suku polong-polongan (Fabaceae) yang dimanfaatkan pepagan (kulit kayu)
dan kayunya sebagai komoditi perdagangan rempah-rempah.
Asal-usul tumbuhan ini tidak diketahui dengan pasti. namun telah sejak
lama dibudidayakan orang di wilayah India, Asia Tenggara, Malesia,
hingga Pasifik, terutama sebagai penghasil bahan pewarna dan juga
bahan obat tradisional.Ia dikenal dengan berbagai nama, seperti
seupeung (Aceh); sepang (Gayo); sopang (Toba); sapang, cacang (Mink.);
spang, scang (Btw.); scang (Sd.); kayu secang, soga jawa (Jw.); kajo
scang (Md.); cang (Bl.); spang (Sas.); supa, supang (Bm.); sapang
(Mak.); spang (Bug.); sp (Rote), spl (Timor), hap (Sawu), hong
(Alor); sfn (Weda), sawala, singiang, sinyianga, hinianga (aneka dialek
di Maluku Utara), sunyiha (Ternate), roro (Tidore); sema (Man.), naga,
pasa, dolo (aneka dialek di Sulawesi Utara). Dalam bahasa asing dikenal
sebagai sappanwood (Ingg.), dan suou (Jp.).
Kerabat dekatnya yang berasal dari Amerika Selatan, kayu brazil atau
brezel (C. echinata), juga dimanfaatkan untuk hal yang sama.
7. Butir pala
Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang
berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai
rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan
yang penting sejak masa Romawi. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia
karya Plinius "Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar
luas di daerah tropika lain seperti Mauritius dan Karibia (Grenada). Istilah
pala juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.
Panci
Kompor
Lumpang
Pisau
Piring
Botol plastik
Saringan
Cedokan
2. Bahan
-
2 liter air
350 gr jahe, memarkan/tumbuk
6 butir cengkih
5 cm kayu manis
3 biji kapulaga
5 batang serai, memarkan/tumbuk
25gr kayu secang
butir pala, memarkan/tumbuk
500gr gula pasir
garam secukupnya
3. Cara membuatnya
- Campurlah air bersama gula ke dalam panci.
- Tambahkan jahe, lalu rebus dengan menggunakan api sedang
sampai mendidih dan gula larut seluruhnya.
- Tambahkan kedalam larutan gula dan jahe kayu secang, aduk-aduk
hingga rata.
- Tambahkan cengkih, kayu manis, kapulaga dan pala yang
dimemarkan.
- Masukkan batang serai yang dimemarkan, lanjutkan memasak di
atas api kecil sampai tercium keluar aroma rempahnya, proses ini
membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam.
-Jika dirasa cukup angkat, saring dan sajikan saat cuaca dingin.
6
Catatan dan Tips dalam Pembuatan Bir Pletok Khas Betawi :
- Diamkan hasil rebusan Bir Pletok semalam, untuk mendapatkan
aroma rempah yang lebih tajam, baru kemudian disaring.
- Pilih gula pasir yang berwarna putih bersih untuk menghasilkan Bir
Pletok yang bagus.
BAB V PEMBAHASAN/ANALISIS
PROSES
Kami menilai pembuatan bir pletok ini secara objektif.
Bir pletok ini terasa enak karena dibuat dengan baik.
Namun kekurangannya, bir pletok ini tidak ditambhkan
dengan garam. Namun bir pletok ini tetap pas karena
kelompok kami menambahkan terlalu banyak rempahrempah, sehingga kelalaian kami menambahkan garam
tertutup oleh rasa bir pletok buatan kelompok I.
2. Saran
Mengomsumsi bir pletok dapat menjadi pilihan alternatif dalam
10
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Pembuatan bir pletok.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai cara pembuatan bir pletok dan
khasiat yang terkandung didalam bir pletok.. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
Palembang, November
2015
Kelompok I
Daftar pusaka
Halaman
Judul.............................................................................................
.........i
Kata
Pengantar.....................................................................................
............... ii
Daftar
Isi.................................................................................................
.............iii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................
.............1
A. Latar
Belakang......................................................................................
...........1
B.
Tujuan...........................................................................................
...................1
C. Rumusan
masalah........................................................................................
....1
D.
Manfaat........................................................................................
...............1-2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA...............................................................................3-5
BAB III PROSEDUR
KERJA.....................................................................................6
A.
Alat...............................................................................................
....................6
B.
Bahan...........................................................................................
....................6
C. Cara
membuat......................................................................................
........6-7
BAB IV HASIL
PENGAMATAN...............................................................................
8
BAB V PEMBAHASAN/ANALISIS
PROSES..............................................................9
BAB VI KESIMPULAN DAN
SARAN......................................................................10
5. Yolanda Fitriani
Tulang Kepala
2)
3)