Anda di halaman 1dari 5

Pemanfaatan Agensi Hayati Jamur Antagonis Trichoderma sp.

sebagai Pengendali OPT Tanaman


Oleh :
Tiara Kusuma Pertiwi
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Syiah Kuala

Mendapatkan makanan sehat dan ramah lingkungan merupakan keinginan setiap


orang. Saat ini makanan yang kita produksi masih banyak menggantungkan bahan-bahan
kimia untuk meningkatkan produksi dan mengendalikan hama dan penyakit. Selain
memerlukan tambahan biaya, penggunaan bahan kimia tersebut juga tidak ramah terhadap
lingkungan. Hal ini menyebabkan keseimbangan alam menjadi terganggu. Salah satu
organisme tersebut adalah cendawan Trichoderma sp.. Trichoderma spp. saat ini banyak
diteliti dan dikembangkan sebagai agens pengendali jamur patogen yang bersifat tular tanah.
Hal ini disebabkan beberapa sifat yang penting seperti mudah diisolasi dan dibiakkan,
mempunyai kisaran mikroparasitisme yang cukup luas, dapat tumbuh cepat pada berbagai
substrat, umumnya tidak bersifat patogenik terhadap tanaman, mempunyai kemampuan
kompetisi yang baik terhadap ruang dan makanan, seperti menghasilkan antibiotika dan
enzim yang dapat mengalahkan lingkungan. Trichoderma spp. mudah didapatkan dari alam
dan mudah juga diperbanyak. Salah satu cara memperbanyak Trichoderma spp. yaitu
menggunakan media beras. Trichoderma sp. bisa juga dimanfaatkan untuk menggemburkan
dan memperbaiki struktur tanah serta menguraikan unsur hara yang terikat dalam tanah.
Apa itu Trichoderma?
Banyak bahan dari alam yang dapat membantu untuk meningkatkan produksi
pertanian. Salah satu bahan tersebut adalah Trichoderma. Trichoderma sp. merupakan sejenis
cendawan/fungi yang termasuk kelas ascomycetes. Trichoderma sp. memiliki aktivitas
antifungal. Di alam, Trichoderma banyak ditemukan di tanah hutan maupun tanah pertanian
atau pada substrat berkayu.
Selain sebagai agensia hayati, Trichoderma spp. juga berperan sebagai dekomposer
atau pengurai. Trichoderma spp. membantu mempercepat proses pelapukan bahan-bahan
organik terutama selulosa dengan menggunakan enzim pengurai. Pelapukan secara alami

memerlukan watu 2 sampai 3 bulan. Sedangkan dengan bantuan Trichoderma, pengomposan


dapat dilakukan dalam waktu 2 sampai 3 minggu.
Kelebihan menggunakan Trichoderma antara lain:
1. Trichoderma mudah ditemukan di areal pertananam sebagai mikro organisme lokal,
terutama pada tanah yang subur
2. Trichoderma mudah diisolasi, dikembangkan dan daya adaptasinya luas
3. Trichoderma dapat tumbuh dengan cepat pada berbagai substrat atau bahan
4. Trichoderma memiliki kisaran penekanan terhadap cendawan lain (mikoparasitisme)
yang luas
5. Pada umumnya Trichoderma tidak bersifat patogen bagi tanaman
Ada banyak spesies Trichoderma yang dapat ditemui di alam. Dari sekian banyak
Trichoderma tersebut, ada dua spesies yang sering digunakan sebagai agensia hayati. Spesies
tersebut adalah T. harzianum dan T. koningii. T. harzianum banyak ditemui pada lingkungan
tanaman semusim sedangkan T. koningii banyak ditemui pada tanaman perkebunan atau
tahunan. Trichoderma umumnya hidup sebagai saprofit di tanah atau sisa-sisa kayu lapuk,
mudah dikenali karena pertumbuhannya yang cepat dan warnanya agak mencolok.
Cara mengisolasi Trichoderma spp.
Ada salah satu cara mengisolasi Trichoderma spp. dari alam, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.

Kelapa tua dibelah menjadi dua bagian


Tungkupkan dan pendam pada tanah yang subur
Diamkan selama 2 3 hari
Setelah 2 3 hari akan tumbuh cendawan berwarna kehijauan
Segera pindahkan cendawan yang tumbuh tadi ke media perbanyakan

Cara Memperbanyak Trichoderma


Memperbanyak biakan Trichoderma sangatlah sederhana dan mudah dilakukan. Cara
memperbanyak biakan Trichoderma dengan media beras adalag sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Beras dicuci sampai bersih


Dimasukkan ke dalam dandang dan dikukus sampai 1/3 masak
Didinginkan sampai betul-betul dingin
Inokulum Trichoderma dimasukkan ke dalam nasi yang sudah dingin dengan

perbandingan 1:40 secara merata


e. Dimasukkan ke dalam kotak kue atau plastik transparan secukupnya, ujung kotak
kue/plastik dirapatkan dengan klip
f. Disimpan di rak
g. Setelah 1 minggu, jamur Trichoderma sp. sudah siap diaplikasikan ke lapangan
Pembuatan kompos (trichokompos)

Dalam pembuatan trichokompos bahan yang dapat dipergunakan disamping jerami, juga
bisa dicampur eceng gondok/gulma serta serbuk gergaji. Adapun tahapan pembuatan
trichokompos adalah sebagai berikut :
A. Bahan-bahan :
-

Jerami 15 kubik ( 1 Ha jerami )

Pupuk kandang 15 karung

Trichoderma padat 4 kg atau trichoderma cair 4 liter

Air bersih

B. Alat yang diperlukan :


-

Terpal, cangkul

Ember, sprayer dan saringan

C. Cara pembuatan :
-

Kumpulkan jerami ditepi lahan atau pematang sawah


Jerami dibagi/disusun beberapa lapisan (jerami yang dicacah akan lebih cepat jadi )
Taburi pupuk kandang kemudian disemprot / ditaburkan biakan trichoderma lalu

diberi air secukupnya agar lembab


Tutup lapisan jerami dengan menggunakan terpal selama proses kelembaban selalu

dijaga dengan cara diberi air.


Selama 12 hari tumpukan jerami dibalik, ditutup terpal lagi sekitar 20 hari

trichokompos sudah jadi


Trichokompos yang sudah jadi, siap ditaburkan dilahan sawah sebagai pupuk organik

Aplikasi Trichoderma
Aplikasi Trichoderma ke lahan pertanian sangatlah mudah dan murah. Trichoderma
dapat langsung diaplikasikan ke lahan sawah dengan cara di sebar setelah penyiapan lahan
atau disemprot dengan formulasi cair. Trichoderma yang diaplikasikan ke sawah sebanyak 4
kg/ha. Trichoderma juga dapat diaplikasikan dalam pembuatan kompos. Aplikasi dapat
dilakukan dengan beberapa cara tergantung sasaran yang dituju, misalnya :
a. Penyakit Busuk pangkal batang pada tanaman panili, aplikasinya 10 gr Trichoderma
spp disebar di sekitar pangkal batang panili;
b. Penyakit busuk pangkal batang lada, aplikasinya 10 gr Trichoderma desebar di
sekeliling pangkal batang lada;
c. Pata tanaman tembakau, aplikasinya 100 gr Trichoderma spp dicampur dengan 10 kg
pupuk kandang didiamkan selama 1 minggu, digunakan sebagai campuran media

pesemaian sebagai pupuk dasar atau taburkan 5 10 gr Trichoderma spp di sekeliling


batang;
d. Penyakit jamur akar putih (JAP) pada tanaman karet, aplikasinya 50-150 gr
Trichoderma spp ditaburkan di sekeliling pangkal batang.
e. Untuk pisang yaitu kira-kira 5 kg/lubang atau 1 genggam untuk cabai.
f. Untuk mengendalikan penyakit pada cengkeh yaitu mati ranting, bercak daun, busuk
akar, dan panu dengan mencampurkan Trichoderma sp. secukupnya.
Trichoderma ada 2 macam ada yang berbentuk cairan yang dapat disimpan dalam botol
mineral atau jerigen dan dalam bentuk padat dengan media beras yang disimpan dalam
kemasan plastic. Penggunaan trichoderma pada tanaman padi ada 2 cara :
a. Penyemprotan langsung Trichoderma sp. cair ke lahan sawah

Untuk 1 Ha lahan sawah diperlukan minimal 4 liter trichoderma


Setiap tanki volume 15 liter air dicampur dengan trichoderma 200 cc atau 1
gelas wadah air mineral, jadi dalam 1 Ha diperlukan air sebanyak 300 liter untuk

20 tanki semprot.
Tanki semprot yang digunakan harus bersih dari bekas pestisida maupun herbisida

kimia
Waktu penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi sekitar jam 07.00 dan sore

hari sekitar jam 17.00


Untuk mendapat hasil yang terbaik maka penyemprotan dilakukan sekitar 15 20
hari sebelum tanam, pada jerami/gulma yang sudah di hamburkan ke lahan sawah
dengan adanya penyemprotan ini maka akan mempercepat pembusukan jerami

tersebut sehingga unsurhara akan tersedia bagi tanaman


Penyemprotan bisa juga dilakukan pada tanaman fase vegetatif tapi pada saat
penyemprotan harus diarahkan ke permukaan tanah jangan pada tanaman, tetapi

penyemprotan seperti ini hasilnya kurang optimal.


Apabila kita melakukan penyemprotan herbisida maka penyemprotan dengan
menggunakan trichoderma harus mmempunyai interval waktu selama 2 minggu
setelah

penggunaan

herbisida. Karena

herbisida

dapat

meenghambat

perkembangan trichoderma didalam tanah.


Bila ingin menggunakan trichoderma yang dalam bentuk padat maka
diperlukan

sebanyak 4 Kg trichoderma yang harus dilarutkan kedalam air

sebanyak 400 liter kemudian disaring dan setelah itu dimasukkan kedalam alat
semprot.

Biarkan sampai jerami atau gulma hancur terurai dan pupuk kompos tersedia pada
lahan tersebut, kemudian baru ditanami (pada saat tanam tidak perlu diberikan
pupuk kimia

Anda mungkin juga menyukai