PEMBIMBING
Tanggal Praktikum
: 2 Mei 2016
Tanggal Penyerahan
: 9 Mei 2016
Oleh :
Kelompok
VI
Nama
Ahmad Sukarya
141411032
141411034
Driyarta Lumintu
141411037
Kelas
: 2B
TUJUAN
I.1 memahami konsep perpindahan panas yang terjadi di dalam PHE khususnya
konduksi dan konveksi;
I.2 mengetahui pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas
keseluruhan (U);
I.3 menghitung koefisien pindah panas keseluruhan (U) pada pelat menggunakan
persamaan neraca energy dan menggunakan empiris; dan
I.4 menghitung efisiensi kalor yang dilepas fluida panas terhadap kalor yang
diterima fluida dingin.
II.
DASAR TEORI
Unit penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan panas dari suatu
fluida ke fluida yang lain. Sebagian besar dari industri-industri yang berkaitan
dengan pemprosesan selalu menggunakan alat ini, sehingga alat penukar kalor ini
mempunyai peran yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi.
Salah satu tipe dari alat penukar kalor yang banyak dipakai adalah Plate Heat
Exchanger. Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar panas yang
terdiri atas paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan profil lain,
yang dipisahkan antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak. Pelat-pelat ini
dipersatukan oleh suatu perangkat penekan dan jarak antara pelat-pelat ditentukan
oleh sekat-sekat tersebut.
Plate Heat Exchanger (PHE) berfungsi sebagai sistem pemanas atau
pendingin dari suatu sistem produksi. Meskipun terdapat beberapa sistem lain,
tetapi dari pengalaman di lapangan dapat disimpulkan bahwa PHE memiliki
kinerja yang baik dan sulit ditandingi sistem yang lain, salah satu contoh nyata,
pada industri permen, sistem PHE digunakan sebagai sebagai pemanas permen
(hard candy) yang akan dicetak, dengan digunakannya sistem PHE maka permen
yang dihasilkan jauh lebih bening dibandingkan dengan menggunakan sistem
pemanas yang lainnya.
PHE yang banyak dijumpai di industri dapat dikelompokkan menjadi dua jenis :
a. Glue Type : Tipe glue ini memerlukan lem untuk memasang gasket pada plat
PHE. Lem yang digunakan hendaknya ialah lem yang mempunyai ketahanan
terhadap panas yang baik.
b. Clip Type : Di sisi luar gasket tipe ini terdapat clip-clip, sehingga dalam
pemasangannya cukup menancapkan clip-clip tersebut ke lubang yang
terdapat pada plat. Pemasangan gasket tipe ini lebih mudah dan ringkas jika
dibandingkan dengan tipe glue.
Dalam peralatan PHE, panas dapat dipindahkan dengan semua cara,
namun yang dominan terjadi dengan dua cara secara simultan, yaitu dengan
konduksi dan konveksi.
Perpindahan Panas Secara Konduksi
Gambar 2. PHE
Kelebihan PHE
1
2
3
4
5
6
Mempunyai permukaan perpindahan yang sangat besar pada volume alat yang
kecil, sehingga perpindahan panas yang efisien.
Mudah dirawat dan dibersihkan
Mudah dibongkar dan dipasang kembali ketika proses pembersihan
Waktu tinggal media sangat pendek
Dapat digunakan untuk cairan yang sangat kental (viskos)
Plate and Frame lebih fleksibel, dapat dengan mudah pelatnya ditambah
7
8
Ukuran yang lebih kecil dapat mengurangi biaya dalam segi bahan (Stainless
Steel, Titanium, dan logam lainnya)
Aliran turbulensinya mengurangi peluang terjadinya fouling dan sedimentasi
Kekurangan PHE
1. Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate and
Frame Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih dari 30 bar.
2. Pemilihan material gasket yang sesuai sangatlah penting
3. Maksimum temperatur operasi terbatas hingga 250 C dikarenakan performa
dari material gasket yang sesuai.
Menghitung Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U)
a. Menggunakan Neraca Energi
Q=U . A . T lm
U=
Q
A . T lm
( M .Cp . T ) 2
x 100
( M .Cp . T ) 1
Q
A
U
Tlm
T lm=
T 1 T 2
T1
ln
T2
T1 = Thi Tco
T2 = Tho Tci
b. Menghitung (U) Menggunakan Persamaan Empiris
Untuk satu (1) lempeng
U . A=
1
1 X 1
+
+
hi K ho
X = Tebal Lempeng (m); hi,ho = Koefisien pindah panas konveksi insde dan
outside (W/m2.K) dan K = Koefisien Konduksi (W/m.K)
Harga X dapat diukur dari alat, harga K bahan SS-204 dapat diperoleh dari
buku referensi dan hi dan ho dihitung dari persamaan empiris.
Dari buku referensi Christie John Geankoplis :
Untuk Nre 3. 105 ( Laminar )
0,5
1 /3
N Nu =0,664 N . N Pr
N =
N Nu =h L/k
N pr=
Cp
k
III.
IV.
LANGKAH KERJA
V.
DATA PENGAMATAN
V.1 Data Kalibrasi Laju Alir
No
laju alir
(L/h)
1
2
3
4
5
100
200
300
400
500
1
1
1
1
1
46
21
12
9
7
171.4285714
211.7647059
327.2727273
400
514.2857143
200
Linear (Kalibrasi
Laju Alir Fluida Panas)
0
0
V.2 Laju Alir Fluida Panas Tetap dan Laju Alir Dingin Berubah
Pada suhu awal 500C
Fluida Panas (Laju Tetap)
Laju Alir
(L/h)
400
400
400
400
400
Thi
(0C)
53
55
55
54
53
Tho
(0C)
46
46
43
42
42
Tci (0C)
25
25
25
26
28
Tco
(0C)
40
40
39
38
38
Tabel 5.2.1 Laju Alir Fluida Panas Tetap dan Laju Alir Dingin Berubah suhu 500C
Thi
(0C)
62
62
62
62
61
Tho
(0C)
54
52
50
48
48
Tci
(0C)
31
30
31
32
33
Tco
(0C)
48
47
45
44
44
Tabel 5.2.2 Laju Alir Fluida Panas Tetap dan Laju Alir Dingin Berubah suhu 600C
V.3 Laju Alir Fluida Panas berubah dan Laju alir fluida Dingin Tetap
Pada suhu awal 500C
Fluida Panas (Laju Berubah)
Laju Alir
(L/s)
78.264
171.43
300
400
514.29
Thi
(0C)
52
53
54
55
55
Tho
(0C)
37
40
45
46
48
Tci
(0C)
30
30
32
33
34
Tco
(0C)
35
38
40
42
43
Tabel 5.3.1 Laju Alir Fluida Panas Berubah dan Laju Alir Dingin Tetap suhu 500C
Thi
(0C)
60
60
60
60
60
Tho
(0C)
44
47
49
50
50
Tci
(0C)
35
35
35
36
38
Tco
(0C)
41
43
44
46
48
Tabel 5.3.2 Laju Alir Fluida Panas Berubah dan Laju Alir Dingin Tetap suhu 600C
VI.
PENGOLAHAN DATA
VI.1
Q = m x Cp x T
=
998.07 Kg/m3
m= q
Cp=4,2kJ /kg
Qdingin
100
Qpanas
suhu
laju
masu
alir
fluida
awal
panas
(0C)
(L/s)
Q dan efisiensi Pada saat Laju Alir Fluida Panas Tetap dan fluida dingin
berubah
laju aliran
fluida
dingin(L/s
)
0.05
0.06
50
0.111
0.09
0.11
0.14
60
massa
Cp
del T
del T
dingin
dingi
(kJ /kg )
n (0C)
panas
(Kg/s)
0.0499035
0.0598842
0.0898263
0.1097877
0.1397298
4.2
4.2
4.2
4.2
4.2
15
15
14
12
10
(0C)
0.06
0.0499035
0.0598842
4.2
4.2
17
17
Q panas
efisiensi
n (Kw)
(Kw)
(%)
3.143921
3.772705
12
5.281786
12
5.5333
11
5.868652
3.56311
10
4.275732
0.111
0.05
*[Q]dingi
0.09
0.0898263
4.2
14
12
5.281786
0.11
0.1097877
4.2
12
14
5.5333
3.25710
2
96.5251
4.18770
90.0900
5.58360
94.5945
5.58360
3
99.0991
5.11830
114.660
3.72240
95.7207
4.65300
91.8918
5.58360
94.5945
6.51420
84.9420
0.14
0.1397298
4.2
11
13
6.455517
Tabel 6.1.1 Q dan efisiensi Pada saat Laju Alir Fluida Panas Tetap dan fluida dingin berubah
Gambar 6.2.1 grafik efisiensi terhadap laju alir fluida dingin berubah suhu 500C
0.1
Gambar 6.2.2 grafik efisiensi terhadap laju alir fluida dingin berubah suhu 600C
6.04890
106.722
Q dan efisiensi Pada saat Laju alir fluida dingin tetap dan fluida panas berubah
suhu
masuk
awal
(0C)
laju
alir
fluida
dingin
(L/s)
laju aliran
fluida
panas(L/s
)
0.02
0.05
50
0.111
0.08
0.11
0.14
60
0.111
0.02
0.05
0.08
0.11
0.14
massa
Cp
del T
del T
*[Q]
panas
dingin
(kJ /kg )
(0C)
panas
dingin
(0C)
(Kw)
(Kg/s)
0.019961
4
0.049903
5
0.079845
6
0.109787
7
0.139729
8
0.019961
4
0.049903
5
0.079845
6
0.109787
7
0.139729
8
4.2
4.2
15
13
4.2
4.2
4.2
4.2
16
4.2
13
4.2
11
Q panas
Efisiensi
(Kw)
(%)
2.32650
1.25756
3.72240
2.72473
136.615
3.72240
3.01816
123.333
4.18770
4.14997
100.909
4.18770
4.10805
101.938
2.79180
1.34140
3.72240
2.72473
136.615
4.18770
3.68886
113.522
4.65300
4.61108
100.909
185
208.125
4.2
10
10
4.2
10
10
4.65300
5.86865
79.2857
2
Tabel 6.1.2 Q dan Efisiensi Pada saat Laju alir fluida dingin tetap dan fluida panas berubah suhu awal
Efisiensi (%)
50
Linear (efisiensi
vs laju alir fluida panas berubah)
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16
Laju Alir fluida panas berubah (L/s)
Gambar 6.2.2 grafik efisiensi terhadap laju alir panas berubah pada suhu 500C
Gambar 6.2.3 grafik efisiensi terhadap laju alir panas berubah pada suhu 600C
VI.2
Q panas
Q dingin
T LMTD U panas
(KW/m2K)
fluida
(KW)
(KW)
3.143921
3.257102
16.68
3440
3320
3.772705
4.187702
17.83
4140
3730
5.281786
5.583603
16.98
5800
5490
5.5333
5.583603
16.495
5970
5920
5.868652
5.118303
14.49
6230
7140
3.56311
3.722402
18.13
3620
3470
4.275732
4.653002
18.28
4490
4130
5.281786
5.583603
17.98
5480
5180
5.5333
6.514203
16.98
6770
5750
6.455517
6.048903
15.98
6680
7120
U dingin
(KW/m2K)
panas ( C)
50
60
Tabel 6.2.1 perhitungan U secara Neraca energy laju alir Fluida panas tetap
6000
U
4000
2000
0
0.040.060.08 0.1 0.120.140.16
Gambar 6.2.3 grafik laju air terhadap U secara neraca energy suhu 500C
8000
f(x)
f(x) =
= 38574.07x
31314.81x +
+ 1658.33
2297.67
R
=
0.99
Linear
(laju
alir
vs
U panas suhu 60 C)
R = 0.85
6000
U
4000
2000
0
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
Linear (laju alir vs U dingin suhu 60 C)
laju alir (L/s)
0.16
Gambar 6.2.3 grafik laju alir terhadap U secara neraca energy pada suhu 600C
Q panas
Q dingin
T LMTD U panas
(KW/m2K)
fluida
(KW)
(KW)
2.326501
1.257568
7.89
2810
5200
3.722402
2.724731
12.33
3900
5320
3.722402
3.018164
13.49
3950
4870
4.187702
4.149975
13.49
5430
5470
U dingin
(KW/m2K)
panas ( C)
50
60
4.187702
4.108056
12.97
5590
5690
2.791801
1.341406
13.38
1770
3680
3.722402
2.724731
14.35
3350
4570
4.187702
3.688867
14.98
4340
4930
4.653002
4.611083
14.49
5610
5660
4.653002
5.868652
12.97
7980
6330
Tabel 6.2.2 Perhitungan U secara Neraca Energy Laju alir Fluida Dingin Tetap
6000
f(x)
2445.33
f(x) =
= 23633.33x
3766.67x ++5008.67
R
=
0.92
R (laju
= 0.34
Linear
alir vs U panas suhu 50 C)
4000
U
2000
laju alir vs U dingin suhu 50C
0
0
Laju Alir
pada
60 C
laju alirvs
vs UUpanas
suhusuhu
60 C
10000
VI.3
U A=
1
1 X 1
+
+
hi K h o
0,5
1
3
v D
hD
Nnu k
Cp
Nnu=
h=
Npr=
k
D
k
0.153 0.376
2( 0.153+0.376) = 0.0544 m
Nilai hi dan ho Pada Laju Alir Fluida Panas Tetap dan Fluida Dingin Berubah
laju
alir
Laju Alir
suhu
fluida
awal
panas
berubah
tetap
(m3/s)
(m/s)
V fluida
Npr
Nnu
panas
panas
0.0014
7.075256
8
0.0014
10493.005
6
15739.508
8
0.0014
0.00190972
3
19237.176
8
0.0014
5
10.49430
2
0.00243055
9
24483.679
8
0.0014
1
11.83916
6
0.00086805
8
0.0014
8
7.075256
8
0.0014
4
7.750555
dingin (m/s)
Nre panas
(m3/s)
0.00086805
0.00005
6
0.00104166
0.00006
50
0.0001
1
0.00009
7
0.001909722
0.00011
0.00014
60
0.0001
1
0.00005
0.00006
0.001909722
0.0015625
6
0.00104166
8744.1713
8744.1713
10493.005
7.750555
9.492452
7
0.00009
8
0.0014
9.492452
0.00190972
3
19237.176
8
0.0014
5
10.49430
2
0.00243055
9
24483.679
8
0.0014
1
11.83916
0.0015625
0.00011
0.00014
Nre dingin
6
15739.508
Npr dingin
Nnu dingin
Hi
80952.4
0.00148
21.528
6055
80952.4
0.00148
21.528
6055
Ho
1990
2180
2670
2952
3330
1990
2180
2670
2952
3330
Tabel 6.3.1 Nilai hi dan ho Pada Laju Alir Fluida Dingin Berubah dan Fluida Panas Tetap
Nilai hi dan ho Pada Laju Alir Fluida Dingin Tetap dan Fluida Panas Berubah
laju
alir
suhu
fluida
awal
Dingin
tetap
50
(m3/s)
0.0001
1
Laju Alir
Fluida
Panas
berubah
v fluida
V fluida
dingin (m/s)
panas (m/s)
0.001909722
0.00034722
3497.6685
0.0014
2
0.00086805
8
0.0014
Nre panas
Npr
Nnu
panas
panas
(m3/s)
0.00002
0.00005
0.00008
6
0.00138888
8744.1713
13990.674
8
0.0014
4.474793
7.075268
9
8.949585
0.00011
0.00014
0.00002
0.00005
0.0001
60
0.00008
0.001909722
0.00011
0.00014
Nre dingin
Npr dingin
9
0.00190972
1
19237.176
8
0.0014
2
0.00243055
9
24483.679
8
0.0014
6
0.00034722
7
3497.6685
8
0.0014
2
0.00086805
8
0.0014
6
0.00138888
8744.1713
9
10.49432
11.83918
9
4.474793
7.075268
13990.674
8
0.0014
9
8.949585
9
0.00190972
1
19237.176
8
0.0014
2
0.00243055
9
24483.679
8
0.0014
Nnu dingin
19237.2
0.00148
10.494
19237.2
0.00148
10.494
Hi panas
10.49432
11.83918
9
Ho dingin
1259
1990
2517
2952
3330
1259
1990
2517
2952
3330
2952
2952
Tabel 6.3.2 Nilai hi dan ho Pada Laju Alir Fluida Dingin Tetap dan Fluida Panas Berubah
Nilai U Secara Empiris Pada Saat Laju Alir Fluida Panas Tetap
Suhu
awal
masu
k
fluida
panas
(oC)
Hi
Ho
Delx
UA
(Empiris)
panas
dingin
(N.
(N.
Energy
Energy
50
6055
60
6055
1990
0.001
77.83
1,470
3440
3320
0.0576
2180
0.001
77.83
2,121
4140
3730
0.0576
2670
0.001
77.83
2,583
5800
5490
0.0576
2952
0.001
77.83
2,845
5970
5920
0.0576
3330
0.001
77.83
3,195
6230
7140
0.0576
1990
0.001
77.83
1,470
3620
3470
0.0576
2180
0.001
77.83
2,121
4490
4130
0.0576
2670
0.001
77.83
2,583
5480
5180
0.0576
2952
0.001
77.83
2,845
6770
5750
0.0576
3330
0.001
77.83
3,195
6680
7120
0.0576
Tabel 6.3.3 Nilai U Secara Empiris Pada Saat Laju Alir Fluida Panas Tetap
Nilai U Secara Empiris Pada Saat Laju Alir Fluida Dingin Tetap
Suhu
awal
Panas
(nerac
Dingin
(Neraca
panas
energy
Energi)
(oC)
)
2810
3900
3950
5430
5590
5200
5320
4870
5470
5690
masuk
Hi
Ho
fluida
Panas
Dingin
50
1259
1990
2517
2952
3330
2952
Delx
0.001
0.001
0.001
0.001
0.001
77.83
77.83
77.83
77.83
77.83
UA (Empiris)
873
1,940
2,438
2,844
3,193
0.0576
0.0576
0.0576
0.0576
0.0576
60
1259
1990
2517
2952
3330
2952
0.001
0.001
0.001
0.001
77.83
77.83
77.83
77.83
873
1,940
2,438
2,844
0.0576
0.0576
0.0576
0.0576
1770
3350
4340
5610
3680
4570
4930
5660
0.001
77.83
3,193
0.0576
7980
6330
Tabel 6.3.4 Nilai U Secara Empiris Pada Saat Laju Alir Fluida Dingin Tetap
VII. PEMBAHASAN
VII.1
berubah dan laju alir tetap, laju alir yang di dapat pada saat kalibrasi menjadi
harga laju alir tetap (untuk fluida panas dan fluida dingin).
Didalam perpindahan panas ada kalor (Q) atau energy panas yang di serap
dan di lepaskan oleh fluida, dalam hal ini fluida panas memberikan kalor ( Qpanas
) dan fluida dingin menangkap energy atau mengambil kalor fluida panas
( Qdingin). Hal ini di tandakan dengan harga Qpanas positif (melepaskan energy)
dan harga Qdingin* negatif (menangkap energy). Harga Q di pengaruhi dengan
nilai laju massa zat dan perubahan suhu (Takhir-Tawal). Pada Qdingin bernilai
negative sebab perubahan suhunya Takhir < Tawal (del T negative).
Penentuan nilai Q dilakukan pada fluida tetap dan berubah, pada saat laju
alir fluida panas tetap (400L/h) dan fluida dingin berubah suhu fluida panas
meningkat mengikuti penambahan laju alir fluida dingin. Dan pada suhu fluida
dingin berubah harga suhunya menurun diikuti dengan penambahan laju alir
fluidanya. Dikarenakan pada saat laju alir fluida dingin bertambah maka
perpindahan kalor panan yang terjadi menjadi semakin singkat atau sedikit dan
panas yang di terima fluida dingin pun menjadi berkurang, sedangkan kalor panas
yang mengalir pada laju alir fluida tetap semakin berkurang kalor panas yang di
serap fluida dingin pada saat laju alirnya besar. Dan hal demikian berlaku
sebaliknya pada saat laju fluida dingin tetap dan laju alir fluida panas berubah.
Perpindahan kalor panas yang terjadi memiliki efisiensi yang berbeda untuk nilai
Q yang berubah. Pada praktikum harga efisiensi(%) tergantung pada besar
kecilnya nilai Qpanas dan Qdingin.
Penentuan koefisien perpindahan panas berdasarkan pada perubahan laju
alirnya. Pada suhu 50 dan 60 laju alir fluida panas tetap harga Hi menunjukan
konstan dan harga Ho berubah atau meningkat. Dan pada laju alir fluida dingin
tetap suhu 50 dan 60 harga Hi berubah dan harga Ho konstan. Hal ini menujukan
bahwa Hi merupakan koefisien fluida panas dan Ho adalah koefisien fluida
dingin.
Koefisien pindah panas keseluruhan (U) yang di peroleh secara neraca
energy dimana pada teorinya Upanas masuk = Udingin keluar. Akan tetapi pada
kenyataanya pada nilai U hanya dapat mendekati keduanya. Lihat tabel 7.1
Laju alir fluida panas Upanas
tetap
Suhu 50
5970
Suhu 60
6770
Laju alir fluida dingin tetap
Suhu 50
5430
Suhu 60
5610
Udingin
5920
5750
5470
5660
Pada suhu 60 C laju alir fluida panas tetap besar U selisihnya telalu jauh
hal ini terjadi kesalahan dalam pengambilan data dan perhitungan. Berdasarkan
perhitungan, jenis aliran yang terjadi di dalam plate pada proses perpindahan
panas PHE adalah aliran laminar dengan harga Nre 3.105.
Koefisien perpindahan panas seluruh (U) perhitungan dengan Neraca
Energi dan secara empiric tidak sama (lihat tabel 6.3.3 dan 6.3.4 ). Hal ini
menunjukan bahwa pada saat praktikum plate heat exchanger (PHE) tidak dapat
menggunkan kedua rumus ini secara bersamaan, hanya dapat menggunkan salah
satunya saja secara empiric atau neraca energy. Tentu dengan pertimbangan dan
saran pembimbing sebab dalam melakukan perhitungan memerlukan waktu yang
cukup lama, hal ini di maksudkan untuk mempermudah dan mempersingkat waktu
pengerjaan.
VII.2
Pada praktikum ini digunakan alat plate heat exchanger (PHE) alat ini
digunkan untuk memindahkan panas dari suatu sistem ke sistem lain, alat ini juga
bisa menjadi pemanas atau pendingin didalam industri. Bahan yang digunakan
adalah air dingin dan air panas. Didalam unit PHE ini terjadi 2 konsep
perpindahan panas yaitu konduksi dan konveksi. Konduksi terjadi di dalam platplat yang tersusun berhimpitan dan konveksi terjadi karena terdapat aliran fluida
yang bergerak untuk proses pemindahan panas tersebut.
Pada praktikum ini laju alir yang dijadikan laju alir tetap adalah 400L/h
dan suhu yang digunakaan sebagai acuan adalah T= 50oC dan 60oC. Di lihat dari
hasil praktikum pada suhu 50oC dan 60oC laju alir fluida panas tetap maka nilai
Hi konstan dan nilai Ho berubah, dan pada suhu 50oC dan 60oC laju alir fluida
panas berubah maka nilai Hi berubah dan nilai Ho konstan.
Pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas adalah semakin
tinggi laju alir semakin besar nilai (Q). Koefisien perpindahan panas secara
keseluruhan (U) diperoleh dari perhitungan neraca energi dimana U masuk = Ukeluar.
Pada laju alir fluida panas tetap di suhu 50oC Upanas dan Udingin nilainya tidak
begitu jauh hal ini dapat dikatakan perpindahan panas cukup baik, tidak terlalu
banyak panas yang hilang ke lingkungan tetapi pada suhu 60 oC Upanas dan Udingin
berbeda cukup jauh hal ini dikarenkan terjadi kesalahan pada praktikum di suhu
tersebut. Untuk laju alir fluida dingin tetap di suhu 50 oC dan 60oC Upanas dan
Udingin nilai nya tidak begitu jauh hal ini dapat dikatakan perpindahan panas cukup
baik hal ini dikarenakan tidak ada panas yang hilang dari sistem ke lingkungan.
Harga koefisien perpindahan panas dari perhitungan koefisien pindah
panas keseluruhan (U) menggunakan persamaan neraca energi dan menggunakan
empiris dapat dibandingkan hasilnya berbeda hal ini menunjukan bahwa
perhitungan data plate heat exchanger (PHE) tidak dapat digunakan secara
bersamaan. Efisiensi kalor ditentukan bedasarkan harga Qpanas dan Qdingin yang
terbentuk. Semakin besar nilai efisiensi yang diperoleh maka semakin baik
perpindahan panasnya.
VII.3
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dalam laporan ini oleh praktikan,
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
- Perpindahan panas yang terjadi dalam PHE terjadi dengan cara konduksi yang
terjadi pada medium padat yaitu plate dan konveksi yang terjadi pada fluida
karena adanya aliran
- Pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas keseluruhan adalah
berbanding lurus, jika laju alir fluida semakin tinggi maka semakin tinggi pula
koefisien pindah panas keseluruhannya dan juga sebaliknya.
- Perhitungan koefisien pindah panas keseluruhan menggunakan persamaan
empiris lebih mudah dibandingkan menggunakan persamaan neraca energi
karena data yang diperoleh dari hasil praktikum dapat langsung dihitung
dengan persamaan empiris sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama.
IX.
Suhu fluida panas meningkat pada saat laju alir fluida panas tetap dan laju alir
fluida dingin berubah terjadi karena perpindahan panas pada saat laju alir
lambat lebih banyak terjadi dari pada pada saat laju alir cepat. Hal ini
mempengaruhi efisiensi kalor yang dilepas fluida panas terhadap kalor yang
diterima fluida dingin.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Petunjuk Praktikum Laboratorium Teknik Kimia. .... Plate Heat Exchanger
(PHE). Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
Heriyanto,
Dedi.
2010.
Heat
Exchanger
[online],
http://id.scribd.com/doc/127155281/makalah-heat-exchanger-docx, [diakses
06 Mei 2016]
Muttaqin,Z.
2012.
Proses
Perpindahan
Kalor
[online],
http://eprints.undip.ac.id/41578/3/BAB_II.pdf [diakses 6 Mei 2016]