Komponen
Nilai Normal
Satuan
pH
7,35 7,45
paCO2
35 45
mmHg
paO2
80 100
mmHg
HCO3
20 - 26
mEq/l
Total CO2
21 - 27
mEq/l
Base Ekses
mEq/l
Saturasi O2
95 98
SBc
22 26
mEq/l
b. Pembacaan AGD
Hasil interpretasi AGD
Asidosis
Metabolik
HCO3
PCO2
PH
Tak terkompensasi
Terkompensasi
HCO3
PCO2
PH
Tak terkompensasi
Terkompensasi
sebagian
Terkompensasi
sempurna
Alkalosis
Metabolik
sebagian
Terkompensasi
sempurna
Bila nilai Ph normal tetapi terjadi kelainan nilai HCO3 atau PCO2 maka;
1. Lihat nilai pH, pH 7,35 7,40 adalah asidos dan pH 7,41 7,45 adalah alkalosis
2. Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang mendukung sesuai dengan hasil pH (untuk menentukan
respiratirik atau metabolik)
3. Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang hasilnya berlawanan dengan pH (untuk menentukan adanya
kompensasi penuh atau tidak)
4. Lihat pO2 untuk melihat adanya Hipoksemia atau Hiperoksemia
Asidosis respiratorik
Adalah kondisi dimana pH rendah dengan kadar PCO2 tinggi dan kadar HCO3- juga tinggi
sebagai kompensasi tubuh terhadap kondisi asidosis tersebut. Ventilasi alveolar yang inadekuat
dapat terjadi pada keadaan seperti kegagalan otot pernafasan, gangguan pusat pernafasan, atau
intoksikasi obat. Kondisi lain yang juga dapat meningkatkan PCO2 adalah keadaan
hiperkatabolisme. Ginjal melakukan kompensasi dengan meningkatkan ekskresi H+ dan retensi
bikarbonat. Setelah terjadi kompensasi, PCO2 akan kembali ke tingkat yang normal.
Alkalosis respiratorik
Perubahan primer yang terjadi adalah menurunnya PCO2 sehingga pH meningkat. Kondisi ini
sering terjadi pada keadaan hiperventilasi, sehingga banyak CO2 yang dilepaskan melalui
ekspirasi. Penting bagi dokter untuk menentukan penyebab hiperventilasi tersebut apakah akibat
hipoksia arteri atau kelainan paru-paru, dengan memeriksa PaO2. Penyebab hiperventilasi lain
diantaranya adalah nyeri hebat, cemas, dan iatrogenik akibat ventilator. Kompensasi ginjal
adalah dengan meningkatkan ekskresi bikarbonat dan K+ jika proses sudah kronik.
Asidosis Metabolik
Ditandai dengan menurunnya kadar HCO3-, sehingga pH menjadi turun. Biasanya disebabkan
oleh kelainan metabolik seperti meningkatnya kadar asam organik dalam darah atau ekskresi
HCO3- berlebihan. Pada kondisi ini, paru-paru akan memberi respon yang cepat dengan
melakukan hiperventilasi sehingga kadar PCO2 turun. Terlihat sebagai pernafasan kussmaul.
Pemberian ventilasi untuk memperbaiki pola pernafasan justru akan berbahaya, karena
menghambat kompensasi tubuh terhadap kondisi asidosis. Untuk mengetahui penyebab asidosis
metabolik, dapat dilakukan penghitungan anion gap melalui rumus
(Na+ + K+) (HCO3- + Cl-)
Batas normal anion gap adalah 10 12 mmol/l. Rentang normal ini harus disesuaikan pada
pasien dengan hipoalbumin atau hipofosfatemi untuk mencegah terjadinya asidosis dengan anion
gap yang lebih. Koreksi tersebut dihitung dengan memodifikasi rumus diatas menjadi
(Na+ + K+) (HCO3- + Cl-) (0,2 x albumin g/dl + 1,5 x fosfat mmol/l)
Asidosis dengan peningkatan anion gap, disebabkan oleh adanya asam-asam organik lain seperti
laktat, keton, salisilat, atau etanol. Asidosis laktat biasanya akibat berkurangnya suplai oksigen
atau berkurangnya perfusi, sehingga terjadilah metabolisme anaerob dengan hasil sampingan
berupa laktat. Pada keadaan gagal ginjal, ginjal tidak mampu mengeluarkan asam-asam organik
sehingga terjadi asidosis dengan peningkatan anion gap.
Asidosis dengan anion gap yang normal disebabkan oleh hiperkloremia dan kehilangan
bikarbonat atau retensi H+. Contohnya pada renal tubular asidosis, gangguan GIT (diare berat),
fistula ureter, terapi acetazolamide, dan yang paling sering adalah akibat pemberian infus NaCl
berlebihan.
Alkalosis metabolik
Adalah keadaan pH yang meningkat dengan HCO3- yang meningkat pula. Adanya peningkatan
PCO2 menunjukkan terjadinya kompensasi dari paru-paru. Penyebab yang paling sering adalah
iatrogenik akibat pemberian siuretik (terutama furosemid), hipokalemia, atau hipovolemia kronik
dimana ginjal mereabsorpsi sodium dan mengekskresikan H+, kehilangan asam melalui GIT
bagian atas, dan pemberian HCO3- atau prekursornya (laktat atau asetat) secara berlebihan.
Persisten metabolik alkalosis biasanya berkaitan dengan gangguan ginjal, karena biasanya ginjal
dapat mengkompensasi kondisi alkalosis metabolik.