Dalam bukunya, Alvin Toffler, membagi sejarah peradaban manusia dalama
tiga gelombang perubahan, yaitu: 1. Era manual, adalah suatu zaman dimana faktor dominan dari manusia yang dibutuhkan untuk mengelola pertanian atau manufaktur tradisional adalah energy fisik dan manual. Produktivitas ditentukan oleh seberapa banyak petani mamou menghasilkan produk. 2. Era mesin industri, suatu era yang mengutamakan keterampilan bekerja dengan menggunakan mesin (energi mesin). Produktivitas ditentukan oleh keterampilan pekerja dalam mengoperasikan mesin-mesin industri untuk menghasilkan oukerja yang sebanyak-banyaknya per satuan waktu kerja dibantu oleh mesin industri. 3. Era pengetahuan, era yang mengutamakan kualitas pikiran, baik dalam bentuk kreativitas maupun inovasi. pengetahuan telah menjadi modal virtual yang sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan organisasi. Tiga ciri karakteristik tatanan kehidupan di era pengetahuan, yaitu: a. Informasi/pengetahuan mudah diperoleh dan sekaligus dapat kadaluwarsa dengan cepat. b. Permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari semakin kompleks. c. Pola perubahan dalam bidang-bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya berpengaruh signifikan pada kelangsungan organisasi dengan hubungan yang semakin sulit diprediksi.
Di dalam era pengetahuan dibutuhkan :
Organisasi baru, karena adanya suatu kenyataan bahwa mayoritas
perusahaan bisnis yang ada di dunia memiliki umur yang pendek.
Dan juga menuntut:
Organisasi pembelajar, yaitu organisasi yang siap menghadapi zaman
globalisasi yaitu mampu menyerap muatan-muatan global ke dalam organisasinya, dan sekaligus mengglobalkan muatan-muatan lokal sehingga dapat diterima oleh masyarakat di seluruh dunia. Juga
merupakan organisasi yang mampu berubah mengikuti tuntutan
zaman. Organisasi pembelajar menuntut suasana kerja yang kondusif, karena organisasi pembelajar memahami peran dan fungsi manusia sebagai pusat keunggulan organisasi masa depan (living company), memiliki umur panjang karena memiliki daya untuk belajar dan berubah mengikuti tuntutan zaman (De Geus).Organisasi harus berevolusi tidak hanya bersifat mekanis dan biologis, namun juga humanis serta dituntut untuk lebih fleksibel, kreatif, dan mampu belajar secara harmonis.
Terdapat 2 macam tipe misi perusahaan komersil, yaitu:
Economic company, perusahaan yang hanya dijalankan untuk tujuan ekonomi. Kehidupan perusahaan sangat bergantung pada lingkungan bisnisnya, jika baik, perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Sebaliknya, jika lingkungan bisnis sedang tidak baik, perusahaan mengalami kerugian dan mudah bangkrut. River company, perusahaan yang dijalankan meniru falsafah sungai, mampu belajar atau mampu beradaptasi sesuai dengan perubahan zaman. Terdapat 4 karakteristik perusahaan yang berumur panjang, yaitu: (a) sensitif terhadap lingkungan (b) memiliki identitas/jati diri yang kuat (c)memiliki sikap toleran terhadap perbedaan dan mampu melaksanakan proses desentralisasi kewenangan berdasarkan rasa saling percaya dan (d) melaksanakan manajemen investasi yang rasional.
Organisasi Mekanis: Organisasi yang menganggap manusia sebagai
mesin, yang mampu hidup jika dihidupkan dan akan mati jika dimatikan, organisasi yang hanya mampu memanfaatkan potensi dimensi fisik manusia yang bersifat konkrit dan mekanikal, tidak mampu memanfaatkan potensi kekuatan pikiran karyawannya.
Organisasi Biologis: Organisasi yang hanya menganggap manusia
sebagai makhluk biologis, yang memiliki kemampuan untuk bergerak dan tumbuh, hanya mengandalkan pikiran rasional dan logika.
Organisasi Humanis: Organisasi yang menganggap manusia secara
utuh (makhluk biologis, emosional dan spiritual). Organisasi di era pengetahuan membutuhkan manusia baru. Manusia yang memiliki soft skills (motivasi, keuletan, dan kemauan untuk selalu belajar akan hal-hal yang baru) guna untuk
pengembangan dirinya, manusia yang memiliki kompetensi global,
dewasa, manusia yang beretika, dan kreatif. Organisasi di era pembelajaran menuntut manusia yang memiliki kompetensi global, dewasa, etikal, dan kreatif.
BAB 2. MENGAPA REFORMASI BANGSA INDONESIA SANGAT
LAMBAT ? Ada sepuluh indicator yang digunakan untuk mengatur tingkat kenyamanan berbisnis di suatu negara, yaitu tingkat kemudahan untuk: memulai usaha, untuk memulai usaha, berurusan dengan lisensi, mempekerjakan pegawai, mendaftarkan property, mendapatkan kredit, melindungi investor, membayar pajak, perdagangan antar negara, menerapkan kontrak dan menutup usaha.
Kehilangan kepekaan (mati rasa).
Banyak perusahaan yang merasa sangat menikmati posisinya, tidak mau berubah menjadi perusahaan yang lebih baik, tidak menyadari adanya perubahan lingkungan yang menuntut agar menyiapkan diri menjadi sebuah perusahaan yang mampu bersaing di pasar global.