Idiopatik Trombositopenia Purpura (Revisi)
Idiopatik Trombositopenia Purpura (Revisi)
disusun oleh:
Asrie Alifah
(032015004)
(032015021)
(032015028)
(032015030)
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................2
BAB II ISI.....................................................................................................................3
A. ANATOMI FISIOLOGI.....................................................................................3
B. DEFINISI ITP...................................................................................................11
C. ETIOLOGI........................................................................................................12
D. TANDA DAN GEJALA...................................................................................13
E. KLASIFIKASI..................................................................................................13
F.
PATOFISIOLOGI.............................................................................................14
PATHWAY ITP............................................................................................................15
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK....................................................................16
H. PENATALAKSANAAN..................................................................................16
I.
KOMPLIKASI..................................................................................................17
J.
PENATALAKSANAAN KASUS....................................................................18
I. PENGKAJIAN....................................................................................................18
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN..........................................................................21
III. INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................21
IV. EVALUASI KESELURUHAN.........................................................................24
BAB III PENUTUP.....................................................................................................25
A. Kesimpulan.......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................27
LAMPIRAN................................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Purpura idiopatik atau trombositopenia imun (ITP) merupakan penyebab tersering
trombositopenia pada anak-anak. ITP dapat dikategorikan sebagai akut
(trombositopeniasembuh dalam waktu 6 bulan diagnosis) atau kronis
(trombositopenia berlanjut melebihi 6 bulan). Walaupun ITP dapat terjadi pada
semua usia, tetapi paling sering pada usia 2 hingga 6 tahun. Anak dengan ITP
terlihat sehat, tetapi memiliki awalan lesi purpura yang tepat. Temuan klinis
berupa
limpadenopati
dan
antibodi
antinuklear
sebaiknya
(tes
coombs
meliputi
(ANA)
disertai
positif
dengan
dengan
Jika
dilakukan
aspirasi
sumsum
BAB II
ISI
A. ANATOMI FISIOLOGI
System Retikuloendotelial
Sek makrofag sebagai sel mobil sanggup mengembara melalui jaringan,
kebanyakan sel monosit memasuki jaringan setelah menjadi makrofag melekat
pada jaringan selama berbulan-bulan, ; mempunyai kemampuan seperti makrofag
memeakan bakteri, virus, jarinngan nekrotik atau partikel asing dalam jaringan.
Bila dirangsang, daapat lepas dari perlengketan berespon terhadap kemotaksis
(pergerakan yang memengaruhi zat kimia), semua rangsangan lain berhubungan
dengan proses peradangan kombinasi makrofag yang beredar dengan makrofag
jaringan tetap dinamakan system retikuloendotel.
Dalam sirkulasi darah sangat mirip dengan sel mast besar yang terletak tepat diluar
kapiler tubuh. Sel ini mengeluarkan heparin ke dalam darah, zat yang dapat
mencegah koagulasi darah. Basofil dapat melakukan fungsi-fungsi yang sama dalam
aliran darah mungkin, darah hanya mentranspor ke jaringan tempat ia menjadi sel
mast dan berfungsi mengeluatkan heparin. Sel mast dan basofil juga melepaskan
histamin maupun sejumlah kecil bradikinin dan serotonim (kontriksi pembuluh
darah), sel mast dalam jaringan yang meradang melepaskan senyawa ini selama
peradangan.
Agranulositosis
Merupakan keadaan dimana sumsum tulang berhenti membentuk neutrofil
mengakibatkan tubuh tidak dilindungi terhadap bakteri dan agen lain yang akan
menyerang jaringan.
Dalam dua hari setelah sumsum tulang berhenti membentuk sel darah putih, tukak
dapat ditemukan di dalam mulut dan kolon atau menderita infeksi pernafasan yang
berat. Bakteri dan tukak menginvasi jaringam sekitarnya dengan cepat.
Imunoglobin
Antibody yang bersikulasi melindungi tubuh kita dengan cara mengikat dan
menetralisir beberapa toksin protein, menghalangi melekatnya virus pada sel,
opsonisasi bakteri, mengaktifkan kompleimen dan mengaktifkan sel NK. Sistem sel
plasma-limfosit menghasilkan 5 macam antibody imunoglobin umum. Komponen
dasar tiap-tiap imunoglobin adalah unit simetris yang mengandung 4 rantai
polipetida. Dua rantai panjang disebut rantai berat, sedangkan 2 rantai pendek
dinamakan rantai ringan. Terdapat dua jenis rantai ringan, K dan serta 8 jenis rantai
berat. Rantai-rantai tersebut digabungkan oleh jembatan disulfa yang memungkinkan
terjadinya pergerakan (mobilitas), dan terdapat pula jembatan disulfa didalam rantai
sendiri. Sebagai tambahan, rantai berat mempunyai daeah yang lentur (fleksibel)
disebut sendi.
Segmen v membentuk bagian dari tempat pengikatan antibody. Bagian Fc dari
molekul bagian efektor, yang memperantai reaksi yang dimulai dari antibody. Dua
kelas imunoglobin mengandung komponen polipeptida tembahan. Pada IgM, 5 buah
unit imunoglobin dasar bergabung di sekeliling sebuah polipeptida yang dinamai
rantai J, membentuk pentamer
imunoglobin membentuk dimer dan trimer sekitar sebuh rantai J dan sebuah
polipeptida yang berasal dari sel epitelium, komponen sekretorik (secretory
component, SC).
Di dalam usus, antigen bakteri dan virus diambil oleh sel M dan diteruskan ke agresi
jaringan limfoid di bawahnya, untuk merangsang limfoblast. Limfpblast tersebut akan
memasuki aliran darah melalui duktus torasikus, namun setelah proses pematamgan
di dam sirkulai, sel-sel bergerak ke jaringan limfoid difosa yang mendasari mukosa
usus dan epiteliumdi paru, payudara, saluran perkemihan serta saluran reproduksi
wanita.
Imunitas (kekebalan) tubuh dilakukan oleh neutrofil, limfosit dan monosit dengan
tiga cara respons kekabalan.
1. Respons fagositosis : dilakukan oleh neutrofil dan monosit dengan cara menelan
dan mencerna benda asing yang masuk, sel ini aktif mencari dan mendatangi
tempat yang ada benda asingnya biasanya untul melawan bakteri dan toksin.
2. Respons antibody humoral : dilakukan oleh antibody yang beredar dalam
plasma, cara kerja limfosit berubah menjadi sel plasma bila bertemu dengan
antigen tertentu. Sel plasma akan membuat antibody dan melepaskannya dalam
10
plasma darah bila nanti bertemu dengan antigen yang sesuai dan akan terjadi
ikatan antigen-antibodi kompleks.
3. Antibody seluler : dilakukan oleh sel limfosit dengan cara mengubah diri
menjadi spesial sel-T pembunuh (killer cell-T). Setelah limfosit T dipekakan
dengan antigen tertentu. Ia mempunyai spesialisasi tertentu bila bertemu dengan
antigen yang cocok, secara cepat terjadi proses perlawanan atau penghancuran
antigen.
Sel Pembeku Darah (Trombosit)
Trombosit merupakan bagian darah yang tidak memiliki intisel dan ukurannya
bermacam-macam, ada yang bulat dan ada yang lonjong warnanya putih. Trombosit
bukanlah berupa sel, melainakan terbentuk keeping-keping merupakan bagian-bagian
kecil dari sel besar. Trombosit dibuat di sumsum tulang, paru-paru, dan limpa dengan
ukuran kira-kira 2-4 mikron. Umur peredarannya sekitan 10 hari, jumlah pada orang
dewasa Antara 200.000-300.000 keping/mm3.
Trombosit memegang peranan penting dalam proses pembekuan darah dan
hemostasis (menghentikan aliran darah). Bila terjadi kerusakan dinding pembuluh
darah, trombosit akan berkumpul di lokasi tersebut ; menutup kebocoran dengan cara
saling melekat, berkelompok, dan menggumpal (hemostasis) selanjutnya terjadi
proses pembekuan darah. Kemampuan trombosit ini dimungkinkan karena trombosit
memiliki dua jenis zat, yaitu : prostaglandin dan tromboksan yang segera dikeluarkan
bila ada kerusakan atau kebocoran dinding pembuluh darah. Zat ini juga mempunyai
efek vasokontriksi pembuluh darah sehingga aliran darah berkurang dan membentuk
proses pembekuan darah.
11
12
lipatgandakan. Berbeda dengan eritrosit dan trombosit yang tetap di pembuluh darah,
leukosit dapat bergerak dari pembuluh darah menuju jaringan, saluran limfe, dan
kembali dalam aliran darah.
Leukosit bersama-sama dengan makrofag jaringan yaitu: hepar, limfa, sumsum
tulang, alveoli paru, dan kelenjar getah bening melakukan fagositosis terhadap kuman
atau virus yang masuk. Setelah didalam sel, kuman atau virus dicerna dan
dihancurkan oleh enzim pencerna sel. Jika terdapat banyak leukosit yang mati, maka
terjadlah nanah (kus). Jumlah normal leukosit adalah 5000-9000/mm3.
Peristiwa Hemostatis
Pencegahan kehilangan darah akibat dari pembuluh darah terputus atau pecah,
hemostasis dilakukan dengan berbagai mekanisme berikut.
1. Spasme Vaskuler
Setelah pembuluh darah terputus, dinding pembuluh darah berkontraksi untuk
segera mengurangi aliran darah dari pembukuh darah yang robek. Kontraksi
disebabkan refleks saraf dan spasme miogenik lokal. Kerusakan dinding
vaskular yang diduga menyebabkan hantaran potensialo aksi sepanjang
beberapa cm pada dinding pembuluh darah, mengakibatkan kontraksi
pembuluh. Pembuluh darah yang terpotong benda tajam lebih banyak
mengeluarkan darah. Spasme vaskular lokal berlangsung 20-30 menit.
2. Pembentukan sumbatan trombosit
Trombosit adalah lempengan bulat atau oval yang dibentuk dalam sumsum
tulang belakang. Megakarosit merupakan sel yang sangat besar, mengalami
disintegrasi menjadi trombosit, sementara tetap berada dalam sumsum tulang
dan melepaskan trombosit ke dalam darah.
13
Bila trombosit bersentuhan dengan permukaan vaskular yang rusak, serabutserabut kolagen dalam dinding vaskular segera menghubah sifatnya secara
drastis, membengkak dengan bentuk tidak teratur menjadi lengket sehingga
melekat pada serabut kolagen menyekresi ADP dalam jumlah yang besar.
3. Bekuan darah
Timbul dalam waktu 15-20 detik, bila trauma dinding vaskular berat sampai
beberapa menit baru terjadi. Zat aktivator yang berasal dari dinding vaskular
mengalami trauma serta trombosit dan protein-protein darah yang melekat
pada kolagen didning vaskular mengawali proses pembekuan. Dalam waktu
3-6 menit setelah robekan seluruh ujung pembuluh darah yang terpotong diisi
oleh bekuan selama 30-60 menit.
Pembekuan darah adalah suatu rantai proses kimiawi yang mengalami pola
tertentu dan berjalan dalam waktu singkat. Berikut faktor faktor yang berperan
dalam pembekuan darah.
No
Faktor Bekuan
Sinonim
Fibrinogen
II
Protombin
III
Tromboplastin trombokinase
IV
Ca++/Ion Calsium
VI
VII
VIII
IX
10
faktor stuart
11
XI
14
12
XII
Faktor hageman
13
XIII
Penstabil fibrin
1. Langkah pertama
Dengan keluarnya tromboplastin, baik dari trombosit maupun dari jaringan
yang rusak, maka protombin (protein plasma) akan diubah menjadi trombin
(suatu enzim). Proses ini memerlukan kehadiran ion kalsium (Ca 2+). Bila
muncul tromboplastin yang rusak maka berperanlah faktor-faktor : IV, V, VII,
IX, X, XII, DAN XII. Jika tromboplastin yang berasal dari jaringan yang
rusak maka uang berperan adalh faktor IV, V, VII, dan X.
2. Langkah kedua
Enzim trombinyang dihasilkan pada langkah pertama mengubah fibrinogen
protein plasma menjadi fiobrin (benang jala). Untuk proses ini diperlukan
kehadiran trombin serta faktor IV dan XIII. Jala yang dibentuk akan menutup
luka karena adanya jala fibrin sel eritrosit dan trombosit akan membentuk
nbekuan di celah-celah jala fibrin, dengan demikian perdarahan akan berhenti.
B. DEFINISI ITP
Merupakan defisiensi trombosit yang terjadi ketika sistem imun menghancurkan
trombosit tubuh sendiri. ITP dapat bersifat akut seperti pada trombopenia pasca
infeksi virus atau kronis seperti pada trombosipenia esensial atau trombositopenia
autoimun.
(Kowalak, 2014)
ITP adalah suatu penyakit perdarahan yang didapat sebagai akibat dari
penghancuran trombosit yang berlebihan.
15
(Suraatmaja, 2000)
ITP adalah suatu keadaan perdarahan yang disifatkan oleh timbulnya petekia atau
ekimosis di kulit ataupun pada selaput lender dan ada kalanya terjadi pada
berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karna sebab yang tidak
diketahui.
(FKUI, 1968)
Trombositopenia menggambarkan individu yang mengalami atau beresiko tinggi
mengalami insufisiensi trombosit sirkulasi, penurunan ini dapat disebabkan oleh
penurunan produksi trombosit, perubahan distribusi trombosit, penghancuran
trombosit, atau dilusi vascular.
(Goebel,1997)
C. ETIOLOGI
Penyebab ITP meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
Infeksi virus;
Imunisasi dengan vaksin virus hidup;
Gangguan imunologi; dan
Reaksi obat.
Penurunan atau defek pada produksi trombosit di dalam sumsum tulang
seperti limpa).
Kehilangan parah.
(Kowalak, 2014)
16
17
ITP akut
ITP kronik
Awal penyakit
2-6 tahun
20-40 tahun
Rasio L:P
1:1
1:2-3
Trombosit
<20.000/mL
30.000-100.000/mL
Lama penyakit
2-6 minggu
Beberapa tahun
Perdarahan
Berulang
Beberapa hari/minggu
F. PATOFISIOLOGI
Pada trombositopenia, kekurangan trombosit dapat menyebabkan hemostatis yang
tidak memadai. Ada 4 mekanisme yang bertanggung jawab, yaitu : penurunan
produksi trombosit ; penurunan kelangsungan hidup trombosit ; penumpukan
darah di dalam limfa ; dan dilusi trombosit yang beredar di dalam pembuluh
darah. Megakariosit, yaitu sel-sel raksasa yang ada di salam sumsum tulang, akan
memproduksi trombosit. Produksi trombosit ini menurun kalau jumlah
megakariosit berkurang atau kalau terjadi disfungsi produksi trombosit.
ITP terjadi ketika molekul immunoglobulin G (IgG) yang beredar dalam darah
bereaksi dengan trombosit pejamu (hospes) yang kemudian akan dihancurkan
dalam limpa dan sebagian kecil dihancurkan dalam hati. Normalnya, usia
trombosit dalam peredaran darah adalah 7 hingga 10 hari pada ITP, trombosit
hanya hidup selama 1 hingga 3 hari atau kurang.
PATHWAY ITP
18
TROMBOSIT
OP-ENIA
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan darah sangat diperlukan untuk menentukan kadar atau jumlah
platelet dalam darah. Rendahnya jumlah platelet dalam darah dapat menyebabkan
Malignansi
Hematol
terjadinyaTerapi
idiopatik trombositopenia
purpura. Prosedur berikutnya yaitu,
Terapi
Terapi
Koagulasi
obat
obat belakang
Penyebab
Transfusi bahwa adanyaSplenomeg
sum-sum
tulang
untuk
membuktikan
Radiasipemeriksaan
Kardiovasku
(tiazida,
(antibiotic,
Idiopatik
Darah
ali
ler
plateletkemoterpi
yang adekuat. Uji
laboratorium menunjukkan:
sulfonami
Diseminata
,
d, garam
1. Jumlah trombosit menurun sampai kurang dari 40.000 mm, dan sering
trombosit
terpakai
jaringan
(evusi, fibrosis interstial paru). (Betz, Cecily
habis L. 2002)
lemak atau
jaringan
H. PENATALAKSANAAN
Penanganan ITP fibrosa
akut meliputi:
menggantika
1. Pemberian glukokortikoid untuk mencegah penghancuran trombosit lebih
n prekursor
lanjut;
sel darah
Produksi
Pendarahan
trombosit
Trombositope
meliputi:
menurun Penanganan ITP kronis
nia
1. Pemberian
kortikosteroid
Penghancura
n trombosit
meningkat
untuk
menekan
aktifitas
Trombosit
didistribusi
abnormal
fagositik
dan
kolom
protein
stafilokokus.
I. KOMPLIKASI
Menurut Cecily &Linda (2009) terdapat tiga komplikasi yang bisa terjadi, yaitu
reaksi transfuse, kekambuhan, perdarahan susunan saraf pusat (kurang dari 1%
individu yang terkena). Menurut Berhman (2000) komplikasi paling serius adalah
perdarahan intracranial, yang terjadi kurang dari 1%.
J. PENATALAKSANAAN KASUS
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Bayi muncul bintik merah
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Muncul bintik merah pada bayi mulai dari tangan kemudian menyebar ke
seluruh tubuh dengan sakit sedang.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
20
: Compos mentis
: 4-5-6
: 3 dari 5
: Berat Badan
Tinggi Badan
: Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Suhu
21
: 5,5 kg
: 85 cm
:120/80mmHg
: 140 x/ menit
: 45 x/menit
: 37oC
b. Head To Toe
1) Kulit : Turgor cepat kembali, kelembaban cukup
2) Kepala : UUB belum menutup, permukaan cekung.
UUK belum
menutup.
3) Mata : Edema palpebrae (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), produksi air mata cukup, diameter 1 mm/1 mm
4) Telinga : Simetris, sekret (-/-), serumen minimal
5) Hidung : Simetris, sekret minimal
6) Mulut : Simetris, mukosa bibir basah
7) Thorak/paru : Simetris, retraksi (-), suara nafas bronkovesikuler, ronkhi
(-/-), wheezing (-/-)
8) Jantung : S1 dan S2 tunggal, bising (-)
9) Abdomen : Supel, hepar:lien:ginjal tidak teraba, masa tidak ada
10) Ekstremitas : Akral hangat, edem tidak ada, parese tidak ada
11) Susunan saraf : Nervi craniales III-VII dalam batas normal
12) Genitalia : Perempuan, tidak ada kelainan
13) Anus : Ada, tidak ada kelainan
14) Diagnosa kerja : ITP akut
3. Terapi
IVFD D5 NS 6 tetes/ menit
Transfusi TC 1 kolf
Transfusi PRC 30 cc
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan
jantung dalam memompa darah
22
Diagnosa
Keperawatan
1.
Perfusi jaringan
Setelah
tidak efektif
dilakukan
tindakan 1.
Dapat
Intervensi
2.
kepa
mempertahankan vital
TTV
3.
Observasi
intake
dan 3. M
2. HR : 60 100 x/mnt
4.
Kolaborasi
pena
dalam 4. Un
5. Un
akan
jantu
Kurang
pengetahuan
tentang penyakit
Setelah
dilakukan
tua 1. Or
keperawatan,
Pengetahuan pasien
untuk
menghadapi meng
2. Or
orang tua klien terhadap kemungkinan krisis pada pasien
keku
masa
penyakit bertambah dengan
23
tindakan 1.
Mempersiapkan
orang
kriteria hasil:
2. Meminimalkan kekhawatiran 3. Ag
meng
yang diantisipasi dan tidak jelas
1. Orang tua pasien dapat
dilak
merencanakan strategi koping 3. Memberikan edukasi tentang gejal
untuk situasi penuh tekanan
penyakit ITP
performa
peran
3.
Gangguan
nyaman
rasa Setelah
dilakukan
Skala
nyeri
berkurang
menjadi 0
2. Pasien dapat tidur dengan
nyenyak
3. Pasien tidak menangis lagi
karena nyeri
1.
meng
2. P
obat
A: Nyeri teratasi
P: Konsultasi kepada dokter jika tanda dan gejala terjadi lagi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ITP: Merupakan defisiensi trombosit yang terjadi ketika sistem imun menghancurkan
trombosit tubuh sendiri. ITP dapat bersifat akut seperti pada trombopenia pasca
infeksi virus atau kronis seperti pada trombosipenia esensial atau trombositopenia
autoimun.
(Kowalak, 2014)
Etiologi
limpa).
Kehilangan parah.
25
Klasifikasi
Ada dua tipe ITP berdasarkan kalangan penderita. Tipe pertama umumnya menyerang
kalangan anak-anak, sedangkan tipe lainnya menyerang orang dewasa. Anak-anak
berusia 2 hingga 4 tahun yang umumnya menderita penyakit ini. Sedangkan ITP
untuk orang dewasa, sebagian besar dialami oleh wanita muda, tapi dapat pula terjadi
pada siapa saja. ITP bukanlah penyakit keturunan. (Family Doctor, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Syaiffudin. 2016. Buku Ajar Ilmu Biomedik Dasar untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Lahita, R. G. 2001. Textbook of the autoimun Diseases. Philadelphia: Lippicort
Williams & Wilkins.
Guyton. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9.Jakarta: EGC
Staf Pengajar FKUI. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. FKUI:
Media Aesculapius
LAMPIRAN
26
27