ESTUARI
Oleh :
Imam Darmawan
(1301070023)
(1301070026)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Estuari adalah jenis perairan yang memiliki variasi yang tinggi ditinjau dari
faktor fisik, kimia, biologi, ekologi dan jenis habitat yang terbentuk di dalamnya.
Oleh karena itu interaksi antara komponen fisik, kimia dan biologi yang
membentuk suatu ekosistem sangat kompleks. Hal ini disebabkan karena dinamika
dari estuari sangat besar, baik dalam skala waktu yang pendek karena adanya
pasang surut maupun dalam skala waktu yang panjang karena adanya pergantian
musim.
Pada ekosistem estuari ini terbentuk habitat-habitat yang memiliki ciri khas
tersendiri dengan organisme-organisme penyusunnya yang spesifik seperti Habitat
Rawa Asin. Oleh karena itu ekosistem estuari sangat erat kaitannya dengan habitat
rawa asin. Hal ini disebabkan karena organisme tersebut harus mampu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Respon dari tingkah laku organisme
tersebut dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya juga beragam dan
memiliki ciri khas tersendiri. Pada batas ambang toleransi organisme terhadap
lingkungan membatasi keberadaannya di suatu organisme. Organisme yang mampu
bertahap pada kondisi fisik dan kimia perairan dapat tetap hidup dan tinggal
nyaman di habitatnya, tetapi bagi organisme yang tidak mampu bertahan pada
ambang toleransinya akan menjadi organisme pengunjung transisi, dimana pada
saat sesuai dengan batas ambangnya organisme ini akan masuk ke habitat di estuari,
tetapi jika tidak maka organisme ini akan meninggalkan daerah estuari ini.
Seperti halnya pada setiap ekosistem, pada ekosistem estuari ini juga
dibentuk oleh komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi satu sama lain.
Keanekaragaman komponen biotik dan abiotik yang terdapat di dalamnya
menyebabkan terjadinya interaksi yang cukup kompleks dan menarik untuk diteliti.
Namun ekosistem estuari ini ternyata tidak cukup dikenal oleh masyarakat pada
umumnya dan jarang sekali dibahas atau disosialisasikan, padahal ekosistem estuari
ini memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Estuari
Estuari adalah suatu daerah perairan tempat bertemunya air tawar dari sungai
dan air laut. Dalam hal ini pembentukan daerah estuari diawali dari suatu aliran
sungai yang menuju laut, daerah ini dapat berupa muara sungai yang sangat lebar,
rawa-rawa pantai atau daerah lain yang tidak terlepas dari pengaruh air laut (Salim,
2012).
Estuaria juga dideskripsikan sebagai wilayah pesisir semi tertutup yang
mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar
dari daratan. Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat berlumpur yang
merupakan endapan yang dibawa oleh air tawar dan air laut (Effendi, 2012).
Dalam diktat kuliah limnologi, Estuarin atau estuaria juga dimaknai sebagai
daerah semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan lautan dan di
dalamnnya terjadi percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal baik dari
air hujan maupun air tawar yang berasal dari aliran sungai. Percampuran terjadi
paling tidak selama setengah tahun.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa estuari merupakan
wilayah pesisir semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka
dan menerima masukan air tawar dari daratan.Secara sederhana estuaria
didefinisikan sebagai tempat pertemuan air tawar dan air asin.
3. Fjords
Merupakan estuaria yang dalam, terbentuk oleh aktivitas glasier yang
mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut. Contohnya di Alaska,
Kanada, Norwegia.
4. Estuaria tektonik
Terbentuk akibat aktivitas tektoknik (gempa bumi atau letusan gunung berapi)
yang mengakibatkan turunnya permukaan tanah yang kemudian digenangi oleh
air laut pada saat pasang. Contoh Teluk San Fransisco di California.
4. Pada beberapa daerah estuaria yang mempunyai topografi unik, kadang terjadi
pola tersendiri yang lebih unik. Pola ini cenderung ada jika pada daerah muara
sungai tersebut mempunyai topografi dengan bentukan yang menonjol
membetuk semacam lekukan pada dasar estuaria. Tonjolan permukaan yang
mencuat ini dapat menstagnankan lapisan air pada dasar perairan sehingga,
terjadi stratifikasi salinitas secara vertikal. Pola ini menghambat turbulensi
dasar yang hingga salinitas dasar perairan cenderung tetap dengan salinitas
yang lebih tinggi.
C. Fauna yang Ada di Perairan Estuari
Di perairan estuaria terdapat 3 komponen fauna yaitu: fauna laut, fauna air
tawar dan fauna payau. Komponen fauna yang terbesar adalah fauna air laut yaitu
hewan stenohaline yang terbatas kemampuannya dalam mentolelir perubahan
salinitas (umumnya 30%) dan hewan euryhaline yang mempunyai kemampuan
untuk mentolerir berbagai perubahan atau penurunan salinitas di bawah 30%.
Jumlah spesies organisme yang mendiami estuaria jauh lebih sedikit jika
dibandingkan dengan organisme yang hidup di perairan tawar dan laut. Hal ini
disebabkan oleh fluktuasikondisi lingkungan, sehingga hanya spesies yang
memiliki kekhususan fisiologi yang mampu bertahan hidup di estuari.
Fauna khas estuaria adalah hewan-hewan yang dapat mentolerir kadar garam
antara 5-30, namun tidak ditemukan pada wilayah-wilayah yang sepenuhnya berair
tawar atau berair laut. Di antaranya terdapat beberapa jenis tiram dan kerang
(Ostrea, Scrobicularia), siput kecil Hydrobia, udang Palaemonetes, dan cacing
(polikaeta) Nereis.Di samping itu terdapat pula fauna-fauna yang tergolong
peralihan, yang berada di estuaria untuk sementara waktu saja.Beberapa jenis udang
Penaeus, misalnya, menghabiskan masa juvenilnya di sekitar estuaria, untuk
kemudian pergi ke laut ketika dewasa. Jenis-jenis sidat (Anguilla) dan ikan salem
(Salmo, Onchorhynchus) tinggal sementara waktu di estuaria dalam perjalanannya
dari hulu sungai ke laut, atau sebaliknya, untuk memijah. Dan banyak jenis hewan
lain, dari golongan ikan, reptil, burung dan lain-lain, yang datang ke estuaria untuk
mencari makanan.
D. Flora yang Ada di Perairan Estuari
Selain miskin dengan jumlah fauna estuaria juga miskin dengan flora.
Keruhnya perairan estuaria menyebabkan hanya tumbuhan yang mencuat yang
dapat tumbuh mendominasi, mungkin terdapat padang rumput laut (Zosfera
thalassia, Cymodocea) selain di tumbuhi olehalga hijau dari GeneraUlva,
Entheromorphadan Chadophora. Estuaria berperan sebagai perangkap nutrien
(nutrient trap) yang mengakibatkan semua unsur-unsur esensial dapat didaur ulang
oleh
bermacam
kerang,
cacing
dan
olehdetritus
atau
bekteri
secara
habitat air tawar.Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata
semi air, yaitu unggas air. Ada dua tipe dasar rantai makanan:
a. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhanherbivora-carnivora.
b. Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme
(detrivora atau organisme pemakan sisa) predator.
Suatu rantai adalah suatu pola yang kompleks saling terhubung, rantai
makanan di dalam suatu komunitas yang kompleks antar komunitas, selain daripada
itu, suatu rantai makanan adalah suatu kelompok organisme yang melibatkan
perpindahan energi dari sumber utamanya (yaitu., cahaya matahari, phytoplankton,
zooplankton, larval ikan, kecil ikan, ikan besar, binatang menyusui). Jenis dan
variasi rantai makanan adalah sama banyak seperti jenis/spesies di antara mereka
dan tempat kediaman yang mendukung mereka. Selanjutnya, rantai makanan
dianalisa didasarkan pada pemahaman bagaimana rantai makanan tersebut
memperbaiki mekanisme pembentukannya.Ini dapat lebih lanjut dianalisa sebab
bagaimanapun jenis tunggal boleh menduduki lebih dari satu tingkatan trophic di
dalam suatu rantai makanan.
Di perairan estuary terdapat tiga bagian terbesar dalam rantai makanan yaitu:
phytoplankton, zooplankton, dan infauna benthic. Sebab phytoplankton dan
zooplankton adalah komponen rantai makanan utama dan penting, dimana bagian
ini berisi informasi yang mendukung keberadaan organisme tersebut. Sedangkan,
infauna benthic adalah proses yang melengkapi pentingnya rantai makanan di
dalam ekosistem pantai berlumpur. Selanjutnya, pembahasan ini penekananya pada
bagaimana mata rantai antara rantai makanan dan tempat berlindungnya.
Keruhnya perairan estuaria menyebabkan hanya tumbuhan mencuat yang dapat
tumbuh mendominasi.Rendahnya produktivitas primer di kolom air, sedikitnya
herbivora dan terdapatnya sejumlah besar detritus menunjukkan bahwa rantai
makanan pada ekosistem estuaria merupakan rantai makanan detritus.Detritus
membentuk substrat untuk pertumbuhan bakteri dan algae yang kemudian menjadi
sumber makanan penting bagi organisme pemakan suspensi dan detritus.Suatu
penumpukan bahan makanan yang dimanfaatkan oleh organisme estuaria
merupakan produksi bersih dari detritus ini.Fauna di estuaria, seperti ikan, kepiting,
kerang, dan berbagai jenis cacing berproduksi dan saling terkait melalui suatu rantai
makanan yang kompleks (Bengen, 2002).
detritus organik dan keluar dari liang untuk mencari fragmen detritus di sekitarnya.
Selain Amphipoda, krustasea lain yang biasa ditemukan adalah kelompok kepiting
(Brachyura), kelomang (Anomura), dan udang-udangan (Macrura).
Udang dan Kepiting juga ditemukan di daerah estuari seperti Meiofauna.
Meiofauna adalah hewan bentik bersel banyak (multiseluler) yang mempunyai
ukuran tubuh antara 32m-1000m. Mereka hidup di antara rongga-rongga butiran
pasir sehingga tidak pernah membuat liang. Seluruh siklus hidupnya tidak pernah
mengalami fase planktonik sehingga fase larva juga hanya terjadi di lingkungan
bentik. Keberadaan meiofauna dapat dijumpai di perairan pasang surut sampai
dengan dasar perairan laut dalam. Termasuk meiofauna adalah hewan yang dapat
melewati lubang saringan berukuran 0.5 mm. Sebagai contoh adalah Copepoda
Harpacticoida yang hidup di dasar perairan.
Konsumen Tingkat Ketiga
1. Ikan
Berbagai jenis ikan ditemukan di perairan estuari. Ikan-ikan ini ada yang
menetap, ada yang datang untuk mencari makan dan bertumbuh besar, atau
untuk bertelur. Ikan-ikan ini memakan biota yang lebih kecil (pemangsa),
memakan tumbuhan (herbivor), atau menyaring busukan organik (detritus)
dengan cara memasukkan lumpur ke dalam mulutnya lalu memuntahkannya
kembali setelah menyaring fragmen-fragmen organiknya seperti yang
dilakukan oleh ikan-ikan Belanak.
2. Avertebrata
Berbagai
jenis
hewan
avertebrata
ditemukan
menghuni
perairan
Jumlah hewan dan tumbuhan yang hidup di estuari lebih kecil dari yang hidup
di laut atau di air tawar. Berkurangnya jumlah jenis hewan dan tumbuhan itu
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu kadar garam dan substrat. Perbedaan yang
terjadi ditunjukkan dengan berkurangnya keanekaragaman jenis, tetapi jumlah
individu tiap jenis itu dapat sangat banyak.
F. Faktor Abiotik yang Mempengaruhi Estuari
Beberapa sifat fisik penting estuaria antara lain :
1. Salinitas
Estuaria memiliki peralihan (gradien) salinitas yang bervariasi, terutama
tergantung pada permukaan air tawar dari sungai dan air laut melalui pasang
surut. Variasi ini menciptakan kondisi yang menekan bagi organisme, tetapi
mendukung kehidupan biota yang padat dan juga menyangkal predator dari
laut yang pada umumnya tidak menyukai perairan dengan salinitas yang
rendah.
2. Substrat
Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat berlumpur yang berasal dari
sedimen yang dibawa melalui air tawar (sungai) dan air laut. Sebagian besar
partikel lumpur estuaria bersifat organik, bahkan organik ini menjadi cadangan
3.
Sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi
pasang-surut (tidal circulation).
Penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan (ikan, udang) yang
2.
BAB III
KESIMPULAN
Estuaria merupakan tempat pertemuan air tawar dan air asin.Tempat ini
berperan sebagai daerah peralihan antara kedua ekosistem akuatik.Estuari (muara)
merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.Estuari sering dipagari oleh
lemengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara
bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh
siklus harian dengan pasang surut aimya.Nutrien dari sungai memperkaya
estuari.Ekosistem estuaria disusun oleh komponen biotic dan abiotik yang saling
melakukan interaksi.Biota yang menyusun estuaria diantaranya adalah berbagai
macam hewan dan tumbuhan.
Secara umum, tumbuhan yang hidup di ekosistem estuaria adalah Tumbuhan
Lamun (sea grass) dan Algae mikro yang hidup sebagai plankton nabati atau hidup
melekat pada daun lamun.Organisme organisme yang hidup di estuaria
melakukan berbagai adaptasi untuk mempertahankan hidupnya, seperti adaptasi
morfologi yang berkaitan dengan bentuk dan ukuran tubuh, adaptasi fisiologi yang
berkaitan dengan pengaturan osmosis dalam tubuh dan adaptasi tingkah laku
DAFTAR PUSTAKA
Bengen, D. G. 2002. Ekosistem dan sumber daya pesisir dan laut serta
pengelolaanterpadu dan berkelanjutan. Makalah Prosiding Pelatihan Pengelolaan
Wilayah Pesisir Terpadu. PKSSPL-IPB. Bogor.
Salim, Agus. 2012. Estuari. Ambon : Widyaiswara BPPP.
Supriharyono, M. S. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan di
Wilayah Pesisir Tropis. Jakarta. Gramedia.
Effendi, Eko. 2012. Estuarine. staff.unila.ac.id. Diakses pada tanggal 27 Mei 2016