Anda di halaman 1dari 13

ALTERNATIF PENGGUNAAN TEKA-TEKI

SILANG DALAM UPAYA MENINGKATKAN


KEMAMPUAN PSIKOMOTOR PESERTA DIDIK
PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan


Pelaksanaan Program Magang 3

Oleh :
IMAM DARMAWAN
1301070023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016

HALAMAN PENGESAHAN

ALTERNATIF PENGGUNAAN TEKA-TEKI


SILANG DALAM UPAYA MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PSIKOMOTOR PESERTA
DIDIK PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Oleh:
IMAM DARMAWAN
1301070023

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Purwokerto, September 2016


Kepala Sekolah,

DPPM

Drs. Tjaraka Tjunduk Karsadi, M.Pd.


NIP. 19680909 199702 1 005

Saefurrohman, Ph. D
NIP/NIK 131292213

ALTERNATIF PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG DALAM UPAYA


MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTOR PESERTA DIDIK
PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
SMA NEGERI AJIBARANG
2016/2017
Imam Darmawan 1301070023
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
imamdrmvn@gmail.com

ABSTRAK
Kegiatan program magang 3 merupakan suatu program yang diperuntukkan
untuk mahasiwa semester 6 dengan tujuan membentuk calon guru yang
profesional serta memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam
mengaplikasikan teori dan praktik mengajar yang sesungguhnya di dalam kelas.
Program magang 3 dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ajibarang. Objek pengamatan
adalah peserta didik kelas X X MIPA 2 dan X Lintas Minat SMA Negeri
Ajibarang yang berjumlah masing-masing 36 peserta didik. Metode yang
digunakan dalam pengamatan ini adalah pengamatan langsung terhadap objek
yang diteliti. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada kelas X MIPA 2 dan X
Lintas Minat menunjukkan minimnya minat belajar peserta didik terhadap mata
pelajaran biologi. Teka-teki silang biologi dapat dijadikan suatu media alternatif
untuk mengatasi ma salah tersebut. Penggunaan media ini tentunya digunakan
untuk melihat keefektifan penggunaan media teka teki silang pada pembelajaran
biologi.
Kata kunci: Biologi, Media, Teka-Teki Silang

1. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) merupakan Lembaga
Pendidikan Tinggi yang memiliki visi Unggul, Modern, dan Islami.
Kegiatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yakni pengadaan guru
yang di kelola oleh FKIP dengan 9 Program studi yang terdiri dari :
Pendidikan Guru Anak Usia Dini, Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Pendidikan Geografi, Pendidikan sejarah, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan
Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika dan Pendidikan Biologi. FKIP
Universita Muhammadiyah Purwokerto sebagai LPTK bertujuan untuk
mempersiapkan calon guru yang memiliki tingkat profesionalisme yang
tinggi untuk mempersiapkan calon guru yang memiliki karakter pendidik
yang cerdas, unggul dan berakhlak mulia. Untuk menunjang tercapainya
tujuan tersebut, maka pada tahun pelajaran 2016/2017 untuk mahasiswa
didik semester 6 diselenggarakan adanya kegiatan program magang 3.
Pada program magang 3 kali ini, mahasiswa didik di tempatkan pada
berbagai jenjang pendidikan di sekitar Kabupaten Banyumas baik di
PAUD, SD, SMP, SMA/MA.
Pelaksanaan program magang 3 berbeda dengan program magang 1
dan magang 2, dimana pada magang 1 tujuan akhir dari pelaksanaan
program magang 3 ini adalah mahasiswa didik semester 6 diharapkan
mampu menulis sebuah artikel. Artikel diselesaikan sebagai syarat telah
melaksanakan program magang 3. Penulisan artikel didasarkan pada hal-

hal yang ditemui selama program magang 3 berlangsung. Kegiatan


magang ini berlangung selama 30 hari terhitung mulai tanggal 8 Agustus
2016 sampai dengan 8 September 2016.
Pada magang 3 saat ini penulis ditempatkan di SMA Negeri
Ajibarang. SMA Negeri Ajibarang merupakan salah satu sekolah di
Kabupaten Banyumas yang memiliki nilai akreditasi yang sangat tinggi
yaitu 98. Akreditasi tersebut tidak di peroleh dengan mudah, banyak hal
yang mendukung SMA Negeri Ajibarang untuk memperoleh nilai yang
tinggi salah satunya yaitu mempunyai budaya atau kebiasaan yang berbeda
dari sekolah lain.
Salah satu contoh kebiasaan baik seluruh warga SMA Negeri
Ajibarang adalah menerapkan budaya 6S (senyum, salam, sapa, sopan,
santun dan sholat). Kebiasaan lain yang ditemukan yaitu adanya 30 menit
bersama SMANA yang didalamnya terdiri dari serangkaian kegiatan
membaca Alquran bagi yang muslim, sedangkan bagi yang non mulim
menyesuaikan.

Kemudian

dilanjutkan

dengan

kegiatan

literasi

perpustakaan kelas. Adanya fasilitas perpustakaan kelas disini merupakan


fasilitas kreatif karena bisa menumbuhkan minat baca peserta didik
sehingga bisa menambah wawasan peserta didik itu sendiri. Sebelum
kegiatan belajar mengajar dimulai terdapat kebiaaan menarik, yaitu
seluruh warga sekolah diwajibkan untuk berdiri dengan sikap sempurna
dan menghentikan segala aktifitas untuk menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Hal ini tentunya bisa menumbuhkan rasa Nasionalisme

bagi seluruh warga sekolah mulai dari guru, karyawan, dan peserta didik
itu sendiri.
Pelaksanaan program magang 3 di SMA Ajibarang diawali dengan
penyerahan mahasiswa didik magang kepada pihak sekolah kemudian
dilanjutkan dengan koordinasi antara mahasiswa didik magang dengan
guru pamong mengenai hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk praktik
mengajar dan sarana pendukung praktik tersebut pada hari pertama.
Kemudian adanya kegiatan observasi pada minggu pertama untuk
mengamati keadaan peserta didik sebelum melakukan program pengajaran.
Pada

minggu

kedua,

penulis

menyusun

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Materi


tersebut sebelumnya sudah didiskusikan bersama dengan guru pamong
pada awal pertemuan.
Untuk dapat memamahi kegiatan dari peserta didik di SMA Negeri
Ajibarang dalam kegiatan belajar mengajar maka dilaksanakan praktik
mengajar yang telah ditentukan oleh guru pamong, dimana setiap
mahasiswa

didik diwajibkan untuk melaksanakan praktik mengajar

minimal 4 kali. Pada kesempatan ini penulis melakanakan praktik


mengajar kelas X MIPA 1, X MIPA 2, X MIPA 3, dan X Lintas Minat.
Berdasarkan pengalaman saat pelaksanaan praktik pembelajaran pada
kelas X MIPA di SMA Negeri Ajibarang, penulis menemukan beberapa
masalah dalam proses pembelajaran, diantaranya masih ditemukan proses
pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi saja sehingga
proses pembelajaran cenderung membosankan. Secara tidak langung hal

ini menunjukan bahwa minat peserta didik dalam pembelajaran biologi


pada kelas X MIPA SMA Negeri 1 Ajibarang tergolong rendah. Untuk
menumbuhkan minat peserta didik dalam pembelajaran biologi maka guru
dituntut untuk menciptakan suatu alternatif belajar yang mampu menarik
perhatian peserta didik, alternatif tersebut bisa berupa penggunaan media
pembelajaran dan lain sebagainya. Media pembelajaran yang digunakan
oleh guru dapat memanfaatkan berbagai media untuk menunjang
terciptanya iklim belajar yang baik. Salah satu media yang dapat
digunakan untuk merangsang dan meningkatkan minat belajar peserta
didik dalam pembelajaran biologi yaitu berupa Teka-Teki Silang Biologi.
Pemilihan media yang tepat dapat membantu peserta didik untuk lebih
mengerti dan lebih memahami terhadap materi yang disampaikan di kelas,
sehingga pemilihan media juga berpengaruh terhadap kualitas hasil belajar
peserta didik.
Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah
melaksanakan kegiatan belajar dan merupakan penilaian terhadap peserta
didik untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang
diajarkan dapat dikuasai oleh peserta didik. (Arikunto, 2006).
2. Permasalahan Pembelajaran yang Ditemukan di SMA Negeri Ajibarang
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam
proses pembelajaran. Salah satu diantara adalah media pembelajaran.
Ketersediaan media pembelajaran yang memadai sangat mempengaruhi hasil
belajar peserta didik. Penggunaan media yang tepat sesuai dengan materi dan
jenjang pendidikan yang ditempuh oleh peserta didik menjadi hal penting,

karena setiap materi memiliki karakteristik, tingkat kemudahan dan kesukaran


masing-masing, sehingga tidak semua media tepat digunakan untuk semua
materi pelajaran. (Arsyad, 2011)
Media pembelajaran yang digunakan di sekolah masih didominasi media
cetak. Hal ini mengingat bahwa media pembelajaran ini lebih efisien apabila
dibandingkan dengan media pembelajaran jenis lain. Media pembelajaran cetak
dapat digunakan oleh siapapun dan dimanapun tanpa harus dipusingkan dengan
penggunaan alat-alat penunjang khusus seperti pemutar suara dan video player.
Pada saat ini pendidikan sudah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai
cara pembelajaran atau model pembelajaran juga telah banyak digunakan
digunakan dalam proses pembelajaran. Seorang pendidik harus bisa memahami
karakter peserta didik mereka, guru tidak hanya haru menguaai materi yang
akan disampaikan tapi juga harus menguasai cara terbaik untuk menyampaikan
materi tersebut. Mengajar merupakan kegiatan yang saling bertautan secara
kompleks antara kejadian dan kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Pengajar
harus menerapkan pengetahuan pribadi terhadap situasi kelas yang kompleks
dan membuat keputusan yang mengarah mereka untuk memperbaiki pretai
peserta didik. Oleh karena itu penting bagi guru memahami sebaik-baiknya
tentang proses belajar murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan
menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi peserta didik
(Hamalik, 2007).
Supaya terwujud pembelajaran yang dapat menuntun peserta didik
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka tugas guru adalah mengusahakan
suasana kelas selama pembelajaran berlangung berada pada kondisi yang

menyenangkan dan menarik perhatian peserta didik. Hal ini dikarenakan


belajar akan efektif apabila dilakukan dalam keadaan yang menyenangkan.
(Sudjana, 2001)
Menurut Hamalik (2007), belajar tidak cukup hanya dengan mendengar
dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas yang lain diantaranya
membaca, bertanya, menjawab, berpendapat, mengerjakan tugas, menggambar,
mengkomunikasikan, presentasi, diskusi, menyimpulkan, dan memanfaatkan
peralatan.
Pembelajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi
antara guru dan peserta didik. Dalam hal ini, kegiatan yang terjadi adalah guru
mengajar dan peserta didik belajar. Menurut E. Mulyasa (2007: 225),
pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dan
lingkungan sehinggga terjadi perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik,
dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan

agar

menunjang

terjadinya

perilaku

bagi

peserta

didik.

Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau


setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat aktif, baik fisik, mental
maupun sosial dalam proses pembelajaran disamping menunjukkan kegairahan
belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya pada diri
sendiri. Berdasarkan hal tersebut diatas, upaya guru dalam mengembangkan
keaktifan belajar peserta didik menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran
yang dilaksanakan.
3. Gagasan Kreatif untuk Memecahkan Masalah atas Permasalahan yang
Ditemukan

Penggunaan media pembelajaran dapat memberikan manfaat nyata,


diantaranya dapat mengurangi sikap pasif peserta didik dan akan mampu
mendorong peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar mandiri. Kegiatan
belajar mandiri sangat penting bagi peserta didik, sebab melalui kegiatan ini,
peserta didik mampu mengambil inisiatif untuk menguasai suatu kompeteni,
dengan tanpa bantuan orang lain. Hal ini senada juga diungkapkan oleh
Mudjiman (2009), bahwa keterediaan media belajar mandiri (baik berupa data,
orang, atau benda) dapat mendorong motivasi atau ketrampilan seorang peserta
didik untuk menguasai suatu kompetensi
Hasil observasi yang dilaksanakan di SMA Negeri Ajibarang menunjukkan
bahwa minat peserta didik terhadap pelajaran biologi masih tergolong rendah,
hal ini ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya karena pada
pembelajaran biologi kelas X memiliki cakupan materi yang banyak dan
tingkat kesulitannya ada pada banyaknya perbendaharaan istilah yang harus
dikuasai peserta didik. Sedangkan latihan soal yang digunakan hanyalah soalsoal yang terdapat di dalam buku pelajaran biologi dan Lembar Kerja Siwa
yang pada dasarnya latihan soal tersebut kurang mampu memenuhi kebutuhan
guru dan peserta didik.
Media pembelajaran yang digunakan untuk latihan soal juga cenderung
bersifat monoton dan kurang menarik. Dilihat dari permasalahan terebut maka
perlu adanya media pembelajaran mandiri sebagai alternatif latihan soal dan
diskusi yang lebih menarik.
Salah satu model pembelajaran efektif dalam proses pembelajaran antara
lain adalah dapat menumbuhkan kreatifitas peserta didik. Peserta didik senang

dalam bentuk permainan dan pertandingan sehingga guru dapat menggunakan


model pembelajaran yang mempunyai unsur permainan.
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
biologi yaitu Teka-Teki Silang Biologi. Teka-Teki Silang Biologi merupakan
media pembelajaran yang berfungsi sebagai alternatif latihan soal dan dapat
juga digunakan sebagai alat evaluasi. Teka-Teki Silang Biologi ini penting
karena siwa memerlukan alternatif latihan soal yang lengkap dan mencakup
keseluruhan materi secara terperinci.
Pembelajaran menggunakan Teka-Teki Silang adalah salah satu alternatif
yang dapat digunakan guru, karena pembelajaran sesuai dengan karakter
peserta didik yang senang dengan permainan. Dengan menggunakan
permainan teka-teki silang ini peserta didik akan lebih merasa tertantang
dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, selain itu siwa lebih
memahami terhadap materi yang diberikan. Hal ini karena dapat mengatasi
kejenuhan peserta didik yang selama ini hanya mendengarkan guru
menyampaikan materi pembelajaran dan hanya menjawab soal-soal yanng
diberikan oleh guru selama proses pembelajaran.
Alasan dipilihnya media ini karena dalam pembelajaran biologi
diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap istilah dalam bahasa latin
yang harus dikuasai peserta didik. Ditambah lagi masih banyak peserta didik
masih kurang dan mengalami kesulitan dalam memahami perbendaharaan
istilah dalam biologi. Manfaat Teka-Teki Silang biologi sendiri selain
memperkaya perbendaharaan itilah-istilah biologi, juga bisa menciptakan
suasana belajar yang aktif.

4. PENUTUP
Rancangan pembelajaran yang mencerminkan kegiatan belajar secara
aktif perlu didukung oleh kemampuan guru memfasilitasi kegiatan belajar
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Mengaktifkan
kegiatan belajar peserta didik berarti menuntut kreativitas dan kemampuan
guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam
proses belajar mengajar biologi masih banyak ditemukan permasalahan yang
dihadapi oleh peserta didik diantaranya kurangnya pemahaman peserta didik
dalam proses pembelajaran biologi, peserta didik kurang termotivasi dan
tertarik untuk belajar biologi karena penyampaian materi yang monoton oleh
guru, dan pemahaman peserta didik terhadap istilah-istilah biologi tergolong
masih kurang.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik. Salah satu media pembelajaran yang bisa
digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah penggunaan media TekaTeki Silang Biologi. Media pembelajaran Teka Teki Silang merupakan salah
satu alternatif media yang diharapkan mampu meningkatkan minat belajar
peserta didik dan menumbuhkan kreativitas peserta didik pada pelajaran
biologi.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sudjana. 2001. Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Algesindo

Anda mungkin juga menyukai