Anda di halaman 1dari 13

TELAAH JURNAL BIOLOGI PERIKANAN

ASPEK REPRODUKSI IKAN TUNA SIRIP KUNING (Thunnus


albacares)
Disusun oleh:
Kelompok 11

DIAN NOVIA WIJAYANTI

26010215120025

ADE FATIKASARI MARYLAND

26010215140061

HILDA NOVITA DEWI

26010215130060

ALVIANDO PAHLAVI F

26010215140075

NADILA TIKA KUSUMA

26010215140061

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ikan tuna merupakan salah satu komoditas ekspor penting bagi Indonesia. Salah
satu jenis tuna yang sangat popular adalah ikan tuna sirip kuning (Thunnus
albacares). Ikan tuna merupakan jenis ikan pelagis yang banyak ditangkap di
perairan Indonesia. Penyebaran ikan-ikan tuna di kawasan barat Indonesia
terutama terdapat di Samudera Hindia. Di perairan ini terjadi percampuran antara
tuna lapisan dalam dengan tuna permukaan. Jenis ikan yang banyak tertangkap di
wilayah barat Indonesia adalah cakalang dan madidihang.

II. TUJUAN
2.1. Tujuan penelitian
Tujuan dari jurnal penelitian ini adalah mengetahui aspek reproduksi ikan
tuna sirip kuning (Thunnus albacares) yang meliputi tingkat kematangan gonad,
fekunditas, indeks kematangan gonad, diameter telur dan hubungan panjang berat.

III. Hasil

3.1. Hasil Penelitian


3.1.1. hubungan Panjang Berat Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares)
Sebanyak 128 ekor ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) yang
diperoleh pada bulan April Juli 2009 mempunyai panjang cagak terkecil 112 cm,
terpanjang 160 cm dan rata-rata 141,5 cm. Untuk berat mempunyai bobot terkecil
26, 40 kg, terberat 77 kg dan rata-rata berat sebesar 55 kg.

Gambar 1. Hubungan panjang berat ikan tuna sirip kuning (n=128).


Sehingga dari hasil gambar di atas dapat disimpulkan bahwa ikan tuna
sirip kuning (Thunnus albacares) mempunyai pertumbuhan alometrik, yaitu
pertumbuhan panjang lebih cepat daripada pertumbuhan beratnya.
1. Tingkat Kematangan Gonad
Hasil yang diperoleh dari penelitian dapat diketahui bahwa adanya
perbandingan atau hubungan jumlah oosit (100 butir) pada ikan tuna sirip kuning

(Thunnus albacares) dan diameternya pada gonad ikan tuna sirip kuning
(Thunnus albacares) pada tingkat kematangan gonad V.

Gambar 2. Hubungan jumlah oosit (100 butir) dan diameternya pada


gonad tuna sirip kuning (tingkat kematangan gonad V).
1. Gonado Somatik Indeks
Gonado Somatik Indeks (GSI, %) digunakan sebagai penduga ukuran
tingkat kematangannya. Hasil penelitian antara bobot ikan (kg) dengan GSI, dan
panjang cagak ikan (cm) dengan GSI menunjukkan bahwa nilai GSI lebih
ditentukan dengan besarnya gonad dan tingkat kematangannya.

Gambar 3. Hubungan antara bobot (kg) dengan GSI (%) ikan tuna sirip
kuning (Thunnus albacares) (n=128).

Gambar 5. Hubungan antara panjang (cm) dan GSI (%) ikan tuna sirip
kuning (Thunnus albacares) (n=128).
2. Fekunditas
Hasil untuk menduga jumlah fekunditas hanya digunakan 16 sampel ikan
dari 128 ekor sampel ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares).Dari hasil
diketahui dengan tingkat kematangan gonad IV dan V seperti pada tabel.
Tabel 1. Estimasi fekunditas dan fekunditas nisbi (jumlah oosit per gram berat
ikan).

3. Pemijahan
Hasil dari penelitian diketahui bahwa musim pemijahan ikan tuna sirip
kuning (Thunnus albacares) ini diperkirakan terjadi sepanjang tahun dengan
jumlah sampel sebanyak 128 ekor berada pada TKG I sampai V dan waktu
pengambilan sampel mulai bulan April sampai Juli 2009, sehingga gonad tersebut
akan terus berkembang dan memijah. Aspek reproduksi sangat penting dilakukan
untuk menentukan ukuran berapa ikan boleh ditangkap. Sebagai contoh ikan tuna
sirip kuning (Thunnus albacares) sebaiknya ditangkap setelah memijah berukuran
>20 kg.

IV. PEMBAHASAN
4.1. Tingkat Kematangan Gonad
Berdasarkan Hasil penelitian dari jurnal tersebut mengenai tingkat
kematangan gonad, diketahui bahwa ikan tuna sirip kuning mempunyai sifat
memijah yang berganda, dan didapatkan hasil tingkat kematangan gonad mulai
dari

tingkat

I-V,

hal

ini

sesuai

dengan

pernyataan

Schaefer dan Orange (1956) dalam Miazwir (2012) yang membagi tingkat
kematangan gonad menjadi 5 bagian:
I. Immatur; gonad memanjang dan ramping, ovari jernih berwarna abu-abu
sampai kemerah-merahan, telur satu per satu dapat dilihat dengan kaca pembesar.
II. Early maturing: ovari membesar, berwarna kemerah-merahan dengan pebuluh
kapiler, bulatan telur belum dapat terlihat dengan mata telanjang, ovari mengisi
sekitar setengah ruang bawah.
III. Late maturing: ovari membesar dan membengkak, berwarna orange kemerahmerahan, butiran telur sudah dapat terlihat dengan mata biasa, ovari mengisi 2/3
ruang bawah.
IV. Ripe: ovari sangat membesar, butiran telur membesar dan berwarna jernih,
dapat keluar dari lumen dengan sedikit penekanan pada bagian perut, gonad
mengisi penuh ruang bawah.
V. Spawning: Termasuk yang memijah sekarang dan mijah sebelumnya, ovari
sangat besar dan lunak. Telur matang yang tertinggal dalam keadaan terserap,
telur berwarna jernih dan ada yang tertinggal dalam ovari. Telur akan keluar
dengan sedikit penekanan pada perut.

Namun,

hasil

penelitian

pada

tingkat

kematangan

gonad

hanya

menunjukkan tingkat kematangan pada tingkat ke V saja, walaupun tingkat ke V


menunjukkan bahwa gonad dari ikan tuna sirip kuning telah matang, namun lebih
baik lagi apabila semua data tingkat kematangan gonad I-V dimasukkan ke dalam
hasil penelitian agar pembaca dapat membandingkan tingkat kematangannya.
4.2 Gonado Somatik Indeks
Berdasarkan hasil penelitian dari jurnal tersebut, Gonad Somatik Indeks
(GSI) merupakan salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam biologi
perikanan, dimana nilai IGS digunakan untuk memprediksi kapan ikan tersebut
akan siap dilakukannya pemijahan. Hal ini diperkuat oleh Effendie (1997) yang
menyatakan bahwa Nilai GSI tersebut akan mencapai batas kisaran maksimum
pada saat akan terjadinya pemijahan.
Berdasarkan hasil penelitian dari jurnal tersebut, Kriteria Gonado Somatik
Indeks (GSI, %) digunakan sebagai penduga ukuran tingkat kematangan gonad
ikan tuna sirip kuning apabila tidak dilakukan analisa histologi. pada penelitian
ini, dilakukan analisa histologi dan dilihat juga nilai GSI. Pada penelitian dari
jurnal ini dikatakan bahwa tingkat kematangan gonad ikan tuna sirip kuning
apabila GSI memiliki nilai diatas 2,5. Nilai GSI lebih ditentukan dengan besarnya
gonad dan tingkat kematangannya. Kematangan Gonad atau Gonado Somatik
Indeks (GSI) akan semakin meningkat nilainya dan akan mencapai batas
maksimum pada saat terjadi pemijahan. Hal ini diperkuat oleh Lisna (2016) yang
menyatakan bahwa nilai IGS akan semakin meningkat nilainya dan akan
mencapai batas maximum pada saat akan terjadi pemijahan, Ikan betina nilai
IGSnya lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan

4.3. Fekunditas
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa fekunditas merupakan jumlah
telur ikan yang terdapat pada ovari pada ikan betina yang telah matang gonad dan
siap untuk dikeluarkan pada saat masa pemijahan. Hal ini diperkuat oleh Unus
dan Syarifuddin (2010) menyatakan bahwa fekunditas diasumsikan sebagai
jumlah telur yang terdapat dalam ovari pada ikan yang telah mencapai tingkat
kematangan gonad (TKG). Fekunditas menjadi sangat penting dalam bidang
budidaya perikanan dengan tujuan untuk menduga atau memprediksi berapa
banyak jumlah larva benih yang akan dihasilkan oleh satu individu pada ikan pada
saat melakukan waktu pemijahan. Sedangkan untuk pentingnya dalam kegiatan
biologi perikanan untuk mengetahui berapa jumlah stok suatu populasi ikan dalam
suatu lingkungan perairan.
Fekunditas diduga berdasarkan rumus Bagenal (1978), yaitu
sebagai berikut:
F = (Wg/Ws) n

Dimana:
F

= fekunditas

Wg = berat gonad
Ws = berat sampel
n

= jumlah telur dalam sampel

Berdasarkan tabel hasil penelitian diketahui bahwa fekunditas ikan tuna


sirip kuning terendah yaitu 2,7 juta butir dengan panjang total 137 dan bobot
tubuh 51,7 dan fekunditas tertinggi berdasarkan tabel hasil yaitu 6,7 juta butir

dengan panjang total 149 dan bobot tubuh 66. Jumlah fekunditas tergantung pada
panjang dan bobot tubuh ikan itu sendiri. Hal ini diperkuat oleh Ali (2005) yang
menyatakan bahwa jumlah fekunditas pada spesies yang sama dapat dipengaruhi
oleh ukuran tubuh, umur, lingkungan, dan ukuran diameter telur. Sedangkan
untuk diameter telur ikan juga berbeda-beda pada setiap individu. Menurut Unus
dan Syarifuddin (2010) Diameter telur ikan bervariasi, baik antara spesies maupun
antara individu dalam spesies
yang sama.
4.4. Musim Pemijahan
Berdasarkan hasil penelitihan dari jurnal tersebut, dapat diketahui bahwa
musim pemijahan ikan tuna sirip kuning diprediksi terjadi sepanjang tahun. Ikan
runa sirip kuning memiliki nama local Madidihang dan nama internasionalnya
Yellowfin Tuna. Ikan tuna sirip kuning memijah sepanjang tahun dikarenakan
wilayah penangkapannya di daerah samudra hindia yang termasuk di wilayah
tropis. Ikan tuna diketahui memijah ketika suhu dan lingkungannya sesuai serta
matang gonad. Suhu perairan yang sesuai untuk memijah yaitu 10-31 oC. hal ini
diperkuat oleh Kordi K. (2010) yang menyatakan bahwa Madidihang ditangkap
sepanjang tahun pada perairan dengan suhu 10-31oC.
Namun, hasil penelitian dalam jurnal tersebut juga masih perlu dikaji lagi
mengenai musim pemijahannya. Sebab, pengambilan sampel hanya dilakukan
pada bula April-Juli, tidak dilakukan selama satu tahun penuh. Ikan tuna yang
terkenal sebagai peruaya tangguh memang memerlukan waktu penelitian lebih
lama untuk mengetahui waktu pemijahannya. Musim pemijahan ikan tuna sirip
kuning perlu diketahui supaya tidak salah dalam penangkapannya. Apabila

penangkapan ikan tuna sirip kuning dilakukan pada waktu yang tidak tepat dapat
menyebabkan penurunan jumlah penangkapan dan tentunya populasi kan tuna
sirip kunig itu sendiri. Seperti yang diketahui bahwa ikan tuna sirip kuning
merupakan target penangkapan dalam dunia perikanan karena harganya yang
tinggi. Hal ini diperkuat oleh Zudaire et.al.(2012) yang menyatakan bahwa
Yellowfin Tuna (Thunnus albacares) adalah salah satu spesies target besar dari
jenis tuna yang ada di Samudera Hindia.

IV. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari jurnal Aspek Reproduksi Ikan Tuna Sirip
Kuning adalah ikan tuna sirip kuning adalah salah satu komoditas ekspor penting
bagi Indonesia. Ikan tuna memiliki tingkat kematangan gonad pada kondisi
Tingkat I (belum berkembang) sampai Tingkat V (matang). Ikan tuna sirip kuning
memijah berganda dan mempunyai indikasi memijah sepanjang tahun. Tingkat
kematangan gonad ikan tuna sirip kuning apabila GSI memiliki nilai diatas 2,5.
Fekunditas ikan tuna sirip kuning terendah yaitu 2,7 juta butir dengan panjang
total 137 dan bobot tubuh 51,7 dan fekunditas tertinggi berdasarkan tabel hasil
yaitu 6,7 juta butir dengan panjang total 149 dan bobot tubuh 66. Ikan tuna
diketahui memijah ketika suhu dan lingkungannya sesuai serta matang gonad.
Suhu perairan yang sesuai untuk memijah yaitu 10-31oC

DAFTAR PUSTAKA
Ali, S.A. 2005. Kondisi Sediaan dan Keragaman Populasi Ikan Terbang
(Hirundichhthys oxycephalus Bleeker, 1852) di Laut Flores dan Selat
Makassar. Disertasi Program Pascasarjana. Universitas
Hasanuddin.
Makassar. 280 hal.
Andamari, R., M. Farmer, U. Khodriyah, and A.N. Susanto. 1998. Gonad maturity
stages of anchovies (Encrasicholina heterolobus) from Bacan Island.
Indon.Fish. Res. J., 4(2):46-50.
Bagenal, T.B. 1978. Methods for assessment of fish production in fresh water.
IBP.
Handbook (3) Blackwell Scientific Publication, Oxford. 253p.
Effendie, M.I. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara.
Yogyakarta.163hlm.
Kordi K., M. Ghufron H. 2010. A to Z Budidaya Biota Akuatik untuk Pangan,
Kosmetik dan Obat-obatan. Lily publisher : Yogyakarta.
Lisna, 2016. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)
di Perairan Umum Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
Biospesies. 9(1): 15-22
Unus, Fahriny dan S.B.A.Omar. 2010. Analisis Fekunditas Dan Diameter Telur
Ikan Malalugis Biru (Decapterus Macarellus Cuvier, 1833) Di Perairan
Kabupaten Banggai Kepulauan, Propinsi Sulawesi Tengah. Torani (Jurnal
Ilmu Kelautan dan Perikanan). 20 (1) : 37-43
Lisna, 2016. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)
di Perairan Umum Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
Biospesies. 9(1): 15-22
Mazwir. 2012. Analisis Aspek Biologi Reproduksi Ikan Tuna Sirip Kuning
(Thunnus albacares) Yang Tertangkap di Samudera Hindia. Tesis Magister
Ilmu Kelautan pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia.
Zudaire, Iker. Hilario Marua. Maitane Grande.
Nathalie Bodin. 2012.
Reproductive potential of Yellowfin Tuna (Thunnus albacares) in the
western Indian Ocean. Fishery Bulletin.

Anda mungkin juga menyukai