26010215120025
26010215140061
26010215130060
ALVIANDO PAHLAVI F
26010215140075
26010215140061
I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN
2.1. Tujuan penelitian
Tujuan dari jurnal penelitian ini adalah mengetahui aspek reproduksi ikan
tuna sirip kuning (Thunnus albacares) yang meliputi tingkat kematangan gonad,
fekunditas, indeks kematangan gonad, diameter telur dan hubungan panjang berat.
III. Hasil
(Thunnus albacares) dan diameternya pada gonad ikan tuna sirip kuning
(Thunnus albacares) pada tingkat kematangan gonad V.
Gambar 3. Hubungan antara bobot (kg) dengan GSI (%) ikan tuna sirip
kuning (Thunnus albacares) (n=128).
Gambar 5. Hubungan antara panjang (cm) dan GSI (%) ikan tuna sirip
kuning (Thunnus albacares) (n=128).
2. Fekunditas
Hasil untuk menduga jumlah fekunditas hanya digunakan 16 sampel ikan
dari 128 ekor sampel ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares).Dari hasil
diketahui dengan tingkat kematangan gonad IV dan V seperti pada tabel.
Tabel 1. Estimasi fekunditas dan fekunditas nisbi (jumlah oosit per gram berat
ikan).
3. Pemijahan
Hasil dari penelitian diketahui bahwa musim pemijahan ikan tuna sirip
kuning (Thunnus albacares) ini diperkirakan terjadi sepanjang tahun dengan
jumlah sampel sebanyak 128 ekor berada pada TKG I sampai V dan waktu
pengambilan sampel mulai bulan April sampai Juli 2009, sehingga gonad tersebut
akan terus berkembang dan memijah. Aspek reproduksi sangat penting dilakukan
untuk menentukan ukuran berapa ikan boleh ditangkap. Sebagai contoh ikan tuna
sirip kuning (Thunnus albacares) sebaiknya ditangkap setelah memijah berukuran
>20 kg.
IV. PEMBAHASAN
4.1. Tingkat Kematangan Gonad
Berdasarkan Hasil penelitian dari jurnal tersebut mengenai tingkat
kematangan gonad, diketahui bahwa ikan tuna sirip kuning mempunyai sifat
memijah yang berganda, dan didapatkan hasil tingkat kematangan gonad mulai
dari
tingkat
I-V,
hal
ini
sesuai
dengan
pernyataan
Schaefer dan Orange (1956) dalam Miazwir (2012) yang membagi tingkat
kematangan gonad menjadi 5 bagian:
I. Immatur; gonad memanjang dan ramping, ovari jernih berwarna abu-abu
sampai kemerah-merahan, telur satu per satu dapat dilihat dengan kaca pembesar.
II. Early maturing: ovari membesar, berwarna kemerah-merahan dengan pebuluh
kapiler, bulatan telur belum dapat terlihat dengan mata telanjang, ovari mengisi
sekitar setengah ruang bawah.
III. Late maturing: ovari membesar dan membengkak, berwarna orange kemerahmerahan, butiran telur sudah dapat terlihat dengan mata biasa, ovari mengisi 2/3
ruang bawah.
IV. Ripe: ovari sangat membesar, butiran telur membesar dan berwarna jernih,
dapat keluar dari lumen dengan sedikit penekanan pada bagian perut, gonad
mengisi penuh ruang bawah.
V. Spawning: Termasuk yang memijah sekarang dan mijah sebelumnya, ovari
sangat besar dan lunak. Telur matang yang tertinggal dalam keadaan terserap,
telur berwarna jernih dan ada yang tertinggal dalam ovari. Telur akan keluar
dengan sedikit penekanan pada perut.
Namun,
hasil
penelitian
pada
tingkat
kematangan
gonad
hanya
4.3. Fekunditas
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa fekunditas merupakan jumlah
telur ikan yang terdapat pada ovari pada ikan betina yang telah matang gonad dan
siap untuk dikeluarkan pada saat masa pemijahan. Hal ini diperkuat oleh Unus
dan Syarifuddin (2010) menyatakan bahwa fekunditas diasumsikan sebagai
jumlah telur yang terdapat dalam ovari pada ikan yang telah mencapai tingkat
kematangan gonad (TKG). Fekunditas menjadi sangat penting dalam bidang
budidaya perikanan dengan tujuan untuk menduga atau memprediksi berapa
banyak jumlah larva benih yang akan dihasilkan oleh satu individu pada ikan pada
saat melakukan waktu pemijahan. Sedangkan untuk pentingnya dalam kegiatan
biologi perikanan untuk mengetahui berapa jumlah stok suatu populasi ikan dalam
suatu lingkungan perairan.
Fekunditas diduga berdasarkan rumus Bagenal (1978), yaitu
sebagai berikut:
F = (Wg/Ws) n
Dimana:
F
= fekunditas
Wg = berat gonad
Ws = berat sampel
n
dengan panjang total 149 dan bobot tubuh 66. Jumlah fekunditas tergantung pada
panjang dan bobot tubuh ikan itu sendiri. Hal ini diperkuat oleh Ali (2005) yang
menyatakan bahwa jumlah fekunditas pada spesies yang sama dapat dipengaruhi
oleh ukuran tubuh, umur, lingkungan, dan ukuran diameter telur. Sedangkan
untuk diameter telur ikan juga berbeda-beda pada setiap individu. Menurut Unus
dan Syarifuddin (2010) Diameter telur ikan bervariasi, baik antara spesies maupun
antara individu dalam spesies
yang sama.
4.4. Musim Pemijahan
Berdasarkan hasil penelitihan dari jurnal tersebut, dapat diketahui bahwa
musim pemijahan ikan tuna sirip kuning diprediksi terjadi sepanjang tahun. Ikan
runa sirip kuning memiliki nama local Madidihang dan nama internasionalnya
Yellowfin Tuna. Ikan tuna sirip kuning memijah sepanjang tahun dikarenakan
wilayah penangkapannya di daerah samudra hindia yang termasuk di wilayah
tropis. Ikan tuna diketahui memijah ketika suhu dan lingkungannya sesuai serta
matang gonad. Suhu perairan yang sesuai untuk memijah yaitu 10-31 oC. hal ini
diperkuat oleh Kordi K. (2010) yang menyatakan bahwa Madidihang ditangkap
sepanjang tahun pada perairan dengan suhu 10-31oC.
Namun, hasil penelitian dalam jurnal tersebut juga masih perlu dikaji lagi
mengenai musim pemijahannya. Sebab, pengambilan sampel hanya dilakukan
pada bula April-Juli, tidak dilakukan selama satu tahun penuh. Ikan tuna yang
terkenal sebagai peruaya tangguh memang memerlukan waktu penelitian lebih
lama untuk mengetahui waktu pemijahannya. Musim pemijahan ikan tuna sirip
kuning perlu diketahui supaya tidak salah dalam penangkapannya. Apabila
penangkapan ikan tuna sirip kuning dilakukan pada waktu yang tidak tepat dapat
menyebabkan penurunan jumlah penangkapan dan tentunya populasi kan tuna
sirip kunig itu sendiri. Seperti yang diketahui bahwa ikan tuna sirip kuning
merupakan target penangkapan dalam dunia perikanan karena harganya yang
tinggi. Hal ini diperkuat oleh Zudaire et.al.(2012) yang menyatakan bahwa
Yellowfin Tuna (Thunnus albacares) adalah salah satu spesies target besar dari
jenis tuna yang ada di Samudera Hindia.
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari jurnal Aspek Reproduksi Ikan Tuna Sirip
Kuning adalah ikan tuna sirip kuning adalah salah satu komoditas ekspor penting
bagi Indonesia. Ikan tuna memiliki tingkat kematangan gonad pada kondisi
Tingkat I (belum berkembang) sampai Tingkat V (matang). Ikan tuna sirip kuning
memijah berganda dan mempunyai indikasi memijah sepanjang tahun. Tingkat
kematangan gonad ikan tuna sirip kuning apabila GSI memiliki nilai diatas 2,5.
Fekunditas ikan tuna sirip kuning terendah yaitu 2,7 juta butir dengan panjang
total 137 dan bobot tubuh 51,7 dan fekunditas tertinggi berdasarkan tabel hasil
yaitu 6,7 juta butir dengan panjang total 149 dan bobot tubuh 66. Ikan tuna
diketahui memijah ketika suhu dan lingkungannya sesuai serta matang gonad.
Suhu perairan yang sesuai untuk memijah yaitu 10-31oC
DAFTAR PUSTAKA
Ali, S.A. 2005. Kondisi Sediaan dan Keragaman Populasi Ikan Terbang
(Hirundichhthys oxycephalus Bleeker, 1852) di Laut Flores dan Selat
Makassar. Disertasi Program Pascasarjana. Universitas
Hasanuddin.
Makassar. 280 hal.
Andamari, R., M. Farmer, U. Khodriyah, and A.N. Susanto. 1998. Gonad maturity
stages of anchovies (Encrasicholina heterolobus) from Bacan Island.
Indon.Fish. Res. J., 4(2):46-50.
Bagenal, T.B. 1978. Methods for assessment of fish production in fresh water.
IBP.
Handbook (3) Blackwell Scientific Publication, Oxford. 253p.
Effendie, M.I. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara.
Yogyakarta.163hlm.
Kordi K., M. Ghufron H. 2010. A to Z Budidaya Biota Akuatik untuk Pangan,
Kosmetik dan Obat-obatan. Lily publisher : Yogyakarta.
Lisna, 2016. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)
di Perairan Umum Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
Biospesies. 9(1): 15-22
Unus, Fahriny dan S.B.A.Omar. 2010. Analisis Fekunditas Dan Diameter Telur
Ikan Malalugis Biru (Decapterus Macarellus Cuvier, 1833) Di Perairan
Kabupaten Banggai Kepulauan, Propinsi Sulawesi Tengah. Torani (Jurnal
Ilmu Kelautan dan Perikanan). 20 (1) : 37-43
Lisna, 2016. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)
di Perairan Umum Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
Biospesies. 9(1): 15-22
Mazwir. 2012. Analisis Aspek Biologi Reproduksi Ikan Tuna Sirip Kuning
(Thunnus albacares) Yang Tertangkap di Samudera Hindia. Tesis Magister
Ilmu Kelautan pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia.
Zudaire, Iker. Hilario Marua. Maitane Grande.
Nathalie Bodin. 2012.
Reproductive potential of Yellowfin Tuna (Thunnus albacares) in the
western Indian Ocean. Fishery Bulletin.