Anda di halaman 1dari 86

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman modern ini pembangunan seperti tiada henti, gedung-gedung terus dibangun
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pembangunan tersebut seperti jamur di pemusim hujan
yang terus tumbuh subur merajarela. Kehidupan yang terus berkembang menjadikan
pembangunan itu perlu dilakukan. Salah satunya adalah pembangunan dalam gedung
perkantoran, yang menjadikan bangunan tersebut sebagai penunjang manusia dalam pelaksanaan
suatu proses administrasi. Bangunan gedung pada umumnya merupakan bangunan yang
dipergunakan oleh manusia untuk melakukan kegiatannya, dan merupakan pusat kegiatan dari
suatu administrasi, oleh karena itu bangunan tersebut harus dilengkapi berbagai macam fasilitas
yang memadai.
Oleh karena itu agar bangunan gedung yang di dibangun dapat dipakai, dihuni, dan
dinikmati oleh pengguna, perlu dilengkapi dengan prasarana lain yang disebut utilitas bangunan.
Utilitas bangunan merupakan kelengkapan dari suatu bangunan gedung, agar bangunan gedung
tersebut dapat berfungsi secara optimal. Disamping itu penghuninya akan merasa nyaman, aman,
dan sehat. Diantara fasilitas bangunan tersebut harus dilengkapi sistem plambing.
Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk penyediakan air
bersih dan membuang air kotor. Sistem plambing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
bangunan gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan
dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri. Dalam rangka penyediaan
air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai
atau air kotor dari peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagianbagian lain dalam gedung atau lingkungan sekitarnya.

Irvandi Akbar 14513049

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Dalam pelaksanaannya, sistem plambing harus memperhatikan beberapa faktor


diantaranya adalah kontruksi dan juga arsitektur bangunan tersebut. Karena diharapkan sistem
plambing yang akan dibuat tidak mempengaruhi dan mengurangi kemampuan atau fungsi
kontruksi gedung itu sendiri serta dalam segi arsitektur tidak menganggu pandangan secara
keindahan atau estetika bangunan. Oleh karena itu sistem plambing memiliki standar atau
pedomannya sendiri, agar dalam pelaksanannya sistem plambing yang akan dibuat sesuai dengan
ketentuan dan batasan yang telah ditentukan. Di Indonesia sendiri meiliki standar khusus untuk
sistem plambing, yaitu SNI 8153 : 2015 mengenai Sistem Plambing dan SNI 03-7065-2005
mengenai Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing.
1.2 Maksud dan Tujuan
Pada tugas perencanaan plambing ini bertujuan untuk merencanakan sistem perpipaan
pada gedung perkantoran berlantai 6, yang meliputi :
- Sistem penyediaan air bersih
- Sistem air buangan
- Sistem penyaluran air hujan
- Sistem pemadam kebakaran
- Sistem pelengkap bangunan
Perencanaan sistem penyediaan air bersih dalam pembangunan gedung perkantoran
bertujuan untuk menyediakan air bersih yang dibutuhkan oleh seluruh penghuni gedung, dengan
tekanan yang cukup dan memenuhi standar kualitas air minumum. Sistem air buangan bertujuan
untuk membuang air buangan atau air limbah yang berasal dari gedung, agar air limbah tersebut
tidak mencemari bagian lainnya. Sedangkan untuk sistem penyaluran air hujan bertujuan ketika
terjadi turun hujan, maka air hujan dari atap gedung maupun tempat lainnya akan dikumpulkan
dan dialirkan ke luar bangunan agar tidak menggangu bagian lainnya pada gedung tersebut.
Kemudian untuk sistem pemadam kebakaran adalah untuk penyediaan air dalam hal antisipasi

Irvandi Akbar 14513049

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

apabila terjadi kebakaran pada bangunan gedung tersebut dan system pelengkap bangunan
bertujuan untuk melengkapi berbagai macam kebutuhan penghuni gedung.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup atau batasan-batasan dalam tugas perencanaan sistem plambing ini adalah
bangunan yang di rencanakan merupakan gedung perkantoran bertingkat 5. Dimana untuk
pedoman perencanaan gedung ini mengacu pada SNI 8153 : 2015 mengenai Sistem Plambing
dan SNI 03-7065-2005 mengenai Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing. Adapun untuk
perencanaan ini harus mencakup :
a. Air bersih
-

Kebutuhan air

Reservoir (ground/elevated)

Pompa

Pipa air bersih

b. Air buangan
-

Pipa air buangan dan vent

Pipa pembuangan gedung menuju septic tank

IPAL sederhana (septictank dll)

c. Air Hujan
-

Perencanaan jaringan dan dimensi penyaluran air hujan

Bangunan resapan

Saluran drainase

d. Pemadam kebakaran
-

Kebutuhan air dan unit pemadam kebakaran

Pompa

Irvandi Akbar 14513049

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

e. Bangunan Pelengkap
-

Pemanas air

Perencanaan yang dilakukan dalam sistem plambing ini meliputi :


a. Teori
b. Perhitungan
c. Gambar denah dan isometri pipa
d. Bill Of Quality (BAQ)
e. Rancangan Aggaran Biaya (RAB)

Irvandi Akbar 14513049

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB II
KRITERIA PERENCANAAN
2.1. Sistem Penyediaan Air
2.1.1. Sistem penyediaan air bersih
Sampai saat ini sistem penyediaan air bersih terdiri dari empat macam, yaitu:
1) Sistem Sambungan Langsung.
Dalam sistim ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama
penyediaan air bersih perkotaan, misalnya pipa utama dari Perusahaan Air Minum.
2) Sistem tangki atap
Dalam sistim ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah ( dipasang pada lantai
terendah bangunan atau dibawah muka tanah, kemudian dipompakan ke suatu tangki atas
yang biasanya dipasang diatas atap atau diatas lantai tertinggi bangunan dan dari tangki atas
tersebut air didistribusikan ke seluruh bangunan.
Sistem tangki atap ini digunakan karena alasan-alasan berikut:
1. Selama airnya digunakan,perubahan tekanan yang terjadi pada alat plumbunghampir tidak
berarti.Perubahan tekanan ini hanyalah akibat perubahanmuka air dalam tangki atap.
2. Sistem pompa yang menaikan air ketangki atap bekerja secara otomatik dengancara yang
sangat sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan timbulnya kesulitan.Pompa
biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap.
3. Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan system lainnya misalnya
tangki tekan.
Hal terpenting dlam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak tangki atap
tersebut, apakah dipasang di dalam langit-langit, atau diatas atap atau dengan suatu
konstruksi menara yang khusus.Penentuan ini harus didasarkan atas jenis alat plumbing yang
dipasang pada lantai yang tertinggi bangunan dan yang menuntut tekanan kerja tertinggi.

Irvandi Akbar 14513049

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gambar 2.4 Sistem dengan tangki atap


Tabel.2.1. Cara kerja alarm tangki penuh dan muka air rendah

Irvandi Akbar 14513049

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3) Sistem tangki tekan


Sistem ini diterapkan jika air yang telah ditampung dalam tangki bawah ( seperti halnya
pada sistem tangki atap ), dipompakan kedalam suatu bejana ( tangki ) tertutup sehingga udara
didalamnya terkompresi.air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan.
Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor tekanan, yang menutup atau
membuka saklar motor listrik penggerak pompa dan pompa berhenti bekerja jika tekanan tangki
mencapai batas maksimum dan bekerja kembali setelah tekanan mencapai batas minimum.
Daerah fluktuasi tekanan ini antara 1,0-1,5 kg/cm2.
Kelebihan-kelebihan sistem tangki tekan antara lain :
1. Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu menyolok disbanding dengan
tangki atap.
2. Mudah perawatannya karena dapat dipasang di dalam ruang mesin bersama pompa-pompa
lainnya.
3. Harga awal lebih rendah dibandingkan tangki atap.
Kekurangan-kekurangan sistem tangki tekan adalah :
1. Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm2 akan dapat menimbulkan fluktuasi aliran air
yang cukup berarti pada alat plumbing
2. Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, diharuskan untuk menambah udara secara
periodik.
3. Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai sistem pengaturan otomatis pompa penyediaan
air bukan sebagai sistem penyimpanan air.
4. Karena jumlah air yang disimpan sangat kecil memungkinkan pompa akan sering bekerja.
4) Sistem tanpa tangki

Irvandi Akbar 14513049

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Sistem ini, air langsung dipompakan ke dalam sistem distribusi bangunan dan pompa
mengisap air langsung dari pipa utama.Sistem ini dilarang karena dapat mempengaruhi distribusi
air selanjutnya.
Ada dua macam pelaksanaan sistem ini, dikaitkan dengan kecepatan putaran pompa,yaitu:

Sistem kecepatan putaran konstan, pada prinsipnya sistem ini menerapkan smbungan parallel
beberapa pompa identik yang bekerja pada kecepatan putaran konstan. Satu buah pompa
selalu bekerja sedangkan pompa lain bekerja secara otomatik.

Sistem kecepatan putaran variable. Pada sistem ini laju aliran air yang dihasilkan oleh pompa
diatur dengan mengubah kecepatan putaran pompa secara otomatik, oleh suatu alat yang
mendeteksi tekanan dan laju aliran air keluar dari pompa ini.

Secara singkat dapat disimpulkan ciri-ciri sitem tanpa tangki sebagai berikut :
1. Mengurangi kemungkina pencemaran air minum karena menghilangkan system tangki
bawah dan system tangki atas.
2. Mengurangi kemungkinan terjadinya karat karena kontak air dengan udara relative singkat.
3. Mengurangi beban struktur bangunan.
4. Untuk komplek perumahan dapat menggantikan menara air.
5. Penyediaan air sepenuhnya tergantung pada sumber daya.
6. Pemakaian daya lebih besar dari system tangki atap.
7. Harga awal tinggi karena system pengaturannya.

Irvandi Akbar 14513049

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2.2. Tabel pemakaian air rata-rata per orang setiap hari

Irvandi Akbar 14513049

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 2.3. pemakaian air tiap alat plambing, laju aliran airnya pipa cabang

2.1.2. Tekanan Air dan Kecepatan Aliran


Tekanan dan kecepatan aliran dapat mempengaruhi dalam pemakaian air, karena dengan
tekanan dan kecepatan yang memenuhi maka peralatan plambing dapat berfungsi dengan baik.
Tekanan air yang

kurang mencukupi akan menimbulkan kesulitan dalam pemakaian air,

sedangkan tekanan air yang terlalu berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit terkena pancaran air
serta mempercepat kerusakan alat plambing. Besarnya tekanan standar adalah 1,0 kg/cm2 ,
sedangkan tekanan statik sebaiknya diusahakan antara 4,0 -5,0 kg/cm2 untuk perkantoran dan
2,2 - 3,5 kg/cm2 untuk hotel dan perumahan.

Irvandi Akbar 14513049

10

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel.2.4. tekanan yang dibutuhkan alat plambing

Faktor kecepatan aliran standarnya 0,9 1,2 m/det. Pada kecepatan yang terlalu rendah
akan mempengaruhi efek korosi dan pengendapan kotoran sehingga mampu mempengaruhi
kualitas air. Kecepatan air yang terlalu tinggi menimbulkan efek yang tidak nyaman untuk
konsumen saat menggunakannya.
2.1.3. Sistem Pipa Untuk Air Bersih
Sistem pipa
Pada dasarnya ada dua sistem penyediaan air dalam gedung, yaitu sistem pengaliran ke
atas dan sistem pengaliran kebawah.
Ada dua sistim pipa penyediaan air dalam gedung, yaitu :
a) Sistim pengaliran ke atas

Irvandi Akbar 14513049

11

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Dalam sisitim pengaliran keatas, pipa utama dipasang dari tangki atas ke bawah sampai
langit-langit lantai terbawah gedung, kemudian mendatar dan bercabang-cabang sampai
tegak ke atas untuk melayani lantai-lantai diatasnya.
b) Sistem pengaliran kebawah
Dalam sistim pengaliran ke bawah, pipa utama dari tangk atas dipasang mendatar dalam
langit-langit lantai teratas gedung, dan dari pipa mendatar ini dibuat cabang-cabang tegak
ke bawah untuk melayani lantai-lantai di bawahnya.

Gambar 2.5. Contoh tangki air minum bawah yang juga berfungsi sebagai tangki air
pemadam kebakaram

Irvandi Akbar 14513049

12

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gambar 2.6 contoh tangki minum terpisah dari tangki air untuk pemadam kebakaran

Irvandi Akbar 14513049

13

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gambar 2.7. contoh sistem distribusi ke atas

Irvandi Akbar 14513049

14

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gambar 2.8 contoh sistem distribusi ke bawah

Irvandi Akbar 14513049

15

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gambar 2.9. contoh sistem satu pipa


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sistem pipa :
a) Sistem manapun yang dipilih, pipa harus dirancang dan dipasang sedemikian rupa
sehingga udara maupun air dapat dibuang atau dikeluarkan dengan mudah.
b) Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaiknya dibuat agak miring keatas
(searah aliran), sedangkan pada sistim pengaliran ke bawah dibuat agak miring ke
bawah.Kemiringan sekitar 1/300.
c) Perpipaan yang tidak merata, melengkung ke atas atau melengkung ke bawah harus
dihindarkan. Apabila ada sesauatu hal tidak dapat dihindarkan (misalnya ada perombakan
gedung) maka harus dipasang katup pelepas udara.
d) Harus dihindarkan membalikkan arah aliran. Misalnya pipa cabang tegak akan melayani
daerah diatasnya pipa utama mendatar, tetapi penyambungannnya diarahkan kebawah
terlebih dahulu.
Irvandi Akbar 14513049

16

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2.1.4. Penaksiran laju aliran air


Ada beberapa metode dalam penetuan penaksira laju aliran air, beberapa diantaranya yaitu :
a) Penaksiran berdasarkan jumlah penghuni (pemakai)
Metode ini didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari setiap penghuni. Dengan
demikian jumlah pemakaian air sehari dapat diperkirakan, walaupun jenis maupun
jumlah alat plambing belum ditentukan.
b) Penaksiran berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing
Metode ini digunakan apabila kondisi pemakaian alat plambing dapat diketahui misalnya
untuk perumahan atau gedung kecil lainnya. Juga harus diketahui jumlah dari setiap jenis
alat plambing dalam gedung tersebut.

Tabel.2.5. Faktor pemakaian (%)dan jumlah alat plambing

c) Penaksiran berdasarkan unit beban alat plambing


Dalam metode ini untuk setiap alat plambing ditetapkan suatu unit beban ( fixture unit ).
Untuk setiap bangunan pipa dijumlahkan besarnya unit beban dari semua alat plambing
yang dilayaninya, dan kemudia dicari besarnya laju aliran dengan kurva.

Irvandi Akbar 14513049

17

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

a. Unit beban sampai 3000

b. Untuk unit beban sampai 250 (skala gambar diperbesar)


Gambar 2.10. Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran.
Kurva (1) untuk sistem yang sebagian besar dengan kutup glator
Kurva (2) untuk sistem yang sebagian besar dengan tangki glator

Irvandi Akbar 14513049

18

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel. 2.6. Unit alat plambing untuk penyediaan air dingin

Irvandi Akbar 14513049

19

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Pemakaian air rata-rata ditentukan dengan rumus sebagai berikut :


Qh = Qd / T
Dimana : Qh : pemakaian air rata-rata (m3/jam)
Qd : pemakaian air rata-rata sehari (m3)
T : jangka waktu pemakaian (jam)
Pemakaian air pada saat jam puncak atau beban puncak ditentukan dengan rumus sebagai berikut
:
Qh-max = C2 . Qh
Dimana konstanta C1 biasanya berkisar 1,5 sampai 2,0 bergantung pada lokasi, sifat
penggunaan gedung dsb. Sedangkan pemakaian air pada menit-puncak dapat dnyatakan sebagai
berikut :
Qm-max= (C2) (Qh/60)
Dimana konstanta C2berkisar 3,0 sampai 4,0.
2.1.5. Rumusan untuk memperkirakan laju aliran air
Sebagai adanya gesekan air terhadap dinding pipa, maka timbul tekan terhadap aliran,
yang biasanya disebut kerugian gesek. Kerugian gesek ini dinytakan dengan rumus DarcyWeisbach sebagai berikut :
h = ( ) (l/d) (v2/2g)
dimana h : kerugian gesek pipa lurus (m)
l : panjang pipa lurus (m)
d : diameter dalam (m)
v : kecepatan rata-rata aliran air (m/detik)
g : gravitasi = 980 (m/det/det)
Irvandi Akbar 14513049

20

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

: koefisien gesek
Kerugian gesek untuk setiap satuan panjang (h/l) disebut gradien hidrolik, dinyatakan
dengan i ; dan kalau laju aliran air dinyatakan dengan Q maka secara experimentil
diperoleh hubungan berikut ini yang dikenal sebagai rumus Hazen-Williams :
Q = (1,67) (c) (d2,63) (i0,54) (10000)
Dimana : Q : laju aliran air (liter/menit)
c : koefisien kecepatan aliran
d : diameter dalam pipa (m)
i : gradien hidraulik (m/m)

Irvandi Akbar 14513049

21

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gambar 2.11. kerugian gesek dalam pipa baja karbon

Gambar 2.12. kerugian gesek dalam PVC kaku

Irvandi Akbar 14513049

22

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gambar 2.13. kerugian gesek dalam pipa baja dilapisi PVC kaku (didalam)

Gambar 2.14. kerugian gesek dalam pipa tembaga.


2.1.6. Penentuan ukuran pipa

Irvandi Akbar 14513049

23

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Ukuran pipa ditentukan berdasarkan laju aliran puncak, disamping ada pertimbanganpertimbangan lain yang didasarkan pada pengalaman perancang ataupun kontraktor pelaksana.
Ada 2 macam cara dalam menentukan dimensi/ ukuran pipa:
a) Metode menggunakan kerugian gesek yang diizinkan
Rumus yang digunakan adalah :

Dimana,

= (1000) (H - H1) / (l+l)

= Kerugian gesek yang diizinkan (mm/ m)

= Head statik pada alat plambing ( m)

H1 = Head standar pada alat palmbing (m) lihat lampiran tabel 4


l

= Panjang pipa lurus (m)

l = Panjang ekivalen (m)

R
Dimana,

= (1000) (H-H1) / (K) (L-1)

K = Koefisien sistem pipa, besarnya 2-3


L = Panjang pipa lurus, pipa utama
l

Rn =

(m)

= Panjang pipa lurus, pipa cabang (m)

Rn = Hn - R( n 1 ) (L( n 1 )+L( n 1 )) - R( n 2 ) (L( n 2 )+L( n 2 ))- Hln


1000
K ( Ln + ln )

dimana Rn

= Kerugian gesek yang diizinkan pada lantai ke (n)

Rn-1 = Kerugian gesek yang diizinkan pada lantai ke (n-1)


Irvandi Akbar 14513049

24

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Rn-2 = Kerugian gesek yang diizinkan pada lantai ke (n-2)


Hn

= Head statis pada alat plambing lantai ke (n)

Hln = Head statis standar alat plambing pada lantai ke (n)


K

= Koefisien sistem pipa

Ln

= Panjang pipa lurus utama pada lantai ke (n)

Ln-1 = Panjang pipa lurus utama dari lantai ke (n-2) sampai lantai (n-1)
Ln-2 = Panjang pipa lurus utama dari lantai ke (n-2) sampai lantai (n-2)
ln

= Panjang lurus pipa-pipa cabang pada lantai ke (n)


Tabel.2.7. Tabel ektivalen untuk pipa baja karbon

Tabel. 2.8. Tabel ektivalen untuk pipa PVC-keras

Irvandi Akbar 14513049

25

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel.2.9. Tabel ektivalen untuk pipa baja dilapisi PVC-keras

Tabel.2.10. Tabel ektivalen untuk pipa tembaga tipe-K

Tabel.2.11.Tabel ektivalen untuk pipa tambang tipe-I

Irvandi Akbar 14513049

26

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel.2.12. Tabel ektivalen untuk pipa tambang tipe-M

Tabel.2.13. Tabel perbandingan hasil perhitungan dengan dua metode

Irvandi Akbar 14513049

27

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2.1.7 Peralatan penyediaan air


Penentuan kapasitas alat
(1). Diameter pipa dinas
Pipa dinas, yang menyalurkan air dari pipa air minum kota ke dalam gedung, harus
mempunyai ukuran yang cukup agar dapat mengalirkan air sesuai dengan kebutuhan jam puncak.
Jika gedung tersebut dilengkapi dengan tangki air bawah untuk menampung air, ukuran pipa
dinas dapat diperkecil sampai mempunyai ukuran cukup untuk memenuhi kebutuhan jam ratarata.
(2). Kapasitas tangki air bawah
Kapasitas tangki air bawah memiliki rumus-rumus yang membreikan hubungan antara
kapasitas tangki air bawah dengan kapasitas pipa dinas :
Qd = QsT
Untuk tangki air yang hanya digunakan menampung air minum, ukuran tangki adalah :
VR = QD QST + VF
Keterangan : QD = Jumlah kebutuhan air per hari (m3/hari)
QS = Kapasitas pipa dinas (m3/jam)
T = Rata-rata pemakaian per hari (jam/hari)
VR = Volume tangki air minum (m3)
VF = Cadangan air untuk pemadaman kebakaran (m3)
(3). Kapasitas tangki atas (atau tangki atap)
Tangki atas yang dimaksud untuk menampung kebutuhan pucuk, dan biasanya disediakan
dengan kapasitas cukup untuk jangka waktu kebutuhan puncak yaitu sekitar 30 menit.
Dalam keadaan tertentu dapat terjadi bahwa kebutuhan puncak dimulai pada saat muka
air terendah, sehingga perlu diperhitungkan jumlah air yang dapat dimasukkan dalam waktu 10
sampai 15 oleh pompa-angkat (yang memompakan air dari tengki bawah ke tengki atas).
Kapasitas efektif tangki atas dinyatakan dengan rumus :
VE = (Qp Qmax) Tp Qpu x Tpu
Irvandi Akbar 14513049

28

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Dimana :

VE

: Kapasitas efektif tangki atas (liter)

Qp

: Kebutuhan puncuk (liter/menit)

Qmax

: Kebutuhan jam puncak (liter/menit)

Qpu

: Kapasitas pompa pengisi (liter/menit)

Tp

: Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)

Tpu

: Jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)

(4). Kapasitas pompa pengisi tangki


a). Laju aliran air
Dalam suatu sistem dengan tangki atas biasanya kapasitas pompa diambil sama dengan
kebutuhan ai pada jam maksimum. Kapasitas pompa diambil sama dengan kebutuhan air puncak
demikian pula dalam sistem dengan tangki tekan, kecuali kalau tangki tekan tersebut mempunyai
volume yang cukup besar.
b). Diameter pipa
Diameter pipa hisap biasanya ditentukan sedemikian sehingga kecepatan aliran air antara
2 sampai 3 m/detik.
c). Tekanan air masuk (tekanan hisap)
Gaya yang mendorong air masuk ke dalam pompa disebabkan oleh adanya vakun pada
sisi hisap pompa, dan tekanan udara diatas muka air pada tangki bawah. Beberapa hal yang akan
menyebabkan air tidak akan naik setinggi itu, yaitu tekanan udara dalam tangki bawah tidak 1
atm, kerugian gesek dalam pipa hisap dan lubang masuknya, tekanan uap jenuh air tersebut, dsb,
sehingga tinggi angkat maksimum sekitar 6 sampai 7 m saja.
d). Daya pompa dan tinggi amgkat
(i).Tinggi angkat
Tinggi angkat pompa dapat dinyatakan dengan rumus berikut :
H = Hs + Hd = Hfsd + v2/2g
H = Ha + Hfsd + v2/2g
Dimana

: Tinggi angkat total (m)

Hs

: Tinggi hisap (m)

Hd

: Tinggi tekan (m)

Irvandi Akbar 14513049

29

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Ha

Tinggi potensial (m)

Hfsd

Kerugian gesek dalam pipa hisap dan pipa tekan (m)

v2/2g

: Tekanan kecepatan pada lubang keluar pipa (m)

(ii). Daya yang dibutuhkan pompa


Daya hidrolik (dalam kilowatt) dapat dinyatakan dengan :
Nh : (0,163) (Q) (H) ()
Dimana :

H : Tinggi angkat total (m)


Q : Kapasitas pompa (m3/menit)
: Berat spesifik (kg/liter)

Daya poros pompa (disebut juga brake horsepower atau shaft horsepower) adalah daya
hidrolik dibagi dengan efisiensi pompa :
Np = (Nh)/ p
Dimana p : Efisiensi pompa
Daya motor penggerak pipaNm harus lebih besar daripada daya poros pompa ;
kelebihannya tergantung pada jenis motor dan hubungan poros pompa dengan poros motor
Nm = Np (1+A) (p)
Dimana

A:

Faktor yang tergantung jenis motor :


0,1 sampai 0,2 untuk motor listrik
0,2 untuk motor bakar besar
0,25 untuk motor bakar kecil

k:

Efesiensi hubungan poros, dengan nilai :


1

untuk poros yang dikopel langsung

2.2. Perancangan sistem pembuangan dan ven


2.2.1. Bagian pipa pembuangan
Bagian-bagian pipa pembuangan dibedakan atas :
1.

Pipa pembuangan alat plambing

Irvandi Akbar 14513049

30

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Pipa yang menghubungkan perangkat alat plambing dengan pipa pembuang lainnya. Ukuran
pipa lebih besar atau sama dengan ukuran lubang keluar perangkat alat plambing. Jarak tegak
antara ambang perangkap sampai pipa pembuangan di bawah tidak lebih dari 60 cm.
2.

Pipa cabang mendatar


Pipa mendatar yang menghubungkan pipa pembuangan dengan pipa tegak air buangan.

3.

Pipa tegak air buanga


Pipa yang mengalirkan air buangan dari cabang-cabang mendatar.

4.

Pipa atau saluran pembuangan gedung


Pipa gedung pengumpul air bekas, air kotor, atau air hujan dan pipa-pipa tegak air buangan.

5.

Riol gedung
Pipa halaman gedung yang menghubungkan pipa pembuangan pipa gedung dengan instalasi
pengolahan atau roil gedung.
2.2.2. Kemiringan pipa dan kecepatan aliran
Air buangan biasanya mengandung bagian-bagian padat selain cairan, untuk itu pipa
pembuangan harus mempunyai ukuran dan kemiringan yang cukup sesuai dengan volume dan
jenis air buangan yang dialirkan. Biasanya pipa berisi air kurang atau sama dengan 2/3 jenis dari
luas penampang pipa, dimana bagian yang kosong cukup untuk mengalirkan udara. Untuk itu
dibuat kemiringan lebih besar atau sama dengan l/diameter pipa.
Kemiringan pipa pembuangan

dan roil gedung dapat dibuat lebih landai dari pada

ketentuan dari pada table diatas, dengan syarat kecepatannya lebih besar atau sama dengan 0,6
m/det. Dengan kemiringan yang lebih curam dari 1/50 cenderung menimbulkan efek siphon yang
akan menyedot air penutup dalam perangkap pipa alat plambing. Oleh karena itu untuk jalur
yang panjang , Ukuran pipa sebaliknya lebih besar atau sama dengan 50mm, agar tidak terjadi
endapan kotoran dan kerak.
Kecepatan aliran air buangan dalam pipa berkisar antara 0,6 - 2 m/det. Apabila kecepatan
kurang dari 0,6 m/det; maka kotoran dalam air buangan dapat mengendap yang pada akhirnya

Irvandi Akbar 14513049

31

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

dapat menyumbat pipa. Sebaliknya bila terlalu cepat akan menimbulkan gejolak-gejolak tekanan
dalam pipa yang mungkin dapat merusak fungsi air penutup dalam perangkap alat plambing.

Tabel 2.14. Kemiringan pipa dan pembuangan horisontal

2.2.3 Ukuran pipa buangan


Hal-hal umum
Standar HASS 206-1997 menunjukkan persyaratan berikut ini :
(1). Ukuran minimum pipa cabang mendatar
Pipa cabang mendatar harus mempunyai ukuran yang sekurang-kurangnya sama dengan
diameter terbesar dari perangkat alat plambing yang dilayaninya.
(2). Ukuran minimum pipa tegak
Pipa tegak harus mempunyai ukuran yang sekurang-kurangnya sama dengan diameter
terbesar cabang mendatar yang disambungkan ke pipa tegak tersebut.
(3). Pengecilan ukuran pipa
Pipa tegak maupun cabang mendatar tidak boleh diperkecil diameternya dalam arah
aliran air buangan. Pada kloset, di mana pada lubang keluarnya dengan diameter 100mm
dipasang pengecilan pipa (reducer) 100x75mm. Cabang mendatar yang melayani satu kloset
harus mempunyai diameter sekurang-kurangnya 75mm, dan utuk dua kloset atau lebih sekurangkurangnya 100mm
(4). Pipa di bawah tanah
Pipa buangan yang ditanam dalam tanah atau di bawahnya lantai bawah tanah harus
mempunyai ukuran sekurang-kurangnya 50mm.
(5). Interval cabang

Irvandi Akbar 14513049

32

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Air buangan dari pipa cabang mendatar masuk ke dalam pipa tegak dengan aliran tak
teratur, dan baru setelah jatuh sepasang kira-kira 2,5 m dalam pipa tegak alirannya menjadi
teratur.
2.2.4. Cara menentukan nilai unit alat plambing
Ukuran pipa ofset
a). Pipa ofset 450 C
Pipa ofset dengan 450 C atau kurang terhadap garis tegak ditentukan ukurannya seperti
menentukan ukuran pipa tegak.
b). Pipa ofset lebih dari 450 C
Pipa ofset macam ini ditentukan ukurannya seperti pipa pembuangan gedung. Bagian
pipa tegak diatas ofset harus ditentukan ukurannya seperti pipa tegak biasa, berdasarkan jumlah
beban unit alat plambing diatas ofset tersebut.

Irvandi Akbar 14513049

33

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel.2.16. Unit alat plambing sebagai beban, setiap alat atu kelompok

Irvandi Akbar 14513049

34

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel.2.17. unit alat plambing sebagai beban, untuk alat plambing yang tidak ada dalam
Tabel.2.16.

2.2.4. Jenis sistem ven dan pipa ven


1. Jenis pipa ven ini terdiri dari :
a. Ven tunggal
Pipa ven ini dipasang untuk melayani satu alat plambing dan disambungkan kepada
sistem ven lainnya atau langsung terbuka ke udara luar.
b. Ven lup
Melayani dua atau lebih perangkap alat plambing, dan disambugkan kepada ven pipa tegak
c.Ven pipa tegak
Pipa ini merupakan perpanjangan dari pipa tegak buangan, diatas cabang mendatar pipa
air buangan tinggi.
d.Venbersama
Pipa ven ini adalah satu pipa ven yang melayani dua alat plambing yang dipasang
bertolak belakang ( bak cuci) pada kedua sisi dinding pemisah. Sistem ini banyak diterapkan
pada rumah sussun, hotel dan yang lainnya.
e.Ven basah

Irvandi Akbar 14513049

35

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Pipa ven basah adalah pipa yang juga menerima air buangan berasal dari alat plambing
selain kloset
f. Ven pelepas
Pipa ven untuk melepas tekanan udara dalam pipa pembuangan.
g. Pipa ven balik
Bagian pipa ven tunggal yang membelok ke bawah, setelah bagian tegak ke atas sampai
lebih tinggi dari muka air banjir plambing, dan yang kemudian disambungkan kepada pipa tegak
ven setelah dipasang mendatar dibawah laintai
g. Pipa ven yoke
Pipa ven ini suatu ven pelepas, yang menghubungkan pipa tegak air buangan kepada pipa
tegak ven, untuk mencegah perubahan tekanan dalam pipa tegak air buangan yang besangkutan.
2. Sistem ven
a. Sistem vent tunggal
Sistem vent ini dipasang pada sebuah pipa vent dan paling banyak menggunakan pipa.
b. Sistem vent lup
Dalam sistem ini pipa vent melayani dua atau lebih alat plambing (8) dipasang pada pipa
cabang mendatar pipa air buangan dan disambungkan pada vent tegak.
c.Sistem vent pipa tegak
Dalam sistem ini hanya ada vent pipa tegak saja dan tidak dipasang pipa vent jenis
lainnya. Sistem ini disebut sistem pipa tegak tunggal.
d. Sistem ven lainnya
1) Sistem vent bersama
Sistem vent dimana pipa vent bersama dipasang untuk melayani dua alat plambing yang
dipasang bertolak belakang ( bak cuci) pada kedua sisi dinding pemisah. Sistem ini banyak
diterapkan pada rumah sussun, hotel dan yang lainnya.
2) Sistem vent basah

Irvandi Akbar 14513049

36

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Dalam sistem ini pipa pembuangan berfungsi sebagai pipa vent, oleh karena itu beban air
buangan sebaiknya hanya setengahnya dibandingkan dengan pipa pembuangan sejenis dari
ukuran yang sama.
3) Sistem vent balik
Sistem ini diterapkan kalau pipa vent lainnya yang lebih tinggi ataupun langsung dibuka
ke udara luar, sehingga harus dibelokkan ke bawah lebih dahulu.
4) Sistem vent yoke
Pipa tegak air kotor yang melayani lebih dari 10 interval cabang harus dilengkapi dengan
pipa vent yoke untuk setiap 10 interval cabang dihitung dari cabang lantai paling atas
2.2.5. Persyaratan pipa vent
1. Kemiringan pipa
Dengan kemiringan pipa yang cukup, maka titik air yang terbentuk dari pipa air buangan
dapat mengalir secara gravitasi kembali ke pipa air buangan. .
2. Cabang pada pipa vent
Diusahakan agar tidak terhalang oleh masuknya air kotor dan air bekas.
3. Letak bagian mendatar pipa vent
Dari tempat sambungan pipa vent cabang mendatar pipa air buangan,

pipa tersebut harus

dibuat tegak minimal 15 cm dari atas permukaan air banjir alat plambing tertinggi yang
dilayani vent, sebelum belokan mendatar atau disambungkan.
4 Ujung pipa vent
Harus terbuka ke udara luar dengan syarat tidak menimbulkan gangguan kesehatan.
2.2.6. Penentuan ukuran pipa vent
1.

Ukuran pipa vent lup dan vent sirkit


Minimum 32 mm dan diameter cabang mendatar pipa buangan atau pipa tegak vent
yang disambung.
2. Ukuran pipa vent tegak

Irvandi Akbar 14513049

37

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Minimumsama dengan ukuran pipa tegak air buangan yang dilayani dan tidak boleh
diperkecil ukurannya sampai ujungnya terbuka.
3. Ukuran pipa vent tunggal
Minimum 32 mm dan tidak boleh kurang dari diameter pipa pengering alat plambing yang
dilayani..
4. Ukuran pipa vent pelepas offset
Ukurannya lebih besar atau sama dengan diameter pipa tegak atau pipa air buangan.
5. Ukuran pipa ven yoke
Ukurannya harus sama dengan atau lebih besar dari diameter pipa.
Tabel.2.20.Ukuran pipa cabang horisontal ven dengan lup

Irvandi Akbar 14513049

38

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2.3 Sistem plambing untuk fire hydrant


Sistempemadam kebakaran mutlak harus ada terutama pada gedung-gedung fasilitasfasilitas umum. Sistem ini merupakan sistem perpipaan di dalam dan di halaman gedung yang
berfungsi untuk melindungi gedung beserta fasilitas yang berada di dalam dan diluar daan
pemakaiannya dari bahaya kebakaran.
Air untuk memedamkan api di dalam gedung dapat disuplai dari pipa tegak dengan house
conection, authomatic, springklers, storage tank, atau poma. Cara-cara tersebut dapat saling
melengkapi, dimana tambahan air sering diperlukan. Air tersebut dapat diambil dari public
supply maupun sumber lainnya seperti sungai dan laut.
Penempatan fire hydrant perlu diperhatikan meliputi hal-hal :
1. Penempatan lokasi fire hydrant: Mudah dicapai dan terlihat dari arah manapun, mampu
menjangkau setiap sudut gedung, mudah mendapat suplai udara.
2. Kebutuhan air. Harus tersedia air yang cukup bila sewaktu-waktu terjadi kebakaran. Untuk
keperluan ini, biasanya air disimpan dan selalu tersedia dalam ground reservoir. Dengan
demikian, keadaan menjadi lebih aman daripada bila menendalikan air dari pipa dinas
PDAM.
3. Tekanan air. Tekanan air yang diperlukan untuk alat pemadam kebakaran cukup besar. Hal ini
disebabkan karena fire hydrant harus mampu mensuplai air dengan debit besar, dengan
pancaran kuat. Harga sisa tekanan air yang biasanya diambil dalam perancangan sistem fire
hydrant adalah sebesar 10 meter kolom air ( 1 kg/cm2 ).
4. Stasiun fire house. Jarak antar fire house untuk pipa 2.5 inchi tidak boleh lebih dari 100 ft.

Irvandi Akbar 14513049

39

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2.3.1

Jenis fire hydrant


Penggolongan fire hydrant menurut lokasinya adalah :

1. Fire hydrant diluar gedung: Flush hydrant( hydrant dalam kotak besi dan ditanam dalam
tanah dengan tinggi permukaan kontak rata-rata dengan muka tanah), Post hydrant, yaitu tipe
hydrant yang mempunyai ketinggian sekitar 1 m daru permukaan tanah.
2. Fire hydrant dalam gedung: Sprinkler ( fire hydrant yang terletak di atas tiap lantai dalam
bentuk jaring-jaring dimana outletnya ditutup dengan material tertentu yang tidak tahan api,
tutup tersebut akan pecah dan air akan menyemprot dari outlet. Open head sistem yang
digunakan untuk perlindungan peralatan gedung dioperasikan dengan authomatic valve yang
dikontrol dengan thermostat yang di operasikan

dengan authomatic valve. Kerugian

penggunaan sprinkler: kemungkinan rusak karena adanya kebocoran , bahaya adanya


pembekuan / ledakan, fushible plug yang meleleh yang akan melepas air panas; Fire
house( tipe fire hydrant yang terdiri dari model dari pipa elastis. Biasanya tiap kotak kaca
akan dilengkapi dengan martil untuk memecahkan kaca bila terjadi kebakaran. Fire house ini
harus terlihat dari jarak manapun, dekat dengan pipa utama dan tidak boleh lebih dari 6 ft
diatas lantai. First aid house harus disambungkan dengan pipa tegak yang secara konsisten
terisi air. First aid ini diletakkan di ruang koridor dan dihubungkan dengan pipa cabang
melelui dinding ke pipa tegak. Fire house dapat direncanakan secara semi automatic / one
man house rack yang memungkinkan seseorang seperti yang disebutkan di atas untuk
menarik nozzle dan menyemprotkannya ke sumber api setelah dia membuka hose valve.
Hose valve ini terletak di dekat pipa suplai air dan antar pipa tersebut dengan hose.
Kalasifikasi hidran
a. Berdasarkan jenis dan penempatan hidran
-

Hidran gedung, hidran yang terletak didalam suatu bangunan / gedung dan sistem
peralatannya disediakan serta dipasang dalam bangunan gedung tersebut.

Hidran halaman, hidran yang terletak diluar bangunan, sedang instalasi dan peralatannya
disediakan serta dipasang dilingkungan bangunan tersebut.

b. Berdasarkan besar ukuran pipa hidran yang dipakai


Irvandi Akbar 14513049

40

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Hidran kelas I, suatu hidran yang menggunakan ukuran slang 6,25 cm ( 2,5 inch ).

Hidran kelas II, suatu hidran yang menggunakan ukuran slang 3,75 cm ( 1,5 inch ).

Hidran kelas III, suatu hidran menggunakan sistem gabungan kelas I dan kelas II.

Tabel klasifikasi banguanan menurut tinggi dan jumlah lantai

2.3.2

Klasifikasi Bangunan
A

Ketinggian dan jumlah lantai


Ketinggian sampai dengan 8 m atau 1 lantai

Ketinggian sampai dengan 8 m atau 2 lantai

Ketinggian sampai dengan 14 m atau 4 lantai

Ketinggian sampai dengan 40 m atau 8 lantai

Ketinggian lebih dari 40 m atau diatas 8 lantai

Pompa untuk fire hydrant

Pompa
Adalah suatu alat bantu yang digunakan untuk menaikkan atau menaikkan atau
memindahkan zat cair dari permukaan rendah ke permukaan yang lebih tinggi.
b. Kapasitas pompa (Qp). Volume zat cair yang dipompa peratuan waktu yang biasanya diukur
dalam lt/dt atau m3/dt.
c. Daya air ( Whp: water horse power). Adalah energi yang secara efektif diterima oleh zat cair
dari pompa persatuan waktu. Whp = pgQ H/ 75 ( hp)
d. Daya poros ( Bhp: Brake horse power). Adalah energi yang diperlukan menggerakkan pompa
persatuan waktu. Bhp = Whp/
Jenis pompa. Jenis jenis pompa penyediaan air yang digunakan adalah:
- Jenis putar

Irvandi Akbar 14513049

41

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2.4 Kriteria Perencanaan Air Hujan


2.4.1 Perancanaan system
Dalam perencanaan gedung perkantoran berlantai 6 ini, air hujan akan disalurkan dengan
jaringan air hujan dengan memanfaatkan gravitasi dengan mengatur kemiringan pipa. Air hujan
akan direncanakan untuk disalurkan kedalam kolam resapan.
2.4.2 Jenis Pipa Jaringan Air Hujan
Pada perencanaan gedung perkantoran berlantai 6 ini, jenis pipa yang akan digunakan untuk
penyaluran air hujan adalah jenis pipa PVC (Polyvinyl Chloride). Penggunaan pipa PVC ini
dkarenakan pipa tersebut memiliki kelabihan diantaranya yaitu tidak mempunyai sifat korosit,
sehingga tahan lama dan tidak memerlukan perlindungan terhadap korositas disamping itu,
dibandingkan dengan jenis pipa lain, pipa PVC lebih ringan, harganya murah, dan mudah untuk
dipotong serta mudah didapatkan dipasaran.
2.4.3 Cara Penentuan Dimensi Pipa Air Hujan
Penentuan dimensi pipa dan kemiringan berdasarkan luas atap gedung. Penentuan perhitungan
debit curah hujan gedung berdasarkan pada intensitas hujan daerah tempat gedung yang akan
dibangun ini.

Irvandi Akbar 14513049

42

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB III
DETAIL DESAIN SISTEM PLAMBING
3.1 Perencanaan Jaringan Air Bersih
Untuk menentukan besarnya debit air yang akan dibutuhkan dalam perencanaan sistem
gedung perkantoran berlantai 6 ini digunakan 3 cara perhitngan, yaitu :
a. Penaksiran berdasarkan jumlah penghuni.
b. Penaksiran berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing.
c. Penaksiran berdasarkan unit beban alat plambing.
Dari ketiga cara perhitungan tersebut yang akan diambil untuk perencanaan plambing
ini berdasarkan nilai debit yang memungkinkan untuk mewakili sistem perencanaan gedung
perkantoran. Yang diharapkan agar debit yang dipakai tidak mengalami kekurangan air atau
kelebihan air sehingga tidak terjadi keborosan.
3.1.1 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih
A. Berdasarkan jumlah penghuni

Luas I = P x L
= 60 m x 30 m
= 1.800 m2
Luas II = P x L
=15 m x 20 m
= 300 m2
Luas Total 1 Lantai = Luas I - Luas II
Irvandi Akbar 14513049

43

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

= 1800 m2 - 300 m2
= 1500 m2
Total Luas 6 Lantai = 1500 m2 x 6
= 9000 m2
Luas Efektif (Le) untuk gedung kantor berdasarkan tabel 3.12 pemakaian
air rata-rata per orang setiap hari adalah 60% - 70% dari luas total lantai
gedung
Le = 60% x Luas Lantai
= 60% x 9000 m2
= 5400 m2
Jumlah penghuni gedung perkantoran dapat dihitung dengan perkiraan
luas lantai (d) yaitu 5 m2 / orang, maka :
2
= 5400 m =1080 orang
Jumlah Penghuni = d 5 m2 /orang

Kebutuhan air bersih untuk gedung kantor dengan pemakaian rata-rata 100
liter/hari maka jumlah kebutuhan air (Q) adalah :
Q = Jumlah Penghuni x Pemakaian air/orang/hari
= 1080 orang x 100 liter/hari
= 108000 liter/hari
= 108 m3/hari
Faktor kebocoran diperkirakan 20% dengan mempertimbangkan untuk
penyediaan air bersih, pada praktiknya nanti kebocoran yang terjadi dapat
dideteksi secepat mungkin karena itu Q rata-rata sehari adalah :
Qd = (100% + 20%) x Q
= 120% x 108 m3/hari
= 129,6 m3/hari

Irvandi Akbar 14513049

44

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Jangka waktu pemakaian rata-rata sehari untuk gedung perkantoran


adalah 8 jam/hari, maka kebutuhan air bersih rata-rata yaitu :
Qh =

Qd
t
129,6 m3
8 jam

=16,2 m3/jam
Perhitungan debit puncak digunakan konstanta C1 yang berkisar
antara 1,5 sampai 2,0. Maka pemakaian air pada jam puncak adalah :
Qh max = C1 x Qh
= 2 x 16,2m3/jam
= 32,4m3/jam
Sedangkan pemakaian air pada menit puncak dimana konstanta C2
yang berkisar antara 3,0 sampai 4,0 yaitu :
Qm max =

C2 x

= 3x

Qh
60
16,2m3 / jam
60

= 0,81m3/menit

Irvandi Akbar 14513049

45

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

B. Berdasarkan Jenis dan Jumlah Alat Plambing


Jenis alat

Jumlah alat

plambing

plambing tipe Y

Kloset Tangki
Lavatory
Urinoir
Keran

satu lantai
24
20
16
24

Total enam lantai

144
120
96
144

1) Kloset Tangki Gelontor


Pada perencanaan air bersih ini, keseluruhan jenis kloset yang
digunakan adalah kloset dengan tanki gelontor. Pemakaian air untuk
penggunaan satu kali kloset dengan tanki gelontor adalah 13-15 liter
dengan jumlah alat plambing 24 buah/lantai. Penggunaan air per jam
sebanyak 6-12 kali/jam. Pemakaian air yang digunakan pada perencanaan
ini adalah 15 liter dengan penggunaan sebanyak 12 kali/jam.. Maka
pemakaian air pada satu lantai adalah :
Penggunaan air = Jumlah unit x jumlah pemakaian satu kali
= 24 x 15 liter
= 360 liter

Penggunaan/Jam= 360 liter x 8 kali/jam


= 2880 liter/jam

Irvandi Akbar 14513049

46

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

= 2,88 m3/jam
Faktor pemakaian (%) = 42 %
Laju aliran air adalah = 2,88 m3/jam x 42% = 1,2096 m3/jam
=1,2096 m3/jam x 6 lantai= 7,2 m3/jam
2) Lavatory
Pemakaian air untuk penggunaan satu kali bak cuci tangan biasa (lavatory)
adalah 10 liter dengan jumlah alat plambing 20 buah/lantai. Penggunaan air
diperkirakan sebanyak 12 kali/jam. maka pemakaian air pada satu lantai
adalah :

Penggunaan air = Jumlah unit x jumlah pemakaian satu kali


= 20 x 10 liter
= 200 liter
Penggunaan/Jam= 200 liter x 8 kali/jam
= 1.600 liter/jam
= 1,6 m3/jam
Faktor pemakaian (%) = 42,5 %
Laju aliran air adalah = 1,6 m3/jam x 42,5% = 0,68 m3/jam
=0,68 m3/jam x 6 lantai= 4,08 m3/jam
3) Urinoir
Pada perencanaan air bersih ini, keseluruhan jenis urinoir/peturasan
yang digunakan adalah peturasan tanki gelontor. Pemakaian air untuk
penggunaan satu kali peturasan dengan tanki gelontor adalah 22,5-31,5 liter

Irvandi Akbar 14513049

47

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

dengan jumlah alat plambing 16 buah/lantai. Penggunaan air per jam


sebanyak 12 kali/jam.
Pemakaian air yang digunakan pada perencanaan ini adalah 25 liter
dengan penggunaan sebanyak 12 kali/jam. Hal ini dikarenakan dengan
pertimbangan bahwa peturasan akan lebih sering digunakan. Maka
pemakaian air pada satu lantai adalah :
Penggunaan air = Jumlah unit x jumlah pemakaian satu kali
= 16 x 25 liter
= 400 liter
Penggunaan/Jam= 400 liter x 8 kali/jam
= 3.200 liter/jam
= 3,2 m3/jam
Faktor pemakaian (%) = 45 %
Laju aliran air adalah = 3,2 m3/jam x 45% = 1,44 m3/jam
=1,44 m3/jam x 6 lantai= 8,64 m3/jam
4) Keran
Pada penggunaan keran kali ini penggunaan air sebanyak 3 kali. Pemakaian
air yang digunaka pada perencanaan ini sebanyak 12 liter per jam dengan
total alat plambing 24 per lantai.
Penggunaan air = Jumlah unit x jumlah pemakaian satu kali
= 24 x 3 liter
= 72 liter

Penggunaan/Jam= 72 liter x 8 kali/jam


Irvandi Akbar 14513049

48

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

= 576 liter/jam
= 0,57 m3/jam
Faktor pemakaian (%) = 42 %
Laju aliran air adalah = 0,57 m3/jam x 42% = 0,23 m3/jam
=0,23 m3/jam x 6 lantai= 1,4 m3/jam

Total pemakaian alat plambing 6 lantai :


= 7,2 m3/jam

Kloset

Lavatory = 4,08 m3/jam


Keran

= 1,4m3/jam

Urinoir

= 8,64 m3/jam

Qh = 21,32 m3/jam
Qd = Qh x 8jam/hari
= 21,32 m3/jam x 8jam/hari
= 170,56 m3/hari

Qh-max = C1 x Qh
= 2 x 21,32 m3/jam
= 42,64 m3/jam

Qm max =

C2 x

Qh
60

= 3 x (21,32 m /jam/60) 3 x
3

= 1,06m3/menit
Irvandi Akbar 14513049

49

19,8 m3 / jam
60

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

C. Berdasarkan Unit Beban Alat Plambing


Alat Plambing

Jumlah

Beban UAP

Total Beban

Kloset Tangki

24

2,5

UAP
60

Westafel

20

20

Keran

24

48

Urinoir Tangki

16

32

Jumlah

160

Beban UBAP untuk 6 Lantai = 160x 6 lantai


= 960 unit
Berdasarkan grafik laju air, 960 unit = 725 liter/menit
= 0,725m3 /menit

Qm max

C2 x

Qh
60

0,725 m3 /menit = 3 x Qh/60


43,5m3 /jam = 3 Qh
= 14,5m3 /jam

Qh

Qh-max = C1 x Qh
= 2 x 14,5 m3 /jam
= 29 m3/jam
Qh

= Qd/T

14,5 m3/jam = Qd/ 8jam/hari


Qd
Irvandi Akbar 14513049

= 116 m3 /hari
50

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Dari ketiga metode diatas diperoleh hasil sebagai berikut :


a. Berdasarkan luas lantai = 32,4 m3/jam
b. Berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing = 42,64m3/jam
c. Berdasarkan unit alat plambing = 29 m3 /jam
Yang akan digunakan pada perencanaan bangunan berlantai 6 ini adalah
perhtitungan menurut jenis dan jumlah alat plambing.
3.1.2. Dimensi perencanaan pipa air bersih

Lantai 1
Panjang pipa lantai 1
: 69,4
Sistem

Notasi
L
K
J

I
H
G
F
E
D
C
B
A

2
U
T
S
R
Q
P
O

Alat
plambing
wastafel
wastafel
keran
kloset
tangki
keran
kloset
keran
kloset
urinoir
urinoir
urinoir
urinoir
kloset
tangki
keran
kloset
tangki
keran
kloset
tangki
keran
wastafel

Irvandi Akbar 14513049

Nilai UBAP
1
2
4

Ukuran
Pipa
1/2
3/4
3/4

6,5
8,5
10,5
12,5
15
17
19
21
23

1
1
1
1
1
1 1/4
1 1/4
1 1/4
1 1/4

2,5
4,5

3/4
3/4

51

7
9

1
1

11,5
13,5
14,5

1
1
1

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

N
M

wastafel
wastafel

Lantai 2
Panjang pipa lantai 2 : 65,9
Alat
Sistem
Notasi
Plambing
L
wastafel
K
wastafel
J
keran
kloset
I
tangki
H
keran
G
kloset
1
F
keran
E
kloset
D
urinoir
C
urinoir
B
urinoir
A
urinoir
kloset
U
tangki
T
keran
kloset
S
tangki
R
keran
2
kloset
Q
tangki
P
keran
O
wastafel
N
wastafel
M
wastafel
Lantai 3
Panjang pipa lantai 3 : 62,4
Alat
Sistem
Notasi
Plambing
L
wastafel
K
wastafel
1
J
keran
kloset
I
tangki
Irvandi Akbar 14513049

15,5
16,5

Nilai UBAP

1 1/4
1 1/4

Ukuran
pipa
1
1/2
2
3/4
4
3/4

6,5
8,5
10,5
12,5
15
17
19
21
23

1
1
1
1
1
1 1/4
1 1/4
1 1/4
1 1/4

2,5
4,5

3/4
3/4

7
9
11,5
13,5
14,5
15,5
16,5

1
1
1
1
1
1 1/4
1 1/4

Ukuran
Nilai UBAP
pipa
1
1/2
2
3/4
4
3/4
6,5
52

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

H
G
F
E
D
C
B
A
U
T

S
R
Q
P
O
N
M

keran
kloset
keran
kloset
urinoir
urinoir
urinoir
urinoir
kloset
tangki
keran
kloset
tangki
keran
kloset
tangki
keran
wastafel
wastafel
wastafel

Lantai 4
Panjang pipa lantai 4 : 58,9
Alat
Sistem
Notasi
Plambing
L
wastafel
K
wastafel
J
keran
kloset
I
tangki
H
keran
G
kloset
1
F
keran
E
kloset
D
urinoir
C
urinoir
B
urinoir
A
urinoir
kloset
U
tangki
2
T
keran
kloset
S
tangki
Irvandi Akbar 14513049

8,5
10,5
12,5
15
17
19
21
23

1
1
1
1
1 1/4
1 1/4
1 1/4
1 1/4

2,5
4,5

3/4
3/4

7
9
11,5
13,5
14,5
15,5
16,5

Nilai UBAP

1
1
1
1 1/4
1 1/4

Ukuran
pipa
1
1/2
2
3/4
4
3/4

6,5
8,5
10,5
12,5
15
17
19
21
23

1
1
1
1
1
1
1 1/4
1 1/4
1 1/4

2,5
4,5

3/4
3/4

7
53

1
1

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

R
Q
P
O
N
M

keran
kloset
tangki
keran
wastafel
wastafel
wastafel

Lantai 5
Panjang pipa lantai 5 : 55,4
Alat
Sistem
Notasi
Plambing
L
wastafel
K
wastafel
J
keran
kloset
I
tangki
H
keran
G
kloset
1
F
keran
E
kloset
D
urinoir
C
urinoir
B
urinoir
A
urinoir
kloset
U
tangki
T
keran
kloset
S
tangki
R
keran
2
kloset
Q
tangki
P
keran
O
wastafel
N
wastafel
M
wastafel
Lantai 6
Panjang pipa lantai 6 : 51,9
Alat
Sistem
Notasi
Plambing
Irvandi Akbar 14513049

11,5
13,5
14,5
15,5
16,5

1
1
1
1
1

Nilai UBAP

6,5
8,5
10,5
12,5
15
17
19
21
23

1
1
1
1
1
1
1 1/4
1 1/4
1 1/4

2,5
4,5

3/4
3/4

7
9

1
1

11,5
13,5
14,5
15,5
16,5

1
1
1
1
1

Nilai UBAP
54

Ukuran
pipa
1
1/2
2
3/4
4
3/4

Ukuran
pipa

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

L
K
J

wastafel
wastafel
keran
kloset
tangki
keran
kloset
keran
kloset
urinoir
urinoir
urinoir
urinoir
kloset
tangki
keran
kloset
tangki
keran
kloset
tangki
keran
wastafel
wastafel
wastafel

I
H
G
F
E
D
C
B
A
U
T

S
R
Q
P
O
N
M

Diameter pipa tegak


:
Keterang
an
Lt.1 Lt.2
Lt.2 Lt.3
Lt.3 Lt.4
Lt.4 Lt.5
Lt.5 Lt.6
Lt.6 - R.T

Nilai
UBAP

Diameter
(inci)

39,5

1 1/2

79

118,5

158

197,5
237

2 1/2
2 1/2

Irvandi Akbar 14513049

55

1
2
4

1/2
3/4
3/4

6,5
8,5
10,5
12,5
15
17
19
21
23

1
1
1
1
1
1
1 1/4
1 1/4
1 1/4

2,5
4,5

3/4
3/4

7
9

1
1

11,5
13,5
14,5
15,5
16,5

1
1
1
1
1

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tekanan : Jumlah lantai x panjang pipa saf per


lantai
Tekanan : (6x3,5)= 21
Panjang Maksimum = Tekanan + panjang pipa
saniter
Panjang Maksimum = 21 +
48,4= 69,4
Keterangan : Tiap naik satu lantai dikurang tinggi
per lantai

3.2 Desain Ground Reservoar dan Roof Tank


3.2.1 Ground Reservoar
Penentuan Kapasitas tangki GroundReservoir ini didasarkan pada besarnya suplai air
yang masuk ke reservoir, yaitu jaringan pipa dinas PDAM. Dimana besarnya suplai air yang
masuk ini adalah 100%, artinya bahwa air yang nantinya akan digunakan dalam gedung
perkantoran ini berasal dari PDAM, tanpa ada tambahan dari sumber lain , hanya saja untuk satu
reservoir jika faktor headnya (sisa tekan) tidak memenuhi, diperlukan suatu reservoir yang
nantinya akan dipompa ke rooftank.
Apabila tekanan dan pipa tidak cukup mensuplai air bersih untuk kebutuhan gedung
ataupun tidak tercukupinya kebutuhan maksimum maka dalam penampungan air bersih terlebih
dahulu didalam tangki air sebelum didistribusikan ke reservoar.
Perencanaan reservoar yang akan dilakukan adalah berdasarkan UAP (Unit Beban Alat
Plambing) karena menghasilkan nilai yang lebih akurat dibanding perhitungan air bersih lewat
metode lain. Adapun rincian perencanaan adalah sebagai berikut :
Rumus yang digunakan di dalam mendesain ground reservoar adalah :
Irvandi Akbar 14513049

56

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

VR = Qd Qs T
Dimana
Vr :
Qd:
Qs:
T :

volume ground reservoar (m3)


kebutuhan air perhari (m3/hari)
kapasitas pipa dinas (m3/jam)
rata-rata pemakaian air perhari (jam/hari)

Dari data yang dimiliki diketahui bahwa :


Qd = 170,56 m3/hari
Qh = 21,32 m3/hari
Qs = 2/3 x 21,32 = 14,21 m3/hari
T
= 8 jam
Maka ;
Vr = 170,56 (14,21 x 8)
= 56,88 m3
= 56.880 liter
Jadi ground reservoar yang direncanakan berbentuk balok dengan rumus volume =
panjang x lebar x tinggi dalam satuan m 3. Perencanaan yang dilakukan yaitu dengan tinggi =
3,5m (0,5 m ruang udara) ; panjang = 4,4 m dan lebar = 3,8 meter. Sehingga volume tampungan
air maksimum adalah 58,5 m3.
3.2.2 Roof Tank
Roof Tank digunakan untuk menampung air yang akan didistribusikan keseluruh
gedung. Air dari ground reservoar dipompakan keatas yang kemudian didistribusikan keseluruh
gedung. Volume roof tank dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
VE = (Qp-Qmax) Tp+Qpu x Tpu
Dimana :

VE
= kapasitas efektif roof tank (lt)
Qp
= kebutuhan puncak (liter/menit)
Qmax = Kebutuhan jam puncak (liter/menit)
Qpu
= kapasitas pompa pengisi (liter/menit)
Tp
= Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)
Tpu = jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)

Irvandi Akbar 14513049

57

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Dari data yang dimiliki diketahui bahwa :


Qp
= 1060 liter/menit
Qmax = Qh max x 1000/60 = 42,64 x 1000/60 = 710,6 liter/menit
Qpu
= 710,6 liter/menit (Qpu=Qmax)
Tp
= Perkiraan lamanya waktu kebutuhan puncak = 30 menit
Tpu
= Perkiraan waktu kerja untuk pengisian pompa = 10 menit
Maka :
VE

= (1.060-710,6) x 30 + (710,6 x 10)


= 17.588 liter= 17,6m3
Pemompaan air dari ground water reservoar ke roof tank di lakukan pada saat air dalam
roof tank menyentuh sensor yang menghubungkan roof tank dan pompa dan akan berhenti bila
permukaan air telah menyentuh sensor lain yang berada dekat dengan permukaan roof tank.
Selama permukaan air pada roof tank belum menyentuh sensor maka pemompaan tidak akan
terjadi.
Adapun dimensi rooftank yang akan dibangun bervolume minimal 17,6 m3 dengan
volume rooftank safety 18 m3 yang terbagi menjadi 2 rooftank sehingga masing masing
rooftank bervolume 9 m3. Rooftank yang dibangun berbentuk balok dengan rumus volume =
panjang x lebar x tinggi dalam satuan m 3. Perencanaan yang dilakukan yaitu dengan tinggi
=2,4(0,2 m ruang udara) ; panjang = 2 m dan lebar = 2 m. Sehingga volume tampungan air
maksimum adalah 9,6 m3. Penentuan rooftank yang akan dipilih yaitu TEDMOND GRAND
(10.600 Liter) (Tinggi : 1.870 mm atau 1,87 m dengan kaki) Stainless Steel Horizontal.
Dengan kebutuhan hari maksimal tiap menit sebesar

1,06 m 3 /menit
=0,01766 m3 /s
60
3

Masing masing rooftank akan melayani

3.2.3 Pompa
Irvandi Akbar 14513049

58

0,01766 m / s
=0,00883 m3 / s
2

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Menentukan jenis pompa berdasarkan Headloss.


Headloss = Headloss mayor + Headloss minor + Elevasi ketinggian(Ground Reservoar-Rooftank) + Sisa
tekan (10 m) + v2/2g

Elevasi ketinggian = 28,94 meter


Diasumsikan kecepatan (v) = 1,5 m/detik
V2/2g = 1,52/2(9,81) = 0,11467 m
Aksesoris Suction
= Katup hisap, 90o, Increaser
Aksesoris Discharge
= Reducer, Check Valve, Gate Valve (4 : rooftank, Tee), 90o (6)
Q yang digunakan adalah Qm-max (Pemakaian menit puncak)

HEADLOSS MAYOR
1. Suction (Reservoar-Pompa)
Diket :
Q = 1,06 m3/menit = 0,01766 m3/detik

4Q

D V =

4 0,01766
=0,122 m
3,14 1,5

C = 140 (Pipa Baja Baru tak bergaris)


L (Panjang pipa) = 5,9 m

2.

Hf

0,2785 C D2,63 1,85

1,85
Q Lsuction

Hf

0,2785 140 0,1222,63 1,85

0,017661,85 5,9

= 0,107 m

Discharge (Pompa-Rooftank)
Diket :
Q = 1,06 m3/menit = 0,01766 m3/detik

4Q

D V =

4 0,01766
=0,122 m = 122 mm
3,14 1,5

C = 140 (Pipa Baja Baru tak bergaris)


L (Panjang pipa) = 74 m

Irvandi Akbar 14513049

59

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Hf

0,2785 C D2,63 1,85

1,85
Q L discharge

Hf

0,2785 140 0,1222,63 1,85

0,017661,85 74

= 1,343 m

Total = 0,107 + 1,343= 1,45 m

HEADLOSS MINOR
K Suction

Katup hisap

= 2,03

90o

= 1,5

Increaser

= 1,0 (Asumsi))

Total = 4,53

K Discharge

Reducer
Check Valve
Gate Valve
Tee
90o
Total = 21,26

Hm Suction=Ksuction

= 1,0 (Asumsi),
= 3,0
= 0,19 x 4 buah = 0,76
= 7,5
= 1,5 x 6 buah = 9

V2
2g

= 4,53 x 0,11467
= 0,51 m

Hm Discharge=K Discharge

V2
2 g

= 21,26 x 0,11467
= 2,43 m
Total = 0,51 + 2,43 = 2,94 m

Total Headloss = Headloss mayor + Headloss minor + Elevasi ketinggian(Ground Reservoar+Rooftank) +


Sisa tekan (10 m) + v2/2g
Total Headloss = 1,45 + 2,94 + 28,94 + 10 + 0,11467 = 43,44

Irvandi Akbar 14513049

60

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Daya Pompa

= p . g. Q. H
= 1000 . 9,81 . 0,01766 . 43,44 = 7525 watt = 7,52 kWh

3.3

Sistem Plambing untuk air Buangan dan Vent

Perencanaan Sistem air buangan pada gedung perkantoran berlantai 6 ini adalah jalur air
buangan akan dipisah, antara jalur buangan black water (berasal dari kloset dan urinoir) dan jalur
buangan grey water (berasal dari lavatory, dan floordrain). Tujuan dari pemisahan ini adalah agar
air buangan grey water dapat dialirkan ke Instalasi Pengoalahan Air Limbah (IPAL) untuk
kemudian diproses lebih lanjut, sedangkan pada black water air buangan akan disalurkan
kedalam tangki septik. Pengaturan sistem pipa diusahakan secara gravitasi dengan mengatur
letak dan kemiringan pipa. Perencanaan sistem air buangan ini akan menggunakan pipa PVC
dengan pertimbangan harga yang murah, dan juga mudah dipotong.
Langkah-langkah penentuan dimensi pipa air buangan adalah sebagai berikut :
1. Menentukan jalur dari masing-masing sistem.
2. Menentukan beban unit alat plambing dan diameter perangkap minimum.
3. Menentukan beban maksimum unit alat plambing yang diizinkan, untuk cabang
horizontal dan pipa tegak buangan.
Perencanaan sistem vent yang digunakan pada gedung ini adalah sistem vent loop.
Langkah-langkah penentuan dimensi pipa vent adalah sebagai berikut:
1. Menentukan jalur pipa vent
2. Menentukan beban unit alat plambing yang dilayani oleh pipa vent.
3. Mengukur pipa air kotor atau air buangan.
4. Dengan menggunakan gambar, menghitung panjang pipa vent pada tiap jalur.
5. Mengetahui diameter pipa vent.

Irvandi Akbar 14513049

61

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3.3.1

Perencanaan Jaringan Air Buangan

Pada perencanaan jaringan air buangan kali ini, digunakan 3 pipa tegak utama yaitu pipa
grey water, black water dan vent. Black water meliputi beberapa air buangan dari alat saniter
yaitu kloset dan urinoir sedangkan grey water meliputi beberapi alat saniter yaitu lavatory dan
floordrain. Pada tiap ruang saniter, dilengkapi dengan pipa vent agar udara yang di hasilkan dari
beberapa alat saniter tersebut yang berfungsi untuk menjaga sekat perangkap dari efe sifon atau
tekanan, menjaga aliran yang lancar dalam pipa dan yang paling utama adalah sebagai sirkulasi
udara di dalam pipa air limbah agar baunya tidak meyebar ke tiap alat saniter.
Tujuan pemisahan dari jenis air limbah ini adalah agar pengolahan air yang didapatkan
akan sesuai dengan unit yang akan digunakan dan juga konsep green building yang di terapkan
agar terealisasi dengan sempurna. Pada perencanaan ini black water akan di alirkan menuju IPAL
(Intstalasi Pengolahan air Limbah) sedangkan Grey Water akan di alirkan menuju ABR
(Anaerobic Baffled Reactor). Anaerobic Baffled Reactor merupakan unit pengolahan air limbah
tersuspensi anaerob. ABR mampu memisahkan proses asidogenesis dan metanogenesis secara
longitudinal yang memungkinkan reactor memiliki sistem 2 fase tanpa adanya masalah
pengendalian dan biaya tinggi.
Hasil dari pengolahan Grey Water dengan pemanfaatan menggunakan ABR ini, air
tersebut menjadi layak pakai dala arti kata bisa digunakan untuk kegiatan membilas dan untuk
menyiram tanama di sekitar gedung perkantoran ini. Dan memungkinkan juga untuk dijadikan
air flash untuk kloset dan urinoir

Irvandi Akbar 14513049

62

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3.3.2

Dimensi perencanaan pipa air buangan dan vent

a. Black water
Notasi
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J

Nilai
UBAP

Alat Plambing
Kloset
Kloset
Kloset
Kloset
Kloset
Kloset
Urinoir
Urinoir
Urinoir
Urinoir

Ukuran pipa horisontal


(inchi)
4
8
12
16
20
24
26
28
30
32

3
3
3
4
4
4
4
4
4
4

Diameter pipa tegak :


Keterang
an
Lt. 6 - Lt.
5
Lt. 5 - Lt.
4
Lt. 4 - Lt.
3
Lt. 3 - Lt.
2
Lt. 2 - Lt.
1
Lt. 1 IPAL

Diamet
er

Nilai UBAP
32

64

96

128

160

192

b. Grey Water
Sistem
1

Notasi
A

Alat
Plambing
Lavatory

Irvandi Akbar 14513049

Nilai
UBAP

Ukuran
pipa
1
1 1/4
63

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M

Lavatory
Floor Drain
Floor Drain
Floor Drain
Floor Drain
Floor Drain
Floor Drain
Floor Drain
Lavatory
Floor Drain
Lavatory
Lavatory

2
4
6
8
10
2
4
6
7
9
10
11

Diameter pipa tegak :


Keterang Nilai
Diameter
an
UBAP
(inci)
Lt.6 Lt.5
21
3
Lt.5 Lt.4
42
4
Lt.4 Lt.3
63
4
Lt.3 Lt.2
84
4
Lt.2 Lt.1
105
4
Lt.1 IPAL
126
4

c. Vent
Titik
Vent
a
b
c

Alat
Plambing
Lavatory
Lavatory
FloorDrain
FloorDrain
FloorDrain
Kloset

Irvandi Akbar 14513049

Nilai UBAP
1
2
2
4
6
4

Diameter
Pipa
1 1/2
1 1/2
1 1/2
1 1/2
1 1/2
2
64

2
2
2

2
2
2
2
1/2
2
2
2
2
1/2
1/2
1/2

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Kloset

d
e
f
g

h
i
j

Kloset
Urinoir
Urinoir
FloorDrain
Urinoir
Urinoir
Kloset
Kloset
Kloset
FloorDrain
FloorDrain
FloorDrain
Lavatory
FloorDrain
Lavatory
Lavatory

8
12
2
4
2
2
4
4
8
12
2
4
6
1
3
1
2

2
2
1 1/2
1 1/2
1 1/2
1 1/2
1 1/2
2
2
2
1 1/2
1 1/2
1 1/2
1 1/2
1 1/2
1 1/2
1 1/2

Diameter pipa tegak :


Keterang
an
Lt. 1 - Lt.
2
Lt. 2 - Lt.
3
Lt. 3 - Lt.
4
Lt. 4 - Lt.
5
Lt. 5 - Lt.
6
Lt. 6 atap

Nilai UBAP
53

Diameter
1 1/2
2

106
159
212
265
318

Irvandi Akbar 14513049

2 1/2
3
4
5

65

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3.4 Perencanaan Jaringan Air hujan


Hujan merupakan peristiwa sampainya air ke dalam bentuk cair maupun padat yang
dicurahkan dari atmosfer menuju ke permukaan bumi. Pada kesempatan kali ini kita akan
mendesain dan menghitung jaringa air hujan. Menghitung berdasarkan hujan yang turun di
Indonesia dan ditampung oleh gedung perkantoran.

Curah hujan di Yogyakarta = 100mm/jam

Konstanta yang digunakan yaitu antara 0,5-0,7 diambil untuk perhitungan yaitu 0,7

Luas atap
L1 = 20 x 15
= 300 m2 = 3mm
Dikarenakan ada 5 bentuk atap yang sama, maka L1 x 5 = 300 m2 x 5 = 1500 m2 =
15mm.

Perhitungan debit air hujan


Q1 = C x I x A
= 0,7 x 100 x 3mm
= 210 mm/jam

Irvandi Akbar 14513049

66

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Setelah didapatkan debit aliran masing-masing atap, maka diameter pipa air
hujan dapat ditentukan dari tabel 18 SNI 8153 : 2015 dengan menggunakan
pipa datar pembuangan air hujan pada kemiringan 1%.
Luas dibagi 5 bagian
Bagian 1 = 210/4 = 52,5 m2
Bagian 2 = 210/4 = 52,5 m2
Bagian 3 = 210/4 = 52,5 m2
Bagian 4 = 210/4 = 52,5 m2
Bagian 5 = 210/4 = 52,5 m2
Dari hasil perluasan atap sistem air hujan yang telah dibagi 5 bagian yaitu
menurut tabel 18 SNI 8153:2015 ukuran pipa talang masing-masing dengan
kemiringan 1% adalah:
Bagian 1 = 5 inchi
Bagian 2 = 5 inchi
Bagian 3 = 5 inchi
Bagian 4 = 5 inchi
Bagian 5 = 5 inchi
Air hujan yg melewati talang akan di alirkan menuju sumur resapan yang akan membuat nuansa
greenbulding, sehingga air hujan akan masuk ke tanah dan di serap oleh tanah.

Irvandi Akbar 14513049

67

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3.5 Perencanaan Sistem Pemadam Kebakaran


Hal hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sistem penyediaan air untuk pemadam
kebakaran adalah :
1. Penempatan lokasi fire hidrant :

Mudah tercapai dan terlihat dari arah manapun

Mampu menjangkau setiap sudut gedung

Mudah mendapatkan suplai udara

2. Kebutuhan air :

Harus tersedia cukup bila sewaktu waktu terjadi kebakaran

3. Tekanan air :

Diperlukan karna fire hidrant harus mampu menyuplai air dengan debit yang
besar atau maksimal

4. Stasiun fire hidrant :

Jarak antara fire hidrant untuk pipa 2,5 inchi tidak boleh dari ukuran tersebut

Irvandi Akbar 14513049

68

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Pada perencanaan fire hidrant ini air yang digunakan berasal dari ground reservoar air
bersih . Sistem pengendalian dalam mencegah terjadinya kebakaran pada gedung perkantoran ini
menggunakan 2 model pencegah kebakaran yaitu dengan menggunakan :
1. Post Hidrant (diluar gedung)
2. Fire house reel (didalam gedung)

3.5.1 Klsifikasi fire hidrant yang digunakan

Sistem Post Hidrant (diluar gedung)

Sistem fire hidrantdi luar gedung berjumlah 2 buah post hidrant. Dimana hidrant yang
digunakan adalah pilar hidrant dimana spesofikasi yang digunakan adalah:

Debit air yang digunakan : 400 l/menit

Tekana air tertinggi : 4,5 kg/cm

Panjang selang : 30 m

Diameter minimum : 4 inchi

Peletakan dari muka tanah : 50 cm

Sistem fire hidrant di dalam gedung (fire hose hidrant)

Pada sistem hudrant yang digunakandalam sebuah gedung yaitu menggunakan fire hose
reel di dalam hidrant box dan APAR. Jumlah hidrant box yang digunakan adalah 2 unit per
lantainya. Sehingga hidrant box yang dibutuhkan untuk gedung 6 lantai adalah 12 unit.
Spesifikasi fire hose reel :
-

Diameter pipa : 2,5 inchi

Jangkauan aliran : 38 m

Irvandi Akbar 14513049

69

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Kecepatan aliran : 2 m/s

Debit air : 400 l/menit

Tekanan air tertinggi : 4,5 kg/cm2

Diameter valve : 2,5 inchi

Diameter selang minimum : 1,5 inchi

Peletakan dari lantai : 50 cm

Pada gedung perkantoran ini direncanakan fire hose reel dan portable fire yang diletakkan
di dalam gedung . Standar selang yang digunakan terbuat dari rubber-loned cotton dengan
diameter 2,5 inchi. Pemakaian fire hose hidrant ini dgunakan swlama 1 jam karena diperkirakan
dalam jangka waktu 1 jam tersebut diperkirakan pemadam kebakaran telah tiba, sehingga dapat
mengurangi kebakaran yang terjadi, dalam perencanaan ini digunakan kecepatan aliran di dalam
pipa sebesar 2 m/s. Karena kecepatan tersebut merupakan kecepatan yang umum digunakan dan
mencukupi untuk menyuplai kebutuhan air.
Spesifikasi alat pillar hidrant dan fire hose reel :
-

Diameter pipa : 2,5 inchi

Jangkauan alat : 38 m

Kecepatan aliran dalam pipa : 2 m/s

Debit yang di airkan post hidrant : 400 l/menit ( 0,0067 m3/s)

Post hidrant direncanakan sebanyak 2 unit di dalam gedung lantai 6, yaitu:


Qtotal = 400 l/menit x 2 x 6
= 4800 l/menit
= 0,08 m3/s
Perhitungan diameter pipa fire hose reel :
Q= 0,0067 m3/s
V= 2 m/s

Irvandi Akbar 14513049

70

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Q
V

A=

0,0067 m / s
=0,00335 m2
2 m/s

A=

A=

0,00335 =

D2=

1
xD
4

1
x 3,14 D
4

0,00426

= 0,065 m
= 65 mm
Perhitungan diameter post hidrant (diluar gedung)

Dari ground reservoar ke pos 1 dan 2 :


Q= 400 l/menit = 0,0067 m3/s
V= 2 m/s
A= Q/V
1
x 3,14 D
4

D=

= Q/V

4Q
4 0,0067
=
=65 mm
V
3,14 2

Kebutuhan air untuk post hidrant (diluar gedung)


Qtotal= 400 l/menit x 2
Irvandi Akbar 14513049

71

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

= 800 l/menit
= 0,8 m3 /menit
= 0,013 m3/s
Kebutuhan air untuk seluruh alat pemadam kebakaran :
Qseluruh= Qpost hidrant + Qfire hose reel
= 0,013 + 0,08
= 0,093 m3/s
Diasumsikan waktu yang dibutuhkan saat menunggu mobil pemadam kebakaran datang ke
lokasi, yaitu 1 jam untuk mencegah kebakaran, sehingga :
Q= 0,093 m3/s x 3600 s
= 334,8 m3/s
3.5.2. Perhitungan pompa fire hidrant

TOTAL HEADLOSS
Diket :

Q = 400 m3/menit = 0,0067 m3/detik


4Q
4 0,0067
D V = 3,14 2 =0,065326=65 mm

C = 130 (Pipa Baja Baru tak bergaris)


Ls = 7,5m
Ld= 126,8 m

Hf

0,2785 C D 2,63 1,85

Q1,85 Lsuction
mayor=

Irvandi Akbar 14513049

72

0,2785 140 0,1222,63 1,85

Q1,85 Ldischarge

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

0,2785 130 0,0653262,63 1,85

(0,0067)1,85 7,5

0,2785 130 0,0653262,63 1,85

Q1,85 126,8

= 0,543 + 9,185
= 9,728 m
Hf minor = hf check value + hf gate value
Diket :

V= 2
G= 9,81

Hf check value = K= Belokan 90 = 2 x 2,4 = 4,8


Katup hisap = 2,03
Total K = 6,83

Hf gate value = K = Gate value (sorong) = 0,48 x 6 = 2,88

Tee

= 3 x 3,6 = 10,8

Belokan 90

= 3 x 2,4 = 7,2

Total K

= 20,88

)(

V
V
Hf minor= K
+ K
2 g
2g

=
Irvandi Akbar 14513049

22
22
6,83
+ 20,88
2 9,81
2 9,81

)(

73

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

= 1,392 + 4,256
= 5,648 m
Total Headloss = Ha + Hf mayor + Hf minor + sisa tekan + V 2/ 2g
Total Headloss = 17,5 + 5,648 + 9,728 + 10 + 0,20
= 43,07 m

BAB IV
BOQ DAN RAB
KEGIATAN

: SANITASI GEDUNG PERKANTORAAN

PEKERJAAN

: PEMBANGUNAN SISTEM PLAMBING

BENTUK

:U

TYPE SANITER : Y

Irvandi Akbar 14513049

74

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

N
O

ALAT PLAMBING
JUMLA
H
Urinal Type U57M

Kloset Duduk Type


CW421J_SW420JP
Westavel Type
L237V1B
Floor Drain Type
TX1AN
Kran Tembok

2
3
4
5

96
144
120
192
144

HARGA
SATUAN

HARGA
TOTAL

Rp2.430.00
0
Rp2.460.00
0
Rp1.631.00
0
Rp325.000

Rp
233.280.000
Rp
354.240.000
Rp
195.720.000
Rp
62.400.000
Rp
19.224.000

Rp133.500

Rp
864.864.000

JUMLAH HARGA

NO

NAMA ALAT

JUMLAH

DAB Pompa Jet


Pump 500 watt
2
DP 151
Roof Tank
Tedmond Grand
Steel
2
Horizontal
10.600 L
JUMLAH HARGA

Irvandi Akbar 14513049

HARGA
SATUAN

HARGA
TOTAL

Rp 3.300.000

Rp 6.600.000

Rp 22.500.000

Rp 45.000.000

Rp 51.600.000
75

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Air Besih

N
O

UKURAN PIPA

PANJANG
(m)

JUMLA
H PIPA
(1 Batang
4 Meter)

HARGA
SATUAN

HARGA
TOTAL

470,4

118

Rp 62.000

Rp 7.316.000

580,8

146

Rp 46.000

Rp 6.716.000

230,4

58

Rp 31.500

Rp 1.827.000

57,6

15

Rp 26.000

Rp 390.000

42

11

68

17

14

14

Pipa PVC 1 1/4

Pipa PVC 1

Pipa PVC 3/4

Pipa PVC 1/2

Pipa PVC 2

Pipa PVC 2 1/2

Pipa PVC 1 1/2

Rp
114.000
Rp
146.000

1
2
3

JENIS
AKSESORIS
Belokan 90 (AW)
1 1/4
T90 (AW)
1 1/4
Gate Valve
1 1/4

Irvandi Akbar 14513049

Rp 2.482.000

Rp 80.000

JUMLAH HARGA

NO

Rp 1.254.000

Rp 1.120.000
Rp 21.105.000

JUMLAH

HARGA
SATUAN

HARGA
TOTAL

336

Rp 4.200

Rp 1.411.200

168

Rp 4.700

Rp 789.000

24

Rp 213.000

Rp 5.112.000

76

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4
5
6
7
8
9
10
11

Reduse
1 1/4 x 1
Belokan 90 (AW)
1
T90 (AW)
1
Reduse
1 x 3/4
Belokan 90 (AW)
3/4
T90 (AW)
3/4
Reduse
3/4 x 1/2
Belokan 90 (AW)
1/2

48

Rp 2.700

Rp 129.000

600

Rp 2.400

Rp 1.440.000

240

Rp 3.500

Rp 840.000

48

Rp 1.700

Rp 81.600

264

Rp 1.500

Rp 396.000

72

Rp 2.100

Rp 151.200

24

Rp 1.500

Rp 36.000

72

Rp 1.200

Rp 86.400

JUMLAH HARGA

Rp 10.472.400

Grey Water

N
O

1
2
3
4
5

UKURAN PIPA

Pipa PVC 1 1/4


Pipa PVC 2
Pipa PVC 2 1/2
Pipa PVC 3
Pipa PVC 4

Irvandi Akbar 14513049

PANJANG
(m)

JUMLA
H PIPA
(1 Batang
4 Meter)

HARGA
SATUAN

HARGA
TOTAL

38,4

10

Rp 62.000

Rp 620.000

561,6

145

Rp 114.000

Rp 1.653.000

206,4

52

Rp 146.000

Rp 7.592.000

14

Rp 222.000

Rp 888.000

191

48

Rp 345.000

Rp 16.560.000

77

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

JUMLAH HARGA

NO

1
2
3
4
5
6
7

JENIS
AKSESORIS
Belokan 45 (AW)
1 1/4
Reduse
1 1/4 x 2
Belokan 45 (AW)
2
T45
(D-LT) 2
Reduse
2 x 2 1/2
Belokan 45 (AW)
2 1/2
T45
(D-LT) 2 1/2

Rp 27.313.000

JUMLAH

HARGA
/BOX

HARGA
TOTAL

48

Rp 1.500

Rp 72.000

24

Rp 3.000

Rp 72.000

312

Rp 3.700

Rp 1.154.400

168

Rp 8.200

Rp 1.377.600

48

Rp 11.300

Rp 542.400

192

Rp 4.900

Rp 940.800

96

Rp 12.700

Rp 1.219.200

JUMLAH HARGA

Rp 5.378.400

AirBuangan(BlackWater)

N
O

1
2

UKURAN PIPA

Pipa PVC 3"


Pipa PVC 4"

Irvandi Akbar 14513049

PANJANG
( m)

JUMLA
H PIPA
(1 Batang
4 Meter)

HARGA
SATUAN

HARGA
TOTAL

129,6

33

Rp 222.000

Rp 7.326.000

627

157

Rp 344.000

Rp 54.008.000

78

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

JUMLAH HARGA

NO

1
2

JENIS
AKSESORIS
Belokan 45
(AW) 3
Belokan 45
(AW) 4

Rp 61.334.000

JUMLAH

HARGA
SATUAN

HARGA
TOTAL

144

Rp 8.300

Rp 1.195.200

438

Rp 14.800

Rp 6.482.400

JUMLAH HARGA

Rp 7.677.600

Vent

N
O

1
2
3
4
5
6

UKURAN PIPA

Pipa PVC 2
Pipa PVC 1 1/2
Pipa PVC 2 1/2
Pipa PVC 3
Pipa PVC 4
Pipa PVC 5

JUMLAH
PIPA
PANJANG
(1 Batang
4 Meter)

HARGA
TOTAL

138,8

35

Rp 114.000

Rp 3.990.000

448,4

113

Rp 80.000

Rp 9.040.000

14

Rp 146.000

Rp 584.000

14

Rp 222.000

Rp 888.000

14

Rp 344.000

Rp 1.376.000

14

Rp 450.000

Rp 1.800.000

JUMLAH HARGA
Irvandi Akbar 14513049

HARGA
SATUAN

Rp 17.678.000
79

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

NO

1
2
3
4
4
5

JENIS
AKSESORIS
Belokan 45 (AW)
1 1/2"
Belokan 45 (AW)
2"
T90 (D-DT)
1 1/2"
T90 (D-DT)
5"
Belokan 90 (AW)
2"
Reduse
1 1/2 x 2

JUMLA
H

HARGA
SATUAN

HARGA TOTAL

192

Rp 1.800

Rp 345.000

48

Rp 3.700

Rp 177.600

48

Rp 3.200

Rp 153.600

Rp 38.000

Rp 152.000

48

Rp 9.300

Rp 446.400

72

Rp 6.400

Rp 460.800

JUMLAH HARGA

Rp 1.735.400

Air Hujan

N
O

UKURAN PIPA

Pipa PVC 5"

JUMLAH
PIPA
PANJANG
(1 Batang
4 Meter)
360

90

JUMLAH HARGA

Irvandi Akbar 14513049

HARGA
SATUAN

HARGA
TOTAL

Rp 278.000

Rp 26.688.000
Rp 26.688.000

80

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

NO

JENIS
AKSESORIS

PANJANG
(m)

HARGA
SATUAN

HARGA
TOTAL

300

Rp 87.000

Rp 26.100.000

Talang Air Hujan

Rp
26.100.000

JUMLAH HARGA

Fire Hydrant

N
O

NAMA ALAT

JUMLAH

HARGA
SATUAN

HARGA TOTAL

Hydrant Box Indor

12

Rp 1.584.000

Rp 19.008.000

Hydrant Pillar

Rp 1.485.000

Rp 2.970.000

Nozzle

12

Rp 550.000

Rp 6.600.000

Selang 30 m

12

Rp 1.283.250

Rp 15.399.000

JUMLAH HARGA

Irvandi Akbar 14513049

Rp 43.977.000

81

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

N
O

UKURAN PIPA

Pipa carbon 2 1/2

JUMLAH
PANJANG
PIPA (1 Batang
(m)
4 Meter)
429

Rp 120.000

JUMLAH

HARGA TOTAL

Rp 12.960.000
Rp 12.960.000

N
O

JENIS AKSESORIS

JUMLA
H

HARGA
SATUAN

HARGA TOTAL

Belokan 90 2 1/2"

429

Rp 6.500

Rp 12.960.000

Gate Valve 2 1/2"

Rp 95.000

Rp 665.000

JUMLAH

Rp 13.625.000

Pemasangan Pipa Dan Aksesoris Air Bersih dan Grey Water


N
0
1
2

TENAGA

JUMLAH

Tukang Pipa
16
Mandor
1
JUMLAH HARGA

Irvandi Akbar 14513049

HARGA
Rp
Rp

70.000
90.000

82

HARGA TOTAL
Rp
Rp
Rp

1.120.000
90.000
1.210.000

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Pemasangan Alat Saniter


N
0

TENAGA

JUMLAH

Pekerja

Rp

50.000

Mandor

Rp

90.000

HARGA

HARGA TOTAL
Rp
200.000
Rp
90.000
Rp
290.000

JUMLAH HARGA

Pemasangan Pipa Dan Aksesoris Black Water dan Vent


N
0
1
2

TENAGA

JUMLAH

Tukang Pipa
16
Mandor
1
JUMLAH HARGA

HARGA
Rp
Rp

70.000
90.000

HARGA TOTAL
Rp
Rp
Rp

1.120.000
90.000
1.210.000

Pemasangan Pipa dan Talang Air Hujan


N0
1
2

TENAGA
JUMLAH
Tukang Pipa
8
Mandor
1
JUMLAH HARGA

HARGA
Rp
70.000
Rp
90.000

HARGA TOTAL
Rp
560.000
Rp
90.000
Rp
650.000

Pemasangan Pipa Dan Peralatan Fire Hydrant


N
0
1
2
3

TENAGA

JUMLAH

Tukang Pipa
Pekerja
Mandor

16
4
1

Irvandi Akbar 14513049

HARGA
Rp
Rp
Rp

70.000
50.000
90.000
83

HARGA TOTAL
Rp
Rp
Rp

1.120.000
200.000
90.000

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Rp

JUMLAH HARGA

1.410.000

Gali Ground Reservoar Dan Pembuatan IPAL sederhana


N0
1
2
3
4

TENAGA
Operator
Escavator
Mandor
Jasa Angkut

JUMLAH
1
7
1
1
JUMLAH HARGA

HARGA
Rp 125.000
Rp 300.000
Rp
90.000
Rp 1.500.000

HARGA TOTAL
Rp
125.000
Rp
2.100.000
Rp
90.000
Rp
1.500.000
Rp
3.815.000

Pemasangan Roof Tank Dan Pompa


N
0
1
2
3

TENAGA

JUMLAH

Tukang Pipa
4
Pekerja
4
Mandor
1
JUMLAH HARGA

Irvandi Akbar 14513049

HARGA
Rp
Rp
Rp

70.000
50.000
90.000

84

HARGA TOTAL
Rp
Rp
Rp
Rp

280.000
200.000
90.000
570.000

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Total BOQ dan RAB


N
O
1

KEGIATAN

HARGA
Air Bersih

Pipa PVC
Aksesoris
2
3
4

5
6

7
8
9

Rp 21.105.000
Rp 10.472.400
Air Buangan (Black Water)
Pipa PVC
Rp 61.334.000
Aksesoris
Rp 7.677.600
Air Buangan (Grey Water)
Pipa PVC
Rp 27.313.000
Aksesoris
Rp 5.378.400
Vent
Pipa PVC
Rp 17.678.000
Aksesoris
Rp 1.735.400
Fire Hydrant
Rp 70.562.000
Air Hujan
Pipa PVC
Rp 26.688.000
Aksesoris
Rp 26.100.000
Alat Plambing
Rp 916.464.000
Pemasangan Pipa dan
Aksesoris Air Bersih dan
Rp 1.210.000
Grey Water
Pemasangan Alat Saniter
Rp 290.000

Irvandi Akbar 14513049

85

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

10

11
12
13
14

Pemasangan Pipa Dan


Aksesoris Black Water dan
Vent
Pemasangan Pipa dan Talang
Air Hujan
Pemasangan Pipa Dan
Peralatan Fire Hydrant
Gali Ground Reservoar Dan
Pembuatan IPAL sederhana
Pemasangan Roof Tank Dan
Pompa
TOTAL HARGA

Irvandi Akbar 14513049

Rp 1.210.000
Rp 650.000
Rp 1.410.000
Rp 3.815.000
Rp 570.000
Rp 1.201.662.800

86

Anda mungkin juga menyukai