FIBROADENOMA MAMMAE
Oleh :
FIKI SETIAWAN
1102012086
Dokter Pembimbing:
Dr. Hadiyana Sp.B
SMF BEDAH RSU dr. SLAMET GARUT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2016
II
IDENTITAS
Nama
: Ny Siti Aisyah
Umur
: 25 tahun
Alamat
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
Tanggal pemeriksaan
: 15 Agustus 2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Benjolan di payudara kiri
Sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit, penderita merasakan adanya benjolan yang
tidak terasa nyeri pada payudara kiri sebesar kelerang yang semakin lama semakin bertambah
besar. Tidak ditemukan adanya kulit diatas benjolan menjadi kemerahan, kulit yang melekuk ke
dalam, puting yang tertanam ke dalam ataupun borok. Riwayat keluar cairan, darah dari puting
susu tidak ada maupun adanya benjolan di tempat lain tidak ada. Keluhan tidak disertai dengan
demam, batuk, sesak, sakit kepala hebat, rasa penuh di ulu hati, nyeri pada tulang punggung
maupun paha. Keluhan benjolan tidak disertai dengan bengkak pada lengan.
Penderita haid pertama pada usia 13 tahun, siklus 28 hari, teratur. Riwayat benjolan
maupun operasi di payudara sebelumnya tidak ada.
Riwayat penyakit dahulu: Riwayat mengalami penyakit seperti ini sebelumnya disangkal.
Riwayat mengalami demam pada malam hari. Riwayat pengobatan tidak ada. Riwayat merokok
tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit tersebut.
III
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Tidak tampak sakit
Kesadaran
: Kompos mentis
Gizi
: Cukup
Tanda vital
: TD = 110/70 mmHg
R = 20 x/menit
N = 84 x/menit
S = 36,50C
: Turgor baik
: Edema -/-
Status Lokalis
a/r mammae dextra :
Inspeksi : Payudara simetris, retraksi puting susu (-), edema (-), ulserasi (-), nodul
satelit (-), discharge (-), kulit hiperemis (-).
Palpasi
IV
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
Masa perdarahan (BT)
Masa pembekuan (CT)
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Kimia klinik
SGOT
Ureum
Creatinin
Glukosa darah sewaktu
hasil
Nilai normal
2 menit
7 menit
11.7 g/dL
35%
4.410 /mm3
225.000/mm3
3.88 juta/mm3
1-3
5-11
12.0-16.0
35-47
3800-10600
150.000-440.000
3.6-5.8
16 U/L
14 mg/dL
0.8mg/dL
90 mg/dL
s/d 31
15-50
0.5-1.3
<140
Mastitis
Kista Sarkoma Piloides
Galaktokel
Lipoma
Rencana terapi
Operatif : Biopsi Eksisi Massa
Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad fungsionam
: ad bonam
FOLLOW UP DOKTER
Tanggal /jam
16 08 2016
Catatan
Instruksi
S/ os mengeluh benjolan pada Rencana Biopsi Eksisi
payudara
kiri
awalnya
sebesar
Status lokalis
a/r
Intruksi post-Op
Jam 10.30
500cc = 2000cc/24jam
AB: Cefaperazone non-
sulbactam 2x1gr iv
Analgetik
:
Ketorolac
3x30mg iv
Ranitidine 2x1amp iv
GV POD-2
Jaringan ke-PA
Bila baik besok BLPL
masih sedikit-sedikit.
O/
Cefixim
tab
2x100mg
KS : CM
KU : SS
Ranitidine
tab
2x150mg
T : 100/70
N: 80
As.
Mefenamat
3x500mg
R: 18
GV POD- 2
S: 36.5
BLPL
A/
POD-1
Biopsi
Eksisi
er
Laporan operasi:
DO :
-
TO:
-
PERMASALAHAN
a
Penegakan diagnosis :
Anamnesa :
Dari keterangan umum didapatkan pasien berusia 19 tahun Dari anamnesa khusus
didapatkan adanya keluhan utama benjolan pada payudara kanan yang dimulai sejak 3 bulan
sebelum masuk rumah sakit, penderita merasakan adanya benjolan yang tidak terasa nyeri pada
payudara kanan sebesar kelerang yang semakin lama semakin bertambah besar sehingga
sekarang sebesar telur puyuh. Tidak ditemukan adanya kulit diatas benjolan menjadi kemerahan,
kulit yang melekuk ke dalam, puting yang tertanam ke dalam ataupun borok. Riwayat keluar
cairan, darah dari puting susu tidak ada maupun adanya benjolan di tempat lain tidak ada.
Keluhan tidak disertai dengan demam, batuk, sesak, sakit kepala hebat, rasa penuh di ulu hati,
nyeri pada tulang punggung maupun paha. Keluhan benjolan tidak disertai dengan bengkak pada
lengan.
Dari anamnesa tambahan didapatkan bahwa penderita haid pertama pada usia 13 tahun,
siklus 28 hari, teratur. Riwayat benjolan maupun operasi di payudara sebelumnya tidak ada.
Riwayat benjolan payudara pada keluarga ada yaitu kakak perempuan penderita yang pernah
dioperasi pengangkatan payudara. Riwayat radiasi pada daerah dinding dada tidak ada.
Dari keluhan utama dan anamnesa ini dapat ditarik beberapa kemungkinan diagnosis
yaitu :
1
Fibroadenoma mammae
Kistosarkoma Phylloides.
Kemungkinan diagnosis tersebut didapatkan berdasarkan sifat benjolan yang tidak terasa
nyeri, berukuran 3 cm (seukuran telur puyuh) yang asalnya sebesar kelereng dalam waktu 3
bulan. Sifat-sifat tersebut menunjukkan adanya progresivitas yang khas untuk suatu tumor.
Beberapa diagnosis banding benjolan pada payudara lain seperti perubahan fibrokistik,
mastitis, abses payudara, kanker payudara, penyakit Mondor telah dapat disingkirkan dengan
tidak adanya beberapa gejala seperti tidak adanya tanda-tanda inflamasi pada mastitis dan abses
payudara, atau tanda-tanda keganasan pada kanker.
Pemeriksaan Fisik :
Beberapa hal yang menunjang diagnosis fibroadenoma mammae dari pemeriksaan fisik antara
lain:
Pada status generalis:
Pembesaran KGB (-).
Pada status lokalis ditemukan:
a/r mammae dextra :
Inspeksi : Payudara simetris, retraksi puting susu (-), edema (-), ulserasi (-), nodul
satelit (-), discharge (-), kulit hiperemis (-).
Palpasi
Dari sifat-sifat massa yang ditemukan tersebut, beberapa hal yang mengarah kepada
diagnosis fibroadenoma mammae adalah :
1
Sifat massa yang kenyal, dengan permukaan rata, batas tegas, dengan nyeri tekan (-), dan
ukuran diameter 1,5-3 cm.
Tidak adanya tanda-tanda keganasan seperti retraksi puting berwarna merah muda atau
kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau
d'orange), perlekatan pada kulit atau perubahan pada kulit payudara atau pada puting
susu. Tidak ada borok atau ulkus pada benjolan, dan tidak adanya nyeri tekan.
TINJAUAN PUSTAKA
FIBROADENOMA MAMMAE
I
PENDAHULUAN
Fibroadenoma merupakan tumor jinak pada payudara yang paling umum
ditemukan. Fibroadenoma terbentuk dari sel sel epitel dan jaringan ikat, dimana
komponen epitelnya menunjukkan tanda tanda aberasi yang sama dengan komponen
epitel normal. Etiologi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Namun diperkirakan
berkaitan dengan aktivitas estrogen. Fibroadenoma pertama kali terbentuk setelah
aktivitas ovarium dimulai dan terjadi terutama pada remaja muda.
ANATOMI
Payudara terdiri dari jaringan kelenjar, fibrosa, dan lemak. Jaringan ikat
memisahkan payudara dari otot otot dinding dada, otot pektoralis dan seratus anterior.
Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat puting (papila mamaria), tonjolan yang
berpigmen dikelilingi oleh areola. Puting mempunyai perforasi pada ujungnya dengan
beberapa lubang kecil, yaitu apertura duktus laktiferosa. Tuberkel tuberkel Montgomery
adalah kelenjar sebasea pada permukaan areola.
Jaringan kelenjar membentuk 12 hingga 25 lobus yang tersusun radier di sekitar
puting dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang mengelilingi
jaringan ikat (stroma) di antara lobus lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga penyakit
yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus lainnya. Drainase dari lobus menuju
sinus laktiferosa, yang kemudian berkumpul di duktus pengumpul dan bermuara ke
puting. Jaringan ikat di banyak tempat akan memadat membentuk pita fibrosa yang tegak
lurus terhadap substansi lemak, mengikat lapisan dalam dari fasia subkutan payudara
pada kulit. Pita ini, yaitu ligamentum Cooper merupakan ligamentum suspensorium
payudara.
Jika dilihat melalui potongan sagital, maka struktur payudara terdiri atas beberapa
lapisan, dari luar ke dalam, yaitu : kulit, jaringan lemak subkutaneus, stroma (jaringan
fibroglandular) yang di dalamnya terdapat pula duktus laktiferus, fascia pektoralis, m.
pektoralis mayor dan tulang iga.
pleksus servikalis. Sedangkan saraf yang berkaitan dengan terapi bedah adalah :
1
mayor.
Nervus torakalis medialis. Kira kira 1 cm lateral dari nervus torakalis lateralis, tidak
melintasi vena aksilaris, berjalan ke bawah masuk ke m. pektoralis minor dan m.
pektoralis mayor.
Nervus torakalis longus dari pleksus servikalis. Menempel rapat pada dinding toraks
III
FISIOLOGI
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipegaruhi oleh
hormon.
Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa
fertilitas, sampai ke klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh estrogen
dan progesteron yang diproduksi oleh ovarium dan juga hormon hipofise, telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke 8
haid, payudara jadi lebih besar dan beberapa hari sebelum
pembesaran maksimal. Kadang kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.
Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga
pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu,
pemeriksaan foto mamografi tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu
haid mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan,
payudara menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus berproliferasi, dan
tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus
ke puting susu.
IV
Bila wanita, jadi dewasa, tapi payudara tidak berkembang mungkin sebabnya agenesis
ovarium tapi ada juga yang terlambat akil balik.
Ada pula yang akil balik terlalu cepat, semua tanda-tanda kelamin sekunder timbul
kemungkinan terdapat tumor ovarium, kebanyakan idiopatik.
Ginekomastia pada pria, suatu hipertrofi payudara sebelah ada dua-duanya. Etiologi tak
di ketahui, tapi ada yang disebabkan oleh kelainan hormon, kelainan pada testis yang
biasanya bilateral.
Infeksi pada payudara
Mastitis akut biasanya pada wanita menyusui, tapi kadang-kadang bisa pada wanita yang
tidak menyusui. Sebabnya ialah tertahannya air susu dan masuknya kuman-kuman kulit
melalui papilla mamma yang biasanya yang laserasi. Bila tidak diobati akan menjadi
abses dan perlu diinsisi. Terapi mastitis adalah antibiotika biasanya eritromisin atau
antibiotika lain terhadap bakteri coccus. Bila perlu penghentian laktasi atau di hindarkan
menyusui secara sementara dan air susu diisap dan di buang.
Mastitis tbc: pada waktu yang lalu luar negeri sekali-kali ditemukan penyakit ini. Di
Indonesia pernah ditemukan, walaupun jarang.
Galaktokel: suatu kantong berisi air susu yang tertinggal lama kelamaan laktokel tersebut
menjadi terinfeksi.
Tumor mamma.
Tumor mamma ada yang ganas dan ada yang jinak, dimana termasuk kelainankelainan pembentukan kelenjar mamma dan akibat-akibat peradangan dan laktasi.
Insidensi tumor ganas mamma di berbagai-bagai negara berbeda, di Amerika
Serikat merupakan dari jumlah kanker pada wanita. Di RSHS merupakan 20% dari
tumor ganas pada wanita, ini merupakan frekuensi terbanyak kedua setelah setelah
tumor ganas serviks uteri. Di Belanda, insidensinya 26 kasus tumor ganas mamma per
100.000 penduduk, sedang Jepang 5 per 100.000 penduduk.
Tumor ganas mamma pada pria terdapat satu di antara 100 tumor ganas mamma
pada wanita.
Usia penderita tumor ganas mamma diatas 25 tahun sampai 65 tahun, terbanyak 4045 tahun untuk Jepang dan negara-negara yang rendah insidensinya, sedang yang
insidensinya tinggi meningkat, makin tua usia maka > age adjusted incidency.
Tumor Jinak
Fibrous dysplasia adalah suatu proliferasi stroma kelenjar mamma yang merupakan
tonjolan tidak berkapsul, batasnya tidak tegas
Mastitis kronika sistika, yang tidak selalu cystic dan bukan suatu peradangan
sehingga nama ini sebenarnya tidak tepat. Istilah ini merupakan kumpulan penyakitpenyakit tumor jinak pada mamma. Sinonimnya, fibrocystic, diease, fibroadenosis,
mastopathy, nodular hyperplasia, cyclomastopathy, adenofibromatosis, cystiphorous
epithelial hyperplasia, adenocystic disease dan mammary dysplasia. Fibrous dysplasia
yang dipergunakan oleh bagian patologi FKUP sebenarnya masuk dalam rombongan
tersebut.
Kista retensi : suatu kista yang berisi air susu yang kadang-kadang terinfeksi.
Sclerosing adenosis suatu fibrosis dalam kelenjar mamma yang keras dimana
gambaran hispatologisnya bisa dikelirukan menjadi karsinoma.
Fibroadenoma suatu tumor yang terbatas tegas, tidak berkapsul, tapi tampaknya seperti
berkapsul mikroskopik terdiri dari dua komponen, yaitu komponen stroma jaringan
lunak yang berproliferasi dan komponen acini dari duktus yang berkembang secara
atipik.
Tumor Ganas
Malignant phylloides tumor ,cepat membesar dan mendesak jaringan sekitarnya, serta
menginfiltrasi ke kelenjar getah bening.
Karsinoma.
FIBROADENOMA MAMMAE
DEFINISI
fibroadenoma merupakan multipel. Pada wanita berkulit gelap, fibroadenoma lebih sering
terjadi di usia lebih muda dibandingkan wanita berkulit putih.(4,6)
Fibroadenoma merupakan hasil biopsi yang paling sering ditemukan di Jamaica,
yaitu sekitar 39,4% dari seluruh biopsi yang dilakukan, yang diikuti oleh penyakit
fibrokistik, sekitar 19, 3 %.
ETIOLOGI
Penyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor
yang dikaitkan dengan penyakit ini, antara lain peningkatan mutlak aktivitas estrogen,
yang diperkirakan berperan dalam pembentukannya. Selain itu, diperkirakan terdapat
prekursor embrional yang dormant di kelenjar mammaria yang dapat memicu
pembentukan fibroadenoma yang akan berkembang mengikuti aktivitas ovarium.
KLASIFIKASI
Secara sederhana fibroadenoma dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam:
1
Common Fibroadenoma
Common fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan simpel
fibroadenoma.33 Sering ditemukan padawanita kelompok umur muda antara 21-25 tahun.
Ketika fibroadenoma dapat dirasakan sebagai benjolan, benjolan itu biasanya berbentuk
oval atau bulat, halus, tegas, dan bergerak sangat bebas. Sekitar 80% dari seluruh kasus
fibroadenoma yang terjadi adalah fibroadenoma tunggal.
Giant Fibroadenoma
Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran dengan
diameter lebih dari 5 cm.Secara keseluruhan insiden giant fibroadenoma sekitar 4% dari
seluruh kasus fibroadenoma. Giant fibroadenoma biasanya ditemui pada wanita hamil
dan menyusui. Giant fibroadenoma ditandai dengan ukuran yang besar dan pembesaran
massa enkapsulasi payudara yang cepat. Giant fibroadenoma dapat merusak bentuk
payudara dan menyebabkan tidak simetris karena ukuran nya yang besar, sehingga perlu
dilakukan pemotongan dan pengangkatan terhadap tumor ini.
Juvenile Fibroadenoma
Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada remaja perempuan, dengan insiden 0,5-2%
dari seluruh kasus fibroadenoma. Sekitar 10-25% pasien dengan juvenile fibroadenoma
memiliki lesi yang multiple atau bilateral. Tumor jenis ini lebih banyak ditemukan pada
orang Afrika dan India Barat dibandingkan pada orang Kaukasia. Fibroadenoma mammae
juga dapat dibedakan secara histologi antara lain:
a.Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa
lapis.
b.Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar
berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat
menopause terjadi regresi.
Fibroadenoma
postmenopause
dan
jarang
dapat
ditemukan
terbentuk
pada
wanita
gambaran
yang
kalsifikasi
telah
mengalami
kasar.
Sebaliknya,
fibroadenoma dapat berkembang dengan cepat selama proses kehamilan, pada terapi
pergantian hormon, dan pada orang orang yang mengalami penurunan kekebalan
imunitas, bahkan pada beberapa kasus, dapat menyebabkan keganasan. Pada pasien
pasien yang mengalami penurunan kekebalan tubuh, perkembangan fibroadenoma
berkaitan dengan infeksi virus Epstein-Barr.
Fibroadenoma terbagi atas Juvelline Fibroadenoma, yang terjadi pada wanita
remaja dan Myxoid Fibroadenoma yang terjadi pada pasien dengan Carney complex.
Carney complex merupakan suatu sindrom neoplasma autosomal dominan yang terdiri
atas lesi pada kulit dan mukosa, myxomas dan kelainan endokrin.
DIAGNOSIS
1. DIAGNOSIS KLINIK
GEJALA KLINIK
Fibroadenoma pada sebagian besar penderita tidak menunjukkan gejala dan
terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan fisik. Pertumbuhan fibroadenoma relatif lambat
dan hanya menunjukkan sedikit perubahan ukuran dan tekstur dalam beberapa bulan.
Fibroadenoma memiliki gejala berupa benjolan dengan permukaan yang licin dan merah.
Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan.
PEMERIKSAAN FISIK.
proliferasi ekstensif stroma sehingga pada potongan melintang rongga tersebut tampak
sebagi celah atau struktur ireguler mirip bintang (fibroadenoma intrakanalikularis).
PEMERIKSAAN RADIOLOGIK
MAMMOGRAFI
Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma digambarkan sebagai massa
berbentuk bulat atau oval dengan batas yang halus dan berukuran sekitas 4 100 mm.
Fibrodenoma biasanya memiliki densitas yang sama dengan jaringan kelenjar sekitarnya,
tetapi, pada fibroadenoma yang besar, dapat menunjukkan densitas yang lebih tinggi.
Kadang-kadang, tumor terdiri atas gambaran kalisifikasi yang kasar, yang diduga sebagai
infraksi atau involusi. Gambaran kalsifikasi pada fibroadenoma biasanya di tepi atau di
tengah berbentuk bulat, oval atau berlobus lobus. Pada wanita postmenopause,
komponen fibroglandular dari fibroadenoma akan berkurang dan hanya meninggalkan
gambaran kalsifikasi dengan sedikit atau tanpa komponen jaringan ikat.
Peranan mammografi menjadi berkurang pada payudara yang mempunyai
jaringan fibroglandular padat dimana keadaan ini sering terdapat pada wanita muda
dibawah 30 tahun. Oleh karena itu, diagnosis fibroadenoma pada wanita muda agak
terbatas.
Indikasi pemeriksaan mammografi:
1.
2.
3.
4.
5.
ULTRASONOGRAPHY (USG)
Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas, berbentuk
bulat, oval atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar dibandingkan dengan diameter
anteroposteriornya. Internal echogenicnya homogen dan ditemukan gambaran dari
isoechoic sampai hypoechoic. Gambaran echogenic kapsul yang tipis, merupakan
gambaran khas dari fibroadenoma dan mengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma
tidak memiliki kapsul, gambaran kapsul yang terlihat pada pemeriksaan USG merupakan
pseudocapsule yang disebabkan oleh penekanan dari jaringan di sekitarnya.
Dari alat
tersebut dapat diperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut
dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Di bawah mikroskop
tumor tersebut tampak seperti berikut :
1. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan
berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus.
2. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular
(perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler)
3. Saluran tersebut dibatasi sel-selyang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek
Uniform
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari fibroadenoma, antara lain :
1
Cystosarcoma Phyllodes. Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan diperkirakan berasal
dari stroma intralobulus. Tumor ini berdiameter kecil, sekitar 3 4 cm, tetapi sebagian
besar terus tumbuh dan membesar sehingga menyebabkan payudara membesar. Tumor ini
terdapat pada semua usia, namun kebanyakan ditemukan pada usia 45 tahun. Gambaran
radiologis (mammografi) dari tumor ini berupa massa berbentuk bulat dan berbatas tegas.
Kista Payudara. Kista payudara dapat berasal dari adenosis, ketika lamina duktus dan
acini mengalami dilatasi dan dibatasi oleh jaringan epitel. Gambaran mamografinya
berupa massa bulat atau oval yang berbatas tegas. Tepi kista ini dapat berbatasan dengan
jaringan fibroglandular, baik sebagian maupun seluruhnya.
Gambar 12. Gambaran Mamografi Kista Payudara. Tampak massa bulat atau oval
dengan densitas yang lebih terang dibandingkan dengan parenkim payudara.
Gambaran USG pada kista adalah lesi dengan bentuk bulat atau oval, mempunyai
batas tegas dan teratur, an-echoic dan adanya penyangatan akustik posterior.
Gambar 13. Gambaran USG Kista Payudara. Tumor ini akan tampak sebagai suatu
lesi an-echoic dengan batas teratur serta tampak penyangatan akustik posterior.
3
Papilloma. Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di
bawah areola mamma. Papilloma memberikan gejala berupa sekresi cairan serous atau
berdarah, adanya tumor subareola kecil dengan diameter beberapa milimeter atau retraksi
puting payudara (jarang ditemukan). Biasanya, ukuran lesi papilloma sangat kecil, hanya
beberapa milimeter, sehingga pada mamografi, terlihat gambaran sedikit pengembungan
atau normal dari duktus retro-areolar.
Gambar 15. Gambaran USG Papiloma. Tampak lesi iso-echoic dengan pelebaran
duktus laktiferus.
PENATALAKSANAAN.
Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk fibroadenoma.
Operasi dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk memelihara fungsi payudara dan
untuk menghindari bekas luka. Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan ukuran
dan lokasi dari lesi di payudara. terdapat 3 tipe insisi yang biasa digunakan, yaitu:
1 Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.
2 Circumareolar Incision
3 Curve/Semicircular Incision
Tipe insisi yang paling sering digunakan adalah tipe radial. Tipe
circumareolar, hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi hanya
memberikan pembukaan yang terbatas. Tipe ini digunakan hanya untuk
fibroadenoma yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar 2 cm di sekitar batas
areola. Semicircular incision biasanya digunakan untuk mengangkat tumor yang
besar dan berada di daerah lateral payudara.
Terdapat empat indikasi dilakukan terapi eksisi pada fibroadenoma:
1.
2.
3.
Lokasi di periareolar
4.
Permintaan pasien.
PENCEGAHAN
Menggunakan atau mengkonsumsi zat dan bahan yang dapat menurunkan kejadian
FAM antara lain dengan mengkonsumsi buah dan sayuran. Penggunaan alat
Pemeriksaan SADARI.
Pemeriksaan terhadap payudara sendiri dilakukan setiap bulan secara teratur.
3. Kedua tangan diletakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan
bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri
payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di
sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke
puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit.
Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan
dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan
ketiak
5.Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting
susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6.Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri
ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan.
Dengan posisi seperti ini,payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan.
Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah
bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jarijari tangan kiri.
7. Pemeriksaan no.5.dan 6. akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam
keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin. SADARI secara
visual dapat dilihat pada gambar berikut
PROGNOSIS.
Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun penderita mempunyai resiko yang
tinggi untuk menderita kanker payudara. bagian yang tidak diangkat harus diperiksa
secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA
1
Sjamsuhidajat, R., De Jong Wim. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2005. Hal. 388 393.
Desen Wan. Dalam : Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi 2. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta. 2008. Hal. 366 369.
Malangoni MA, Gagliardi RJ. 2004. Hernias. Dalam : Sabiston Textbook of Surgery, 17th
Kumpulan kuliah ilmu bedah. 2010. Staf Pengajar Bagian Ilmu Bedah Fakultas