Anda di halaman 1dari 2

Piri Ibn Hadji Mehmed adalah seorang ahli geografi Ottoman yang lahir antara 1465-1470 dan

meninggal pada 1554-1555. Ia adalah putra dari H. Muhiddin Piri Ahmed yang merupakan saudara
dari Laksamana Kemal Reis. Piri dikenal sebagai pembuat peta dan grafik yang dikumpulkan dalam
Kitab Bahrie yang merupakan sebuah buku yang berisi informasi rinci tentang navigasi serta sangat
akurat untuk grafik waktu menggambarkan kota-kota pelabuhan penting dan Laut Mediterania.
Selain sebagai pembuat peta dan grafik, ia dikenal sebagai kartografer.
Sejak kecil, Piri sudah mengenal dunia pernavigasian. Pada tahun 1481, ia mengikuti jejak
pamannya menjadi seorang pelaut. Ketika peperangan melanda Ottoman, ia ikut ambil bagian
bersama pamannya. Pertempuran yang pernah ia ikuti adalah Pertempuran Lepanto (pertama dan
kedua) dan pertempuran melawan Venezia. Pada 1511, ia kembali ke Gallipoli akibat kapal
pamannya tenggelam ditelan badai. Setibanya di Gallipoli, ketertarikan akan navigasi mulai tumbuh
dari dalam dirinya.
Pada 1516, Piri kembali ke laut. Ia ikut ambil bagian dalam kampanye anti Mesir dan
pengepungan Rhodes 1522. Kemenangannya kemudian mengantarkan Piri menjadi Laksmana
armada Ottoman pada 1547 yang mengurus daerah Ottoman di Samudra Hindia dan Mesir. Selama
menjadi Reis, atau laksamana ottoman, ia pernah melakukan berbagai penaklukan antara lain
penaklukan kembali Aden dan Oman dari Portugis. Selain itu, ia pernah menaklukan Pulau Kish
yang pada saat itu menjadi salah satu pulau penting dan vital di kawasan asia barat. Oleh sebab itu,
ia menjadi buruan besar Portugis. Piri akhirnya tertangkap oleh Portugis di Pulau Hormuz ketika ia
menduduki Qatar dan Bahrain. Ketika usianya menginjak 90 tahun, Piri kembali ke Mesir. Namun,
petaka menimpa dirinya. Ia melakukan penolakan terhadap kepemimpinan Gubernur Ottoman
Basra, Kubad Pasha yang mengakibatkan ia ditangkap dan dipenggal di hadapan publik pada
11545-1555.
Dalam sela-sela kesibukannya berlayar, Piri menyempatkan menulis kisah perjalanannya yang
kemudian menjadi panduan penting bagi dunia navigasi dan memperkaya ilmu geografi. Karya Piri
tersebut berupa peta pertama piri dibuat pada 1513. Peta ini menunjukkan laut Atlantik dan pantai
Eropa. Peta pertama ini diberi nama I Bahriye. Pada 1528, di sela-sela kesibukannya menjadi
laksamana ottoman, Piri kembali menuliskan kisah perjalanannya. Ia membuat peta dunia kedua
yang mana peta ini mampu menunjukkan kawasan Greenland Selatan hingga ke Venezuela. Peta
kedua ini melengkapi isi buku I-Bahriye yang ia tulis sebelumnya.
Prinsip hidup Piri adalah ...... Hal itu tampak ketika ia menyusun buku I Bahriye yang sangat
penting bagi dunia pernavigasian dan geografi dunia. Meskipun ia tidak pernah menjelajah Atlantik
dan benua Amerika, ia berhasil menyusun peta dunia yang menggambarkan dunia modern pada
zamannya. Piri hanya berbekal pada peta yang sudah ada sebelumnya, seperti Peta Columbus, Peta
Alexander Agung, dan Mappa Mundi. Ia mempelajari peta tersebut secara cermat hingga akhirnya

ia mampu menyusun I Bahriye. Isi I Bahriye tidak hanya peta dunia saja, tetapi juga berisi informasi
terperinci mengenai pelabuhan-pelabuhan utama, teluk, tanjung, semenanjung, pulau, selat , teknikteknik navigasi dan budaya masyarakat lokal dunia. Oleh sebab itu, I-Bahriye menjadi buku yang
sangat penting bagi dunia pernavigasian dan geografi dunia.
Peta Piri sempat menghilang selama ratusan tahun. Namun, pada 1929, peta tersebut ditemukan
dalam sebuah ekspedisi Istana Topkapi Konstantinopel. Peta tersebut ditandatangani Piri tanggal 9
Maret-7 April 1513 (Muharam 919 H). Awalnya ilmuwan sangat kebingungan dalam membaca peta
tersebut karena penggunaan gambar aerial dengan akurasi tidak lazim. Namun, kebingungan
tersebut menjadi kekaguman setelah salah satu ilmuwan berhasil menemukan jawaban atas
ketidaklaziman peta tersebut. Berbagai ilmuwan memuji kehebatan Piri Reis yang dapat memetakan
suatu tempat yang baru ditemukan oleh penjelajah bangsa Barat. Oleh sebab itu, ilmuwan menyebut
Piri sebagai seorang Kartografer yang handal.
Penemuan Piri dapat membantu kita, sebagai manusia modern, dalam mengembangkan dan
menemukan solusi atas permasalahan geografi yang ada. Dengan menggunakan Peta Piri, kita dapat
membandingkan kondisi bumi kita pada saat ini dengan kondisi bumi pada zaman dahulu. Kita
dapat melihat berbagai perubahan yang terjadi sehingga kita dapat menemukan akar permasalahan
dan solusinya. Selain itu, kita dapat mengembangkan ilmu yang dibagikan Piri dalam bukunya.
Ilmu pernavigasian dan budaya, yang tercantum dalam buku I Bahriye, dapat kita kembangkan
menjadi ilmu yang semakin lengkap dan bermanfaat. Dengan begitu, semakin banyak
perbendaharaan solusi yang dapat ditemukan.**
Sumber : http://pirireis.dicle.edu.tr/about_pirireis.html

Anda mungkin juga menyukai