Anda di halaman 1dari 19

Safia Farah Kharisma

240210140104
IV.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Isolasi Bakteri, Kapang, dan Khamir


Isolasi

bakteri

merupakan

suatu

cara

untuk

memisahkan

atau

memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur


murni atau biakan murni (Lim, 1990). Salah satu teknik dasar dalam analisis
mikrobiologi adalah teknik transfer aseptis (suatu metode atau teknik di dalam
memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain
secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur).
Teknik ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus
diketahui oleh seseorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi.
Pengambilan sampel harus dilakukan secara statistik agar tidak bias, jadi secara
acak (random sampling). Selain itu, digunakan teknik aseptis selama pengambilan
sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang digunakan harus steril.
Bahan makanan cair diambil dengan pipet steril, makanan padat menggunakan
pisau, garpu, sendok, atau penjepit yang steril (Afrianti, 2004).
Praktikum kali ini mempelajari sifat pertumbuhan mikroorganisme dari
masing-masing jenis. Caranya adalah dengan memisahkan mikroorganisme satu
dengan yang lainnya. Metode yang dipakai dalam praktikum ini hanyalah metode
tuang dan metode gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama,
yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga mikroorganisme
tersebut dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Metode tuang dilakukan
dengan cara mengambil sedikit sampel, sampel ini kemudian di sebar di dalam
suatu medium, sedangkan metode gores, yaitu menggoreskan ujung jarum ose
yang telah mengandung mikroorganisme dengan hati-hati diatas permukaan agar
secara zig-zag. Metode gores mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat
bahan dan waktu. Metode gores yang dilakukan dengan baik akan menyebabkan
terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum
sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaikbaiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang dan
cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan
pemisahan sel- sel yang digores.
4.1.1

Pengenceran

Sebelum

mikroorganisme

diisolasi,

praktikan

harus

melakukan

pengenceran pada sampel. Pengenceran dilakukan pada 10-1 ,10-2 ,10-3 , 10-4, dan
10-5. Semakin tinggi pengenceran, maka mikroorganisme yang terdapat dalam
pangan tersebut semakin rendah. Larutan pengencer yang digunakan dalam
praktikum ini adalah NaCl Fisiologis karena larutan ini dapat menjaga pH
lingkungan dan menjaga agar tetap steril. Selain itu, dalam pengenceran juga bisa
digunakan buffer fosfat. Sampel harus disuspensikan dalam larutan NaCl Fis
dengan perbandingan pengenceran 1:10, yakni 1 gram sampel dengan 9 ml larutan
aquades steril untuk sampel padat, sedangkan 1 ml sampel dengan 9 ml larutan
aquades steril untuk sampel cair. Pengenceran dilakukan agar pertumbuhan
mikroorganisme pada sampel tidak terlalu banyak sehingga dapat dilakukan
penghitungan.
Pertama-tama, diambil dahulu 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet ukur,
kemudian dipindahkan ke tabung 10-2 secara aseptis, kemudian dikocok dengan
membenturkan tabung ke telapak tangan sampai homogen (Pelczar dan Chan,
1986). Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran terakhir (10-5) dengan
cara yang sama. Hal yang perlu diingat bahwa pipet ukur yang digunakan harus
selalu diganti, artinya setiap tingkat pengenceran digunakan pipet ukur steril yang
berbeda atau baru. Prinsipnya bahwa pipet tidak perlu diganti jika memindahkan
cairan dari sumber yang sama. Penggunaan pipet ukur yang berbeda ini bertujuan
agar pengenceran tidak saling tercampur atau terkontaminasi satu sama lain.
4.1.2

Metode Gores dan Metode Tuang


Setelah dilakukan pengenceran, kemudian dilanjutkan dengan melakukan

metode gores, yaitu diambil sampel dari pengenceran 10 -1 dengan menggunakan


ose dan digoreskan di atas medium PCA. Metode gores yang dilakukan adalah
metode gores langsung. Kemudian pada sampel dengan pengenceran 10 -4 dan 10-5
dituangkan ke dalam cawan petri yang berbeda dengan menggunakan metode
tuang untuk NA dan PDA dengan memakai pipet ukur yang berbeda sebanyak 1
ml. Pengamatan dilakukan setelah semua sampel diinkubasi selama dua hari.
Sampel hanya disuspensi pada pengenceran 10-4

dan 10-5

karena apabila

dilakukan pensuspensian pada pengenceran rendah, maka mikroorganisme


menjadi sangat banyak dan sulit untuk dilakukan perhitungan. Sampel yang

digunakan dalam praktikum kali ini, yaitu air mineral, cendol, roti, tepung beras,
jahe bubuk, dan kunyit bubuk.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Isolasi Bakteri, Kapang, dan Khamir Metode
Gores
Kel
.

Sampel

Media

Metode

Keterangan

6B

Air
Mineral

PCA

Langsung

Jenis: bakteri
gram positif
Warna : ungu
Bentuk :
batang
Perbesaran :
100x

7B

Cendol

PCA

Langsung

Jenis: bakteri
gram negatif
Warna : merah
Bentuk :
batang
Perbesaran :

8B

Roti

PCA

Langsung

Jenis: bakteri
gram negatif
Warna : merah
Bentuk :
batang
Perbesaran :
100x

Gambar

9B

Kel
.

Tepung
Beras

PCA

Sampel

Media

Langsung

Jenis: bakteri
gram negatif
Warna : merah
Bentuk :
batang
Perbesaran :
100x

Metode

Keterangan

10B Jahe
Bubuk

PCA

Langsung

Jenis: bakteri
gram positif
Warna : ungu
Bentuk : bulat
Perbesaran :
100x

11B Kunyit
Bubuk

PCA

Langsung

Jenis: bakteri
gram negatif
Warna : merah
Bentuk :
batang
Perbesaran :
100x

Gambar

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)


Tabel 2. Hasil Pengamatan Isolasi Bakteri, Kapang, dan Khamir Metode
Tuang
Pengencer
Sam
Kel.
Bahan
SPC
Gambar
Keterangan
an
pel
-4
-5
10
10

6B

Air
Min
eral

NA

15

8 x
104

NA 10-4

NA 10-5

Jenis:
bakteri
Bentuk:
bulat
berkoloni
Warna:
putih

Kel
.

Sam
pel

Baha
n

Pengencer
an
10-4
10

SPC

Gambar

Keterangan

-5

6B

Air
Mine
ral

PDA

48

6 x 104

Jenis:
kapang
Bentuk:
bulat
Warna:
putih
PDA 10-4

PDA 10-5

7B

Cend
ol

NA

33

5 x 104

Jenis:
bakteri
Bentuk:
bulat
berkoloni
Warna:
putih
NA 10-4

NA 10-5

Kel
.

Sam
pel

Baha
n

Pengence
ran
10-4 10

SPC

Gambar

Keterang
an

-5

7B

Cend
ol

PDA

17

1,7 x 105

PDA 10-4

Jenis:
kapang
Bentuk:
bulat
Warna:
putih

PDA 10-5
8B

Roti

NA

Tidak dapat
dihitung karena
agar NA tidak
membeku
sehingga
koloni
mikroorganism
enya tidak
dapat diamati

NA 10-4

Kekurang
an agar
NA
sehingga
agar
tersebut
tidak
membeku

NA 10-5
PDA

12

19

12 X 10

PDA 10-4

Jenis:
bakteri
Bentuk:
bulat
berkoloni
Warna:
putih

PDA 10-5

Kel
.

Sam
pel

Bahan

Pengence
ran
10-4 10-

SPC

Gambar

Keterangan

9B

Tepu NA
ng
Beras

104

NA 10-4

Jenis:
bakteri
Bentuk:
bulat
berkoloni
Warna:
putih

NA 10-5
PDA

Tidak
terkontaminasi

PDA 10-4

PDA 10-5
10B Jahe
Bubu
k

NA

TB
UD

528

528
105

NA 10-4

NA 10-5

Jenis :
bakteri
Bentuk :
bulat
Warna :
putih

Kel.

Sam
pel

Bahan

Pengencer
an
10-4
10

SPC

Gambar

Keterangan

-5

10B

Jahe
Bub
uk

PDA

64

200

10,32
x 106

Jenis :
kapang
Bentuk :
bulat
Warna :
putih

PDA 10-4

PDA 10-5

11B

Kun
yit
Bub
uk

NA

183

145

816,1
5x
104

NA 10

Jenis :
bakteri
Bentuk :
bulat
Warna :
jingga (104
),
putih
kekuningan
(10-5)

NA 10-5

PDA

94

31

31 x
105

-4

PDA 10

PDA 10-5

Jenis :
kapang
Bentuk :
bulat
Warna :
putih

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)


4.1.2.1

Air Mineral
Setelah diinkubasi, pada sampel air mineral bisa dikatakan tidak steril

karena ditemukan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut, yaitu


bakteri pada media NA dan kapang pada media PDA. Bakteri yang biasa dijumpai
pada air mineral adalah bakteri koliform. Bakteri koliform termasuk bakteri gram
negatif dan salah satu contohnya adalah Escherichia coli. Berdasarkan proses
pembuatannya, pembuatan air minum kemasan dilakukan secara steril melalui
beberapa kali proses penyaringan yang akan membunuh berbagai mikroorganisme
kontaminan. Walaupun pada air minum kemasan ini tidak dilakukan proses
pemasakan, akan tetapi air minum kemasan ini aman untuk dikonsumsi sebab
telah melewati beberapa tahap pembersihan.
4.1.2.2

Cendol
Cendol merupakan jajanan tradisional. Cendol terbuat dari tepung beras.

Cendol banyak dijual di pasar dan biasanya diproduksi oleh pedagang itu sendiri
ataupun pedagang hanya mendistribusikan cendol yang dibuat oleh pemasok.
Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop, ditemukan bakteri berjenis
gram negatif. Bakteri tersebut diperkirakan adalah bakteri Escherichia coli.
Escherichia coli merupakan salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif.
Beberapa tipe dari Escherichia coli ini dapat menyebabkan keracunan makanan
yang serius pada manusia, yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan
bernama verotoksin. Penyebaran dapat melalui makanan atau minuman. Infeksi
paling mungkin terjadi

bila pengelola

makanan atau praktek-praktek

pembuangan sampah suboptimal.


Salah satu makanan yang dapat terkontaminasi oleh Escherichia coli
adalah makanan yang proses pengolahannya menggunakan air yang sudah
tercemar oleh bakteri ini. Cendol merupakan salah satu makanan yang dapat
tercemar. Hal ini dikarenakan proses pengolahan cendol menggunakan air untuk
proses pengemasan sebelum dijual kepada konsumen. Selain itu cendol juga
hanya mengalami proses perebusan sekali saja sebelum akhirnya dicampur dengan
air untuk dikemas dan dijual. SPC pada medium NA tidak dapat dihitung
(TBUD). Hal ini dikarenakan jumlah mikroorganisme pada medium NA dengan

pengenceran 10-4 lebih sedikit dibandingkan NA dengan pengenceran 10-5,


sedangkan pada medium PDA ditemukan kapang dengan bentuk bulat dan
berwarna putih.
4.1.2.3

Roti
Pengamatan pada kelompok delapan menggunakan sampel roti , pada

sampel roti koloni mikroorganisme pada media NA tidak bisa diamati karena
kondisi agar yang tidak membeku. Hal ini disebabkan NA yang dituangkan ke
dalam cawan petri tidak sebanding dengan bakteri yang akan ditumbuhkan,
sedangkan pada media PDA 10-4 ditemukan 12 koloni bakteri dan 19 di dalam
media PDA 10-5. Bakteri pada media PCA terlihat setelah perbesaran 100x,
didapatkan bakteri berbentuk batang dan berwarna merah sehingga dapat
dikatakan bahwa roti tersebut terkontaminasi karena seharusnya yang ada di
dalam roti adalah khamir, yaitu Saccharomyces cerevisiae. Sampel roti tawar ini
tidak bisa dikatakan baik untuk dikonsumsi karena terdapat bakteri di dalamnya.
4.1.2.4

Tepung Beras
Tepung beras terbuat dari butir beras yang digiling. Kandungan pati dalam

tepung beras sangat tinggi sekitar 76-96% (Herudiyanto, 2006). Bakteri yang
terdapat di tepung beras pada umumnya adalah bakteri amilolitik. Bakteri
amilolitik adalah bakteri yang mampu memecah pati menjadi gula sederhana,
terutama dalam bentuk glukosa.kebanyakan bakteri amilolitik tumbuh subur pada
bahan pangan yang banyak mengandung pati atau karbohidrat, misalnya pada
berbagai jenis tepung. Spesies dari bakteri amilolitik adalah Clostridium
butyricium dan Bacillus subtilis (Fardiaz, 1992). Berdasarkan data yang ada pada
tabel dapat disimpulkan bahwa tepung beras pada pewarnaan gram berbentuk
bulat, berwarna merah dan merupakan jenis bakteri gram negatif. Namun, jika
dilihat dari literatur, tidak ada bakteri amilolitik yang berbentuk bulat. Kesalahan
ini dapat terjadi ketika melakukan pewarnaan gram dan kemungkinan merupakan
bakteri kontaminan. Pada medium NA dengan pengenceran 10 -4 terdapat jumlah
koloni yang lebih sedikit dibandingkan NA dengan pengenceran 10-5. Hal ini tidak
sesuai dengan literatur. Seharusnya semakin tinggi tingkat pengenceran, maka
semakin sedikit mikroorganisme yang dapat tumbuh dikarenakan nutrisi yang ada
lebih sedikit. Kesalahan ini disebabkan pada saat pengenceran terjadi kontaminasi.

4.1.2.5

Jahe Bubuk
Tanaman jahe memiliki aktivitas antimikroba. Jenis mikroorganisme yang

dapat dihambat pertumbuhannya oleh jahe adalah Escherichia coli dan


Staphylococcus aureus. Oleh karena itu, agar memudahkan pengamatan mikroba
yang tumbuh pada jahe, maka jahe harus dipanaskan terlebih dahulu untuk
mematikan zat antimikroba tersebut. Berdasarkan tabel di atas, pada sampel jahe
banyak ditumbuhi oleh mikroorganisme terutama bakteri. Medium NA paling
banyak ditumbuhi bakteri. Hasil pengamatan di bawah mikroskop menunjukkan
bahwa bakteri tersebut berbentuk bulat dan berwarna ungu. Dugaan sementara
bakteri tersebut adalah Staphylococcus aureus.
4.1.2.6
Kunyit Bubuk
Kunyit mengandung lebih dari satu senyawa yang bersifat bakterisidal.
Salah satu senyawa tersebut adalah senyawa kurkumin yang merupakan senyawa
golongan fenol yang terdiri dari dua cincin fenol simetris dan dihubungkan
dengan satu rantai heptadiena. Senyawa fenol menghambat pertumbuhan mikroba
dengan cara merusak membran sel yang akan menyebabkan denaturasi protein sel
dan mengurangi tekanan permukaan sel (Hidayati, 2002). Sama halnya dengan
jahe, untuk mengamati pertumbuhan mikroba, maka kunyit harus dipanaskan
terlebih dahulu. Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa
medium NA yang paling banyak ditumbuhi oleh bakteri adalah medium NA tuang
10-4 dibandingkan dengan 10-5. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi tingkat
pengenceran, maka semakin sedikit mikroorganisme yang dapat tumbuh
dikarenakan nutrisi yang ada lebih sedikit, sedangkan pada medium PCA gores
ditemukan bakteri. Bakteri tersebut berbentuk batang dan berwarna merah.
4.2

Pemeliharaan Kultur Cair


Pemeliharaan

kultur

cair

ialah

metode

yang

digunakan

untuk

menumbuhkan suatu kultur mikrooranisme dalam suatu medium cair dengan suhu
dan waktu inkubasi tertentu tergantung pada jenis mikroorganisme. Pemeliharaan
kultur cair bertujuan untuk memisahkan pertumbuhan sel-sel mikroorganisme
yang satu dengan yang lainnya. Pemeliharaan kultur cair menggunakan medium
cair yang tidak mengandung agar, seperti nutrient broth, glucose broth, tryptone
broth, lactose broth. Semua proses dilakukan di dekat bunsen agar steril dan tidak
terkontaminasi oleh udara sekitar. Pada metode cair ini bisa juga bisa

menggunakan sampel dari koloni pada media padat, hanya saja sampel dari
koloni tersebut perlu diencerkan terlebih dahulu dalam air steril. Perlu
diperhatikan, dari proses setelah di inokulasi sampai akan diamati tabung reaksi
jangan dikocok. Hal ini bertujuan, untuk tidak mengganggu hasil pengamatan
nantinya.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Pemeliharaan Kultur Cair
Kel.

Sampel

9B

Tepung
Beras

Keterangan
-

Gambar LB

Koloni warna putih.


Cairan bening.
Pola pertumbuhannya
pelikel.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)


Praktikum kali ini menggunakan lactose broth sebagai media tumbuh dan
bakteri yang akan diamati adalah Streptococcus. Bakteri ini dapat tumbuh pada
medium lactose broth karena mampu mengubah laktosa menjadi asam laktat.
Pertumbuhannya pada medium lactose broth ditandai dengan adanya kekeruhan.
Streptococcus merupakan jenis bakteri anaerobic. Hal ini yang menyebabkan
bakteri tersebut dapat tumbuh di medium cair dikarenakan tidak ada O2 di dalam
medium cair. Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 9B, ditemukan berbentuk
pelikel berwarna putih.
4.3

Pemeliharaan Kultur Padat


Penyimpanan dan pemeliharaan kultur padat adalah dengan menumbuhkan

suatu kultur mikroorganisme dalam suatu media padat (menggunakan agar). Pada
praktikum pemeliharaan kultur padat yang dipakai hanya metode agar miring dan
agar tegak. Penggunaan kedua metode ini didasarkan karena alasan aerasi.
Kebutuhan oksigen berbeda-beda pada tiap mikroorganisme, ada mikroorganisme
yang membutuhkan banyak oksigen saat proses pertumbuhannya, ada juga yang
tidak. Agar miring untuk membiakkan mikroorganisme yang bersifat aerobik dan
anaerobik fakultatif, yaitu dapat menggunakan oksigen jika tersedia, sedangkan

agar tegak untuk membiakkan mikroorganisme yang bersifat aerobik jika


pertumbuhan mikroorganisme mendekati permukaan agar dan bersifat anaerob
jika pertumbuhan mikroorganisme berada di ujung penusukan. Media yang
digunakan, yaitu Nutrient Agar karena media ini tergolong dalam jenis media
umum.
Tabel 4. Hasil Pengamatan Pemeliharaan Kultur Agar Tegak
Kel Sampel
Keterangan
Gambar
.
9A Tepung
- Pola Papilat.
Beras
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Agar tegak adalah cara penyimpanan media dalam tabung reaksi secara
tegak. Media tegak ini digunakan untuk bakteri yang cenderung anaerob. Cara
agar tegak digunakan untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba dalam keadaan
kekurangan oksigen. Cara ini akan memperoleh biakan tusukan (stub culture ).
Pertumbuhan mikroorganisme pada agar tegak ditandai dengan bentuk
pertumbuhan, seperti filiform, ekinulat, beaded, efus, arboresen, dan rhizoid.
Medium Nutrient agar akan memadat pada suhu 43C. Oleh karena itu penuangan
medium NA pada tabung reaksi harus disegerakan, tetapi tidak boleh juga dalam
keadaan suhu diatas 50C karena akan menyebabkan kondensasi yang berlebihan.
Berdasarkan hasil pengamatan, mikroorganisme tumbuh dengan bentuk
pertumbuhan papilat ditandai dengan tumbuhnya mengikuti arah tusukan.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Pemeliharaan Kultur Agar Miring
Kel Sampe
Keterangan
Gambar
.
l
9A Tepung
- Pola Ekinulat.
Beras

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)


Agar miring adalah penyimpanan bakteri dalam keadaan miring. Teknik
inokulasi pada metode agar miring ada beberapa cara. Bila tujuan inokulasi untuk
mengamati pola tumbuh bakteri, maka ose digoreskan dengan lurus dari dasar

agar miring kemudian naik ke atas. Bila tujuan dari inokulasi adalah untuk
mendapatkan biakan dalam jumlah banyak, maka ose digoreskan secara zig zag
yang dimulai dari bagian dasar agar miring. Perbedaan hasil bentuk pertumbuhan
disebabkan dari teknik penggoresan zig zag ( streak ) yang kurang baik. Selain
itu, persepsi masing masing individu juga mempengaruhi penamaan hasil
pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan, mikroorganisme tumbuh dengan
bentuk pertumbuhan ekinulat ditandai dengan tumbuhnya mengikuti arah goresan.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan :

Metode isolasi mikroorganisme antara lain adalah isolasi tunggal,


isolasi gores (Streak Plate Method), isolasi tebar, dan isolasi tuang

Bahan pengencer yang digunakan adalah NaCl Fisiologis karena


larutan ini dapat menjaga pH lingkungan dan menjaga agar tetap steril.

Semakin tinggi tingkat pengenceran, maka semakin sedikit mikroorganisme


yang dapat tumbuh dikarenakan nutrisi yang ada lebih sedikit.

Mikroorganisme yang mungkin tumbuh pada bahan pangan adalah bakteri dan
kapang.

Jahe bubuk yang mempunyai pertumbuhan mikroorganisme paling banyak


menandakan yang paling terkontaminasi dari pada yang lain.

5.2

Saran

Sebaiknya pada saat praktikum perlu diperhatikan kembali kesterilan alat-alat

yang digunakan
Lebih teliti dalam melakukan sterilisasi alat agar sampel dan media tidak
terkontaminasi

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, L. H. 2004. Menghitung Mikroba pada Bahan Makanan. Available at :


http://www.pikiranrakyat.com (diakses pada 14 April 2015)
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Herudiyanto, Marleen. 2006. Bahan Ajar Pengantar Teknologi Pengolahan
Pangan. Jatinangor
Hidayati, E., Juli, N., Marwani, E., 2002. Isolasi Enterobacteriaceae Patogen dari
Makanan Berbumbu dan Tidak Berbumbu Kunyit, Serta Uji Pengaruh
Ekstrak Kunyit Terhadap Pertumbuhan Bakteri Yang Diisolasi.
Departemen Biologi, FPMIPA ITB. Bandung
Lim, D. 1998. Microbiology, 2nd Edition. McGrow-hill book. New York
Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S.2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Universitas
Indonesia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai