Anda di halaman 1dari 9

Makalah Manusia dan Penderitaan

Home, Ilmu Budaya Dasar, Makalah, Tugas November 9, 2014 Leave a comment
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnya maka kita telah menyelesaikan sebuah karya tulis ini tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Manusia dan Cinta
Kasih. Dalam pembahasannya, makalah ini membahasa tentang pengertian cinta kasih, cinta
menurut ajaran agama, kasih sayang, kemesraan, pemujaan, belas kasihan, dan cinta kasih
erotis
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa hormat dan terima kasih.
DAFTAR ISI
Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I Pendahuluan 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Masalah 4
BAB II Pembahasan 5
2.1 Penderitaan 5
2.2 Siksaan 6
2.3 Kekalutan Mental 6
2.4 Penderitaan dan Perjuangan 7
2.5 Penderitaan, media masa dan seniman 7
2.6 Penderitaan dan sebab-sebabnya 8
2.7 Pengaruh Penderitaan 8

BAB III Penutup 9


Daftar Pustaka 11
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam kehidupannya, selain manusia memiliki perasaan cinta kasih, merasa mencintai dan
dicintai juga mengalami keindahan, disamping itu manusia juga mengalami penderitaan.
Sedangkan arti penderitaan dari bahasa sansekerta derita yang artinya menahan atau
menanggung. Penderitaan atau derita atau rasa takut ada yang berat dan ada yang ringan.
Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit
keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia
hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan
sesuai kepercayaan yang ia anut.
Manusia seringkali tergelincir akibat keterlenaan dan berlebihan serta melampaui batatas dan
berujung pada penderitaan. Sementara ada pula yang menghadapi cobaan yang menyusahkan
namun tidak kuat menjalani cobaan. Orang tersebut menjadi frustasi dan meluapkan emosi
tanpa kontrol. Sikap seperti itu malah semakin menambah penderitaan. Adapula ketika
merasa kesabaran sudah dibatas perjuangan berhenti melakukan perjuangan padahal
keinginan yang diharapkan selangkah lagi tercapai sehingga tetap pada pendedritaan dan
menyesal ketika harapan yang dicitakan berlalu begitusaja dihadapanya.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan contoh penderitaan?


2. Apa pengertian siksaan?
3. Bagaimana dalam siksaan dapat terwujud phobia?
4. Apa saja penyebab orang merasa ketakutan?
5. Apa pengertian kekalutan mental?
6. Bagaimaan gejala-gejala seseorang yang mengalami kekalutan mental?
7. Apa hubungan antara penderitaan dengan perjuangan?
8. Bagaimana hubungan antara penderitaan, media massa, dan seniman?
9. Apa saja sebab-sebab penderitaan?
10. Bagaimana pengaruh yang akan terjadi pada seseorang jika mengalami penderitaan?

Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari karya ilmiah ini sebagai berikut:


1. Mahasiswa dapat memahami pengertian penderitaan yang ada dalam kehidupan
mansuia.
2. Mahasiswa dapat memahami pengaruh penderitaan yang ada dalam kehidupan
manusia.
3. Dan mahasiswa dapat memahami dan menghayati sebab penderitaan yang ada dalam
kehidupan manusia.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dara artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin.
Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat,
ada yang berat, ada yang ringan.
Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan
berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam
menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang
manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai
terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga
menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan
oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah
bagian dari kehidupan.
2.2 Siksaan
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan
rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap
seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi,
atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut
sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk
mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau
sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu
pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk memaksakan
pindah agama atau cuci otak politik.
Siksaan yang sifatnya psikis yakni:

Kebimbangan: hal ini akan dialami oleh seseorang apabila ia tidak dapat menetukan
pilihan mana yang akan diambil. Lamanya kebimbangan ini dapat teratasi tergantung
dari kekuatan berpikir seseorang.

Kesepian: hal ini dapat dialami seseorang yakni rasa sepi dalam dirinya sendiri atau
jiwanya walaupun ia berada di lingkungan orang ramai.

Ketakutan: merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami


siksaan batin. Apa bila ketakutan yang dialami oleh seseorang tersebut tidak pada
tempatnya, maka hal ini disebut phobia.

Phobia kebanyakan dimulai dengan usatu shock emosional atau suatu tekanan pad waktu
tertentu, misalnya: pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang
sserius. Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa suatu phobia adalah suatu gejala
dari suatu problema psikoloigs yang dalam. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku
suatu phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya.
Hal-hal yang dapat menyebabkan seseorang menjadi ketakutan yakni:

Claustrophobia dan Agoraphobia: claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan


tertutup sedangkan agoraphobia adalah rasa takut berada di tempat terbuka.

Gamang: merupakan ketakutan apabila seseorang berada di tempat tinggi.

Kegelapan: takut bila berada di tempat gelap.

Kesakitan: ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.

Kegagalan: ketakutan dari seseorang yang disebabkan karena merasa bahwa apa yang
akan dijalankan mengalami kegagalan.

2.3 Kekalutan Mental


Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih
sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang
menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara
kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai
berikut :
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah.
3. Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia
menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi
diri dan bunuh diri.
4. Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social

5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang
bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
6. Terjadinya konflik sosial budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara
dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Tahap tahap gangguan jiwa :
1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani
maupun rohaninya.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga
cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila
menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak
menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau
memecahkan persoalan.
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan
mengalami gangguan.
4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah
penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan
dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan
masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang
terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal
dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
6. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa,
misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik,
sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak
akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat
menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun
hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang
bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan
diri lagi.
3. Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap
kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.
Proses proses kekalutan mental:

Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk
mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar
maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta
yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.

Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa
yang dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari
bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat
lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha manusia
untuk keluar dari penderitaan.

2.4 Penderitaan dan Perjuangan


Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan
adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat
manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup
ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup
tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan.
Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya
ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang
yang menentukan hasilnya.
2.5 Penderitaan, Media Massa dan Seniman
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV,
pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh
penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat
sesuatu.
Media massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa
penderitaan manusia secara cepat kepada asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat
segera menilai untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang
simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui
karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya
tersebut.
2.6 Penderitaan dan Sebab-sebabnya
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi
menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

Nasip buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi
dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan
takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya
Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena

penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise
merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.

Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki
hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering
kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan
tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada
tuhannya.

Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah
cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa
menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan
kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.

Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan.
Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali
mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena
bencana juga sulit di sembuhkan.

2.7 Pengaruh Penderitaan


a. Pengaruh Negatif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin memperoleh pengaruh bermacam- macam sikap
dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap negative, misalnya penyesalan karena
tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri.
b. Pengaruh Positif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin juga akan memperoleh sikap positif dalam
dirinya. Sikap positif adalah sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan
hanya rangkaian penderitaan, melaikan juga perjuangan membebaskan diri dari penderitaan.
Penderitaan juga bisa menjadi introspeksi diri bagi diri kita agar bisa mengoreksi semua
kesalahan yang ada dalam diri kita agar kehidupan kita jauh lebih baik.
BAB III PENUTUP
Dalam kehidupannya, selain manusia memiliki perasaan cinta kasih, merasa mencintai dan
dicintai juga mengalami keindahan, disamping itu manusia juga mengalami penderitaan.
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dara artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin.
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan
rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban.
Siksaan yang sifatnya psikis yakni:

Kebimbangan: hal ini akan dialami oleh seseorang apabila ia tidak dapat menetukan
pilihan mana yang akan diambil. Lamanya kebimbangan ini dapat teratasi tergantung
dari kekuatan berpikir seseorang.

Kesepian: hal ini dapat dialami seseorang yakni rasa sepi dalam dirinya sendiri atau
jiwanya walaupun ia berada di lingkungan orang ramai.

Ketakutan: merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami


siksaan batin. Apa bila ketakutan yang dialami oleh seseorang tersebut tidak pada
tempatnya, maka hal ini disebut phobia.

Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah
laku secara kurang wajar. Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat
ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia
hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga
menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai
rangkaian penderitaan.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV,
pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh
penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat
sesuatu.
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi
menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

Nasip buruk penderitaan ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi
dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan
takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya
Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena
penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise
merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.

Kehilangan orang tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki
hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering
kita jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan
tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada
tuhannya.

Kemiskinan , banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah
cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa
menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan
kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.

Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan.
Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali
mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena
bencana juga sulit di sembuhkan.

Pengaruh Penderitaan

1. Pengaruh Negatif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin memperoleh pengaruh bermacammacam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap negative, misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri.
2. Pengaruh Positif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin juga akan memperoleh sikap positif
dalam dirinya. Sikap positif adalah sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan hanya rangkaian penderitaan, melaikan juga perjuangan membebaskan
diri dari penderitaan. Penderitaan juga bisa menjadi introspeksi diri bagi diri kita agar
bisa mengoreksi semua kesalahan yang ada dalam diri kita agar kehidupan kita jauh
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H., 2011. Ilmu Sosial Dasar Umum. Bandung: Citra Aditya
Bakti
Widyo nugroho dan achmad muchji. 1994. Seri diktat kuliah Ilmu Budaya Dasar. Jakarta:
Gunadarma.

Anda mungkin juga menyukai