Anda di halaman 1dari 4

No.

Dokumen :

SPO Pengkajian Neri


No. Revisi :

Halaman : 1

RSUD
DOMPU
STANDAR
PROSEDU
R
OPERASIO
NAL
Pengertian

Tujuan

Kebijakan
Prosedur

Tanggal Terbit:

Diterbitkan
Direktur

Dr. Dias Indarko MPPM


Nip : 196508091996031003
-Pengkajian Nyeri adalah suatu tindakan melakuak penilaian rasa
nyeri/nyeri pada pasien RS, yang terdiri atas asesmen nyeri awal
dan asesmen nyeri ulang.
-Asesmen nyeri awal adalah suatu tindakan melakukan penilaian
rasa sakit/nyeri pada pasien saat pasien dilayani pertama kali di
UGD ataupun rawat jalan
-Asesmen nyeri ulang adalah suatu tindakan melakukan penilaian
ulang rasa sakit/nyeri pada pasien dengan keluhan nyeri baik
rawat jalan, UGD, rawat inap khusus sampai pasien terbebas dari
rasa nyeri.
1. Semua pasien di Rumah Sakit dilakukan Asesmen Nyeri
2. Semua pasien nyeri dilakukan pengelolaan nyeri sesuai
panduan menajemen nyeri.
1. Dokter/Perawat melakukan asesmen awal terhadap nyeri
pada semua pasien yang berada di Rumah Sakit.
2. Penilaian rasa sakit dilakuan dengan menggunakan
pengkajian yang sesuai dengan masing-masing pasien:
a. Wong baker Faces Pain Scale untuk pasien dewasa dan anak
> 3 tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas
nyerinya dengan angka.

b. Numeric Reting Scale (NRS)


NRS untuk pasien dewasa dan anak > 3 tahun. Dengan skala
0-10, pasien diminta mengekspresikan rasa nyerinya.
0 = tidak ada nyeri
1 3 = nyeri ringan (secara objektif pasien dapat

c.

3.
4.

5.

6.
7.

8.

berkomunikasi dengan baik.


4 6 = nyeri sedang (secara objektif menyeringai,
dapat menunjukan lokasi nyeri atau mendeskrpsikan ,
dapat mengikuti perintah dengan baik)
7 9 = nyeri berat (secara objektif pasien terkadang
tidak mengikuti perintah tapi masih merespon
terhadap tindakan dan menunjukan nyeri, tidak dapat
mendiskrpsikan dan tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas, distraksi)
10 = nyeri yang sangat (pasien sudah tidak dapat
mendiskripsikanlokasi
nyeri,
tidak
dapat
berkomunikasi, memukul)
Confort Scale
Untuk menilai derajat sedasi pada anak dan dewasa dengan
terapi sedasi, yang dirawat diruang rawat intensif/kamar
operasi/ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai
menggunakan NRS atau Wong Baker FACES Pain Scale.
Dokter/Perawat melakukan tindakan sesuai dengan drajat
nyeri yang diderita pasien
Asesmen ulang nyeri dapat dilakukan: Setiap shift, mengikuti
pengukuran pada tanda vital, satu jam setelah tatalaksana
nyeri, atau sesuai jenis dan onset obat, setelah pasien
menjalani prosedur yang menyakitkan, sebelum transfer
pasien dab sebelum pasien pulang dari rumah sakit.
Untuk pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung),
lakukan asesmen ulang setiap 5 menit setelah pemberian
nitrat atau pemberian obat intra vena
Pada nyeri akut/kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30 menit
1 jam setelah pemberian obat nyeri
Hasis asesmen nyeri didokumentasikan dalam rekam medis
pada form catatan terintegrasi, monitoring terpadu dan
indicator mutu klinik.
Hasisl asesmen nyeri diinformasikan kepada pasien/keluarga
dan didokumentasikan dalam rekam medis.

1. UGD
2. Ruangan Perawatan/Bangsal
3. POLI

No. Dokumen :

SPO Manajemen Nyeri


No. Revisi :

Halaman : 1/2

RSUD
DOMPU
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIO
NAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Tanggal Terbit:

Diterbitkan
Direktur

Dr. Dias Indarko MPPM


Nip : 196508091996031003
Cara/tata laksana untuk meringankan atau mengurangi nyeri
sampai tingkat kenyamanan yang dapat diterima pasien.
Untuk menjaga pasien dalam kondisi senyaman mungkin.

1. Lakukan skrining dengan cara:


Anamnesa
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Pengkajian
c. Riwayat pembedahan/penyakit dahulu
d. Riwayat psiko social
e. Obat-obattan dan alergi, daftar obat yang dikonsumsi
pasien untuk mengurangi nyeri
f. Riwayat keluarga
2. Lakukan asesmen nyeri sesuai umur dan kondisi pasien
3. Pasien yang mengalami nyeri derajat ringan (1-3) dilakukan
edukasi untuk relaksasi dan distraksi
4. Apabila dengan tehnik relaksasi dan distraksi, keluhan nyeri
tidak berkurang dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian
terapi jenis analgetika/opioid/NSAID
5. Pasien yang mengalami nyeri derajat sedang (skala 4-6)
dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian terapi jenis

Unit Terkait

NSAID/opoid dosis ringan


6. Pasien yang mengalami nyeri derajat berat (skala 7 10)
dilakukan kolaborasi medis untuk pemberian terapi jeni
opioid
7. Apabila dengan pemberian terapi farmasi jenis opioid,
tetapiu keluhan nyeri belum teratasi maka, bila diperlukan
DPJP akan merujuk kepada tim Nyeri RSUD Dompu
8. Asesmen ulang nyeri dilakukan pada:
a. Semua pasien dirawat inap dilakukan re asesmen
terhadap nyeri tiap 4 jam
b. 15 30 m3nit setelah dilakukan tindakan keperawatan
distraksi/relaksasi
c. 1 jam setelah pasien mendapatkan terapi analgetik oral
dan injeksi analgetik
d. 5 menit setelah pemberian nitrat dan obat iv pada pasien
nyeri jantung
e. 5 menit setelah pasien mendapatkan terapi injeksi opioid
1. UGD
2. POLI
3. Rawat inap/Bangsal
4. Tim nyeri RSUD Dompu

Anda mungkin juga menyukai