Anda di halaman 1dari 5

Masalah Kemacetan Lalu Lintas di kota Moskow, Rusia

Parkir Berbayar, Solusi Kemacetan


Moskow
2 Maret 2014 Mara Karnauh
Moskow perlu waktu lebih lama untuk memberlakukan sistem parkir berbayar di
pusat kota dibanding kota-kota besar di Eropa. Namun, setelah upaya itu berhasil, di
bulan pertama saja ibukota Rusia ini mampu mengeruk pendapatan sekitar Rp
8.800.000 dari biaya parkir.

Sejak 1 Juni 2013, pengguna kendaraan yang memarkir mobilnya di pusat


kota Moskow harus membayar 50 rubel atau sekitar Rp 16.000 per jam.
Kebijakan tersebut diperkirakan telah memberi pendapatan sekitar Rp
8.800.000 untuk Moskow. Meski demikian, para pejabat kota menyatakan
gagasan utama di balik penerapan parkir berbayar di Moskow adalah
untuk memperbaiki situasi transportasi kota Moskow, bukan untuk
menghasilkan uang tambahan.

Kemacetan lalu lintas merupakan masalah yang sulit terpecahkan bagi ibukota Rusia
sejak dulu. Menurut Alexander Shumsky, Kepala Probok.net, Pusat Penyelesaian
Kemacetan Lalu Lintas Moskow, jumlah kendaraan bermotor di Moskow lebih
banyak 30% dari kapasitas yang mampu ditampung oleh kota itu. Ini berarti,
sepertiga dari kendaraan tersebut harus disingkirkan dari jalan, ujar Shumsky.

Menurut Shumsky, pengaturan jumlah mobil di jalan dapat dilakukan dengan


beberapa cara. Cara yang paling efektif adalah dengan menaikkan harga bahan bakar
dan menerapkan parkir berbayar.
Pemerintah Rusia yakin biaya parkir sekitar Rp 150.000 per hari yang perlu dibayar
oleh pengguna kendaraan akan membuat mereka beralih menggunakan angkutan
umum. Direktur Umum Administrasi Parkir Moskow Igor Kuznetsov berjanji dana
dari biaya parkir akan digunakan untuk memperbaiki kawasan tempat pendapatan
tersebut diperoleh.
Pengguna kendaraan dapat membayar biaya parkir mereka di parking meter dengan
kartu parkir khusus atau kartu debit, atau melalui pesan teks. Jika tidak membayar,
mereka akan dikenai denda sebesar sekitar Rp 1.700.000 atau kendaraan mereka akan
diderek untuk ditahan.
Namun, pengguna kendaraan menentang retribusi baru ini. Pemerintah Moskow
gagal menjelaskan kepada kami apa sebenarnya yang kami bayar. Dasar hukum
parkir berbayar betul-betul tidak masuk akal. Kami sekarang harus membayar 50
rubel untuk parkir di jalan, di tempat yang sebelumnya gratis. kata Viktor Travin,
Kepala Kolegium Perlindungan Hak Pemilik Mobil. Travin setuju bahwa jumlah
kendaraan di pusat kota telah menurun, tapi kebijakan ini juga berdampak pada halhal lain seperti menurunkan jumlah pelanggan kafe, bar dan toko-toko di pinggir
jalan. Menurut Travin, solusi yang paling masuk akal untuk permasalahan
transportasi di Moskow adalah memindahkan semua pejabat pemerintah dari pusat
kota. Kita akan merasakan perubahan secara langsung jika itu dilakukan, ujar
Travin.
Kebijakan baru ini berhasil menurunkan sekitar 25 persen jumlah mobil di Boulevard
Ring Road, atau 3.750 sampai 4.000 kendaraan. Tempat parkir mobil berbayar hanya
terisi 60-80 persen dan rata-rata waktu parkir telah turun dari enam hingga delapan
jam menjadi 50 hingga 90 menit.

Moskow Belum Berhasil Atasi


Kemacetan Lalu Lintas
14 September 2014 Anastasa Mltseva, spesial untuk RBTH
Upaya Moskow mengurangi kemacetan lalu lintas belum memberi hasil seperti yang
yang diharapkan pemerintah kota. Kebijakan transportasi baru ibukota Rusia ini fokus

pada pengembangan transportasi umum. Namun para pengguna jalan sendiri masih
belum siap berhenti mengendarai mobil dan menggunakan transportasi umum.

Menurut Direktorat Kepolisian Lalu Lintas Rusia, hingga 2014 terdapat 5,5
juta kendaraan yang terdaftar di Moskow.
Setelah pecahnya Uni Soviet pada 1991, masyarakat Rusia mulai membeli
mobil pribadi secara massal, yang berdampak yang sangat buruk pada
arus lalu lintas. Kemacetan di Moskow saat ini sangat parah.

Kepala Pusat Kajian Transportasi di Perguruan Tinggi Ilmu Ekonomi Konstantin


Trofimenko menjelaskan, selama 1992-2010 pemerintah Moskow berupaya
memecahkan kepadatan lalu lintas dengan mengembangkan jaringan jalan.
Pada tahun 1990-an, Jalan Lingkar Moskow (MKAD) yang mengelilingi kota itu
diperbesar dan Jalur Lingkar Transportasi Ketiga (TTK) pun dibangun. Namun
ternyata, jumlah mobil terus melampaui laju pembangunan jalan baru. Masalah lalu
lintas Moskow menjadi salah satu alasan mantan Walikota Moskow Yury Luzhkov
mengundurkan diri.
Jalan Baru dan Bus Listrik
Trofimenko menilai tata kota Moskowsebuah kombinasi pola jalan radial dan
sirkuler dengan serangkaian jalan lingkar kecil, membuat kota ini lebih cocok untuk
transportasi umum. Walikota Moskow Sergei Sobyanin yang menggantikan Luzhkov

sejak 2010 mengusung pengembangan transportasi umum sebagai prioritasnya. Jalurjalur khusus telah dibuat di banyak jalan. Parkir di tengah kota tidak lagi gratis dan
zona parkir gratis di pinggiran kota terus diperluas. Stasiun-stasiun metro baru tengah
dibangun, gerbong-gerbong baru untuk metro pun sedang dibeli, bersama bus, trem,
dan bus listrik. Sistem tarif tunggal untuk seluruh jaringan transportasi umum juga
sudah diberlakukan.
Selain itu, pemerintah baru kota ini juga berupaya memperbaiki interkonektivitas
jalanan Moskow tanpa mengembangkannya secara besar-besaran. Beberapa jalan
layang baru sedang dibangun, jembatan dan simpangan jalan raya diperbaiki dan
dikembangkan. Lalu lintas jalan-jalan utama Moskow kini selalu ramai sepanjang
waktu. Di pinggiran kota, sekitar 180 fasilitas park-and-ride sedang dibangun untuk
para pengemudi yang tinggal di luar kota, agar memarkir mobil mereka di tempat
parkir gratis dan menggunakan transportasi umum ke pusat kota. Di tengah kota yang
bersejarah, banyak jalan diubah menjadi area khusus pejalan kaki.
Tetap Macet
Secara keseluruhan, pada 2012-2020 pemerintah Moskow berencana menghabiskan
4.400 miliar rubel (117,8 miliar dolar AS) untuk mengembangkan sistem transportasi
Moskow. Namun hingga akhir 2013, Sergei Sobyanin belum memberi kemajuan
signifikan untuk menyelesaikan masalah lalu lintas kota. Menurut layanan
Yandex.Probki yang mengamati kepadatan lalu lintas, antara musim semi 2011 dan
musim semi 2013, kecepatan lalu lintas di jalanan Moskow malah menurun.
Para pejabat Moskow membantah temuan ini. Menurut Pusat Pengelolaan Lalu Lintas
Kota, pada 2013 kecepatan rata-rata di delapan dari sepuluh rute keluar Moskow ada
yang meningkat, dan ada yang turun sedikit sebesar 1-3 kilometer per jam. Hanya di
dua rute saja, Leningradky Shosse dan Kutuzovsky Prospekt, kecepatan ini turun
cukup tinggi yakni 6-8 kilometer per jam.
Para ahli dan pemerintah kota yakin bahwa masalah kepadatan lalu lintas hanya dapat
dipecahkan oleh pengguna jalan sendiri, yaitu jika mereka mau melepas mobil
mereka dan beralih ke transportasi umum. Jalanan Moskow hanya cukup untuk
menampung sekitar 20-30 persen populasi kota yang mengemudi setiap hari,
sementara 70 persen sisanya harus menggunakan transportasi umum. Jika tidak, kota
ini akan mandek, Konstantin Trofimenko menyimpulkan.
Namun, kebanyakan upaya pemerintah kota untuk memperbaiki kondisi bagi
penumpang transportasi umum dan pejalan kaki ditolak oleh kebanyakan pengguna

jalan. Di zaman Soviet, hanya segelintir orang yang mampu membeli mobi. Itu
sebabnya kini bagi banyak warga Rusia memiliki mobil masih menjadi simbol
kesuksesan dalam hidup.
Terlalu Banyak Mobil
Salah satu penyebab utama kemacetan lalu lintas di Moskow adalah fakta bahwa
proporsi jalan raya relatif kecil dibanding ruang total kota ini. Kepala Institut Kajian
Transportasi Mikhail Blinkin memaparkan, jika di tengah Moskow jalanan mencakup
24 persen dari area total, di pinggiran angka ini turun hingga sepuluh persen.
Di perkotaan seperti New York, Los Angeles, dan Sydney, jaringan jalan dan jalan
raya mencakup hingga 35 persen dari keseluruhan wilayah. Di Eropa, angkanya 2025 persen. Sementara di area metropolitan Asia, seperti Singapura dan Hongkong,
angkanya hanya 10-12 persen.
Pusat kota Moskow dibangun dengan standar Eropa. Akan tetapi, di pinggiran kota
terdapat pedesaan, yang seiring berjalannya waktu menjadi daerah suburban yang
dipenuhi penduduk. Jaringan jalan di sana berkembang secara organik tanpa banyak
perencanaan, jelas Trofimenko.
Situasi semakin diperparah oleh jumlah mobil yang ada di Moskow, yakni 380
kendaraan per 1.000 penduduk. Angka tersebut membuat Moskow hanya berada di
bawah New York. Di kota-kota besar lain, angkanya jauh lebih kecil, yakni 280 di
Tiongkok dan 320 di London.
Jumlah mobil di Moskow juga naik hingga 8-10 persen, yaitu 350.000-400.000 per
tahunnya. Menurut Direktorat Kepolisian Lalu Lintas Rusia, hingga 2014 terdapat 5,5
juta kendaraan yang terdaftar di Moskow.

Anda mungkin juga menyukai