Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan dalam memberi asuhan
keperawatan klien pada semua tatanan pelayanan kesehatan. Kecemasan ancietas adalah
suatu sinyal yang menyadarkan ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancamdan
memungkinkan sesorang melakuakn tindakan untuk mengatasi ancaman.
Kecemasan akan membuat seseorang tidak merasa nyaman karena dapat menggangu aktifitas
individu itu sendiri. Adapun jenis ini apat teratasi dengan sendiringa.Contohnya cemas
ringan,sedang cemas yang berkepanjangan yang bahkan tak jelas lagi kaitanya dengan suatu
faktor penyebab atau pencetus tertentudapat menjadi pertanda gangguan kejiwaan yang dapat
menyebabkan hambatan dalam berbagai segi dan kemampuan fungsi sosial penderitanya.
B. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memahami tentang pengertian ancietas


Mengetahui tanda dan gejala ansietas
Memahami respons fisiologis dan psikologis terhadap ansietas
Memahami tingkatan ansietas
Memahami faktor predisposisi dan presipitasi ansietas
Memahami tentang asuhan keperawatan kecemasan

BAB.II.
PEMBAHASAN
A.Pengertian Ansietas
Ansietas

adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi

(Videbeck,2008). Ansietas atau kecemasan adalah suatu perasaan khawatir yang samar
samar , sumbernya seringkali tidak spesifik/ tidak diketahui oleh individu tersebut(Townsend,
1995) Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian intelektual/kemampuan sesuatu
yang berbahaya (stuart & sundeen, 1998)
Gangguan ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberi gambaran penting
tentang ancietas yang berlebihan, disertai respon prilaku, emosional, dan fisiologis. Individu
yang mengalami gangguan ancietas dapat memperlihatkan perilaku yang tidak lazim seperti
panik tanpa alasan, takut yang tidak beralasan terhadap objekatau kondisi kehidupan,
melakukan tindakan berulang ulang tanpa dapat dikendalikan, mengalami kembali peristiwa
yang traumatik,rasa khawatir yang tidak dapat dijelaskan atau berlebihan.
Takut sebenarnya tidak dapat dibedakan dari ancietas karena individu yang merasa
takut atau ansietas mengalami pola respon perilaku, fisiologis, dan emosional dalam rentang
yang sama. Satu-satunya perbedaan di antara keduanya adalah bahwa rasa takut timbul
sebagai respons terhadap objek mengancam yang dapat didentifikasil dan spesifik. Takut
adalah mengetahui bahwa ada suatu ancaman, cemas adalah emosi yang di timbulkan oleh
rasatakut.
B. Tanda dan Gejala Ansietas
Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas
(Hawari, 2008), antara lain sebagai berikut :
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
f. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran
berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan
perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.

C. Respons Fisiologis dan Psikologis Terhadap Ansietas


Respon sistem saraf otonom terhadap rasa takut dan dan cemas menimbulkan aktifitas
involunter pada tubuh yang termasuk pada pertahanan diri. Serabut saraf

simpatis

mengaktifkan tanda tanda vital pada setiap tanda bahaya untuk mempersiapkan pertahanan
tubuh. Kelenjar adrenal melepas adrenalin yang menyebabkan tubuh mengambil lebih banyak
oksigen, mendilatasi pupil, dan meningkatkan tekanan arteri serta frekuensi jantung sambil
membuat kontriksi pembuluh darah perifer dari sistem gastrointertinal menjadi glukosa bebas
guna menyokong jantung, otot, dan sistem saraf pusat. Ketika bahaya berakhir , serabut saraf
parasimpatik membalik proses ini dan mengembalikan tubuh ke kondisi normal sampai tanda
ancaman berikutnya mengaktifkan kembali respon simpatis.
Cemas menyebabkan respon kognitif, psikomotor, dan fisiologis yang tidak nyaman,
misal berfikir logis, peningkatan tanda tanda vital.Untuk mengurangi perasaan tidak nyaman
ini , individu mencoba mengurangi tingkat ketidaknyamanan tersebut dengan melakukan
perilaku adaptif yang baru atau mekanisme pertahanan. Perilaku adaptif dapat menjadi hal
positif dan membantu individu beradaptasi dan belajar.Misalnya relaksasi tubuh secara
berurutan dari kepala sampai jari kaki. Respon negatif terhadap cemas dapat menimbulkan
perilaku maladaptif, seperti sakit kepala akibat ketegangan, sindrom nyeri.
D. Tingkatan Ansietas
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang
bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa baik individu
melakukan koping terhadap ansietas .
Menurut Peplau (dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami
oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu
memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak,
merasakan, dan melindungi diri sendiri.
Menurut( Videbeck, 2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik.
Ketegangan otot ringa
Sadar akan lingkungan
Rileks atau sedikit gelisah
Penuh perhatian
Rajin

b. Respon Kognitf
Lapang persepsi luas
Terlihat tenang, percaya diri
Perasaan gagal sedikit
Waspada dan memperhatikan banyak hal
Mempertimbangkan informasi
Tingkat pembelajaran optimal
c. Respons emosional
Perilaku otomatis
Sedikit tidak sadar
Aktivitas menyendiri
Terstimulasi
Tenang
2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi.
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
a. Respon fisik :
Ketegangan otot sedang
Tanda-tanda vital meningkat
Pupil dilatasi, mulai berkeringat
Sering mondar-mandir, memukul tangan
Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi
Kewaspadaan dan ketegangan menigkat
Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
b. Respons kognitif
Lapang persepsi menurun
Tidak perhatian secara selektif
Fokus terhadap stimulus meningkat
Rentang perhatian menurun
Penyelesaian masalah menurun
Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
c. Respons emosional
Tidak nyaman
Mudah tersinggung
Kepercayaan diri goyah
Tidak sabar
Gembira
3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress.
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik

Ketegangan otot berat


Hiperventilasi
Kontak mata buruk
Pengeluaran keringat meningkat
Bicara cepat, nada suara tinggi
Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
Rahang menegang, mengertakan gigi
Mondar-mandir, berteriak
Meremas tangan, gemetar
b. Respons kognitif
Lapang persepsi terbatas
Proses berpikir terpecah-pecah
Sulit berpikir
Penyelesaian masalah buruk
Tidak mampu mempertimbangkan informasi
Hanya memerhatikan ancaman
Preokupasi dengan pikiran sendiri
Egosentris
c. Respons emosional
Sangat cemas
Agitasi
Takut
Bingung
Merasa tidak adekuat
Menarik diri
Penyangkalan
Ingin bebas
4. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.
respons dari panik(videbeck,2008) adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik
Flight, fight, atau freeze
Ketegangan otot sangat berat
Agitasi motorik kasar
Pupil dilatasi
Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
Tidak dapat tidur
Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
Wajah menyeringai, mulut ternganga
b. Respons kognitif
Persepsi sangat sempit
Pikiran tidak logis, terganggu
Kepribadian kacau
Tidak dapat menyelesaikan masalah

Fokus pada pikiran sendiri


Tidak rasional
Sulit memahami stimulus eksternal
Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
c. Respon emosional
Merasa terbebani
Merasa tidak mampu, tidak berdaya
Lepas kendali
Mengamuk, putus asa
Marah, sangat takut
Mengharapkan hasil yang buruk
Kaget, takut
Lelah
E. Faktor faktor yang mempengaruhi ancietas
a. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan
tersebutdapat berupa :
a. Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan
krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
2. Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
menimbulkan kecemasan pada individu.
b. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir
secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
c. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan
yang berdampak terhadap ego.
d. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman
terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
6. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena
pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
e. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons
individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
f. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung

benzodizepin,

karena

benzodiazepine

dapat

menekan

neurotransmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas


neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
b. Faktor Presipitasi

Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat


mencetuskan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stressor presipitasi kecemasan
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik
yang meliputi :
1. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya : hamil).
2. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan
lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal
b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
1.

Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah dan


tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap

2.

integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.


Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya

F. Asuhan keperawatan tentang kecemasan.


1.PENGKAJIAN
Faktor presdiposisi
a.

Biologi
Model biologis menjelaskan bahwa ekpresi emosi melibatkan struktur anatomi di

dalam otak (Fortinash, 2006). Aspek biologis yang menjelaskan gangguan ansietas adalah
adanya pengaruh neurotransmiter. Tiga neurotransmiter utama yang berhubungan dengan
ansietas adalah norepineprin, serotonin dan gamma-aminobutyric acid (GABA).
b.

Psikologis
Stuart dan Laraia (2005) menjelaskan bahwa aspek psikologis memandang ansietas

adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego.
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2003), maturitas individu, tipe kepribadian dan pendidikan
juga mempengaruhi tingkat ansietas seseorang. Suliswati, dkk., (2005) memaparkan bahwa
ketegangan dalam kehidupan yang dapat menimbulkan ansietas diantaranya adalah peristiwa
traumatik individu baik krisis perkembangan maupun situasional seperti peristiwa bencana,
konflik emosional individu yang tidak terselesaikan dengan baik, konsep diri terganggu.
c.

Sosial budaya
Suliswati, dkk., (2005) menerangkan bahwa riwayat gangguan ansietas dalam

keluarga akan mempengaruhi respon individu dalam berespon terhadap konflik dan cara

mengatasi ansietas. Tarwoto dan Wartonah (2003) memaparkan jika sosial budaya, potensi
stres serta lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya ansietas.
d.Stressor pencetus
Stressor pencetus munkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor
pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori antara lain :

Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang


akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari hari.

Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri,
dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

2.DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPON


ANSIETAS.
Penyesuaian kerusakan
Ansietas
Pola pernafasan, in efektif.
Komunikasi, kerusakan verbal.
Koping , Individu inefektif.
Diarea
Gangguan pembagian bidang energy.
Ketakutan
Pemeliharaan kesehatan, perubahan.
Inkontinensia, stress.
Cedera, resiko terhadap.
Nutrisi, perubahan.
Respon pasca trauma.
Ketidakberdayaan
Gangguan harga diri.
Perubahan sensori, perseptual.
Gangguan pola tidur.
Interaksi social, kerusakan.
Isolasi social.
Proses pikir, perubahan.
Eliminasi urine, perubahan.

(Dari North American Nursing Diagnosis Association : NANDA nursing diagnoses :


definistions and classification 1995-1996 , Philadelpia , 1994, The Association.)

NANDA NIC NOC


NO NANDA
1
Ansietas

NOC
Tingkat Kecemasan

NIC
Penurunan Kecemasan

Kriteria Hasil :

Aktivitas :

Kegelisahan

Tenangkan pasien

Distress

Anjurkan keluarga untuk menemani

Susah berkonsentrasi

pasien

Serangan panik

Buat pasien merasa aman

Kecemasan secara lisan

Dengarkan dengan penuh perhatian

Peningkatan tekanan
darah

Buat pasien percaya


Identifikasi ketika tingkat kecemasan

Berkeringat

berubah

Penarikan diri

Bantu pasien mengidentifikasi situasi

Gangguan tidur

yang menimbulkan kecemasan

Pola makan berubah

Ajarkan pasien menggunakan tekhnik


relaksasi

Kontrol Kecemasan
Kriteria Hasil :
Monitor

Atur obat untuk menurunkan


kecemasan

intensitas

cemas

Nilai tanda verbal dan nonverbal dari


kecemasan

Hapuskan tanda cemas


Gunakan strategi kopingTekhnik Menenangkan
yang efektif
Gunakan

Aktivitas :
tekhnik

Pertahankan kontak mata dengan

relaksasi untuk mengurangipasien


cemas
Pertahankan tidur yang
adekuat
Kontrol respon cemas

Pertahankan ketenangan
Duduk dan bicara dengan pasien
Kurangi atau hapuskan penyebab dari
ketakuatan atau kecemasan
Temani pasien

Sediakan pengobatan kecemasan


Ajarkan pasien metode mengurangi
2

kecemasan
Peningkatan Koping

Koping Tidak Efektif Koping


Kriteria Hasil :

Aktivitas :

Identifikasi pola koping


yang efektif

Anjurkan

pasien

untuk

mengidentifikasi gambaran nyata dari

Indetifikasi pola kopingperubahan peran


yang tidak efektif

Nilai dan diskusikan respon alternatif

Kontrol verbal
Gunakan

untuk situasi
sistem

Sediakan suasana yang menerima

dukungan pribadi
Identifikasi

Evaluasi

keputusan

membuat

strategikemampuan pasien

multiple coping

Anjurkan sedikit demi sedikit

Gunakan strategi kopingpenguasaan dari situasi


efektif

Anjurkan aktivitas masyarakat dan

Laporkan penurunansosial
dari perasaan negatif

Akui latar belakang budaya dan

Laporkan peningkatanspiritual pasien


kenyamanan jiwa

Anjurkan menggunakan sumber


spiritual
Bantu pasien untuk mengidentifikasi
respon positif dari yang lain
Anjurkan pasien untuk identifikasi
kelebihan dan kemampuan pasien

BAB III

PENUTUP
1.Kesimpulan
Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian intelektual/kemampuan sesuatu yang
berbahaya (stuart & sundeen, 1998)
Gangguan ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberi gambaran penting tentang
ancietas yang berlebihan, disertai respon prilaku, emosional, dan fisiologis. Individu yang
mengalami gangguan ancietas dapat memperlihatkan perilaku yang tidak lazim seperti panik
tanpa alasan, takut yang tidak beralasan terhadap objekatau kondisi kehidupan, melakukan
tindakan berulang ulang tanpa dapat dikendalikan, mengalami kembali peristiwa yang
traumatik,rasa khawatir yang tidak dapat dijelaskan atau berlebihan
ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan
panik.

DAFTAR PUSTAKA
Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, Jakarta :
EGC.
Suliswati, dkk., 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta : EGC.
Videbeck, S.J., 2008, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC

KECEMASAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK III / B.15

1.
2.
3.
4.
5.
6.

EVA SUSANAWATI
SUGIANTO
AIDI ABSHAR SAMAN
DINI RATIFI SUWARDI
SURYO PRASETYO AJI
ANIS WATI

( 22020115183012)
( 22020115183013)
( 22020115183014)
( 22020115183015)
( 22020115183016)
( 22020115183017)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
TAHUN 2015

Anda mungkin juga menyukai