RANGKAIAN LISTRIK 1
LABORATORIUM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011
Universitas Sriwijaya
Fakultas Ilmu Komputer
Laboratorium
No. Dokumen
Revisi
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL PRAKTIKUM
.
0
Tanggal
Halaman
SISTEM MANAJEMEN
MUTU
ISO 9001:2008
4 JUNI 2011
2 DARI 45
MODUL PRAKTIKUM
: RANGKAIAN LISTRIK 1
: FSK27111
:1
: Sistem Komputer
: 3 (Ganjil)
DIBUAT OLEH
DISAHKAN OLEH
DIKETAHUI OLEH
TIM LABORAN
LABORATORIUM FASILKOM
UNSRI
KEPALA LABORATORIUM
Daftar Isi
Cover ............................................................................................. 1
Lembar Pengesahan ...................................................................... 2
Daftar Isi ........................................................................................ 3
Pengenalan Instrumentasi Laboratorium ................................................. 4
Pengenalan Instrumentasi Laboratorium 2 ............................................... 8
Pembacaan Nilai Resistansi .................................................................. 17
Rangkaian Pembagi Tegangan .............................................................. 24
Rangkaian Resistansi Seri, Paralel dan kombinasi ..................................... 29
Rangkaian Kapasitansi Seri, Paralel dan Kombinasi .................................. 35
Rangkaian RC ................................................................................... 40
PRAKTIKUM I
I. JUDUL PRAKTIKUM
Pengenalan Instrumentasi Laboratorium (Multimeter Digital dan Analog)
menggunakan
multimeter
sebagai
pengukuran
tegangan
Pada waktu mulai melakukan pengukuran arus dan tegangan, bila tidak dapat
dipastikan besarnya arus/ tegangan tersebut, maka mulailah dari batas ukur
yang paling besar. Setelah itu selector dapat dipindahkan ke batas ukur yang
lebih rendah untuk memperoleh ketelitian yang lebih baik.
Pada pengukuran tegangan dan arus, pembacaan meter akan paling teliti bila
penunjukan jarum terletak di daerah dekat skala penuh, sedangkan pada
pengukuran resistansi bila penunjukan jarum terletak di daerah pertengahan
skala.
V. PROSEDUR PERCOBAAN
Gunakan Multimeter. Buatlah rangkaian seri di bawah ini dengan Vs=6Volt dan R1
= R2 = 120 ohm.
R1 = R2 = 1,5 k
R1 = R2 = 1,5 M
Lakukan kembali pengukuran arus searah I (dengan tiga harga R yang berbeda)
menggunakan multimeter digital.
Contoh:
Tabel 2
R1 = R2 = 1,5 M
Lakukan kembali pengukuran tegangan searah Vab tersebut (dengan tiga harga R yang
berbeda) menggunakan multimeter digital.
Catatlah semua hasil perhitungan dan pengukuran tegangan Vab tersebut padaTabel 3
Contoh:
Tabel 3
VI.
PENGOLAHAN DATA
VII.
ANALISA
VIII. KESIMPULAN
TUGAS
PRAKTIKUM II
I.
JUDUL PRAKTIKUM
Pengenalan Instrumentasi Laboratorium (Osiloskop dan Generator Sinyal)
Osiloskop
Mengukur tegangan searah dan tegangan bolakbalik
Untuk mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh impedansi input, dapat digunakan
probe yang sesuai (dengan memperhitungkan maupun dengan kalibrasi dari
osiloskop)
Besar tegangan sinyal dapat langsung dilihat dari gambar pada layar dengan
mengetahui nilai volt/div yang digunakan
Osiloskop mempunyai impedansi input yang relative besar, jadi dalam mengukur
rangkaian dengan impedansi rendah, maka impedansi input osiloskop dapat dianggap
oleh circuit (impedansi input osiloskop CRC 5401,1 M ohm parallel dengan 30 pF)
Pada layar osiloskop akan terlihat bentuk tegangan kedua sinyal tersebut, dimana
beda fasanya dapat langsung dibaca dengan cara = t/T*360
Sinyal pertama dihubungkan pada kanal B, dan sinyal kedua dihubungkan pada
kanal A osiloskop
Pada layar akan terlihat suatu lintasan berbentuk lingkaran, garis lurus, atau ellips
dimana dapat langsung ditentukan beda fasa antara kedua sinyal tersebut dengan
MENGUKUR FREKUENSI
Pengukuran frekuensi suatu sinyal listrik dengan osiloskop dapat dilakukan dengan
beberapa cara, anatara lain:
Cara langsung
Metoda Lissajous
10
CARA LANGSUNG
o
Frekuensi sinyal langsung dapat ditentukan dari gambar, dimana f = 1/T, untuk T
= periode gelombang
Sinyal yang akan diukur dihubungkan pada kanal A. Generator dengan frekuensi
yang diketahui dihubungkan pada kanal B.
Frekuensi generator kemudian diubah sampai perioda sinyal yang diukur sama
dengan perioda sinyal generator. Pada keadaan ini, frekuensi generator sama
dengan frekuensi sinyal yang diukur
11
METODA LISSAJOUS
o
Sinyal yang akan diukur dihubungkan pada kanal A, sedangkan generator dengan
frekuensi yang diketahui (sebagai sinyal rujukan) dihubungkan pada kanal B.
Frekuensi generator sinyal kemudian diatur, sehingga pada layar didapat suatu
lintasan seperti ini.
Cara ini hanya mudah dilakukan untuk perbandingan frekuensi yang mudah dan
bulat (1:2, 1:3, 3:4 dan seterusnya)
Suatu sumber tegangan bolakbalik dihubungkan pada komponen dua terminal ini.
12
Pada layar osiloskop akan didapat grafik, dimana sumbu Y menyatakan besarnya arus
yang melalui komponen dua terminal dan sumbu X menyatakan besarnya tegangan
pada komponen dua terminal. Pada sumbu y, arus bernilai terbalik sehingga untuk
mendapatkan karakteristik tegangan terhadap arus komponen yang baik, jangan lupa
untuk menekan tombol invert.
V.
PROSEDUR PERCOBAAN
Pada bagian ini akan digunakan generator sinyal untuk menghasilkan tegangan
bolakbalik dengan frekuensi yang dapat diubahubah. Catat tipe dan spesifikasi generator
sinyal yang dipergunakan.
Buatlah rangkaian berikut. Pada rangkaian ini digunakan G (Generator Sinyal)
sebagai sumber tegangan bolakbalik.
Aturlah frekuensi generator sinyal pada 50 Hz. Ukur dan aturlah amplitude generator
sinyal tersebut sebesar 6 Volt efektif dengan multimeter.
Ukurlah tegangan V pada multimeter analog dan digital, catat pada Tabel 4.
ab
13
Catatlah semua hasil percobaan di atas pada Tabel 4, analisis tabel tersebut pada
laporan.
Contoh:
Tabel 4
KALIBRASI
Ukur tegangan serta periodanya untuk dua harga Volt/Div dan Time/Div, catat ke
dalam Tabel 5.
14
Bandingkan hasil pengukuran dengan harga kalibrator sebenarnya. Tulis analisis pada
laporan
MENGUKUR TEGANGAN
TEGANGAN SEARAH
Atur tegangan output dari power supply DC sebesar 2 Volt (diukur dengan
multimeter)
Contoh:
Tabel 6
TEGANGAN BOLAKBALIK
Atur generator sinyal pada frekuensi 1 KHz gelombang sinus, dengan tegangan
sebesar 2 Volt rms diukur dengan multimeter ?
Contoh:
Tabel 7
15
VI.
PENGOLAHAN DATA
VII.
ANALISA
VIII. KESIMPULAN
TUGAS
Pada pengukuran tegangan bolakbalik, apa yang disebut dengan tegangan efektif?
Tegangan apakah yang diukur dengan menggunakan osiloskop?
16
PRAKTIKUM III
I.
JUDUL PRAKTIKUM
Pembacaan Nilai Resistansi
17
V. PROSEDUR PERCOBAAN
Gunakan
ohmmeter. Hubung singkatkan kedua probe multimeter dan aturlah dengan pengatur
harga nol sehingga Ohmmeter menunjuk nol. (Umumnya langkah ini harus dilakukan
setiap kali mengubah batas ukur Ohmmeter)
Ukurlah resistansi R1, R2, R3, R4 dan R5 pada Multimeter dengan menggunakan
Ohmmeter. Tuliskan warna gelang masingmasing resistor! Tentukan nilai
toleransinya. (Pilihlah batas ukur yang memberikan pembacaan pada daerah
pertengahan skala bila skala ohmmeter tidak linier). Tuliskanlah hasil pengukuran ini
pada Tabel 11.
VI.
PENGOLAHAN DATA
VII.
ANALISA
VIII. KESIMPULAN
18
PRAKTIKUM IV
I.
JUDUL PRAKTIKUM
Tegangan Seri dan Paralel (Simulasi)
19
digunakan sebagai pengganti sekering. Ketika kuat arus dalam rangkaian melebihi
nilai tertentu,pemutus daya akan bertindak sebagai sakelar dan memutus
rangkaian secara otomatis.
SUSUNAN SUMBER TEGANGAN PARALEL
Beberapa sumber tegangan yang di rangkai paralel,menghasilkan GGL total
yang lebih kecil di banding jika di rangkai seri.Bila besarnya GGL masing-masing
sumber tegangan sama,maka besar GGL totalnya sama dengan GGL masingmasing sumber tegangan tersebut
Etotal= E1=E2=E3 En=E
Hambatan dalam total:
atau
rp =
Jika beberapa sumber tegangan yang mempunyai GGL yang sama dengan
masing-masing hambatan dalam dimana seluruhnya dipasang secara paralel. Maka
besarnya kuat arus listrik pada rangkaian tersebut dapat diketahui melalui
persamaan berikut.
I=
Keterangan:
I = kuat arus listrik (ampere)
E= besar sumber tegangan (volt)
R= Hambatan luar (ohm)
r= hambatan dalam (ohm)
n= jumlah sumber tegangan
21
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Bukalah program PROTEUS / EWB pada komputer.
2. Buatlah rangkaian Tegangan Seri seperti gambar berikut ini
B1
5V
B2
5V
B3
5V
No.
Baterai 1
Baterai 2
Baterai 3
5 volt
5 volt
5 volt
10 volt
10 volt
10 volt
15 volt
15 volt
15 volt
5 volt
15 volt
10 volt
10 volt
10 volt
15 volt
15 volt
20 volt
20 volt
5 volt
10 volt
15 volt
10 volt
13 volt
10 volt
15 volt
20 volt
10 volt
10
20 volt
15 volt
5 volt
Tegangan
Arus
22
B1
B2
B3
5V
5V
5V
No.
Baterai 1
Baterai 2
Baterai 3
5 volt
5 volt
5 volt
10 volt
10 volt
10 volt
15 volt
15 volt
15 volt
5 volt
15 volt
10 volt
10 volt
10 volt
15 volt
15 volt
20 volt
20 volt
5 volt
10 volt
15 volt
10 volt
13 volt
10 volt
15 volt
20 volt
10 volt
10
20 volt
15 volt
5 volt
Tegangan
Arus
23
PRAKTIKUM V
I.
JUDUL PRAKTIKUM
Rangkaian Pembagi Tegangan
24
Dalam rangkaian dua resistor yang dihubungkan secara seri melalui Vin, yang
merupakan tegangan listrik yang terhubung ke resistor, Rtop, di mana tegangan
keluaran Vout adalah tegangan resistor Rbottom yang diberikan oleh formula. Jika
lebih resistor dihubungkan secara seri pada rangkaian maka tegangan yang
berbeda akan muncul di setiap resistor berkaitan dengan masing-masing hambatan
R (IxR hukum Ohms) menyediakan tegangan berbeda dari satu sumber
pasokan/catudaya. Namun, harus berhati-hati ketika menggunakan jaringan jenis
ini sebagai impedansi karena dapat mempengaruhi tegangan keluaran.
Sebagai contoh;Misalkan Anda hanya memiliki 12V DC supply dan
rangkaian Anda yang memiliki impedansi 50 memerlukan pasokan 6V.
Menghubungkan dua nilai yang sama resistor, misalkan masing-masing 50
bersama-sama sebagai sebuah jaringan pembagi potensial di 12V akan
mendapatkan hasil yang diharapkan /baik sampai anda menambahkan beban
rangkaian kedalam jaringan.. Hal ini ditunjukkan seperti rangkaian di bawah ini:
25
Contoh :
Menghitung tegangan di X and Y.
a) Tanpa penambahan RL
b) Dengan RL tersambung
Seperti yang dapat Anda lihat dari atas, Vout tegangan output tanpa resistor
beban terhubung memberikan kita yang diperlukan yakni 6V, tapi tegangan output
yang sama pada saat beban Vout terhubung turun menjadi hanya 4V, (Resistor
dalam Parallel). Maka tegangan keluaran Vout ditentukan oleh rasio Vtop untuk
Vbottom dengan efek mengurangi level tegangan sinyal atau dikenal sebagai
Attenuation sehingga harus berhati-hati bila menggunakan jaringan pembagi
potensial. Semakin tinggi beban impedansi menimbulkan efek pembebanan pada
output.
Sebuah resistor variabel, potensiometer atau sering disebut juga Pot, adalah
contoh yang baik dari multi-resistor pembagi tegangan. Pengaturan dengan
memutar/menggeser tombol pada portensiometer akan menghasilkan Resistansi
yang berbeda pada kaki resistor sehingga akan menghasilkan tegangan keluaran
yang kita harapkan dengan lebih akurat.
26
V.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Aturlah tegangan pada power supply sebesar 15 volt. Ukur dengan
bantuan multimeter.
2. Buatlah rangkaian mengikuti gambar berikut ini.
R1
10k
B1
15V
R2
10k
3. Ukurlah tegangan pada R1 dan R2, kemudian catat hasilnya. Ubah nilai
resistansi R1 dan R2, serta lakukan kembali pengukuran tegangan
mengikuti tabel berikut ini.
NO.
Nilai R1
Nilai R2
10K
10K
10K
1K
10K
2.2K
2.2K
1K
10K
2.2K
10K
2.2K
1K
2.2K
2.2K
10
2K
1K
Tegangan R1
Tegangan R2
27
VI.
TUGAS
Rangkailah rangkaian pembagi tegangan yang menghasilkan tegangan
sebesar 6 volt dengan tegangan sumber sebesar 15 volt.
VII.
PENGOLAHAN DATA
VIII. ANALISA
IX.
KESIMPULAN
28
PRAKTIKUM VI
I.
JUDUL PRAKTIKUM
Rangkaian Resistansi Seri, Paralel dan kombinasi
29
Gambar diatas menunjukkan dua resistor yang dirangkai secara Seri. Hambatan
yang disusun seri dapat dijadikan menjadi 1 Hambatan, yang disebut dengan
hambatan pengganti. Bagaimana cara mentukan hambatan penggantinya?
Perhatikan gambar berikut. :
Dari gambar diatas maka dapat diperoleh nilai Resistor Penggantinya (Rp)
sebagai berikut :
Keterangan :
Rp = hambatan Pengganti (Ohm)
R1 = hambatan ke-1
R2 = hambatan ke-2
R3 = hambatan ke-3
Rn = hambatan ke-n
30
Seperti halnya rangkaian seri, rangkaian pararel dapat juga dijadikan menjadi 1
yang disebut hambatan pengganti yang besarnya :
Keterangan :
Rp = hambatan Pengganti (Ohm)
R1 = hambatan ke-1
R2 = hambatan ke-2
R3 = hambatan ke-3
Rn = hambatan ke-n
31
V.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian resistansi seri seperti gambar berikut ini
B1
5V
R1
R2
R3
10k
10k
10k
NO.
R1
R2
R3
1.
10K
10K
10K
2.
10K
1K
1K
10K
2.2K
2.2K
1K
1K
1K
1K
10K
10K
1K
2.2K
2.2K
2.2K 2.2K
2.2K
2.2K
1K
1K
2.2K
10K
10K
10
10K
1K
2.2K
R Tot
32
R1
10k
B1
R2
10k
5V
R3
10k
NO.
R1
R2
R3
1.
10K
10K
10K
2.
10K
1K
1K
10K
2.2K
2.2K
1K
1K
1K
1K
10K
10K
1K
2.2K
2.2K
2.2K 2.2K
2.2K
2.2K
1K
1K
2.2K
10K
10K
10
10K
1K
2.2K
R Tot
33
R2
B1
R1
10k
5V
10k
R3
10k
8.
9.
NO.
R1
R2
R3
1.
10K
10K
10K
2.
10K
1K
1K
10K
2.2K
2.2K
1K
1K
1K
1K
10K
10K
1K
2.2K
2.2K
2.2K 2.2K
2.2K
2.2K
1K
1K
2.2K
10K
10K
10
10K
1K
2.2K
R Tot
34
PRAKTIKUM VII
I.
JUDUL PRAKTIKUM
Rangkaian Kapasitansi Seri, Paralel dan Kombinasi
35
mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa
menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang nonkonduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujungujung kakinya. Di alam bebas, fenomena kapasitor ini terjadi pada saat
terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.
2.
Atur selector pada bagian Ohm Meter dengan skala yang disesuaikan besar
kecilnya kapasitansi yang tertulis pada fisik Kapasitor (X1, X10 untuk
Kapasitor kecil sedangkan untuk Kapasitor yng besar gunakan skala X100
atau X1K)
3.
36
4.
5.
6.
7.
Jika jarum bergerak dan menunjuk nilai tertentu tetapi tidak kembali ke
semula, kemungkinan Kapasitor bocor.
8.
Jika jarum bergerak dan menunjuk nilai tertentu kemudian jarum tersebut
kembali ke semula, Kapasitor tersebut masih bagus.
37
kapasitor.
Jadi, total kapasitansinya adalah lebih besar dari pada kapasitansi masingmasing kapasitor. Rumus untuk menghitung kapasitansi total kapasitor yang
diparalel adalah sama dengan menghitung resistansi seri :
Ctotal = C1 + C2 + ..+Cn
Tak disangkal lagi, fenomena ini berkebalikan dari resistor. Pada resistor,
sambungan seri menghasilkan nilai resistansi total hasil penjumlahan sedangkan
resistansi paralel menghasilkan resistansi yang lebih kecil. Tetapi pada kapasitor,
kebalikannya : sambungan paralel menghasilkan kapasitansi total hasil
penjumlahan dan kapasitansi seri menghasilkan kapasitansi yang lebih kecil.
38
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1.
2.
Buatlah rangkaian kapasitansi seri seperti gambar berikut ini. Catat nilai
kapasitansi total yang dihasilkan.
C1
3.
C2
C3
C1
C2
C3
4.
C2
C1
C3
39
5.
C1
C2
C3
CS. Total
CP. Total
CC. Total
1
2
3
4
5
6.
VI.
PENGOLAHAN DATA
VII.
ANALISA
VIII. KESIMPULAN
40
PRAKTIKUM VIII
I.
JUDUL PRAKTIKUM
Rangkaian RC
VR
o
-90
I
VT
I, acuan
R
XC
Vc
VC
41
Untuk mencari tegangan VT, kita tambahkan fasor VR dan VC. Karena
keduanya membentuk segitiga siku-siku, maka berlaku rumus berikut ini :
VR = IR
VC = IXC
VT
XC
Z
42
V.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian dengan hargaharga besaran seperti pada gambar
berikut.
RANGKAIAN DIFERENSIATOR
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar berikut.
2. Aturlah input dengan bentuk gelombang segi empat sebesar 4 Volt peak
to peak pada frekuensi 500 Hz dengan bantuan osiloskop
3. Hitunglah konstanta waktu RC dengan hargaharga C dan R yang
tersedia (lihat tabel 4)
4. Gambarlah bentuk gelombang output (ideal) dengan input bentuk
gelombang segi empat
5. Ukurlah bentuk gelombang output yang terjadi dengan osiloskop
6. Catatlah hasil perhitungan dan pengukuran serta gambarlah hasil
pengamatan saudara pada tabel.
43
RANGKAIAN INTEGRATOR
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar berikut.
2. Aturlah input dengan bentuk gelombang segi empat sebesar 4 Volt peak
to pada frekuensi 500Hz dengan bantuan osiloskop
3. Hitunglah konstanta waktu RC dengan hargaharga C dan R yang
tersedia (lihat table5)
4. Gambarlah bentuk gelombang output (ideal) dengan input bentuk
gelombang segi empat
5. Ukurlah bentuk gelombang output yang terjadi dengan osiloskop
6. Catatlah hasil perhitungan dan pengukuran serta gambarlah hasil
pengamatan saudara pada tabel.
44