PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mulut kaya akan mikroorganisme, di antaranya yaitu Staphylococcus
aureus, Staphylococus epidermidis, dan beberapa mikrokokus berpigmen
yang tergolong mikroflora normal. Mikroflora normal ialah organisme
yang umum ditemukan secara alamiah pada orang sehat dan hidup dalam
hubungan yang seimbang dengan host, dapat bersifat menetap atau tidak
menetap. Mikroflora yang menetap tersebut dapat dikatakan tidak
menyebabkan penyakit dan mungkin menguntungkan bila berada di lokasi
yang semestinya dan tanpa adanya keadaan abnormal. Sebaliknya bila ada
faktor predisposisi seperti perubahan kuantitas mikroorganisme menjadi
tidak seimbang dan penurunan daya tahan tubuh host, maka mikroflora
normal dapat menyebabkan penyakit (Syahrurachman dkk, 2010).
Penyakit infeksi masih merupakan penyakit utama di negara
berkembang,
termasuk
Indonesia.
Infeksi
adalah
masuk
dan
Oleh karena itu, bahwa sifat patologis bakteri ini sangat besar pengaruhnya
di dalam rongga mulut, maka penemuan bahan alternatif yang dapat
mengatasi bekteri ini merupakan suatu kebutuhan yang mendesak (Haveles
E, 2011).
Seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih sangat
memungkinkan perkembangan obat dari bahan alam. Penggunaan obat
dari bahan alam secara umum dinilai lebih aman dan mamiliki efek
samping yang relatif lebih kecil daripada penggunaan obat modern.
Kuntungan lainnya yaitu harganya relatif murah serta bahannya lebih
mudah didapat dibandingkan dengan obat modern yang harganya lebih
mahal dan kebanyakan harus dipasok dari luar negeri (Sari, 2006).
Graptophyllum pictum atau daun ungu merupakan salah satu tanaman
obat tradisional. Daun Graptophyllum pictum mempunyai khasiat sebagai
obat sembelit, peluruh kucing, pelancar haid, obat bisul dan obat wasir.
Kandungan kimia Graptophyllum pictum antara lain flavonoid, tanin,
alkaloid, steroid, saponin, alkohol dan kalsium oksalat (Thomas, 1992).
Flavonoid merupakan golongan terbesar senyawa fenol, fenol menoksiklik
sederhana, fenil fenil propanoid dan kuinon fenolik. Flavonoid dapat
menghambat mikroorganisme karena kemampuannya membentuk senyawa
kompleks dengan protein dan bersifat antibakteri dan antijamur (Robinson,
1995). Tanin dapat digunakan sebagai aplikasi lokal luka pada
kerongkongan dan rongga mulut terutama stomatitis. Tanin memiliki aksi
fisiologis dan penghambatan bakteri (Tyler, 1988).
Penelitian sebelumnya tentang Graptophyllum pictum adalah ekstrak
etanol
daun
ungu
(Graptophyllum
pictum)
dapat
menghambat
pertumbuhan
Streptococcus
mutans
pada
plat
resin
akrilik
B. Rumusan Masalah
Apakah ekstrak etanol daun ungu (Graptophyllum pictum) memiliki
daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol daun ungu
(Graptophyllum pictum) terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol daun ungu
(Graptophyllum pictum) pada konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 40%
terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
(Graptophyllum
pictum)
dapat
uji
sitotoksisitas
terhadap
ekstrak
etanol
daun
ungu