Anda di halaman 1dari 53

Cerpen Persahabatan Romantis Senyuman Terakhir

Karya Gufran Algifari


Dengan nafas yang terengah-engah setelah mengendarai sepeda. Aku terhenti
saat ku melihat dia, aku tak tau siapa dia. Wajahnya cukup cantik dan manis, aku
singgah membeli segelas air untuk melepaskan dahaga yang melanda
tenggorokanku.
Setelah beristirahat aku langsung menggayuh pedal sepeda untuk pulang ke
rumah. Sesampai dirumah, kedua orang tuaku sedang pergi ke sebuah tempat
yang aku tidak tau. Aku segera pergi mandi karena badanku sudah bermandi
keringat. Setelah mandi aku memakai pakaian dan menuju taman yang tak jauh
dari kompleks rumahku. Aku kaget si dia juga sedang berada ditaman. Tanpa
pikir panjang aku langsung menghapirinya.
Hai.., kataku
Dengan senyum aku menyapanya.
Tapi dia tidak merespon dan tetap saja membaca sebuah novel. Sekali lagi aku
mengulangi sapaanku.
Hai.. boleh kenalan gak?.
Iya ada apa?, katanya sambil menatap novel yang dibacanya.
Aku boleh gak kenalan? Namaku Zhaky, sambil mengulurkan jemariku.
Dia langsung berdiri lalu meletakkan bukunya di atas kursi dan memberi tah u
namanya.
Namaku Tamara, katanya dengan senyum.
Kamu tinggal dimana?, kataku.
Aku tinggal di sebelah kiri toko buku dekat gerbang kompleks. Aku baru pindah
kemarin.
Oooo. Kamu anak baru yah?.
Memang kenapa?.
Tidak kenapa-kenapa kok.
Ayo aku temani jalan-jalan di taman ini. Lagi pula gak enak juga kalau
suasananya begini-begini saja, pintaku.
Ok.. baiklah, katanya dengan lembut.
Langkah demi langkah mengawali perkenalanku dengan si dia yaitu Tamara.
Kami berjalan mengeliling taman, dari pada hanya terdiam lebih baik aku
memulai pembicaran. Aku menanyakan banyak hal kepadanya. Dan kami selalu
menyelingi pembicaraan kami dengan candaan yang cukup untuk mengocok
perut hingga sakit.
Sekarang sang mentari akan kembali ke peraduannya. Kami berjalan pulang
bersama karena arah rumah kami searah. Tamara berada di depan kompleks
sedangkan rumahku ada di lorong kedua sebeleh kanan di kompleks tempat
tinggalku. Sesampai di depan rumah Tamara kami berhenti dan menyempatkan
diri untuk bercanda sebentar.
Suara teriakan Ibunya yang memanggil membuat kami berdua kaget.
Tamara Tamara ayo cepat masuk, udah hampir malam nih!, teriak ibunya.
Ya bu.. tunggu!, Zhaky aku duluan yah?, katanya dengan senyum.
Iya..., kataku sembari membalas tersenyumnya.
Kamu juga cepetan pulang, nanti di cariin sama Ibu kamu.
Ok aku pulang yah.. dadah..!, sambil berjalan dan melambaikan tangan.

Di perjalanan, aku hanya bisa berkata baru kali ini aku bisa cepat berkenalan
dengan seorang gadis, apalagi gadis seperti Tamara. Kini aku berjalan di antara
jalan yang sepi dengan sedikit penerangan dari lampu jalan yang mulai redup
dan di kerumuni serangga.
Sesampai di rumah aku di marahi oleh Ibuku.
Kamu ke mana aja?, bentak Ibu.
Maaf Bu, aku tadi dari keliling taman, kataku sambil menunduk.
Lain kali jangan pulang telat lagi yah?.
Iya Bu, sembariku meninggalkan ibu di teras rumah.
***
Keesokan paginya aku bertemu dengan Tamara, ternyata aku sama sekolah
dengan dia, kemarin aku lupa nanya sih. Aku langsung berlari menghapirinya.
Tamara Tamara. tunggu aku!, kataku sambil berlari.
Tamara berhenti dan memegang pundakku.
Masih pagi-pagi kok dah keringatan kayak gini?, ini usap keringatmu!, katanya
sembari menyodorkan sapu tangannya.
Iya nih, kamunya tuh. Kamu jalannya cepat amat .
Iya maaf, kataya sambil tersenyum.
Ayo buruan entar pintu gerbang di tutup.
Sesampai di sekolah aku langsung ke kelas dan ternyata Tamara juga sekelas
dengan aku. Dia duduk di sampingku, karena Dino teman aku baru pindah
sekolah dua hari yang lalu. Tamara naik dan memperkenalkan dirinya ke temanteman kelasku.
Hai perkenalkan namaku Tamara Adelia, panggil aja aku Tamara. Aku baru
pindah dari Makassar kemarin, semoga kita semua bisa menjadi teman yang
akrab.
Ok., Teriak semua temanku.
Kini kami semakin dekat. Kami selalu bersama, kami duduk di depan kelas
sembari bercerita tentang tugas sekolah.
Kamu suka pelajaran apa?, tanyaku.
Aku paling suka pelajaran matematika.
Kenapa kamu suka pelajaran itu?, padahal pelajaran itu agak rumit dan
memusingkan.
Karena aku suka aja dengan pelajaran itu, kalau kamu sukanya pelajaran apa?.
Aku paling suka dengan pelajaran bahasa Indonesia, yah pelajaran sastra.
Kenapa kamu suka pelajaran itu?, tanyaku.
Seperti kamu tadi, aku suka aja dengan pelajaran itu. Aku sudah buat beberapa
cerpen, mau baca?, kataku sambil menyodorkan beberapa cerpen karyaku.
Ini buatan kamu?, aku gak percaya.
Iyalah, ini buatan aku. Kamu baca yah dan berikan saran, ok?.
Ok, katanya sambil tersenyum.
***
Tttttttteeettt., Bunyi bel menandakan kami akan melanjutkan ke pelajaran
berikutnya. Tapi, guru yang mengajar tidak datang. Jadi aku dan Tamara bersama
teman-teman yang lain hanya bercerita tentang hal-hal yang dapat mengocok
perut.
Tak lama kemudian, kami pun pulang. Aku bersama Tamara dan temanku yang
lain berjalan menuju pintu gerbang, menertawai hal yang tak patut ditertawai. Di
perjalanan pulang Tamara berteriak, Auuuuhh sakit, Zhaky bantu aku berdiri!
pintanya sambil meneteskan air matanya. kaki Tamara tersandung batu, dan
kelihatannya kaki Tamara Terkilir.
Sudah jangan nangis donk, pasti kamu akan sembuh kok, kataku
menyemangati.

Iya Zhaky, tapi kaki aku sakit banget. Bantu aku berdiri donk!, pintanya
Auuuuhh. Sakit!!, katanya sambil merintih kesakitan.
Sini biar aku gendong deh, gak apakan? .
Betul mau gendong aku, aku berat loh!, katanya sambil tersenyum.
sakit-sakit gini sempat aja ngelawak, sini naik cepat.
hehehe. Aku beratkan?, tanyanya, sambil tertawa.
Gak kok.., kataku sambil tersenyum.
Sesampai di depan rumah Tamara, Ibunya yang sedang membaca koran kaget
saat melihat kedatanganku yang menggendong Tamara.
Tamara, kamu gak apa-apakan nak?.
Gak apa-apa kok Bu, kata Tamara.
Kakinya terkilir tadi waktu jalan pulang tante, kataku.
Terima kasih yah nak .
Zhaky, tante!, ucapku dengan maksud memperkenalkan diri.
Iya terima kasih yah nak Zhaky, katanya sambil tersenyum.
Tamara, tante, Zhaky pulang dulu yah?, kataku.
Iyaa nak Zhaky, kapan-kapan main ke rumah yah?, kata ibu Tamara.
Baik tante, kataku sambil tersenyum.
Sehabis menggendong Tamara punggungku rasanya ingin copot, benar juga kata
Tamara badannya berat. Tapi, tidak apalah dari pada sahabat aku Tamara gak
pulang ke rumah. Sesampai dirumah aku langsung melepas pakaian dan makan
siang. Sesudah itu aku langsung tidur karena aku lelah banget udah gendong
Tamara.
***
Keesokan paginya aku menunggu Tamara di depan rumahnya. Saat melihat dia
keluar rumah, dia sudah bisa berjalan dengan baik. Aku kaget dan bengong
melihatnya.
Woii kamu kenapa bengong kayak gitu?, tanyanya sambil mencubit pipiku.
Akh gak apa kok!, eh kok cepat amat sembuhnya?.
Iyaa nih, semalam aku dibawa ke tukang urut, rasanya sakit amat waktu di
urut.
Baguslah, daripada berjalan dengan pincang, kataku sambil tersenyum.
Sampai di sekolah teman-teman ku berkumpul membicarakan sesuatu, aku dan
Tamara bergegas ke sana dan mendengar apa yang di ceritakan teman-temanku
itu.
Teman-teman, besokkan kita libur bagaimana kalau kita liburan?, kata Naila.
Kita mau ke mana ?, tanyaku memotong pembicaraan.
Kita akan pergi liburan, baiknya kita ke mana?, kata Denny.
Bagaimana kalau kita pergi ke tempat rekreasi terkenal di kota ini!, kata
Tamara.
Baiklah kita akan ke pantai Bira!, kataku.
Tak sabar menunggu saat itu, aku menceritakan sedikit tentang pantai Bira
kepada Tamara. Kami tidak memerhatikan penjelasan guru, akibat cerita kami
yang semakin mengasyikkan. Tak lama kemudian bel istirahat pun berbunyi.
Rasanya aku tidak ingin berpisah dengan Tamara walau sekejap saja. Tapi,
mungkin itu cuman perasaanku saja. Kami berkeliling sekolah mencari hal-hal
yang baru dan melupakan apa yang aku banyangkan tadi.
Tidak lama kemudian, bel kembali berbunyi kami berlari ke kelas. Kami berlari
sambil tertawa dengan senangnya. Rasanya hal ini adalah hal yang terindah
bagiku. Sesampai di kelas kami duduk dan menunggu guru. Tak lama kemudian,
guru yang mengajar pun datang.
Aku merasa agak tidak enak badan. Tamara iseng mencubit pipiku dan Tamara
kaget.
Zhaky kamu gak apa-apa, kan? tanyanya dengan khawatir.

Aku gak apa-apa kok, kataku dengan nada yang pelan.


Kamu sakit dan aku harus antar kamu pulang!, katanya sambil berjalan menuju
guruku.
Pak, Zhaky sakit, katanya.
Baiklah bawa dia pulang, kamu mau mengantarnya? tanya pak guru.
Iya pak aku bisa kok, katanya.
Berhubung sudah hampir pulang Tamara memasukkan barang-barangku ke
dalam tas
lalu dia juga membereskan barang-barangnya.
Ayo aku antar kamu pulang, katanya.
Tamara meminta izin mengantar aku pulang. Sambil memegang jemari-jemariku
dan sesekali memegang keningku. Tamara selalu bertanya tentang keadaanku.
Tapi, aku hanya bisa menjawabnya dengan kalimat, Aku baik-baik saja kok, gak
usah khawatir.
Sesampai di rumah aku langsung di bawa Tamara ke kamarku sembari ibu
mengomel-ngomeliku.
Ini sebabnya kalau makan gak teratur, katanya.
Sudah tante, Zhaky kan lagi sakit, pinta Tamara ke Ibuku.
Biarlah nak, biar dia tahu rasa, kata Ibuku.
Kalau begitu aku pulang dulu tante.
Nak nama kamu siapa?.
Nama aku Tamara, tante.
Terima kasih yah nak Tamara, udah bawa pulang anak tante ini.
Iya, sama-sama tante, katanya.
Aku melihat senyuman indah dari Tamara saat akan keluar dari kamarku.
***
Keesokan paginya, rasanya badanku udah sehat. Aku bergegas menyiapkan
barang yang akan ku bawa. Aku mandi dan sesudah itu berpakaian rapi dan
langsung menuju rumah Tamara. Tapi, Tamara sudah berangkat duluan. Aku
langsung ke sekolah. Sampai di sekolah aku melihat Tamara dan langsung
menghampirinya.
Zhaky, kamu udah sembuh?, katanya.
Iya.. aku udah sembuh kok.
Betul aku udah sembuh, kataku sambil meraih tangannya dan meletakkannya
di keningku.
Tak berapa lama kemudian, bus yang akan mengantar kami ke pantai Bira pun
datang. Aku duduk di belakang bersama anak lelaki lainnya. Tamara berada di
depan bersama teman wanitanya. Di perjalanan rasa gelisahku semakin tak
menentu. Aku memiliki pirasat buruk dan naas tak berselang beberapa lama
mobil yang aku tumpangi kecelakaan.
Aku merasa kepalaku sakit, saat ku pegang kepalaku mengeluarkan darah yang
banyak. Tapi, yang ada di pikiranku sekarang adalah Tamara. Aku langsung
berteriak dengan nada yang lemah. Tamara.. kamu gak apa-apa, kan?. Aku tak
mendengar suaranya. Aku melihat teman-temanku terluka dan mengeluarkan
banyak darah. Saat aku ke tempat duduk Tamara, aku melihat kepala Tamara
mengeluarkan banyak darah. Rasa sakit yang aku rasa membuat aku pingsan.
Zhaky, Zhaky, bangun nak, ibu di sini, kata ibuku sambil menangis.
Mendengar suara itu, aku terbangun. Aku sekarang berada di rumah sakit, aku
kaget dan berteriak.
Dimana Tamara Bu? Tamara baik-baik sajakan Bu?.
Ibu hanya terdiam sambil menatap ayah.
Ibu apa yang terjadi?, aku mulai meneteskan air mata.
Maaf nak, kini Tamara sudah berada di tempat lain, dengan nada yang pelan
ibu memberitahuku.

Jadi maksud ibu?.


Iya Nak, Tamara telah meninggal akibat kecelakaan itu, kata ibu sembari
memelukku.
Aku terduduk di ranjang dan dipeluk ibu sambil menangis dengan keras dan
berkata kenapa dia terlalu cepat meninggalkan aku Bu?. Aku terdiam dan
mengingat saat aku sakit, dia memberiku senyuman yang kuanggap indah itu
dan menjadi senyuman terakhir darinya. (SELESAI )

Novel Antara Cinta dan Sahabat


Aku adalah siswi kelas 8 sebuah SMP ternama di Jakarta. Namaku Liziana Reca
Mahardika. Aku hidup di Jakarta hanya bersama kakakku. Sedangkan kedua orang tua ku
dan adikku tinggal di Surabaya. Memang, aku dan kakakku adalah asli arek Suroboyo.
Lima tahun sudah aku dan kakakku tinggal ke Jakarta karena tuntutan pendidikan
kakakku.
Di sekolah, aku termasuk anak yang nggak bisa diam. Terlalu over active, dan terlalu
pintar dalam pelajaran matematika. Di sekolah, aku punya teman teman yang selalu
ada untukku saat suka maupun duka. Mereka adalah : Kartika Olivia Yolanda yang biasa
dipanggil Oliv, Marsyanda Eka Pratiwi yang biasa dipanggil Marsya, Sandra Lovita Febrian
Putri yang biasa dipanggil Vita, dan Ruby Titania Gumilang yang biasa dipanggil Tania.
Yang paling dekat denganku adalah Oliv. Dia adalah anak pindahan dari Kediri. Dia baru
pindah ke Jakarta dua bulan ini. Aku bisa dekat dengan dia karena rumah kita yang satu
kompleks dan kita sama sama asli dari Jawa Timur.
Suatu hari, aku dan Oliv pergi kesekolah bersama sama. Kita mengendarai
motor matik milikku karena motornya Oliv sedang diperbaiki. Karena takut terlambat,
kami terburu buru sekali dan tidak waspada. Sampai di perempatan, aku lihat tidak ada
polisi yang jaga. Aku langsung nyelonong saja tanpa melihat lampu yang sudah berwarna
merah. Akhirnya bruuuuaaakkkkk Aku dan Oliv tabrakan dengan sebuah motor
lain.
Eh, gimana sih Loe ? udah tau lampu merah, malah nggak berhenti ! Kata yang
aku tabrak tadi marah marah.
Gue ni lagi buru buru ! Kata Oliv sedikit membentak.
Gue juga lagi buru buru tau ! Kata orang yang aku tabrak tadi masih marah
marah.
Hei, temen loe tuh terkapar!!! Kata seseorang yang sedang lewat.
Barulah Oliv tersadar kalau aku sudah terkapar tidak berdaya di jalan.
Ca, bangun Ca!!! Kata Oliv membangunkanku.
Temen loe kita bawa ke rumah sakit aja ya ? Kata yang aku tabrak tadi.

Ya udah !Kata Oliv.


Mereka langsung membawaku ke rumah sakit. Karena takut terjadi apa apa
dengan ku, Oliv memutuskan untuk menelepon kakakku.
Halo ! Assalamualaikum ! Kata Oliv.
Waalaikumsalam ! ada apa Liv ? Tanya kak Vizca.
Ini kak, baru aja aku dan Eca kecelakaan Kata Oliv yang terbata bata yang
langsung dipotong oleh kak Vizca.
Truz Eca gimana ? Kata kak Vizca panic.
Eca udah dirawat di IGD Kata Oliv yang kembali dipotong oleh kak Vizca.
Okekakak sekarang kesana !!! Kata kak Vizca langsung menutup
teleponnya karena panic dan lupa menguncapkan salam.
Sesampainya di rumah sakit, kak Vizca langsung menemui Oliv.
Liv, Eca gimana ? Kata kakak.
Masih diperiksa dokter kak !!! Kata Oliv sedikit takut.
Tadi gimana sih kok bisa sampai kayak gini ? Tanya kak Vizca.
Lampu merah tetap jalan aja dia !!! Kata Oliv.
Dasar tuh anak, bandelnya minta ampunnggak di Jakarta, nggak di Surabaya
tetep aja kebiasaannya ! Trus yang di tabrak gimana ? Tanya kak Vizca yang sedikit
marah.
Cuma lecet lecet ! Kak, aku dah kesiangan banget nih ! Aku berangkat sekolah
dulu ya ! Kata Oliv.
Ya udah, nanti suratnya Eca kakak antarkan sendiri aja ke Sekolah ! kata kak
Vizca.
Oliv langsung berangkat sekolah. Aku terpaksa harus merelakan nilai ulangan
harian mata pelajaran IPA ku karena ulah ku sendiri.
Tiga hari setelah dari rumah sakit, aku masuk sekolah. Aku ingin memberi kejutan
sama Oliv.
Ca, Loe kok masuk sekolah ? Seharusnya, Loe kan istirahat di rumah Kata
Oliv kaget.
Habis bosen banget dirumah ! Kataku sambil beracting.
Wah ! Kayak kebanyakan nyawa aja Loe ! Kata Oliv.
Loe ngedoain gue biar cepet mati ? Kataku sedikit membentak.
Ya, nggaktapikan Loe! Kata Oliv yang langsung ku potong.
Tenang aja ! Dokter udah ngebolehin gue beraktivitas seperti biasanya kok !!!
kataku lantas tertawa.
Hhhhiiiiiiiiiiiiiihhhhh !!! Loe ini ! bikin orang kaget aja Kata Oliv sambil mencubit
pipiku.
Hih, Oliv ! sakit tau !!! Kataku.
ya maaf ! Kata Oliv singkat.
Tettettet
Bunyi bel tanda masuk dudah berbunyi. Aku langsung duduk di tempat dudukku
seperti biasa. Lalu, bu Mery, guru IPA yang super baik hati datang. Anak anak pun
langsung memberi salam.
Selamat pagi bu.!!! Kata anak anak serempak.
Selamat pagi anak anak. Kata Bu Mery.
Bu, hasil ulangannya bagaimana ? bagus bagus atau jelek jelek ? Tanya
seorang teman ku.
Ya nanti kalian akan tau sendiri hasilnya ! Kata bu Mery.
Aku lalu menghampiri meja bu Mery.
Bu, saya ikut yang remidi saja ya ? Tanyaku.
Nama kamu siapa ? Tanya bu Mery.

Liziana Reca Mahardika. Kataku.


Okamu yang habis kecelakaan itu ya ? Tanya bu Mery lagi.
Yabu. Jawabku singkat.
Gimana ? Udah baikkan ? Tanya bu Mery.
Ya.alhamdullillah bu! Ini semua juga berkat doa bu Mery ! Kataku sambil
tersenyum.
Ibu ada dua pilihan ke kamu untuk ulangan. Yang pertama kamu ikut remidi
dengan kelas lain, yang kedua kamu ulangan harian sendiri. Gimana ? Tanya bu Mery.
Ikut yang remidi saja bu ! karena nanti kasian teman teman yang sudah
ulangan duluan ! Kataku.
Ya sudah, nanti pulang sekolah ibu tunggu di laboratorium.Kalau sekarang ibu
nggak bisa karena sebentar lagi ada rapat di Depdiknas. Kata Bu Mery.
Oya sudah bu. Terima kasih ya bu ! kataku lalu kembali ke tempat dudukku.
Ini hasil ulangannya saya bagikan, tapi hari Selasa harus sudah dikumpulkan lagi
dan harus sudah ada tanda tangan orang tua ! Mengerti ? Kata bu Mery.
Mengerti Bu!!! jawab anak anak serentak.
Dan ibu umumkan nilai terbaik untuk mata pelajaran IPA di kelas ini adalah..
Kata bu Mery yang sengaja dipotong untuk memberi kejutan kepada para muridnya.
Aku melihat beberapa wajah tegang terlihat dari teman teman ku. Termasuk
keempat sahabatku. Memang, pelajaran IPA adalah pelajaran yang paling ditakuti oleh
para siswa. Terutama mata pelajaran IPA Biologi yang banyak sekali materi yang harus
dipelajari.
Dengan nilai 98adalahKartika Olivia Yolanda!!! Kata bu Mery
bersemangat.
Semua siswa langsung riuh bertepuk tangan. Aku tidak menyangka kalau Oliv
sebenarnya pintar sekali dalam mata pelajaran IPA. Aku juga ikut bangga mempunyai
teman yang pintar.
Tettettet
satu jam pelajaran telah berlalu. Bu Mery seharusnya mengajara di kelasku dua
jam pelajaran. Tetapi, beliau harus menghadiri rapat di Depdiknas. Setelah ditinggal bu
Mery, anak anak menjadi riuh tak terkendali sampai jam istirahat tiba.
Saat istirahat, aku hanya membeli sekaleng minuman dan aku bawa ke taman
sekolah di dekat lapangan basket. Di sana, aku memainkan laptopku sambil melihat anak
anak Chirliders berlatih untuk lomba minggu depan. Tiba tiba, Oliv menghampiriku.
Saat kami bercanda, tiba tiba ada seorang cowo dari kelas lain yang tidak aku kenal
menghampiri kami berdua.
Hai, boleh duduk ? Kata dia.
Silahkan Balasku singkat.
Ngapain sih loe kesini lagi ?Kata Oliv sambil marah marah.
Gue kesini mau minta maaf soal kecelakan minggu lalu ! Kata dia.
Maaf ? Apa dengan maaf temen gue bisa kembali sembuh dengan seutuhnya ?
kata Oliv yang penuh dengan amarah.
Seharusnya, aku yang minta maaf ! Karena kecerobohanku, aku jadi
membahayakan orang lain ! Kata ku jadi lemah lembut.
Boleh tau nama Loe ? Tanya dia.
Gue Eca, ni Oliv namanya ! Kataku.
Gue Rio, Gue anak kelas A Kata dia.
Saat kami berbincang bincnag, para sahabatku yang lain menghampiri ku.
Eh, Ca ni siapa ? Tanya Vita.
Kenalin ni Rio, yang gue tabrak waktu kecelakaan kemaren ! Yo, kenalin ni
sahabat sahabat gue ! ni namanya Vita, Masya, dan ni Tania ! Kataku.
Mereka lalu berkenalan.

Rio, ternyata juga punya sahabat. Saat saling berkenalan, sahabatnya Rio
menghampiri kami.
Wis! Sekali gaet ! langsung lima cewek Cuy ! Kata temannya Rio bercanda.
Ibaratnya, sekali dayung, lima pulau langsung terlampaui ! Kata temannya Rio
yang satunya.
Loe berdua ini ada ada aja ! Eh kenalin, ni best friend gue ! Ni namanya Reza,
ni cowo paling pinter bangt bikin kiasan suasana. Kalo yang ni namanya Ricky, ni cowo
paling jail dari dulu. Kata Rio. Lalu kamipun berkenalan dengan sahabat sahabatnya
Rio.
Bro, suruh latihan basket tuh ma kak Rey ! Kata Ricky.
Gue latihan dulu ya ! Kata Rio, lalu meninggalkan kami.
Okey ! Jawabku singkat.
Pulang sekolah, aku sudah ditunggu bu Mery dan teman teman yang lain di
Labolatorium. Selesai ulangan, aku langsung pergi ke gerbang sekolah untuk menunggu
kakak yang belum menjemputku. Aku kaget banget ketika Oliv dari belakang
membunyikan klakson motornya. Ternyata dia setia menungguku sampai ulangan
selesai. Karena, dia tau kebiasaan kakakku yang tidak menjemputku karena
kesibukannya di kampus. Akhirnya, aku nebeng juga sama Oliv. Aku bersama teman
teman berkumpul dirumahnnya Oliv untuk membicarakan liburan ke rumahnya Oliv di
Pare minggu depan.
Eh, gimana nih ? kita jadi liburan nggak ? Tanya Masya.
Jadi donk ! aku dah hubungin keluargaku yang ada di Pare ! Kata Oliv.
Ca, Loe gimana ? boleh nggak ma kakak Loe ? Tanya Vita.
Gue sih boleh boleh aja ! tapi, nggak boleh lama lama di sana ! Kataku
sambil menuang minuman kegelas.
Maksud Loe ? Tanya Tania.
Yagitu deh ! kakak nggak berani dirumah sendirian lama lama !!! Kataku.
Kakak Loe suruh nginep di rumah gue aja !!! Kata Oliv.
Emangnya boleh ? Tanya ku.
Boleh, kak Vega juga lagi di rumah sendirian kok !!! kata Oliv.
Eh, Rio tadi ganteng banget ya? Kataku tanpa ku sadari aku jadi mengalihkan
pembicaraan. Semua sahabatku langsung melihatku dengan tatapan yang aneh.
Ca, Loe nggak apa apa kan ? Tanya Vita.
Wis!!! Jatuh cinta pada pandangan pertama nih ceritanya ? Kata Marsya.
What ? Anak sejelek itu kamu bilang ganteng ? Kata Oliv sedikit tegangan
tinggi.
Pandangan Orang ke orang lain kan berbeda beda. Kata Tania.
Betul tuh apa kata Tania ! Kata Vita.
Kalau menurut Loe Liv, dia itukan seseorang yang paling loe benci. Sedangkan
menurut Eca, diakan sosok yang sempurna banget ! Kata Tania.
Karena sudah sore, kami pulang ke rumah masing masing. Sampai di rumah,
aku langsung masak mie instant karena perutku sudah mengaung sejak tadi. Sambil
makan mie, aku menonton Tv dan sibuk memainkan hp. Terdengra suara motor kakak di
garasi. Aku lihat, ternyata benar kakak yang datang.
Tumben kak, pulang cepet ? Kata ku.
Si Anas tuh kurang ajar banget ! Kata kakak marah marah sambil masuk
kamar.
Emangnya kenapa sih kak ? Tanya ku.
Dia tuh ngajak janjian kakak buat ngerjain tugas, Ehbukannya ngerjain tugas,
malah dia ngajak jadian ! Kata kakak dari dalam kamar.
Aku langsung tertawa terbahak bahak sampai tersedak.

Tuh, rasain tuh Makannya, kalo ada orang lagi susah jangan ditertawain ! kata
Kakak.
Kakak trima ? Tanyaku.
Ya nggak lah! Kata kakak sinis.
Saat aku asik makan mie sambil menonton tv, tiba tiba hp ku berbunyi tanda
sebuah sms masuk.
Hi, lg apa nih ? Isi sms itu yang aku tak tau dari siapa.
Ni cp ya.? Balas ku.
{R.I.O} Eh, U bsk ada wkt g ? Ternyata sms itu dari Rio. Aku langsung seneng
banget.
hmmmada, emangx np ? balasku dengan berbohong. Besok sebenarnya aku
ada acara pembahasan liburan ke Kediri bersama para sahabatku. Tapi, demi Rio, aku
rela tidak hadir dalam rapat itu.
Bsk, q mo tndng bskt, u nntn ya ! kan disklh sendr !
Oke ! ^_^ balasku singkat.
Keesokan harinya, aku langsung bangun pagi - pagi untuk menyeterika baju ku.
Aku semangat banget hari ini. Pas banget, hari ini kan hari minggu.
Tumben, Loe hari ini rajin banget ! Tanya kakak.
Kakak, nggak tau ya, kalau sebenernya adik kakak ini rajin banget ! Kataku
sambil sarapan. Tiba tiba, hp di sebelahku berbunyi.
Jngn lp ya. jm 9 nnt ! ^_^ sms dari Rio. Aku langsung senyum senyum sendiri.
Kakak yang duduk di samping ku, menatapku dengan tatapan yang aneh.
Ca, Loe kenapa sih ? Tanya kakak.
Hm? Nggak apa apa ! kata ku yang awalnya tidak menyahut.
Hayojangan jangan ada apa apa yadengan sms itu! Kata kakak
menggodaku.
Ahapa sih kak ! orang nggak ada apa apa juga ! Kata ku sedikit marah.
Beneran nih nggak ada apa apa ? Tanya kakak masih menggoda ku.
Udah ah aku mau mandi dulu ! Kata ku sambil berjalan menuju kamar mandi.
Tanpa aku sadari, hp ku tertinggal di meja makan. Kakak pun dengan leluasa melihat
semua isi sms ku dengan Rio.
Selesai mandi, aku sudah melihat hp ku seperti sedia kala.
Loe mau kemana sih Ca ? Tanya kakak.
Ada dehmau tau aja ! Kataku sambil berjalan ke kamar.
Loe, mau jalan kan ma cowo Loe ? Tanya kakak dari luar kamar ku.
Aku langsung kaget dan bingung harus jawab apa.
Ahkakak ini ngaco aja ! Kata ku dari dalam kamar.
Ngaku aja Loe ! Paksa kakak.
Bukan cowo ku kak ! tapi, cuma teman ! Kata ku.
Bukan cowo Loe, kok berani ngajak jalan ? Kata kakak penasaran.
Aku cuma mau nonton dia lagi tanding basket hari ini ! Kataku sembil berjalan
keluar kamar.
Wih!!! Wangi banget sih Loe hari ini ! habis berapa botol parfum loe ? Tanya
kakak yang agak mual dengan aroma parfumku yang begitu banyak.
Setengah botol ! Kata ku tanpa rasa bersalah.
Gila Loe ! Eh, loe ada apa sih dengan cowo itu ! Tanya kakak lagi.
Nanti aku jelasin deh! sekarang aku berangkat dulu ya, kak ! eh, aku nanti
mampir ke toko buku, kakak mau nitip nggak ? Tanya ku sambil terburu buru.
Nggak! Jawab kakak.
Kak, aku berangkat dulu ya! assallamuallaikum! Teriakku.
Waallaikumsallam ! Jawab kakak.

Aku langsung memacu motor ku kesekolah. Sesampainya di sekolah, aku


langsung menemui Ricky dan Reza yang berada di teras sekolah. Kami pun menuju
lapangan basket. Pertandinganpun dimulai.
Setelah satu jam, pertandinganpun usai. Pertandingan basket tadi dimenangkan
oleh sekolahku. Setelah melihat pertandingan basket, aku diajak merayakan
kemenangannya oleh Rio. Aku diajak makan sama Rio. Tapi nggak sendiri. Tetap sama
Ricky dan Reza. Di tempat makan, ternyata para sahabatku juga sedang makan disitu.
Eca ? Kata Vita. Aku hanya tersenyum.
Ca, Kata kak Vizca loe lagi nyari buku buat semesteran besok ! Kata Marsya.
Emang, tapi aku belinya habis liat pertandingan basket di sekolah ! Kataku
mencoba menjelaskan.
Akhirnya merekapun mengerti. Kamipun akhirnya pulang bersama sama ke
rumahnya Vita.
Eh, liburan nanti kalian kemana ? Tanyaku kepada Rio dan teman temannya.
Nggak tau mau kemana ! Belum ada rencana liburan ! Kata Rio.
Ikut kita aja yuk ke Pare ! Kata Marsya.
Pare itu mana sih ? Tanya Reza.
Kalo setau aku, Pare itu di Makasar ! Kata Rio.
Itu Pare Pare ! Kata Vita dan Oliv berbarengan.
Pare itu apa nggak buah pait itu ? yang buahnya kayak mentimun itu lho ? Kata
Ricky.
Itu buah pare donk-donk ! Kata Vita.
Kota Pare itu, di Kediri Jawa Timur ! Kata ku mencoba menjelaskan.
Boleh juga tuh ! Kata Ricky.
Ehnggak, nggak, nggak ! Ngapain sih ngajak tiga orang ini ! Kata Oliv yang
marah marah.
Nggak apa apa kan Liv ? Biar lebih rame ! Kata Marsya memohon.
Okey...kalian bertiga boleh ikut kita ke Pare ! Kata Oliv sedikit luluh.
Karena sudah sangat sore, kamipun pulang kerumah masing masing.
Setelah satu minggu mengikuti ujian semester dua, kamipun menerima rapor
hasil ujian. Alhamdullillah, aku juara dua satu kelas dan naik ke kelas sembilan.
Kebetulan Rio juga juara dua. Liburanpun tiba. Setelah bersiap siap, akupun pergi
kerumahnya Oliv, Karena mereka mengajak berkumpul disana. Tepat pukul 9 siang, kami
berangkat ke Pare Kediri. Diperjalanan, kami saling bercanda tawa. Oliv yang awalnya
cemberut karena Rio dan teman temannya ikut menjadi sedikit tersenyum. Setelah
perjalanan hampir dua puluh jam dari Jakarta, kamipun tiba di Pare. Kami tiba di Pare
pukul 5.15 WIB. Sesampainya dirumah Oliv di Pare, kami langsung merebahkan badan
kami ketempat tidur. Hari itu kami gunakan untuk istirahat seharian.
Keesokan harinya setelah sarapan, kami diajak bersepeda berkeliling kota Pare
oleh Oliv. Memang, kami tidak memilih pergi ke tempat tempat wisata karena takut
kecapekan. Setelah berkeliling mengelilingi kota Pare, kami berhenti di sebuah persawah.
Disana, kami bermain di sungai. Dengan bermain seperti ini, kami dapat melupakan
kepenatan kami yang ada di Jakarta. Termasuk Oliv. Dia lupa akan kebenciannya dengan
Rio. Saat kami bermain, tiba tiba ada seorang cowo yang memanggil manggil.
Tik, tika! Kata cowo tadi. Oliv pun menoleh dan langsung menghampiri
dan memeluk cowo tadi. Kamipun hanya bengong melihat Oliv. Oliv mengehampiri kami
dan memperkenalkan cowo tadi.
Temen temen, ni kenalin ! Ni namanya Bagus ! dia ini temen ku dari kecil ! Gus,
ini teman teman aku dari Jakarta ! Kata Oliv. Kamipun berkenalan.

Tik, Ika kangen lho karo awakmu ! Kata Bagus. Marsya, Tania, Vita, Rio, Ricky,
dan Reza hanya terpaku melihat percakapan antara Oliv dengan Bagus karena mereka
tak mengerti. Sedangkan aku sedikit mengerti.
Lha saiki areke ning ndi ? Tanya Oliv.
Ning Omah, tak celukne yo ? Kata Bagus yang langsung berlari.
Beberapa saat kemudian, Bagus kembali dengan empat orang temannya. Ketika
melihat bagus kembali dengan beberapa orang temannya, Oliv langsung berlari
menghampiri mereka dan memeluk mereka. Lalu, mereka menghampiri kami.
Rek, iki kanco kanco ku saka Jakarta. Iki jenenge Eca, Tania, Marsya, Vita, Rio,
Ricky, Reza. Teman teman, ini sahabatku yang ada di Pare. Mereka sahabatku dari kecil.
Yang ini namanya Ika, Maya, Ayu, dan Kharis. Kata Oliv panjang lebar. Kamipun
berkenalan.
Karena di sawah sangat panas, akhirnya kami memilih berteduh di salah satu
saung yang ada di tengah sawah. Disana, kami semua becanda tawa.
Eh, teman teman Kharis ini pinter banget lho main gitar ! Kata Oliv.
Oh ya?Tanya Vita.
Ya mbak! Ris, gitarmu maukan ning omahku ? tak ambile ya ? Kata Maya yang
bahasanya sedikit campuran.
Ya wis! Kata Kharis. Maya pun langsung berlari menuju rumahnya yang tidak
jauh dari persawahan itu.
Bukannya aku sombong yateman teman, tapi aku mau jelasin kebolehan para
temanku yang ndeso ini. Boleh nggak ? Kata Oliv.
Never Mind ? We also want to know what their permissibility ! Jawab Tania.
WihGayanya pake bahasa Inggris ! Kata Reza.
Emangnya nggak boleh apa ? Kata Tania.
Udah jangan berantem ! kata Marsya.
Kharis ini pinter banget main gitar, Bagus jago banget dalam bahasa Inggris,
Maya ini si penari tradisional, Ika pinter banget Matematika, Ayu ini si professor muda.
Dia pinter banget pelajran IPA. Jelas Oliv.
Ketika mereka asyik bercanda, aku hanya menikmati hidupku yang indah ini.
Headsett di telinga menancap sejak setengah jam yang lalu. Dalam pikiranku hanya ada
rasa senang dan cinta bisa beberapa hari bersama Rio.
Beberapa saat kemudian, Maya kembali dengan gitarnya Kharis. Merekapun
bernyanyi bersama.
Hei, kok bengong sendiri ? Kata Ricky tiba tiba dari belakang.
hmm ? lagi enak aja sendiri ! Kataku.
Ngapain sih loe nggak ikut kumpul ma temen temen yang lain ? Kata Ricky.
Lagi pengen sendiri aja ! Kataku tanpa memperhatikan Ricky yang berada di
samping ku.
Gue pernah denger katanya Loe juga anak jawa timuran ya ? Tanya Ricky.
Kalo iya emangnya napa ? Kataku sedikit Ilfill.
Kok kita nggak Loe ajak kerumah Loe sih ? Kata Ricky yang tetap nyantai.
Rumah gue tuh di Surabaya ! ini di Kediri Ricky ! Your understand ? Kataku yang
masih sangat ilfill dengan Ricky.
Emanganya, dari Kediri ke Surabaya jauh ya? Tanya Ricky yang kayaknya
berlagak tidak tahu.
Hihhhhhhhh! Yajauh banget lah! Kataku yang marah.
Prekitiewww! Kata Rio dan teman teman lainnya yang mentertawakanku
dari belakang. Sebenarnya aku sedikit marah, tapi mau marah nanti aku malu sendiri.
Ca, yang gue taugue nggak pernah denger loe nyanyi ! sekarang, mumpung
ada yang ngiringinkita pengen tau Loe nyanyi ! Kata Marsya.
Ah, nggak ah, suara gue jelek banget ! Kataku.

Ayo dong Ca! Kata Marsya masih memohon.


Okey! Kataku pasrah.
Ye!!! Kata mereka.
Lagunya apa ? Tanya Kharis.
Lagunya J-Rock yang I am falling in Love bisa ? Tanyaku.
Bisa ! Kata Kharis. Akhirnya aku mau menyanyi juga.
Lagi falling in love ya mbak ? Tanya Ayu.
Ah ! kamu ini bisa aja ! Kataku.
Mbak, kalo wong lagi falling in love iku bisa dilihat dari matanya ! Kata Ika.
Bener iku ! Saiki kayake Mbak Eca lagi falling in love ! Kata Maya mempertegas
perkataan Ika dan Ayu.
Hei ! ini kapan Eca nyanyinya ? dia udah seneng banget tuh nggak jadi nyanyi !
kalian kok malah ngomongin falling in love ! Kata Reza. Aku haya tertawa saja.
Setelah tiga hari di Kediri, kamipun harus kembali ke Jakarta karena harus
sekolah. Kami tiba di Jakarta pukul 6.30 Pagi. Diperjalanan, Ricky mengusulkan kalau
sebaiknya kita berdelapan selalu bersama. Kini persahabatan kami bernama #Eight
Forever (EF)#.
Sesampainya dirumah, aku langsung tidur dirumahnya Oliv karena kakak belum
datang dari kuliah. Tidak terasa, hari sudah sore. Ibunya Oliv membangunkanku. Aku
langsung mandi. Setelah mandi, aku dan Oliv memainkan laptopnya Oliv di taman di
ujung kompleks. Saat aku membuka e-mail ku, ada satu pesan masuk. Ternyata dari
orang tuaku di Surabaya.
Zian sayang !, mama,papa, n Zakka akan ke Jakarta hari Kamis nanti !
isi e-mail tadi.
Aku langsung buru buru menelepon kakak. Ternyata hpnya kakak tidak aktif. Aku
bingung bukan main. Aku tidak tau harus bagaimana lagi.
Aku bingung gimana cara buka pintu rumahku karena kuncinya dibawa kakak.
Beberapa saat kemudian, kakaknya Oliv datang. Dia membawakan kunci rumahku dari
kak Vizca.
Ca, ini tadi kakak loe tadi nitipin kunci ke gue ! Kata kak Vega Kakaknya Oliv
sambil memberikan kunci.
Makasih ya kak ! Kataku lalu aku langsung berlari kerumahku yang berjarak
500m dari taman.
Setelah bisa membuka pintu rumahku, aku langsung bersih bersih rumah.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara derungan mobil didepan rumah. Setelah ku
lihat ternyata mama, papa, dan adik sudah datang.
Asallamuallaikum ! Kata mama.
Waalaikumsallam ! Kataku sambil membukakan pintu.
Aku langsung mempersilahkan mama, papa, dan adik ku masuk kerumah.
Kak Vizca mana ? Tanya papa.
Masih kuliah ! Jawabku.
Jam segini kok belum pulang ? Tanya mama.
Kata kak Vega tadi dia masih ada jam tambahan ! Kataku.
Selesai shalat magrib, kami makan malam bersama. Saat makan malam,
terdengar suara motor didepan rumah. Aku kira kakak datang dari kuliah, ternyata Oliv.
Assalamuallaikum! Kata Oliv dari depan pintu.
Waalaikumsalam! Jawab Zakka adikku.
Dek, kak Ecanya ada ? Tanya Oliv.
Kak Eca ? Tanya Zakka.
Iya kak Eca ! Kata Oliv meyakinkan. Karena Zakka tak kunjung kembali ke ruang
makan, mama menyusul kedepan.
Cari siapa mbak ? Tanya mama.

Mau cari Ecanya ada ? Tanya Oliv.


Maaf mbak disini tidak ada yang namanya Eca ! mungkin mbak salah alamat !
kata mama menjelaskan.
Ibu ini ibunya Eca dari Surabaya ya ? Tanya Oliv.
Saya memang dari Surabaya, tapi anak saya bukan Eca namanya ! Kata mama.
Saya temannya anaknya ibu ! Jelas Oliv.
ZianZian! Teriak mama memanggilku.
Iya ma ! ada apa ? Kataku sambil menghampiri mama.
Ini teman kamu ? Tanya mama. Aku lalu melihatnya.
Eh, Loe Liv ! Kataku.
Iya ! Kata Oliv sambil senyum
Ma, ini temen aku ! Dia dari Kediri ! Kataku.
Oliv, Tante ! Kata Oliv.
Mamanya Zian ! kata mama.
Zakka ! Kata adikku.
Tante, tinggal kebelakang dulu ya ! Kata mama.
Oya.tante silahkan ! Kata Oliv.
Duduk Liv ! Kataku mempersilahkan Oliv duduk.
Ca, sebenernya nama loe tuh siapa sih ? Tanya Oliv.
Nama gue kan Liziana Reca Mahardika, nah, dari kata Liziana itulah nama ku jadi
Zian ! Tapi, gue lebih suka dipanggil Eca aja ! Kataku.
O! Ca, gue pinjem catetan IPA loe yang minggu lalu dong ! punya gue
ketinggalan di sekolah ! Kata Oliv.
Aku langsung pergi ke kamarku untuk mengambil buku IPA.
Ni, tapi besok balikin ya! Kataku sambil memberikan buku IPA.
Oke ! Kata Oliv.
Eh, mau kemana ? ikut makan malam dulu yuk ! Kata mama yang tiba tiba
dari belakang.
Makasih tante ! Maaf saya baru saja makan ! Kata Oliv menolak ajakan mama
dengan halus.
Tante sudah agak malam saya mau pulang dulu ! Kata Oliv berpamitan.
Ca, gue pulang dulu ya ! Kata Oliv.
Oke ! Kataku sambil tersenyum kepada Oliv.
assallamualaikum ! Kata Oliv sambil keluar dari rumahku.
Waalaikumsalam ! Jawab ku hampir berbarengan dengan mama.
Sesaat setelah Oliv pergi, terdengar suara motor didepan rumah. Aku mengeluh
karena aku tidak sempat makan malam.
Siapa lagi ! Kataku sambil berjalan keruang tamu.
Assallamualaikum ! kata Kak Vizca sambil melepas sepatunya.
Waalaikumsalam ! Jawabku.
Kak Vizca ! Teriak Zakka dari belakang dan berlari lalu memeluk kak Vizca.
Haituyul kecilgimana kabarmu ? Tambah gemuk aja ! Kata kakak sambil
memandang Zakka.
Ahaku kan nggak mau gemuk ! Kata Zakka yang sedikit ngambek.
Iya tuyul kecil. Kata Kak Vizca sambil berjalan menuju ruang makan yang diikuti
Zakka dibelakanggnya dan aku.
Ma, pa ! Kata kak Vizca sambil mencium tangan papa dan mama.
Gimana kabarmu sayang ? Tanya mama.
Baik ma! Kata kakak sambil duduk di kursinya meja makan.
Kuliah kamu gimana ? Tanya papa.
Lancar lancar aja pa ! Jawab kak Vizca sambil menyiapkan piring untuk makan.
Ma, Aku ingin seperti kak Vizca ! Kata Zakka.

Makannya, kamu belajar yang pinter biar kayak Kak Vizca dan Kak Zian ! Kata
mama.
Ca, Loe kok udah pulang ? Kata Kakak.
Dari jam setengah tujuh tadi pagi kak ! Kataku.
Memangnya Zian dari mana ? Tanya papa.
Tiga hari yang lalu, Zian habis dari Kediri, liburan sama teman temannya !
Kata Kakak.
Kok nggak mampir ke Surabaya ? Tanya Mama dengan halus.
Aku takut teman temanku kecapaian ma, kalo dibawa ke Surabaya ! apalagi,
waktunya cuma tiga hari. Besok sudah masuk sekolah ! Kataku.
Kak, oleh olehnya mana dari Kediri ?
Kamu sendiri kan dari Jawa Timur juga sayangku, imutku, cintaku, Tuyul
kecilku Kataku sambil mencubit pipi Zakka.
Sakit kak! Kata Zakka marah marah. Aku hanya tertawa tawa saja.
Setelah makan malam bersama, kami menonton TV bersama. Tapi, baru sebentar
aku berkumpul dengan keluargaku di ruang keluarga, tiba tiba hp ku bunyi. Aku
langsung pergi ke teras rumah.
Ca, q pnjm bk IPA u , blh ? Ternyata sms dari Marsya.
Cowry, bk IPA q lg di pnjm ma Oliv ! Balas ku.
Setelah membalas SMS dari Marsya, aku langsung kembali berkumpul dengan
keluargaku di ruang keluarga. Tiba tiba, hp ku kembali berbunyi. Aku lihat ternyata Rio
menelepon ku. Aku takut kalau mama dan papa curiga pada ku. Akhirnya aku matikan
saja hp ku.
Malam harinya sebelum aku tidur, aku memcoba sms Rio.
Cowry, td tak mtkan ! isi sms ku kepada Rio. Tapi tidak dibalas.
Loe sms siapa sih ? malam malam gini masih aja smsan ! Kata kakak yang
tidur disampingku karena kamarnya dipakai mama dan papa.
Ada deh mau tau aja ! Kata ku.
Samasamasama siapa tuh namanya ? Tanya kakak yang bingung
menyebutkan nama.
Nggak tau ! kok Tanya aku ! Jawabku sedikit sinis.
Sama Riosama Rio kan ? Tanya kakak yang tiba tiba ingat namanya Rio.
Aku bingung harus jawab apa.
Kakak kok tau ? Tanya ku.
Ya, tau lah ! kan aku sering lihat isi sms mu dengan dia ! Kak Vizca santai.
Hih! Kataku menggeram sambil mencubit tangan kak Vizca.
Sakit tau ! Kata kakak sambil menggosok gosok tangannya yang tadi ku cubit.
Habis kakak gitu sih sama aku ! Kataku ngambek.
Gitu gimana ? Tanya kakak.
Ya pokoknya gitu deh ! Kataku.
Emangnya loe udah jadian sama dia ? Tanya kakak.
Belum ! Kataku.
Ca, ini kakak loe Ca ! Loe ngaku aja ! kata kakak.
Beneran kak ! aku nggak jadian sama dia ! Kataku ngotot.
Tapi, loe suka kan sama dia ? kata kakak. Aku hanya mengangguk.
Udah ah kak ! jangan bahas itu lagi ! kataku.
Emangnya napa ? Tanya kakak.
Nggak apa apa ! kak jangan bilang mama sama papa ya! kalo aku lagi suka
sama cowok ! Kataku memohon kepada kakak.
Oke! Kakak dulu juga merasakan yang Loe rasakan sekarang ! Kata kakak.
Good Night ! Kataku.
Good Night ! Balaz kakak.

Keesokan harinya saat sarapan, mama melihat penampilanku mengenakan


seragam sekolah yang sehari hari aku pakai dengan tatapan yang aneh.
Napa sih ma ? Tanya ku masih berdiri di sebelah meja makan. Mama masih
melihat penampilanku dari bawah keatas.
Tunggu sini dulu ya! Kata mama sambil berjalan menuju kamar kak Vizca.
Sesaat kemudian, mama keluar dengan beberapa baju seragam.
Nah, sekarang pakai ini ! Kata mama sambil memberikan baju seragam sekolah
kepadaku.
What ? apa ini ma ? Kataku sedikit membentak mama.
Kamu dulukan pernah janji mau pake kerudung ! nah sekaranglah waktunya !
Kata papa. Aku mencoba mengingat ingat janji itu.
Oiya ya! kataku lalu tertawa.
Cepet pake seragamnya ! nanti kesiangan lho ! Kata mama. Aku langsung buru
buru ke kamar dan ganti seragam.
Assalamualaikum ! teriak seseorang dari luar.
Waalaikumsallam ! jawab mama. Aku tau kalau itu suara Oliv.
Pa, aku berangkat dulu ya ! Kataku sambil mencium tangan papa.
Hati hati dijalan ya ! Kata papa.
Kak aku berangkat dulu ya! Tuyul kecil, kakak berangkat dulu ya! Kataku.
Aku bukan tuyul kecil ! aku udah kelas satu SMP kak ! Kata Zakka yang marah
marah dan tak aku hiraukan.
Aku buru buru pergi ke teras untuk menemui Oliv. Sampai didepan, aku melihat
Oliv dan mama sedang asik mengobrol.
Ma, aku berangkat dulu ya! Kataku sambil mencium tangan mama.
Hati hati di jalan ya sayang !
Oliv sangat kaget melihat penampilan ku yang baru.
Liv, berangkat yuk ! Ajak ku yang melihat Oliv masih bengong melihat
penampilanku.
Eh, ayo! kata Oliv yang agak kaget.
Ma, nanti kalo mau pake motor ku kunci di laci meja belajar ya! Kataku.
Kita berangkat dulu ya tante ! kata Oliv sambil mencium tangan mama.
Kamipun langsung berangkat sekolah.
Sesampainya di sekolah, Marsya, Tania, dan Vita kaget melihat penampilanku
yang baru.
Ca, ini loe Ca ? Kata Vita.
ya iyalah! kataku.
Eh, Ca, kita punya kejutan buat kamu ! Kata Tania.
Apa ? Tanya ku.
Ada deh ! kalo di beri tau namanya bukan kejutan dong ! Kata Marsya.
Aku menuriti saja apa mau mereka. Aku diajak ke kelasku yang baru. Dan ternyata
aku sekelas sama Rio. Seneng banget aku jadinya.
Ca, tempat duduk loe disini ! Kata Vita.
Aku kaget banget, karena bangku sebelah kiriku adalah Rio.
Ca, Loe sama Oliv ya duduknya ! Kata Marsya.
Loe sama siapa ? Tanyaku.
Sama Tania ! Kata Marsya singkat.
Trus Vita sama siapa ? Tanya ku.
Sama sama Elen ! kata Vita.
Ca, loe tunggu sini dulu ya! kita mau ke luar sebentar ! Kata Tania.
Truz gue di kelas sama siapa ? Kataku sedikit ngambek sama sahabat sahabat
ku.
Kan ada Rio di sebelah Loe ! Kata Vita dengan santainya.

Apa sih Ta ! Kataku.


Ya udah ! kita keluar dulu ya mbak Eca ! Goda Oliv.
Za, loe ikut nggak ? Teriak Vita. Reza dan Ricky juga mengikuti mereka.
Sambil menunggu bel tanda masuk berbunyi, aku hanya duduk duduk di kelas
sambil menunggu sahabat sahabatku kembali.
Yo ! Sapa ku kepada Rio dengan sedikit malu dan takut.
Ya Ca, ada apa ? Tanya Rio.
Loe masih marah soal telepon tadi malam ? Tanyaku.
Nggak Ca ! Emangnya napa sih loe matiin ? Tanya Rio dengan senyumnya.
Lagi ada keluarga dari Surabaya tadi malam ! Kata ku.
Siapa ? Tanya Rio.
Orang tuaku ! kataku.
O ! Kata Rio sambil mengangguk anggukkan kepala.
Tapi, sekali lagi gue minta maaf ! Kataku.
Eca, Loe nggak bersalah, Jadi, ngapain Loe minta maaf kalo Loe nggak
bersalah ? kata Rio yang membuatku melayang.
Tapikan Belum selesai aku ngomong sudah ada temen temen ku yang super
jail.
Prekitiew ! Kata Ricky lalu tertawa yang diikuti teman teman ku yang lain.
Aku jadi malu benget.
Apa apaan sih Loe ini ! Kata Rio yang sedikit marah sama Ricky.
Santai brosantai! Kata Reza. Akhirnya Rio mau meredam kemarahannya.
Loe napa sih kayak gitu ? Tanya Rio kepada Ricky.
Tuhtanya tuh temen temennya Eca kenapa tadi ! Kata Ricky yang nggak
merasa bersalah.
Eh, kok kita ! Salah Loe sendiri ngapain ikut kita ! Kata Vita .
Kan Loe yang ngajak kita ! Kata Reza.
Udah jangan berantem ! Kata ku sedikit marah.
Tuh, si Rio tuh ! Kata Oliv menyalahkan Rio.
Udah jangan salah salahan ! Kalian tuh kayak anak kecil yamasih main salah
salahan kayak gini ? Kataku masih marah. Lalu aku pergi meninggalkan mereka.
Tak terasa, bel masuk pun berbunyi. Aku langsung kembali kekelas dan masih
dengan amarahku. Aku langsung duduk di samping Oliv. Selama pelajaran sampai
istirahat, tak ada satu patah katapun dari ku maupun dari Oliv. Saat istirahat, aku hanya
ditemana Vita, Tania, Marsya, Reza, dan Ricky.
Ca, Oliv tuh sama Rio ! Kata Vita.
Ah biarin! Paling juga lagi disuruh sama Bu Mery ! Kata ku cuek.
Ternyata, mereka berdua mendekati kami.
Ca, Maafin gue ya? Kata Oliv.
Iya, maafin kita ! Kata Rio.
Okkita maafin ! Tapi, sikap kalian jangan kekanak kanakan lagi ya !
Kataku.
Iyamami! Kata Oliv sambil tersenyum padaku.
Siang hari sepulang sekolah aku dan kak Vizca harus mengantar papa dan mama
untuk kebandara karena mau pulang ke Surabaya. Sedangkan Zakka, mulai sekarang
tinggal di Jakrta bersama aaku dan kak Vizca.
Hari demi hari aku lewati dengan parasaan bahagia. Selain Ditemani oleh sahabat
sahabatku dan geng trio R (Reza,Ricky, & Rio), aku merasa bahagia kerena adikku
Zakka pindah ke Jakarta dan satu sekolah dengan ku. Aku merasa sungguh lengkap
hidupku memiliki mereka semua. Terutama Rio.

Tapi, aku merasa ada keanehan antara Oliv dan Rio. Mereka semakin lama,
semakin dekat. Aku mencoba untuk tidak berprasangka buruk terhadap Oliv dan Rio.
Selain Rio dan Oliv yang aneh, Tania dan Reza juga hampir sama dengan Oliv dan Rio.
Hampir satu semester aku lewati. Tapi nilaiku semakin lama, semakin jatuh. Aku
takut kalo nanti aku tidak bisa masuk ke SMA favorit. Apalagi, ancaman papa dan mama
tidak main main. Mereka akan kembali untuk menjemputku pulang dan kembali ke
Surabaya jika nilaiku jatuh.
Saat penerimaan rapor dan rapornya Zakka pada semester satu, diambil oleh kak
Vizca. Sesampainya kak Vizca dirumah, aku dimarahi oleh kak Vizca karena nilaiku
sangat jelek. Pada Hal, setelah liburan semester satu nanti aku akan mengikuti try out di
salah satu LBB ternama di Jakarta. Mungkin kakak malu sekali karena kakak waktu
sekolah di sana, nilainya bagus bagus. Setelah penerimaan rapor, aku ditelepon oleh
Oliv disuruh ke sekolah karena ada pengumuman penting kata Oliv. Aku langsung menuju
kesekolah meskipun kakak masih marah marah.
Sesampainya disekolah, aku langsung mencari Oliv. Ternyata, Oliv sudah dikelas
bersama teman teman yang lain. Di kelas juga sudah ada Bu Mery, wali kelas ku.
Tetapi, aku tak melihat Rio ada di kelas. Aku mulai hawatir dengan Rio. Aku coba
menenyakannya pada Ricky dan Reza. Kata Ricky, Rio sedang sakit. Aku langsung kaget
mendengar berita tadi.
Sepulang dari sekolah, aku tidak langsung pulang kerumah, karena sahabat
sahabat ku mengajakku makan di salah satu restaurant. Saat para sahabatku asik
bercengkrama, aku hanya diam saja memikirkan Rio.
Ca, Loe kenapa sih ! Dari tadi kok diam aja ! Tanya Oliv.
Nggak apa apa Liv ! Lagi bed mood aja ! Kataku.
Loe, mikirin Rio ya ? Tanya Ricky yang duduk disampingku dengan suara lirih.
Aku hanya menganggukkan kepala untuk menjawab pertanyaan Ricky tadi.
Kenapa nggak Loe telepon aja ? Tanya Ricky lagi.
Setelah mendengar perkataan Ricky tadi, aku langsung pergi meninggalkan
teman teman yang sedang asik bercengkrama untuk menelepon Rio. Pertama telepon
ku tidak diangkat oleh Rio sampai telepon ku yang kedua juga tidak diangkat olehnya.
Tetapi, telepon ku yang ketiga akhirnya diangkat oleh Rio.
Hallo ! Assalamualaikum ! Kataku.
Waalaikumsallam ! Jawabnya dengan nada tinggi.
Kata Ricky kamu sakit ya, Sakit apa ? Tanyaku dengan penuh lemah lembut.
Ca ! Mulai sekarang Loe nggak usah perhatiin gue lagi, nggak usah SMS atau
nelepon gue lagi ! Kata Rio yang sedikit mengagetkanku.
Emangnya kenapa ? Kitakan bersahabat ! Masak, sahabatnya ada yang sakit
nggak diperhatiin ! Kataku.
Sahabat ? Sahabat dari hongkong ? Dari dulu gue tuh nggak pernah nganggap
loe sebagai sahabat gue ! sahabat gue tuh cuma Ricky dan Reza ! Kata Rio masih
dengan tegangan tingginya.
Jadi, apa artinya kebersamaan kita di eight Forever selama ini ? Kataku.
Kita ? Loe aja kali gue nggak ! Gue tuh udah tau semuanya tentang maksud loe
perhatian sama gue ! Kata Rio.
Maksud kamu ? Kataku masih lemah lembut meskipun sudah diterjang
tegangan tinggi.
Halah,.,., nggak usah pura pura nggak tau loe ! Loe tuh sebenernya naksir gue
kan ? Ngaku aja loe ! Gue tuh dari dulu nggak pernah suka sama loe ! tapi, demi
permintaan maaf gue sama loe karena kecelakaan waktu itu, gue jadi deket sama loe !
Kata Rio panjang lebar. Dari mataku, langsung bercucuran air mata.
Loe tau kalo gue suka sama loe dari mana ? Kataku sambil menangis.

Yang pasti sumber yang terpercaya ! Loe tuh nyadar nggak sih ? lebih cantik
Oliv lagi dari pada Loe ! Kata Rio. Aku langsung kaget.
What ? Oliv ? Jadi selama ini loe deket sama gue cuma gara gara gue
sahabatnya Oliv ? Loe manfaatin gue buat ngedapetin Oliv gitu ? Kataku sambil
menangis.
Yabisa dibilang gitu lah! Makannya, jadi orang jangan kegeeran dulu ! Kata
Rio.
Tega banget ya Loe !
Aku langsung menutup teleponku dan kembali ke dalam rumah makan untuk
mengambil tas ku. Semua sahabatku kaget melihat aku menangis dari luar. Setelah
mengambil tas, aku langsung pergi. Tetapi, Ricky menahanku agar aku tidak pergi.
Ca, tunggu Ca ! Kata Ricky yang berhasil meraih tanganku.
Ca, loe kenapa Ca ? Tanya Ricky lagi.
Lepasin gue ! Kataku sambil marah.
Setelah melepaskan tangannya dari tanganku, Ricky ternyata tidak kembali ke
dalam rumah makan tadi. Tetapi dia terus mengikuti ku sampai diujung kompleks
rumahku. Di dekat taman komplek yang berada di ujung kompleks rumahku, dia
menghadangku. Dia lalu mengajakku ketaman untuk berbicara berdua.
Ca, Loe kenapa Ca ? Tanya Ricky. Aku hanya tertunduk masih dengan
tangisanku.
Ca, jawab ca ? Loe kenapa ? Tanay Ricky lagi.
Rio! Jawabku singkat.
Rio kenapa ? Tanya Ricky lagi.
Rio udah tau kalo gue suka sama dia ! Kataku sambil tersedu sedu.
Ya bagus donk kalo Rio udah tau ! Trus kenapa Loe kok malah menangis ? Kata
Ricky.
Masalahnya, Rio tuh tadi marah marah sama gue masalah itu tadi ! Coba deh
loe bayangin, kalo loe ada di posisi gue sekarang ! Kataku sambil bercucuran air mata.
Dasar tuh cowok ! sok kecakepan banget sih ! beraninya nyakitin hati cewek !
Kata Ricky sedikit takut.
"Udahlah Rick ! ini juga salah gue !" Kataku.
"Ca, sebenernya gue udah tau itu semua sejak loe dan Rio pertama ketemu
disekolah. setelah kecelakaan itu." Kata Ricky sedikit takut.
Ha? Kataku kaget dan langsung memandang Ricky.
Ya! Gue udah tau itu semua ! dari dulu gue nggak mau beri tau loe soal ini
semua ! kata Ricky.
Kenapa loe nggak mau beri tau gue tentang ini semua ? Kataku kembali
bercucuran air mata.
Gue, gue nggak mau loe tersakiti Ca ! Gue juga nggak mau loe jadi sedih ! Kata
Rio meyakinkanku.
Aku hanya bisa tertunduk sambil menangis.
Seandainya loe beri tau gue sejak dulu, pasti gue nggak akan kayak gini !
Kataku.
Yamaafin gue ya Ca! Kata Ricky yang mencoba memandangku.
Nggak apa apa ! ini juga salah gue ! Gue juga terlalu berharap sama Rio ! Rick,
gue boleh tanya nggak ? Kataku.
Apa ? Kata Ricky perhatian.
Apa loe yang beri tau Rio soal gue suka sama dia ? Tanya ku.
Bukan gue ! tapi Reza ! Kata Ricky singkat.
Reza ? Kenapa sih semua tega banget sama gue ! Kataku.
Dengan penuh perhatian, Ricky mencoba untuk menenangkanku. Perhatian Ricky
membuatku melupakan Rio. Sejak saat itu, aku menjadi dekat sekali dengan Ricky.

Bahkan, kita sering jalan berdua. Tapi, bayangan Rio tidak hilang begitu saja dari
benakku.
Saat aku berduaan bersama Ricky di taman, tiba tiba Zakka lewat dan melihatku
sedang berduaan. Dia langsung menghampiriku.
Kak Zian! Teriak Zakka dari kejauhan.
Aku langsung menegakkan kepalaku.
Kak !!! Kak Zian pacaran ya? Tanya Zakka.
Ngawur aja kamu ini ! Ini teman kakak ! Ini namanya Kak Ricky ! Kataku
mengenalkan Ricky kepada Zakka sambil mengusap air mataku.
Ini adik loe ? Ricky ! Kata Ricky sambil berkenalan dengan Zakka.
Ya! Jawabku.
Kak, kenapa nggak langsung kerumah aja ? Tanya Zakka.
Ya udah, ayo kerumah gue Rick ? Kataku sambil berdiri.
Emangnya boleh kerumah loe ? Tanya Ricky masih ragu.
Ya boleh lah! Emangnya napa loe tanya gitu ? Tanyaku.
Ya, nanti kalo ada bokap sama nyokap loe kan serem jadinya ! Kata Ricky.
Aku dan Zakka hanya tertawa saja.
Tenang aja Kak ! Mama sama papa udah balik kok ke Surabaya ! Kata Zakka.
Emangnya, orang tua loe tinggal di Surabaya ? Tanya Ricky.
Gue kan udah pernah cerita sama Loe kalo orang tua gue tinggal di Surabaya !
Masak Loe lupa ? Kataku.
OyaTruz kalian berdua, tinggal di Jakarta sama siapa ? Tanya Ricky lagi.
Sama kakak ku aja ! Kataku.
Kak ayo cepetan pulang ! nanti dicari kak Vizca lho ! Ajak Zakka.
Sebentar Zak ! kepala kakak kok jadi pusing gini ya ! Kataku. Setelah aku
berkata seperti itu, aku sudah tidak ingat apa apa lagi. Saat aku tersadar, aku sudah
berada di kamarku.
Kak, kenapa aku kak ? Tanyaku.
Loe tadi pingsan di taman kompleks Ca ! Truz tadi temen loe ada yang
nganterin ! Kata Kakak.
Siapa kak ? tanyaku.
Siapa ya tadi namanya ! Kakak lupa ! Kata kakak.
Tiba tiba Zakka datang membawakanku makanan.
Kak Ricky dan aku tadi yang membawa kak Zian pulang ! Kata Zakka.
Aku baru teringat kalau tadi aku pingsan di taman saat bersama Ricky dan Zakka.
Ca, badan loe kok makin lama makin panas sih ? Tanya kak Vizca.
Nggak tau kak ! Badanku rasanya pada sakit semua ! Kataku.
Kita nunggu dua hari dulu ! kalo panas kamu nggak turun juga kita bawa ke
rumah sakit ! Kata Kak Vizca.
Terserah kakak deh ! Kataku.
Sudah hampir tiga hari, demamku tak kunjung turun. Untung, saat aku sakit
sekarang pas liburan. Jadi nggak perlu buat surat izin ke sekolah. Tapi rasanya nggak
enak juga sakit. Akhirnya, kakak dan Zakka membawaku ke rumah sakit untuk cek darah.
Saat pengisian adminitrasi, aku bari teringat kalau hari ini tanggal 30 Januari dan besok
usiaku sudah 15 tahun. Tapi, sepertinya kakak dan Zakka lupa akan hari ulang tahunku.
Setelah mengisi data adminitrasi, aku langsung masuk ruang pemeriksaan dan diambil
darahku. Meskipun mengambilnya hanya sedikit, tapi rasanya sakit banget.
Setelah menunggu satu jam, akhirnya keluar juga hasil tes darahku. Setelah dari
laboratorium, aku, Kak Vizca dan Zakka harus pergi ke ruang dokter untuk mencari tau
apa penyakitku. Ternyata, aku terkena penyakit typus yang bisa dikatakan agak parah.

Tetapi, tidak perlu opname di rumah sakit. Setelah dari ruang dokter, kami langsung ke
apotik untuk menebus obat dan segera pulang.
Sesampainya dirumah, aku langsung berbaring di tempat tidur ku dikamar. Di
kamar, ternyata aku tidak bisa tidur. Tiba tiba, air mataku mengucur deras saat aku
mengingat hari ulang tahun ku yang begitu meriah pada saat usiaku 10 thn. Sekarang,
aku harus merayakan ulang tahunku sendiri dengan keadaan sakit parah seperti ini. Apa
lagi, saat aku teriangat Rio. Bertambah deras air mataku mengucur dari mataku saat aku
ingat perkataan Rio dua hari lalu di telepon. Rasanya sakit sekali kalau aku mengingat itu
semua. Tidak terasa, lama kelamaan aku tertidur.
Tepat pukul 00.00 , kak Vizca, Zakka, dan para sahabatku masuk menyelinap ke
kamarku yang berteriak.
Happy birthday ! Kata Mereka.
Aku langsung kaget dan terbangun. Setelah aku meniup lilin dan memotong kue,
mereka bergantian memberikan ucapan selamat ulang tahun kepadaku. Aku kira mereka
lupa dengan hari ulang tahunku. Ternyata, mereka memberikan sesuatu yang sangat
berarti bagi ku.
Tetapi, masih ada yang kurang saat ulang tahunku kali ini. Selain tidak ada mama
dan papa disampingku, juga tidak ada Rio hadir diantara para sahabatku yang
memberikan kejutan ulang tahun kepadaku.
Rio kemana ya ? Apa dia benar benar marah kepadaku ? Apakah dia tidak bisa
memaafkan kesalahanku ? Ketika dia meminta maaf kepadaku, aku dengan mudah
memaafkan dia ! Tetapi, mengapa kini dia tidak bisa memaafkanku ? Apakah terlalu
besar salahku kepada dia hingga dia tidak bisa memaafkan ku ? Kataku dalam hati.
Keesokan harinya, aku merasa badanku sudah semakin membaik. Setelah aku
pikir pikir, ternyata penyebab sakit typus ku selama ini adalah aku terlalu memikirkan
Rio.
Setelah hapir satu minggu libur sekolah, aku harus kembali masuk sekolah. Dan
tiga hari setelah aku masuk sekolah, aku sudah di hadapkan try out di LBB ternama di
Jakarta. Setelah satu minggu, hasil try out di LBB ternama tadi keluar. Rio mendapatkan
juara 13 dari 150 anak yang mengikuti try out. Sedangkan aku, mendapatkan juara 15
dari 150 anak yang mengikuti try out.
Sudah hampir lima bulan, berbagai macam ujian aku tempuh. Dan akhirnya, aku
mengikuti ujian nasional yang menentukan aku lulus atau tidak. Saat ujian, banyak sekali
tantangan ku. Salah satunya, penjaga yang super super ketat dan matanya stereo.
Selain itu, persiapanku juga kurang matang dalam menghadapi ujian nasional ini. Apa
lagi mata pelajaran bahasa inggris tidak begitu aku kuasa. Dengan mengucap kata
Bismillah aku mencoba mengerjakan soal soal yang telah diberikan.
Setelah satu minggu mengikuti ujian nasional, akhirnya pengumuman
kelulusanpun turun. Aku sangat senang sekali bisa mendapatkan rangking empat dalam
satu sekolah. Sedangkan Rio masih tetap di possisi rangking satu. Saat acara perpisahan
disekolah, Oliv tiba tiba memanggilku saat aku membantu bu Merry membawakan
rapor anak anak.
Ca !!! Teriak Oliv dari kejauhan. Aku hanya melempar senyuman kepadanya.
Lalu dia mengejarku. Setelah menaruh rapor di kantor guru, aku diajak Oliv ke taman
sekolah. Katanya ada yang mau diomongin yang sangat penting.
Ca, gue mau ngomong sesuatu ! Tapi loe jangan marah ya ! Kata Oliv sedikit
takut.
Apa ? Tanyaku dengan senyum yang ku buat buat.
Ricky ! Kata Oliv.
Ricky kenapa ? Tanyaku kaget.
Ricky nyuruh gue beri tau loe soal ini ! Kata Oliv yang semakin lama
membuatku penasaran.

Iya apa ? Kataku penasaran.


Ricky, suka sama Loe ! Kata Oliv.
What ? nggak mungkin itu ? Kataku tidak percaya.
Beneran Ca ! Kata Oliv meyakinkanku.
Iya Ca ! itu semua benar ! Kata Marsya, Vita, Tania dari belakangku yang tidak
aku sangka.
Kalian pasti bohong kan ? Kataku masih tidak percaya.
Liziana Reca Mahardika, Apa yang dikatakan oleh sahabatmu itu semua benar !
Kata Ricky yang tiba tiba muncul diantara para sahabatku.
Apa ? jadi selama ini Kataku yang langsung dipotong oleh Ricky.
Yaselama ini kita bersama merupakan bentuk sayang aku ke kamu ! Kata
Ricky merayu ku.
Kalian semua jahat !!! Semua cowok di dunia ini jahat ! Kataku langsung
meningggalkan mereka sambil menangis dan pergi kekelas untuk menyendiri. Dikelas,
Oliv mencoba menjelaskan semua itu kepadaku
Jahat gimana sih Ca maksud loe ? Tanya Oliv.
Loe jangan pura pura nggak tau ya Liv ! Kataku sedikit membentak Oliv.
Gue memang benar benar nggak tau Ca ! Kata Oliv.
Dengerin ya ! Rio suka sama Loe ! Loe masih pura pura nggak tau ? Kataku.
Ca, gue benar benar nggak tau soal ini ! Gue baru dengar ya dari Loe sekarang
ini ! Kata Oliv.
Loe tuh sama aja ya ternyata ! Dasar penghianat ! Kataku lalu meninggalkan
Oliv.
Malam harinya, puluhan SMS dari sahabatku mampir ke hp ku.
Tdk smua lk2 sm sperti yg u ktkn td siang. Seorang lk2 yg kstria adlh lk2 yg bs
membwt orng laen bhgia, rl berkorbn untk tmnx. Q tdk brmksd membwt u sdh. Tp, smua
ini Q anggp merupkan kptsn yg sngt tpt bwt U. Terxt, Q slh. Smua ini mlh mmbwt u trsks.
Q mnt 5f ats smua yg trjd selama nie. Q hrp, u bs mengrti soal ini semua. = Rio = Salah
satu sms yang mampir ke hpku ternyata dari Rio.
Apkh pngrbnn hrs mengrbnkn prsaan orng laen ? Balasku.
tdk. Aku memang tlh slh mengorbankan prasaan U. Balas Rio.
Apkh u mers bhw u adlh cowo yg ksatria ? Balas ku.
Menurut u gmn ? Balas Rio.
U bukanlah cowok yg ksatria. Tp u adlh cowok yg slalu menyakiti ht orng laen n
cowok yg g punya rs trimaksh. Puas skrng u dah bwt q sperti ini ? MKN I2 KEPUASAN U
SNDR !!!! Balasku dengan isi marah marah.
Maksud U ? Balas Rio.
Setelah SMS tadi, aku sudah tidak membalasnya lagi. SMS dari para sahabatku
juga tidak aku balas karena aku masih marah masalah tadi siang.
Saat liburan kelulusan, aku menggunakan liburan kelulusan tersebut untuk
mencari SMA favorit di Jakarta. Ternyata, aku keterima di SMAN 2 Jakarta.Selain aku, Rio,
dan Marsya juga diterima di SMAN 2 Jakarta. Tapi, masih ada satu lagi teman ku yang
juga terterima di SMAN 2 Jakarta. Dia bernama Vena Magdalena. Aku merasa sangat
senang sekali. Papa dan mama yang ke Jakarta untuk menghadiri wisuda kakak, turut
bangga terhadap aku.
Tapi, aku juga sedih sekali karena aku kehilangan sahabatku yang dulu selalu ada
untukku. Aku ingat, hari ini Oliv akan kembali ke Kediri karena ayahnya sudah selesai
bertugas di Jakarta. Sebenernya aku sangat kehilangan. Tapi, aku masih marah karena
masalah di sekolah dua minggu.
Ca, Q mo kmbl ke Kdr ! Q mnt 5f mslh di sklh 2 mnggu ll. Cl ada wkt, U maen ya
ke Pare - Kdr ! SMS Oliv berpamitan denganku. Tapi, aku tidak menghiraukan SMS tadi.

Selain kehilangan Oliv, aku juga kehilangan kak Vizca yang selama tiga tahun
lebih menemaniku di Jakarta. Kak Vizca harus meneruskan kuliah S2 nya di Australia.
Kini, aku hanya memiliki Zakka untuk temanku di Jakarta.
Hari masuk sekolah telah tiba. Liburan begitu cepat berlalu bagiku. Kini aku sudah
menempati sekolah baru di tingkat yang lebih tinggi. Tiga hari masuk sekolah diisi
dengan kegiatan MOS. Di SMA 2 Jakarta, MOS diisi dengan pembinaan terhadap para
siswa baru. Selain itu, juga ada banyak pengarahan dari sekolah maupun dari petugas
yang ditugaskan sekolah untuk memberi bimbingan kepada kami. Salah satu
bimbingannya adalah bahaya merokok dan narkoba. Setelah bimbingan itu, aku menjadi
tau bahaya apa saja yang ditimbulkan narkoba dan rokok.
Tiga hari mengikuti MOS, aku dan teman teman yang lain sudah masuk seperti
biasa. Tetapi, kegiatan belajar mengajar masih sangat jarang karena terganggu kegiatan
PHBN. Dalam kegiatan PHBN, aku hanya mengikuti lomba gerak jalan saja. Walaupun
begitu, itu sudah aku rasa kegiatan yan sangat melelahkan bagi ku. Sampai sampai
kaki ku tidak bisa digerakkan kalau malam.
Di SMA, aku mendapatkan sahabat sahabat yang baru. Mereka adalah : Anindya
Cyntia Bella yang biasa disapa Bella, dia adalah teman sebangkuku. Marcela Cecilia
Azura yang biasa di sapa Zura. Maria Eka Adisty yang biasa disapa Maria.Disya Arinda
yang biasa dipanggil Disya, Adrian Exa Yanuar yang biasa disapa Exa. Dika Raka
Pamungkas yang biasa disapa Dika. Bayu Vernanda Cristian yang biasa di sapa Bayu.
Dan Zovia Bima Antara yang biasa disapa Zovi.
Salah satu sahabat ku Bayu Vernanda Cristian. Dia adalah seorang cowok yang
bisa dibilang over aktiv seperti aku. Aku deket sama dia. Tapi, cuma sebatas teman.
Walaupun awalnya hanya teman, tapi lama lama aku jadi suka sama dia. Kedekatan ku
sama Bayu karena saudara jauhku yang ada di Jakarta rumahnya dekat dengan
rumahnya Bayu. Aku sering nitip sesuatu buat saudaraku lewat Bayu.
Semakin lama, aku semakin dekat dengan dia. Aku ingin sekali mengutarakan isi
hati ku kepadanya. Tapi, saat aku ingin mengutarakan persaanku, ternyata dia malah
menyukai sahabat baruku bernama Viona Natalia Octaviana. Untungnya aku sudah di
beri tahu tentang Bayu suka sama Vio (Panggilan Viona) oleh Maria teman ku sebelum
aku bilang ke Bayu kalau aku suka sama dia.
Tepat tanggal 14 Agustus, Bayu jadian sama Vio. Bayu menembak Vio saat ada
bazaar dan Pensi di sekolah. Aku kira bazaar dan Pensi itu akan menarik. Tetapi malah
membuat hatiku hancur untuk kedua kalianya. Aku sungguh benar benar kecewa
terhadap Bayu. Saat itu, aku hanya bisa menangis sendirian di kelas. Lalu, Vio
menghampiriku.
Ca, kenapa Loe menangis ?
Nggak apa apa Yo ! Kataku sambil mengusap air mata yang berlinang di pipi.
Gue tau kok gimana perasaan Loe ? Kata Vio.
Vio, Loe nggak pernah tau gimana perasaan gue sebenernya ! Gue sayang
banget sama Bayu ! Kata ku dalam hati.
Eca, maafin gue ya? Bukan maksud gue ngerebut Bayu dari Loe ! Tapi, ini
keinginan Bayu ! Kata Vio. Aku langsung terperanjat.
Loe tau dari mana Yo ? Kataku.
Aku bisa lihat dari tatapan mata loe Ca ! Kalo loe sayang banget sama Bayu.
Sekali lagi gue minta maaf ya Ca ? Kata Vio.
Ya udah nggak apa apa ! Aku kan bukan siapa siapanya Bayu ! jadi, santai aja
Yo ! Kataku.
Ke depan yuk Ca ? Kata Vio.
Ayo! Kataku.

Meskipun hatiku hancur, tapi aku mencoba untuk tetap tegar menghadapi hidup
yang kian sulit ini. Aku akan tetap berada di samping Vio untuk menyemangati Vio meski
dia sudah memiliki Bayu.
Hari demi hari aku lewati. Tak terasa sudah hampir setengah tahun aku berada di
SMA. Tiba tiba perasaan rindu ku pada Oliv muncul. Aku bertekat untuk pergi ke
Surbaya liburan semester satu nanti dan sekalian mampir ke Pare - Kediri untuk bertemu
Oliv. Sebenarnya aku juga ingin mengajak Marsya dan Rio untuk pergi ke Surabaya. Tapi,
mungkin mereka tidak akan mau karena mereka katanya akan liburan ke luar negeri
bersama keluarganya masing masing pada liburan semester satu nanti. Huhluar
negeri. Kalau aku minta liburan ke luar negeri seperti mereka kepada mama dan papa,
pasti aku akan di ekspor ke Australia. Sungguh membosankan. Tapi, kali ini aku ingin
liburan di Surabaya saja. Sedangkan Zakka akan ke Australia bersama sepupuku.
Akhirnya aku menghadapi ujian semester satu yang cukup sulit. Tapi, aku tetap
optimis bahwa aku bisa mengerjakannya.
Satu minggu aku melewati ujian semester satu. Sebenarnya, setelah ujian tidak
ada pelajaran disekolah. Tapi, kalau nanti tidak masuk, nanti ketinggalan pengumuman
pembagian rapor. Serba salah kalau begini.
Hari ini aku harus mengantarkan Zakka ke bandara. Dia akan pergi ke Australia
untuk liburan bersama sepupuku. Aku dirumah sendirian.
Andai Oliv masih ada disini ! Pasti aku takkan kesepian seperti ini dan pasti
rumah ini akan ramai dengan keceriaannya ! Gimana ya keadaan dia sekarang ? Aku jadi
ingin segera kesana ! OLIV I AM COMING ! Kata Hati ku.
Seminggu kemudian, aku menerima rapor hasil ujianku. Huhhasilnya sangat
buruk sekali. Rangking 12. Sedangkan Zakka yang masih duduk di kelas delapan bisa
menyabet rangking 2. Saat aku perjalanan pulang kerumah, tiba tiba hp ku bernbunyi.
Setelah aku lihat ternyata mama menelepon ku.
Assalamualaikum! Kataku.
Waalaikumsallam! Jawab mama.
Ada apa ma ? Tanyaku.
Zian, kamu segera ke Surabaya ya ? Kata mama dengan nada yang ku rasa
mama sedang menangis.
Iya mama ! Aku tiga hari lagi mau ke Surabaya ! Kataku.
Sekarang Zian ! Kata mama.
Memangnya kenapa ma ? Tanya ku.
Kakek ! Kakek meninggal ! Kata mama. Aku langsung kaget sekali.
Innalillahhiwainnailaihirojiun ! Oke ma ! aku akan segera ke Surabaya ! Kataku.
Ya sudah! assalamualaikum! Kata mama.
Waalaikumsallam! Jawab ku.
Aku langsung memacu motor ku kembali kerumah. Sesampainya dirumah, aku
langsung menyiapkan koperku untuk pergi ke Surabaya. Koperku itu kuisi dengan barang
barang yang aku perlukan selama satu minggu di Surabaya nanti. Sesudah itu, aku
menelepon agen taxi untuk memesan taxi agar mengantarkan ku ke bandara. Saat taxi
pesananku tiba, aku langsung mengunci pintu rumah dan masuk ke taxi tadi. Lalu
petugas taxi meminta mengecek kembali barang bawaanku agar tidak ada yang
tertinggal. Tapi, baru aku sadar laptop ku tertingal di dalam rumah. Terpaksa aku harus
kembali kedalam rumah untuk mengambilnya. Didalam taxi, aku mencoba menelepon
Zakka atau kak Vizca. Ternyata, Zakka dan kak Vizca sudah sampai di Surabaya sejak
tadi malam.
Sesampainya dibandara, aku langsung membeli tiket penerbangan ke Surabaya.
Setelah menunggu dibandara hampir satu setengah jam, akhirnya aku terbang juga ke
Surabaya. Didalam pesawat, aku hanya memikirkan bagaimana keadaan dirumah kakek

dan nenek. Tak terbesit sedikitpun dalam benakku untuk bermain ke tempat Oliv. Yang
ada di fikiran ku hanya aku harus sampai di Surabaya sebelum kakek dimakamkan.
Sesampainya di Surabaya, ku kira tidak ada yang menjemputku. Tetapi aku salah.
Om Ferdi sudah stan by sejak satu jam tadi di bandara untuk menjemputku.
Zian! Teriak om Ferdi memanggilku. Aku langsung menoleh.
Eh om apa kabar ? Kataku menghampiri om Ferdi.
Baik ! Zian, satu setengah jam lagi kakek dimakamkan. Kita harus cepat
cepat ! Kata Om Ferdi lalu mengajakku keparkiran untuk mengambil mobilnya.
Sesampainya dirumah kakek, aku langsung mencari ayah dan ibu. Setelah
bertemu mereka, aku pun langsung melihat jenazah kakek yang telah dibungkus kain
kafan. Aku tak kuasa menahan tangisku. Aku sangat kehilangan kakek. Kakeklah yang
selalu mengingatkanku saat aku berbuat salah. Kakek juga yang menyadarkan aku
tentang kelakuanku yang sangat bandel saat aku masih kelas 3 SD. Aku hanya berfikir :
Siapa yang akan aku peluk pertama kali saat aku pulang ke rumah kakek ? Siapa
yang selalu memberi cucunya hadiah bila cucunya mendapatkan sesuatu yang
membanggakan ? Dan siapa yang akan mengingatkan para cucunya untuk selalu shalat
dan mengaji ? Hanya kata kata itu yang ada dalam benakku.
Saat pemakaman kakek, sebenernya aku dilarang ikut oleh kakak. Karena kakak
tau kalau nanti aku tak bisa menahan kesedihanku aku akan pingsan. Tetapi, aku
memaksakan untuk ikut ke pemakan kakek. Apa boleh buat, kakak tidak berkutik kalau
sudah ku buat begini. Tapi benar apa kata kak Vizca. Aku benar benar tidak kuat
menahan kesedihanku karena kehilangan kakek. Akhirnya aku pingsan.
Satu minggu sudah aku dan Zakka di Surabaya. Aku dan Zakka harus kembali ke
Jakarta karena sekolah akan segera masuk. Saat kami kembali ke Jakarta, kak Vizca ikut
ke Jakarta juga. Katanya kangen suasana Jakarta. Kak Vizca kembali ke Australia satu
bulan lagi. Aku merasa sangat senang sekali karena rumah tidak sepi lagi. Meskipun
hanya sebentar.
Setelah tiba di Jakarta, keesokan harinya aku dan Zakka harus masuk sekolah.
Disekolah, teman teman ku membicarakan tentang liburan mereka. Tetapi aku hanya
duduk diam sambil membaca buku pelajaran.
Eca, liburan loe kemana ? Tanya Vio yang tiba tiba ada di sampingku.
Ke Surabaya ! Kakek meninggal ! Kataku singkat lalu memperhatikan buku lagi.
Innallahiwainnailaihirojiun! Kapan Ca meninggalnya ? Kata Vio.
Seminggu yang lalu ! Kataku.
Aku turut berduka cita ya Ca ! Kata Vio. Aku hanya tersenyum padanya dan
mengangguk.
Hari ini aku pulang sekolah pagi karena belum ada pelajaran. Di tengah
perjalananku pulang, aku mencoba mengingat ingat sesuatu yang ku lupa saat di
Surabaya. Tapi, sampai di rumahpun aku masih lupa dengan apa yang ku lupa waktu di
Surabaya.
Sesampainya dirumah, aku langsung kaget karena ada cowok yang seumuran
kakak duduk duduk di kursi yang berada di teras rumah. Aku tak kenal siapa cowok itu.
Lalu aku mencoba menanyainya.
Maaf, mas ini siapa ya ? Kata ku.
Oh, kamu adiknya Vizca ya ? Kenalin aku Firman ! Kamu Zian kan ? Kata Cowok
tadi.
Benar ! Tapi panggil aja aku Eca ! Mas Firman temannya kak Vizca ya ? Tanya
ku.
Bukan hanya teman ! Tapi pacar ! Kata kakak tiba tiba dari dalam rumah.
Ceritanya udah berani pacaran ? Kataku.
Ya udah lah! Kan udah di ijinin sama papa dan mama ! Kata Kak Vizca.

Zian, kapan kapan kamu main ya ke rumah kakak ? Adik kakak juga seumuran
kamu lho ! Kata Kak Firman.
Beres kak ! Adik kakak cowok atau cewek ? Tanyaku.
Cowok ! Dia juga ganteng banget lho kayak kakaknya! Kata kak Firman. Aku
dan Kak Vizca hanya tertawa.
Kepedean! Kata kak Vizca.
Emangnya nggak boleh apa ? Kata Kak Firman.
Kak Firman ini temannya kak Vizca waktu kuliah di Jakarta ? Tanya ku.
Nggak ! Baru kenal tiga bulan yang lalu di Australia ! Kata Kak Firman.
Satu kampus di Australia ! Tambah Kak Vizca.
O! Kata ku singkat, padat , dan Jelas.
Udah ahkakak udah kesiangan nih ! Kata Kak Vizca.
Mau kemana sih kak ? Tanya ku.
Kak Vizca mau kakak kenalin sama orang tua kakak ! Kata Kak Firman.
Baik baik dirumah ya sayang! Kata kak Vizca.
Oke! Kata ku.
Satu lagi ! Tolong jemput Zakka di sekolah ya!
Beres! Kataku sambil mengangkat jempol.
Kakak pergi dulu ya, sayang ! Kata kak Vizca.
Kak Firman jangan malam malam ya kalo ngebalikin kakak !!! Kataku.
Beres Ca! kata kak Firman.
Setelah kak Vizca dan kak Firman pergi, aku langsung masuk kedalam rumah. Di
ruang tamu, aku melihat sebuah novel yang tak asing lagi bagiku. Tapi, aku lupa novel itu
milik siapa. Saat aku buka, tertera sebuah nama. Yaitu Kartika Olivia Yolanda. Aku
langsung kaget. Itu merupakan novel yang selalu dibawa oleh Oliv kemana saja dia pergi.
Novel itu merupakan pemberian dari ku, Vita, Marsya, dan Tania. Oliv sudah
membacanya berkali kali. Tapi, dia tidak bosan bosannya membaca kembali.
Siapa ya yang membawa buku ini ke sini ? Mungkinkah Oliv kembali ke Jakarta ?
Mungkinkah dia kangen dengan sahabat sahabatnya yang lain ? Tapi kenapa dia kesini
saat aku tak ada ? Aku sangat merindukanmu Liv ! Kataku dalam hati.
Saat itu aku baru teringat kalau kemarin saat aku di Surabaya, aku tidak mampir
ke Pare Kediri untuk melepas kangen ku dengan Oliv. Setelah melihat novel itu, aku
langsung buru buru ke rumah Oliv tanpa ganti baju dulu. Aku langsung berlari ke rumah
dia tak tidak jauh dari rumahku. Tapi, betapa kagetnya aku, rumahnya sudah bertuliskan
< DIJUAL CEPAT TANPA PERANTARA >. Aku hanya bisa terpaku melihat tulisan di depan
rumahnya Oliv. Tak kurasa air mataku mengalir deras dipipi. Saat aku akan beranjak
pergi dari depan rumahnya Oliv, tiba tiba ada yang menepuk bahu ku.
Oliv! Kataku langsung berbalik badan.
Bukan mbak, ini Ricky ! Kata Ricky.
Oh, loe Rick ! Kata ku.
IyaCa, jalan jalan ke taman yuk! Ajak Ricky .
Nggak ahnanti loe nembak gue lagi ! Kataku.
Nggak, nggak Ca ! curigaan banget sih loe sama gue ? Kata Ricky.
Yanggak gitunya sih! Kataku.
Udah ayo cepet! Kata Ricky sambil memakai helmnya kembali. Aku langsung
naik ke motornya Ricky.
Sesampainya ditaman, aku dan Ricky mencari tempat yang enak untuk
mengobrol.
Ca, loe kangen yasama Oliv ? Tanya Ricky. Aku hanya mengangguk.
Rio, juga kangen sama dia ! Kata Ricky. Aku hanya menumpahkan kekesalanku
pada sebuah kertas yang ada di novelnya Oliv. Lalu aku beranjak pergi.

Ca, jangan marah gitu donk ! Okegue nggak akan bahas lagi soal Rio dan Oliv.
Kata Rickya lalu aku kembali duduk di sampingnya Ricky.
Loe napa sih Ca, takut banget kalo gue ajak jalan ? Kata Ricky.
Nanti bisa bisa kejadian kita akhir SMP keulang lagi ! gue nggak mau itu
keulang lagi ! Kataku.
Tapi, dulukan loe belum siap ! Kalo sekarang loe udah siap jadi pacar gue, gue
juga masih ada lowongan kok ! Kata Ricky lalu tertawa.
Ihsorry ya! Gue udah di jodohin sama anak temennya bokap gue ! Kataku.
Jaman sekarang masih aja mau loe di jodohin ! Kayak jaman Siti Nurbaya aja !
Kata Ricky.
Orang guenya mau ! kenapa loe yang sensitive gitu ? Loe cemburu ya? Kataku
menggoda Ricky.
Ihnggak! kata Ricky.
Udah ah jangan bahas masalah itu ! Eh, loe ngajak gue kesini buat apa ?
Kataku.
Gue sama Reza mau ngajak anggota eight forever buat ketemu kangen lagi !
gimana ? loe setuju nggak ? Kata Ricky.
Maksud loe eight forever ? Tanyaku.
Yague, loe, Reza, Rio, Tania, Vita, Marsya, dan Oliv ! Kata Ricky menjelaskan.
Oyague lupa ! Kataku sambil senyum senyum.
Baru setengah tahun berpisah aja sudah lupa ! Kata Ricky mengejekku.
Trus kapan itu ? Tanya ku.
Gimana kalau minggu depan ? Kata Ricky.
Kita bicarain aja dulu sama mereka gimana tentang tempat dan waktunya ?
Kataku.
Gue setuju banget tuh ! Kata Ricky.
HmmmOliv gimana ? Tanyaku.
Tania punya nomor hpnya Oliv kok ! nanti biar dihubungi sama Tania ! Kata
Ricky.
Rick, gue mua pulang duluan ya! Mau jemput Zakka di sekolah ! Kataku
sambil berdiri.
Gue anter ya? Kata Ricky.
Nggak usah makasih ! Kataku .
Makasih ya Ca, udah nemenin gue disini ? Kata Ricky.
Sama sama, ini jugakan kepentingan eight forever ! Rick, gue pulang dulu ya
Bye ! Kataku.
Bye! Kata Ricky.
Sesampainya dirumah, ternyata Zakka sudah pulang sekolah.
Zak, loe tadi pulang sekolah naik apa ? Tanyaku.
Dianter temen ku kak ! Kata Zakka tidak memperhatikanku karena sedang asik
bermain PS.
O! Kataku singkat.
Yageme over! Kak Vizca kemana kak ? Katanya Zakka.
Kerumah pacarnya ! teriakku dari dalam kamar.
Kerumah pacaranya ? Tanya Zakka lagi.
Yaemangnya kenapa ? Tanyaku.
Aku belum tau kak Vizca pacaran ! Kata Zakka.
Kamu tuh masih anak kecil ! Makkannya kamu nggak di beri tau sama Kak
Vizca ! Kataku sambil keluar kamar.
Emangnya sama papa dan mama boleh pacaran ? Tanya Zakka lagi.
Boleh ! Tapi asal tau batasnya ! Kataku.
Kalau begitu, besok cari pacar ah di sekolah ! Kata Zakka.

What ? Cari pacar ? Kataku kaget.


Iya ! Emangnya nggak boleh ? tadi katanya boleh pacaran asal tau batasnya !
Aku sudah tau kok batasnya ! Trus, sekarang Zakka mau tanya ! Kenapa kakak nggak
punya punya pacar dari dulu ? Apa kakak nggak laku laku ? Kata Zakka seperti
mengejekku.
Kakak tuh bukannya nggak laku laku ! Tapi, kakak mau focus dan nyelesaiin
sekolah dulu ! Kataku. Tapi Zakka tetap saja terus menerus mengajekku.
Sore harinya, kakak datang dengan di antar kak Firman. Tapi, kak Firman tidak
mampir ke rumah dulu karena sedang terburu buru.
Ca, loe besok sore ada waktu nggak ? Tanya kak Vizca sambil melepas sepatu
diteras rumah.
Mmmmada kayaknya ! Kenapa kak ? Tanyaku.
Besok, adik dan orang tuanya kak Firman mau kesini ! Kata kakak menuju ke
dalam rumah.
Kesini ? ngapain ? tanya ku.
Ya, orang tuanya mau kenal lebih dekat dengan kakak ! Loe sama Zakka besok di
rumah aja ya? Kata kak Vizca.
Ya sudahlah ! Kataku sambil menyalakan tv.
Pasrah banget sih loe ? Ca, adiknya kak Firman tuh ganteng banget lho ! Kata
kak Vizca.
So ? kataku.
Kayaknya, loe sama adiknya kak Firman cocok deh Ca ! Kata kak Vizca.
Whatever! Kataku tak peduli.
Loe kok gitu sih Ca ? Kata kak Vizca sedikit marah.
Helo ! ini tahun berapa kak ? jamannya udah modern ! udah nggak ada jaman
Siti Nur Baya lagi ! Jadi, aku nggak mau kalo di jodoh jodohin kataku.
Up to you whateverlah ! kata kakak sambil pergi.
Keesokan harinya, pagi pagi sekali kak Vizca sudah bersih bersih rumah.
Setelah itu dia mau mengantarkanku ke sekolah. Alasannya karena motorku mau dipakai
ke supermarket.
Kalo di rumah ada kak Vizca ribetnya minta ampun, Kalo nggak ada kak Vizca
aku yang repot! Fikirku sambil masuk ke halaman sekolah.
Sepulang sekolah, aku sudah di tunggu kak Vizca di depan gerbang sekolah.
Sebenarnya, hari ini aku mau jalan sama teman teman. Tapi kak Vizca sudah
menjemputku.
Sesampainya dirumah, aku tidak langsung membantu kak Vizca memasak di
dapur. Tetapi aku istirahat dulu diruang tengah sambil menonton tv. Saat aku lagi santai
santai menonton tv, tiba tiba hp kak Vizca yang ada di meja berbunyi. Lalu ku lihat.
Bab, hr nie bkp g bs ikut ke rmh. Krn blm ada izin untk plng. Jd nnt cm nykp, q, n
adik q ! ternyata sms dari kak Firman. Langsung saja hpnya aku berikan kak Vizca.
Selesai sholat magrib, aku disuruh bersiap siap oleh kak Vizca. Karena aku
bukan cewek yang suka dandan, jadi dandanan ku ala kadarnya. Saat kak Vizca melihat
dandananku dia sedikit marah marah.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara derungan mobil di depan rumah. Saat
ku lihat, ternyata kak Firman bersama seorang ibu ibu dan seorang cowok yang
seumuranku.
Assalamualaikum! kata ibu ibu tadi. Lalu kak Vizca buru buru menyalami
ibu ibu tadi.
Waalaikumsallam! Mari tante masuk saja. Maaf lho tante, rumahnya kecil dan
ya beginilah rumah saya di Jakarta. Kata kak Vizca mempersilahkan masuk ibu ibu
tadi.
Viz, Eca mana ? tanya kak Firman.

Tadi ada, Ianzian! Teriak kakak dari ruang tamu. Aku langsung menuju ruang
tamu.
Tante, ini adik saya yang pertama namanya Zian ! Zian, ini mamanya kak Firman,
namanya Tante Lisa. Kata kak Vizca. Aku langsung menyalami ibu ibu tadi.
Cantik ya adik kamu! Seperti kakaknya! Kata tante Lisa. Aku hanya
tersenyum.
Ah, tante bisa saja! kata kak Vizca.
Adik kamu katanya dua, yang satu mana ? Tanya Tante Lisa.
Osebentar ya tante, Zakka! Kata kakak yang langsung memanggil Zakka.
Zakka lalu menemui kak Vizca dan menyalami Tante Lisa.
Zian, Zakka, ini ibunya kak Firman ! Kata Kak Vizca.
Betul itu ! Kata Kak Firman.
Dan ini siapa tante ? Tanya kak Vizca yang pura pura tidak kenal.
Ini adiknya kak Firman, Namanya Rizal ! Kata ibunya kak Firman
memperkenalkan.
Zian ! Kataku.
Rizal ! Kata dia.
Zakka ! Kata Zakka.
Rizal ! Kata dia.
Tante silahkan duduk, sampai lupa saya, maaf ya tante ! Kata kak Vizca.
Ah, nggak apa apa ! anggap saja tante ini sebagai ibu kamu sendiri ! Kata
ibunya kak Firman.
Sambil menemani kak Vizca, aku hanya diam duduk di sebelah kak Vizca.
Sedangkan Zakka, sudah asik ngaplay game lagi di ruang tengah. Aku mencoba
mengamati adiknya kak Firman. Anaknya kok pendiam banget sih. Tapi, aku suka cowok
kayak dia. Itung itung buat gantiin Bayu yang sudah sama Vio. Lalu kak Firman berbisik
kepada adiknya. Mereka lalu berjalan ke ruang tengah rumahku. Saat bejalan ke ruang
tengah, aku diajak oleh kak Firman.
Ca, belakang yuk! Kata kak Firman.
Ngapain ? Tanyaku dengn suara lirih.
Ngegame ! Kata kak Firman bercanda.
Hah ? ngegame ? nggak ah ! Kataku. Tapi, aku terus ditarik oleh kak Firman.
Akhirnya aku ke ruang tengah juga.
Dah, loe berdua duduk disini, ngobrol, oke ? Kata kak Firman.
Heh ? ngobrol ? males ah ! Kataku lalu menuju kamar.
Eca! Yangapain gitu! Zal, loe ngegame tuh sama Zakka ! Kata kak Firman.
Dengan raut muka yang tertekuk, aku menuruti perintah kak Firman. Rizal diam saja di
samping ku sambil melihat Zakka ngegame. Aku hanya membaca majalah yang tadi
siang aku beli.
Hmmm ! Suka baca ya ? Tanya Rizal.
Yabegitulah! Kataku singkat.
Kamu sekolah dimana ? Tanya Rizal.
Nggak usah pake bahasa kamu aku gitu ! pake bahasa loe gue aja ! Gue sekolah
di SMAN 2 ! Loe sekolah dimana ? Tanyaku.
O! Gue di SMAN 8 ! Eh, gimana ? katanya di SMAN 2 ceweknya cantik cantik,
cowoknya ganteng ganteng. Loe udah punya cowok apa belum ? Tanya dia.
kayak polisi aja ni anak, dari tadi kerjaannya tanya mulu Pikirku.
Belum! Aku mau focus dulu ke sekolah ! Kalo loe dah punya cewek ? Kataku
sambil tersenyum dnegan dipaksakan.
Alhamdullillah udah! Kata dia.
Anak SMAN 8 juga ? Tanyaku.
Nggak ! anak SMAN 2 ! Kata Rizal.

Aku langsung kaget.


Pantesan loe tadi bilang kalo cewek di SMAN 2 cantik cantik. Boleh tau nggak
siapa namanya ? Kataku bercanda. Lalu dia hanya tersenyum.
Nanti loe juga tau sendiri ! Kata dia. Aku hanya tersenyum simpul.
Lama kelamaan, ngobrol sama dia asik juga. Aku jadi bisa melupakan Bayu. Selain
ngobrol, kita juga tukar tukaran nomor hp.
Sejak pertemuan itu, aku jadi sering ketemuan, smsan, dan chatting sama dia.
Aku sekarang semakin dekat dengan Rizal. Tetapi, Rizal sudah milik orang lain. Aku
hanya bersahabat dengan dia. Dia orangnya asik sekali diajak ngobrol, diajak curhat. Dia
ngerti banget apa yang sedang aku butuhkan.
Rizal sering sekali curhat dengan ku masalah ceweknya. Aku pun juga sebaliknya.
Karena sudah di tinggal kak Vizca dan kak Firman kembali ke Australia, kami jadi lebih
leluasa mengobrol. Dan juga lebih leluasa ketemuan. Jika Rizal tidak sms, hidupku
rasanya sepi banget tanpa kasih sayang seorang cowok. Meskipun hanya sebagai
sahabat.
Tak terasa, enam bulan berlalu begitu saja. Aku harus menghadapi ujian kenaikan
kelas. Satu minggu aku menghadapi ujian kenaikan kelas, akhirnya aku naik kelas. Tapi,
ya amapun peringkatku kali ini jeblok banget. Aku memilih jurusan IPA untuk aku
kelas XI ini. Selain itu, aku juga menjadi anggota OSIS.
Setelah liburan kenaikan kelas selama dua minggu, aku harus kembali masuk
sekolah. Hari pertama, kedua, dan ketiga, aku harus mengikuti kegiatan OSIS. Yaitu mos
anak kelas sepuluh yang baru. Di saat mos itu, aku menjadi merasa lebih dewasa di
bandingkan beberapa bulan yang lalu. Di saat mos juga, aku mengenal beberapa adik
kelas ku yang baru. Salah satunya Wira. Meskipun aku dan dia berbeda agama, tetapi dia
tidak canggung untuk mengobrol denganku. Sejak kedekatanku dengan Wira itulah, aku
jadi dianggap pacaran sama dia. Karena sekarang lagi musimnya kakak kelas pacaran
sama adik kelasnya.
Juga tak ku dirasa, persahabatanku dengan Rizal sudah delapan bulan. Aku
merasa dia adalah gantinya Ricky yang dulu menghianati persahabatan ku. Rizal katanya
rela memutuskan pacarnya demi aku.
Tepat tanggal 17 Agustus, setelah aku upacara di sekolah, Rizal mengajakku
ketemuan. Dan kejadian kelas sembilan bersama Ricky terulang kembali. Rizal
menyatakan cintanya kepadaku. Sebenernya, aku belum siap kalo suruh terima dia
sebagai pacar. Tapi, aku juga sudah terlalu dekat dengan Rizal. Akhirnya, aku terima dia
sebagai pacar aku. Sejak aku pacaran dengan Rizal, aku tidak memanggil dia Rizal.
Tetapi, memanggilnya dengan kakak.
Tiga bulan hubungan ku dengan Rizal berjalan. Keluarga kami juga sudah
mengetahui semuanya dan mereka mengizinkan kami untuk menjalin hubungan
tersebut. Tetapi, namanya orang pacaran, pasti ada gangguannya. Jika hubungan
pacaran itu dapat melewati semua gangguan tadi, pasti indah akhirnya. Tapi, tidak
dengan hubunganku dengan Rizal. Kabar aku pacaran dengan Wira kembali menyeruak
ke permukaan dan berita itu sampai ke Rizal tanpa sepengetahuanku. Saat mendengar
berita itu, dia langsung meminta konfirmasi kepada ku melalui telepon.
Assalamualaikum ! Kata Rizal.
Waalaikumsallam! Ada apa kak ? Tanyaku.
Aku mau tanya, tapi kamu jangan tersinggung ya! Kata Rizal.
Tanya apa ? Tanyaku lagi.
Apa benar ? kamu pacaran sama adik kelasmu ? Tanya Rizal. Aku langsung
kaget mendengar hal itu bisa sampai ke Rizal.
Yanggak lah Kak buat apa aku pacaran sama adik kelasku kalo aku punya
kakak yang selalu menyayangi aku ! Kataku.

Beneran ? Tanya Rizal lagi.


Beneran ! Kataku meyakinkan Rizal.
Hmmkalo gitu besok sore kita ketemuan di taman di ujung komplek bisa nggak
? Tanya Rizal.
Bisa ! Seperti jam biasanya kan ? Tanya ku.
Ya! Ca, udah dulu ya! assalamualaikum ! Kata Rizal.
Waalaikumsallam! Kata ku.
Keesokan harinya di sore hari, aku buru buru ke taman di ujung kompleks
rumahku. Ternyata, Rizal sudah di sana terlebih dahulu.
Awalnya kita ngobrol seperti biasa saat ketemuan. Tapi, setelah Rizal
menunjukkan beberapa foto, kami menjadi bertengkar. Foto itu memperlihatkan
kedekatanku dengan Wira. Aku tidak tau siapa yang mengambil foto itu. Tapi, ku setelah
ku lihat lihat, foto itu kayaknya diambil saat kegiatan mos di sekolah.
Aku terus mencoba menjelaskan tentang foto itu kepada Rizal. Namun, dia tidak
mau mengerti. Dia tetap menuduhku selingkuh di belakang dia. Tapi, aku juga tak mau
kalah. Aku juga sempat melihat dia jalan dengan cewek lain di sebuah mall beberapa
waktu yang lalu. Meskipun tanpa bukti bukti yang kuat, aku tetap ngotot menuduh dia
selingkuh.
Setelah bertengkar lama di taman, aku pikir pikir, tidak ada gunanya lagi kita
bersama. Hanya menambah beban pikir saja. Apa lagi aku sudah kecewa banget sama
Rizal. Rizal tak pernah memberikan ku kesempatan untuk dekat dengan cowok lain
meskipun hanya sebatas teman. Akhirnya, jalinan tali kasih kami pun terputus juga
hanya gara gara foto yang tak jelas itu.
Satu bulan sudah kami berpisah. Tapi, kami tidak sampai lost contec. Dia masih
sering sms dan menelepon ku. Dia juga sering mengajak ku jalan. Tapi aku selalu
menolaknya. Karena kita sudah tidak ada ikatan lagi. Dan aku pun tau kalau dia sudah
punya penggantiku.
Tapi selama satu bulan itu lah yang sangat berat bagi ku. Aku tidak bisa
melupakan Rizal sebagai kekasihku. Mungkin karena masih kontec kontekan itulah yang
membuatku berat untuk melupakan dia.
Beruntung, aku mempunyai teman teman sekelas yang selalu menghiburku.
Meskipun mereka tidak tau masalah yang aku hadapi, tapi mereka sudah membuat aku
tersenyum kembali seperti dulu lagi. Yang paling berjasa membuat aku tersenyum
kembali adalah Dika. Di hari hari ku yang sepi ini, dia selalu menghiburku. Dia selalu
mengajakku bercanda. Selain Dika, teman ku sebangku Bella, juga sering menghiburku.
Tapi, Bella melihat sesuatu yang lain yang ada didiriku saat aku dekat dengan Dika. Kata
dia, aku terlihat suka sama Dika.
Ca, gue lihat loe kok nyaman banget deket sama Dika ? Loe suka ya sama dia ?
Kata Bella.
Dika ? enggak kali Ka ! gue tuh cuma temenan sama dia ! Emangnya napa ?
Tanya ku.
Yanggak apa-apa sih! Ya gue ngerasa loe kok nyaman banget kelihatannya
sama Dika ! Kata Bella lagi. Aku hanya membalasnya dengan senyuman.
Tapi, ternyata benar apa yang dikatakan Bella. Lama lama aku jadi suka sama
Dika. Dika perhatian banget sama aku. Dia selalu ada untukku saat aku ada masalah. Dia
juga sering memberiku nasehat. Pokoknya kayak pak ustadz tuh cowok.
Setiap hari, dia sms aku. Isi smsnya tentang nasehat nasehat dari dia. Aku jadi
nyaman banget dekat sama dia. Tapi, kata Maria aku aneh. Gimana nggak ?. Dulu aja aku
bisa suka sama Bayu. Kok sekarang malah cowok kayak gitu yang aku suka. Eh, tapi ada
benernya juga lho !. Beberapa sahabatku juga litanya aneh. Zura, sahabatku yang paling
kecil sampai bilang gini :

Ca, loe kok bisa suka sih sama Dika ?


Aku menjadi bingung menjawabnya. Aku sendiri tidak tau gimana awalnya aku
jadi suka sama seorang Dika Raka Pamungkas. Mungkin ini yang disebut cinta itu tersirat.
Tapi untuk ketiga kalinya cintaku terbentur teman sekelas sendiri. Temanku itu
namanya Civa. Dia sering cerita ke aku kalau Dika sering sms dia, sering tanya dia lagi
ngapain.
Huh, pantes aja Dika udah nggak pernah sms aku ! kataku dalam hati.
Tapi, aku mencoba menahan semua amarahku. Aku tidak mau bertengkar di kelas
sama teman sekelas hanya karena rebutan cowok. Cowoknya itupun belum tentu
menjadi milikku atau milik dia. Jadi serba salah kalau kayak gini. Mau marah tapi aku
takut malu ?. Nggak marah, tapi Civa nggak pernah bisa jaga perasaanku ?. Yah,mungkin
inilah resiko suka sama teman sekelas.
Baru dua bulan aku menjalani hidup tanpa Rizal. Tapi, aku sudah kangen banget
sama dia. Beberapa hari ini perasaan ku nggak enak tentang Rizal. Ada apa ya dengan
dia ?.
Malam harinya, dia SMS aku.
Ca, bsk qt takbiran bareng yuk ! dimn aja up2U. Cl mo di rmh q ya slhkn. Mau ya
Ca ! please ! Q lg pengen bngt bersm u ! ;-) Isi SMS dari Rizal.
YaInsyaallah kak cl q g da acr di school bsk. J balasku.
Keesokan harinya, aku merasa aneh. SMS dari Rizal tadi malam yang membuatku
aneh. Kenapa ya dia ingin sekali bersama ku ? pada hal dia sudah punya pacar baru.
Selain itu ada lagi yang membuatku sangat aneh yaitu, aku ingin sekali bertemu Rizal.
Pada hal, saat aku pacaran sama Rizal tidak sampai seperti ini. Aku mencoba
menenangkan pikiranku.
Sampai di sekolah, aku terlambat. Baru kali ini aku terlambat sampai lima menit
lebih. Di sekolahpun aku terus mencoba menenangkan pikiranku. Sampai berakhirnya
jam kedua pelajaran bahasa Indonesia, aku tetap tak bisa menenangkan pikiran ku. Aku
masih kepikiran Rizal. Ada apa ya dengan dia ?.
Hari ini pelajaran jam ke tiga di sekolah adalah olah raga. Aku sebenarnya males
banget. Tapi, Bella terus saja mengajakku.
Ca, Loe nggak olah raga ? Tanya Bella.
Males banget gue olah raga ? Kataku.
Loe kenapa sih Ca ? Loe sakit ? Tanya Bella lagi.
Nggak ! Kataku.
Ya udah ayo olah raga ! Nanti dimarahin pak Hendra lho ! Kata Bella
mengajakku olah raga.
Dengan terpaksa, aku mengikuti pelajaran olahraga. Ternyata, saat olah raga
pikiranku bisa sedikit tenang. Karena aku bisa bercanda dengan teman teman sekelas
diluar kelas.
Setelah Olah raga, aku langsung berganti baju. Setelah itu pergi ke kantin untuk
membeli minuman. Setelah dari kantin, aku duduk duduk di taman sekolah sambil
memainkan laptopku di temani Bella. Karena saat itu masih jam istirahat.
Tapi, saat ku buka sebuah e-mail dari kak Vizca, betapa kagetnya aku.
Ca, rizal sama kak firman baru saja kecelakaan. Kakak mau pulang ke Ind nnti
siang. :-) isi e mail dari kak Vizca. Air mata langsung membasahi pipiku.
Ca, Loe kenapa ? Tanya Bella yang kaget karena aku menangis. Aku sudah tidak
bisa berkata kata lagi. Meskipun aku sudah bukan siapa siapanya dia lagi, tapi aku
masih merasa ada ikatan antara aku dan Rizal.
Bel, Rizal Bel ! Kataku sambil menangis.
Iya Rizal kenapa ? Tanya Bella yang sangat panic.
Rizal kecelakaan ! Kataku.
Ya ampun ! Trus keadaan dia sekarang gimana ? Kata Bella.

Gue nggak tau ! Bel, kira kira boleh nggak ya gue pulang ? gue pengen tau
keadaanya Rizal ! Kataku bertanya kepada Bella.
Karena besok adalah hari raya Idul Adha, sejak setelah istirahat tadi, sudah
tidak ada jam pelajaran lagi. Tapi, belum boleh pulang.
Dua jam pelajan berlalu, aku masih khawatir dengan keadaan Rizal.
Akhirnya, bel pulangpun berbunyi. Aku langsung memacu motorku ke rumah sakit
tempat Rizal dan Kak Firman dirawat.
Sesampainya di sana, aku langsung mencari kamar tempat kak Firman di rawat
karena aku tidak tau Rizal ada di karma yang mana.
Assalamualaikum! Kataku langsung masuk ke kamar tempat kak Rizal dirawat
tanpa mengetuk pintu
u langsung buru buru pergi ke ruang ICU. Ternyata sesampainya disana, Tante
Lisa berada di ruang tunggu yang berada di depan ruang ICU.
Assalamualaikum tante! Kataku sambil mendekati Tante Lisa.
Eh, terlebih dahulu.
Waalaikumsallam! Jawab kak Firman dan kak Vizca bersamaan.
Ca, loe nggak pulang dulu tadi ? Tanya kak Vizca.
Nggak, aku khawatir dengan keadaan kak Firman sama Rizal ! Kak Firman nggak
apa apa kan ? Tanyaku.
Kalo aku nggak apa apa Eca ! Cuma kaki dan tangan kananku yang patah dan
kepala depan yang robek ! yang lain masih baik baik aja ! Kata kak Firman sambil
tersenyum.
Aku terperanjat melihat luka luka yang di derita kak Firman.
Terus, Rizal gimana keadaanya kak ? Tanyaku.
Loe yang sabar ya Ca ! Rizal sampai sekarang masih belum sadar. Tadi pas
kecelakaan benturan di kepalanya sangat keras. Semoga saja dia nggak sampai gagar
otak ! Kata Kak Firman.
Terus, Rizal sekarang dimana kak ? Tanyaku lagi.
Di ruang ICU lagi di tunggui sama mama ! Kata kak Firman.
Ak nak Zian ! waalaikumsallam Jawab Tante Lisa dengan singkat.
Tante yang sabar ya! Mungkin ini cobaan dari Allah ! Pasti, dibalik semua ini
akan ada kebaikan yang datang menghampiri keluarga tante ! Kataku mencoba
menghibur mamanya Zian yang terlihat sangat terpukul dengan keadaan Rizal.
Iya ! Kamu juga yang sabar ya sayang ! kata Tante Lisa mencoba untuk tegar.
Tante ! kenapa tante tidak menunggui Rizal didalam ? Tanyaku.
Rizal sedang di periksa, dan didalam sudah ada papanya yang menunggui !
Kata Tante Lisa.
Beberapa saat kemudian, dokter yang memeriksa Rizal bersama om Taufiq
(Papanya Rizal) keluar dari ruang ICU.
Maaf bapak ibu, anak bapak dan ibu harapan hidupnya tinggal lima puluh
persen. Kalau sampai besok tak kunjung sadar juga, harapan hidup dia tinggal menunggu
waktu. Kata dokter. Aku melihat Tante Lisa langsung menangis mendengar apa yang di
katakana dokter tadi.
Terimakasih ya dok ! Kata om Taufiq.
Ya sama sama Pak ! kami dari tim dokter juga akan berusaha semaksimal
mungkin untuk menyelamatkan adik Rizal. Kata dokter.
Sekali lagi saya ucapkan terima kasih. Kata om Taufiq.
Sama sama. Maaf Saya mau menangani pasien lain ! kata dokter.
Silahakan dok ! Kata om Taufiq.

Setelah dokter itu pergi, Aku langsung bersalaman dengan papanya Rizal. Setelah
itu, aku dan om Taufiq mencoba menenangkan Tante Lisa.
Maaf om ! saya boleh bertanya ? Kataku.
Tanya apa ? Jawab om Taufiq dengan ramah meskipun raut wajahnya terlihat
sangat sedih.
Tadi bagaimana om kok Rizal sampai bisa kayak gitu ? Tanayaku.
Kalau kata para saksi mata di sana katanya tadi ada mobil yang ada di depannya
Firman melaju sangat cepat. Otomatis, Firman kan mengikuti juga dibelakangnya
bersama motor yang lain dengan kecepatan tinggi. Firman kan naik motornya juga
bersebelahan dengan motor lain. Tiba tiba mobil yang ada didepannya itu berhenti
mendadak. Jadi pengendara yang di belakangnya kan nggak siap. Ya jadilah tabrakan
beruntun. Katanya Rizal sampai terpelanting dan helmnya terlepas. Itu yang membuat
Rizal sampai koma. Bahkan pengendara motor yang saat mengendarai motor ada di
sampingnya Firman sampai meninggal. Allhamdullillah Firman sama Rizal bisa selamat
dari maut. Tapi, tinggal menunggu Rizal sadar saja. Om minta doanya ya Ian ! Cerita
om Taufiq.
Pasti om. Saya akan berdoa untuk kesembuhan Rizal ! Kataku.
Terimakasih ya Zian ! Kata om Taufiq.
Ya sama sama om. Om, tante, saya pamit pulang dulu ya, Zakka di rumah
sendirian. Om, dan tante harus tetap sabar ya !. Tante, tolong sampaikan salam saya
kepada Rizal kalau nanti dia sadar !. Kataku berpamitan.
Ya sayang, pasti tante sampaikan nanti. Kata Tante Lisa sambil membelaiku.
Ian, kamu nggak menunggu kakakmu dulu ? Kata papanya Rizal.
Kak Vizca biar disini saja Om. Biar nungguin kak Firman ! Saya pamit dulu ya Om,
tante ! assallamualaikum ! Kataku.
Waalaikumsallam ! Jawab papa dan Tante Lisa.
Setelah itu, aku langsung pulang. Setibanya dirumah, aku dapati Zakka tertidur di
ruang tengah masih memakai seragam sekolah dengan keadaan tv yang menyala. Lalu
aku bangunkan dia.
Zak, Zakka ! Hei, bangun adek ! Kataku membangunkan Zakka.
Setelah beberapa menit kemudian, Zakka bangun.
Zak, udah shalat dhuhur belum ? Kataku.
Belum kak ! Jawabnya masih dalam keaadan mengantuk.
Lihat tuh jam berapa ? Kataku sambil merapikan komik komiknya Zakka yang
berserakan di ruang tengah.
Asstagfirullahhalazim! Kata Zakka kaget. Dia langsung buru buru ke kamar
mandi untuk mengambil air wudlu dan langsung sholat. Setelah itu, dia langsung
menemui di ruang tengah.
Kak, aku lapar banget nih ! Eh, iya tadi kak Vizca pulang lho ! Kata Zakka.
Kamu beli makanan diluar aja ya ? kakak lagi males banget nih ! Kataku sambil
memberikan uang kepada Zakka.
Makasih ya kak ! kata Zakka sambil berlari keluar rumah lalu pergi dengan
mengendarai motor dan aku tidak tau dia kemana.
Lalu, aku menutup pintu pagar dan pintu rumah. Setelah itu aku tidur siang.
Karena nanti malam ada acara takbiran bersama di sekolah. Jadi aku harus menyiapakan
stamina untuk nanti malam.
Aku baru tidur setengah jam, tapi sudah dibangunkan oleh Zakka untuk shalat
ashar. Ya terang aja aku di bangunin sama Zakka. Aku mulai tidur jam empat sore.
Sebenarnya aku masih ngantuk sekali dan masih lelah sekali.
Setelah shalat ashar, aku mempersiapkan baju yang akan aku pakai untuk nanti
malam takbiran dan untuk besok saat shalat ied adha. Selain menyiapkan bajuku sendiri,
aku juga menyiapkan baju untuk Zakka dan kak Vizca untuk besok shalat ied adha.

Sehabis shalat magrib, aku mengantarkan Zakka ke les di dekat rumah sakit
tempat Rizal dan kak Firman dirawat. Setelah mengantar Zakka, aku sempatkan untuk
membeli sebuah boneka di dekat rumah sakit. Aku membeli sebuah boneka singa yang
cukup besar. Aku akan memberikan boneka ini untuk Rizal. Karena aku ingat dia lagi
kangen banget sama kampung halamannya di Malang. Lalu aku menjenguk Rizal dulu
sebentar sebelum aku ke sekolah untuk takbiran.
Sesampainya disana, aku tidak langsung ke ruang ICU di mana Rizal di rawat.
Tetapi, aku menemui kak Vizca dulu yang sedang menunggui kak Firman.
Assalamualaikuum! Kataku sambil memasuki ruangan tempat kak Firman di
rawat.
Waalaikumsalam! Jawab kak Firman.
Kak Vizca mana kak ? Kataku.
Lagi sholat magrib di mushala ! Kata kak Firman.
O! kataku singkat.
Loe dari mana ? mau kemana Ca ? Tanya kak Firman.
Dari nganter Zakka les, trus mau ke sekolah, mau takbiran. Tapi, aku masih
khawatir sama Rizal kak ! makanya aku sini dulu ! Rizal giman kak ? udah sadar belum ?
tanyaku.
Yakeadaan dia sekarang seperti yang loe lihat tadi siang ! Kata kak Firman
terlihat sedih.
Sepertinya, kak Firman merasa bersalah banget atas kecelakaan ini. Dia terlihat
terpukul sekali dengan keadaan Rizal yang masih koma dan harapan hidupnya tinggal
sedikit. Dia sepertinya merasa bersalah atas komanya Rizal.
Eh, elo Ca ! Kata kak Vizca yang tiba tiba datang.
Iya kak !Kak Vizca udah makan belum ? tanyaku.
Udah tadi makan roti sama kak Firman ! nih sampai habis satu bungkus ! Kata
kak Vizca sambil memperlihatkan bungkus bekas roti.
Oya udah ! kalo gitu aku mau nengok Rizal dulu ya kak ? Kataku sambil
bangkit dari tempat duduk.
Ya udah ! Ca, kakak nanti mungkin nggak pulang kerumah ! Kata kak Vizca. Aku
hanya membalas dengan anggukkan.
Ya udah kak ! aku pergi dulu ya kak ! assalamualaukum ! kataku sambil keluar
dari kamar temapat kak Firman dirawat.
Waalaikumsallam! Jawab kak Vizca dan Kak Firman bersamaan.
Aku langsung menuju ruang ICU tempat Rizal dirawat. Tapi, sebelum sampai
diruang ICU, aku bertemu dengan Tante Lisa yang baru saja sampai di rumah sakit.
Assalamualaikum tante! Kataku sambil bersalaman.
Waalaikumsallam! Eh, kamu Zian ! Dari mana sayang ! Kata Tante Lisa
dengan ramah. Meskipun raut wajahnya terlihat sangat sedih.
Habis ngantar Zakka les tante ! Kataku.
O! Kamu mau jenguk Rizal ? Tanya Tante Lisa.
Iya tante ! Kataku dengan penuh semangat.
Ya udah ayo ! Kata Tante Lisa.
Disepanjang perjalanan kami menyusuri lorong rumah sakit, Tante Lisa
mengungkapkan semua kesedihannya.
Sebenernya, tante terpukul banget sama keadaan Firman dan Rizal yang seperti
ini. Apa lagi Rizal, tante sayang banget sama dia. Tante nggak bisa ngebayangin kalo
besok pagi dia nggak sadar juga. Kata Tante Lisa dengan raut muka yang begitu sedih.
Tante nggak boleh pesimis. Tante harus optimis kalo Rizal sama kak Firman bisa
sembuh ! Kataku menyemangati Tante Lisa. Awalnya Tante Lisa hanya membalasnya
dengan senyuman.

Jam satu siang tadi seharusnya kami sudah take of dari bandara untuk terbang
ke Malang. Besok kami mau merayakan idul Adha bersama keluarga di Malang. Tapi,
musibah ini datang. Semuanya jadi berantakan. Kata Tante Lisa.
Tantekita semua kan nggak tau kapan musibah itu akan datang ! Kataku.
Iyabener juga apa kata kamu. Tapi, kamu tau tidak, Rizal sebenarnya ingin
memberi kejutan buat kamu hari ini ! Kata Tante Lisa.
Ohya? Kejutan apa tante ? Tanyaku.
Dia pengen ngajak kamu ke Malang hari ini. Katanya dia mau idul Adhaan sama
kamu. Kata Tante Lisa.
O! Tadi malam Rizal sms saya tante. Katanya dia pengen banget bersama saya
! Sayakan jadi bingung, kenapa sikap Rizal kok jadi seperti ini ? Eh, ternyata akan ada
kejadian ini. Kataku.
Tidak terasa, kami sampai di depan pintu ruang ICU. Lalu kami menuju ruangan
tempat Rizal dirawat yang masih masuk ruang ICU.
Sayang, masuk yuk ! Ajak Tante Lisa.
Ah, saya disini saja tante ! saya cuma mau titip ini untuk Rizal ! Saya sudah
cukup melihat dia dari depan pintu ini. Kataku. Kebetulan pintu itu ada kacanya yang
tembus pandang.
Ayo donk Zian ! siapa tau kalau kamu mau masuk Rizal langsung sadar ! Kata
Tante Lisa memohon.
Kali ini aku tidak bias menolaknya. Setelah aku memakai baju khusus ruang ICU,
aku dan Tante Lisa masuk ke ruangan tempat Rizal dirawat.
Asslamualaikum! Kataku sambil memasuki ruangan itu.
Waalaikumsallam! Jawab papanya Rizal. Aku langsung bersalaman dengan
beliau.
Zian, om mohon banget sama kamu ya ! kamu harapan terakhir om dan tante.
Kamu ajak bicara ya Rizal !. Tadi kata dokternya kalau ingin Rizal cepat sadar harus
selalu diajak bicara. Meskipun dia nggak bisa respon dengan apa yang kita bicarakan.
Please ya Zian ? Mohon papanya Rizal.
Aku sempat aneh untuk melakukan itu. Tapi, demi kesembuhan Rizal, aku mau
melakukannya.
Baik, Om ! Kataku.
Om, sama tante keluar dulu ya ! kamu ajak ngobrol Rizal sepuasnya ! Kata
Tante Lisa. Lalu mama dan papanya Rizal keluar dari ruangan tempat Rizal dirawat.
Saat melihat Rizal dengan keadaan seperti itu, hatiku rasanya sedih sekali. Tak
terasa air mata mengucur deras di pipiku. Lalu aku berjalan pelan pelan menuju tempat
tidur Rizal. Di samping tempat tidur itu, sudah tersedia dua buah kursi. Di salah satu
kursi itu aku duduk dan terdiam sejenak.
Eca, kamu nggak boleh sedih. Kamu harus kuat demi kesembuhan Rizal ! Kata
hatiku.
Aku terus mencoba untuk tegar. Lalu, ku lantunkan beberapa ayat suci Al
Quran. Aku sengaja melantunkan ayat suci Al Quran itu di dekat telinga Rizal.
Tujuannya agar di fikirannya tetap ada fikiran beribadah kepada Allah SWT meskipun dia
lagi koma. Aku hitung hitung ada 12 ayat suci Al Quran yang sudah ku lantunkan.
Meskipun hanya surat surat pendek, aku berharap itu bisa menyadarkan dia. Selain
ayat suci Al Quran, aku juga membisikkan takbir kepada dia.
Lalu aku saat aku mau mencoba menajak bicara Rizal, tiba tiba papa dan
mamanya masuk kedalam ruangan atau kamar. Tapi, papa dan Tante Lisa tau kalau aku
belum berbicara apa apa kepada Rizal. Merekapun menghampiriku. Tante Lisa duduk di
sebelahku, sedangkan papanya Rizal berdiri dibelakangku dan beleakangnya Tante Lisa
sambil terus mencoba menyamangati Tante Lisa. Terlihat raut muka penuh harapan
kepadaku terlihat dari Tante Lisa.

Sambil memegang erat tangan kanannya Rizal, aku berkata.


Kak Rizalkamu harus sadar ya sayangkamu nggak boleh terus terusan
begini. Kamu nggak kasian sama aku ? Aku kesepian banget tanpa kamu. Sayang
katanya kamu mau melewati malam takbiran ini bersama aku. Dan kata mama kamu,
kamu ingin beridul adha di Malang sama keluarga kamu dan sama aku. Rizal sayang, aku
sudah ada disini. Mama dan papa kamu juga ada di sini. Dan kita akan selalu ada di sini
untuk kamu. Kamu harus sadar ya sayang ya . kita semua sayang kamu, kita semua
nggak akan pergi dari kamu. Cepat sadar ya sayang Kataku lemah lembut.
Tiba tiba aku rasakan tangannya Rizal bergerak dan memegangku sangat erat.
Aku tidak tau apa itu cuma perasaanku atau benar benar itu terjadi.
Zian, kamu bisa membuat Rizal sadar ! Kata papanya Rizal dengan spontan.
Tapi, omRizal belum sadar sepenuhnya ! kataku.
Nggak apa apa Zian, yang penting harapan hidup Rizal sudah semakin
meningkat ! kata papanya Rizal penuh semangat karena melihat tangannya Rizal tadi
bergerak.
Ternyata, tangannya Rizal tadi benar benar bergerak.
Terima kasih ya AllahEngkau masih memberikan harapan hidup kepada
Rizal! kataku dalam hati.
Om, tante, saya mau pamit dulu ya! Saya mau ke sekolah, ada acara takbiran
di sekolah. Kataku.
Tapi, aku merasakan hal aneh di tanganku yang dipegang Rizal. Rasanya Rizal
tidak mau melepaskan pegangannya. Tapi, aku terus mencoba melepaskan pegangan itu.
Akhirnya, aku bisa melepaskannya. Sebenarnya aku berat melepaskannya.
Maafkan aku Rizal. Aku hanya pergi untuk sementara. Aku pasti akan kembali.
Kataku dalam hati.
Kamu nggak nunggu Rizal sadar dulu ? Tanya papanya Rizal.
Maaf om, bukannya saya nggak mau. Tapi, saya sebagai anggota Osis harus
prefesional. Saya harus datang ke acara takbiran ini. Kalau tidak saya bisa di pecat
nanti. Kataku.
Oya sudah. Om mengerti kok kesibukan kamu hari ini. Kata papanya Rizal.
Om, saya mau titip ini buat Rizal. Dan salam ya Om kalau nanti Rizal sadar.
Kataku sambil menyerahkan boneka singa yang baru aku beli tadi.
Yasayangpasti nanti om sampaikan. Sebentar Zian, coba kamu lihat dulu apa
disini masih ada nomor kamu atau tidak ? Kata papanya Rizal sambil memberikan
Hpnya Rizal kepadaku.
Aku sangat kaget sekali melihat wallpaper yang terpampang di hpnya Rizal.
Fotoku bersama Rizal saat di taman kota yang memperlihatkan kemesraanku bersama
dia yang menjadi wallpaper di hp itu.
Mungkinkah kamu masih sayang sama aku? tanyaku dalam hati. Lalu buru
buru aku cari nomorku apakah masih ada di hp itu atau tidak.
Ini om nomor saya masih ada disini ternyata. Namanya Ayank Ian. Om, saya
pamit dulu ya ! mari tante ! wassalmuallaikum! Kataku sambil menyerahkan hp itu
kembali ke papanya Rizal dan pergi meninggalkan mereka.
Waalaikumsallam! Jawab papa dan Tante Lisa.
Aku langsung berlari menuju parkiran. Sesampainya disana, hpku tiba tiba
berbunyi. Aku lihat SMS dari Dika.
Eca, U kmn aja ? jm sgn kok blm dtng ! U dcr 2 ma Pk. Santoso. Isi SMS itu.
Dik, tlng izinkan Q ke Pk. Santoso Q dtgx agak tlt. Coz Q msh da di RS. Balasku.
Setelah membalas SMS itu, aku langsung pergi ke sekolah.
Sesampainya di depan gerbang sekolah, aku sudah di tunggu Pak. Santoso.
Setelah memarkir motor, aku langsung mengisi daftar hadir yang ada depan pos penjaga
sekolah. Aku lihat disana sudah tidak ada Pak Santoso. Setelah aku mengisi daftar

hadirku, aku ingin menemui Dika. Saat aku berbalik badan, tiba tiba Pak Santoso sudah
ada di belakangku dengan wajah kilernya. Kagetku bukan main. Selain itu aku juga punya
penyakit latah.
Astagfirullahhaladzim kataku dengan nada yang super cepat karena latah dan
saat aku melihat Pak Santoso dibelakangku.
Saking kagetnya diriku, sampai sampai aku tidak bisa berkata kata lagi dan
akhirnya pingsan.
Saat aku tersadar, aku sudah berada di UKS. Dan disampingku sudah ada Bella,
Maria, Zura, Exa, Dika, dan Zovi.
Ca, Loe tadi kenapa sih kok bisa sampai pingsan begini ? Tanya Bella.
Gara gara guru yang super super kiler tuh ! Kataku dengan nada yang masih
gusar.
Siapa ? Pak Santoso ? Tanya Zura.
Ya siapa lagi kalo bukan Pak Santoso ! kataku.
Si guru Genderuwo itu ? Tanya Exa.
Iya Exa ! kataku.
Lha terus loe diapain kok bisa sampai pingsan gitu ! Tanya Dika.
Siapa yang nggak kaget kalo tiba tiba di belakangnya ada genderuwo seserem
itu ! Kataku.
Emang tuh guru, nggak bisa buat tampang yang lebih baik lagi apa ? Kata Zovi.
Maksud loe Zov ? Tanya Maria.
Yaminimal tampangnya ganti tampang kolor ijo gitu ! itukan lebih baik ! Kata
Zovi.
Malah tampang kolor ijo ! Kata Bella.
Ihhh kan serem Zov ? Kata Zura.
Sereman mana sama Pak Santoso kalo nggak ganti tampang ? Kata Zovi.
Bener juga kata loe ! tapi kalo sama sama serem kan sama aja nggak ganti
tampang ! Kata Zura.
Tuh guru emang bikin bulu kuduk gue berdiri ! Kata Dika.
Nggak hanya elo Dik, tapi gue juga ! Kata Zovi yang nggak mau ketinggalan.
Pak Santoso tuh harus dan wajib operasi plastic. Biar nggak ada lagi murid yang
pingsan kalo ngelihat mukanya Pak Santoso ! Kata Exa.
Gue setuju banget tuh ! masak, setiap ada Pak Santoso selalu aja ada masalah
sama murid murid ! Kata Maria.
Ibaratnya dimana ada Pak Satoso, disitu ada masalah yang datang ! Kata Dika.
Eh, dengerin ya, sampai habis satu gudang emberpun, mukanya Pak Santoso ya
tetep serem ! Kataku.
ya sekali gederuwo tetap genderuwo ! Kata Zovi.
Siapa yang kayak genderuwo ? Tanya Pak Santoso yang tiba tiba muncul.
Kami saling menunjuk.
Sekarang, kalian bapak hukum. Kalian harus membantu penjaga sekolah untuk
menggelar karpet di halaman sekolah untuk sholat ied adha besok ! SEKARANG ! Kata
Pak Santoso.
Maria, Dika, Zovi, dan Exa langsung lari menuju halaman sekolah. Sedangkan aku
dan Zura ,asih tetap di UKS.
Kalian ngapain disini ? cepat, bantu teman kalian ! Kata Pak Santoso.
Ya pak ! masak kita juga ! kita kan nggak ikut ikutan Eluh Zura.
Iya pak ! saya jugakan lagi sakit ! Kata ku.
Bapak nggak mau tau pokoknya kalian semua harus kena hukuman ! SEKARANG
Kata Pak Santoso.
Lalu, kami dengan gusar mengerjakan apa yang di
perintahkan oleh pak Santoso.

Eh, Ke Mushola yuk ? nanti dimarahin sama Kak ihsan lho kalo kita nggak kesana
! Kata Zura mengajak kami ke Mushola.
Ya udah ayo ! Kataku dan teman teman langsung menuju mushola untuk
takbiran.
Aku lihat jam yang tergelang di tanganku. Huhmasih pukul 21.00. sebenernya
aku capek banget hari ini. Aku harus bolak balik sekolah, rumah sakit, rumah.
Eh, ngantuk aja ! Kata Dika yang tiba tiba mendekatiku.
He ? Iya nih capek banget gue ! jadinya ngantuk gini ! Kataku yang awalnya
tidak menyahut omongan dari Dika.
By the way loe tadi kerumah sakit ngapain ? Tanya Dika.
Mataku yang awalnya sangat sipit karena mengantuk, menjadi terbuka selebar
lebarnya mendengar perkataan Dika tadi.
Jenguk temen gue yang lagi sakit ! Jawabku.
Temen apa temen ? goda Dika.
Beneran Dik ! temen gue ! Kataku.
Bukan temen tapi pacar kan ? Tanya Dika.
Ya udah gue ngaku. Mantan gue yang lagi sakit di rumah sakit ! Kataku dnegan
nada tinggi.
Mantan apa mantan ? Tanya Dika yang terus menggodaku.
Ah tau ah ! Kataku dengan nada kerena Dika terus terusan menggodaku.
Ihgitu aja marah ! Kata Dika.
Dika, dikaaneh banget sih loe jadi orang ? kataku.
Aneh gimana ? apa gue ganteng atau apa ? Tanya Dika.
Ih ! Narsis banget sih loe ? Kataku.
Biarin emangnya nggak boleh ? Tanya Dika.
Aku hanya membalsnya dengan senyuman.
Kan nggak ada undang undang yang melarang seseorang untuk narsis ! kata
Dika
Ya ! Up to you what ever ! Kataku.
Eh, tadi beneran yang sakit mantan loe ? Tanya Dika.
Ya ampunngapain sih gue bohong sama loe ? Tanya ku.
Emangnya sakit apa dia ? Tanya Dika lagi.
Tadi pagi kecelakaan ! Ah udah ahkayak polisi aja loe ! Tanya mulu dari tadi !
Kataku sambil berdiri.
Eh, mau kemana loe ? Tanya Dika.
Mau ambil air wudlu trus mau shalat isya dulu. Kataku.
Selesai shalat isya aku baru teringat dengan Zakka yang masih les. Aku buru
buru pamit ke teman teman yang masih di sekolah. Aku segera mengambil motor ku di
parkiran, lalu memacunya menuju les lesannya Zakka.
Sesampainya disana, ternyata kelasnya Zakka sudah selesai sejak pukul 20.30
tadi. Aku bingung mau mencari Zakka kemana. Dia tidak mungkin pulang sendiri.
Akhirnya, aku mencarinya ke rumah sakit.
Ternyata benar, Zakka ada di sana.
Kak kemana aja sih ? Tanya Zakka.
Ya dari sekolah lah ! Kataku.
Emangnya udah selesai takbirannya Ca ? Tanya Kak Vizca.
Belum sih ! karena aku ingat Zakka belum di jemput, jadinya aku pulang duluan
deh ! Tapi, sebenernya aku sudah ngantuk banget plus capeknya minta ampun ! Kataku.
Hudasar anggota Osis yang nggak konsekuen ! Ejek kak Firman.
Aku tak menghiraukan ejekan Kak Firman.
Zak, pulang yuk ! kakak capek banget nih ! Kataku.
Ayo ! Kataku Zakka.

Zak, loe ya yang nanti bonceng kak Eca ! Kata kak Vizca.
Emangnya napa kak ? aku masih bisa kok nyetir sendiri ! Kataku.
Biar Zakka aja. Loe nggak mungkin nyetir dalam keadaan ngantuk gini. Kata kak
Vizca.
Ya udah kak ! aku sama kak Eca pulang dulu ya ? pamit Zakka.
Hati hati ya ! kata kak Firman.
assallamualaikum ! Kata Zakka.
Waalaikumsallam ! Jawab kak Vizca dan kak Firman.
Zakka mengeendarai motornya dengan kecepatan tinggi sekali. Aku yang awalnya
mengantuk menjadi tidak ngantuk lagi karena nggak mungkin aku bisa nyaman kalau
kecepatanya secepat ini.
Sesampainya dirumah, setelah mengunci semua pintu, aku langsung tidur.
Sedangkan Zakka masih asik dengan PSnya.
Saat aku tertidur itu, aku memimpikan Rizal. Dia berkata kepadaku.
Zian sayang, tidur yang lelap ya! Kamu nggak usah terlalu mikirin aku. Aku
disini baik baik aja kok ! kata dia yang lantas tersenyum.
Asstagfirullahhallazim! Kataku yang lalu terbangun.
Seketika itu, aku langsung terbangun. Ku lihat jam dinding di kamarku masih
menunjukkan pukul 02.00. Aku langsung berpikir, ada apa ya sama Rizal ?. Aku jadi
cemas.
Sejak aku bangun jam 02.00 tadi aku jadi tidak bisa tidur sampai matahari terbit.
Lalu aku membangunkan Zakka untuk menemaniku.
Setelah mandi, ganti baju, lalu sarapan aku lalu mengantarkan Zakka ke
sekolahnya untuk shalat idul adha. Setelah mengantarkan Zakka, sebenarnya aku ingin
ke rumah sakit menjenguk Rizal sebentar. Tapi jam di tanganku sudah menunjukkan
pukul 05.45. Aku harus segera kesekolah karena shalat idul adha di sekolah di mulai
pukul 06.00. Aku mencoba memacu motorku secepat mungkin.
Semoga hari ini tidak macet ! kataku dalam hati.
Sesampai di sekolah, aku langsung mencari tempat. Allhamdullillah masih ada
yang kosong.
Selesai shalat ied adha, aku tidak langsung pulang. Aku harus ikut membersihkan
hewan kurban yang habis dipotong bersama teman teman anggota Osis lainnya. Saat
aku sedang asik membersihkan daging kurban bersama teman teman Osis yang lain,
tiba tiba hp yang berada di sakuku berbunyi. Saat aku lihat, ternyata Tante Lisa yang
telepon. Aku langsung menjauh dari teman teman yang lainnya. Lalu baru aku
mengangkat telepon dari Tante Lisa.
Halo, assalamuallaikum ! Kataku.
Waalaikumsallam ! Jawab Tante Lisa.
Ada apa tante ? Tanyaku.
Zian, Rizal baru saja sadar ! Kata Tante Lisa yang suaranya sepertinya sangat
gembira.
Oh ya tante ? Alhamdullillah kalau begitu ! Kataku.
Terimakasih ya sayang ! Kataku.
Terimakasih untuk apa ya tante ? Tanya ku.
Ya, tadi malamkan kamu yang memberi semangat Rizal untuk sadar ! Kata
Tante Lisa.
Tante, tante. jangan berterima kasih pada saya. Tante harus berterima kasih
yang pertama kepada Allah SWT. Karena Rizal masih diberi waktu untuk hidup kembali.
Yang kedua, tante berterima kasih kepada tim dokter yang telah berusaha
menyelamatkan Rizal. Kalau tante ingin berterima kasih kepada saya, itu seharusnya
terimakasih nomor yang ke sekian . Kataku.
Lho gue kok jadi nyeramahin orang tua gini ya ? Tanyaku dalam hati.

Ya Allah, sampai lupa. Terima kasih ya Zian, kamu sudah mengingatkan tante
untuk bersyukur kepada Allah SWT. Kata Tante Lisa.
Sama sama tante ! Kataku.
Zian, kamu kapan kesini ? Tanya Tante Lisa.
Maaf tante, saya belum bisa ke rumah sakit sekarang, saya sekarang masih
berada di sekolah. Mungkin nanti malam saya baru kesana ! nggak apa apakan tante ?
Jawabku.
Nggak apa apa sayang ! tapi beneran ya kamu nanti ke sini ? Kata Tante Lisa.
Insyaallah tante ! Jawabku.
Tante tunggu lho ! Kata Tante Lisa.
Iya tante ! kataku singkat.
Ya sudah, kamu lanjutkan pekerjaan kamu di sekolah ! Maaf kalau tadi tante
mengganggu kamu ! Kata Tante Lisa.
Ohnggak apa apa kok tante ! Kataku.
Assalamualaikum Kata Tante Lisa.
Waalaikumsallam Jawabku.
Setelah itu, aku langsung melanjutkan pekerjaanku membersihkan daging kurban.
Semua pekerjaan di sekolah selesai pukul 15.00. Rasanya capek sekali. Saat aku
dan teman teman yang lain akan pulang, tiba tiba pak Santoso memanggil kami.
Kalian semua mau kemana ? Tanya Pak Santoso dengan muka yang tetap
menyeramkan meskipun terlihat sedikit ramah.
Mau, mau, mau pulang Pak ! Jawab Maria dengan gugup.
Omau pulang ya ? Kalian sudah makan ? Tanya Pak Santoso lagi.
Kamipun langsung bertanya tanya. Ada apa dengan Pak Santoso ? Kok tiba
tiba Tanya kita sudah makan apa belum .
Belum Pak ! Jawab Bayu.
Karena kalian dari tadi malam terus hadir ke sekolah dan kerja kalian bagus
seharian ini, kalian bapak ajak makan ke rumah bapak. Bagaimana ? mau ? Tanya Pak
Santoso.
Mau pak ! Jawab Dika bersemangat.
Kami semua akhirnya ke rumahnya Pak Santoso. Sebenarnya kami diajak naik
mobilnya Pak Santoso, tapi kami menolaknya karena kami membawa motor.
Setelah dari rumah Pak Santoso, kami langsung pulang kerumah masing
masing. Aku yang dari tadi agak bad mod, saat sampai dirumah langsung shalat ashar
dan langsung tidur tanpa memperdulikan Zakka berada dimana.
Tak terasa, jam didinding menunjukkan pukul 17.30. Tapi, aku masih juga tidak
bisa terbangun.
Aku baru terbangun saat Zakka datang.
Kak, bangun kak ! Kata Zakka yang membangunkanku.
Eh, dari mana kamu ? Tanyaku yang masih berada ditempat tidur.
Dari rumah sakit. Kak, Kak Rizal udah sadar lho ! Kata Zakka.
Astagfirullahhalladzim baru sadar aku ! aku kan punya janji sama Tante Lisa
mau kerumah sakit ! Kata ku dalam hati.
Aku langsung bangun dan berlari menuju kamar mandi. Aku langsung mandi.
Setelah aku mandi, terdengar suara azan magrib.
Aku dan Zakka lalu shalat magrib berjamaah. Setelah shalat magrib, aku ganti
baju untuk pergi ke rumah sakit.
Zak, kakak mau ke rumah sakit jenguk kak Rizal dulu! Kamu dirumah aja ya ?
Kataku.
Iya kak ! jawab Zakka yang nurut saja sama aku.
Aku langsung pergi kegarasi untuk mengambil motorku dan langsung pergi ke
rumah sakit.

Tapi, sebelum aku ke rumah sakit, aku terlebih dahulu membeli roti kesukaan Rizal
di toko roti diujung komplek yang berda di dekat taman. Aku masih ingat, saat aku dan
Rizal masih pacaran, dia sering mengajakku ke toko roti itu untuk membeli roti kesukaan
dia.
Setelah itu, aku baru ke rumah sakit. Sesampainya dirumah sakit, aku langsung
menuju tempat Rizal dirawat tanpa ke ruangannya kak Firman dulu.
Asssalamualaikum ! Kataku sambil membuka pintu kamarnya Rizal.
Betapa terkejutnya aku, saat aku masuk keruangannya Rizal, ternya ada seorang
cewek disana sedang memegang megang tangannya Rizal. Ya, kayak orang pacaran !.
Dengan senyum yang aku paksakan, aku mencoba mendekati Rizal.
Waalaikumsallam ! jawab mereka berdua.
Eh, Zian ! Kata Rizal merasa tak berdosa denganku karena aku melihat dia
sedang berpacaran dikamarnya.
Zal, ini buat kamu, aku taruh meja aja ya? Tanya ku lalu aku menaruh roti
bawaanku tadi dimeja didekat tempat tidurnya Rizal.
Yan, kenalin ini Putri pacar aku ! Put, ini Zian sepupu aku ! Kata Rizal.
What ? sepupu ? gila ni anak !
Aku langsung kaget. Aku mencoba untuk terus tersenyum meskipun di hatiku
yang paling dalam aku menangis.
Zian ! Kataku sambil bersalaman.
Putri ! Kata dia menyalamiku.
Zal, aku mau ke kak Firman dulu ya ? aku tadi belum kesana ! Kataku.
Tapi, nanti balik lagi kesini lho ya ? kata Rizal.
Yup! Kataku singkat.
Lalu aku meninggalkan mereka berdua. Di luar kamarnya Rizal, tepatnya diruang
tunggu aku hanya bisa terduduk menangis. Tapi, hati ku terus bertanya tanya.
Kenapa kamu menangis ? Kenapa ? diakan udah mantanmu. Jadi apa yang harus
kamu tangisi dari dia ? Kenapa kamu cemburu ? Hanya kata kata itu yang berulangkali
muncul di benakku.
Tanpa aku sadari, ternyata Tante Lisa sudah ada di depanku.
Zian, kenapa kamu nggak masuk ? Tanya Tante Lisa.
Maaf tante, lagi ada pacarnya Rizal ! Kataku.
Lalu Tante Lisa menengok sebentar ke kamarnya Rizal.
Zian ikut tante yuk ? Kata Tante Lisa.
Kemana tante ? Tanyaku.
Makan malam ! kamu pasti belum makan kan ? Kata Tante Lisa.
Aku hanya mengikuti Tante Lisa. Kamipun memilih sebuah restaurant didekat
rumah sakit untuk makan malam.
Disana, kami mengobrol panjang lebar. Sepertinya Tante Lisa tau kalau aku
sednag sedih. Makanya, dia mengajakku mengobrol panjang dengan diselingi canda
tawa.
Zian, tante ngerti kamu pasti sedih sekali melihat Rizal dengan pacar barunya
yang sekarang. Pasti di hati kamu masih ada serpihan serpihan cinta untuk Rizal.
Meskipun cinta itu nggak sekuat dulu, tapi masih ada kan ? Tanya Tante Lisa.
Jujur ya tante saya masih ada sedikit rasa dengan Rizal. Tapi, mungkin ini harus
saya pendam karena Rizal sudah punya yang baru. Kataku.
Tapi, sebenarnya tante lebih senang kalo yang pacaran sama Rizal tuh kamu
bukan Putri. Kata Tante Lisa.
Lho kenapa tante ? Putri kan lebih cantik dan kayaknya juga lebih pintar dari
pada saya ! kataku.
Gini lho Zian, kalo Rizal pacaran sama kamu tuh dia masih punya waktu untuk
keluarga, untuk hobinya dia, untuk belajar, untuk les, dan lain sebagainya . Sedangkan

kalo sama Putri, dia tuh jadi seperti driver. Dia sekarang udah nggak punya waktu untuk
keluarga, untuk hobinya dia, untuk belajar, untuk les, dan lain sebagainya . Karena Putri
itu anaknya manja banget. Dikit dikit minta antar ke sana. Dikit dikit minta antar
kesini. Sampai sampai, minggu lalu pas ada festival band di sekolahnya Rizal, Rizal jadi
nggak bisa latihan gara gara di suruh ngantar si Putri itu. Dan beberapa hari lalu
sebelum Rizal kecelakaan, dia sempat minta diantar untuk beli kaos dan baju di mal. Dia
SMS, dan tante buka tuh SMSnya. Terus tante bales gini, eh, anak tante tuh bukan driver
ya jadi jangan seenaknya minta antar kesana kemari. Cerita Tante Lisa panjang.
Selesai makan, kami langsung balik kerumah sakit.
Saat akan memasuki kamarnya Rizal, aku ragu. Tapi, Tante Lisa terus memaksaku
untuk masuk. Saat aku masuk, ternyata dia sudah sendirian dan sedang asik memainkan
hpnya.
Gimana sayang keadaan kamu ? Tanya Tante Lisa kepada Rizal.
Udah agak baik ma ! Jawab dia tapi dengan cuek.
Ca, makasih ya rotinya! Kamu kok tau aku paling suka banget sama roti ini !
Kata Rizal.
Kak, kamu tuh kena gagar otak atau amnesia atau bener bener lupa atau pura
pura lupa ? ktaaku sedikit emosi.
Marah, marah ! Kata Rizal sambil senyum senyum menggodaku.
Nggak aku nggak marah kok ! Kataku.
Ca, sini deh Ca ! Kata Rizal. Aku langsung mendekat.
Apa ? tanyaku.
Duduk sini dulu donk ! kata Rizal seperti anak kecil.
Tiba tiba, Rizal mencium pipiku.
"Hih,,,,,apaan sih kak !" Kataku dengan marah.
Aku lihat Tante Lisa hanya tersenyum melihat tingkah ku dengan Rizal.
Yangambek lagi deh ni anak ! Kata Rizal.
Nggak, aku nggak ngambek! Kataku sambil cemberut.
Nggak ngambek kok tampangnya kayak gitu ? Kata Rizal menggodaku sambil
mencubit pipiku.
Sakit tau! Kataku sambil tangannya Rizal.
Cantiknya kalo kayak gitu ! Kata Rizal.
Zal, udah donk kalo menggoda Zian ! Zian marah tuh ! Kata Tante Lisa.
Iya matapi beneran lho cantik kalo lagi ngambek kayak gini ! Kata Rizal.
Mendengar perkataannya tadi, aku ingin sekali mencubit dia. Tapi, aku tau
keadaan dia sekarang.
Apa nggak cantikan pacar loe tadi ? Tanyaku.
Pacar yang mana ? Tanya dia.
Putri itu lho Zal ! Kata Tante Lisa.
Oh, si manja tadi ? Udah aku putusin ! Kata Rizal.
Lho ? udah kamu putusin ? kapan kamu mutusinnya ? Tanya tante Lisa.
Tadi disini ! Kata Rizal.
Aku hanya mendengarkan percakapan antara Tante Lisa dengan Rizal sambil
memainkan hp.
Lha napa kamu putusin ? Tanya Tante Lisa.
Habis dia kesini waktu aku udah sadar. Saat aku belum sadar dia nggak kesini.
Aku nggak suka cewek yang cari enaknya aja kayak gitu ma ! kata Rizal.
Terus cewek yang kamu suka itu seperti apa ? Tanya Tante Lisa.
Pokonya ceweknya itu perhatian saat aku lagi bahagia atau lagi sedih. Dan
asalkan mama tau, cewek itu ada disamping aku sekarang ! Kata Rizal.
Aku langsung kaget.
Aku ? Tanyaku sambil menunjuk mukaku.

Ya Loe! Kata Rizal.


Enak aja ! Kita kan udah putus ! Kataku.
Tapi aku masih sayang sama kamu. Kita balikan lagi aja ya ! Kata Rizal.
Aku menjadi bingung. Kalau aku sama Rizal, tapi hati aku sayangnya sama Dika.
Maaf lho ! bukannya aku nolak. Tapi, diluar sana masih banyak cewek yang lebih
baik dari pada aku. Kita htsan aja gimana ? Kataku menolak dengan dengan halus.
Kamu udah punya cowok ? Tanya Rizal.
Belum ! tapi, aku mau kakak mendapatkan yang lebih baik dari pada aku !
Kataku.
Kalo itu yang kamu mau , its fine ! aku terima semuanya. Tapi, aku masih
bolehkan sayang dan cinta sama kamu ? Kata Rizal.
Hmmmmgimana ya ? Kataku.
Please! Kata Rizal memohon.
Its okey ! Kataku yang lantas tersenyum.
Setelah mengobrol lama, akhirnya aku berpamitan untuk pulang pada Rizal dan
tante Lisa.
Keesokan harinya disekolah, aku dan teman teman yang lain tidak tahu kalo ada
jam tambahan siang harinya. Bahkan, siang ini dua mata pelajaran yang akan diajarkan.
Dan setiap mata pelajaran adalah dua jam pelajaran atau empat puluh lima menit.
Biasanya, kalau pagi ada jam tambahan, siangnya sudah tidak ada jam tambahan lagi.
Kami diberi waktu limabelas menit untuk istirahat dan shalat bagi yang muslim. Ternyata,
tidak hanya kelasku yang tidak tahu kalau hari ini ada jam tambahan siang. Ternyata
hampir semua kelas mengalami hal yang sama.
Aku manfaatkan waktu lima belas menit itu untuk shalat dhuhur di mushola
sekolah. Saat aku akan ke mushola sekolah bersama Zura, Bella, dan Maria, aku lihat
Dika sedang asik nongkrong bersama Exa, Zovi, dan Bayu.
Dik, shalat yuk ! Kataku mengajak Dika shalat.
Iya, gue nanti nyusul ! loe ke mushola aja duluan ! Kata Dika.
Karena aku percaya Dika akan ke mushola, aku jadi tidak memperhatikan dia lagi.
Sesampainya dimushola, aku langsung mengambil air wudlu dan shalat.
Selesai shalat, aku langsung merapikan mukenaku dan langsung ke teras mushola
untuk memakai sepatu.
Ca, cowok loe kok nggak shalat sih ! Tanya Maria.
Cowok gue ? Siapa ? Kataku sambil memakai sepatu.
Ya Dika ! Kata Maria.
Oh ya ? tadi udah tak bilangin suruh shalat. Kataku yang tidak percaya.
Iya ! masak gue bohong sih sama loe ! Kata Maria meyakinkanku.
Karena Maria tadi sedang berhalangan untuk shalat, jadi aku percaya saja dengan
dia.
Akhirnya, aku mencoba ingin melihat sendiri Dika itu rajin beribadah atau tidak.
Karena, salah satu criteria cowokku adalah rajin beribadah.
Ternyata benar apa yang dikatakan Maria. Dia malah asik dengan teman teman
yang lainnya. Sedangkan Zovi,Bayu,dan Exa saja shalat. Tapi yang lebih mengagetkanku
adalah Dyas dan Dira. Dyas adalah seorang mualaf. Sedangkan Dira, aku tidak pernah
tahu kalau dia serajin itu shalatnya.
Sampai bel masuk pun, dia juga tidak kunjung menunaikan shalat.
Saat pelajaran, pikiranku masih terbayang tentang Dika.
Apakah Dika memang seperti itu ya ? masak sih Dika nggak shalat ! padahal Dika
kalo nyeramahin gue kayak pak ustadz. Aku masih ragu dengan Dika. Ah, nanti aja pas
istirahat aku coba cek lagi. Kata hatiku.
Karena pikiran ku masih melayang, jadi aku tidak konsen mengikuti pelajaran
Bahasa Inggris yang sedang diajar oleh Pak Santoso alias Genderuwo.

What do you mind Eca ? Tanya Pak Santoso.


Ca ! Kata Bella lirih sambil menyenggol tanganku.
Eca, do you have a Problem ? Tanya pak Santoso.
No, I dont ! Jawabku.
Really ? Tanya Pak Santoso lagi.
Yes, Sir ! Jawabku.
Eca, karena tadi kamu melamun saat pelajaran bapak, sekarang bapak mau
tanya. What do you think about Dika ? Tanya Pak Santoso.
Aku langsung kaget. Aku bingung harus menjawab apa.
Semoga aku tidak keceplosan ! Kataku dalam hati.
Dika is very smart, good boys, and he is friendly. Jawabku.
Tak terasa, dua jam pelajaran Pak Santoso berlalu. Jam istirahatpun tiba. Dengan
di temani Disya temanku, aku pura pura bermain main di teras mushala.
Ternyata, tanpa aku sangka kejadian sebelum jam tambahan tadi terulang
kembali. Dika tidak pergi ke mushola untuk sholat.
Jam tambahan ke tiga dan keempat ini aku benar benar focus tanpa memikirkan
Dika.
Gue nggak akan ngerep loe lagi sebagai kekasih gue Dik ! Gue bener bener
kecewa sama loe. Gue kira loe yang bisa bawa gue ke jalan yang benar. Ternyata, gue
salah ! Gue nyesel udah pernah sayang sama loe ! Kataku dalam hati.
Saat pulang sekolah, aku yang biasanya takut pulang sendirian biasanya diantar
sama Dika kali ini menolak tawaran Dika untuk mengantarkanku. Saat pulang sekolah itu,
hujan juga sedang turun sangat deras.
Ca, gue anterin ya ? Tanya Dika.
Nggak perlu ! gue masih bisa pulang sendiri! Kata ku sinis.
Ayo donk Ca ! biasanya kan loe takut kalo pulang jam segini ! Kata Dika yang
terus merayuku.
Eh dengerin ya Dik ! Gue Eca bukan Civa ! Jadi asalkan loe tau gue nggak
selemah yang loe pikirin selama ini. Dan satu lagi, gue bukan Civa. Dan kerudung ini
adalah tameng buat gue. Bukan cuma buat gaya gayaan aja tapi kelakuannya seperti
pelacur ! Loe kecamkan itu dalam pikiran loe ! Kataku marah marah.
Loe kenapa sih Ca jadi kayak gini ! tanya Dika.
Loe tanya kenapa ? gue kayak gini tuh semua gara gara loe ! Loe tanya sama
diri loe sendiri apa kesalahan loe sama gue selama ini ! kataku masih dengan emosi lalu
pergi meninggalkan Dika.
Ca, tunggu Ca ! Beneran loe nggak mau gue anterin ? Tanya Dika.
Udah dibilangin Eca nggak mau ya nggak mau ! kalo loe tetep maksa aja gue
tonjok nih ! Kata Disya.
Setelah itu aku kembali ke dalam kelas aku hanya bisa duduk merenung di tempat
dudukku.
Dir, pulang yuk ! Ajak ku sambil berdiri.
Saat itu, teman temanku yang lain sedang asik bercanda dibangkunya Disya
yang berada di sebelahku. Ada Maya, Mita, Filia, Tia, Desi,dan Vio.
Kok Dir ? Tanya Filia.
Terbayang Dira ya ?? Kata Tia.
Apaan sih ! Kataku.
Sekarang Eca sedang jatuh cinta sama Dira. Kata Disya menggodaku.
Ya ampun! Dira ? Belum cukup umur kali ! Kataku lantas pergi.
Alah ! ngaku aja loe ! loe tadi kan pas didepan mushola muji muji Dira gitu ! ya
kan ? Kata Disya.
"Dis, nggak usah bahas itu !" Kata ku dengan nada marah.
"Ya udah. Tapi, jangan ngambek gitu dong Ca !" Kata Disya.

"Udah ah Sya ! pulang yuk !" ajak ku.


"Ayo !" Kata Disya.
Aku dan Disya langsung ke parkiran mengambil motor ku. Setelah itu, aku dan
Disya langsung menuju rumahnya Disya untuk mengantarkan Disya pulang.
Setelah mengantar Disya pulang, aku langsung pulang ke rumah. Ternyata,
dirumah tidak ada orang. Zakka masih sekolah. Sedangkan kak Vizca, aku tidak tau dia
dimana.
Setelah masuk rumah, aku langsung merebahkan badanku ditempat tidur
sejenak. Lalu, ku buka laptopku dan ku tancapakan modem ditempatnya. Aku buka email ku. Ada beberapa e mail yang masuk.
'kenapa sih loe ? kok jadi berubah gitu ? apa ada yang salah dengan gue ?' E-mail
dari Dika.
'gue tadi kan udah bilang ! Tanya aja sama diri loe sendiri !' Balasku.
'Krn, kak Firman udah sembuh, kakak harus kembali ke Australia lagi. Tp,
mungkin kakak baliknya masih lusa. Krn, skrng kakak masih di sby di rmh papa dan
mama ! sorry, kalo kakak perginya g' pamit. Coz, kakak buru buru.' E mail dari kak
Vizca.
'g' apa2 kak ! slm ya bwt papa n mama !' Balasku.
Setelah itu, aku ganti baju dan makan siang. Setelah makan siang, aku
mengerjakan tugas tugas yang masih numpuk di daftar tugasku. Saat aku mengerjakan
tugasku, tiba tiba hp ku berbunyi. Aku lihat ternyata Zakka yang meneleponku.
"Assalamuakaikum !" kataku.
"Waalaikumsalam !" Jawab Zakka.
"Ada apa Zak ?" Tanyaku.
"Kak, Aku nggak usah di jemput ! aku langsung les nanti !" kata Zakka.
"O!" Jawabku singkat.
"Ya udah kak ! ini aku mau pelajaran lagi ! Assalamualakum !" Kata Zakka.
"Waalaikumsalam !" Jawabku.
Setelah menutup telepon dari Zakka, aku meneruskan mengerjakan tugas tugas
sekolahku. Baru duduk lima menit, tiba tiba hp ku berbunyi. Saat aku akan
mengangkatnya, tiba tiba mati. Dan berbunyi kembali tapi nada SMS.
'~Kau bgkn mthr yg slalu menyinari hr2 Q
~Kau bgkn air yg slalu menyegarkn Q
~Kau bgkn api yg slalu menyult smngt Q
~Kau bgkn udara yg slalu ada untk Q' Isi SMS itu. Ternyata SMS itu dari Rizal. Aku
hanya tersenyum tersipu membaca SMS tadi.
'U hb bngt ya cl srh ngegombal !' Balas ku.
'kok ngegombal sih ? ini beneran !' Balas dia.
Setelah itu, aku tak membalasnya lagi.
Hari demi hari berlalu. Bulan demi bulan berlalu. Gosip yang mengatakan aku
pacaran sama Dira semakin heboh di perbincangkan di sekolah. Awalnya aku sempat risi
mendengarnya. Tapi, aku anggap itu sebagai angin yang terus berlalu dan tanpa aku
hiraukan.
Dira yang awalnya tidak tau apa apa tentang gossip itu, menjadi marah
kepadaku karena dia menganggap aku yang menyebarkan gossip yang tidak jelas itu.
Setiap kali aku minta maaf ke dia, dia selalu menolak permintaan maafku. Tapi, aku tidak
menyerah begitu saja. Aku terus mencoba meminta maaf ke pada Dira.
Semakin lama, perasaan ku kepada Dira semakin tak jelas. Aku menjadi tertarik
kepada dia. Aku juga bingung, apa yang membuat aku tertarik dengan seorang
Mahendra Aditya Adira. Pada hal, dia tidak masuk criteria cowokku. Dia terlalu manja

bagiku. Dira terlalu manja karena dia anak tunggal. Ya,,,tapi yang namanya cowok tetap
yang tidak pantaskan kalau manja manja banget.
Ketidak jelasan tentang perasaanku itu membuatku tidak konsen dalam pelajaran.
Aku tidak tau kenapa itu bias terjadi. Sampai sampai aku ditegur oleh wali kelasku
karena nilaiku nurun drastis di kelas XI ini. Pada hal, nilai ini adalah penentuku untuk bisa
mengikuti UNAS di kelas XII nanti. Kalau sampai aku tidak bisa mengikuti UNAS. Wah bisa
gawat ! .Aku sampai bungung dengan ini semua.
Dua hari lagi, aku harus pergi ke Yogyakarta untuk study tour. Aku sudah bersiap
siap sejak tiga hari yang lalu. Meskipun aku pergi ke Yogyakarta hanya dua hari, tapi aku
mempersiapkannya semaksimal mungkin.
Aku juga berpikir, mungkin ini saat yang tepat untuk meminta maaf kepada Dira.
Disya juga menyarankan yang sama.
Hari study tourpun tiba. Sebelum berangkat, aku kembali mengecek semua
perlengkapanku. Ternyata sudah lengkap semua.
Jam menunjukkan pukul 20.30. Saat aku berganti kerudung dikamar, aku
mendengar suara mobil di depan rumah.
"Zak, siapa yang datang ?" Teriakku dari dalam kamar. Tapi, Zakka sepertinya
tidak mendengar teriakanku. Lalu ku ulangi lagi.
"Zak, siapa yang datang ?" Teriakku lagi dari dalam kamar.
"Seorang pangeran yang akan mengantarkanmu ke sekolah !" kata seseorang
dari luar kamar.
"Kamu siapa ?" Tanya ku kembali.
"Keluarlah dari kamarmu ! Pasti kamu akan tau siapa aku !" Kata seseorang tadi.
Aku membuka pintu kamarku secara perlahan lahan. Aku sedikit takut. Tapi aku
terus membuka pintu kamarku karena aku takut terjadi apa apa dengan Zakka. Saat
pintu kamar sudah ku buka secara sempurna, seorang laki lagi membawa bunga
berlutut didepan pintu kamarku. Saat ku lihat ternyata Rizal.
"Eca, di depan papa, mama ku dan adikmu, Maukan kau menjadi kekasihku untuk
kedua kalinya ? Aku janji, aku nggak akan menyakiti kamu lagi ! Please !" Kata Rizal.
Aku kaget ditambah bingung ditambah nervous. Aku jadi tidak bisa berkata apa
apa. Apalagi didepanku ada Tante Lisa dan Om Taufiq.
"Aku mau jadi kekasihmu lagi !" Kataku.
Lalu, kami semua tersenyum bahagia.
"Kamu sudah siap sayang ?" Tanya tante Lisa.
"Sudah tante !" Kataku.
"Zian, selama kamu di Yogyakarta biar Zakka tinggal dirumah kita saja ya ?"
Tanya om Taufiq.
"Apa nggak merepotkan om dan tante ?" Tanya ku.
"Nggak sayang, kan kasian kalau Zakka dirumah sendirian." Kata Tante Lisa.
"Kita tadi udah bicara sama Zakka. Dia mau tingal bersama kita." Kata Om Taufiq.
"Kalau Zakkanya mau ya saya izinkan !" Kata ku sambil tersenyum malu.
"Ya udah, ayo kita berangkat !" kata om Taufiq.
"Eh, bentar ! Zakka mana ?" Tanya Rizal.
"Zak, Zakka !" Teriakku.
"Iya, sebentar kak !" Kata Zakka yang lalu berlari keluar dari kamarnya dengan
membawa tas ranselnya.
Setelah mengunci rumah dan menitipkan kunci rumah ke pada satpan setempat,
aku diantar kesekolah oleh mama dan papanya Rizal.
Diperjalanan, kami terus bercanda.
"Om, Tante,saya mengucapkan terima kasih banyak. Karena om dan tante sudah
beberapa kali membantu saya." Kataku.

"Kamu nggak perlu berterimakasih Zian. Itu sudah kewajiban om dan tante. Papa
sama mama kamu kan sudah kenal lama dengan om dan tante, jadi om dan tante wajib
menjaga kamu selama kamu di Jakarta." Kata om Taufiq.
"Yang dapat terima kasih cuma papa dan mama !" Kata Rizal.
"Iya sayang, aku juga berterima kasih sama kamu. Karena kamu juga banyak
membantu aku." Kataku.
Rizal langsung tersipu sipu.
"Sekarang panggilannya sayang ? bukan kakak lagi ?" kata Zakka meledekku.
"Ya iyalah ! emangnya nggak boleh apa ?" Jawab Rizal.
"Ya boleh sih ! tapi." Kata Zakka yang langsung dipotong Rizal.
"Makannya cepetan cari cewek, biar bisa merasakan indahnya cinta. Iya nggak
sayang ?" Tanya Rizal kepadaku.
"Yup, betul itu !" Kataku.
Sesampainya disekolah, aku langsung mencari Bella. Ternyata dia sedang berdiam
diri didalam kelas.
"Eh, kenapa loe ? diam aja dari tadi ?" Tanya ku kepada Bella.
"HuhCa ! kayaknya cinta ku bertepuk sebelah tangan ca !" Kata Bella yang
kelihatannya sedih sekali.
"Udahlah Bel ! cowok di dunia inikan masih banyak. Nggak cuma dia aja !" Kataku
menghibur Bella.
"Bener juga ya ! buat apa gue mikirin dia, belum tentukan dia mikirin gue ?" Kata
Bella.
"Nah gitu donk ! harus semangat ! kita tuh nggak boleh lemah gara gara
cowok !"
"Setuju !" Kata Bella sambil tersenyum.
"Gue juga setuju !" Kata Disya yang baru datang.
"Apaan main setuju setuju aja !" Tanya Bella kepada Disya.
"Nggak tau ! emangnya kalian ngomongin apaan sih ?" Tanya Disya.
Aku dan Bella langsung tertawa.
"Kok malah ketawa ?" Tanya Disya.
"Kita tuh lagi ngomongin kalo kita nggak boleh putus asa cuma gara gara cowok
!" Kataku.
"Oitu ! gue setuju banget kalo sama yang itu. Karena apa, ini udah jamannya
emansipasi. Jadi kita nggak boleh lemah karena cowok !" Kata Disya berapi api.
"Setuju !" kataku dan Bella berbarengan.
Beberapa saat kemudian terdengar suara bel sekolah berbunyi. Semua anak
harus masuk ke dalam kelas. Lalu wali kelas masing masing kelas masuk kekelas untuk
memberi pengarahan dan memimpin do'a sebelum berangkat.
Bu Fiza wali kelas kami memberikan pengarahan kepada kami sebelum berangkat.
Lalu, beliau memimpin do'a dikelas sebelum berangkat.
Setelah itu, kami menuju bus masing masing. Aku sempat salah bus. Karena,
busnya tidak ditata urut sesuai dengan kelas. Aku pertama tama masuk di bus anak
kelas XI IPS 5. Lalu, aku diberi tahu kalau itu bukan bus kelasku. Bus kelasku ada di
barisan nomor dua dari depan. Ternyata, bukan hanya aku yang nyasar mencari bus.
Zura, Bella, Exa, Dika,Zovi, Bayu, bahkan Maria dan Fiqa belum naik kedalam bus saat
bus sudah mau berangkat. Lalu aku, Bella, Zura, serta wali kelasku mencari mereka
berdua.
Mereka kami temukan kebingungan didepan bus kelas XI IPS 5. Ternyata, mereka
tidak tau kalau bus kelas XI IPA 3 ada didepan. Lalu, kami kembali ke bus kami. Bu Fiza
menyuruh kami mengecek barang barang apa ada yang tertinggal atau tidak. Ternyata,
baju olah raga Exa tertinggal di rumahnya. Tiba tiba ada seorang bapak bapak

mengetuk pintu bus kami. Ternyata orang tuanya Exa yang mengantarkan baju olah
raganya Exa.
Sebelum bus berjalan, kami kembali berdo'a dipimpin guru agama yang juga guru
pendamping di dalam bus kami. Setelah berdo'a bus pun melaju. Salah seorang awak
bus memperkenalkan bahwa mereka dari sebuah paket wisata.
Selama di dalam bus, kejahilanku timbul. Aku menjahili teman teman dengan
me miss call teman temanku termasuk Dira. Aku me-miss call dia sampai tiga kali.
Aku lihat dia sedikit agak marah.
Didalam bus, banyak yang tidak bisa tidur. Hanya beberapa anak yang bisa tidur.
Yang lain banyak yang main main di belakang. Main gitar, main kartu remi, dengerin
musik, smsan, facebookan, mxitan, twitteran, makan snack, bagi bagi makanan,
bahkan ada juga yang curhat curhatan. Aku lihat Bella yang sebangku denganku sudah
bisa tidur pulas. Lalu aku tinggal dia ke belakang. Saat aku berjalan kebelakang menuju
teman teman yang sedang asik bermain kartu remi, hp ku tiba tiba berbunyi. Saat ku
lihat, ternyata Rizal meneleponku. Langsung saja aku anggkat.
"hallo ! Assalamualaikum !" Kataku sambil mencari tempat duduk ynag enak. Lalu
aku duduk di belakang tempat duduk Dira.
"Waalaikumsallam !" Jawab Rizal.
"Kok belum tidur ?" Tanya ku sambil melihat jam. Ternyata pukul 23.30.
"Nggak bisa tidur ! Aku mikirin kamu terus. !" Kata Rizal.
"Sebaiknya, kamu sekarang tidur, biar kamu nggak sakit ! nanti kalo tidurnya
kemaleman sakit lho. Nggak usah mikirin aku. Aku baik baik aja. Ini aku lagi didalam
bus !" kataku.
"Aku tetep nggak bisa tidur !" kata Rizal.
"Udahlah ! Kamu sekarang tidur aja ! Aku juga mau tidur ini !" Kataku.
"Ya udah ! I miss you ! I love you baby !" Kata Rizal.
"I miss you ! I love you too !" Jawabku.
"Siapa Ca ? Pacar loe ?" Tanya Disya.
"Hu'um !" Jawab ku singkat.
Dira langsung menghadap ke belakang sebentar lalu kembali memainkan hpnya.
Lalu, aku kembali ketempat dudukku disamping Bella.
"dari mana Ca ?" Tanya Bella yang tiba tiba terbangun.
"Dari belakang !" jawabku singkat sambil mencari jaket seragam ku.
Baru duduk di bangku beberapa menit, tiba tiba lampu di dalam bus mati. Anak
anak menjadi riuh dibelakang.
"Lebih baik kalian tidur dari pada main main. Agar besok pagi saat di tempat
wisata, kalian tidak ngantuk dan tetap fres !" kata Bu Fiza.
Lalu, teman teman beranjak kembali ke bangku masing masing dan ada yang
bisa tidur dan ada yang tidak bisa tidur. Seperti aku, aku tidak bisa tidur. Lalu, aku
bermain game di hpku. Saat aku menoleh kebelakang, ternyata banyak yang sudah tidur
termasuk Dira. Akhirnya aku putuskan untuk tidur.
Aku rasa, baru beberapa saat tidur, bus berhenti. Saat aku lihat pukul 24.30. Kami
harus transit sejenak di sebuah tempat khusus transit para wisatawan yang akan menuju
Jawa Tenggah dan Jawa Timur. Tepatnya di perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah.
Kami hanya berhenti setengah jam. Aku hanya membasuh muka di kamar mandi
ditempat transit itu. Lalu, aku kembali ke dalam bus. Saat didalam bus, anak anak
kembali riuh. Bus, mulai kembali melaju. Bu Fiza mengintruksikan kami untuk kembali
tidur.
Baru beberapa saat bus berjalan, tiba tiba , Vio yang duduk dibelakangku
bersama Disya dan Fixa menangis. Ia seperti melihat sosok bayangan putih dijendela.
Lalu, aku, Disya, dan Fixa mencoba menenangkan Vio. Akhirnya, Viopun tenang.

Aku kembali tidak bisa tidur. Aku lihat Bella sudah sangat pulas sekali tidurnya.
Aku lihat Dika, Zovi, Exa, Bayu juga sudah tidur. Sedangkan Dira, masih asik dengan
hpnya.
"Dia smsan sama siapa ya ?
Kok Aku jadi cemburu gini ?
Huhf, apakah aku kembali jatuh cinta sama Dira ?Ingat kamu sudah milik Rizal,
jadi nggak boleh suka sama Dira" Kataku dalam hati.
Akhirnya aku bisa tidur juga dengan Headsett ditelinga.
Saat aku terbangun, aku mendengar suara adzan subuh yang sangat lirih sampai
sampai banyak yang tidak mendengar. Aku lihat jam tanganku menunjukkan pukul
04.00 wib. Aku lihat, teman temanku banyak yang masih tidur termasuk Dira. Aku lihat
Bayu dkk juga masih tidur. Lalu, aku bangunkan Dika terlebih dahulu lalu Exa,Zovi, dan
terakhir Bayu.
Setelah itu, aku kembali ke tempat duduk ku. Tiba tiba hp ku berbunyi cukup
keras. Sampai sampai satu bus hampir bangun semua dari tidurnya. Saat aku lihat
ternyata tante Lisa yang meneleponku.
"hallo, Assalamualaikum tante ?" Kataku.
"Waalaikumsallam ! Bagaimana sayang ? Kamu sudah shalat subuh ?" Tanya tante
Lisa.
"Maaf tante belum !" Jawabku.
"Udah sarapan belum ?" Tanya tante Lisa.
"juga belum tante !. tante, Zakka nakal nggak disana ?" Tanyaku.
"Oh, nggak kok Yan. Kamu tenang aja. Pokoknya kamu saat tour ini kamu harus
happy happy. Oke ?" Kata tante Lisa.
"Okelah tante ! tante mau oleh oleh apa ? nanti saya bawain deh !" Tanyaku.
"Tante nggak minta apa apa dari kamu. Pokoknya kamu pulang dengan selamat
aja, tante udah seneng. Zian, udah dulu ya ! tante lagi masak ini ! Assalamualaikum !"
Kata tante Lisa.
"Waalaikumsallam !" jawabku.
Beberapa saat kemudian, kami sampai di sebuah rumah makan. Disana, aku
langsung mengambil air wudlu dan shalat subuh berjama'ah dengan teman teman
yang lain. Setelah itu, aku langsung antri kamar mandi. Karena kamar mandinya cuma
12 sedangkan anak yang mandi lebih dari 120 maka mandinya satu kamar mandi tiga
anak.
Aku yang tidak biasa mandi beramai ramai, menjadi tidak bisa mandi. Akhirnya,
aku putuskan untuk tidak mandi sekalian. Aku hanya mencuci muka dan gosok gigi. Lalu,
diluar kamar mandi memakai parfum.
Setelah itu, aku baru sarapan bersama Bella, Maria, Vio, Fixa, dan Disya. Aku
sempat marah kepada Zura dan Fiqa. Karena, mereka tidak mau menunggui tasku saat
aku mandi dan shalat. Alasan mereka karena sudah ada Bella dan Maria. Pada hal, Bella
sedang berada didalam bus untuk mengambil obatnya. Sedangkan Maria sedang
menggosok gigi. Didalam tasku ada dua buah kamera digital yang harganya puluhan juta
rupiah.
Kemarahanku terus memuncak, sampai akhirnya, aku marah marah besar
kepada Zura dan Fiqa. Zura terlihat merasa bersalah sekali. Sedangkan Fiqa tidak merasa
bersalah. Akhirnya, aku tampar Fiqa. Aku masih tidak bisa mengendalikan emosiku yang
terus membara. Bahkan, bu Fiza juga tak mampu meredam amarahku. Akhirnya aku
ditenangkan oleh Bella, Maria, Vio, Fixa, dan Disya.
Setelah sarapan, kami melanjutkan perjalanan menuju pantai parang tritis. Di
sepanjang perjalanan, kami bernostalgia. Tapi, aku hanya bisa menangis dibangku
belakang menangisi sifat Zura dan Fiqa tadi. Aku benar benar tak habis pikir. Zura dan

Fiqa yang selama ini aku kenal sangat berubah. Di bangku belakang, aku hanya ditemani
Disya.
"Dir, pacarmu nih urusin ?" Kata Disya.
"Apaan sih Dis ! Loe jangan nambah nambahin pikiran gue gini donk !" Kataku.
"Iya, iya !" Kata Disya.
"Tuh, liat tuh nenek sihir marah !" kata Dira yang bangkunya bersebelahan
denganku.
Mendengar kata Dira tadi aku langsung bisa tersenyum. Aku tidak tau apa yang
lucu dari perkataan Dira tadi. Tapi, itu sudah bisa membuatku tersenyum.
"Dira, Dira !" Kataku sambil tersenyum melihat Dira.
"Apa ?" Kata Dira dengan nada sinis.
"Eh, loe tuh jadi cowok jangan galak galak donk !" Kata Disya.
"gue nggak ada urusan ya sama loe ! ca, loe tadi manggi gue kenapa ?" Tanya
Dira.
"tuh loe dipanggil sama pangeran kodok loe tersayang !" Kata Disya.
"Disya udah !" Kataku.
"Tau nih anak dari tadi ngeganggu mulu !" Kata Dira.
"Ojadi gue disini ngeganggu kalian berdua ! oke, Eca gue kedepan dulu ya !"
Kata Disya.
"Eh, loe sini aja !" Kata Dira sambil menarik bajunya Disya.
"Tadi katanya ngeganggu !" Kata Disya.
"ya Loe tetep disini aja !" Kataku.
"Dir, cumi tadi !" Kataku.
Tidak terasa, perjalanan kami sudah sampai di pantai parang tritis. Aku, Disya,
Zura, Bella, Maria, dan Fiqa langsung menuju tepi pantai.
Sebenarnya, aku mau minta maaf sama Dira disini. Tapi, karena aku cari cari
Dira tidak ketemu juga, gagal deh minta maaf ke Dira. Tapi, aku mentargetkan di
Borobudur nanti, aku akan minta maaf ke Dira.
Di Pantai Parang Tritis, aku dan teman teman sekelompokku tidak berani ke bibir
pantai. Kami berada pada jarak lebih dari 50 meter dari bibir pantai. Itu kami lakukan
karena kami takut terseret ombak. Ombak di pantai parang Tritis sangat besar karena
pantai itu sangsung samudra Indonesia atau samudra Hindia. Sedangkan teman teman
yang lain berani sampai ke bibir pantai.
Jadi, kami hanya bermain main pasir dan ber foto foto. Kami sangat taku
dengan ombak di pantai parang tritis. Saat ombak datang mendekati kami, kami malah
lari menjauh ketakutan. Sedangkan teman teman yang lain kalu didatangi ombak
malah buat mainan.
Setelah puas di pantai parang tritis, kami melanjutkannya ke museum Dirgantara.
Disana, banyak dari teman teman kami yang tidak mendengarkan intruksi pembimbing
dari museum. Mereka hanya berfoto foto ria, menjelajahi museum, main pesawat pesawatannya.
Waktu menunjukkan pukul 12.00 . Aku lihat di buku panduan saatnya sholat
Dhuhur dan ashar di jamak. Tapi kok nggak ada komando untuk shalat ya ?. Aku menjadi
bingung. Aku yang biasanya shalatnya tepat waktu jadi terulur sampai satu setengah
jam.
Pukul 13.30 kami makan siang . Aku jadi tidak nafsu makan karena, aku lihat salah
satu temanku ayam gorengnya masih mentah. Tapi, kalau aku tidak makan aku sakit. Aku
mencoba mengambil sedikit demi sedikit ayam gorengku. Alhamdullillah ayam gorengku
sudah matang. Tapi, masih ada lagi masalahnya. Saat aku cicipi supnya, tidak ada
rasanya sedikitpun. Masih enak sup sarapan tadi pagi. Aku memaksakan untuk makan.
Ternyata, semua anak laki laki yang sekelas denganku sudah shalat dhuhur di rumah

makan itu. Saat aku mau shalat dhuhur, ternyata, kami sudah harus melanjutkan
perjalanan ke borobudur.
Ternyata perjalanan ke Borobudur cukup lama. Aku mencoba untuk tidur. Tapi,
karena riuhnya teman teman yang ada di belakang aku menjadi tidak bisa tidur. Aku
pasang headset di telingaku sampai aku tertidur.
Tidak terasa sudah sampai di Borobudur. Aku lihat jam tanganku menunjukkan
pukul 14.30 . Aku belum shalat dhuhur. Sedangkan waktu sudah memasuki ashar.
Aku bertanya kepada guru agama yang mendampingi di bus kelas.
"Pak, bagaimana ini ? kan sudah waktunya shalat ashar ?" tanyaku.
"nanti shalatnya di jamak akhir saja !" Jawab guru agama.
Aku menuruti saja apa kata bapak ibu guru yang mendampingi.
Saat baru turun dari bus, panasnya matahari langsung menyengat tubuhku. Aku
merasa panasnya tidak biasa karena panas sekali.
Dibawah terik matahari yang begitu menyengat, aku dan teman teman yang
lain harus menunggu bapak dan ibu guru yang sedang membeli tiket.
Akhirnya, bapak dan ibu guru yang membawa tiket datang. Kami langsung
berebut tiket yang dibagikan oleh bapak dan ibu guru yang membawa tiket.
Setelah berdesak desakkan dengan teman teman yang lain, akhirnya, aku
mendapatkan tiket. Aku langsung diajak masuk oleh Bella, Maria, Zura, dan Fiqa. Saat
kami baru masuk ke kompleks candi, hawa segar langsung menghampiri kami. Rasa
panas yang awalnya kami rasakan di depan tadi, menjadi hilang seketika dengan
kesejukan.
Saat kami baru naik ke candi, rasa lelah sudah menerjang tubuh kami. Tapi, kami
tidak menyerah. Kami sampai di satu tingkat setelah candi utama atau puncak candi.
Baru lima menit diatas candi, pengumuman untuk kami segera kembali ke bus
terdengar. Banyak anak yang mengeluh karena sudah capek capek naik, baru sebentar
diatas sudah disuruh turun.
Saat akan turun, aku bertemu Disya dan teman teman yang lain. Termasuk Dira.
Disya memintaku untuk memfoto mereka. Selesai memfoto, aku bermaksud untuk
meminta maaf kepada Dira. Tapi, dia sudah pergi duluan. Saat aku kembali ke tempatku
semula, ternyata Bella, Zura, Maria, dan Fiqa sudah tidak ada. Aku sangat kebingungan
sekali. Akhirnya, aku dan Disya menyusuri jalan yang kami lewati tadi. Aku dan Disya
tidak bisa menemukan jalan keluar. Kami malah kesasar ke pasar dan tidak tau arah
kembali.
Sambil berjalan, aku terus berdo'a semoga ada orang yang bisa menolong kami
untuk keluar dari sini. Akhirnya, kami bertemu anak kelas XI IPS 2 yang juga kesasar.
Kami lalu mencari jalan keluar bersama sama. Di sebuah persimpangan, ada berpisah
dengan kami. Dia merasa, jalan itu untuk keluar. Sedangkan kami masih sanksi dengan
hal itu.
Setelah hampir satu jam muter muter di tengah pasar, akhirnya kami bisa keluar
juga. Saat keluar, kami bertemu dengan Bu Fiza.
Baru seperempat jam kami duduk, ternyata Bella dan teman temanku yang lain
baru keluar.
Setelah anggota kelompokku lengkap, aku dan kelompokku langsung menuju bus
untuk mengambil alat shalat untuk shalat. Kami akhirnya shalat di sebuah rumah
singgah didekat borobudur.
Setelah shalat, ternyata kami sudah ditunggu rombongan untuk menuju ke
Malioboro, Kerato Yogyakarta, dan Benteng Van Den Berg. Ketiga tempat itu merupakan
satu paket. Dikatan satu paket karena saling berdekatan satu sama lain.
Ternyata, perjalanan dari borobudur menuju tiga tempat itu lumayan lama. Aku
memilih duduk dengan Disya dan Fixa. Aku duduk di dekat jendela. Aku merenungi
semua kesalahanku dan kegagalanku untuk meminta maaf kepada Dira hari ini. Tak

terasa, air mataku bercucuran membasahi pipi. Aku tidak tau mengapa aku bisa
menangis.
Tidak terasa, kami sudah sampai di Keraton Yogyakarta. Aku langsung mengajak
teman teman yang lain untuk berganti baju di kamar mandi di kompleks Keraton.
Setelah berganti baju, kami lalu kembali ke bus untuk menarus baju yang dari tadi siang
kami pakai. Saat aku kembali ke bus, Zura, dan Fiqa sudah pergi. Aku pikir, mereka sudah
duluan pergi ke Malioboro untuk berbelanja. Lalu, aku pergi ke Malioboro bersama
dengan Bella, Disya, Fixa, Vio, dan teman teman yang lain.
Tak terasa, Azan magrib berkumandang. Aku tidak tau arah kemasjid. Akhirnya,
aku tidak shalat magrib. Di pasar malam Malioboro, aku hanya berbelanja untuk tante
Lisa, Om Taufiq, Zakka, dan Rizal. Aku tidak membeli apa apa.
Seletah selesai berbelanja, kami kembali ke bus kami. Ternyata, Zura dan Fiqa
sudah berada di dalam bus. Saat aku tanya, ternyata, mereka berdua tidak ke Malioboro.
Sambil menunggu teman teman yang lain, aku bermain kejar kejaran
dilapangan di kompleks Keraton bersama Disya, Ega, dan Aldo. Saat aku kembali ke
dalam bus, Bella sedang kebingungan mencari tiga pasang kaos dan beberapa paket
dodol yang baru dibelinya. Aku yang teman sebangkunya saat didalam bus, aku
mencoba mencarinya di kedua tasku. Dan nihil hasilnya. Aku dan Disya membantu
mencari. Akhirnya ketiga kaos milik Bella ketemu dibawah kolong tempat duduk Zura,
Maria, Fiqa. Sedangkan beberapa paket dodolnya tidak ketemu.
Setelah semua berkumpul, kami makan malam. Ada yang makan malam didalam
bus, ada juga yang di luar. Aku yang bertugas membagikan makanan kepada anak anak
laki laki. Jatah makan malamku aku taruh di bangkuku. Karena saking sibuknya
melayani anak laki laki, aku tidak sempat makan. Selesai membagikan makanan,
mereka meminta air minum. Aku juga yang harus mengambilkan. Saat aku masih sibuk
sibuknya, Disya memintaku untuk meminta maaf ke pada Dira. Aku tidak sempat untuk
melakukan itu. Dan...aku gagal lagi untuk meminta maaf kepada Dira.
Selesai melayani anak anak makan, aku dan Disya akhirnya bisa makan. Kami
makan didalam bus. Baru tiga sendok, aku rasa sudah kenyang. Lalu, aku menaruh
makananku di tempat sampah setelah ayamnya aku makan.
Setelah itu, bus mulai berjalan pelan palan kembali ke Jakarta. Sebenarnya, aku
sudah ngantuk. Tapi, teman temanku banyak yang tidak tidur. Ada seorang temanku
laki laki yang sebangku dengan Dika sedang tertidur pulas dengan mulut menganga.
Seketika itupun, muncul kejailan Bayu dkk. Vio yang masih makan, memberikan kubis
dan kacang panjang kepada Bayu. Lalu, oleh Bayu dimasukkan kedalam mulut temanku
tadi.
Setelah kejailan Bayu dkk, muncul lagi kejailan Ega dkk. Dia memintaku untuk
mengambilakan bulpoin. Saat aku tanya, dia tidak mengaku. Saat aku lihat ternyata,
untuk menggambar diperut dan dimuka teman teman yang lain. Aku, Dira, Aldo, dan
Bima hanya tertawa saja melihat kejailan Ega. Dan yang perutnya digambaripun tidak
merasakannya. Ternyata, gambarnya muka orang. Dan pusar sebagi hitung untuk wajah
itu. Wajahnya aneh aneh.
Perjalanan selama hampir lima jam, kami tempempuh, akhirnya, kami sampai di
Jakarta. Aku pulangnya, pulang ke rumahnya Rizal karena orang tuanya menginginkan
aku untuk sementara pulang kerumah mereka.
Pagi harinya, aku dan Zakka diantar oleh tante Lisa dan om Taufiq pulang
kerumah. Aku sangat berterima kasih kepada keluarganya Rizal karena selama ini
mereka telah membantuku selama aku hidup di Jakarta. Selain itu, mereka sudah seperti
orang tua ku sendiri. Mereka sangat sayang padaku dan Zakka. Mereka juga perhatian
kepadaku dan Zakka. Saat aku atau Zakka sakit, mereka rela merawat kami dengan
sepenuh hati seperti orang tua kami yang merawat. Mungkin karena papa dan mama
sudah lama berteman dekat dengan tante Lisa dan om Taufiq. Papa dan om Taufiq adalah

teman semasa SMA di Surabaya. Sebenarnya, aku sedikit tidak enak saat aku
memutuskan Rizal. Tapi, mereka menghargai semua keputusanku. Mereka berpikir bahwa
dengan itu semua adalah jalan terbaik untuk aku dan Rizal. Mereka juga tidak
memaksaku untuk selalu bersama Rizal.
Aku tidak tau bagaimana cara berterimakasih kepada tante Lisa dan om Taufiq.
Mereka sudah sangat berjasa untuk menyambung hidupku di Jakarta. Aku hanyalah
seorang anak kecil yang baru masuk ke kota besar dan tidak tahu apa apa. Sampai aku
bertemu mereka dan hidupku lebih berwana.
Satu tahun semua itu berlalu. Kini, aku telah duduk di kelas XII. Aku terus
memperbaiki prestasiku yang sempat sangat menurun di kelas XI. Di kelas XII ini, tidak
ada waktu untuk bermain main, belanja belanja ke mal, nggak belajar, sampai waktu
untuk pacaranpun tidak ada. Sejak aku melewati semester satu di kelas XII, aku dan Rizal
memutuskun untuk berpisah. Karena, kami ingin sekolah yang bener dulu. Kalau sudah
lulus, mungkin kami bisa kembali bersama.
Tiga bulan, aku manfaatkan dengan sebaik baiknya untuk belajar agar aku lulus
dengan nilai yang baik. Aku tidak ingin hanya sekedar lulus. Aku ingin membanggakan
kedua orang tuaku. Dan tidak lupa aku juga ingin membanggakan tante Lisa dan om
Taufiq. Aku ingin menunjukkan kepada mereka bahwa aku yakin aku pasti Bisa !. Aku bisa
memberi nilai yang baik dan aku juga bisa membanggakan kalian.
Hari ini, hari pertama ujian nasional untuk SMA sederajat. Sebelum mengerjakan
soal, aku terlebih dahulu berdo'a agar diberi kemudahan untuk mengerjakan soal soal
yang di ujikan. Selesai berdoa' aku langsung mengerjakan soal soal yang telah di
berikan oleh pengawas kepadaku. Ternyata, hampir 90% aku bisa mengerjakan soal
soal yang diujikan.
Semoga hari hari ujian nasional yang seterusnya bisa semudah ini aku
mengerjakannya" harapku dalam hati.
Setelah menghadapi ujian nasional, tinggal menunggu hasilnya saja.
"Apakah aku lulus atau tidak ? Apakah aku bisa mendapatkan nilai yang baik ?
Apakan aku bisa membanggakan kedua orang tuaku ?" Pertanyaan itu selalu terngiang
setiap hari sebelum aku menerima hasil ujianku.
Hari yang aku tunggu tunggupun datang. Hari ini pengumuman hasil ujian
nasional atau kelulusan. Aku cukup nervous menunggu pengumuman itu. Saat ku lihat
namaku tertera, dengan nilai yang baik, aku langsung mengucapkan syukur kepada Allah
SWT. Aku juga terharu dengan nilai kelulusanku. Aku tidak menyangka, aku bisa lulus
dengan nilai yang baik.
Aku meneruskan kuliah di Surabaya agar aku tetap dekat dengan keluargaku.
Selain itu, sejak dulu aku mengincar Surabaya sebagai kota untuk menjadikanku sebagai
sarjana di sebuah bidang. Yaitu kedokteran. Semoga aku bisa mendapatkan apa yang aku
inginkan selama ini.
Selain itu, ada satu alasan yang membuatku harus pindah ke Surabaya. Sejak aku
naik kelas XII, aku menderita penyakit radang otak dan tifus yang akut. Di Surabaya, aku
menjalani rawat jalan untuk kedua penyakitku. Ternyata, penyakitku itu timbul saat aku
terlalu memikirkan Dira dulu. Ya,semua itu harus aku terima dengan lapang dada.
Ternyata, semua itu sungguh sulit dilakukan. Apalagi terjebak antara cinta dan
sahabat. Malah membuat bingung diri sendiri.
Dari semua kejadian diatas, aku mendapat sebuah pelajan bahwa LEBIH BAIK
KEHILANGAN PACAR DARI PADA KEHILANGAN SAHABAT. Itu semboyanku kini. Memang,
hidup tanpa salah satu dari itu memang terasa kurang. Tapi, kita harus merelakan salah
satu jika berbenturan.

Anda mungkin juga menyukai