Anda di halaman 1dari 11

PERBEDAAN WAKTU LEPASNYA TALI PUSAT YANG DIBUNGKUS

DENGAN KASSA STERIL DAN PERAWATAN TERBUKA PADA


BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBARAWA
KABUPATEN SEMARANG
Rizki Ayu Azizah 1), Chichik Nirmasari 2), Ari Andayani 3)
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Email: UP2M@AKBIDNgudiWaluyo
INTISARI
Azizah, Rizki Ayu. 2015. Perbedaan Waktu Lepasnya Tali Pusat Yang Dibungkus Menggunakan
Kassa Steril Dan Perawatan Terbuka Pada Bayi Diwilayah Kerja Puskesmas Ambarawa
Kabupaten Semarang. Karya Tulis Ilmiah. D III Kebidanan Ngudi Waluyo. Pembimbing I :
Chichik Nirmasari, S. SiT., M. Kes, Pembimbing II : Ari Andayani, S. SiT., M. Kes
Xvii + 48 halaman + 5 tabel + 2 bagan + 8 lampiran
Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan tali pusat yang
menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan
waktu lepasnya tali pusat yang dibungkus dengan kassa steril dan perawatan terbuka pada bayi di
wilayah kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian quasi eksperime.
Populasi dalam penelitian ini yaitu bayi yang lahir pada bulan Mei dan Juni di wilayah kerja
Puskesmas Ambarawa, yang berjumlah 20 responden yang terdiri 10 responden dengan kassa
kering dan 10 responden dengan perawatan terbuka. Teknik sampling yang digunakan yaitu total
sampling dengan melakukan observasi. Uji normalitas menggunakna Shapiro-Wilk dan uji statiskik
menggunakan Mann Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu lepasnya tali pusat bayi yang dibungkus dengan
kassa steril paling lama lepasnya (>7 hari) terdapat 4 responden (40%) dan tali pusat yang lepasya
normal (5-7 hari) sebanyak 6 responden (60%). Hasil penelitian yang menggunakan perawatan
terbuka waktu lepasnya paling cepat (<5 hari) terdapat 3 responden (30%) dan tali pusat yang
lepasnya normal (5-7 hari) terdapat 7 responden (70%). Ada perbedaan antara waktu lepasnya tali
pusat yang dibungkus dengan kassa steril dengan perawatan terbuka dengan nilai p=0,000
Disarankan kepada ibu responden agar memilih perawatan terbuka sebagai perawatan yang
efektif. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan observasi langsung
mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi waktu lepasnya tali pusat.
Kata kunci
Referensi

: Perawatan tali pusat, waktu lepasnya tali pusat


: 25 (2006-2013)

ABSTRACT
Azizah, Rizki Ayu. 2015; The Difference in Release Time between Umbilical Cord between
which Wrapped by Using Sterile Gauze and by having Open Treatment in Infants at Region
of Ambarawa Health Center Semarang Regency. Scientific Paper. Ngudi Waluyo Midwifery
Academy. First Advisor: Chichik Nirmasari, S.SiT., M.Kes, Second Advisor: Ari Andayani,
S.SiT., M.Kes
Xvii + 48 pages + 5 tables + 2 chart + 8 appendices
The umbilical cord treatment is treating and fastening the cord that causes physical
separation between mother and infant. The purpose of this study is to find the difference in release
time between umbilical cord which wrapped by sterile gauze and by open treatment in infant at
Ambarawa Health Center Semarang Regency.
This was an experimental study with quasi experimental design. The population in this study
was infants born during May and June at Ambarawa Health Center, as many as 20 respondents that
comprised by 10 respondents with dry gauze and 10 respondents with an open treatment. The data
sampling used total sampling technique by observation. The normality test used Shapiro-Wilk test
and the statistical analyses used Mann Whitney test.
The results of this study indicate that the longest of release time of infant's umbilical cord
which wrapped by a sterile gauze is more than 7 days as many as 4 respondents (40%) and the
normal released time (5-7 days) as many as respondents (60%). The results of study by using an
open treatment indicate that the fastest release time is less than 5 days as many as 3 respondents
(30%) and the normal release time (5-7 days) as many as 7 respondents (70%). There is a difference
between the release time between umbilical cord which wrapped by using sterile gauze and by
having open treatment with p value of 0.000.
The mothers of the respondents are suggested to choose open treatment as an effective
treatment. For further researchers are expected to make direct observation to the other influencing
factors of the release time of the umbilical cord.
Keywords
Reference

: Umbilical cord treatment, release time of umbulical cord


: 25 (2006-2013)
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tingginya Angka Kematian Neonatal (AKN) disebabkan banyaknya proses persalinan di
Indonesia yang masih ditolong bukan perawat atau tenaga medis. Padahal, proses persalinan harus
dibantu tenaga medis dan dukun bayi yang telah terlatih. Bidan atau perawat juga harus mampu dan
terampil membantu proses adaptasi bayi dengan perawatan neonatal esensial. Perawatan neonatal
esensial adalah suatu perawatan penting dan harus dilakukan untuk bayi siapa, kapan, dan dimana
saja terdiri atas persalinan yang bersih dan aman, stabilitas suhu, inisiasi pernafasan spontan,
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Pencegahan Infeksi (PI) serta pemberian imunisasi (Wardoyo,
2008).
Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan tali pusat yang
menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi. Kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril,
bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat. Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah
terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora
kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat steril, pemakaian obat-obatan, bubuk
atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Depkes RI,
2005).

Proses melepasnya tali pusat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mendukung
dan membantu untuk lebih cepat dari 7 hari atau lebih lama (lebih dari 4 minggu). Faktor
tersebut mencakup ada tidaknya infeksi pada tali pusat bayi, kebersihan dan sanitasi
lingkungan, kelembaban daerah sekitar tali pusat bayi dan cara perawatan tali pusat itu sendiri
(Utami, 2010).
Lama penyembuhan tali pusat dikatakan cepat jika kurang dari 5 hari, normal jika antara 57 hari, dan lama jika lebih dari 7 hari (Paisal,2008). Waktu lepasnya tali pusat sangat tergantung
pada perawatan dan bawaan masing-masing bayi. Keuntungan tali pusat bayi lepas lebih awal
adalah agar dapat menurunkan resiko infeksi, mencegah perdarahan, dan mengurangi kecemasan
ibu mengenai bayinya (Meilasari, 2009).
Angka kematian bayi dan balita untuk periode lima tahun (2008-2012) bahwa semua angka
kematian bayi dan balita hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 lebih
rendah dari pada hasil SDKI tahun 2007. Angka kematian bayi hasil SDKI 2012 adalah 32 kematian
per 1000 kelahiran hidup dan kematian balita adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup dan
mayoritas kematian bayi terjadi pada neonatus. (SDKI, 2012).
Pada bulan April 2015 dilakukan studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas Ambarawa
didapatkan hasil bahwa 100% masih menggunakan perawatan tali pusat secara tertutup atau
menggunakan kassa steril dalam perawatannya. BPS Citra Buanasari, Am. Keb dan BPS Ruji
Aminah, Am. Keb Kecamatan Ambarawa terutama yang masih menggunakan kassa steril dalam
pembungkusan tali pusat. Berdasarkan wawancara dengan bidan Citra Buanasari, Am. Keb untuk
rata-rata tali pusat yang menggunakan kassa steril lama lepas tali pusat sekitar 78 hari dan paling
cepat 5 hari. Bidan Ruji Aminah, Am. Keb memberikan pernyataan yang sama yaitu rata-rata
pelepasan tali pusat sekitar 7 hari dan paling cepat 5 hari. Namun berdasarkan teori terdapat
perawatan tali pusat secara terbuka yaitu perawatan tali pusat yang mempertahankan sisa tali pusat
dalam keadaan terbuka agar terkena udara tanpa ditutupi dengan kassa.
Temuan ilmiah yang tercantum dalam Evidence Based dalam praktik kebidanan dengan
kategori Newborn Care menyatakan bahwa perawatan tali pusat secara terbuka lebih cepat puput
dan mengurangi kejadian infeksi tali pusat dari pada perawatan tertutup dengan penggunaan
antiseptik.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbedaan
Waktu Lepasnya Tali Pusat yang Dibungkus dengan Kassa Steril dan Perawatan Terbuka pada Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
Tujuan Peneitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan waktu lepasnya tali pusat yang dibungkus dengan kassa steril dan
perawatan terbuka pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui waktu lepasnya tali pusat yang dibungkus dengan kassa steril pada bayi di
wilayah kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
b. Mengetahui waktu lepasnya tali pusat dengan perawatan terbuka pada bayi di wilayah kerja
Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
c. Mengetahui perbedaan waktu lepasnya tali pusat yang dibungkus menggunakan kassa steril
dan perawatan terbuka pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten
Semarang
Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi masyarakat
Memberikan informasi pada ibu tentang perbedaan waktu lepasnya tali pusat yang dibungkus
menggunakan kassa steril dan perawatan terbuka.
2. Manfaat bagi bidan

Memberikan masukan tentang teknik pembungkusan tali pusat yang efektif sehingga bidan
meningkatkan kinerja pelayanan di masyarakat menjadi lebih optimal.
3. Manfaat bagi peneliti lain
Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan tali pusat.
METODE PENELITIAN
1. Metode/Desain dan Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu
suatu usaha modifikasi kondisi secara sengaja dan terkontrol dalam menentukan peristiwa atau
kejadian, serta pengamatan terhadap perubahan yang terjadi akibat dari peristiwa tersebut. Dalam
penelitian ini, intervensi yang dilakukan yaitu membungkus tali pusat dengan menggunakan
kassa steril dan merawat tali pusat secara terbuka.
Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimen karena tidak adanya randomisasi
dan kontrol terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakukan
karena biasanya dilakukan di masyaarakat sehingga sulit untuk mengontrolnya.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini yaitu bayi yang lahir pada bulan Mei-Juni 2015 di BPS
Citra Buanasari dan BPS Ruji Aminah yang berjumlah 20 bayi.
Sampel yang digunakan yaitu seluruh bayi yang lahir pada bulan Mei-Juni 2015, yaitu
bayi yang tali pusatnya dibungkus dengan kassa steril sebanyak 10 bayi, dan perawatan terbuka
sebanyak 10 bayi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Waktu Lepasnya Tali Pusat Bayi yang Dibungkus dengan Kassa Steril
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Waktu Lepasnya Tali Pusat yang
Dibungkus dengan Kassa Steril pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Ambarawa Kabupaten Semarang, 2015
Waktu Lepas
Tali Pusat
Cepat
Normal
Lambat
Jumlah

Frekuensi
0
6
4
10

Persentase
(%)
0,0
60,0
40,0
100,0

Tabel 1, dapat diketahui bahwa dari 10 bayi di wilayah kerja Puskesmas Ambarawa
Kab. Semarang yang tali pusatnya dibungkus dengan kassa steril sebagian besar memiliki
waktu lepas yang normal, yaitu sejumlah 6 bayi (60,0%), sedangkan 4 bayi (40,0%) lainnya
yang memiliki waktu lepas lambat.
b. Waktu Lepasnya Tali Pusat Bayi yang Dirawat dengan Perawatan Terbuka
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Waktu Lepasnya Tali Pusat Bayi yang
Dirawat dengan Perawatan Terbuka di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa
Kabupaten Semarang, 2015
Waktu Lepas
Tali Pusat
Cepat
Normal
Lambat
Jumlah

Frekuensi
3
7
0
10

Persentase
(%)
30,0
70,0
0,0
100,0

Tabel 2, dapat diketahui bahwa dari 10 bayi di wilayah kerja Puskesmas Ambarawa
Kab. Semarang yang tali pusatnya dirawat dengan perawatan terbuka sebagian besar memiliki
waktu lepas yang normal, yaitu sejumlah 7 bayi (70,0%). Sedangkan 3 bayi (30,0%) lainnya
memiliki waktu lepas yang cepat.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat pada bagian ini menyajikan hasil analisis perbedaan waktu lepasnya tali
pusat yang dibungkus dengan kassa steril dan perawatan terbuka pada bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang. Untuk mengetahui hubungan ini digunakan uji
Mann Whitney karena data yang diperoleh tidak berdistribusi normal. Data tidak berdistribusi
normal dibuktikan dengan uji normal yang disajikan berikut ini.

a. Uji Normalitas
Tabel 3 Uji Normalitas
Variabel

Perlakuan

p-value

Waktu
Lepas

Kassa Steril

10

0,015

Perawatan
Terbuka

10

0,017

Kesimpulan
Tidak
Normal
Tidak
Normal

Tabel 3 dapat diketahui bahwa dari hasil uji normalitas menggunakan uji Saphiro Wilk
didapat p-value untuk waktu lepas kassa steril sebesar 0,015 dan untuk waktu lepas perawatan
terbuka sebesar 0,017. Oleh karena kedua p-value tersebut kurang dari (0,05) maka semua
data dinyatakan tidak berdistribusi normal.
b. Uji Perbedaan Waktu Lepasnya Tali Pusat Bayi yang dibungkus dengan Kassa Steril dengan
Perawan Terbuka
Tabel 4
Uji Perbedaan Waktu Lepasnya Tali Pusat Bayi yang dibungkus dengan
Kassa Steril dengan Perawatan Terbuka di Wilayah Kerja Puskesmas
Ambarawa Kabupaten Semarang, 2015
Variabel
Waktu
Lepas

Perawatan
Kassa
Steril
Per
Terbuka

Mean

SD

10

7,30

0,675

3,710

10

5,10

0,876

pvalue
0,000

Tabel 4, dapat diketahui bahwa rata-rata waktu lepas tali pusat bayi yang dibungkus
dengan kassa steril adalah 7,30 hari, sedangkan rata-rata waktu lepas tali pusat bayi yang
dirawat dengan perawatan terbuka lebih cepat yaitu 5,10 hari.
Berdasarkan uji Mann Whiteny didapat nilai Z hitung -3,710 dengan p-value 0,000.
Oleh karena p-value = 0,000 < (0,05), disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
waktu lepasnya tali pusat yang dibungkus dengan kassa steril dan perawatan terbuka pada
bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang. Perbedaan ini terlihat dari
hasil rata-rata waktu lepas tali pusat, dimana pada bayi yang tali pusatnya dirawat dengan
perawatan terbuka lebih cepat dibandingkan bayi yang dirawat dengan perawatan terbuka.
Pembahasan
1. Analisi Univariat
a. Waktu lepasnya tali pusat yang dibungkus menggunakan kassa steril

Hasil penelitian waktu lepasnya tali pusat yang dibungkus menggunakan kassa steril
menunjukkan bahwa sebagian besar bayi yang menggunakan kassa steril sebagai alat
pembungkus tali pusat, waktu lepasnya 8 hari terdapat 4 bayi, 7 hari terdapat 5 bayi, dan 6
hari hanya 1 bayi. Maka hasil dari perawatan tali pusat dengan kassa steril dengan kategori
lama (>7 hari) yaitu sebanyak 4 bayi dengan presentase sebesar 40,0% dan waktu lepasnya
normal (5-7 hari) sebanyak 6 bayi dengan presentase 60,0%.
Perawatan tali pusat dengan kassa steril yaitu pertahankan sisa tali pusat dalam
keadaan terbuka agar terkena udara dan ditutupi dengan kassa steril secara longgar. Melipat
popok di bawah sisa tali pusat. Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja cuci dengan sabun dan
air bersih lalu keringkan dengan menggunakan kassa. Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya
dua kali dalam sehari. Kassa yang membungkus tali pusat diganti setelah bayi mandi. Tali
pusat yang melekat di perut bayi, akan disisakan beberapa senti oleh dokter atau bidan agar
tali pusat bisa dipotong dan diikat. Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut
dan mengering, lalu terlepas dengan sendirinya (JNPK-KR, 2008).
Tali pusat tidak boleh ditutup rapat dengan menggunakan apapun, karena
menyebabkan tali pusat menjadi lembab. Selain memperlambat lepasnya tali pusat, penutupan
tali pusat juga akan menyebabkan resiko infeksi. Bila terpaksa ditutup, tutup dan ikatlah
dengan longgar pada bagian atas tali pusat dengan mempergunakan kassa steril dan pastikan
bagian pangkal tali pusat terkena udara dengan bebas (Sodikin, 2009).
Kassa steril merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menutupi tali pusat
sampai tali pusat tersebut lepas atau puput. Bidan Citra merupakan bidan yang menerapkan
cara pembungkusan tali pusat dengan menggunakan kassa steril. Berdasarkan dari bidan
tersebut, alasan digunakannya kassa steril untuk membungkus tali pusat yaitu karena
berdasarkan pengalaman bahwa tali pusat yang dibungkus menggunakan kassa steril akan
lebih cepat lepas atau puput (Rahardja, 2008).
Pada penelitian perawatan tali pusat dengan menggunakan kassa steril dapat
mempunyai lama waktu pelepasan tali pusat yang singkat, dikarenakan bahwa kassa yang
terbuat dari tenunan longgar, bermata besar dan dapat menyerap cairan dengan baik sehingga
memungkinkan sirkulasi darah lebih baik. Proses pelepasan tali pusat perlu difasilitasi oleh
udara terbuka dimana perawatan tali pusat dengan kassa steril dapat memfasilitasi sirkulasi
udara pada tali pusat sehingga proses pengeringan dapat berjalan dengan baik (Suryani,
2006).
Menurut peneliti perawatan tali pusat dengan kassa steril yang lama pelepasannya 8
hari disebabkan karena faktor cara perawatannya yang membersihkan tali pusat hanya 1 kali
dalam sehari. Faktor yang kedua yaitu faktor kelembaban, tali pusat yang dibungkus dengan
kassa steril tingkat kelembabannya lebih tinggi daripada tali pusat yang dibiarkan terbuka
sehingga semakin tali pusat lembab maka tali pusat akan menjadi lebih lama sehingga
menyebabkan terjadinya resiko infeksi. Dalam kondisi lembab, memungkinkan bakteri dan
jamur yang dapat menyebabkan infeksi mengakibatkan tali pusat lama lepasnya sehingga
dapat meningkatkan angka resiko infeksi pada bayi.
b. Waktu lepasnya tali pusat yang dirawat dengan perawatan terbuka
Hasil penelitian waktu lepasnya tali pusat yang menggunakan perawatan terbuka
menunjukkan bahwa sebagian besar bayi yang menggunakan perawatan terbuka sebagai cara
perawatan tali pusat, waktu lepasnya 6 hari terdapat 4 bayi, 5 hari terdapat 3 bayi, dan 4 hari
hanya 3 bayi. Maka hasil dari perawatan tali pusat dengan kassa steril dengan kategori normal
(5-7 hari) yaitu sebanyak 7 bayi dengan presentase sebesar 70,0% dan waktu lepasnya cepat
(<5 hari) sebanyak 3 bayi dengan presentase 30,0%.
Perawatan tali pusat secara terbuka merupakan perawatan tali pusat yang membiarkan
tali pusat secara terbuka tanpa kassa atau bahkan alkohol dan povidone iodin. Begitu bayi
lahir, tali pusat sudah tidak diperlukan lagi sehingga harus dipotong, diikat atau dijepit,
kemudian dilakukan perawatan tali pusat. Saat dipotong tali pusat terlepas dari suply darah

dari ibu. Pemotongan dan pengikatan tali pusat menyebabkan pemisahan fisik antara ibu dan
bayi. Setelah dilakukan pengikatan tali pusat kemudian dilakukan perawatan tali pusat dengan
perawatan terbuka. Tujuan dari perawatan adalah untuk mencegah infeksi dan meningkatkan
pemisahan tali pusat dari perut. Setelah bayi lahir tali pusat dipotong, secara mendadak tali
pusat tidak mendapat aliran darah, akan menjadi kering. Pengeringan dan pelepasan tali pusat
dipermudah karena terpapar udara. Dalam 24 jam warna putih tali pusat menghilang dan
berubah menjadi kuning kecoklatan dan mengering atau kehitaman kering dan kaku, sehingga
mempercepat pelepasan tali pusat (JNPK-KR, 2008).
Perawatan tali pusat secara terbuka memiliki cara yang lebih praktis dan efisien, tanpa
menggunakan bahan apapun dalam perawatannya. Perawatan terbuka hanya membiarkan tali
pusat itu terpapar udara sehingga dapat mempercepat proses pengeringan dan pelepasan tali
pusat.
Hasil dari peneliti waktu lepasnya tali pusat yang menggunakan perawatan terbuka
memiliki waktu paling cepat 4 hari. Faktor yang mempengaruhi yaitu tingkat kelembabannya.
Tali pusat yang terbuka tingkat kelembabannya ringan, dikarenakan tali pusat lebih sering
terpapar udara dibandingkan tali pusat yang dibungkus dengan kassa steril. Semakin cepat tali
pusat lepas dapat menurunkan angka infeksi pada bayi.
2. Analisi Bivariat
Hasil uji statistik tentang perbedaan waktu lepasnya tali pusat yang dibungkus
menggunakan kassa steril dengan perawatan terbuka menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara waktu lepasnya tali pusat yang dibungkus menggunakan kassa steril dan
perawatan terbuka dengan nilai p=0,000 (<0,05). Hal ini dikarenakan secara rata-rata, waktu
lepasnya tali pusat yang dibungkus menggunakan kassa steril adalah lebih lama dibandingkan
dengan menggunakan perawatan terbuka, dengan perbedaan rata-rata 3,71 hari.
Tali pusat adalah saluran kehidupan bagi janin, karena saluran inilah yang selama 9 bulan
10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin (Riza, 2007). Selama dalam kandungan tali
pusat berfungsi sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin
sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang sebelumnya
diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis. Selain itu tali pusat juga
berfungsi sebagai saluran untuk mengeluarkan bahan-bahan sisa yang tidak dibutuhkan oleh
janin seperti urea dan gas karbondioksida (Ayurai, 2009).
Begitu bayi lahir, tali pusat sudah tidak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan
diikat atau dijepit. Saat dipotong tali pusat terlepas dari suply darah dari ibu. Pemotongan dan
pengikatan tali pusat menyebabkan pemisahan fisik antara ibu dan bayi. Setelah dilakukan
pemotongan dan pengikatan hal yang perlu dilakukan yaitu merawat tali pusat. Adapun tujuan
perawatan tali pusat yaitu untuk menjaga agar tali pusat tetap kering dan terhindar terjadinya
infeksi (JNPK-KR, 2008).
Tali pusat membutuhkan waktu beberapa lama untuk mengering dan kemudian lepas
dengan sendirinya. Selama belum kering, kemungkinan untuk terkontaminasi oleh kuman
penyakit masih sangat besar. Semakin cepat proses pengeringan tali pusat akan semakin baik.
Sebab itu, berarti memperkecil kemungkinan untuk terserang infeksi (Ayurai, 2009).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata waktu lepasnya tali pusat yang dibungkus
kassa steril adalah 7,30 hari, sedangkan yang menggunakan perawatan terbuka adalah 5,10 hari.
Menurut Paisal (2008) lama penyembuhan tali pusat dikatakan cepat jika kurang dari 5 hari,
normal jika antara 5 sampai dengan 7 hari, lambat jika lebih dari 7 hari. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa Perawatan tali pusat yang pertama yaitu perawatan tali pusat dengan kassa
steril. Perawatan tali pusat dengan menggunakan kassa steril juga merupakan salah satu
perawatan yang efektif. Kassa steril terbuat dari tenunan longgar, bermata besar dan dapat
menyerap cairan dengan baik dan yang sudah disterilkan dapat memungkinkan terjadinya
sirkulasi udara yang baik. Pelepasan tali pusat yang menggunakna kassa steril dapat
memfasilitasi sirkulasi udara yang baik. Pelepasan tali pusat dengan menggunakan kassa steril

dapat memfasilitasi sirkulasi udara pada tali pusat sehingga proses pengeringan dapat berjalan
dengan baik (Suryani, 2006).
Perawatan tali pusat yang kedua yaitu dengan perawatan terbuka yaitu tanpa
menggunakan penutup atau pembungkus bahkan tanpa cairan povidone iodine maupun alkohol.
Perawatan tali pusat secara terbuka memiliki cara yang lebih praktis dan efisien, tanpa
menggunakan bahan apapun dalam perawatannya. Perawatan terbuka hanya membiarkan tali
pusat itu terpapar udara sehingga dapat mempercepat proses pengeringan dan pelepasan tali
pusat.
Lepasnya tali pusat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya yang pertama yaitu
timbulnya infeksi pada tali pusat, apabila terjadi infeksi pada tali pusat maka tali pusat akan
menjadi semakin lama puput. Faktor yang kedua yaitu cara perawatan tali pusat, peneliti
menunjukkan bahwa tali pusat dirawat dengan perawatan terbuka cenderung lebih cepat
dibandingkan dengan perawatan kassa steril. Faktor yang ketiga yaitu kelembaban tali pusat. Tali
pusat tidak boleh ditutup rapat dengan menggunakan apapun, karena akan menyebabkan tali
pusat lembab. Selain mempertlambat lepasnya tali pusat, penutupan tali pusat juga akan
menyebabkan infeksi. Faktor yang keempat yaitu kondisi sanitasi lingkungan disekitar neonatus,
Spora C. tetani yang masuk melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak
memenuhi syarat kebersihan (Sodikin, 2009).
Cara perawatan tali pusat memegang peran penting dalam pelepasan tali pusat. Apabila
perawatan tali pusat benar maka tali pusat akan cepat lepas/puput dan terhindar dari terjadinya
infeksi. Kelembaban tali pusat juga mempengaruhi proses lepasnya tali pusat. Semakin tali pusat
itu lembab, semakin lama pelepasn tali pusat dan dapat menyebabkan terjadinya resiko infeksi.
Dalam kondisi lembab, memungkinkan bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan infeksi
sehingga sangat mempengaruhi waktu keringnya tali pusat. Tali pusat pada prinsipnya mirip
dengan pohon, kalau disiram dengan air akan semakin kuat. Begitu juga dengan tali pusat yang
akan lebih lama puput jika sering terkena basah (Solahudin, 2006).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi waktu pelepasan tali pusat yaitu pengetahuan ibu,
karena pengetahuan berhubungan dengan tingkat pengenalan informasi tentang perawatan tali
pusat pada bayi baru lahir (Utami, 2010)
Banyak pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat. Disamping itu, banyak
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan lama pelepasan tali pusat bayi baru lahir
pada perawatan tali pusat tertutup yang menggunakan kassa steril, alkohol dan povidone iodine
dengan yang dibiarkan terbuka (Ronald, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum dalam jurnal ilmiah kebidanan edisi Juni
2011, dapat dilihat dari 60 responden bayi yang telah dibedakan dalam perawatan tali pusat
menggunakan kassa kering, kassa alkohol 70% dan kassa povidone iodine 10% dalam perawatan
tali pusat, masing-masing 20 bayi, ternyata rata-rata waktu pelepasan tali pusat tercepat adalah
menggunakan kassa steril yaitu 131 jam 27 menit dan terlama menggunakan cara kassa alkohol
yaitu 174 jam 43 menit. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perawatan tali pusat
menggunakan alkohol 70% dan povidone iodine 10% didapatkan waktu pelepasan yang lebih
lama dibandingkan dengan menggunakan kassa kering steril.
Berdasarkan hasil penelitian perbedaan lama pelepasan tali pusat antara perawatan
terbuka dan tertutup pada bayi baru lahir yang dilakukan oleh Diah Sukarni dengan
menggunakan desain penelitian quasi eksperimen dengan jumlah sampel 40 responden. Hasil
dari penelitian tersebut rata-rata lama pelepasan tali pusat dengan perawatan terbuka adalah 5,6
hari, sedangkan untuk kelompok yang dirawat tertutup didapat rata-rata lama pelepasan tali
pusatnya adalah 6,5 hari dengan standar deviasi 2,188 hari. Hasil uji statistik dengan
menggunakan uji T-independent didapatkan nilai p=0,114 berarti nilai p>dari alpha (0,05) yang
artinya tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata lama pelepasan tali pusat antara yang
dirawat secara terbuka dan tertutup.
Temuan ilmiah yang tercantum dalam Evidence Based dalam praktik kebidanan dengan
kategori Newborn Care menyatakan bahwa perawatan tali pusat secara terbuka lebih cepat puput

dan mengurangi kejadian infeksi tali pusat dari pada perawatan tertutup dengan penggunaan
antiseptik. Dapat disimpulkan lama pelepasan tali pusat ditinjau dari teknik perawatannya, ratarata yang paling cepat adalah perawatan tali pusat terbuka, kemudian perawatan tali pusat
dengan kassa steril, dan yang paling lama adalah perawatan tali pusat dengan kassa alkohol.
Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif, yaitu tali
pusat akan puput pada hari ke-5 sampai dengan hari ke-7 tanpa ada komplikasi, sedangkan
dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit
tetanus neonatorum dan dapat mengakibatkan kematian (Ronald, 2011). Puputnya tali pusat tidak
hanya tergantung dari cara perawatannya melainkan dari berbagai faktor.
Penelitian perbedaan perawatan tali pusat yang dibungkus kassa steril dan perawatan
terbuka terhadap lama waktu lepasnya tali pusat pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Ambarawa ini telah dilaksanakan sesuai teori dan perbedaannya terletak pada perlakuan
perawatannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa p=0.000 berarti ada perbedaan lama waktu
lepasnya tali pusat yang dibungkus kassa steril dan perawatan terbuka pada bayi di wilayah kerja
Puskesmas Ambarawa.
Berdasarkan analisis peneliti penelitian perbedaan lama waktu pelepasan tali pusat yang
dibungkus kassa steril dan perawatan terbuka pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Ambarawa
Kabupaten Semarang, terdapat perbedaan yang signifikan dikarenakan dilihat dari cara
perawatannya yang dibungkus dan terbuka. Tali pusat yang dibiarkan terbuka lebih cepat
mengering karena sering terkena udara langsung, berbeda dengan tali pusat yang dibungkus
kassa steril terkena udaranya tidak langsung mengenai tali pusat tetapi melalui celah kassa steril.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Waktu lepasnya tali pusat yang dibungkus kassa steril adalah paling lama 8 hari sebanyak 4
responden (40%), tali pusat yang lepas pada hari ke-7 sebanyak 5 responden (50%), dan tali
pusat paling cepat lepasnya yaitu pada hari ke-6 sebanyak 1 responden (10%).
2. Waktu lepasnya tali pusat dengan perawatan terbuka adalah paling cepat 4 hari sebanyak 3
responden (30%), tali pusat yang lepas pada hari ke-5 sebanyak 3 responden (30%), dan tali
pusat yang lepasnya paling lama pada hari ke-6 sebanyak 4 responden (40%).
3. Ada perbedaan yang signifikan antara waktu lepasnya tali pusat yang dibungkus dengan kassa
steril dan perawatan terbuka (p=0,000)
Saran
1. Bagi masyarakat/ Ibu responden
Diharapkan kepada masyarakat khusunya ibu yang akan mempunyai bayi mengenai
perawatan tali pusat, dan diharapkan bagi calon ibu agar dapat memilih cara perawatan tali pusat
yang paling tepat yaitu menggunakan perawatan terbuka agar tali pusat bayi lebih cepat lepas
dan terhindar dari perdarahan serta infeksi pada tali pusat.
2. Bagi bidan
Diharapkan bagi bidan, khususnya bidan yang masih menggunakan kassa steril sebagai
pembungkus, mengenai manfaat penggunaan perawatan terbuka. Agar dapat mempertimbangkan
perawatan terbuka sebagai perawatan tali pusat yang efektif. Selain itu juga diharapkan agar
menerapkan cara pencegahan infeksi pada tali pusat dan cara menjaga agar tali pusat tidak
lembab. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan waktu lepasnya tali pusat, mengurangi
kemungkinan terjadinya infeksi dan perdarahan.

3. Bagi peneliti lain


Diharapkan bagi peneliti lain agar dapat melakukan pengamatan langsung pada bayi
mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi waktu lepasnya tali pusat seperti
kelembaban tali pusat, pencegahan infeksi pada tali pusat, dan cara perawatan tali pusat, agar
hasil penelitian yang didapat bisa menjadi lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta
Ayurai. 2009. Tali Pusat-umbilikus. Di akses dari http://ayurai.wordpress.com/2009/05/21/talipusatumbilicus
Baety, A. N. 2011. Biologi Reproduksi Kehamilan dan Persalinan. Edisi I. Yogya: Graha Ilmu.
Bidan Prada. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 2 No. 1 Edisi Juni 2011
Danuatmaja, B; Meiliasari, M. 2009. 40 Hari Paca Persalinan. Jakarta: Puspa Swara.
Dinas Kesehatan. 2013. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2013.
Hidayat, A.A.A. 2009. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jilid I. Jakarta: Salemba
Medika.
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2014/12/12/mengenal-perawatan-tali-pusat696616.html di akses bulan April 2015
https://books.google.co.id/books/about/Buku_Saku_Perawatan_Tali_Pusat.html?
hl=id&id=An8r5THqAyUC di akses bulan April 2015
https://moudyamo.wordpress.com/2013/06/01/isu-terkini-dan-evidence-based-dalam-praktikkebidanan/
JNPK-KR. 2008. Buku Acuan dan Panduan Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusu Dini.
Jakarta: JNPK-KR
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial.
Maryunani, Nurhayati. 2008. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta: Trans Info Media
Notoatmodjo.2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta.
Paisal. 2008. Perawatan Tali Pusat. Availeble at http://ereasoft.files.wordpress.com. Di akses
tanggal 2 Maret 2015.
Rahardja, K. 2008. Obat-Obat Penting. Edisi keenam. Jakarta: PT. Gramedia.
Rianto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Riksani, Ria. 2012. Keajaiban Tali Pusat dan Plasenta Bayi. Jakarta: Dunia Sehat.
Ronald. 2011. Pedoman Perawatan Balita agar Tumbuh Sehat dan Cerdas. Bandung: Nuansa
Aulia.
Sinsin, I. 2008. Seri Kesehatan Ibu dan Anak, Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT.
Gramedia
Sodikin. 2009. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta: EGC
Sugiyono. 2010. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta
Sukarni, Diah. 2012. Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat Antara Perawatan Terbuka dan
Tertutup pada Bayi Baru Lahir di Bidan Praktik Mandiri Soraya Kecamatan Kemuning
Palembang.Palembang: Jurnal Ilmiah
Suryani, Wahyuni, S., dan Hidayat. 2006. Metode Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir dengan
KassaBasah
Alkohol
70%
dan
Perawatan
Kassa
Kering
Steril.
From:http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/23062332.Pdf
Utami. 2010. Perbedaan Lama Lepas Tali Pusat Perawatan dengan Menggunakan Kassa Steril
dengan Menggunakan kassa alkohol. Surakarta: S

PERBEDAAN WAKTU LEPASNYA TALI PUSAT YANG DIBUNGKUS DENGAN KASSA


STERIL DAN PERAWATAN TERBUKA PADA BAYI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBARAWA
KABUPATEN SEMARANG

ARTIKEL

Disusun Oleh :
RIZKI AYU AZIZAH
NIM. 0121598

AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO


UNGARAN
2015

Anda mungkin juga menyukai