Anda di halaman 1dari 5

Rusia: Kemakmuran, Kemacetan, dan Ojek

Sebuah cerita menarik di sebuah surat kabar Rusia, The Moscow Times, baru-baru ini mengenai
moto-taxi atau jenis angkutan penumpang umum menggunakan sepeda motor. Kita mengenalnya
dengan sebutan: ojek. Ini fenomena baru di sana, belum populer, tapi mulai banyak peminat.
Konon di Moskow sudah ada dua perusahaan ojek ini, sepeda motor biasa dan skuter. Di kota St.
Peterburg juga sudah ada 2 perusahaan jasa serupa.
Moskow, layaknya kota metropolitan lain di dunia, seperti Jakarta, menghadapi masalah
kemacetan lalu lintas yang luar biasa. Bayangkan, pada awal tahun 2007 jumlah mobil di
Moskow sudah melebihi angka 3 juta. Sementara rata-rata penduduk di ibu kota negara-negara
Eropa Timur, seperti Praha (Ceko) dan Warsawa (Polandiamemiliki jumlah penduduk terbesar
di Eropa Timurminus Rusia) tidak sampai 3 juta, bahkan kurang dari 2 juta. Jumlah penduduk
kota Moskow sekitar 10 juta orang dengan luas wilayah sekitar 1000 km2.
Kepadatan lalu lintas tersebut antara lain mencerminkan tingkat kemakmuran warga Moskow,
dan warga Rusia pada umumnya. Rusia memang sedang bangkit dari keterpurukannya menyusul
runtuhnya Uni Soviet akhir 1980an dan krisis keuangan tahun 1997. Selama masa Kepresidenan
Vladimir Putin, pertumbuhan ekonomi Rusia rata-rata mencapai angka 7%. Menurut perkiraan
CIA, pada tahun 2007 PDB per kapita di Rusia mencapai lebih dari US$ 14 ribu.
Minyak dan gas merupakan penopang utama perekonomian Rusia. Negara-negara Eropa sangat
menggantungkan energinya kepada pasokan migas dari Rusia. Ekspor peralatan militer juga
menjadi sumber pendapatan yang tidak kecil. Negara-negara berkembang merupakan konsumen
utamanya.
Pada awal tahun 2001, majalah Forbes mencatat 8 milyarder Rusia yang memasuki daftar orang
terkaya di dunia. Empat orang sudah tercatat dalam daftar tahun sebelumnya, empat orang
merupakan pendatang baru. Namun urutan tertinggi mereka baru pada peringkat 194 di Forbes.
Mikhail Khodorkovsky adalah urutan teratas daftar orang terkaya di Rusia saat itu. Ia merupakan
eksekutif puncak perusahaan minyak Yukos dan saat ini sedang menjalani hukuman penjara 9
tahun (putusan pengadilan pada akhir Mei 2005) karena penipuan pajak.
Dalam periode 7 tahun kemudian, pertumbuhan milyarder di Rusia sangat luar biasa. Majalah
Forbes edisi Mei 2008 mencatat 7 orang milyarder Rusia di antara 25 orang terkaya di dunia.
Kali ini Oleg Deripaska menduduki tempat yang teratas dari jajaran milyarder Rusiaatau
nomor 9 dalam daftar orang terkaya di dunia versi Forbes. Usianya baru 40 tahun, kekayaan
Deripaska yang dicatat Forbes senilai US$28 milyar. Bisnis utama Deripaska adalah aluminium
(UCRusal) namun ia juga memiliki pabrik pembuat mobil (GAZ), pembuat pesawat terbang
(Aviacor) serta perusahaan asuransi (Ingosstrakh).
Nama Roman Abramovich barangkali lebih akrab di telinga kita. Nama ini menjadi terkenal
ketika pada tahun 2003 membeli klub sepakbola Chelsea asal Inggris. Abramovich, saat ini
berusia 42 tahun, adalah orang terkaya ke-dua di Rusia atau nomor 15 dalam jajaran orang

terkaya di dunia. Kekayaannya ditaksir senilai US$ 23,5 milyar dengan bisnis utamanya di sektor
minyak.
Menurut majalah Rusia Finans, Rusia saat ini memiliki 101 milyarder sehingga membuatnya
sebagai negara dengan jumlah milyarder terbanyak ke-dua di dunia setelah AS.
74 di antara 101 milyarder Rusia tersebut saat ini tinggal di kota Moskow dengan kekayaan
bersih rata-rata US$ 5,9 milyar. New York sebagai kiblatnya keuangan dunia hanya menjadi
rumah bagi 71 milyarder dengan kekayaan bersih rata-rata US$ 3,3 milyar. Tidak aneh kalo
lembaga survey Mercel menobatkan Moskow sebagai kota termahal di dunia untuk orang asing
yang tinggal dan bekerja di sana (expatriate). Kota termahal berikutnya adalah Tokyo dan
London. Sementara kota New York yang menjadi patokan dari pengukuran tingkat kemahalan ini
berada di urutan ke-22.
Pada tingkat orang kebanyakan, kemakmuran penduduk di Rusia bisa kita lihat melalui indikator
sederhana berupa kepemiliikan mobil. Penjualan mobil di seluruh Rusia pada enam bulan
pertama tahun 2008 mencapai kenaikan 41%. Dengan asumsi kemakmuran penduduk Moskow
yang lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Rusia, maka saya menduga sebagian terbesar dari
penjualan mobil itu terjadi di Moskow.
Bisa dibayangkan, meski jalan-jalan di kota Moskow super lebar, namun tetap saja kepadatan
kendaraan yang luar biasa selalu terjadi. Sulit membayangkan? Coba tengok betapa padatnya
kendaraan di salah satu jalan protokol di kota Moskow seperti di bawah:

Padahal moda transportasi umum di Moskow


cukup bervariasi. Kereta bawah tanah, atau dikenal dengan nama Metro, merupakan pilihan yang
banyak dipakai. Mulai beroperasi tahun 1931, dewasa ini kereta bawah tanah di Moskow setiap
harinya mengangkut tidak kurang dari 7 juta pengguna. Dengan 12 lini dan jaringan yang cukup
intensif menjangkau sudut-sudut kota, Metro tidak mampu mengurangi kepadatan lalu lintas di
Moskow.
Kepadatan kendaraan di jalan dan perilaku pengemudi yang cenderung ugal-ugalan di Rusia
telah menyebabkan tingginya angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Tahun lalu lebih dari
30 ribu orang meninggal akibat kecelakaan di jalan-jalan di seantero Rusia. Menurut Presiden
Dmitri Medvedev, lebih dari separuh dari jumlah korban itu meninggal sebelum sampai di rumah
sakit karena terhambatnya laju ambulan oleh kemacetan. Sungguh mengenaskan.

Sampai begitu parahkah kemacetan lalu lintasnya? Survey yang ditulis tahun 2007 oleh lembaga
Yandex menyebutkan bahwa pada tahun 2006 terjadi kemacetan di Moskow sebanyak 650 kali
per hari. Setiap kali kemacetan, 1500 kendaraan terhenti selama kurang lebih 1 jam. Rata-rata
pengendara di Moskow terjebak kemacetan selama 11 jam setiap bulannya.
Itulah sebabnya muncul kendaraan angkutan umum ojek ini. Ojek mampu menembus kemacetan.
Dari pusat kota Moskow ke bandara Sheremetyevo dapat ditempuh dalam waktu 30-40 menit,
sedangkan kalau menggunakan mobil membutuhkan waktu paling cepat 1,5 jam.
Yang menarik, peminat jenis angkutan ini lebih banyak wanita muda daripada lelaki. Lelaki
katanya merasa kurang nyaman jika dibonceng sepeda motor. Asyik. Namun ojek di sana juga
melayani jasa pengantaran. Lagi-lagi karena alasan efisiensi.
Namun berbeda dengan di Jakarta, ojek di Moskow dikoordinir dalam sebuah organisasi usaha
atau perusahaan. Pengendarayang di depan dan di belakangjuga harus menggunakan alatalat pengaman seperti helm dan sarung tangan yang memenuhi standar keamanan. Mereka
sepenuhnya mematuhi peraturan lalu lintas, begitu menurut artikel tersebut.
Patut dicatat dari fenomena di atas bahwa kemakmuran membawa akibat-akibat sosial, seperti
kemacetan lalu lintas yang memunculkan moda transportasi baru. Kuncinya adalah: Peraturan
dan kepatuhan. Peraturan yang dibuat, ditegakkan dan dipatuhi semata-mata untuk kebaikan
bersama. Keselamatan, kenyamanan, dan tercapainya tempat tujuan bagi semua pengguna jalan.
Saya menyadari, itu semua adalah tatanan ideal. Tapi boleh kan bermimipi sesuatu yang ideal?
Mudah-mudahan yang ideal itu bisa didekati di negeri ini kita tercinta.

Taksi ambulan ada di Rusia, macet konyol di


Rusia malah ide kreatif bagi sebagian orang
Polisi Moskow sedang melakukan pemeriksaan atas laporan ambulan yang memiliki interior
mewah di dalamnya. Ambulan tersebut dilengkapi serine dan disewakan bagi penumpang VIP.
Harga sewa perjam $200. Kenapa harus ambulan dijadikan taksi.
Ada situs yang menawarkan layanan taksi dengan bentuk ambulan di Rusia. Tugasnya
mengantarkan tamu agar bebas dari kemacetan. Selama perjalanan, taksi tersebut dapat
membunyikan serine dan lampu agar pengemudi lain memberikan jalan. Akhirnya diketahui
kendaraan tersebut bukan mobil ambulan biasa, dan sengaja ditawarkan sebagai taksi atau
kendaraan angkutan umum.
Satu yang ditemukan memiliki ciri sang supir tidak mengunakan baju medis. Polisi memeriksa
kendaraan, di dalamnya layak interior limusin mewah, ketika ditemukan para penumpangnya
sendiri menolak diperiksa. Dan bukan tim medis bersama orang sakit untuk dibawa ke rumah
sakit.
Jalan umum di Moskow terkadang dijadikan tempat parkir umum dan memakan badan jalan.
Bukan karena pengemudinya yang memiliki kebiasaan buruk saja, tetapi lahan dan aturan parkir
disana serta kurangnya pembatasan kendaraan di kota tersebut. Belum lagi urusan pejabat seperti
presiden yang akan lewat, harus memblok jalan dan membuat kemacetan semakin parah.
Kemacetan parah juga terjadi di Moskow. Juru bicara presiden Putin mengatakan presiden lebih
banyak bekerja di rumahnya di kawasan Novo Ogarevo sebelah barat kota. Karena tidak mau
disalahkan sebagai penyebab kemacetan di tengah kota. Bahkan perdana menteri Dmitry
Medvodev mengatakan lebih banyak berpergian dengan helikopter karena ogah terjebak macet.
Mungkin gambar taksi ambulan seperti gambar dibawah ini. Bagian belakang terdapat kursi
khusus penumpang. Memang gaya Rusia sekali.

Anda mungkin juga menyukai