PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit kanker darah (leukimia) adalah penyakit yang paling
menakutkan bagi manusia.Karena , begitu vonis itu dijatuhkan pada seseorang
maka berbagai permasalahan berat dan rumit akan dihadapi di antaranya
resiko ancaman jiwa tinggi dan pengobatannya sangat mahal dan efek
samping pengobatan yang sangat menyiksa. Leukimia menduduki peringkat
tertinggi kanker pada anak.Namun, penanganan kanker pada anak di
Indonesia masih lambat.Itulah sebabnya lebih dari 60% anak penderita kanker
yang ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut. Deteksi dini dan
pencegahan adalah langkah awal yang paling agar hal yang lebih berat dapat
terjadi
Leukemia atau lebih dikenal sebagai kanker pada darah atau sumsum
tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi
maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid,
umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih). Sel-sel normal di dalam
sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal.Sel abnormal ini
keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah
tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel
darah normal dan imunitas tubuh penderita. Kata leukemia berarti darah putih,
karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi
terapi.Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda,
misalnya promielosit.Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu
fungsi normal dari sel lainnya.
Kejadian leukemia berbeda dari satu negara dengan negara lainnya,
hal ini berkaitan dengan cara diagnosis dan pelaporannya. Kejadian leukemia
setiap tahun sekitar 3,5 kasus dari 100.000 anak dibawah 15 tahun. Leukemia
akut pada anak mencapai 97% dari semua leukemia pada anak, dan terdiri dari
2 tipe yaitu : Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) 82 % dan Leukemia
1
BAB II
KONSEP DASAR
1. Defenisi
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk
darah dalam sumsum tulang dan limfa (Reeves, 2001).Sifat khas leukemia
adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum
tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal.Proliferasi juga terjadi di
hati, limpa, dan nodus limfatikus.Terjadi invasi organ non hematologis seperti
meninges, traktus gastrointestinal, ginjal, dan kulit.
Klasifikasi Leukimia:
a. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)
LMA mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke
semua sel mieloid; monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil),
eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena. Insidensi
meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia
nonlimfositik yang paling sering terjadi.
b. Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)
LMK juga dimasukkan dalam mieloid keganasan sel system
mieloid.Namu lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga
penyakit ini lebih ringan.LMK jarang menyerang individu dibawah 20
tahun.Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda dan
gejala yang lebih ringan.Pasien menunjukkan tanpa gejala selama
bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar
biasa, limpa membesar.
c. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 70
tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala.Penyakit baru
terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit.
d. Leukemia Limfositik Akut (LLA)
LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast.Sering terjadi pada
anak-anak, laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden
usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun. LLA jarang terjadi.Limfosit immatur
oleh
sel
limfoblast
yang
menyebabkan
anemia,
memar
sebenarnya sumsum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darah tetapi yang
dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak
pertumbuhan sel darah normal.
Terdapat dua mis-konsepsi yang harus diluruskan mengenai leukemia, yaitu:
1) Leukemia merupakan overproduksi dari sel darah putih, tetapi sering
ditemukan pada leukemia akut bahwa jumlah leukosit rendah. Hal ini
diakibatkan karena produksi yang dihasilkan adalah sel yang immatur.
2) Sel immatur tersebut tidak menyerang dan menghancurkan sel darah
normal atau jaringan vaskuler. Destruksi seluler diakibatkan proses
infiltrasi dan sebagai bagian dari konsekuensi kompetisi untuk
mendapatkan elemen makanan metabolik
5. Manifestasi Klinis
a. Anemia
Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari
kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah merah.Ditandai dengan
berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel
darah merah kurang.Anak yang menderita leukemia mengalami pucat,
mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.
b. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi
Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan
menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk
mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal.
c. Perdarahan
Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya
perdarahan mukosa seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan
bawah kulit yang sering disebut petekia.Perdarahan ini dapat terjadi
secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar trombosit sangat
rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.
d. Penurunan kesadaran
Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat
menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.
e. Penurunan nafsu makan (anoreksi)
f. Kelemahan dan kelelahan fisik
6
g. nyeri tulang dan sendi, Nyeri tulang bisa dijumpai terutama pada sternum,
tibia dan femur.
h. hipermetabolisme.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Hitung darah lengkapanak dengan sel darah putih kurang dari
10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki prognosis paling balk; hitting sel
darah putih lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang balk
pada anak semua umur. Kadar hemoglobin dan hematokrit rendah
mengindikasikan anemia. Hitung trombosit rendah mengindikasikan
potensial perdarahan
b. Pungsi lumbaluntuk mengkaji keterlibatan SSP
c. Foto toraksmendeteksi keterlibatan mediastinum
d. Aspirasi sumsum tulangditemukannya 25% sel blas memperkuat
diagnosis
e. Pemindaian tulang atau survei rangkamengkaji keterlibatan tulang
f. Pemindaian ginjal, hati, dan limpamengkaji infiltrat leukemik
g. flitting trombositmenunjukkan kapasitas pembekuan
7. Penatalaksanaan
a. Program terapi
Pengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata, 1996)
yaitu:
1) Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:
Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk
mengatasi anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah
trombosit kurang dari 10.000/mm, maka diperlukan transfusi
trombosit.
Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.
2) Pengobatan spesifik
Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal.
Pelaksanaannya tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah
sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi
kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara
kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai
masa remisi
3) fase Pelaksanaan Kemoterapi:
Fase Induksi
Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan.Pada fase ini
diberikan terapi kortikosteroid (prednison), vineristin, dan Lasparaginase.Fase induksi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda
penyakit berkurang atau tidak ada dan di dalam sumsum tulang
BAB III
KONSEP PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
SISTEM
Aktivitas
DATA SUBYEKTIF
DATA OBYEKTIF
Lesu, lemah, terasa payah, Kontraksi otot lemah
merasa
tidak
kuat
hari
Berdebar
Eliminasi
Diare,
anus
lunak,
dan
terasa
terasa
cerebral.
lebih Perianal absess, hematuri.
nyeri.
tinja
berampas,
dalam
Rasa nyaman
dan
Adanya
urine
dan
kotoran
darah
terjadi
nyeri
kelemahan,
pada otot.
Merasa
kehilangan Dpresi,
mengingkari,
kecemasan,
takut,
infeksi
berulang,
riwayat
perdarahan
yang
cepat
perubahan
yang Panas,
infeksi,
memar,
pada
gusi,
10
pembesaran
Kehilangan
nafsu
papiledema
exoptalmus,
makan, Distensi
dan
abdomen,
berat
badan,
splenomegali,
stomatitis,
ikterus,
ulserasi
pada
Neurosensori
menornhagi. Impoten.
Penurunan
kemampuan Peningkatan kepekaan otot,
koordinasi, perubahan mood, aktivitas
yang
bingung,
disorientasi, terkontrol.
kehilangan
konsentrasi,
tak
Dyspnoe,
tachypnoe,
penurunan
suara
nafas.
Belajar
Riwayat
kimia
terpapar
seperti
bahan
benzena,
phenilbutazone,
chloramfenikol,
paparan
pengobatan
radiasi,
terkena
riawat
dengan
11
kemotherapi.
keluarga
yang
Riwayat
menderita
keganasan.
2. Diagnose Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan perubahan maturitas
sel darah merah, peningkatan jumlah limfosit imatur, imunosupresi
2. Resiko terhadap penurunan volume cairan berhubungan dengan
pengeluaran berlebihan seperti muntah, perdarahan, diare, penurunan
intake cairan
3. Perubahan kenyamanan : Nyeri akut berhubungan dengan pembesaran
kelenjar limfe, efek sekunder pemberian anti leukemic agents
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sumber
energi, peningkatan laju metabolik akibat produksi lekosit yang
berlebihan, ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan
3. Intervensi dan tindakan keperawatan
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan perubahan maturitas
sel darah merah, peningkatan jumlah limfosit imatur, imunosupresi
Intervensi
Rasional
pemajanan
sumber
yang
1. Kewaspadaan
meminimalkan
terhadap infeksi :
Pertahankan
isolasi
protektif sesuai kebijakan
institusional
Pertahankan
teknik
12
cermat
Beri hygiene yang baik
Batasi pengunjung yang
sedang demam, flu atau
infeksi
Berikan hygiene perianal
2 x sehari dan setiap
BAB
f.
Batasi bunga segar
rawat mulut
Rawat klien
dengan
neutropenik
terlebih
dahulu
2. Laporkan
bila
ada
tanda-tanda
vital
utamanya
bila
terjadi
dan
mengidentifikasi
organisme penyebab
4. Jelaskan
alasan
kewaspadaan
dan
pantangan
5. Yakinkan
4. Pengertian
memperbaiki
klien
dan
keluarganya
bahwa
peningkatan
kerentanan
pada
sepsis,
infeksi
hanya
klien
kepatuhan
dapat
dan
sementara
6. Minimalkan
prosedur
dapat
membantu
mencegah
invasif
6. Prosedur
tertentu
dapat
Rasional
dan
1. Penurunan
intake
sirkulasi
sekunder
sirkulasi
ke
ginjal
atau
menyebabkan
retensi
dari
diindikasikan
3. Motivasi
klien
untuk
kulit
dan
membran
dapat
menjadi
renal
aliran
urin,
obstruksi.
3. Meningkatkan
mencegah
asam
membersihkan
4. Kaji adanya petechie pada
output
urat,
dan
sisa-sisa
obat
marrow
dan
neoplastik
4. Supresi bone
beresiko
mengalami
14
5. Gunakan
alat-alat
yang
perdarahan
5. Jaringan yang mudah robek dan
mekanisme
perdara
menyebabkan
6. Berikan
diet
makanan
pembekuan
dapat
perdarahan
lunak
7. Kolaborasi
:Pemberian
7. Mempertahankan
elektrolit
8. Monitor
pemeriksaan
diagnostik
Platelet,
yang
cairan
dan
tidak
bisa
sekunder
obat
perdarahan.
Hb/Hct
berindikasi
terhadap perdarahan.
intervensi
kurangi
mengkaji
,
bisa
kebutuhan
berindikasi
perkembangan komplikasi
2. Berguna dalam validasi verbal
dan
tenang
1. Berguna
mengevaluasi
intervensi
3. Meningkatkan
istrahat
dan
keefektifan
kemampuan
memperkuat
15
4.
stimulus
Berikan
nyaman
5. Evaluasi
posisi
yang
mekanisme
koping klien
kemampuan koping
4. Menurunkan gangguan
tulang dan sendi
5. Penggunaan persepsi
untuk
mengatasi
pada
pribadi
nyeri
dapat
6. Kolaborasi :
1.
Analgetik
2.
Narkotik
7. Memperkkuat
7. Tranguilizer
kerja
analgetik/narkotik
keluhan
Rasional
lemah,
1. Efek
ketidakberdayaan
dalam ADL
anemia
dan
leukemia,
memerlukan
bantuan
kemampuan
16
sebelum
kemoterapi
makan
dan
sesuai indikasi
5. Kolaborasi
anti
emetik
5. Memaksimalkan
:Pemberian
kemampuan
4. Evaluasi
1) Terjadi Penurunan jumlah lekosit
2) Memperlihatkan keadaaan volume cairan yang adekuat
3) Memperlihatkan tanda-tanda vital dalam bataas normal
4) Memperlihatkan urine output, PH dalam batas norma
5) Melaporkan nyeri berkurang atau hilang
6) Memperlihatkan perilaku positif dalam mengatasi nyeri
7) Klien akan menunjukkan partisipasi dalam ADL sesuai kemampuan
Contoh kasus
A. Pengkajian
17
I. Identitas
a. Identitas anak
Nama anak : An. R
Umur
: 3 tahun
Tanggal lahir :
Tanggal masuk RS :
13 November 2007
Tanggal pengkajian :
04 Februari 2008
No RM
: 31 20 10
Ruangan
Diagnosa medik
ALL
b. Penanggung jawab
Nama
: Tn. R
Umur
: 36 tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Suku / bangsa :
Agama
Jawa / Indonesia
: Islam
Pendidikan : SMA
Alamat
: Sipispis, Simalungun
Kehamilan AB Lahir
o
1
2
3
Mati
-
Anak G
Anak R
Anak K
Lahir
Jenis
Umur
Sehat
Sakit
Hidup
Hidup
Hidup
Hidup
Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
(Thn)
5
3
2
Sehat
Sehat
Sakit
-
4
5
Riwayat Imunisasi
Imunisasi
BCG
DPT 1
Umur
1,5 bulan
3 bulan
Tanggal pemberian
-
Reaksi
Eritema
-
DPT 2
5 bulan
Demam
DPT 3
Polio 1
7 bulan
4 bulan
Polio 2
6 bulan
Polio 3
8 bulan
Polio 4
Hepatitis B
Campak
12 bulan
Bayi baru lahir
6 bulan
Demam
19
2. Halus
Menggambar lingkaran, mencuci tangan sendiri.
3. Kognitif
Anak mulai memahami waktu dan berorientasi dengan waktu
mis: tahu waktu bermain, tidur dan lain-lain.
VI.
Aspek Psikososial
Menurut keluarga hubungan klien dengan saudara-saudaranya bagus,
tidak ada pertengkaran, tingkah laku klien di rumah mudah diatur, bila
ada waktu senggang, klien bermain mobil-mobilan dengan adiknya.
VII.
Kebutuhan Spiritual
Anak masih diajari orang tuanya berdoa menurut kepercayaannya,
waktu mau makan dan mau tidur. Anak menganut agama Islam.
VIII.
IX.
Kebutuhan Sehari-hari
No Kebutuhan
1
sehari-hari
Nutrisi
Sakit
Frekuensi:
Rumah Sakit
Frekuensi:
a. Makan
3x sehari
3x sehari
masuk
b. Minum
Aktivitas
6 gelas sehari
5 gelas sehari
dan istirahat
20
a.Tidur
1 jam sehari
1 jam sehari
2x sehari
1x sehari
1x sehari
c. Pakaian
2x
malam
b.Tidur
3
siang
Personal
hygiene dan
eliminasi
a. Mandi
sehari
ganti
pakaian
X.
d. BAB
1-2 x sehari
1x sehari
e. BAK
4x sehari
3x sehari
Pemeriksaan fisik
Tanggal 4 Februari 2008
a. Keadaan umum
Keadaan anak lemah
HR: 96 x/i
RR: 26 x/i
Temp: 37,30C
b. Keadaan gizi
Anak makan dengan diit dari Rumah Sakit NGT terpasang.
c. TB: 95 cm
BB: 12 kg
d. Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, tonus baik dan tidak ada
oedem.
e. Kepala
21
Bentuk kepala bulat, rambut kurag bersih, warna rambut hitam dan
lurus, keadaan rambut lemas, bentuk ubun-ubun datang.
f. Mata
Bentuk simetris, gerakan bola mata sering dengan kelopak mata,
konjungtiva pucat, kornea jernih, sklera putih.
g. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada kelainan, tidak dijumpai polip dan tidak
dijumpai peradangan dan pendarahan.
h. Telinga
Bentuk simetris, serumen dalam batas normal, fungsi pendengaran
baik.
i. Mulut
Bentuk simetris, bibir pucat, sudut bibir pecah-pecah.
j. Gigi
Jenis gigi susu, banyaknya 23 buah, kebersihan kurang.
k. Tenggorokan
Keadaan tonsil normal.
l. Leher
Tidak ada pembersaran kelenjar getah bening.
m. Thorax dan paru-paru
Bentuk dada simetris, irama pernafasan reguler, frekuensi 26 x/I,
bunyi nafas vesikuler.
n. Jantung
Irama jantung reguler, denyut jantung 96 x/i.
o. Abdomen
Bentuk simetris, bising usus normal dengan bayi peristaltik,
umbilikus normal.
p. Genetalia
Bentuk normal.
22
q. Ekstremitas superior
Bentuk Simetris, jari-jari 10, warna kuku pucat.
r. Ekstremitas inferior
Bentuk simetris, jari-jari 10, gaya berjalan lambat.
XI.
Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal 02 Februari 2008
HB
8,5 gr%
N: 12 14 gr%
LED
55 mm/jam
N: < 20 mm / jam
Leukosit
Trombosit
40.103 / mm3
Hematokrit
26%
N: 37 45%
Eosingtil
1%
N: 2 4 %
Rasifil
0,1%
N: 0,5 1%
Hitung jenis :
Neutrofil staf 2%
N: 2 6%
Neutrofil segmen
75% N: 50 70%
Lymfosit
20%
N: 20 40%
Monosit
2%
N: 3 8%
Retikulosit
0,3%
N: 0,8 1%
BMP :
Hb
: 8,7 gr%
Leukosit
: 3,20 /Ul
Trombosit
: 435000/Ul
Metamielesit
:8%
Batang Netrofil
: 21 %
Segmen Netrofil
: 16%
Eritrosit Basofil
:3%
: 72%
Sel Atipik
: 4%
: Hipoplasia
Eritropoiesis
: Relatif Hiperaktif
Perbandingan M/E
: 1 : 1,5
Limfopoiesis
ikat,
retikulum,
lemak
Kesimpulan
Sistem retikoloendotel
: Aktif
Megakariosit
XII. Therapi
Cotrimovazole : 2 x 120 mg
Dexamethason : 3 x 400 mg
Diet MB 1100 Kalori engan 20 gram protein
Fisiotherapy
Inj. B12
: 2cc/ 12 jam
24
: 40 gtt/i
O2
: 1 2 l/m ( K/P )
B. Analisa Data
No
1
Data
DS: -
Etiologi
Proliferasi sel kanker
Masalah
Perubahan
DO:
perfusi
jaringan
Kulit pucat
Trombositopenia
Hb 8,5 gr%
Trombosit 40.103/mm3
Conjungtiva pucat
Leukosit
imatur Resiko
lemas
Leukosit
DO:
menurun
Kulit pucat
Bibir pucat
Daya
Leukosit 5,7.103/mm3
menurun
normal terjadinya
infeksi
tahan
tubuh
DS:
Ibu
tinggi
mengatakan
anaknya
lemah
mobilitas
DO:
anggota gerak
Konjungtiva pucat
Kelemahan umum
Kebutuhan
Gangguan
aktivitas
px
25
Gangguan aktivitas
C. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan b/d proliferasi sel kanker d/d kulit px pucat,
Hb 8,5 gr%, trombosit 40.103/mm, conjungtiva pucat, HR: 96 x/I, RR: 26
x/i.
2. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d leukosit imatur meningkat d/d kulit px
pucat, bibir pucat, leukosit 5,7.103/mm3, keadaan fisik lemah.
3. Gangguan mobilitas fisik b/d infiltasi sel neoplasma d/d ibu mengatakan
anaknya lemah, konjungtiva pucat, tubuh px tampak kurus, kebutuhan
aktivitas px masih dibantu oleh keluarga dan perawat.
CACATAN PERKEMBANGAN
Nama :Anak R
Dx Medis : ALL
Umur :3 tahun
Ruang
No
1
Dx
I
: III 9 RB4
Tgl/Jam
5/2/08
Implementasi
Memantau tanda-tanda vital
Evaluasi
S:
09.00
TD: -
HR: 96 x/i
mulai lincah
RR: 28 x/i
O:
T: 36,80C
26
oksigen
tambahan
sesuai indikasi
2
II
11.00
Memasang
infus
tehnik aseptik
dengan S:
Anak
mengatakan
lemah
badannya
18.00
Memberikan diet M I
O:
Memberi injeksi
px
di
kamar
khusus
Lakukan
tindakan
dengan
III
09.30
kebersihan
mulut
secara rutin
Mengajak px bercerita atau S:
berkomunikasi
27
O:
Membantu klie makan
Anak
tampak
pucat,
6/2/08
dalam beraktifitas
S:
08.00
TD: -
HR: 96 x/i
RR: 26 x/i
O:
T: 36,50C
Anak
tampak
tenang,
buah
P:
R/T dilanjutkan
Pantau tanda vital
Beri O2 sesuai indikasi
Pantau infus
II
09.00
Perawatan infus
S:
Anak
senang
dalam
28
12.00
Memberi Diet M I
membersihkan gigi
O:
18.00
Memberi injeksi
19.00
21.00
Mengingat
anak
dalam P:
kebersihan diri
R/T dilanjutkan
tindakan
dengan
III
09.30
Anak
bertanya
tentang
O:
Anak paham dalam latihan
14.30
Mendemonstrasikan
moblisasi
18.00
Memberikan diet M I
20.00
R/T dilanjutkan
Bantu anak dalam
21.00
7/2/08
sebelum tidur
Memantau tanda vital
S:
08.00
TD: -
29
HR: 94 x/i
RR: 26 x/i
daerah infus)
T: 36,50C
O:
Bengkak di daerah infus
10.00
12.00
Membantu
anak
dalam A:
bermain
Memberi diet M I
P:
Pantau vital sign
13.00
infus
pemenuhan
dalam
elektrolit
dan
cairan
II
14.00
Perawatan infus
18.00
09.00
Mengoff infus
Observasi
pasien
dalam S:
ruangan
10.30
Pemberian injeksi
membersihkan
diri
secara mandiri
O:
11.00
kebersihan diri
A:
13.30
Memberikan
kepada
anak
cara-cara P:
membersihkan diri
16.00
Membantu
pasien
R/T dilanjutkan
dalam
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah
dalam sumsum tulang dan limfa (Reeves, 2001).Sifat khas leukemia adalah
proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang,
menggantikan elemen sumsum tulang normal.Proliferasi juga terjadi di hati,
limpa, dan nodus limfatikus.Terjadi invasi organ non hematologis seperti
meninges, traktus gastrointestinal, ginjal, dan kulit.
Penyebab sampai sekarang belum jelas, namun kemungkinan besar
karena virus (virus onkogenik).
Faktor lain yang berperan antara lain:
1.Faktor eksogen seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan kimia (benzol,
arsen, preparat sulfat), infeksi (virus dan bakteri).
2.Faktor endogen seperti ras
31
Adapun ayat yang bisa dijadikan sebagai referensi tentang penyakit ini, yaitu :
Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan
mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan
hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu
(Baitullah). (Q.S. Al-Maidah:3)
Tafsir Jalalayn : (Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran
yang ada pada badan mereka) maksudnya hendaklah mereka merapihkan
ketidakrapihan diri mereka seperti memotong rambut dan kuku yang panjang
(dan hendaklah mereka menunaikan) dapat dibaca Walyuufuu dan
Walyuwaffuu (nazar-nazar mereka) dengan menyembelih hewan ternak
sebagai hewan kurban (dan hendaklah mereka melakukan tawaf) tawaf ifadah
(sekeliling rumah yang tua itu) yakni rumah kuno, karena ia adalah rumah
pertama yang dibuat untuk ibadah manusia. Dan juga maksud membersihkan
32
diri dari kotoran dapat juga ditafsirkan sebagai membersihkan diri atau
menghindari virus yang dapat menyebabkan penyakit tersebut sebagaimana
kita ketahui bahwa kulit juga termasuk dari system imun, maka dari itu kita
harus membersihkan kulit agar terhindar dari penyakit tersebut.
2. Saran
Adapun saran yang penulis tujukan kepada:
a. Mahasiswa Praktek
Seorang mahasiswa praktikan haruslah mampu mengetahui pengertian dan
penyebab dari penyakit hemophilia
33
DAFTAR PUSTAKA
Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga
Ejournal.gunadarma.ac.id
Handayani, Wiwik.,& Sulistyo H, Andi. 2012. Asuhan Keperawatan pada
Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika
Harrison. 2012. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC
Hockebenberry, Wilson. (2005). Wong s Clinical Manual Of Pediatric
Nursing Seventh Edition. United States Of America : Mosby Elsevier
Hoffbrand.A.V, Pettit. J. E, P. A .H. Moss. (2012). Hematologi.edisi 5. Alih
Bahasa Jakarta: EGC
Mubin, Halim A. 2013. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis dan
Terapi Edisi 2.Jakarta: EGC.
Nelson. (2009). Ilmu kesehatan anak edisi 15, Alih bahasa. Jakarta :EGC
Rizkiana, Ulfa.,& Retnaningsih. 2010. Penerimaan Diri pada Remaja
Penderita Leukemia.
34
35