PALIATIF
PALIATIF
Dibimbing Oleh:
1.
2.
3.
4.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah ini
alhamdulillah tepat pada waktunya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
rasul yang mulia, Muhammad shallaullahu alaihi wasallam.
Penyusunan makalah ini dilakukan dengan mengambil referensi dari berbagai
sumber, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempuruna, karena
keterbatasan referensi baik dari buku, maupun dari (internet).
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk hasil
yang lebih baik. Harapan saya semoga makalah ini bermanfaat terutama bagi penulis
dan untuk semua yang membaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1
2
3
Latar Belakang..................................................................................................1
Rumusan masalah..............................................................................................1
Tujuan Penulisan...............................................................................................1
Definisi Berduka...............................................................................................2
Teori Kubler-Ross.............................................................................................2
Asuhan Keperawatan HIV/AIDS.....................................................................7
BAB 3 PENUTUP
1
Kesimpulan......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata kehilangan dan berduka telah sering kita dengar dalam kehidapan seharihari. Rasa kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap
individu selama kehidupannya. Setiap individu akan bereaksi terhadap
kehilangan ataupun mengetahui tentang kabar yang sulit untuk diterimanya.
Kehilangan yang nyata merupakan kehilangan terhadap orang atau objek yang
dapat dirasakan, dilihat, diraba, atau dialami individu. Kehilangan yang dirasakan
merupakan kehilangan yang sifatnya unik berdasarkan individu yang mengalami
kedukaan. Berduka merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Masa
kehilangan dan sering dipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan. Kehilangan
kadang disetiap orang sulit untuk mengatasinya dan ada macam beberapa respon
yang diperlihatkan setelah kehilangan, entah itu dalam bentuk penolakan,
amarah,kesedihan yang mendalam dan lain sebagainya. Dan disana adalah tugas
untuk perawat melakukan tindakan perawatan paliatif pada pasien yang
mengalami
kedukaan
yang
mendalam
atau
sulitnya
untuk
menerima
2.1 Berduka
2.2.1 Definisi berduka
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah
tidur, dan lain-lain.Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian
kehilangan. NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka
diantisipasi dan berduka disfungsional.Berduka diantisipasi adalah suatu
status yang merupakan pengalaman individu dalam merespon kehilangan
yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang, hubungan/kedekatan, objek
atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini
masih dalam batas normal.Berduka disfungsional adalah suatu status yang
merupakan pengalaman individu yang responnya dibesar-besarkan saat
individu kehilangan secara aktual maupun potensial, hubungan, objek dan
ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-kadang menjurus ke tipikal,
abnormal, atau kesalahan/kekacauan.
2.2 Teori Kubler-Ross
Kerangka
kerja
yang
ditawarkan
oleh
Kubler-Ross
(1969)
adalah
berorientasi
pada
perilaku dan
menyangkut
5 tahap,
1. Denial (Penolakan)
Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat menolak
untuk mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan seperti
Tidak, tidak mungkin seperti itu, atau Tidak akan terjadi pada saya!
umum dilontarkan klien.
Pada tahap ini pasien terlihat syok, tidak percaya,
mengerti atau
bunuh diri. Yang akan jelas terlihat adalah gejala fisik dari pasien, pasien akan
terlihat letih, susah tidur, menolak untuk makan dan libido turun
Hal yang akan terjadi pada tahapan depression adalah sebagai berikut:
a. Depresi bisa terjadi seketika ataupun beberapa lama setelah bargaining
b. Pasien yang gagal dalam berusaha menjadi depresi karena usahanya
tidak membuat mereka sembuh
c. Depresi muncul ketika pasien merasa waktu hidupnya akan segera habis
d. Merasa tidak memiliki harapan
e. Muncul penyesalan akan apa yang terjadi di masa lalu dan akan hal-hal
yang akan mereka lewati di masa mendatang
f. Depresi dapat berlangsung cukup lama dan rentang waktunya berbedabeda di setiap pasien
g. Depresi merupakan reaksi awal dari seorang pasien yang telah menyerah
tanpa berusaha terlebih dahulu
h. Pasien yang depresi tidak lagi berusaha bertahan hidup dan melewatkan
kesempatan untuk menjalani hidup sebaik mungkin
5. Acceptance (Penerimaan)
Pada tahapan ini reaksi fisiologi pasien akan menurun dan interaksi sosial
berlanjut. Kubler-Ross mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang
mampu menghadapi kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran
diri atau berputus asa.
Yang dimaksud adalah pada tahapan ini pasien mulai menerima kenyataan
dari diagnosa penyakit mereka yang ada dan lebih berserah diri namun tidak
berputus asa.
Hal yang akan terjadi pada tahapan acceptance adalah sebagai berikut:
a. Menerima kenyataan ketidaksempurnaan
b. Mulai memandang ke depan.
c. Apabila dapat memulai tahap ini dan menerima dengan perasaan damai
tuntas
untuk opname
Riwayat Dahulu
Tidak memiliki keluhan apa-apa sebelumnya
Riwayat Keluarga
Dalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit menular (
10
keluhan
lokasi,intensitas,
nyeri,
Rasional
perhatikan Mengindikasikan
frekuensi
kebutuhan
gelisah,
takikardia,
meringis.
Mengindikasikan kebutuhan untuk Meningkatkan
relaksasi
dan
penurunan
dikontrol
pasien)
untuk demam.
Obat
yang
dikontrol
mempertahankan
analgesia
tetap
stabil,
kekurangan
atau
kelebihan obat-obatan.
Lakukan tindakan paliatif misal Meningkatkan relaksasi
atau
mencegah
darah
kadar
11
Rasional
penurunan
kemampuan
mengolah
pasien
untuk
makanan
dan
makan.
Hopermotilitas
saluran
diare,
yang
mempengaruhi
dapat
pilihan
diet
terdekat
member
rencana
mungkin
meningkatkan
pasien.
Dorong
Memenuhi
akan
makanan
12
atau
muntah.
akan
berguna
meningkatakan
Tinjau
ulang
untuk
pemasukan
makanan.
pemerikasaan Mengindikasikan status nutrisi
fungsi
organ,
dan
kebutuhan
albumin.
pengganti.
Berikan obat anti emetic misalnya Mengurangi insiden muntah
metoklopramid.
dan
meningkatkan
fungsi
gaster
13
pemasukan
Rasional
oral
dan Mempertahankan
keseimbangan
mungkin
elektrolit
yang dikomsumsi
terlalu
nyeri
karena
tidak
untuk
lesi
langsung
pada
dari
status cairan.
makanan
kubis,
susu. Mengatur
atau
konsentrasi
anti
diare Menurunkan
jumlah
feses,
kejang
mengurangi
dan
mungkin
usus
dan
peristaltis.
14
Intervensi
Auskultasi
daerah
bunyi
paru
penurunan,
Rasional
nafas,
yang
tandai Memperkirakan
adanya
atau
kehilangan infeksi
pernafasan,
misalnya
Misalnya
mengi, ronki.
Catat
kecepatan
sianosis,
krekels,
peningkatan
kerja beristirahat,
dan
peningkatan
menuncukkan
kesulitan
menarik
nafas
kebutuhan.
Berikan tambahan
sesuai aspirasi
atau
infeksi
yang
O2
untuk
mencegah
atau
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawatan paliatif itu diperlukan termasuk bagi penderita HIV/AIDS yang
mengalami keberdukaan yang mendalam mengenai penyakit yang dideritanya,
15
dan disini adalah tugas perawat untuk mengetahui dan memahami tahapan pada
pasien yanng berduka yang tertera dalam teori Kubler-Ross.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall; 2001. Diagnosa Keperawatan Edisi tujuh. Jakarta, EGC
Duarsa, N. Wirya. 2003. Penyakit Menular seksual Edisi kedua Jakarta :FKUI
Nurarif ,Huda Amin & Hardi Kusuma :2015. Aplikasi Asyhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 1.
Jogjakarta,Mediaction
Suseno, Tutu April. 2004. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia : Kehilangan,
Kematian, dan Berduka dan Proses Keperawatan. Jakarta : Sagung Seto
Hadibroto
16