Makalah Erosi
Makalah Erosi
PENDAHULUAN
BAB. II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Erosi
1
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel
lainnya) akibat transportasi angina, air atau es, karakterisitk hujan, creep pada tanah dan
material lain dibawah pengaruh gravitasi, atau makhluk hidup semisal hewan yang
membuat liang. Dalam hal ini disebut bio erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan
akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses
kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di
kebanyakan tempat kejadian ini deperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan
yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan,
kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak terata dengan baik dan pembangunan
jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami
erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya.
Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur
akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman
pertanian yang lebih lemah. Bagaimanpun, praktik tata guna lahan yang maju dapat
membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace building, praktik konservasi
ladang dan penanaman pohon.
2.2 Jenis - jenis Erosi
Erosi dibedakan menjadi dua, yaitu erosi hgiologi (alami) dan erosi dipercepat
(accelerated erosion). Erosi geologi merupakan erosi yang berjalan sangat lambat, dimana
jumlah tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang terbentuk. Erosi ini tidak
berbahaya karena terjadi dalam keseimbangan alami. Sedangakan erosi dipercepat
merupakan erosi yang terjadi lebih cepat akibat aktifitas manusia yang menganggu
keseimbangan alam.
Selain berdasarkan kecepatannya, erosi dapat pula diklasikasikan berdasarkan
zat pelaku atau pengikisnya, yaitu erosi air, erosi angin, erosi gelombang laut, dan erosi
glasial.
1. Erosi Air
Massa air yang mengalir, baik gerakan air di dalam tanah maupun di
permukaan Bumi berupa sungai atau air larian permukaan selamban apapun pasti
memiliki daya kikis. Sedikit demi sedikit, air yang mengalir itu mengerosi batuan atau
tanah yang dilaluinya. Semakin cepat gerakan air mengalir, semakin tinggi pula daya
kikisnya.
sangat sedikit. Untuk mengem balikan kesuburan tanah kritis yang telah
mengalami erosi parit diperlukan biaya yang sangat mahal.
Di sepanjang aliran sungai terjadi pula proses erosi oleh arus air.
Proses pengikisan yang mungkin terjadi sepanjang aliran sungai antara lain
sebagai berikut :
1. Erosi Tebing Sungai, yaitu erosi yang bekerja pada dinding badan sungai
sehingga lembah sungai bertambah lebar.
2. Erosi Mudik, yaitu erosi yang terjadi pada dinding air terjun (jeram). Akibat
erosi mudik, lama-kelamaan lokasi air terjun akan mundur ke arah hulu.
3. Erosi Badan Sungai, yaitu erosi yang berlangsung ke arah dasar sungai
(badan sungai) sehingga lembah sungai menjadi semakin dalam. Jika erosi
badan sungai ini berlangsung dalam waktu geologi yang sangat lama maka
akan terbentuk ngarai-ngarai yang sangat dalam, seperti Grand Canyon di
Sungai Colorado (Amerika Serikat).
2. Erosi Angin
Pengikisan batuan oleh angin banyak terjadi di daerah gurun. Terdapat dua
macam erosi angin, yaitu korosi dan deflasi. Deflasi adalah suatu proses pengangkatan
material dari suatu tempat ke tempat lain. Misalnya didaerah gurun pasir, angin yang
bertiup sekaligus akan memindahkan material material pasir ke tempat lain. Bentang
alam yang dihasilkan dari deflasi biasanya bukit pasir atau gumuk yang disebut
dengan sand dunes.
c. Dataran Abrasi, yaitu hamparan wilayah dataran akibat abrasi. yang dapat
dilihat dengan jelas saat air laut surut.
d. Gua laut (Sea Cave).
4. Erosi Glasial
Erosi glasial adalah bentuk pengikisan massa batuan oleh gletser, yaitu massa
es yang bergerak. Gletser terdapat di wilayah kutub atau di pegunungan tinggi yang
puncaknya senantiasa tertutup oleh lembaran salju dan es, seperti Pegunungan
Jayawijaya, Rocky, dan Himalaya. Massa gletser yang bergerak menuruni lereng
pegunungan akibat gaya berat maupun pencairan es akan mengikis daerah-daerah
yang dilaluinya. Massa batuan hasil pengikisan yang diangkut bersama-sama dengan
gerakan gletser dinamakan morain.
Gambar 2.5 Erosi Oleh Es
Ciri khas bentang alam akibat erosi glasial adalah adanya alur-alur yang
arahnya relatif sejajar pada permukaan batuan sebagai akibat torehan gletser. Jika erosi
gletser ini terus-menerus berlangsung dalam waktu yang sangat lama, akan terbentuk
lembah-lembah yang dalam, memanjang, dan searah dengan gerakan gletser.
2.3 Proses terjadinya erosi
Erosi merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi yang biasanya
semakin diperparah oleh ulah manusia. Prosesalam yang menyebabkan terjadinya erosi
adalah karena faktor curah hujan, tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan tanah.
Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang tekstur tanahnya adalah
sedimen, misalnya pasir serta letak tanahnya juga agak curam menimbulkan tingkat erosi
yang tinggi.
Selain faktor curah hujan, tekstur tanah dan kemiringannya, tutupan tanah juga
mempengaruhi tingkat erosi. Tanah yang gundul tanpa ada tanaman pohon atau rumput
akan rawan terhadap erosi. Erosi juga dapat disebabkan oleh angin, air laut dan es.
Di daerah beriklim tropika basah, aliran merupakan penyebab utama erosi tanah,
sedangkan angin tidak mempunyai pengaruh yang berarti. Proses erosi terdiri atas tiga
bagian yang berurutan :
a. pengelupasan (detachment),
b. pengangkutan (transportation), dan
6
c. pengendapan (sedimentation)
2.4 Proses erosi oleh air merupakan kombinasi dua sub proses yaitu :
Penghancuran struktur tanah menjadi butir-butir primer oleh energi tumbuk butirbutir hujan yang menimpa tanah dan perendaman oleh air yang tergenang, dan
pemindahan (pengangkutan) butir-butir tanah oleh percikan hujan, dan penghancuran
struktur tanah diikuti pengangkutan butir-butir tanah tersebut oleh air yang mengalir
dipermukaan tanah.
Air hujan yang menimpa tanah-tanah terbuka akan menyebabkan tanah
terdispersi. Sebagian dari air hujan yang jatuh tersebut akan mengalir di atas permukaan
tanah. Banyaknya air hujan yang mengalir diatas permukaan tanah tergantung pada
hubungan antara jumlah dan intensitas hujan dengan kapasitas infiltrasi tanah dan
kapasitas penyimpanan air tanah. Kekuatan perusak air yang mengalir diatas permukaan
tanah akan semakin besar dengan semakin curam dan makin panjang lereng permukaan
tanah.
Tumbuh-tumbuhan yang hidup diatas permukaan tanah dapat memperbaiki
kemampuan tanah menyerap air dan memperkecil kekuatan perusak butir-butir hujan
yang jatuh, dan daya dispersi dan angkut aliran air di atas permukaan tanah. Perlakuan
atau tindakan-tindakan yang diberikan manusia terhadap tanah dan tumbuh-tumbuhan di
atasnya akan menentukan apakah tanah itu akan menjadi baik dan produktif atau menjadi
rusak.
2.5 Dampak erosi
1. Erosi air mengakibatkan terseretnya tanah dari tempat yang lebih tinggi ke tempat
yang lebih rendah. Membawa tanah dari daerah asalnya ke tempat yang lain, dn juga
bisa mengakibatkan frakmega atau hancuran batuan.
2. Erosi angin mengakibatkan terbentuknya bukit-bukit pasir.
3. Erosi gletser mengakibatkan terjadinya longsor es slju dari bukit atau gunung salju.
4. Erosi abrasi mengakibatkan terjadinya cilff (lereng dengan dinding bagian atas
menggunung karena dinding bagian bawah tanah terkikis oleh gelombang air laut).
2.6 Kasus
Erosi di aliran sungai (krueng) Nagan di kawasan Kecamatan Kuala, Kabupaten
Nagan Raya sejak beberapa pekan terakhir kini dilaporkan semakin parah setelah
kawasan ini dilanda hujan dengan intensitas tinggi.
Akibatnya, ratusan meter tebing sungai yang ada di kawasan Simpang PeuetGunong Reubo kini terus amblas ke sungai, sehingga ikut mengancam keberadaan
jembatan rangka baja yang berada di kawasan ini sehingga kini diprediksikan akan
ambruk akibat gerusan erosi.
Sedangkan dedaunan yang tumbuh rimbun pada bagian batang dan rantingrantingnya sangat cocok untuk perkembangbiakan berbagai jenis burung, monyet, ular
pohon dan lain-lain.
Pada daerah daerah pantai yang tebingnya curam, maka di depan bibir pantai
dapat dibuat bangunan-bangunan pemecah ombak. Dengan adanya bangunan pemecah
ombak, maka ombak yang datang menuju pantai dipecah terlebih dahulu oleh bangunan
tersebut. Dengan demikian kekuatan ombak yang akan menerpa dinding pantai menjadi
lemah. Dengan demikian bibir pantai dapat dilindungi dari bahaya erosi akibat hantaman
gelombang pasang air laut.
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Erosi adalah pengikisan
yang diakibatkan oleh air, angin, es dan gelombang laut. Pengikisan yang disebabkan
erosi dapat menimbulkan bencana atau keruskan seperti contoh kasus Erosi di aliran
sungai (krueng) Nagan di kawasan Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan Raya yang
menyebabkan ratusan meter tebing sungai yang ada di kawasan Simpang Peuet-Gunong
Reubo kini terus amblas ke sungai dan mengancam rusaknya jembatan kerangka baja di
kawasan tersebut.
3.2 Saran
Dari paparan di atas penulis menyarankan agar penanganan terhadap erosi
harus sebaik mungkin. Pada kasus yang telah dipaparkan penangannan dapat
dilakukan dengan cara pengutan pada tebing sungai yang mengalami erosi besar dari
aliran sungai apabila hujan turun.
DAFTAR PUSTAKA
10