Anda di halaman 1dari 7

NEO NAPACIN, Meringankan SESAK NAPAS karena ASMA

Pada saat terjadi sesak napas karena asma, perlu segera diberikan obat asma yang dapat melebarkan
saluran pernafasan yang menyempit, sehingga dapat meringankan dan meredakan sesak napas.
Obat asma diberikan pada saat terjadi serangan sesak napas karena asma yang hebat, dan terus
diberikan sampai serangan mereda.
Obat asma terdapat dalam berbagai macam bentuk antara lain: tablet, sirup, puyer racikan, atau
injeksi, dll.
Neo Napacin adalah salah satu obat pereda asma dengan sediaan tablet, produksi dari PT. Konimex
Pharmaceutical Laboratories .

Obat asma Neo Napacin termasuk golongan obat bebas


terbatas, sehingga Neo Napacin dapat dengan mudah
diperoleh di apotik dan toko obat sekitar anda.
Didukung dengan kandungan yang tepat dan aman, Neo
Napacin merupakan obat pereda sesak nafas asma pilihan.

Indikasi Neo Napacin


Neo Napacin digunakan untuk mengatasi sesak nafas pada serangan asma dan digunakan sebagai
terapi lanjutan pada asma bronkhial.
Kandungan Neo Napacin
Tiap tablet obat asma Neo Napacin mengandung:
12,5 mg Ephedrine HCl
130 mg Theophylline.
Kandungan yang terukur sangat membantu penderita meringankan sesak nafas, dan bila dikonsumsi
sesuai dosis yang dianjurkan, sangat aman dikonsumsi dan dapat dibeli tanpa harus menggunakan
resep dokter.
Cara Kerja Kandungan Neo Napacin
Ephedrine HCl bekerja mempengaruhi sistem saraf adrenerg secara langsung dan tidak langsung.
Theophylline merupakan turunan metilxantin yang mempunyai efek antara lain merangsang susunan
saraf pusat dan melemaskan otot polos, terutama bronkus. Keduanya merupakan bronkodilator, yang
bekerja meringankan sesak napas.
Dalam manajemen asma, pemakaian theophylline digunakan pada pencegahan serangan maupun
untuk pengobatan serangan asma (Tierney, et al. 1998; USPDI, 2000).

Sampai sekarang theophylline masih merupakan pilihan yang direkomendasikan, meskipun banyak
dijumpai efek samping. Keunggulan pemakaian teofilin terutama karena efek samping toksiknya sudah
dikenali, sehingga bisa segera diantisipasi para dokter, di samping kemanfaatan kliniknya
sebagai bronkodilator yang memuaskan.
Theophylline dapat menimbulkan gejala efek samping berupa gangguan gastrointestinal, takikardi,
palpitasi, aritmia, nyeri kepala, gangguan konsentrasi, insomnia, dan kejang (USPDl, 2000; BNF,
1998). Telah luas diketahui bahwa gejala efek samping ini berkaitan dengan kadar theophylline dalam
darah. Rentang terapi optimum theophylline berkisar antara 5 15 mikro gram per ml (USPDI, 2000).
Dosis pemakaian Neo Napacin
Dosis pemakaian Neo Napacin dianjurkan:
3 x sehari 1 tablet untuk orang dewasa
tablet untuk anak-anak atau menurut petunjuk dokter.
Sebaiknya digunakan pada perut terisi untuk mengurangi efek samping teofilin yang dapat mengiritasi
lambung.

Obat

Contoh merek dagang

Teofilin

Quibron T/SR, Bronchophylin,


Brondilex, Bronsolvan,
Bufabron, Cospamic,
Euphyllin, Kalbron, Nitrasma,
Pulmo-Timelets, Retaphyl SR,
Theobron, Samcolat

Aminofilin

Phaminov, Phyllocontin

Teofilin &
efedrin

Asmadex, Asmano,
Asmasolon, Asmalex, Asthma
Soho, Bufakris, Citobron,
Getbron, Grafasma, Ifasma,
Kontrasma, Neo Asma, Neo
Hufasma, Neo Napacin, Neo
Suwasthma, New Ascaps,
Mediasma, Omedrine, Oskadryl
Asma, Prinasma, Theochodil

Teofilin & GG

Bronchophylin

Teofilin, GG &
efedrin

Brondilat

Teofilin,
efedrin & CTM

Asmasolon, Asmavar

Teofilin, GG,

Tusapres

difenhidramin

Cara Kerja, Dosis, dan Efek Samping Inhaler Albuterol


Amazine.co - Online Popular Knowledge

Asma merupakan salah satu masalah pernapasan yang dihadapi oleh banyak orang.
Bagi sebagian orang, asma merupakan masalah sepele saja, namun bagi sebagian
yang lain asma bisa mengancam jiwa.
Asma ditandai dengan pembengkakan dan penyempitan saluran udara.
Kondisi ini menyebabkan produksi lendir ekstra sehingga membuat penderitanya
tidak bisa bernapas normal.
Asma tidak bisa disembuhkan namun gejalanya dapat dikontrol sehingga keluhan
bisa dikurangi.
Salah satu obat yang umum diresepkan untuk asma adalah inhaler albuterol.

6-15 menit setelah telah diberikan, inhaler albuterol mulai bekerja untuk
meringankan gejala asma.
Cara Kerja Inhaler Albuterol
Seperti disebutkan sebelumnya, ketika terjadi serangan asma, saluran napas
mengalami penyempitan dan pembengkakan sehingga membuat bernapas menjadi
sulit.
Penyempitan atau pengetatan otot-otot saluran udara dikenal sebagai
bronkospasme.
Inhaler albuterol bekerja dengan mempengaruhi reseptor beta dalam tubuh.
Reseptor ini adalah jenis khusus dari molekul protein yang bertanggung jawab
untuk pengolahan pesan yang dibawa oleh sistem saraf pusat.
Jadi, albuterol bekerja dengan merangsang reseptor untuk menghasilkan efek
relaksasi pada otot.
VENTOLIN INHALER
Home > Preparat Antiasma & PPOK > VENTOLIN INHALER

Produsen

GlaxoSmithKline Indonesia

Komposisi

Salbutamol sulfate.

Indikasi

Meredakan asma ringan, sedang, atau berat. Penatalaksanaan & pencegaha

Dosis

Meredakan bronkospasme akut Dws 100 atau 200 mcg. Anak 100 mcg,
ditingkatkan mjd 200 mcg. Pencegahan bronkospasme yang dipicu oleh
olahraga Dws 200 mcg sblm beraktivitas. Anak 100 mcg sblm beraktivitas

mjd 200 mcg. Terapi kronik Dws & anak S/d 200 mcg 4 x/hari.
Kontra Indikasi

Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap salbutamol sulfate. Tdk sesuai


mengatasi abortus yang mengancam.

Perhatian

Tirotoksikosis, asma akut berat pada penggunaan bersama derivat xantin, st


Monitor kadar K serum pada kasus hipokalemia. Hamil & laktasi.

Efek Samping

Sering: tremor, sakit kepala, takikardi.

Interaksi Obat

Salbutamol & penyekat non selektif, seperti propranolol; MAOI.

Kategori
KeamananKehamil
an

C: Studi pada binatang percobaan telah memperlihatkan adanya efek sampi


pada janin (teratogenik atau embroisidal atau lainnya) dan tidak ada studi te
wanita, atau studi pada wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakuka
boleh diberikan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnyari

Obat-obatan asma lainnya


Selain dengan inhaler, penanganan asma juga bisa dilakukan dengan obat-obatan
seperti:

Steroid oral. Tablet steroid mungkin akan diresepkan dokter jika asma Anda
masih belum bisa dikendalikan. Pengobatan ini biasanya dipantau oleh dokter
spesialis paru yang menangani penderita asma karena jika digunakan secara
jangka panjang (misalnya lebih dari tiga bulan), berisiko menyebabkan efek
samping tertentu, seperti hipertensi, kenaikan berat badan, otot melemah,
pengeroposan tulang, kulit menipis dan mudah memar. Selain itu, efek
samping yang lebih serius yang bisa saja terjadi adalah katarak dan
glaukoma. Oleh karena itu pengobatan dengan steroid oral hanya dianjurkan
jika Anda telah melakukan cara pengobatan lainnya, namun belum berhasil.
Sebagian besar orang hanya perlu menggunakan steroid oral selama 1-2
minggu dan sebagai obat tambahan untuk menangani infeksi tambahan
(seperti infeksi pada paru). Biasanya mereka akan kembali ke pengobatan
sebelumnya setelah asma dapat dikendalikan. Sebaiknya Anda rutin
memeriksakan diri agar terhindar dari osteoporosis, diabetes, dan tekanan
darah tinggi.

Tablet theophylline. Obat yang bisa difungsikan sebagai obat pencegah


gejala asma ini bekerja dengan cara membantu melebarkan saluran napas

dengan melemaskan otot-otot di sekelilingnya. Pada sebagian orang, tablet


theophylline diketahui menyebabkan efek samping, seperti mual, sakit
kepala, muntah,insomnia,dangangguan perut. Namun hal ini biasanya dapat
dihindari dengan penyesuaian dosis.

Tablet leukotriene receptor antagonist (montelukast). Obat ini bekerja


dengan cara menghambat bagian dari reaksi kimia yang menyebabkan
radang di dalam saluran pernapasan. Sama seperti theophylline, obat ini
digunakan untuk mencegah gejala asma. Leukotriene receptor
antagonist dapat menimbulkan efek samping berupa sakit kepala dan
gangguan perut.

Ipratropium. Meski lebih banyak diresepkan pada kasus bronkitis kronis dan
emfisema, ipratropium juga bisa digunakan untuk menanggulangi serangan
asma. Obat ini mampu memperlancar aliran pernapasan dengan cara
melemaskan otot-otot saluran pernapasan yang mengencang ketika gejala
asma kambuh.

Omalizumab. Obat ini mampu menurunkan risiko terjadinya peradangan


saluran pernapasan dengan cara mengikat salah satu protein yang terlibat di
dalam respons imun dan mengurangi kadarnya pada darah.
Umumnya, omalizumabdirekomendasikan bagi penderita yang menderita
asma karena alergi dan sering mengalami serangan asma. Sebagai obat yang
biasanya hanya diresepkan oleh dokter spesialis, omalizumab diberikan
dengan cara disuntikkan tiap 2-4 minggu sekali.
Penggunaan omalizumab harus dihentikan jika obat ini tidak berhasil
mengendalikan asma dalam kurun waktu enam belas minggu.

Bronchial thermoplasty. Ini merupakan prosedur pengobatan asma baru


yang masih terus diteliti dan belum tersedia di Indonesia. Dalam beberapa
kasus, prosedur ini digunakan untuk mengobati asma parah dengan cara
merusak otot-otot sekitar saluran napas yang dapat mengurangi
penyempitan pada saluran pernapasan. Ada beberapa bukti yang
menunjukkan bahwa prosedur ini dapat mengurangi serangan asma dan
memperbaiki kualitas hidup penderita asma parah. Kendati begitu,
keuntungan maupun kerugian secara jangka panjangnya belum sepenuhnya
diketahui.

contohGenerasi pertama. Jenis ini memiliki efek menenangkan.


Ketika diminum, ada efek samping umum yang bisa Anda rasakan
seperti mengantuk, pusing, konstipasi, mulut kering, gangguan
dalam berpikir, penglihatan buram dan sulit mengosongkan kandung
kemih.

Jenis-jenis antihistamin generasi pertama antara


lain clemastine, alimemazine,chlorphenamine, cyproheptadine, hydr
oxyzine, ketotifen dan promethazine.

Generasi kedua. Jenis ini tidak memiliki efek penenang. Ketika


diminum, efek mengantuk tidak akan sebesar obat generasi
pertama. Meski begitu, Anda tetap harus berhati-hati ketika
mengonsumsinya sambil mengemudi dan mengoperasikan alat
berat. Karena efek mengantuk masih mungkin bisa terjadi.
Antihistamin generasi kedua memiliki efek samping yang lebih
sedikit ketimbang generasi pertama. Efek sampingnya yaitu mulut
kering, sakit kepala, hidung kering, dan merasa mual.

Jenis-jenis antihistamin generasi kedua antara


lain fexofenadine, levocetirizine,loratadine, mizolastine acrivastine,
cetirizine, dan desloratadine.

Lantas, jenis antihistamin mana yang terbaik? Semua jenis


antihistamin dapat mengatasi reaksi alergi dengan baik asal sesuai
dengan alergi yang Anda alami. Sebagai contoh, jika Anda
mengalami alergi gatal-gatal pada kulit, Anda bisa mengonsumsi
antihistamin generasi pertama. Efek mengantuk dari generasi ini
bisa dimanfaatkan untuk membuat Anda tidur pulas walau kondisi
kulit sedang gatal.

Anda mungkin juga menyukai