Balai Penelitlan Tanarnan Rempah dan Obat, Jl . Tentara pelajar No .3, BOGOR
RINGKASAN
Tanaman temulawak (curcurna xanthorrhiza), banyak digunakan sebagai obat dalam bentuk tunggal maupun
campuran terutama dikalangan masyarakat jawa, rimpang temulawak merupakan bahan pembuatan obat
tradisional yang paling utama, disamping sebagai perneliharaan kesehatan, umum digunakan dalam bentuk
ramuan jamu . Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan rimpang temulawak secara kwalitataf,
sedangkan cara grafimetri, titrimetri dan spectrophotometer untuk mengetahui komposisi kimia secara
kwantitatif . Kandungan kimia rimpang temulawak yang memberi arti pada penggunaannya dibedakan atas
beberapa macam yaitu kurkuminoid yang memberi warna kuning, pati dapat dikernbangkan sebagai bahan
makanan dan minyak atsiri . Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa kandungan senyawa fenol,
flavonoid, triterpennoid dan glikosida lebih dominan daripada senyawa tanin, saponin, dan steroid . Kadar
rata-rata minyak atsiri dan pati masing-masing 3,81 % dan 41,45%
Kata kunci : Rimpang temulawak , Uji kwalitatif , Uji kwantitatif
PENDAHULUAN
(curcuma
Tanaman
temulawak
xanthorrihiza) merupakan tanaman asli
Indonesia yang tumbuh liar di hutan-hutan
jati di Jawa dan Madura .Tumbuhan semak
berumur tahunan, batang semunya terdiri
dari pelepah-pelepah daun yang menyatu ,
mempunyai umbi batang . Tinggi tanaman
antara 50-200 cm, bunganya berwarna putih
kemerah-merahan atau kuning bertangkai
1,5-3 cm berkelompok 3 sampai 4 buah .
Tumbuhan ini tumbuh subur pada tanah
gembur, dan termasuk jenis temu-temuan
Panen
dapat
yang sering berbunga .
dilakukan pada umur 7-12 bulan setelah
tanam atau daun telah menguning dan gugur .
Sebagai bahan tanaman untuk bibit
digunakan tanaman sehat berumur 12 bulan .
(RAHARDJO dan ROSTIANA, 2004 )
secara
historis
Temulawak
mempunyai kegunaan tradisional dan sosial
masyarakat
cukup luas
dikalangan
kalangan
yang
Indonesia,
banyak
mempromosikkan
temulawak sebagai
tanaman obat khas Indonesia, yang sangat
efektif untuk mengatasi gangguan lever,
rematik dan lelah (HEMBING, 1997) juga
berkhasiat sebagai penghilang rasa sakit,
anti bakteri/jamur, anti diabetic, anti diare,
anti oksidan, anti tumor, diuretic, depresi dll
(PURNOMOWATI S , dkk ,1977) .
utama
dari
tanaman
Produksi
temulawak adalah rimpang-rimpangnya .
309
l
Pencueian
1
Pengirisan
i
Penggilingan
Analisis mutu
Penyulingan
i
Minyak atsiri
3 10
No _
Jenis analisis
_
I
Kadar air
2
Kadar minyak atsiri
3
Pati
4
Serat
5
Abu
Abu tak larut asam
6
Sari dalam alkohol
7
8
Sari dalam air
9
Kurkumin
Nilai (%)
13,98
3,81
41,45
12,62
4,62
0,56
9,48
10,90
2,29
EkstrakKSTRAK
Alkohol
Heksan
Ethyl Acetat
Nilai
20,40
8,20
17,00
.lenis Pemeriksaan
Alkaloid
Flavonoid
Tanin
Saponin
Triterpennoid
Steroid
Glikosida
Fenolik
Hasil
++++
++++
+
++++
++++
++++
Dari
hasil
pengujian
skrining
fitokimia terlihat dalam rimpang temulawak
kandungan alkaloid, flavonoid, fenolik,
triterpennoid dan glikosida lebih dominan
dibanding tannin, saponin dan steroid .
Alkaloid sering kali beracun bagi manusia
dan banyak digunakan dalam bidang
pengobatan .
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisis secara kwantitatif
rimpang temulawak kadar pati merupakan
hasil yang tertinggi yaitu sebesar 41,45%
yang mempunyai harapan dikembangkan
311
HEMBING .W .
1997 .
Tinjauan Literatur Temulawak . Pusat
Dokumentasi
dan
Informasi
Ilmiah .Lembaga
11111u
Pengetahuan
Indonesia, Jakarta . pp 28 .
Prosedur
Temulawak .
Operasional
2004. Standar
Budidaya
RUKMANA,
DAFTAR BACAAN
DEPARTEMEN KESEH .ATAN REPUBLIK INDONESIA .
SIDIK .
MULYONO,
DAN
MUHTADI .
1997 .
Temulawak . Seri Pustaka Tanaman Obat .
Pp 86 .
SIDIK,
MULYONO,
DAN
MUHTADI .
1997 .
Temulawak . Seri Pustaka Tanaman Obat .
Pp 90
312