TEKOM Chapt. 7
TEKOM Chapt. 7
1151003046
Review of Communication Theory
Chapter 7
Chapt. 7
Hall mengklaim bahwa orang Amerika memiliki empat zona proksemik, yaitu:
1.
2.
3.
4.
yang baik sebaik yang ia inginkan. Burgoon menulis artikel tentang seseorang
yang memiliki punishing power yang akan mengamati kebiasaan proksemik,
atau, berdiri di jarak yang jauh dari apa yang Griffin harapkan dengan baik.
Karena ia telah melanggar apa yang Griffin harapkan, Griffin pun menolak
permintaannya.
4. Dawn. Dawn adalah komunikator yang baik dan pribadi yang hangat.
Namun pilihannya untuk menawarkan ajakan makan siang dari jarak yang jauh
tentunya akan menimbulkan respon yang tidak baik. Namun, masalahnya,
semuanya bertentangan dengan apa yang Burgoon tulisGriffin menerima
ajakan Dawn untuk makan siang bersama.
Meskipun banyak ketidakcocokan antara fakta Griffin dengan apa yang ditulis
Burgoon, namun Burgoon menitikberatkan pada expectancy violations sebagai
konsep utama pada interaksi manusia.
Ketika diaplikasikan pada teori, elegant berarti ringkas, sederhana, dan lugas.
Pada akhirnya expectancy violations theory menjadi elegan seperti
ini.Pembetulan istilah arousal sebagai mekanisme penjelas menjadi lebih
bertingkat. Pada awalnya Burgoon menyatakan bahwa orang akan merasa
terangsang secara psikis ketika proxemics expectation mereka dilanggar.
Kemudian ia memperhalus konsep ini menjadi suatu respon yang berorientasi
atau suatu kewaspadaan mental yang memfokuskan perhatian pada pihak
yang melakukan pelanggaran. Dan melihat arousal sebagai efek samping dari
pelanggaran yang dilakukan lawan bicara, tidak terkait dengan penyimpangan
harapan dan hasil komunikasi.
Model nonverbal expectancy violation Burgoon tadinya hanya fokus pada
pelanggaran jarak, tetapi pada pertengahan 1980-an, Burgoon menyadari
bahwa perilaku proksemik merupakan bagian dari sistem yang slaing
terkait dalam petunjuk non-bahasa.
Berikut adalah tiga konsep inti dari expectancy violations theory (EVT):
1. Expectancy. Expectancy disini berarti sesuatu yang diprediksikan akan
terjadi, bukan sesuatu yang diinginkan untuk terjadi. Suatu ekspektasi muncul
karena:
Context. Konteks dimulai dari norma-norma budaya. Jarak tiga kaki
dianggap terlalu dekat di Inggris dan Jerman, namun terlalu jauh bagi
orang Arab Saudi yang menganggap kita tidak bisa mempercayai orang
yang bau napasnya tidak bisa kita cium. Konteks juga meliputi
pengaturan saat percakapan. Lingkungan kelas menentukan jarak
percakapan yang lebih besar daripada apa yang sesuai untuk obrolan
pribadi dalam kantor.
Relationship. Faktor ini meliputi kesamaan, familiarity, liking, dan
relative status. Pada satu studi, Burgoon menemukan bahwa orang di
segala usia dan kedudukan mengantisipasi bahwa orang lain yang
memiliki status lebih rendah akan menjaga jarak mereka.
Communicator characteristics. Meliputi semua orang dari segala usia
yang mengisi formulir lamaran, tetapi mereka juga memasukkan fiturfitur personal yang akan mempengaruhi ekspektasi lebih banyak, seperti
tampilan fisik, kepribadian, dan gaya komunikasi.
2. Violation Valence. Istilah violation valence merujuk pada nilai-nilai positif
atau negative yang diterima yang diberikan pada pelanggaran pengharapan,
terlepas dari siapa yang melanggar. Ketika kita melihat lawan bicara kita
berperilaku melebihi apa yang kita harapkan, kita mulai mengevaluasinya
apakah kita menyukainya atau tidak. Jika nilai valensinya positif, biasanya kita
akan melanjutkan percakapan dan memberikan makna yang positif. Jika nilai
valensinya negative, maka kita cendering memberikan makna yang negative
pula.
3. Communicator Reward Valence. EVT mendeskripsikan kecenderungan
manusia untuk mengukur orang lain berkaitan dengan penghargaan yang akan
mereka berikan pada kita. Burgoon menganggap bahwa isu mengenai potensi
penghargaan muncul di benak kita saat orang lain melanggar harapan kita dan
tidak ada consensus sosial mengenai makna tindakannya. Valensi penghargaan
dari seorang komunikator adalah jumlah dari atribusi positif dan negative yang
dibawa orang untuk menghadapi dan juga potensi mereka memiliki
penghargaan atau hukuman untuk diberikan di masa yang akan datang.
Desires. Merupakan apa yang secara pribadi kita inginkan untuk terjadi.
Menurut Griffin, EVT milik Burgoon memenuhi enam criteria untuk teori
ilmiah yang baik. Teori ini menyuguhkan explanation yang masuk akal untuk
dampak dari pelanggaran harapan dalam komunikasi. Penjelasan yang
diutarakan Burgoon relatively simpledan semakin tidak rumit seiring dengan
berjalannya waktu. Teori ini memiliki testable hypothesis dimana sang teoris
inginkan untuk disesuaikan ketika quantitative research-nya tidak mendukung
suatu prediksi. Dan, model EVT menawarkan practical advice dalam
bagaimana untuk meraih tujuan penting komunikasi yang lebih baik dari
peningkatan kredibilitas, pengaruh, dan attraction.
ETHICAL REFLECTION: KANTS CATEGORICAL IMPERATIVE
EVT memfokuskan pada apa yang efektif. Tetapi, menurut filsuf Jerman
Immanuel Kant, sebelum kita melanggar harapan orang lain, kita harus
mempertimbangkan apa yang etis. Kant percaya bahwa ketika kita
berbicara atau bertindak, kita memiliki kewajiban moral untuk bisa
dipercaya. Bagi Kant, kebohongan tetaplah hal yang salah, demikian pula
melanggar janji. Ia juga menganggap muslihat nonverbal juga hal yang
salah.
Kant membawa istilah categorical imperative, yaitu tugas tanpa
1151003046
Review of Communication Theory
Chapter 8
Chapt. 8
Constructivism
Of jesse Delia
Constructivism adalah teori komunikasi yang menjelaskan perbedaan individu
dalam kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara terampil dalam
situasi sosial. Jesse Delia percaya bahwa ada hal krusial dibalik perbedaan pada
orang yang mampu berkomunikasi secara efektif. Teorinya mengenai
konstruktivisme menawarkan penjelasan kognitif untuk kompetensi
komunikasi.
INTERPERSONAL
COMPLEXITY
CONSTRUCTS
AS
EVIDENCE
OF
COGNITIVE
Asumsi inti dari konstruktivisme adalah bahwa orang memahami dunia melalui
sistem dari konstruksi pribadi. Constructs atau konstruksi adalah model
kognitif yang kita tempatkan pada kenyataan untuk mengurutkan persepsi kita.
The Role Category Questionnaire (RCQ) adalah suatu survey respon bebas
untuk mengukur kompleksitas kognitif dari persepsi antar pribadi seseorang.
RQC dirancang untuk menguji konstruksi interpersonal dalam mental kita yang
kita bawa pada fungsi pemroses pusat pada jiwa kita. Konstruksi adalah fiturfitur kontras yang kita miliki untuk mengklasifikasikan orang lain.
PRODUCTION:
CRAFTING
GOAL-BASED
PLANS
FOR
ini:
1. Goals
Keefektifan dalam
organisasi tidak ditentukan oleh satu sophisticated messages.
Menurut teori konstruktivis, penampilan dan promosi yang
tinggi merefleksikan penggunaan person-centered messages
yang terus menerus, dimana hal itu digunakan untuk meraih
tujuan beragam dengan rekan kerja.
Organizational
effectiveness.