PENDIDIKAN
(KTSP)
SD NEGERI 3 LANGON
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Status sekolah
NPSN
Alamat
Desa
Kecamatan
Kabupeten
: Negeri
: 20318097
: Jl Joho Rt 16 / Rw 7
: Langon
: Tahunan
: Jawa Tengah
:
:
:
:
:
:
:
SD Negeri 3 Langon
Negeri
20318097
Jl Joho Rt 16 / Rw 7
Langon
Tahunan
Jawa Tengah
Kepala Sekolah
F AO Z AN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
membimbing kami Tim Pengembang Kurikulum sehingga berhasil mengembangkan dan
menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP SD Negeri 3 Langon Kecamatan
Tahunan,. untuk Tahun Pelajaran 2014/2015.
KTSP ini merupakan kurikulum operasional penyelenggaraan pendidikan di SD Negeri 3
Langon pada Tahun Pelajaran 2014/2015 dan disusun sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dari amanat undang-undang tersebut
ditegaskan bahwa: (1) Kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi dengan maksud agar
memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan
kekhasan potensi yang ada di daerah serta peserta didik; (2) Kurikulum dikembangkan dan
dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan; (3) Kurikulum operasional yang dikembangkan dan
dilaksanakan oleh satuan pendidikan diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
Kurikulum ini dikembangkan dan disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum yang terdiri
atas guru, konselor, kepala sekolah dengan melibatkan komite sekolah, nara sumber, dan pihak
lain yang terkait. Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Semarang.
Kurikulum ini merupakan kurikulum transisi, karena merupakan perwujudan dari
Kurikulum 2006 dan diberlakukannya Kurikulum 2013 secara bertahap, sehingga KTSP SD
Negeri 3 Langon ini terdiri dari: (1) Kurikulun 2006 diberlakukan untuk Kelas III dan VI; dan
(2) Kurikulum 2013 diberlakukan untuk Kelas I, II, IV, V dan III, VI
Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu penyusunan kurikulum ini, khususnya kepada para Tim Pengembang Kurikulum
yang telah berusaha menyumbangkan segenap tenaga dan pikirannya demi terwujudnya KTSP
ini. Semoga kurikulum ini bermanfaat sebagai pedoman operasional penyelenggaraan pendidikan
di SD Negeri 3 Langon pada Tahun Pelajaran 2014/2015.
DAFTAR ISI
D
Visi, Misi, Dan Tujuan Satuan Pendidikan .......................
KERANGKA DASAR, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
2006
A
Kerangka Dasar Kurikulum ............................................
B
C
Muatan Kurikulum ........................................................
BAB III KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 2013
A
Muatan Kurikulum
B
Struktur Kurikulum
C
Pengaturan Beban Belajar
D
Kompetensi Dasar
E
Kegiatan Pengembangan Diri/Ekstrakurikuler
F
Kalender Pendidikan
BAB IV PENGELOLAAN DAN EVALUASI KURIKULUM
A
Tahapan Penyusunan
B
C
Prinsip-Prinsip Penyusunan
Mekanisme Pengelolaan
BAB V
PENUTUP ....................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
LAMPIRAN
1
LAMPIRAN:
1
Silabus Kelas VI
10
11
12
RPP Kelas VI
Keterangan:
Lampiran tersebut di atas dicetak terpisah dari buku Dokumen I ini.
Mengingat :
1
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Keputusan Kepala SD Negeri 3 Langon ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan
: di Tahunan
Pada tanggal
: 14 Juli 2014
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil yang
berjumlah sekitar 17.500. Penduduk Indonesia berdasarkan pada Sensus Penduduk tahun
2010 berjumlah lebih dari 238 juta jiwa. Keragaman yang menjadi karakteristik dan
keunikan Indonesia adalah antara lain dari segi geografis, potensi sumber daya,
ketersediaan sarana dan prasarana, latar belakang dan kondisi sosial budaya, dan berbagai
keragaman lainnya yang terdapat di setiap daerah. Keragaman tersebut selanjutnya
melahirkan pula tingkatan kebutuhan dan tantangan pengembangan yang berbeda antar
daerah dalam rangka meningkatkan mutu dan mencerdaskan kehidupan masyarakat di
setiap daerah.
Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Begitu pula halnya dengan kurikulum
sebagai jantungnya pendidikan perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara
kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.
Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional:
1; Pasal 36 Ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
2; Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan
dalam
kerangka
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
dengan
memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c)
peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi
daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan
dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i)
dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
3; Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah.
Dari amanat undang-undang tersebut ditegaskan bahwa:
1; Kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi dengan maksud agar memungkinkan
penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan
kekhasan potensi yang ada di daerah serta peserta didik; dan
2; Kurikulum dikembangkan dan dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan.
3; Kurikulum operasional yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan
diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Berdasarkan amanat undang-undang sebagaimana diuraikan di atas, maka SD Negeri
3 Langon menyusun dan mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun
pelajaran 2014/2015. Kurikulum operasional tersebut merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di SD
Negeri 3 Langon
Tahun Pelajaran 2014/2015 merupakan tahun pelajaran peralihan/transisi antara
Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013, karena pada tahun pelajaran ini diberlakukan
kurikulum baru secara bertahap. Berdasarkanm keadaan tersebut, maka KTSP ini
dikembangkan dan disusun terdiri dari:
1;
Kurikulum yang berdasarkan Standar Isi Tahun 2006 yang diberlakukan untuk Kelas
III dan Kelas VI; dan
DASAR :
Kompetensi Lulusan
5; Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Permendiknas No 22 dan 23
6; Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang
PENGERTIAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan bpendidikan, struktur, dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kaalender pendidikan dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan /atau kelompok mata pelajaran/ tema
tertentu
yang
mencakup
standar
kompetensi,
kompetensi
dasar,
materi
sekolah
merupakan
cita-cita
bersama
pada
masa
mendatang
dari
warga
mengembangkan
ekstrakurikuler.
dan
mengekspresikan
diri
melalui
berbagai
kegiatan
BAB II
KERANGKA DASAR, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM 2006
A; Kerangka Dasar Kurikulum
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a;
Cakupan
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika,
budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.
2.
Kewarganegaraan dan
Kepribadian
3.
4.
Estetika
5.
B; Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur
kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi
mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
a; Kurikulum SD 3 Langon
memuat
d; Pembelajaran pada Kelas III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada
Kelas VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
e; Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
f;
g;
Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
Struktur Kurikulum SD 3 Langon disajikan pada Tabel 2
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni Budaya dan Keterampilan
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
C. Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa
2. Ukir
3. Bahasa Inggris
C.
III
VI
3
T
E
M
A
T
I
K
3
2
5
5
4
3
4
4
2
2
2
Pengembangan Diri
Jumlah
30
2*)
36
C; Muatan Kurikulum
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan
dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
1. Mata Pelajaran
a. Pendidikan Agama dan Akhlak Mulia
Meliputi: Pendidikan Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha, mengingat
kondisi social budaya masyarakat dilingkungan sekitar sekolah
Tujuan:
1; Memberikan wawasan
akidah
melalui
pemberian,
pemupukan,
dan
Berpikir
secara
kritis,
rasional,
dan
kreatif
dalam
menanggapi
isu
kewarganegaraan
2; Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi
Kompetensi
dan
Kompetensi
Dasar
mata
pelajaran
Pendidikan
Matematika
Tujuan:
teknologi dan
masyarakat
4; Mengembangkan
keterampilan
proses
untuk
menyelidiki
alam
sekitar,
7; Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
1; Mengenal
masyarakat dan
lingkungannya
2; Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
i.
pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas
jasmani dan olahraga yang terpilih
2; Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
3; Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4; Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai
yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
5; Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis
6; Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain
dan lingkungan
7; Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup
sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olah
Raga, dan Kesehata dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
2. Muatan Lokal
Berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 895.5/01/2005 tanggal 23 Februari
2005 Tentang Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa Tahun 2004 untuk jenjang
pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs dan SMA/SMALB/SMK/MA Negeri dan
Swasta sebagai Mulok Wajib di Provinsi Jawa Tengah adalah Bahasa Jawa.Maka di SDN
3 Langon melaksanakan Pembelajaran Mulok sebagai berikut
a. Mulok Provinsi adalah Bahasa Jawa
Bahasa Jawa sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai budaya (Jawa) masyarakat
setempat dalam wujud komunikasi dan apresiasi sastra.
Tujuan:
1; Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi siswa dengan
menggunakan bahasa Jawa.
2; Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra Jawa
keterampilan
berbahasa
inggris
sebagai
bahasa
komunikasi
Kegiatan
Hari/ Waktu
Bimbingan Konseling Setiap saat di dalam
Kelas maupun di luar
jam pelajaran
Kesenian
Rabu,
(Seni Tari)
Pukul: 15.30-17.00
Keterangan
Guru kelas sebagai guru
bimbingan dan konseling
Pramuka
Olahraga
Sabtu,
( catur dan sepak bola) Pukul: 15.30-17.00
Jumat,
Pukul: 15.30-17.00
4. Beban Belajar
Beban belajar menggunakan sistim paket dengan beban belajar 30-36 jam pelajaran
per minggu. Satu jam pelajaran 35 menit.
Selengkapnya diuraikan pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4 Beban Belajar Peserta Didik
Kelas
Satu jam
pembelajaran tatap
muka/menit
Jumlah Jam
Pembelajaran
Perminggu
III
35
32
VI
35
36
Waktu
Minggu Efektif Pembelajaran
Pertahun Ajaran /Jam (60 menit)
Per Tahun
37
1036
33
1221
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran ditentukan oleh guru kelas dengan
mempertimbangkan materi esensial, kompleksitas, intake peserta didik, dan daya dukung
dalam penyelenggaraan pembelajaran. Ketuntasan belajar masing-masing mata pelajaran
sebagai berikut:
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni Budaya dan Keterampilan
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
B; Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa
2. Seni Ukir
PENETAPAN KKM
III
VI
7,0
7,0
6,7
6,5
6,5
6,5
7,0
7,0
7,2
7,2
6,7
6,5
6,5
6,5
7,0
7,0
6,5
7,0
6,5
7,0
C.
3. Bhs Inggris
6,5
6,5
Pengembangan Diri
Bimbuingan dan Konseling
Pramuka
Kesenian
Olahraga
B
B
B
B
B
B
B
B
6. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun. Kriteria
8. Penentuan kelulusan
a.
Kriteria kelulusan
Hasil ujian dituangkan kedalam blangko daftar nilai ujian hasil ujian dimanfaatkan
sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan kelulusan dengan kriteria
sebagai berikut :
1) Memiliki rapor kelas VI.
2) Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki nilai untuk seluruh mata pelajaran
yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran 6,00
b. Penentuan lulus
1) Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan guru
dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah, sikap/prilaku/ budi
pekerti siswa yang bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.
2) Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan rapor sampai dengan semester 2
kelas VI Sekolah Dasar.
3) Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di kelas terakhir.
9. Strategi penanganan peserta didik yang tidak naik kelas atau tidak lulus
a. Bagi peserta didik yang tidak naik kelas
1)
2)
3)
Penjelasan kebaikan dari mengulang di kelas yang sama kepada peserta didik dan
orangtua/wali untuk hasil belajar yang akan datang.
MATERI
1. Pengenalan bagian-bagian komputer
2. pengoperasian komputer secara sederhana
V.
VI.
1. Mengetik surat
2. mengetik kolom-kolom
MATERI
Menganyam dari daun pisang
Menganyam dari kertas motif sederhana
Menganyam dari kertas motif kursi
Menganyam dari pita jepang / menyulam tepian sapu tangan
Menganyam dari rotan sederhana/ hiasan dari kain perca
Menganyam rotan / menyulam taplak meja
pelaksanaannya
BAB III
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 2014 / 2015
A;
Muatan Kurikulum
Muatan KTSP terdiri atas muatan kurikulum pada tingkat nasional, muatan kurikulum pada
tingkat daerah, dan muatan kekhasan satuan pendidikan.
1; Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional.
Muatan kurikulum pada tingkat nasional yang dimuat dalam KTSP adalah sebagaimana
yang diatur dalam ketentuan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI;
2; Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah.
Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam KTSP terdiri atas sejumlah
bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh
daerah yang bersangkutan. Penetapan muatan lokal didasarkan pada kebutuhan dan
kondisi setiap daerah, baik untuk provinsi maupun kabupaten/kota.
a; Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
Nomor 423. 5/14995 tanggal 4 Juni 2014 Tentang Kurikulum Mata Pelajaran
Muatan
Lokal
Bahasa
Jawa
untuk
Jenjang
Pendidikan
SD/SDLB/MI,
Nomor tanggal
Struktur Kurikulum
1; Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada
kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar
pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a; Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b; Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c; Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
d; Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 1:Kompetensi Inti Kelas I, II, dan III SekolahDasar/Madrasah Ibtidaiyah
KOMPETENSI INTI
KELAS I
KOMPETENSI INTI
KELAS II
KOMPETENSI INTI
KELAS III
1. Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang dianutnya
1. Menerima dan
menjalankan ajaran agama
yang dianutnya
2. Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi
2. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan
3. Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di
rumah dan di sekolah
4. Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang
jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia
4. Menyajikan
pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas
dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam
gerakan yang
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia
KOMPETENSI INTI
KELAS V
KOMPETENSI INTI
KELAS VI
1. Menerima,
menjalankan, dan
menghargai ajaran agama
yang dianutnya.
1. Menerima,
menjalankan, dan
menghargai ajaran
agama yang dianutnya.
3. Memahami
3. Memahami
pengetahuan faktual dan pengetahuan faktual
konseptual dengan cara dan konseptual dengan
mengamati, menanya dan cara mengamati,
mencoba berdasarkan rasa menanya dan mencoba
ingin tentang dirinya,
berdasarkan rasa ingin
makhluk ciptaan Tuhan tahu tentang dirinya,
dan kegiatannya, dan
makhluk ciptaan Tuhan
benda-benda yang
dan kegiatannya, dan
dijumpainya di rumah, di benda-benda yang
sekolah dan tempat
dijumpainya di rumah,
bermain
di sekolah dan tempat
bermain
2; Mata pelajaran
ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
I
II
IV V
4
5
8
5
-
4
5
9
6
-
4
5
7
6
3
3
4
5
7
6
3
3
4
4
30
4
4
32
5
4
36
5
4
36
2
2
2
2
2
2
2
2
2
36
2
38
2
42
2
42
Keterangan:
1; Matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah.
2; Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum
diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah
Remaja.
3; Kegiatan ekstra kurikuler seperti Pramuka (terutama), Unit Kesehatan Sekolah,
Palang Merah Remaja, dan yang lainnya adalah dalam rangka mendukung
pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap
peduli. Disamping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan
pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi
keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler
ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
4; Matapelajaran Kelompok A adalah kelompok matapelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Matapelajaran Kelompok B yang terdiri atas
matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
C;
Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi
dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok
sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti (terlampir)
E;
merupakan
Kegiatan
Wajib
bertujuan
untuk
menggali
dan
Nama
Sistem
Sistem
Blok
Sifat
Wajib, setahun sekali,
berlaku bagi seluruh
peserta didik, terjadwal,
penilaian umum
Pegorganisasian Kegiatan
Sistem
Wajib, rutin, terjadwal,
Sistem
Reguler
Kolaboratif
Bersifat intra mural atau
ektra mural (di luar
lingkungan satuan
pendidikan)
Pembina Pramuka
Bersifat intramural (dalam
lingkungan satuan
pendidikan)
.
b; Seni Tari dimaksudkan untuk mengembangkan rasa seni dan kepekaan akan
keindahan, diharapkan dengan olah rasa dapat mengembangkan sikap sosial dan
estetika. Seni Tari merupakan kegiatan seni pilihan bagi peserta didik kelas I VI
yang meminatinya.
c; Olahraga (Catur dan Sepakbola), dilaksanakan untuk mengembangkan olah raga
bagi peserta didik dan melatihkan sikap disiplin, kerjasama, sportifitas dan
ketrampilan. Catur dan sepak bola merupakan kegiatan olahraga pilihan bagi peserta
didik kelas I VI yang meminatinya.
Jadwal Kegiatan Pengembangan Diri di SDN Bergas adalah sebagaimana Tabel 3 berikut:
Tabel 3 Jadwal Kegiatan Pengembangan Diri di SDN Bergas Tahun Pelajaran
2014/2015
.F
No
1
Kegiatan
Kesenian( Seni Tari)
Hari/ Waktu
Rabu,
Pukul: 14.30-16.30
Keterangan
Diikuti sebagai kegiatan
pilihan oleh peserta didik
yang berminat dan diasuh
oleh guru ekstrakurikuler
Pramuka
Reguler
Jumat,
Pukul: 15.30-15.00
Sabtu,
Pukul: 15.30-17.00
Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan
tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
1; Permulaan Waktu Pelajaran
Permulaan waktu pelajaran di setiap satuan pendidikan dimulai pada setiap awal tahun
pelajaran.
KEGIATAN
Minggu efektif
ALOKASI WAKTU
KETERANGAN
Minimum 34
Digunakan untuk kegiatan
belajar
minggu dan
maksimum 38
satuan pendidikan
Satu minggu setiap semester
Antara semester I dan II
2.
Jeda tengah
minggu
Maksimum 2
3.
semester
Jeda antar
minggu
Maksimum 2
4.
semester
minggu
Libur akhir tahun Maksimum 3
pelajaran
minggu
Hari libur
2 4 minggu
5.
keagamaan
6.
Hari libur
7.
umum/nasional
minggu
Hari libur khusus Maksimum 1
8.
Maksimum 2
Kegiatan khusus
minggu
Maksimum 3
masing
Digunakan untuk kegiatan yang
sekolah/madrasah minggu
4;
permulaan tahun
ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur
Jumat
Sabtu
S E M E S T E R GANJIL
Kamis
Oktober
Rabu
September
Selasa
Agustus
Senin
Juli
SEMESTER
BULAN
JML
HARI
24
26
13
KEGIATAN
Nopember
24
Desember
11
JUMLAH
16
15
16
17
18
16
98
Keterangan
- Jumlah jam belajar pertahun = 36 minggu
- Setiap hari sebelum pelajaran dimulai
- Hafalan doa harian, Asmaul Husna
- Membaca ayat suci Al-quran
- Basa Jawa sebagai pengantar tiap hari Kamis
- Setiap Jumat Pagi SKJ Bersama
SEMESTER GENAP
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
HARI
Senin
SEMESTER
JML
24
23
15
April
23
Mei
21
Januari
Pebruari
Maret
S E M E S T E R
II
BULAN
KEGIATAN
Juni
21
Juli
JUMLAH
23 22 20
20
22 20
127
Keterangan
- Jumlah jam belajar pertahun = 36 minggu
- Setiap hari sebelum pelajaran dimulai
- Hafalan doa harian, Asmaul Husna
- Membaca ayat suci Al-quran
- Basa Jawa sebagai pengantar tiap hari Kamis
- Setiap Jumat Pagi SKJ Bersama
TANGGAL
14-17 Juli 2014
21-26 Juli 2014
28-29 juli 2014
30/7- 2 agsts 2014
17 Agsts 2014
1 Oktober 2014
13-16 Okt 2014
5 Oktober 2014
25 Oktober 2014
28 Oktober 2014
10 Nopemb 2014
8-13 Desmb 2014
URAIAN KEGIATAN
Hari-hari pertama masuk satuan pelajaran
Libur sebelim 1 syawal 1434 H
Libur Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1343 H
Libur sesudah 1 Syawal 1434 H
Memperingati HUT RI
Memperingati Hari Kesaktian Pancasila
Kegiatan Jeda semester gasal
Hibur Haya Idul Adhaa 1434 H
Libur Tahun Baru Hijriah ( MUHARAM )
Memperingati Hari Sumpah Pemuda
Memperingati Hari Pahlawan
Ulangan Akhir Semester Gasal
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Ulangan susulan dan persiapan penyerahan buku Laporan hasil belajar siswa
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar ( BLHP) semester gasal
Libur Akhir Semester gasal
Libur Hari Raya Natal ( cuti bersama )
Libur Tahun Masehi
Libur Hari Maulud Nabi Muhammad s a w
Memperingati Hari Maulud Nabi Muhammad s a w
Libur Tahun Baru Imlek 2565
Kegiatan Jeda semester genap
Libur Hari Raya Nyepi / Tahun Baru Saka 1937
Libur Wafat Isa Almasih
Mmemperingati Hari Pendididkan Nasional
Ujian Sekolah Terkendali ( Utama ) SD/ MI/ SDLB
Libur Kenaikan Isa Almasih
Ujian Sekolah Sususlan SD/MI/ SDLB
Memperingati Hari Isro Mirot Nabi Muhammad s a w
Libur Hari Isro Mi rij
Memperingati Hari Kebangkitan Nasional
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi( UMTK)/Test Kompetensi Dasar
Libur Hari Raya Waisak 2559
Ulangan Kenaikan kelas
Penyerahan buku laporan hasil belajar semester genap
Libur akhir semester genap/ tahun 2014- 2015
Awal tahun pelajaran 2015/ 2016
BAB
IV
A; Tahapan Penyusunan
Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah/madrasah.
Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah/madrasah dan/atau
kelompok sekolah/madrasah yang diselenggarakan sebelum tahun pelajaran baru. Tahap
kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi:
1; perumusan visi dan misi berdasarkan analisis konteks dengan tetap mempertimbangkan
keunggulan dan kebutuhan nasional dan daerah;
B; Prinsip-Prinsip Penyusunan
Dalam menyusun KTSP perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1; Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik
secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan
iman, takwa, dan akhlak mulia.
2; Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi,
berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam
keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam
kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan
peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga
perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
3; Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan
Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara
holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang
secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan
kinestetik peserta didik.
4; Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu
memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan daerah.
5; Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan
pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan
tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
6; Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum perlu memuat kecakapan hidup.
7; Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan
IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
8; Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak
mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu,
muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan
akhlak mulia.
9; Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin
dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai
kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
10; Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
dikembangkan
dengan
memperhatikan
karakteristik
sosial
budaya
C; Mekanisme Pengelolaan
KTSP dikelola berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1; Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran
harus berpusat pada peserta didik.
2; Beragam dan terpadu.
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
7; Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah
untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan
nasional dan daerah saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan prinsip
Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka NKRI.
Evaluasi Kurikulum berfokus pada empat dimensi kurikulum yaitu ide, dokumen,
implementasi, dan hasil. Evaluasi terhadap dua dimensi kurikulum yaitu terhadap ide dan
desain telah dilakukan selama proses pengembangan keduanya.
Fokus dari pedoman ini adalah pada implementasi kurikulum. Implementasi diartikan
sebagai kegiatan merealisasikan ide dan rancangan kurikulum dalam proses pendidikan
dan pembelajaran. Implementasi terdiri atas dua fase yaitu implementasi awal dan
implementasi penuh. Atas dasar pengertian implementasi tersebut maka fokus dari
pedoman ini adalah evaluasi terhadap:
pengadaan dokumen kurikulum dan distribusi ke pengguna (fokus 1);
2; kegiatan persiapan lapangan untuk melaksanakan kurikulum (fokus 2); dan
3; implementasi kurikulum secara terbatas dan menyeluruh (fokus 3).
Fokus pada pengadaan dokumen kurikulum meliputi ketersediaan dokumen untuk
digunakan oleh sekolah dan guru yang akan mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada
tahun 2013-2014, 2014-2015, dan 2015-2016. Evaluasi terhadap ketersediaan diarahkan
pada adanya dokumen kurikulum, buku panduan guru dan buku teks 3 pelajaran untuk
peserta didik, serta pedoman lain sebelum tahun pendidikan baru dimulai.
Evaluasi terhadap persiapan lapangan berkenaan dengan pelatihan para pengguna
kurikulum terutama guru, kepala sekolah dan pengawas. Evaluasi persiapan lapangan
berkenaan pula dengan kesiapan administrasi sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
Evaluasi terhadap implementasi kurikulum ditujukan untuk mengkaji rancangan yang
dibuat oleh satuan pendidikan, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan kegiatan
pembelajaran. Pengkajian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana proses
pelaksanaan kurikulum mampu mencapai kompetensi peserta didik yang diharapkan.
Termasuk dalam evaluasi ini adalah kajian tentang seberapa jauh pedoman implementasi
kurikulum memfasilitasi pengelolaan kurikulum secara optimal di lapangan.
Evaluasi untuk fokus 1 dan 2 bersifat reflektif yang ditujukan untuk mengkaji
kesahihan isi, keberterimaan, keterlaksanaan, dan legalitas melalui diskusi tim
pengembang kurikulum dan uji publik secara nasional. Sedangkan fokus 3 merupakan
evaluasi formatif terhadap implementasi kurikulum secara terbatas dan evaluasi sumatif
yang merupakan penilaian menyeluruh terhadap pelaksanaan kurikulum baru secara
nasional setelah implementasi kurikulum berjalan selama 5 (lima) tahun
b; Aspek Evaluasi Implementasi
1;
1; Evaluasi reflektif dilakukan dalam suatu proses diskusi intensif dalam kelompok
pengembang kurikulum (tim pengarah dan tim teknis) dan tim nara sumber secara
internal. Evaluasi reflektif tersebut dilaksanakan melalui diskusi mengenai landasan
filosofi, teoritik, dan model yang digunakan dalam pengembangan kurikulum.
Landasan filosofi yang digunakan adalah pemikiran yang bersifat eklektik yang
berakar dari filosofi perenialisme, esensialisme, progresivisme, rekonstruksi sosial,
dan humanisme dinyatakan sebagai landasan filosofi yang dipilih sebagai landasan
dan kerangka pengembangan kurikulum. Dengan pandangan filosofis yang bersifat
eklektik tersebut kurikulum dikembangkan dengan tetap berakar pada nilai dan moral
Pancasila untuk mewarisi keunggulan bangsa, menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dan bangsa,
mengembangkan potensi, bakat, dan minat peserta didik, dan memberikan kontribusi
pada upaya pembangunan masyarakat, bangsa dan negara dalam menghadapi
tantangan kehidupan abad ke 21. Desain kurikulum mengalami perubahan.
Perubahan ini diyakini lebih memperkuat konsep kurikulum yang berbasis
kompetensi, dan memperkuat organisasi vertikal (antar tingkat satuan pendidikan)
dan horizontal (antarmuatan atau mata pelajaran) kurikulum. Keterkaitan konten
kurikulum secara horizontal dan vertikal dilakukan melalui Kompetensi Inti (KI).
Untuk memastikan bahwa disain kurikulum ini mampu menjawab berbagai tantangan
abad ke 21, diperlukan evaluasi konseptual dilihat dari koherensi 4 ide dengan
kenyataan. Review dan revisi terhadap Kompetensi Dasar (KD) yang menjadi
konten/kompetensi kurikulum dilakukan segera setelah KD selesai dikembangkan
dan umpan balik untuk revisi segera diberikan.
Evaluasi terhadap kesesuaian konten dengan tahap perkembangan psikologi anak
dilakukan oleh para ahli psikologi anak dan psikologi pendidikan terutama untuk
konten kurikulum SD. Perumusan ulang dan penyederhanaan KD-SD yang telah
dikembangkan tim dilakukan untuk memberikan kepastian mengenai kesuaian antar
materi kurikulum dengan kemampuan kognitif, sosial, dan afektif peserta didik SD.
2; Evaluasi dokumen kurikulum mencakup kegiatan penilaian terhadap:
a; dokumen kurikulum setiap satuan pendidikan atau program pedidikan (kerangka
dasar dan struktur kurikulum);
b; dokumen kurikulum setiap mata pelajaran (silabus);
c; pedoman implementasi kurikulum (pedoman penyusunan dan pengelolaan
KTSP, pedoman umum pembelajaran, pedoman pengembangan muatan lokal,
dan pedoman kegiatan ekstrakurikuler);
d; buku teks pelajaran;
1; Desain
Desain evaluasi implementasi kurikulum dapat dilakukan melalui evaluasi yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif.
Aspek evaluasi
kurikulum
Reflektif
Dokumen
Implementasi
Hasil
Pendekatan
Desain
kuantitatif Kualitatif
2; Instrumen
Instrumen dikembangkan sesuai dengan desain dan jenis data dan informasi yang akan
dikumpulkan
d; Mekanisme Pelaksanaan
Evaluasi kurikulum dilakukan melalui mekanisme sebagai berikut:
1; evaluasi kurikulum pada tingkat nasional;
2; evaluasi kurikulum pada tingkat daerah; dan
3; evaluasi kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
Tingkatan evaluasi
Nasional
Inisiator
Kemdikbud
Kemenag
Daerah
Pemerintah daerah,
kantor wilayah
kementerian Agama,
kantor kementerian
agama
Unit terkait
Satuan pendidikan
Pelaksana
Unit utama yang
ditunjuk untuk
melaksanakan
Unit terkait
Pengguna
Kemdikbud
Kemenag, dan
pemerintah daerah
Kemdikbud,
Kemenag, dan
permerintah daerah
Kepala
Kemdikbud,
sekolah/madrasa Kemenag, dan
pemerintah daerah
Mekanisme
Tingkatan evaluasi
Nasional
Mekanisme
1; Penetapan kebijakan evaluasi
kurikulum
Keterangan
Kemdikbud,
Kemenag
kurikulum
4; Pelaksanaan evaluasi
5; Penyusunan laporan
Daerah
kurikulum
2; Pembentukan tim kerja
3; Desain induk evaluasi
kurikulum
Satuan pendidikan
4; Pelaksanaan evaluasi
5; Penyusunan laporan
kurikulum
2; Pembentukan tim kerja
3; Desain induk evaluasi
kurikulum
4; Pelaksanaan evaluasi
5; Penyusunan laporan
3; Pemerintah daerah;
4; Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat;
5; pendidik dan tenaga kependidikan satuan pendidikan;
6; Komite Sekolah; dan
7; Pihak lain yang relevan
BAB
PENUTUP
Pada akhirnya kurikulum ini tetap hanya sebuah dokumen, yang akan menjadi kenyataan
apabila dilaksanakan pengelolaan dan penyelenggaran pendidikan di satuan pendidikan dengan
nyata. Pengelolaan seluruh kegiatan satuan pendidikan konsisten mengacu pada dokumen KTSP
yang telah disusun sehingga pengelolaan berlangsung efektif dan efisien yang
mampu
membangkitkan aktivitas dan kreativitas warga sekolah dan pada akhirnya semua hasil yang
dicapai dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak (MBS).
Dalam hal ini para pelaksana kurikulum (guru) yang akan membumikan kurikulum ini
dalam proses pengelolaan kurikulum. Para pendidik juga hendaknya mampu menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi anak (PAKEM), sehingga anak betah
di sekolah. Atas dasar kenyataan tersebut, maka pembelajaran di sekolah dasar hendaknya
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan, 2008, Model Silabus Kelas 6 SD, Jakarta: Ditjen
manajemen Dikdas Depdiknas
Depdiknas, 2008, Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Ditjen manajemen Dikdas Depdiknas
Depdiknas, 2008, Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Ditjen
manajemen Dikdas Depdiknas
Depdiknas, 2008, Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Permendiknas
No 22 dan 23, Jakarta: Ditjen manajemen Dikdas Depdiknas.
Depdikbud, 2014. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Depdikbud, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
Depdikbud, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
Depdikbud, 2014Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
Depdikbud, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah;
:
:
( Kepala Sekolah )
( Guru Kelas I
)
( Guru Kelas II )
( Guru Kelas III )
( Guru Kelas IV )
( Guru Kelas V )
( Guru Kelas VI )
( Guru Kelas I- VI )