Anda di halaman 1dari 58

KURIKULUM TINGKAT SATUAN

PENDIDIKAN
(KTSP)
SD NEGERI 3 LANGON
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Status sekolah
NPSN
Alamat
Desa
Kecamatan
Kabupeten

: Negeri
: 20318097
: Jl Joho Rt 16 / Rw 7
: Langon
: Tahunan
: Jawa Tengah

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEPARA


PROPINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2014/ 2015


PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA
UPT DINAS DIKPORA MECAMATAN TAHUNAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 3 LANGON
JLJOHO RT 16 RW 07 DESA LANGON- TAHUNAN
LEMBAR PENGESAHAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP)
Nama Sekolah
Status sekolah
NPSN
Alamat
Desa
Kecamatan
Provinsi

:
:
:
:
:
:
:

SD Negeri 3 Langon
Negeri
20318097
Jl Joho Rt 16 / Rw 7
Langon
Tahunan
Jawa Tengah

Telah diteliti dan disyahkan penggunaannya pada


Tanggal: 14 Juli 2014
dinyatakan berlaku pada Tahun Pelajaran 2014/2015
di SD Negeri 3 Langon
1
2

Kurikulum 2006 di Kelas III dan VI


Kurikulum 2013 di Kelas I, II, IV, V dan III, VI

Tahunan, 14 Juli 2014


Ketua Komite Sekolah

Kepala Sekolah

F AO Z AN

KASIH HANDAYANI S.Pd


NIP. 19611219 198012 2002
Mengetahui/Mengesahkan:
Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga
Kecamatan Tahunan
Drs. KISWADI HP MM
NIP. 195908271987031007

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA


UPT DINAS DIKPORA MECAMATAN TAHUNAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 3 LANGON
JLJOHO RT 16 RW 07 DESA LANGON- TAHUNAN

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
membimbing kami Tim Pengembang Kurikulum sehingga berhasil mengembangkan dan
menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP SD Negeri 3 Langon Kecamatan
Tahunan,. untuk Tahun Pelajaran 2014/2015.
KTSP ini merupakan kurikulum operasional penyelenggaraan pendidikan di SD Negeri 3
Langon pada Tahun Pelajaran 2014/2015 dan disusun sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dari amanat undang-undang tersebut
ditegaskan bahwa: (1) Kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi dengan maksud agar
memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan
kekhasan potensi yang ada di daerah serta peserta didik; (2) Kurikulum dikembangkan dan
dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan; (3) Kurikulum operasional yang dikembangkan dan
dilaksanakan oleh satuan pendidikan diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
Kurikulum ini dikembangkan dan disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum yang terdiri
atas guru, konselor, kepala sekolah dengan melibatkan komite sekolah, nara sumber, dan pihak
lain yang terkait. Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Semarang.
Kurikulum ini merupakan kurikulum transisi, karena merupakan perwujudan dari
Kurikulum 2006 dan diberlakukannya Kurikulum 2013 secara bertahap, sehingga KTSP SD
Negeri 3 Langon ini terdiri dari: (1) Kurikulun 2006 diberlakukan untuk Kelas III dan VI; dan
(2) Kurikulum 2013 diberlakukan untuk Kelas I, II, IV, V dan III, VI
Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu penyusunan kurikulum ini, khususnya kepada para Tim Pengembang Kurikulum
yang telah berusaha menyumbangkan segenap tenaga dan pikirannya demi terwujudnya KTSP

ini. Semoga kurikulum ini bermanfaat sebagai pedoman operasional penyelenggaraan pendidikan
di SD Negeri 3 Langon pada Tahun Pelajaran 2014/2015.

Tahunan, 14 Juli 2014


Kepala Sekolah
KASIH HANDAYANI S.Pd
NIP.19611219 198012 2002

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA


UPT DINAS DIKPORA MECAMATAN TAHUNAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 3 LANGON
JLJOHO RT 16 RW 07 DESA LANGON- TAHUNAN

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...............................................................................


LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................
SURAT KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH TENTANG KTSP ...........................
BAB I PENDAHULUAN
A
Latar Belakang .............................................................
B
Dasar ..........................................................................
C
Pengertian ...................................................................
BAB II

D
Visi, Misi, Dan Tujuan Satuan Pendidikan .......................
KERANGKA DASAR, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
2006
A
Kerangka Dasar Kurikulum ............................................
B

Struktur Kurikulum .......................................................

C
Muatan Kurikulum ........................................................
BAB III KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 2013
A
Muatan Kurikulum
B
Struktur Kurikulum
C
Pengaturan Beban Belajar
D
Kompetensi Dasar
E
Kegiatan Pengembangan Diri/Ekstrakurikuler
F
Kalender Pendidikan
BAB IV PENGELOLAAN DAN EVALUASI KURIKULUM
A

Tahapan Penyusunan

B
C

Prinsip-Prinsip Penyusunan
Mekanisme Pengelolaan

Pihak yang Terlibat

Evaluasi Kurikulum dan Program Tindak Lanjut

BAB V
PENUTUP ....................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
LAMPIRAN
1

Tim Pengembang Kurikulum tahun pelajaran 2014/2015 ..

LAMPIRAN:
1

Silabus Tematik Tepadu Kelas I

Silabus Tematik Terpadu Kelas II

Silabus Tematik Kelas III

Silabus Tematik Terpadu Kelas IV

Silabus Tematik Terpadu Kelas V

Silabus Kelas VI

RPP Tematik Terpadu Kelas I

RPP Tematik Terpadu Kelas II

RPP Tematik Kelas III

10

RPP Kelas Terpadu IV

11

RPP Kelas Terpadu V

12

RPP Kelas VI

Keterangan:
Lampiran tersebut di atas dicetak terpisah dari buku Dokumen I ini.

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA


UPT DINAS DIKPORA KECAMATAN TAHUNAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 3 LANGON
JL. JOHO RT 16 RW 07 DESA LANGON - TAHUNAN
KEPUTUSAN KEPALA SD NEGERI 3 LANGON . NOMOR
TENTANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Menimbang :

bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi
Kurikulum, perlu menetapkan Keputusan Kepala Sekolah tentang Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun Pelajaran 2014/2015.

Mengingat :
1

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4301);

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5410);

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang


Standar Isi

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang


Standar Kompetensi Lulusan

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang


Pelaksanaan Permendiknas No 22 dan 23

Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun


2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
7 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
8 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
9 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
10 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
6

67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah


Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;
11 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku
Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah;
12 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi
Kurikulum.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH TENTANG KURIKULUM TINGKAT


SATUAN PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.
Pasal 1

Menetapkan Kurikulum Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagaimana tercantum dalam Lampiran


yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Sekolah ini.
Pasal 2

Kurikulum sebagaimana dimaksud pada pasal 1 dikembangkan secara berdiversifikasi


dengan maksud agar memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan
pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah serta peserta didik.

Kurikulum sebagaimana dimaksud pada pasal 1 merupakan kurikulum operasional yang


dikembangkan dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan diwujudkan dalam bentuk
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Pasal 3

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagaimana


dimaksud pada pasal 1 terdiri dari:
a

Kurikulun 2006 diberlakukan untuk Kelas III dan VI

Kurikulum 2013 diberlakukan untuk Kelas I, II, IV, V dan III, VI


Pasal 4

Keputusan Kepala SD Negeri 3 Langon ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan

: di Tahunan

Pada tanggal

: 14 Juli 2014

Kepala SD Negeri 3 Langon

KASIH HANDAYANI S.Pd


NIP. 19611219 198012 2002

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA


UPT DINAS DIKPORA MECAMATAN TAHUNAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 3 LANGON
JLJOHO RT 16 RW 07 DESA LANGON- TAHUNAN
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil yang
berjumlah sekitar 17.500. Penduduk Indonesia berdasarkan pada Sensus Penduduk tahun
2010 berjumlah lebih dari 238 juta jiwa. Keragaman yang menjadi karakteristik dan
keunikan Indonesia adalah antara lain dari segi geografis, potensi sumber daya,
ketersediaan sarana dan prasarana, latar belakang dan kondisi sosial budaya, dan berbagai
keragaman lainnya yang terdapat di setiap daerah. Keragaman tersebut selanjutnya
melahirkan pula tingkatan kebutuhan dan tantangan pengembangan yang berbeda antar
daerah dalam rangka meningkatkan mutu dan mencerdaskan kehidupan masyarakat di
setiap daerah.
Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Begitu pula halnya dengan kurikulum
sebagai jantungnya pendidikan perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara
kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.
Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional:
1; Pasal 36 Ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

2; Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan

dalam

kerangka

Negara

Kesatuan

Republik

Indonesia

dengan

memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c)
peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi
daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan
dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i)
dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
3; Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah.
Dari amanat undang-undang tersebut ditegaskan bahwa:
1; Kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi dengan maksud agar memungkinkan
penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan
kekhasan potensi yang ada di daerah serta peserta didik; dan
2; Kurikulum dikembangkan dan dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan.
3; Kurikulum operasional yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan
diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Berdasarkan amanat undang-undang sebagaimana diuraikan di atas, maka SD Negeri
3 Langon menyusun dan mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun
pelajaran 2014/2015. Kurikulum operasional tersebut merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di SD
Negeri 3 Langon
Tahun Pelajaran 2014/2015 merupakan tahun pelajaran peralihan/transisi antara
Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013, karena pada tahun pelajaran ini diberlakukan
kurikulum baru secara bertahap. Berdasarkanm keadaan tersebut, maka KTSP ini
dikembangkan dan disusun terdiri dari:
1;

Kurikulum yang berdasarkan Standar Isi Tahun 2006 yang diberlakukan untuk Kelas
III dan Kelas VI; dan

2; Kurikulum berdasarkan Kerangka Dasar Kurikulum 2013 yang diberlakukan untuk


Siswa Kelas I, Kelas II, Kelas IV, dan Kelas V.

DASAR :

1; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4301);
2; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
3; Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
4; Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan
5; Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Permendiknas No 22 dan 23
6; Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang

Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah


7; Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun
2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
8; Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
9; Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun
2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
10; Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun
2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah;
11; Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan
Menengah;
12; Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun
2013 Tentang Implementasi Kurikulum.

PENGERTIAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan bpendidikan, struktur, dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kaalender pendidikan dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan /atau kelompok mata pelajaran/ tema
tertentu

yang

mencakup

standar

kompetensi,

kompetensi

dasar,

materi

pokok/pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu,


dan sumber belajar.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur
dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah batas minimal yang harus dikuasai oleh peserta
didik pada setian Kompetensi Dasar, olehsebab itu bagi peserta didik yang belum dapat
mencapai batas minimal harus mengukuti rimidi.
Visi

sekolah

merupakan

cita-cita

bersama

pada

masa

mendatang

dari

warga

sekolah/madrasah, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga


sekolah/madrasah.
Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan sebagai penjabaran visi
yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi
penyusunan program pokok sekolah/madrasah, baik jangka pendek dan menengah
maupun jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan
pendidikan.
Tujuan pendidikan sekolah merupakan gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai oleh
setiap sekolah dengan mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap satuan
pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pengembangan diri merupakan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk

mengembangkan

ekstrakurikuler.

dan

mengekspresikan

diri

melalui

berbagai

kegiatan

VISI, MISI DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN


Visi Satuan Pendidikan
Visi SD Negeri 3 Langon adalah:
Terwujudnya pendidikan yang bermutu,iman dan taqwa, santun dalam perilaku,
berwawasan global berakar pada jati diri
Misi Satuan Pendidikan
Misi SD Negeri 3 Langon adalah:
1; Melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, efektifb dan menyenangkan.
2; Membimbing, mendorong dan membantu mengembangkan potensi yang dimiliki
siswa.
3; Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan , sehingga mencerminkan perilaku sosial
4; Meningkatkan pendidikan budi pekerti.

Tujuan Satuan Pendidikan


Tujuan SD Negeri 3 Langon adalah:
Mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang berilmu, beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia , sehat, cakap, kreatif
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA


UPT DINAS DIKPORA MECAMATAN TAHUNAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 3 LANGON
JLJOHO RT 16 RW 07 DESA LANGON- TAHUNAN

BAB II
KERANGKA DASAR, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM 2006
A; Kerangka Dasar Kurikulum
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a;

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;


c;

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

d; Kelompok mata pelajaran estetika;


e;

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada Tabel 1.


Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No
1.

Kelompok Mata Pelajaran


Agama dan Akhlak Mulia

Cakupan
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika,
budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari

pendidikan agama.
2.

Kewarganegaraan dan
Kepribadian

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan


kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik akan status,
hak, dan kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung
jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti
korupsi, kolusi, dan nepotisme.

3.

Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan


teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan
kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang
kritis, kreatif dan mandiri.

4.

Estetika

Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan


untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi
keindahan dan harmoni. Kemampuan
mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan
serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi,
baik dalam kehidupan individual sehingga
mampu menikmati dan mensyukuri hidup,
maupun dalam kehidupan kemasyarakatan
sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang
harmonis.

5.

Jasmani, Olahraga dan


Kesehatan

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan


kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta menanamkan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap,
dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual
ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan
seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas,
kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam
berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang

potensial untuk mewabah.

B; Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur
kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi
mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
a; Kurikulum SD 3 Langon

memuat

8 mata pelajaran, 4 muatan lokal, dan 4

pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 2.


b; Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan
mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan
karir peserta didik.
c; Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan IPA Terpadu dan IPS
Terpadu.

d; Pembelajaran pada Kelas III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada
Kelas VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
e; Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
f;

Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

g;

Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
Struktur Kurikulum SD 3 Langon disajikan pada Tabel 2

Tabel 2 Struktur Kurikulum SD Negeri 3 Langon


Kelas dan
Alokasi Waktu

Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni Budaya dan Keterampilan
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
C. Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa
2. Ukir
3. Bahasa Inggris
C.

III

VI

3
T
E
M
A
T
I
K

3
2
5
5
4
3
4
4

2
2
2

Pengembangan Diri
Jumlah

30

2*)
36

C; Muatan Kurikulum
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan

dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
1. Mata Pelajaran
a. Pendidikan Agama dan Akhlak Mulia
Meliputi: Pendidikan Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha, mengingat
kondisi social budaya masyarakat dilingkungan sekitar sekolah
Tujuan:
1; Memberikan wawasan

terhadap keberagaman agama di Indonesia, dan

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik sesuai keyakinan


agamanya masing-masing.
2; Menumbuhkembangkan

akidah

melalui

pemberian,

pemupukan,

dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta


pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
3; Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis,
berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan
sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006.
b. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
1;

Berpikir

secara

kritis,

rasional,

dan

kreatif

dalam

menanggapi

isu

kewarganegaraan
2; Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi

3; Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan


karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsabangsa lainnya
4; Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung
atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Standar

Kompetensi

dan

Kompetensi

Dasar

mata

pelajaran

Pendidikan

Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Nomor 22 Tahun 2006.
c. Bahasa Indonesia
Tujuan:
1; Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulis
2; Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
dan bahasa negara
3; Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan
4; Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial
5; Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa
6; Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
d.

Matematika
Tujuan:

1; Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan


mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah
2;

Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika


dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika

3; Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang


model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4; Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah
5; Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat dilihat
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
e.

Ilmu Pengetahuan Alam


Tujuan:
1; Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2; Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3; Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan

masyarakat
4; Mengembangkan

keterampilan

proses

untuk

menyelidiki

alam

sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan


5; Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam
6; Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7; Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
1; Mengenal

konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan

lingkungannya
2; Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial


3; Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4; Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.


Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
g.

Seni Budaya dan Ketrampilan


Tujuan:
Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan
1; Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan
2; Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan
3; Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal,
regional, maupun global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan
Ketrampilan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006.

i.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Tujuan:
1; Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan

pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas
jasmani dan olahraga yang terpilih
2; Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
3; Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4; Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai
yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
5; Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis
6; Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain
dan lingkungan
7; Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup
sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olah
Raga, dan Kesehata dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
2. Muatan Lokal
Berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 895.5/01/2005 tanggal 23 Februari
2005 Tentang Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa Tahun 2004 untuk jenjang
pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs dan SMA/SMALB/SMK/MA Negeri dan
Swasta sebagai Mulok Wajib di Provinsi Jawa Tengah adalah Bahasa Jawa.Maka di SDN
3 Langon melaksanakan Pembelajaran Mulok sebagai berikut
a. Mulok Provinsi adalah Bahasa Jawa
Bahasa Jawa sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai budaya (Jawa) masyarakat
setempat dalam wujud komunikasi dan apresiasi sastra.
Tujuan:
1; Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi siswa dengan
menggunakan bahasa Jawa.
2; Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra Jawa

3; Memupuk tanggungjawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya Jawa sebagai


salah satu unsur kebudayaan nasional
b. Mulok Kabupaten SDD Negeri 3 Langon adalah seni ukir
sebagai upaya menanamkan rasa cinta budaya daerah dan melestarikan budaya
tersebut dalam bentuk kegiatan pembelajran bermain sambil berkarya
Tujuan:
1; Mengembangkan kemampuan dan keterampilan olah tangan
2; Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap lingkungan
3; Memupuk tanggungjawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya Jawa sebagai
salah satu unsur kebudayaan nasional
c. Mulok Sekolah adalah Bahasa Inggris
Tujuan:
1; Membina

keterampilan

berbahasa

inggris

sebagai

bahasa

komunikasi

internasional secara lisan dan tertulis


2; Membekali siswa untuk menghadapi tuntutan menghadapi perkembangan IPTEK
dalam rangka menyongsong era globalisasi.
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan
melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Kegiatan pengembangan diri SDNegeri 3 Langon meliputi beragam kegiatan


ekstrakurikuler wajib dan pilihan sesuai dengan minat dan bakat siswa, yang terdiri atas:
a; Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan oleh guru kelas, berkait dengan
bidang tugasnya selaku guru bimbingan dan konseling di kelasnya.
b; Pramuka, bertujuan untuk menggali dan memgembangkan kompetensi peserta didik
tentang kepemimpinan, disiplin dan cinta tanah air, dilaksanakan semingu sekali dan
wajib diikuti peserata didik kelas III sampai dengan kelas VI
c; Seni Tari dimaksudkan untuk mengembangkan rasa seni dan kepekaan akan
keindahan, diharapkan dengan olah rasa dapat mengembangkan sikap sosial dan
estetika. Seni Tari merupakan kegiatan seni pilihan bagi peserta didik kelas I VI
yang meminatinya.
d; Olahraga (Catur dan Sepakbola), dilaksanakan untuk mengembangkan olah raga
bagi peserta didik dan melatihkan sikap disiplin, kerjasama, sportifitas dan
ketrampilan. Catur dan sepak bola merupakan kegiatan olahraga pilihan bagi peserta
didik kelas I VI yang meminatinya.
Jadwal Kegiatan Pengembangan Diri di SDNegeri 3 Langon adalah sebagaimana Tabel 3
berikut:
Tabel 3 Jadwal Kegiatan Pengembangan Diri di SDN 3 Langon Tahun Pelajaran
2014/2015
No
1

Kegiatan
Hari/ Waktu
Bimbingan Konseling Setiap saat di dalam
Kelas maupun di luar
jam pelajaran
Kesenian
Rabu,
(Seni Tari)
Pukul: 15.30-17.00

Keterangan
Guru kelas sebagai guru
bimbingan dan konseling

Pramuka

Diikuti wajib untuk kelas IIIVI

Olahraga
Sabtu,
( catur dan sepak bola) Pukul: 15.30-17.00

Jumat,
Pukul: 15.30-17.00

Diikuti sebagai kegiatan


pilihan oleh peserta didik
yang berminat dan diasuh
oleh guru ekstrakurikuler

Diikuti sebagai kegiatan


pilihan oleh peserta didik
yang berminat dan diasuh

oleh guru ekstrakurikuler

4. Beban Belajar
Beban belajar menggunakan sistim paket dengan beban belajar 30-36 jam pelajaran
per minggu. Satu jam pelajaran 35 menit.
Selengkapnya diuraikan pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4 Beban Belajar Peserta Didik
Kelas

Satu jam
pembelajaran tatap
muka/menit

Jumlah Jam
Pembelajaran
Perminggu

III

35

32

VI

35

36

Waktu
Minggu Efektif Pembelajaran
Pertahun Ajaran /Jam (60 menit)
Per Tahun
37
1036
33

1221

5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran ditentukan oleh guru kelas dengan
mempertimbangkan materi esensial, kompleksitas, intake peserta didik, dan daya dukung
dalam penyelenggaraan pembelajaran. Ketuntasan belajar masing-masing mata pelajaran
sebagai berikut:

Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni Budaya dan Keterampilan
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
B; Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa
2. Seni Ukir

PENETAPAN KKM
III

VI

7,0
7,0
6,7
6,5
6,5
6,5
7,0
7,0

7,2
7,2
6,7
6,5
6,5
6,5
7,0
7,0

6,5
7,0

6,5
7,0

C.

3. Bhs Inggris

6,5

6,5

Pengembangan Diri
Bimbuingan dan Konseling
Pramuka
Kesenian
Olahraga

B
B
B
B

B
B
B
B

6. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun. Kriteria

tidak naik kelas

diatur sebagai berikut.


a. Memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia.
b. Jika peserta didik tidak menuntaskan Kompetensi Dasar (KD) dan Standar
Kompetensi (SK) lebih dari 3 mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran
sampai pada batas akhir tahun ajaran, dan
c. Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau
mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang
ditargetkan.
7; Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal Baik (B) pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok
mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Memperoleh nilai minimal Baik (B) pada penilaian akhir untuk kegiatan
pengembangan diri yang wajib diikuti dan atau pilihan.
c. Lulus Ujian Sekolah (US) yang diselenggarakan sekolah.

8. Penentuan kelulusan
a.

Kriteria kelulusan
Hasil ujian dituangkan kedalam blangko daftar nilai ujian hasil ujian dimanfaatkan
sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan kelulusan dengan kriteria
sebagai berikut :
1) Memiliki rapor kelas VI.
2) Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki nilai untuk seluruh mata pelajaran
yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran 6,00

b. Penentuan lulus
1) Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan guru
dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah, sikap/prilaku/ budi
pekerti siswa yang bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.
2) Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan rapor sampai dengan semester 2
kelas VI Sekolah Dasar.
3) Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di kelas terakhir.
9. Strategi penanganan peserta didik yang tidak naik kelas atau tidak lulus
a. Bagi peserta didik yang tidak naik kelas
1)

Penjelasan kepada peserta didik dan orangtua/wali tentang hasil belajarnya.

2)

Penjelasan kepada peserta didik dan orangtua/wali tentang kriteria kenaikan


kelas.

3)

Penjelasan kebaikan dari mengulang di kelas yang sama kepada peserta didik dan
orangtua/wali untuk hasil belajar yang akan datang.

b; Bagi peserta didik yang tidak lulus


1) Penjelasan kepada peserta didik dan orangtua/wali tentang hasil belajar siswa
yang bersangkutan.
2) Penjelasan kepada peserta didik dan orangtua/wali tentang kriteria kelulusan.
3) Penjelasan kebaikan dari mengulang di kelas yang sama kepada peserta didik dan
orangtua/wali untuk hasil belajar yang akan datang, atau
4) Memfasilitasi peserta didik untuk melanjutkan ke SMP/MTs sambil menempuh
Ujian Nasional Penyetaraan (Kejar Paket B) yang diselenggarakan Pemerintah.

10. Pendidikan Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup di SDN 3 Langon adalah komputer. Pendidikan
keterampilan komputer dilaksanakan mulai Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
Adapun program pembelajaran komputer sebagaimana diurakan pada tabel berikut:
Tabel 6
PROGRAM PEMBELAJARAN KOMPUTER
( TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUKASI )
SD NEGERI 3 LANGON
KELAS
I.V

MATERI
1. Pengenalan bagian-bagian komputer
2. pengoperasian komputer secara sederhana

V.

1 Mengetik angka dan huruf


2..Mengetik surat dengan menggunakan word

VI.

1. Mengetik surat
2. mengetik kolom-kolom

11. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


Ketrampilan lokal dan global di SDN 3 Langon adalah membuat kerajinan dari
Menyulam dan Menganyam
Tabel 7 Program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Dan Global SD Negeri 3
Langon Tahun Pelajaran 2014/2015
KELAS
I
II
III
IV
V
VI

MATERI
Menganyam dari daun pisang
Menganyam dari kertas motif sederhana
Menganyam dari kertas motif kursi
Menganyam dari pita jepang / menyulam tepian sapu tangan
Menganyam dari rotan sederhana/ hiasan dari kain perca
Menganyam rotan / menyulam taplak meja

Program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global dipilih berdasarkan


pertimbangan:
1; Potensi daerah di desa Langon yang belum banyak dibudidayakan
2; Bahan baku mudah didapat
3; Mudah diolah menjadi barang/hiasan bernilai ekonomis
Program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
dimplementasi dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan

pelaksanaannya

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA


UPT DINAS DIKPORA MECAMATAN TAHUNAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 3 LANGON
JLJOHO RT 16 RW 07 DESA LANGON- TAHUNAN

BAB III
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 2014 / 2015
A;

Muatan Kurikulum
Muatan KTSP terdiri atas muatan kurikulum pada tingkat nasional, muatan kurikulum pada
tingkat daerah, dan muatan kekhasan satuan pendidikan.
1; Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional.
Muatan kurikulum pada tingkat nasional yang dimuat dalam KTSP adalah sebagaimana
yang diatur dalam ketentuan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI;
2; Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah.
Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam KTSP terdiri atas sejumlah
bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh
daerah yang bersangkutan. Penetapan muatan lokal didasarkan pada kebutuhan dan
kondisi setiap daerah, baik untuk provinsi maupun kabupaten/kota.
a; Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
Nomor 423. 5/14995 tanggal 4 Juni 2014 Tentang Kurikulum Mata Pelajaran
Muatan

Lokal

Bahasa

Jawa

untuk

Jenjang

Pendidikan

SD/SDLB/MI,

SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB dan SMK/MA Negeri dan Swasta di Provinsi


Jawa Tengah, maka Muatan Kurikulum Tingkat Provinsi Jawa Tengah adalah
Bahasa Jawa
b; Berdasarakan Keputusan Bupati....... Nomor tanggal
Tentang Muatan Lokal Kabupaten , Muatan Kurikulum Tingkat Kabupaten Jepara
adalah Seni Ukir

c; Berdasarakan Keputusan Bupati

Nomor tanggal

Tentang Muatan Lokal Agamis. maka Muatan Kurikulum Tingkat Kabupaten


Jepara adalah Baca Tulis Alquran, untuk peserta didik beragama Islam
3; Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan
Muatan kekhasan satuan pendidikan berupa bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata
pelajaran muatan lokal serta program kegiatan yang ditentukan oleh satuan pendidikan
yang bersangkutan dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik.
Berdasarakan Keputusan Kepala SD Negeri 3 Langon Kecamatan Tahunan Nomor
tanggal Tentang Mulok Pilihan sekolah . maka Muatan
Kekhasan SD Negeri 3 Langon adalah Bahasa Inggris.
B;

Struktur Kurikulum
1; Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada
kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar
pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a; Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b; Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c; Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
d; Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 1:Kompetensi Inti Kelas I, II, dan III SekolahDasar/Madrasah Ibtidaiyah
KOMPETENSI INTI
KELAS I

KOMPETENSI INTI
KELAS II

KOMPETENSI INTI
KELAS III

1. Menerima dan menjalankan


ajaran agama yang dianutnya

1. Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang dianutnya

1. Menerima dan
menjalankan ajaran agama
yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,


tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, dan guru

2. Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi

2. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan

dengan keluarga, teman, keluarga, teman, guru dan


dan guru
tetangganya

3. Memahami pengetahuan faktual 3. Memahami


dengan cara mengamati [mendengar,pengetahuan faktual
melihat, membaca] dan menanya
dengan cara mengamati
berdasarkan rasa ingin tahu tentang [mendengar, melihat,
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan membaca] dan menanya
kegiatannya, dan benda-benda yang berdasarkan rasa ingin
dijumpainya di rumah dan di
tahu tentang dirinya,
sekolah
makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di rumah
dan di sekolah

3. Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di
rumah dan di sekolah

4. Menyajikan pengetahuan faktual


dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia

4. Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang
jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia

4. Menyajikan
pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas
dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam
gerakan yang
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia

Tabel 2: Kompetensi Inti Kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah


KOMPETENSI INTI
KELAS IV
1. Menerima, menjalankan, dan
menghargai ajaran agama yang
dianutnya

KOMPETENSI INTI
KELAS V

KOMPETENSI INTI
KELAS VI

1. Menerima,
menjalankan, dan
menghargai ajaran agama
yang dianutnya.

1. Menerima,
menjalankan, dan
menghargai ajaran
agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,2. Menunjukkan perilaku 2. Menunjukkan


tanggung jawab, santun, peduli, dan
jujur, disiplin, tanggung perilaku jujur, disiplin,
percaya diri dalam berinteraksi dengan jawab, santun, peduli, dan tanggung jawab,
keluarga, teman, guru, dan tetangganya percaya diri dalam
santun, peduli, dan
berinteraksi dengan
percaya diri dalam
keluarga, teman, guru,
berinteraksi dengan
dan tetangganya serta
keluarga, teman, guru,
cinta tanah air.
dan tetangganya serta
cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain

3. Memahami
3. Memahami
pengetahuan faktual dan pengetahuan faktual
konseptual dengan cara dan konseptual dengan
mengamati, menanya dan cara mengamati,
mencoba berdasarkan rasa menanya dan mencoba
ingin tentang dirinya,
berdasarkan rasa ingin
makhluk ciptaan Tuhan tahu tentang dirinya,
dan kegiatannya, dan
makhluk ciptaan Tuhan
benda-benda yang
dan kegiatannya, dan
dijumpainya di rumah, di benda-benda yang
sekolah dan tempat
dijumpainya di rumah,
bermain
di sekolah dan tempat
bermain

4. Menyajikan pengetahuan faktual


4. Menyajikan
4. Menyajikan
dalam bahasa yang jelas, sistematis dan pengetahuan faktual dan pengetahuan faktual
logis, dalam karya yang estetis, dalam konseptual dalam bahasa dan konseptual dalam
gerakan yang mencerminkan anak
yang jelas, sistematis,
bahasa yang jelas,
sehat, dan dalam tindakan yang
logis dan kritis, dalam
sistematis, logis dan
mencerminkan perilaku anak beriman karya yang estetis, dalam kritis, dalam karya
dan berakhlak mulia
gerakan yang
yang estetis, dalam
mencerminkan anak
gerakan yang
sehat, dan dalam tindakan mencerminkan anak
yang mencerminkan
sehat, dan dalam
perilaku anak beriman
tindakan yang
dan berakhlak mulia
mencerminkan
perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia

2; Mata pelajaran

Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang


sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan matapelajaran dan alokasi
waktu untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana tabel berikut.
Tabel 3: Matapelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
MATAPELAJARAN
Kelompok A
1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran
3.
Bahasa Indonesia
4.
Matematika
5.
Ilmu Pengetahuan Alam
6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelompok B
1.
Seni Budaya dan Prakarya
2.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
JUMLAH ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
Muatan Tingkat Daerah
1
Bahasa Jawa
2
3
Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan
1
Bahasa Inggris
JUMLAH TOTAL ALOKASI WAKTU
PER MINGGU

ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
I
II
IV V
4
5
8
5
-

4
5
9
6
-

4
5
7
6
3
3

4
5
7
6
3
3

4
4
30

4
4
32

5
4
36

5
4
36

2
2

2
2

2
2

2
2

2
36

2
38

2
42

2
42

Keterangan:
1; Matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah.
2; Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum
diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah
Remaja.
3; Kegiatan ekstra kurikuler seperti Pramuka (terutama), Unit Kesehatan Sekolah,
Palang Merah Remaja, dan yang lainnya adalah dalam rangka mendukung
pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap
peduli. Disamping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan
pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi
keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler
ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
4; Matapelajaran Kelompok A adalah kelompok matapelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Matapelajaran Kelompok B yang terdiri atas
matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

C;

Kesehatan adalah kelompok matapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh


pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.
5; Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan
matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila
daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah
jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
6; Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu
untuk tiap matapelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai
kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
7; Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal
yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
8; Khusus untuk matapelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Ibtidaiyah dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kementerian
Agama.
9; Pembelajaran Tematik-Terpadu
Pengaturan Beban Belajar
1; Beban belajar dalam KTSP SD Negeri 3 Langon diatur dalam bentuk sistem paket.
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum
setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata
pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun ajaran. Beban
belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur,
dan kegiatan mandiri.
2; Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri pada SD Negeri 3 Langon
yang menggunakan Sistem Paket yaitu 0%-40% untuk SD/MI, dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
3; Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
a; Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan dalam jam
pembelajaran per minggu.
b; Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pembelajaran.
c; Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pembelajaran.
d; Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pembelajaran.
e; Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam pembelajaran.

Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.


4; Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
5; Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu.
6; Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling
banyak 16 minggu.
7; Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak
40 minggu.
8; Beban Belajar Tambahan
SD Negeri 3 Langon menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik sebanyak 4 (empat) jam pelajaran per minggu. Penambanahan
beban belajar per minggu diatur sebagai berikut:
a Bahasa Jawa
a; Seni Ukir sebagai Muatan Kurikulum Tingkat Daerah Kabupaten Jepara
dialokasikan 2 jam pelajaran per minggu.
b; Baca dan Tulis Al-Quran (BTQ) dan/atau Peningkatan Iman Anak (PIA) sebagai
Muatan Kurikulum Tingkat Daerah Kabupaten Semarang dialokasikan 1 jam
pelajaran per minggu pada Kelas I dampai dengan Kelas VI
c; Bahasa Inggris sebagai Muatan Kurikulum Muatan Kekhasan SDNegeri 3 Langon
dialokasikan 2 jam pelajaran per minggu pada Kelas I sampai dengan Kelas VI
D;

Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi
dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok
sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti (terlampir)

E;

Kegiatan Pengembangan Diri/Ekstrakurikuler

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada


peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan
dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
Kegiatan pengembangan diri SD Negeri Bergas pada Tahun pelajaran 2014/2015
meliputi beragam kegiatan ekstrakurikuler wajib dan pilihan sesuai dengan minat dan
bakat siswa, yang terdiri atas:
a; Pramuka,

merupakan

Kegiatan

Wajib

bertujuan

untuk

menggali

dan

memgembangkan kompetensi peserta didik tentang kepemimpinan, disiplin dan cinta


tanah air, dilaksanakan dengan 3 (tiga) sistem sebagaimana diuraiakn pada tabel
berikut.
Tabel 6 Sistem Kegiatan Kepramukaan
No
1

Nama
Sistem
Sistem
Blok

Sifat
Wajib, setahun sekali,
berlaku bagi seluruh
peserta didik, terjadwal,
penilaian umum

Pegorganisasian Kegiatan

Sistem
Wajib, rutin, terjadwal,

Aktualisasi berlaku untuk seluruh

peserta didik dalam setiap


kelas, penjadwalan, dan
penilaian formal

Sistem
Reguler

Sukarela, berbasis minat

Kolaboratif
Bersifat intra mural atau
ektra mural (di luar
lingkungan satuan
pendidikan)
Pembina Pramuka
Bersifat intramural (dalam
lingkungan satuan
pendidikan)

Sepenuhnya dikelola oleh


Gugus Depan Pramuka
pada satuan pendidikan.

.
b; Seni Tari dimaksudkan untuk mengembangkan rasa seni dan kepekaan akan
keindahan, diharapkan dengan olah rasa dapat mengembangkan sikap sosial dan
estetika. Seni Tari merupakan kegiatan seni pilihan bagi peserta didik kelas I VI
yang meminatinya.
c; Olahraga (Catur dan Sepakbola), dilaksanakan untuk mengembangkan olah raga
bagi peserta didik dan melatihkan sikap disiplin, kerjasama, sportifitas dan
ketrampilan. Catur dan sepak bola merupakan kegiatan olahraga pilihan bagi peserta
didik kelas I VI yang meminatinya.
Jadwal Kegiatan Pengembangan Diri di SDN Bergas adalah sebagaimana Tabel 3 berikut:
Tabel 3 Jadwal Kegiatan Pengembangan Diri di SDN Bergas Tahun Pelajaran
2014/2015

.F

No
1

Kegiatan
Kesenian( Seni Tari)

Hari/ Waktu
Rabu,
Pukul: 14.30-16.30

Keterangan
Diikuti sebagai kegiatan
pilihan oleh peserta didik
yang berminat dan diasuh
oleh guru ekstrakurikuler

Pramuka
Reguler

Jumat,
Pukul: 15.30-15.00

Diikuti siswa klas III, IV, V


dan VI

Olahraga ( catur dan


sepak bola )

Sabtu,
Pukul: 15.30-17.00

Diikuti sebagai kegiatan


pilihan oleh peserta didik
yang berminat dan diasuh
oleh guru ekstrakurikuler

Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan
tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
1; Permulaan Waktu Pelajaran
Permulaan waktu pelajaran di setiap satuan pendidikan dimulai pada setiap awal tahun
pelajaran.

2; Pengaturan Waktu Belajar Efektif


a; Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran di luar waktu
libur untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
b; Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal (kurikulum tingkat daerah), ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang
dianggap penting oleh satuan pendidikan.
3; Pengaturan Waktu Libur
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang
hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari
libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Tabel 1: Alokasi waktu minggu efektif belajar
No
1.

KEGIATAN
Minggu efektif

ALOKASI WAKTU
KETERANGAN
Minimum 34
Digunakan untuk kegiatan

belajar

minggu dan

pembelajaran efektif pada setiap

maksimum 38

satuan pendidikan
Satu minggu setiap semester
Antara semester I dan II

2.

Jeda tengah

minggu
Maksimum 2

3.

semester
Jeda antar

minggu
Maksimum 2

4.

semester
minggu
Libur akhir tahun Maksimum 3

Digunakan untuk penyiapan

pelajaran

minggu

kegiatan dan administrasi akhir

Hari libur

2 4 minggu

dan awal tahun pelajaran


Daerah khusus yang memerlukan

5.

keagamaan

libur keagamaan lebih panjang


dapat mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

6.

Hari libur

7.

umum/nasional
minggu
Hari libur khusus Maksimum 1

8.

Maksimum 2

Kegiatan khusus

Disesuaikan dengan Peraturan


Pemerintah
Untuk satuan pendidikan sesuai

minggu

dengan ciri kekhususan masing-

Maksimum 3

masing
Digunakan untuk kegiatan yang

sekolah/madrasah minggu

diprogramkan secara khusus oleh


sekolah/madrasah tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

4;

Kalender Pendidikan SD Negeri 3 Langon


Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup

permulaan tahun

ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur

ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF


KALENDER PENDIDIKAN SD NEGERI 3 LANGON
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SEMESTER GANJIL

Jumat

Sabtu

S E M E S T E R GANJIL

Kamis

Oktober

Rabu

September

Selasa

Agustus

Senin

Juli

SEMESTER

BULAN

JML
HARI

24

26

13

KEGIATAN

Nopember

24

Desember

11

JUMLAH

16

15

16

17

18

16

98

Keterangan
- Jumlah jam belajar pertahun = 36 minggu
- Setiap hari sebelum pelajaran dimulai
- Hafalan doa harian, Asmaul Husna
- Membaca ayat suci Al-quran
- Basa Jawa sebagai pengantar tiap hari Kamis
- Setiap Jumat Pagi SKJ Bersama

ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF


KALENDER PENDIDIKAN SD NEGERI 3 LANGON
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SEMESTER GENAP

Selasa

Rabu

Kamis

Jumat

Sabtu

HARI

Senin

SEMESTER

JML

24

23

15

April

23

Mei

21

Januari
Pebruari

Maret

S E M E S T E R

II

BULAN

KEGIATAN

Juni

21

Juli

JUMLAH

23 22 20

20

22 20

127

Keterangan
- Jumlah jam belajar pertahun = 36 minggu
- Setiap hari sebelum pelajaran dimulai
- Hafalan doa harian, Asmaul Husna
- Membaca ayat suci Al-quran
- Basa Jawa sebagai pengantar tiap hari Kamis
- Setiap Jumat Pagi SKJ Bersama

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA


UPT DINAS DIKPORA MECAMATAN TAHUNAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 3 LANGON
JLJOHO RT 16 RW 07 DESA LANGON- TAHUNAN
JADWAL KEGIATAN SEKOLAH SESUAI KALENDER PENDIDIKAN
TAHUN PELAJARAN2014 / 2015
SD NEGERI 3 LANGON
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

TANGGAL
14-17 Juli 2014
21-26 Juli 2014
28-29 juli 2014
30/7- 2 agsts 2014
17 Agsts 2014
1 Oktober 2014
13-16 Okt 2014
5 Oktober 2014
25 Oktober 2014
28 Oktober 2014
10 Nopemb 2014
8-13 Desmb 2014

URAIAN KEGIATAN
Hari-hari pertama masuk satuan pelajaran
Libur sebelim 1 syawal 1434 H
Libur Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1343 H
Libur sesudah 1 Syawal 1434 H
Memperingati HUT RI
Memperingati Hari Kesaktian Pancasila
Kegiatan Jeda semester gasal
Hibur Haya Idul Adhaa 1434 H
Libur Tahun Baru Hijriah ( MUHARAM )
Memperingati Hari Sumpah Pemuda
Memperingati Hari Pahlawan
Ulangan Akhir Semester Gasal

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

15-19 Desb 2014


20 Desemb 2014
22 /12- 3 Jan2015
25-26 Des 2014
1 Januari 2015
3 Januari 2015
5 Januari 2015
19 Pebr 2015
16-19 Maret 2015
21 Maret 2015
3 April 2015
2 Mei 2015
11-13 Mei 2015
14 Mei 2015
21-23 Mei 2015
15 Mei 2015
16 Mei 2015
20 Mei 2015
21-13 Mei 2015
2 Juni2015
1-8 Juni 2015
17 Juni 2015
22/ 6-8/7 2015
9 Juli 2015

Ulangan susulan dan persiapan penyerahan buku Laporan hasil belajar siswa
Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar ( BLHP) semester gasal
Libur Akhir Semester gasal
Libur Hari Raya Natal ( cuti bersama )
Libur Tahun Masehi
Libur Hari Maulud Nabi Muhammad s a w
Memperingati Hari Maulud Nabi Muhammad s a w
Libur Tahun Baru Imlek 2565
Kegiatan Jeda semester genap
Libur Hari Raya Nyepi / Tahun Baru Saka 1937
Libur Wafat Isa Almasih
Mmemperingati Hari Pendididkan Nasional
Ujian Sekolah Terkendali ( Utama ) SD/ MI/ SDLB
Libur Kenaikan Isa Almasih
Ujian Sekolah Sususlan SD/MI/ SDLB
Memperingati Hari Isro Mirot Nabi Muhammad s a w
Libur Hari Isro Mi rij
Memperingati Hari Kebangkitan Nasional
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi( UMTK)/Test Kompetensi Dasar
Libur Hari Raya Waisak 2559
Ulangan Kenaikan kelas
Penyerahan buku laporan hasil belajar semester genap
Libur akhir semester genap/ tahun 2014- 2015
Awal tahun pelajaran 2015/ 2016

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA


UPT DINAS DIKPORA MECAMATAN TAHUNAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 3 LANGON
JLJOHO RT 16 RW 07 DESA LANGON- TAHUNAN

BAB

IV

PENGELOLAAN DAN EVALUASI KURIKULUM

A; Tahapan Penyusunan
Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah/madrasah.
Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah/madrasah dan/atau
kelompok sekolah/madrasah yang diselenggarakan sebelum tahun pelajaran baru. Tahap
kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi:
1; perumusan visi dan misi berdasarkan analisis konteks dengan tetap mempertimbangkan
keunggulan dan kebutuhan nasional dan daerah;

2; Penyiapan dan penyusunan draf;


3; Riviu, revisi, dan finalisasi dokumen;
4; Pemantapan dan penilaian; serta pengesahan. \
Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh
tim pengembang kurikulum sekolah.

B; Prinsip-Prinsip Penyusunan
Dalam menyusun KTSP perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1; Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik
secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan
iman, takwa, dan akhlak mulia.
2; Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi,
berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam
keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam
kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan
peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga
perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.
3; Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan
Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara
holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang
secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan
kinestetik peserta didik.
4; Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan

karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu
memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan daerah.
5; Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan
pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan
tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
6; Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum perlu memuat kecakapan hidup.
7; Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan
IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
8; Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak
mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu,
muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan
akhlak mulia.
9; Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin
dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai
kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
10; Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta


didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu,
kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
11; Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum

dikembangkan

dengan

memperhatikan

karakteristik

sosial

budaya

masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan


apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari
budaya dari daerah dan bangsa lain.
12; Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan
dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13; Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

C; Mekanisme Pengelolaan
KTSP dikelola berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1; Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran
harus berpusat pada peserta didik.
2; Beragam dan terpadu.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan nasional sesuai tujuan


pendidikan, keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib dan muatan lokal.
3; Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pendidikan perlu mengantisipasi
dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS
sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus
melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara
berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
4; Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia
kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan
antara hard skills dan soft skills pada setiap kelas antarmata pelajaran, dan
memperhatikan kesinambungan hard skills dan soft skills antarkelas.
5; Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan), bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.
6; Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan

memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
7; Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah
untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan
nasional dan daerah saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan prinsip
Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka NKRI.

D; Pihak Yang Terlibat


KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor kementerian agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan dinas
pendidikan atau kantor wilayah kementerian agama provinsi untuk pendidikan menengah.
Tim penyusun KTSP pada SD Negeri 3 Langon. terdiri atas: guru, konselor, dan
kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Dalam kegiatan penyusunan KTSP, tim
penyusun melibatkan komite sekolah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait. Koordinasi
dan supervisi dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan tingkat
Kabupaten ....

E; Evaluasi Kurikulum dan Program Tindak Lanjut


Evaluasi kurikulum adalah serangkaian tindakan sistematis dalam mengumpulkan
informasi, pemberian pertimbangan dan keputusan mengenai nilai dan makna kurikulum.
Pertimbangan dan keputusan mengenai nilai berkenaan dengan keajekan ide, desain,
implementasi, dan hasil kurikulum.
Pertimbangan dan keputusan mengenai arti berkenaan dengan dampak kurikulum
terhadap masyarakat. Dampak dimaknai sebagai sesuatu yang positif.
1; Komponen Evaluasi Kurikulum
a; Fokus Evaluasi

Evaluasi Kurikulum berfokus pada empat dimensi kurikulum yaitu ide, dokumen,
implementasi, dan hasil. Evaluasi terhadap dua dimensi kurikulum yaitu terhadap ide dan
desain telah dilakukan selama proses pengembangan keduanya.
Fokus dari pedoman ini adalah pada implementasi kurikulum. Implementasi diartikan
sebagai kegiatan merealisasikan ide dan rancangan kurikulum dalam proses pendidikan
dan pembelajaran. Implementasi terdiri atas dua fase yaitu implementasi awal dan
implementasi penuh. Atas dasar pengertian implementasi tersebut maka fokus dari
pedoman ini adalah evaluasi terhadap:
pengadaan dokumen kurikulum dan distribusi ke pengguna (fokus 1);
2; kegiatan persiapan lapangan untuk melaksanakan kurikulum (fokus 2); dan
3; implementasi kurikulum secara terbatas dan menyeluruh (fokus 3).
Fokus pada pengadaan dokumen kurikulum meliputi ketersediaan dokumen untuk
digunakan oleh sekolah dan guru yang akan mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada
tahun 2013-2014, 2014-2015, dan 2015-2016. Evaluasi terhadap ketersediaan diarahkan
pada adanya dokumen kurikulum, buku panduan guru dan buku teks 3 pelajaran untuk
peserta didik, serta pedoman lain sebelum tahun pendidikan baru dimulai.
Evaluasi terhadap persiapan lapangan berkenaan dengan pelatihan para pengguna
kurikulum terutama guru, kepala sekolah dan pengawas. Evaluasi persiapan lapangan
berkenaan pula dengan kesiapan administrasi sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
Evaluasi terhadap implementasi kurikulum ditujukan untuk mengkaji rancangan yang
dibuat oleh satuan pendidikan, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan kegiatan
pembelajaran. Pengkajian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana proses
pelaksanaan kurikulum mampu mencapai kompetensi peserta didik yang diharapkan.
Termasuk dalam evaluasi ini adalah kajian tentang seberapa jauh pedoman implementasi
kurikulum memfasilitasi pengelolaan kurikulum secara optimal di lapangan.
Evaluasi untuk fokus 1 dan 2 bersifat reflektif yang ditujukan untuk mengkaji
kesahihan isi, keberterimaan, keterlaksanaan, dan legalitas melalui diskusi tim
pengembang kurikulum dan uji publik secara nasional. Sedangkan fokus 3 merupakan
evaluasi formatif terhadap implementasi kurikulum secara terbatas dan evaluasi sumatif
yang merupakan penilaian menyeluruh terhadap pelaksanaan kurikulum baru secara
nasional setelah implementasi kurikulum berjalan selama 5 (lima) tahun
b; Aspek Evaluasi Implementasi
1;

Aspek evaluasi kurikulum mencakup:

1; Evaluasi reflektif dilakukan dalam suatu proses diskusi intensif dalam kelompok

pengembang kurikulum (tim pengarah dan tim teknis) dan tim nara sumber secara
internal. Evaluasi reflektif tersebut dilaksanakan melalui diskusi mengenai landasan
filosofi, teoritik, dan model yang digunakan dalam pengembangan kurikulum.
Landasan filosofi yang digunakan adalah pemikiran yang bersifat eklektik yang
berakar dari filosofi perenialisme, esensialisme, progresivisme, rekonstruksi sosial,
dan humanisme dinyatakan sebagai landasan filosofi yang dipilih sebagai landasan
dan kerangka pengembangan kurikulum. Dengan pandangan filosofis yang bersifat
eklektik tersebut kurikulum dikembangkan dengan tetap berakar pada nilai dan moral
Pancasila untuk mewarisi keunggulan bangsa, menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dan bangsa,
mengembangkan potensi, bakat, dan minat peserta didik, dan memberikan kontribusi
pada upaya pembangunan masyarakat, bangsa dan negara dalam menghadapi
tantangan kehidupan abad ke 21. Desain kurikulum mengalami perubahan.
Perubahan ini diyakini lebih memperkuat konsep kurikulum yang berbasis
kompetensi, dan memperkuat organisasi vertikal (antar tingkat satuan pendidikan)
dan horizontal (antarmuatan atau mata pelajaran) kurikulum. Keterkaitan konten
kurikulum secara horizontal dan vertikal dilakukan melalui Kompetensi Inti (KI).
Untuk memastikan bahwa disain kurikulum ini mampu menjawab berbagai tantangan
abad ke 21, diperlukan evaluasi konseptual dilihat dari koherensi 4 ide dengan
kenyataan. Review dan revisi terhadap Kompetensi Dasar (KD) yang menjadi
konten/kompetensi kurikulum dilakukan segera setelah KD selesai dikembangkan
dan umpan balik untuk revisi segera diberikan.
Evaluasi terhadap kesesuaian konten dengan tahap perkembangan psikologi anak
dilakukan oleh para ahli psikologi anak dan psikologi pendidikan terutama untuk
konten kurikulum SD. Perumusan ulang dan penyederhanaan KD-SD yang telah
dikembangkan tim dilakukan untuk memberikan kepastian mengenai kesuaian antar
materi kurikulum dengan kemampuan kognitif, sosial, dan afektif peserta didik SD.
2; Evaluasi dokumen kurikulum mencakup kegiatan penilaian terhadap:
a; dokumen kurikulum setiap satuan pendidikan atau program pedidikan (kerangka
dasar dan struktur kurikulum);
b; dokumen kurikulum setiap mata pelajaran (silabus);
c; pedoman implementasi kurikulum (pedoman penyusunan dan pengelolaan
KTSP, pedoman umum pembelajaran, pedoman pengembangan muatan lokal,
dan pedoman kegiatan ekstrakurikuler);
d; buku teks pelajaran;

e; buku panduan guru; dan

dokumen kurikulum lainnya.


Evaluasi dilakukan untuk mengkaji ketersediaan, keterpahaman, dan kemanfaatan
dari dokumen tersebut dilihat dari sisi/kelompok pengguna.
3; Evaluasi implementasi kurikulum dilakukan untuk mengkaji keterlaksanaan dan
dampak dari penerapan kurikulum pada tingkat nasional, daerah, dan satuan
pendidikan. Pada tingkat nasional mencakup penilaian implementasi kurikulum
secara nasional. Pada tingkat daerah penilaian implementasi kurikulum mencakup
kajian pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan muatan lokal oleh pemerintah
daerah. Sedangkan pada tingkat satuan pendidikan evaluasi dilakukan pada tingkat
satuan pendidikan.
Evaluasi implementasi kurikulum pada tingkat nasional mencakup kajian kebijakan
dalam penyiapan dan distribusi dokumen, penyiapan dan peningkatan kemampuan
sumber daya yang diperlukan, dan pelaksanaan kurikulum, serta dampak kebijakan
terhadap pengelolaan kurikulum pada tingkat daerah dan tingkat satuan pendidikan.
Evaluasi implementasi kurikulum pada tingkat daerah mencakup kajian kebijakan
dalam penyiapan dan distribusi dokumen muatan lokal, penyiapan dan peningkatan
kemampuan sumber daya yang diperlukan, dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal
serta keterlaksanaannya pada tingkat satuan pendidikan.
Evaluasi implementasi kurikulum pada tingkat satuan pendidikan mencakup kajian
penyusunan dan pengelolaan KTSP, penyiapan dan peningkatan kemampuan
pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan, dan pelaksanaan pembelajaran
secara umum serta muatan lokal, dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.
4; Evaluasi hasil implementasi kurikulum merupakan evaluasi ketercapaian standar
kompetensi lulusan pada setiap peserta didik pada satuan pendidikan.
f;

Capaian standar kompetensi lulusan setiap peserta didik dikaji melalui:


1; hasil penilaian individual yang bersifat otentik;
2; hasil ujian sekolah; dan
3; hasil ujian yang bersifat nasional.
c; Desain dan Instrumen

1; Desain

Desain evaluasi implementasi kurikulum dapat dilakukan melalui evaluasi yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif.
Aspek evaluasi
kurikulum
Reflektif
Dokumen
Implementasi
Hasil

Pendekatan

Desain

kuantitatif Kualitatif

Analisis iluminatif berbentuk


eksplanasi secara tuntas tentang prinsip
yang digunakan
Analisis diskrepansi berbentuk kajian
kesenjangan antara dokumen dengan
implementasi
Analisis kontingensi berbentuk kajian
kesenjangan antara tuntutan kurikulum
dan kenyataan pembelajaran
Analisis hasil belajar (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) secara
individual dan/atau kelompok.

2; Instrumen
Instrumen dikembangkan sesuai dengan desain dan jenis data dan informasi yang akan
dikumpulkan
d; Mekanisme Pelaksanaan
Evaluasi kurikulum dilakukan melalui mekanisme sebagai berikut:
1; evaluasi kurikulum pada tingkat nasional;
2; evaluasi kurikulum pada tingkat daerah; dan
3; evaluasi kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
Tingkatan evaluasi
Nasional

Inisiator
Kemdikbud
Kemenag

Daerah

Pemerintah daerah,
kantor wilayah
kementerian Agama,
kantor kementerian
agama
Unit terkait

Satuan pendidikan

Pelaksana
Unit utama yang
ditunjuk untuk
melaksanakan
Unit terkait

Pengguna
Kemdikbud
Kemenag, dan
pemerintah daerah
Kemdikbud,
Kemenag, dan
permerintah daerah

Kepala
Kemdikbud,
sekolah/madrasa Kemenag, dan

pemerintah daerah

Mekanisme
Tingkatan evaluasi
Nasional

Mekanisme
1; Penetapan kebijakan evaluasi
kurikulum

Keterangan
Kemdikbud,
Kemenag

2; Pembentukan tim kerja


3; Desain induk evaluasi

kurikulum
4; Pelaksanaan evaluasi
5; Penyusunan laporan

Daerah

1; Penetapan kebijakan evaluasi

kurikulum
2; Pembentukan tim kerja
3; Desain induk evaluasi

kurikulum

Satuan pendidikan

Tim kerja yang


ditunjuk
Unit utama yang
ditunjuk
Tim kerja yang
ditunjuk
Pemerintah daerah,
kantor wilayah
kementerian Agama,
kantor kementerian
agama
Tim kerja yang
ditunjuk

4; Pelaksanaan evaluasi

Unit terkait di daerah

5; Penyusunan laporan

Tim kerja yang


ditunjuk

1; Penetapan kebijakan evaluasi

Unit terkait di daerah

kurikulum
2; Pembentukan tim kerja
3; Desain induk evaluasi

kurikulum
4; Pelaksanaan evaluasi
5; Penyusunan laporan

e; Pihak Yang Terlibat


1; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
2; Kementerian Agama;

Tim kerja yang


ditunjuk
Kepala
sekolah/madrasah
Tim kerja yang
ditunjuk

3; Pemerintah daerah;
4; Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat;
5; pendidik dan tenaga kependidikan satuan pendidikan;
6; Komite Sekolah; dan
7; Pihak lain yang relevan

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA


UPT DINAS DIKPORA MECAMATAN TAHUNAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 3 LANGON
JLJOHO RT 16 RW 07 DESA LANGON- TAHUNAN

BAB

PENUTUP

Pada akhirnya kurikulum ini tetap hanya sebuah dokumen, yang akan menjadi kenyataan
apabila dilaksanakan pengelolaan dan penyelenggaran pendidikan di satuan pendidikan dengan
nyata. Pengelolaan seluruh kegiatan satuan pendidikan konsisten mengacu pada dokumen KTSP
yang telah disusun sehingga pengelolaan berlangsung efektif dan efisien yang

mampu

membangkitkan aktivitas dan kreativitas warga sekolah dan pada akhirnya semua hasil yang
dicapai dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak (MBS).
Dalam hal ini para pelaksana kurikulum (guru) yang akan membumikan kurikulum ini
dalam proses pengelolaan kurikulum. Para pendidik juga hendaknya mampu menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi anak (PAKEM), sehingga anak betah
di sekolah. Atas dasar kenyataan tersebut, maka pembelajaran di sekolah dasar hendaknya

bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak, efektif,


demokratis, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan.
Dengan spirit seperti itulah kurikulum ini akan menjadi pedoman yang dinamis bagi
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di SD Negeri 3 Langon

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA


UPT DINAS DIKPORA MECAMATAN TAHUNAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 3 LANGON
JLJOHO RT 16 RW 07 DESA LANGON- TAHUNAN

DAFTAR PUSTAKA

-----------------, 2003, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang


Sistem Pendidikan Nasional.
-----------------, 2005, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Badan Standar Nasional Pendidikan, 2008, Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan di SD, Jakarta: Ditjen manajemen Dikdas Depdiknas
Badan Standar Nasional Pendidikan, 2008, Pedoman Penilaian Hasil Belajar di SD, Jakarta:
Ditjen manajemen Dikdas Depdiknas
Badan Standar Nasional Pendidikan, 2008, Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
di SD, Jakarta: Ditjen manajemen Dikdas Depdiknas
Badan Standar Nasional Pendidikan, 2008, Model Silabus Tematis Kelas 3 SD, Jakarta: Ditjen
manajemen Dikdas Depdiknas

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2008, Model Silabus Kelas 6 SD, Jakarta: Ditjen
manajemen Dikdas Depdiknas
Depdiknas, 2008, Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Ditjen manajemen Dikdas Depdiknas
Depdiknas, 2008, Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Ditjen
manajemen Dikdas Depdiknas
Depdiknas, 2008, Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Permendiknas
No 22 dan 23, Jakarta: Ditjen manajemen Dikdas Depdiknas.
Depdikbud, 2014. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Depdikbud, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
Depdikbud, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
Depdikbud, 2014Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
Depdikbud, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah;

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA


UPT DINAS DIKPORA MECAMATAN TAHUNAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 3 LANGON
JLJOHO RT 16 RW 07 DESA LANGON- TAHUNAN
TIM PENYUSUN
Ketua
Anggota

:
:

Kasih Handayani S.Pd


1. Anik Yantini S.Pd SD
2 Nurhadi
3 Ismawati S.Pd SD
4 Slamet Hariyadi Ama Pd SD
5 Juwarsi S.Pd Ama Pd SD
6 Sudarti S.Pd SD
7 Sutikno S.Pd I

( Kepala Sekolah )
( Guru Kelas I
)
( Guru Kelas II )
( Guru Kelas III )
( Guru Kelas IV )
( Guru Kelas V )
( Guru Kelas VI )
( Guru Kelas I- VI )

Anda mungkin juga menyukai