Anda di halaman 1dari 4

NAMA

ANGKATAN / SINDIKAT
NIM
PJJ MABES STIK-PTIK 2106

RAMDHANI DWI CESARIO


LXXI / WIDYA REKONFU SINDIKAT II
16719270
TUGAS WASDAL Bpk. Drs. H.M.NASSER AMIR.SH.,MH.,MBA

I.

PENDAHULUAN

Pada saat ini, transparansi pada sebuah kelembagaan baik pemerintah maupun swasta
sangatlah penting dan menjadi dambaan masyarakat umumnya. Oleh karena itu perlunya dilakukan
berbagai pengawasan dan pengendalian, baik yang melakukan secara fungsional maupun strukural,
sehingga kinerja organisasi terlihat ekonomis, efektif dan efisien. Pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian berpedoman kepada langkah-langkah manajemen dan dilakukan oleh para
pejabat/manajer yang berwenang dan untuk mengoptimalkan fungsi pengawasan dan pengendalian
memerlukan peran auditor profesional dan independen yang dapat memberikan laporan tentang
kredibilitas kesatuan, baik dibidang operasional maupun pembinaan.
Polri telah mengeluarkan kebijaksanaan dibidang organisasi untuk tugas pengawasan dan
pengendalian yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah pejabat auditor untuk tingkat Mabes Polri.
Untuk membangun kepolisian RI diselenggarakan dalam rangka membangun kekuatan Polri yang
profesional mahir dan berwibawa baik sebagai aparat penegak hukum maupun penjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat dengan melalui pendidikan, pelatihan, pembinaan karier dan pengadaan alat
perlengkapan utama yang modern untuk mengimbangi ilmu pengetahuan dan tehnologi yang sudah
semakin maju. Segala upaya untuk mewujudkan tujuan harus didahului oleh suatu proses pemikiran
yang dituangkan kedalam berbagai bentuk rencana atau strategi, sehingga persoalan pemilihan strategi
pada dasarnya juga merupakan permasalahan manajemen. Karena itu setiap pengambilan keputusan
hendaknya berpedoman pada kerangka pikir penyelenggaraan upaya pengamanan negara yang
merupakan tugas utama Polri dan dilaksanakan secara terpadu pada setiap langkah oprasional
perencanaan strategi sampai pada tahap pelaksanaan. Didalam perkembangannya manajemen
profesional dituntut agar menggunakan paradigma manajerial yaitu bahwa kegiatan oprasional tidak
hanya berbeda dan berkaitan dengan para pelaksana dilapisan manajer paling bawah (low
management), tetapi dalam batas-batas tertentu menyentuh seluruh aspek manajerial mulai dari
tingkatan tertinggi sampai kepada lepel terendah (Top, middle and lower) sehingga pada akhirnya
terbentuk suatu audit baru yang disebut Management Audit.

II.

PEMBAHASAN

Didalam organisasi Polri masih ditemukan kejadian atau penyimpangan baik dibidang
pembinaan maupun dibidang operasional yang meliputi personel, meteriil, anggaran, metode dan
pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan tugas dan pengawasannya serta prinsipprinsip ekonomi efektivitas dan efisien belum sesuai dengan harapan. Walaupun telah dilakukan
pengawasan dan pengendalan secara rutin dan insidentil oleh petugas auditor Polri. Dalam
kesempatan ini akan dibahas tantangan tugas polri dalam proses pengendalian manajemen, seiring
dengan tuntutan masyarakat dalam era Demokratisasi dan Keterbukaan sehingga dalam pelaksanaan
tugas Polri senantiasa memelihara kamtibmas dan hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat.
Kesempatan ini berbagai permasalahan yang menyebabkan adanya hambatan yang berakibat tidak
baik terhadap institusi Polri.
A.

PERSONEL
Kurangnya jumlah personel pada jabatan-jabatan tertentu pada organisasi Polri yang apabila

dibandingkan dengan kebutuhan dibidang pembinaan maupun personel masih jauh yang diharapkan.
Berdasarkan kualitas pun masih sangat rendah karena penempatan personel masih banyak terjadi
dimana personel yang ditempatkan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki apabila dihadapkan
dengan beban tugas yang dikerjakan. Penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh anggota
kerap masih banyak terjadi sehingga citra Polri pun menurun, tentunya hal ini menjadi penghalang
bagi pelaksanaan tugasnya sehari-hari.
B.

SARANA PRASARANA
Kondisi sarpras yang dimiliki oleh polri telah banyak yang rusak. Dilihat dari kualitas dan

kuantitasnya pun sudah tidak sesuai lagi dengan beban yang dihadapi oleh Polri, sehingga Polri dalam
tugasnya berkerja tidak secara maksimal, disamping dukungan sarana pemeliharaan maupun
perawatan yang sangat terbatas, juga sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas dilapangan.
C.

ANGGARAN
Beban tugas Polri pada saat ini dan dimasa-masa yang akan datang terus meningkat. Apabila

anggaran yang disediakan tidak seimbang dengan kondisi tersebut diatas, maka hal ini dapat menjadi
penghambat untuk pelaksanaan pembinaan maupun operasional polri.
D.

METODE
Pelaksanaan tugas rutin maupun operasi Kepolisian dengan pola khusus tidak direncanakan

dengan sistem perencanaan yang baik. Perencanaan yang harusnya dimulai dari harian, mingguan dan
bulanan sering tidak dilaksanakan, akibatnya pencapaian sasaran tidak terlaksana dengan baik.
E.

PRINSIP EKONOMI

Prinsip the right man on the right place sebagaimana yang diterapkan dalam pemberdayaan
SDM Polri yang terkadang tidak tepat guna sehingga hal ini menjadi kurang efektif. Begitu juga
dengan kebutuhan tugas dimana sarana dan prasarana yang dipersiapkan tidak sesuai sehingga hal
tersebut menjadi kurang bermanfaat untuk mendukung tugas.
F.

PRINSIP EFISIENSI.
Pencapaian pelaksanaan tidak dapat dicapai secara maksimal karena sumber daya yang ada

dilingkungan kepolisian belum dimanfaatkan secara baik. Ketidakseriusan dan asal memanfaatkan
sumber daya tanpa melihat kualitas dan kuantitas menjadi penghambat bagi pelaksanaan tugas
kepolisian.
G.

PRINSIP EFEKTIFITAS
Keseimbangan antara prinsip ekonomi efisiensi dan efektifitas haruslah seimbang sehingga

pelaksanaan tugas dapat dicapai secara maksimal.

III.

PENUTUP

Upaya yang dilakukan Polri saat ini sudah cukup baik namun perlu ditingkatkan sehingga
pelayanan prima kepolisian dapat tercapai. Kesimpulan dari upaya pelayanan prima yang dilakukan
oleh Polri antara lain, secara kuantitas dan kualitas personel dalam melaksanakan tugas pokok masih
dirasa cukup namun masih dapat dimaksimalkan kembali, oleh karena itu diperlukan pelatihan dan
pemahaman yang merata tentang mekanisme operasional lapangan, sehingga anggota polri yang di
lapangan paham akan job descriptionnya.
Ditemukan bahwa pola dan mekanisme pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas
Polri belum optimal dilaksanakan, karena anggota pelaksana di lapangan serta perwira pengemban
fungsi pengawasan dan pengendalian tidak menjalankan perannya dengan maksimal. Untuk itu perlu
dilakukan beberapa hal berikut : Inspeksi, untuk mengetahui sejauh mana rasa tanggung jawab para
anggota personel untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan kesalahan dilapangan. Supervisi,
untuk memberikan bantuan dan bimbingan secara langsung, kegiatan ini harus bersifat konstruktif dan
kreatif serta profesional. Supervisi dilakukan secara berkala dan menyeluruh. Melaksanakan kegiatan
Pengawasan dan Pengendalian secara menyeluruh dan berkala serta Audit Internal secara profesional.
Sebelum melaksanakan tugas operasi agar para supervisor / perwira diberikan pengetahuan mengenai
tugas dan tanggung jawabnya sehingga pada saat pelaksanaan dapat melaksanakan tugas dengan
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai