Anda di halaman 1dari 35

1.

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Islam adalah agama yang mengatur sebuah cara hidup, islam dikatakan
sebagai way of life. Ajaran Islam merupakan sebuah ajaran yang tidak hanya terbatas
pada masalah hubungan pribadi antara seorang individu dengan penciptanya (Hablum
Minallah), namun mencakup pula masalah hubungan antar sesama manusia (Hablum
Minannas), bahkan juga hubungan antara manusia dengan makhluk lainnya termasuk
dengan alam dan lingkungan (Adiwarman, 2006).
Salah satu kewajiban umat muslim dalam menjalankan amal sosialnya yaitu
berqurban pada Hari Raya Idul Adha. Ibadah qurban merupakan penyembelihan
hewan qurban, lazimnya berupa unta, domba, kambing atau sapi yang kemudian
dagingnya dibagikan kepada keluarga, tetangga dan terutama fakir miskin yang
jarang makan daging karena harganya yang sulit terjangkau. Ibadah qurban
ditegaskan oleh rasulullah saw. agar ditunaikan oleh orang orang yang memiliki
kemampuan dari segi ekonomi. Beliau sampaikan dalam sebuah riwayat dari Abu
Hurairah ra. yang berbunyi :

artinya: Barang siapa mendapatkan kelapangan tetapi tidak berqurban, maka


janganlah dia mendekati tempat shalat kami.
Hadits ini mengandung arti bahwasanya Rasulullah saw. mencela orang
orang yang memiliki kelebihan harta tapi tidak mau atau menunda nunda
kewajibannya melaksanakan qurban. Ibadah qurban merupakan salah satu bentuk rasa

syukur dan ketaatan yang dilakukan oleh manusia. Dari segi kemanusiaan, ibadah
qurban juga mendidik manusia agar menjadi manusia yang peduli dengan nasib yang
dirasakan oleh saudaranya yang kekurangan.
Dalam pelaksanaannya biasanya di tiap mesjid dibentuk panitia qurban yang
bertugas mengumpulkan iuran qurban dari para peserta qurban. Satu hewan qurban
bisa dimodali oleh satu orang peserta atau dibagi untuk tujuh orang yang beriur
bersama. Satu hewan qurban (sapi) rata rata harganya 15 20 juta rupiah. Iuran
tersebut bisa dibayar lunas oleh para peserta qurban atau dicicil sampai menjelang
ibadah qurban dilaksanakan. Panita qurban biasanya mulai menerima simpanan
qurban satu atau dua bulan menjelang Hari Raya Idul Adha. Nominal untuk bagian
hewan qurban yang cukup besar ini yang menyebabkan masyarakat merasa
terberatkan

(merasa miskin) untuk menunaikan kewajiban ini. Padahal fadhilah

(keutamaan) dari ibadah ini sangat mulia.


Banyak lembaga keuangan, lembaga keagamaan, organisasi keagamaan,
elemen masyarakat, yayasan atau masjid menawarkan jasa untuk penyaluran qurban
bagi masyarakat muslim yang berniat melakukan ibadah qurban. Sehingga umat
muslim yang berniat beribadah qurban tidak kesulitan menyalurkan dana atau hewan
yang akan diqurbankan.
Koperasi Syariah atau yang lebih dikenal dengan sebutan BMT (Baitul Mal
wa Tamwil) juga memiliki sebuah produk berupa simpanan qurban. Produk ini
bertujuan untuk menghimpun dana dari umat muslim yang hendak melakukan
ibadah qurban. Namun dalam pengembangannya produk simpanan qurban ini belum
begitu diminati oleh muslim atau bahkan belum diketahui sama sekali baik oleh
masyarakat umum, anggota BMT bahkan pengelola BMT sendiri.

Dalam simpanan qurban ini para anggota BMT meyimpankan sejumlah uang
yang kemudian dapat mereka tarik menjelang waktu pelaksanaan qurban. Uang yang
mereka tarik kemudian mereka serahkan ke pengurus masjid atau lembaga lainnya
yang bertugas mengelola hewan qurban tersebut. Melalui simpanan qurban ini para
anggota bisa mencicil simpanannya sepanjang tahun sehingga ketika nanti ibadah
qurban akan dilaksanakan mereka tidak merasa terberatkan untuk menunaikannya.
Di Kota Padang sendiri terdapat 104 unit Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Baitul Mal wa Tamwil (KJKS BMT) yang tersebar di setiap kelurahan. Melihat
potensi dari simpanan qurban di BMT ini penulis merasa tertarik dan tertantang untuk
membuat sebuah karya tulis yang berjudul Penggalakan Baitul Mal Wa Tamwil
dalam Penyediaan Qurban Bagi Anggota BMT di Kota Padang.
Penulisan terkait pengelolaan BMT masih minim dan yang kami lakukan
terbilang baru. Namun penulisan ini sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana
kondisi dari pengelolaan BMT umumnya, khususnya pada pengelolaan salah satu
produk BMT yaitu Simpanan Qurban yang disediakan bagi anggota BMT.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan ini ialah :
1. Bagaimana kondisi pengelolaan simpanan qurban di BMT yang ada di Kota
Padang?
2. Apa faktor yang menyebabkan simpanan qurban di BMT belum terlaksana
dengan maksimal?
3. Apa upaya yang bisa dilakukan untuk menggalakkan simpanan qurban di
BMT yang ada di Kota Padang?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan karya tulis ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi pengelolaan simpanan qurban di
BMT yang ada di Kota Padang.
2. Untuk memaparkan faktor yang menyebabkan simpanan qurban di BMT
belum terlaksana dengan maksimal.
3. Untuk mengetahui apa upaya yang bisa dilakukan untuk menggalakkan
simpanan qurban di BMT yang ada di Kota Padang.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan daari penulisan karya tulis ini adalah :
1. Agar BMT secara keseluruhan dan simpanan qurban khusunya bisa dikelola
dengan kreatif dan total.
2. Memotivasi para anggota BMT untuk memanfaatkan produk berupa simpanan
qurban di BMT agar meningkatkan jumlah simpanan qurbannya.
3. Memotivasi masyarakat yang bukan anggota BMT agar ikut serta menjadi
anggota BMT dan ikut simpanan qurban.
4. Menawarkan model solusi yang dapat diterapkan oleh pemerintah agar BMT
lebih berkembang.
5. Sebagai bahan rujukan dan perbandingan untuk penulisan atau studi lanjutan
terkait dengan BMT, khususnya terkait dengan simpanan qurban.

2. Tinjauan Pustaka
2.1.

Baitul Mal wa Tamwil


Baitul maal secara harfiah yang berarti rumah harta benda atau

kekayaan.Namun demikian, kata baitul maal bisa diartikan sebagai perbendaharaan


(umum atau negara). Baitul maal dilihat dari istilah fikih adalah suatu lembaga atau
badan yang bertugas untuk mengurusi kekayaan negara terutama keuangan, yang
berkenaan dengan soal pemasukan dan pengelolaan, maupun yang berhubungan
dengan masalah pengeluaran lain. Sedang baitul tamwil berupa rumah penyimpanan
harta milik pribadi yang dikelola oleh suatu lembaga (Lubis. 1995)
Menurut Prof. H. A. Djazuli Baitul Maal wa Tamwil terdiri dari dua istilah
yaitu baitul maal dan baitul tamwil, baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha
pengumpulan dan penyaluran dana non profit seperti, zakat, infaq, dan shodaqoh,
sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial.
BMT atau baitul maal wa tamwil merupakan padanan kata dari Balai Usaha
Mandiri Terpadu. Baitul mall berfungsi menampung dan menyalurkan dana berupa
zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) dan mentasrufkan sesuai amanah. Sedangkan baitul
tamwil adalah pengembangan usaha-usaha produktif investasi dalam meningkatkan
kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil serta mendorong kegiatan menabung
dalam menunjang ekonomi (Hertanto. 1999).
Dari pengertian di atas, secara kontekstual BMT berusaha memadukan dua
macam kegiatan sekaligus yang berbeda-beda sifatnya yaitu laba dan nirlaba dalam
suatu lembaga. Kegiatan sosial sebagai kegiatan penunjang (Baitul Maal) dan

kegiatan bisnis sebagai kegiatan utama (Baitul Tamwil). Sebagai lembaga sosial
(Baitul Maal), BMT berfungsi menghimpun dana-dana sosial yang bersumber dari
zakat, infak dan sedekah atau sumber lain yang halal kemudian didistribusikan
kepada mustahiq (yang berhak) dan bersifat nirlaba. Sementara sebagai lembaga
bisnis (Baitul Tamwil) dalam keuangan Islam BMT berfungsi menghimpun dan
menyalurkan dana (intermediasi) yang bersifat profit motif.
Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan pihak ketiga (anggota BMT)
melalui simpanan berbentuk tabungan wadiah dan mudharabah dan penyalurannya
dalam bentuk pembiayaan atau investasi, dengan

prinsip jual beli (murabahah,

salam dan istishna), prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah), prinsip sewamenyewa (ijarah dan ijarah muntahia bitamlik (IMBT) dan pembiayaan qardh yang
dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Dalam konteks ini BMT berfungsi sebagai
lembaga pengelola dan pemberdayaan dana masyarakat, dengan jalan menjalin mitra
kerjasama antara pihak pengelola BMT dengan masyarakat yakni dengan
menghimpun dana masyarakat kemudian didistribusikan kembali kepada masyarakat.
2.1.1 Sejarah BMT di Indonesia
Sejarah berdirinya Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) di Indonesia pada tahun
1990 mulai ada prakasa mengenai bank syariah, yang diawali dengan Lokakarya
Bunga Bank dan Perbankan yang diselenggarakan pada tanggal 18 - 20 Agustus 1990
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hasil lokakarya tersebut dilanjutkan dan
dibahas dalam Musyarawah Nasional IV (MUNAS IV) MUI tanggal 22-25 Agustus
1990 di Hotel Sahid Jaya Jakarta. Hasil MUNAS membentuk Tim Perbankan MUI
yang bertugas mensosialisasikan rencana pendirian bank syariah di Indonesia. (Dewi.
2014)

Selanjutnya pada tanggal 1 November 1991, tim berhasil mendirikan Bank


Muamalat Indonesia (BMI) yang mulai beroperasi sejak September 1992. Pada
awalnya kehadiran BMI belum mendapat perhatian baik dari pemerintah maupun
industri perbankan. Namun dalam perkembangannya, ketika BMI dapat tetap eksis
ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1997, telah mengilhami pemerintah untuk
memberikan perhatian dan mengatur secara luas dalam Undang-undang, serta
memacu segera berdirinya bank-bank syariah lain baik bentuk Bank Perkreditan
Rakyat Syariah (BPRS) maupun Widows Syariah untuk bank umum. Kehadiran BMI
ini pada awalnya diharapkan mampu untuk membangun kembali sistem keuangan
yang dapat menyentuh kalangan bawah.
2.1.2 Perkembangan BMT di Indonesia
Perkembangan lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) selama sepuluh
tahun ini tercatat paling menonjol dalam dinamika keuangan syariah di Indonesia.
Berbagai LKMS tersebut lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan Baitul
Maal Wat Tamwil (BMT). Masing-masing BMT biasanya memiliki nama, yang
diperlihatkan pada papan nama dan identitas lainnya. Ada LKMS yang menyebut diri
sebagai koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), dan ada yang secara lengkap
menyatakan diri sebagai KJKS BMT dengan nama tertentu.
BMT pada umumnya memiliki dua latar belakang pendirian dan kegiatan
yang hampir sama kuatnya, yakni sebagai lembaga keuangan mikro dan sebagai
lembaga keuangan syariah. Identifikasi yang demikian sudah tampak pada beberapa
BMT perintis, yang beroperasi pada akhir tahun 1980-an sampai dengan pertengahan
tahun 1990-an. Mereka memang belum diketahui secara luas oleh masyarakat, serta
masih melayani kelompok masyarakat yang relatif homogen dengan cakupan
geografis yang amat terbatas. Perkembangan pesat dimulai sejak tahun 1995, dan
beroleh momentum tambahan akibat krisis ekonomi 1997/1998.

Produk produk yang dijalankan oleh BMT antara lain Simpanan Amanah,
Simpanan Wadiah,

Pendidikan, Walimah, Idul Fitri, Aqiqoh, Haji, Mudhorobah

Berjangka (Deposito) dan Simpanan qurban yang akan dibahas lebih lanjut dalam
penulisan ini.

2.2.

Keutamaan Ibadah Qurban


Keutamaan ibadah Qurban selain menjalankan perintah-Nya juga sebagai

sarana untuk berbagi bagi sesama, Syariat dari pentingnya pelaksanaan qurban bisa
ditemukan di dalam dalil Al-Quran dan Hadits Nabi SAW. Dalam Al-Quran ada
beberapa ayat yang menjelaskan tentang disyariatkannya beribadah qurban yaitu yang
terdapat dalam surat Al-Hajj ayat 36 yang artinya : Dan telah kami jadikan untuk
kamu unta-unta itu sebagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang
banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya
dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati),
maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang
ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.
Adapun dalil dari hadits bisa dilihat dari sabda Rasulullah saw dan
perbuatannya. Di antara sabda beliau adalah hadits riwayat dari Al Bara bin Azib
radhiyallahu anhu yang artinya : Sesungguhnya yang pertama kali kita mulai pada
hari ini adalah shalat. Kemudian kita pulang lalu menyembelih hewan qurban.
Barangsiapa berbuat demikian maka dia telah sesuai dengan sunnah kami, dan
barangsiapa yang telah menyembelih sebelumnya maka itu hanyalah daging yang
dia persembahkan untuk keluarganya, tidak termasuk ibadah nusuk sekalipun. (HR.
Al-Bukhari no. 5545 dan Muslim no. 1961/7)
Sedangkan diantara perbuatan beliau terkait ibadah qurban bisa kita lihat di
dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu yang

artinya : Rasulullah berqurban dengan dua ekor kambing putih kehitaman yang
bertanduk. Beliau sembelih sendiri dengan tangannya. Beliau membaca basmalah,
bertakbir, dan meletakkan kakinya di sisi leher kambing tersebut. (HR. Al-Bukhari
no. 5554 dan muslim no. 1966)
Setiap ibadah pasti ada hikamahnya, meskipun tidak semua orang dapat
mengetahui hikmah tersebut melalui penalaran akal pikirannya. Hanya Allah yang
mengetahui rahasia dan hikmah seluh ajaran agama yang diturunkan-Nya. Hikmahhikmah Allah sendiri tersebut ada yang diungkap dalam kitab suci Al-Quran atau
sunnah rasul, ada pula yang tidak disinggung sama sekali. Bagian hikmah yang tidak
disinggung ini, hanya dapat diketahui dan dihayati oleh kalangan tertentu yang dalam
Al-Quran dinamakan Arrasikhuuna fil-ilmi, yakni mereka yang kuat imannya dan
kelebihan ilmu oleh Allah, yang tidak diberikan kepada orang lain (Q.S. Ali Imran,
3:7).
Banyak hikmah yang dapat dipetik dari disyariatkannya ibadah qurban,
diantara hikmah yang sudah disebutkan oleh para ulama adalah sebagai berikut:
a. Untuk mendekatkan diri hanya kepada Allah, dan inilah hikmah qurban yang
paling utama sebagai mana firman Allah Katakanlah: sesungguhnya
sembahyangku, sembelihanku (ibadatku), hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah Tuhan semesta alam. (Q,S. Al-Anam [6] :162)
b. Menghidupkan kembali sunnah nabi ibrahim AS yang telah diperbaharui
kembali oleh Nabi kita Muhammad SAW.
c. Memberi kelonggaran dalam perkara mubah untuk keluarga dan menebarkan
rahmat Allah dimuka bumi ini, karena hari-hari ini adalah hari-hari bahagia,
menikmati berbagai makanan dan minuman dengan tetap ingat kepada Allah.
d. Sebagai ungkapan rasa syukur seorang hamba yang telah diberi kuasa memiliki
dan mengalahkan binatang-binatang yang ada, sebagaimana firman-Nya:

Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudahmudahan kamu bersyukur. (Q.S. Al-Hajj [22] : 36)
e. Mencukupi nafkah pada hari Ied dan menyebarkan rahmat kepada orang fakir
dan miskin. Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang
rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang
meminta. (Q.S. Al-Hajj [22] : 36).
2.3.

Baitul Mal wa Tamwil di Kota Padang


Kota Padang yang memakai adat Minangkabau sangat kental nilai agamanya,

ini merupakan bagian dari nilai dasar yang dianut oleh masyarakat minangkabau
pada umumnya yaitu Adaik Basandi Syarak, Syarak Basani Kitabullah. Adat
bersendikan kepada syarak (agama) dan agama bersendikan pada kitabullah (Alquran).
Di Kota padang sendiri terdapat 104 unit BMT yang dibagi ke semua
kelurahan yang ada di Kota Padang yakni. Seluruh KJKS BMT tersebut dinaungi oleh
Dinas Koperasi Kota Padang sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintah Kota.
Setiap KJKS memberikan laporan terkait operasionalya setiap bulan yang kemudian
direkapitulasi oleh Dinas Koperasi Kota Padang.
Namun yang menyedihkan adalah masyarakat Kota padang belum begitu
akrab dengan lembaga keuangan apalagi lembaga keuangan islam. Ini merupakan
pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah dan pengelola baitul mal wa tamwil
agar melakukan sosialisasi yag lebih gencar kepada masyarakat dengan cara yang
menarik.
Baitul Mal wa Tamwil secara resmi mulai beroperasi di Kota Padang tahun
2010, pada tahap awal ini baru 54 BMT yang berdiri. Tahun berikutnya bertambah 20

10

BMT dan tahun 2012 sejumlah 30 BMT. Ini artinya semua kelurahan di Kota Padang
memiliki satu perwakilan BMT.
Tabel 1. Daftar BMT di Kota Padang berdasarkan Tahun Berdiri
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37

Tahun
2010
Pasar Ambacang
Korong Gadang
Lubuk Lintah
Anduring
Andalas
Parak Gadang
Parak Karakah
Gantiang Parak
Kubu Marapalam
Simpang Haru
Jati
Jati Baru
Sawahan
Sawahan Timur
Pasar Gadang
Kampung Baru
Lubuk Begalung
Cengkeh
Piai Tanah Sirah
PitamehTj. Saba
Koto Baru
Tanjung Aur
Gurun Laweh
Banuaran
Parak Laweh
Pampangan
Gates
Pengambiran
Kampung Jua
Batung Taba
Air Minas
Bukit Gado - Gado
Batang Arau
Seberang
Belakang Pondok
Teluk Bayur
Mata Air

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Tahun
2011
Batang Kabung Ganting
Batipuh Panjang
Air Pacah
Alai Parak Kopi
Dadok Tunggul Hitam
Indarung
Kampung Lapai
Parupuk Tabing
Cupak Tangah
Koto Lua
Bunga Pasang
Bungus Timur
Bandar Buat
Lubuk Buaya
Koto Panjang Ikua Koto
Surau Gadang
Kuranji
Kampung Olo
Lolong Belanti
Limau Manis

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Tahun
2012
Gunuang Sariak
Pasia Nan Tigo
Kalumbuk
Ampang
Sungai Sapih
Koto Lalang
Batu Gadang
Kapolo Koto
Lambung Bukit
Limau Manis Selatan
Pisang
Binuang Kampung Dalam
Piai Tangah
Gurun Laweh
Tabing Banda Gadang
Kurao Pagang
Air Tawar Barat
Ulak Karang Utara
Gunung Pangilun
Air Tawar Timur
Ulak Karang Selatan
Padang Sarai
Balai Gadang
Lubuk Minturun
Koto Pulai
Bungus Barat
Bungus Selatan
Teluk Kabung Utara
Teluk Kabung Tengah
Teluk Kabung Selatan

11

38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54

Rawang
Seberang Padang
Ranah Parak
Alang Laweh
Tarantang
Baringin
Padang Basi
Belakang Tangsi
Olo
Kampung Pondok
Ujung Gurun
Berok Nipah
Kampung Jao
Purus
Padang Pasir
Rimbo Kaluang
Flamboyan Baru

2.4.

Mekanisme Simpanan Qurban di BMT


Simpanan Qurban adalah media penyimpanan dana dalam bentuk tabungan

yang diperuntukkan bagi masyarakat untuk merencanakan investasi qurban.


Simpanan Qurban diperuntukkan kepada anggota yang ingin menyisihkan dananya
untuk melaksanakan ibadah penyembelihan qurban. Simpanan ini bertujuan
memotivasi para anggota untuk mempunyai semangat berqurban. Simpanan Qurban
ini menggunakan akad Mudharabah Al-Mutlaqah yang merupakan simpanan
terprogram yang diperuntukkan untuk kebutuhan pembelian hewan qurban.
Menyembelih hewan qurban setiap tahun merupakan kewajiban setiap muslim yang
mampu.
Mekanisme simpanan qurban umumnya sama dengan mekanisme simpanan
lain yang terdapat dalam BMT, salah satu contohnya yaitu simpanan Qurban yang ada
di BMT Harapan Kudus, Jawa Tengah. BMT tersebut menggunakan syarat
pembukaan simpanan qurban dengan cara mengisi beberapa ketentuan persyaratan

12

dengan setoran awal minimal Rp.100.000 dan jangka waktunya sampai dengan 1
minggu sebelum hari raya qurban, dan setorannya bisa dilakukan oleh orang lain
ataupun pemilik rekening sendiri, kemudian teller akan memeriksa kembali formulir
dan persyaratan pemohon yang akan membuka simpanan qurban di BMT tersebut.
Contoh lainnya yaitu di BMT Muhajirin di Salatiga, nasabah mendatangi
kantor BMT Muhajirin dan melakuka transaksi atau kesepakatan dengan mengisi
formulir pendaftaran yang disediakan oleh pihak BMT Muhajirin dan menyerahkan
setoran awal kepada pihak BMT Muhajirin dan menerima bukti simpanan awal dari
teller.
Dari kedua contoh BMT di atas, mekanisme dalam simpanan qurban kurang
lebih sama antara satu dengan lainnya, dari tata cara pendaftaran sampai dengan
penarikan kembali saat sebelum hari raya qurban. Namun, perbedaan yang paling
mecoolok antara BMT satu dengan lainnya terletak bagaimana cara masing-masing
anggota BMT menambah anggotanya, dan menarik peminat masyarakat yang masih
banyak belum mengenal BMT sehingga dapat mempermudah masyarakat dalam
melakukan Qurban.

13

3. Metode Penulisan
3.1 Objek Penulisan
Objek dari penulisan ini adalah BMT yang dalam hal ini disebut Koperasi
Jasa Keuangan Syariah Baitul Mal wa Tamwil (KJKS BMT) yang terdapat di Kota
Padang. KJKS BMT tersebut tersebar di setiap kelurahan yang ada di Kota Padang
yakni sebanyak 104 unit. Seluruh KJKS BMT tersebut dinaungi oleh Dinas Koperasi
Kota Padang sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah kota. Masing - masing
KJKS memberikan

laporan terkait operasionalnya setiap bulan yang kemudian

direkapitulasi oleh Dinas Koperasi Kota Padang.


3.2 Jenis Penulisan
Penulisan ini menggunakan analisis kualitatif. Analisis kualitatif digunakan
untuk menjelaskan bagaimana fenomena yang terjadi di lapangan. Dalam hal ini
penulis melakukan analisis terhadap praktik pelaksanaan simpanan qurban di BMT di
Kota Padang, menganalisis penyebab belum maksimalnya produk ini dan berupaya
menawarkan model solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi kekurangan tersebut.
Penulisan ini juga didukung oleh analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif
bertujuan untuk memberikan deskripsi atau gambaran mengenai objek penelitian
berdasarkan data dan variabel yang diperoleh melalui angka - angka yang penulis
dapatkan. Dalam hal ini adalah angka terkait jumlah BMT yang berdiri di Kota
Padang, jumlah anggota BMT, jumlah BMT yang melaksanakan simpanan qurban
dan jumlah nominal simpanan qurban itu sendiri.

14

3.3 Jenis Data


3.3.1

Data primer
Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

lapangan. Dalam hal ini penulis mendatangi BMT yang telah


melaksanakan qurban. Data ini diperoleh melalui wawancara kepada
pengurus BMT dan anggota masyarakat.
3.3.2

Data Sekunder
Merupakan data yang telah diambil dari institusi terkait dengan

penulisan ini. Dalam hal ini data diperoleh dari Sekretariat KJKS BMT
Kota Padang dan dari masing masing BMT yang telah melaksanakan
simpanan qurban.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data primer penulis peroleh langsung dari lapangan dengan melakukan
wawancara dengan Dinas Koperasi Kota Padang, Sekretariat BMT dan beberapa
BMT di Kota Padang. Data sekunder terkait dengan BMT juga kami akses langsung
ke Sekretariat KJKS BMT dan kami rekap kembali sesuai kebutuhan penulisan karya
tulis ini.

15

4. Isi dan Pembahasan


a. Simpanan Qurban di BMT di Kota Padang
Baitul Mal wa Tamwil secara resmi mulai beroperasi di Kota Padang tahun
2010, pada tahap awal ini baru 54 BMT yang berdiri. Tahun berikutnya bertambah
20 BMT dan tahun 2012 sejumlah 30 BMT. Ini artinya semua kelurahan di Kota
Padang memiliki satu perwakilan BMT. Jumlah anggota BMT yang terdaftar per
Oktober 2015 hampir lima belas ribu orang. Namun ternyata konsentrasi kegiatan
yang dilaksanakan oleh BMT baru terfokus pada produk simpanan regular dan
pinjaman oleh anggota.
Grafik 1. Daftar jumlah anggota BMT per kecamatan di Kota Padang

3 2.82
2.5
2
1.5

2.1
1.77

1.96
1.45

1.23

1.16
0.86

1
0.5

0.49

Column2
0.35

0.25

16

Sumber : data diperoleh dari Sekretariat KJKS BMT Kota Padang kemudian diolah
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

NAMA
KELURAHAN

Baringin
Flamboyan
Kuranji
Olo
Parupuak Tabing
Pitameh
Rawang
Rimbo Kaluang
Sawahan
Sawahan Timur
Total
sendiri

Jumlah Simpanan Qurban


Des
Agustus
Agustus
2013
2014
2015
Rp 467.000
2.305.000
500.000
500.000
90.000
90.000
300.000
1.650.000
1.800.000
9.870.000
31.935.000
41.985.000
100.000
100.000
100.000
594.000
773.000
130.000
130.000
300.000
50.000
50.000
13.686.000
35.398.000
44.655.000

Melihat jumlah anggota BMT yang cukup merata di Kota Padang tentunya ini
merupakan potensi yang besar jika dapat dikelola dengan baik. Oleh karena itu
penulis telah melakukan pengumpulan data dan mendapatkan BMT di Kota Padang
yang telah melaksanakan simpanan qurban yaitu:

17

Tabel 2. Daftar BMT yang melaksanakan simpanan qurban di Kota Padang


Sumber : Data mentah diperoleh dari Sekretariat BMT Kota Padang dan kemudian diolah
sendiri

Ket :

= BMT tidak melaporkan saldo simpanan qurban

Keterangan tabel :
Data penulis peroleh langsung dari Sekretaraiat BMT Kota Padang. Data
merupakan angka yang dilaporkan oleh tiap BMT yang pelaporannya
dilakukan rutin secara bulanan.
Angka simpanan yang diambil adalah total simpanan qurban sebelum ditarik
anggota (satu bulan sebelum hari raya qurban) kecuali tahun 2013 yang
merupakan saldo Bulan Desember dikarenakan KJKS tidak melakukan input
data simpanan qurban pada bulan sebelum Hari Raya Qurban.
Dari 104 BMT yang ada di Kota Padang, baru ada 10 BMT yang telah
memulai untuk melaksanakan simpanan qurban, dan belum ada yang bisa
dikatakan konsisten.
Temuan di lapangan :
Setelah penulis mendapatkan data dari sekretariat KJKS Kota Padang,
kemudian penulis melakukan verifikasi ke BMT yang melaksanakan simpanan
qurban tersebut. Ini dilakukan supaya penulis mengetahui jumlah simpanan qurban
yang sebenarnya dan bagaimana efektivitas dari pelaksanaan simpanan qurban.
Dari beberapa BMT yang penulis kunjungi, berikut adalah temuan yang
penulis dapatkan :
1. Simpanan qurban di BMT Kelurahan Baringin dapat dikatakan belum terlaksana.
Masyarakat di Kelurahan Baringin rata - rata bekerja sebagai petani dan sebagian
sebagai nelayan. Tingkat pendapatan masyarakat tergolong masih pas-pasan
dan hanya cukup untuk digunakan mencukupi kebutuhan sehari-hari. Itulah profil

18

anggota BMT yang meskipun jumlahnya hampir 200 orang namun belum terpikir
untuk melaksanakan kewajiban qurban, apalagi menyalurkannya melalui BMT.
Sebagian anggota BMT juga beranggapan bahwa uang yang mereka pinjam
adalah bantuan yang tidak perlu dikembalikan lagi. Namun sekarang proses
peminjaman oleh anggota harus disertai dengan jaminan sebagai

penjamin

bahwa mereka akan mengembalikan uang yang mereka pinjam.


2. Angka di BMT Flamboyan Baru adalah saldo tahun sebelumnya yang terus
dilaporkan, sedangkan dalam praktiknya mereka belum melaksanakan simpanan
qurban karena :
Masyarakat sudah terbiasa untuk menyetorkan simpanan qurban melalui
masjid dan masjid pun juga sudah menerima cicilan qurban dari awal tahun,
langsung segera setelah pelaksanaan qurban tahun sebelumnya telah
terlaksana. Pengurus masjid secara rutin juga mengingatkan para peserta
simpanan qurban. Jumlah hewan qurban yang disembelih tiap tahunnya di
masjid tersebut sekitar 15 - 20 ekor.
BMT berlokasi di lanntai 2 masjid sehingga jika simpanan qurban juga
dilaksanakan oleh BMT terkesan mubazir.
3. Saldo simpanan qurban di BMT Kelurahan Parupuak Tabiang yang jumlahnya
sangat besar merupakan simpanan dari dua orang anggota saja yang biasanya
memberikan setoran simpanan qurban rata - rata 3 juta rupiah per bulan,yang
langsung dijemput oleh petugas BMT.
4. Simpanan qurban di Kelurahan Rimbo Kaluang adalah saldo dari manajer BMT
sendiri yang disetor Bulan September 2014 dan telah ditarik Bulan September
2015
Penulis tidak melanjutkan untuk mendatangi BMT yang lainnya karena
penulis merasa sudah mendapat keyakinan yang cukup bahwasanya produk simpanan
qurban di BMT di Kota padang belum dilaksanakan dengan baik. Satu hal lagi yang
meyakinkan kami tentang hal itu bahwasanya setelah melakukan konfirmasi ke BMT

19

Flamboyan baru yang pelaporan simpanan qurbannya punya nominal tinggi ternyata
itu hanya berasal dari dua atau tiga orang kaya dan bukan akumulasi dari beberapa
angggota BMT yang lebih banyak.
b. Faktor-faktor Penyebab Simpanan Qurban belum terlaksana dengan
maksimal
Berdasarkan temuan fakta dan data di lapangan, adapun faktor-faktor
penyebab simpanan qurban belum terlaksana dengan maksimal dapat penulis bagi ke
dalam dua kelompok yaitu :
1. Faktor internal
Kurangnya sosialisasi dan promosi produk simpanan qurban
Pengetahuan masyarakat akan adanya simpanan qurban perlu
digencarkan. Pengurus hendaknya melaksanakan agenda sosialisai terkait
dengan adanya simpanan qurban yang mereka laksanakan. Beberapa BMT
hanya berfokus pada proses pinjaman dan simpanan dari anggota.
Tenaga pengelola BMT kurang professional
Tenaga pengelola BMT yang secara resmi ditunjuk oleh pemerintah
kota hanya berjumlah dua orang, satu orang sebagai manajer dan satu
orang di bagian administrasi dan tidak jarang sekaligus merangkap sebagai
tenaga pembukuan. Latar belakang dari pengurus BMT bukan dari orang
orang yang berkecimpung di dunia lembaga keuangan. Pengurus tidak
termotivasi untuk melakukan inovasi di BMT agr produk BMT dapat lebih
dikenal oleh anggota dan masyarakat pada umumnya.
Pinjaman anggota yang macet
Pada umumnya prosedur untuk melakukan pinjaman qurban di BMT
Kota Padang terbilang cukup mudah, tanpa jaminan dan masyarakat

20

kadang menyepelekan kewajibannya untuk melakukan pengembalian dari


uang yang mereka simpan, hal ini juga memengaruhi operasional BMT.
2. Faktor eksternal
Masyarakat lebih mempercayakan simpanan qurbannya melalui masjid
Jumlah masjid di Kota Padang terbilang banyak dan tidak sedikit yang
jaraknya berdekatan, setiap masjid rata - rata menerima simpanan qurban
dari anggota masyarakat. Masyarakat lebih percaya dengan masjid karena
merasa lebih aman dengan asumsi bahwasanya perngurus masjid lebih
amanah dalam mengelola uang. BMT hadir di tengah masyarakat yang
hidup dan dekat dengan masjid. Jika BMT melaksanakan simpanan
qurban juga maka akan ada fungsi ganda dengan objek yang sama.
Kondisi ekonomi masyarakat
Masyarakat kalangan menengah ke bawah di Kota Padang rata rata
bekerja sebagai petani, nelayan dan buruh. Banyak yang bahkan
penghasilannya hanya mencukupi untuk kebutuhan sehari hari dan tidak
tersisa untuk simpanan wajib,apalagi simpanan berqurban. Terkait dengan
kenggotaan di BMT, masyarakat berpenghasilan tinggi cenderung lebih
percaya kepada bank untuk mengelola dananya daripada mmenggunakan
jasa BMT.
Kurangnya pemahaman akan keutamaan berqurban
Masyarakat belum termotivasi dengan baik untuk berqurban,
pemahaman mengenai keutamaan berqurban juga memengaruhi motivasi
masyarakat itu sendiri. Berqurban merupakan syariat agamanya yang
balasannya berupa kemuliaan yang tidak bisa diproyeksikan dengan angka
angka.
Terdapat lembaga lain yang juga menawarkan jasa simpanan qurban
seperti rumah zakat, rumah qurban

21

Rumah zakat, bahkan ada rumah qurban yang juga berfokus dalam
melaksanakan simpanan qurban. Pengelolaan mereka juga terbilang
profesional dan mereka sudah menerima simpanan qurban sepanjang
tahun.
c. Solusi Penggalakan Produk Simpanan Qurban
Untuk mengatasi kekurangan di atas, penulis menawarkan beberapa solusi
yang dapat diterapkan agar simpanan qurban dapat berjalan dengan baik. Solusi yang
penulis tawarkan tidak hanya untuk kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
simpanan qurba namun untuk BMT secara keseluruhan. Solusi tersebut adalah :
1. Membuat inovasi dalam simpanan qurban agar lebih menarik dan variatif,
diantaranya :
BMT dalam operasinya tidak harus berbasis keanggotaan, produk
simpanan qurban bisa diperluas kepada masyarakat yang bukan
anggota BMT. Setiap orang bisa melakukan simpanan qurban yang
berarti mereka langsung menjadi anggota BMT.
Agar masyarakat tidak merasa terberatkan dalam melaksanakan
kewajiban qurbannya, maka BMT harus membuat mekanisme di mana
setiap peserta simpanan qurban sudah bisa menyetor ke rekening
simpanan qurban mereka segera

setelah hari raya qurban tahun

sebelumnya selesai.
Fleksibilitas harus dibuat, di mana jumlah uang yang akan disetor ke
rekening simpanan qurban tidak harus ditentukan besaran dan
waktunya, mereka diberikan keleluasaan untuk menyetor sejumlah
uang yang mereka sanggupi namun para peserta tentu harus memasang
target agar menjelang pelaksanaan ibadah qurban saldo mereka sudah
mencukupi.

22

Membuat paket simpanan qurban dengan variasi setoran awal dan


cicilan.Makin besar setoran awal yang diberikan anggota maka makin
kecil cicilan bulanan yang harus mereka bayarkan.
2. Integrasi BMT dengan masjid
BMT dapat bekerja sama dengan mesjid yang juga megelola simpanan
qurban. Mesjid tetap menerima simpanan qurban namun uang yang didapat
kemudian disimpan di BMT. Uang tersebut dapat digunakan oleh BMT untuk
investasi dalam usahanya atau kegiatan lain yang menghasilkan keuntungan.
Tujuan dilakukannya ini adlah agar uang umat tersebut tidak menganggur dan
bisa dimanfaatkann.
Dampak positifnya ialah keuntungan dari investasi tersebut bisa
dibagikan kepada para peserta qurban. Namun dibalik ini terdapat tantangan
yaitu uang tersebut harus sudah tersedia menjelang simpanan qurban ditarik.
Jika tidak, risiko likuiditas akan menghampiri BMT.
3. Sosialisasi terkait BMT dan produk-produknya lebih digencarkan
Banyak masyarakat belum paham benar dengan bagaimana cara BMT
beroperasi sehingga mereka ragu untuk menjadi anggota. Dalam hal ini BMT
berkewajiban untuk mensosialisasikan diri nya tidak hanya kepada anggota
tetapi juga kepada masyarakat. BMT dapat melaksanakan sosialisasi dalam
agenda agenda agama atau sosial seperti pada saat pengajian di masjid
masjid, buka bersama, tabligh akbar dan kegiatan social kemasyarakatan
lainnya. Ajang yang paling strategis untuk sosialisasi kepada para anggota
dapat dilakukan pada saat Rapat Anggota Tahunan (RAT).
4. Pembekalan pengurus
Pelatihan (training) dibutuhkan agar pengurus BMT paham dengan
peran dan tanggung jawabnya. Pelatihan yang diberikan tidak hanya terkait
dengan kemampuan teknis tetapi juga sarana untuk melurusakan motivasi
dalam melaksankan tugas mulia ini. Pengurus yang diharapkan adalah yang

23

paham dengan tugas BMT, komunikatif dengan masyarakat, bergairah,


disiplin dan dapat merespon segala pertanyaan atau keraguan masyarakat
tentang BMT.
5. Dukungan dari pemerintah
Sampai saat ini belum ada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga yang mendasari BMT. Perlu dibuat AD/ART yang jelas sebagai
pijakan bagi BMT untuk beroperasi. Monitoring dan Evaluasi BMT perlu
dijadwalkan untuk menilai sejauh mana BMT berkembang dan mengetahui
apa Kendala yang dihadapi BMT di lapangan.
Dalam dua tahun terakhir Pemerintah Kota Padang melaksanakan
BMT award sebagai ajang untuk memberikan penghargaan kepada BMT yang
berprestasi. Kegiatan seperti ini perlu ditingkatkan untuk memotivasi BMT
yang lain agar memiliki kinerja yang lebih baik.
Solusi ini harus didukung oleh semua pihak agar produk simpanan qurban
bisa menjadi sarana yang tepat bagi masyarakat untuk melaksanakan kewajiban
qurbannya. Potensi qurban ini sangat luar biasa, jika satu BMT saja minimal mampu
berkontribusi untuk dua hewan quran, susah ada dua ratus lebih hewan qurban yang
bisa dinikmati oleh masyarakat terutama masyarakat miskin, anak yatim dan kaum
dhuafa.
5. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Berdasarkan proses penelitian yang telah penulis lakukan penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa simpanan qurban di BMT Kota padang belum
terlaksana dengan baik disebabkan diantaranya, urangnya sosialisasi dan promosi
produk simpanan qurban, tenaga pengelola BMT kurang professional, masyarakat
lebih mempercayakan simpanan qurbannya melalui masjid, kondisi ekonomi

24

masyarakat yang lemah, kurangnya pemahaman akan keutamaan berqurban serta


terdapat lembaga lain yang juga menawarkan jasa simpanan qurban seperti rumah
zakat, rumah qurban.
Solusi yang bisa dilakukan untuk menggencarkan produk simpanan seperti
Membuat inovasi dalam simpanan qurban agar lebih menarik dan variatif, integrasi
BMT dengan masjid, osialisasi terkait BMT dan produk - produknya lebih
digencarkan, pembekalan pengurus serta dukungan dari pemerintah.

b. Saran
BMT sebagai lembaga keuangan mikro harus lebih bekerja keras agar
masyarakat tertarik. Anggota BMT yang ada harus diberdayakan dan bisa turut
menjadi agen yang menarik lebih banyak masyarakat untuk bergabung. Agar BMT
dapat beroperasi dengan baik perlu kerja sama dan kontrol dari pemerintah. Dari segi
akademis, penelitian dan penulisan terkait BMT harus lebih banyak lagi agar bisa
diidentifikasi kekurangan dari BMT sendiri. Di sisi lain dibutuhkan kader kader
yang paham mengenai ekonomi syariah yang nantinya bisa jadi motor penggerak
BMT.
DAFTAR PUSTAKA
A Karim , Adiwarman. 2006. Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada,. hlm. 2
Hariyadi, Pambudi. 2011. Sistem Simpanan Qurban di BMT Muhajirin dan Arisan
Qurban di Masjid Miftakhul Jannah Banjaran Salatiga. Salatiga : Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN)
Hertanto, Widodo dkk. 1999. PAS (Panduan Akuntansi Syariah) Panduan Praktis
Operasional Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Bandung : Mizan, hlm. 84.

25

Lubis, Ibrahim. 1995. Ekonomi Islam Suatu Pengantar Jilid 2, Jakarta: Kalam Mulia,
hlm. 114.
Widyastuti . 2015. Analisa Pelaksanaan Simpanan Qurban Di BMT Harapan Ummat
Kudus. Semarang : Universitas Islam Negeri Walisongo
Yusuf , Sri Dewi. Peran Strategis Baitul Maal Wa-Tamwil (BMT) dalam Peningkatan
Ekonomi Rakyat. 2014. Gorontalo : IAIN Gorontalo

LAMPIRAN 1
Daftar jumlah anggota BMT di Kota Padang per kecamatan (per Oktober 2015)
1. Kecamatan Lubuk Begalung
No
.
1
2

Kelurahan
Kampung Baru
Lubuk Begalung

Jumlah Anggota
125
122

26

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Cengkeh
Piai Tanah Sirah
Pitameh Tj. Saba Nan XX
Koto Baru
Tanjung Aur
Gurun Laweh
Banuaran
Parak Laweh PulauAie
Pampangan
Gates
Pengambiran Ampalu Nan XX
Kampung Jua
Batung Taba
Jumlah

219
159
170
178
221
187
88
137
281
256
265
202
272
2.882 orang

2. Kecamatan Padang Selatan


No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Kelurahan
Pasar Gadang
Air Manis
Bukit Gado-Gado
Batang Arau
Seberang Palinggam
Belakang Pondok
Teluk Bayur
Mata Air
Rawang
Seberang Padang
Ranah Parak Rumbio
Alang Laweh
Jumlah

Jumlah Anggota
200
173
106
155
125
154
140
224
220
237
192
173
2.099 orang

3. Kecamatan Padang Barat


No
.
1
2
3

Kelurahan
Belakang Tangsi
Olo
Kampung Pondok

Jumlah Anggota
174
197
102

27

4
5
6
7
8
9
10

Ujung Gurun
Berok Nipah
Kampung Jao
Purus
Padang Pasir
Rimbo Kaluang
Flamboyan Baru
Jumlah

154
161
128
194
210
251
197
1.768 orang

4. Kecamatan Kuranji
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kelurahan
PasarAmbacang
Korong Gadang
Lubuklintah
Anduring
Kuranji
GunungSariak
Kalumbuk
Ampang
Sungai Sapih
Jumlah

Jumlah Anggota
263
248
234
233
127
81
115
67
80
1.448
orang

5. Kecamatan Bungus Teluk Kabung


No
.
1
2
3
4
5
6

Kelurahan
BungusTimur
Bungus Barat
Bungus Selatan
TelukKabung Utara
TelukKabung Tengah
TelukKabung Selatan
Jumlah

Jumlah Anggota
57
27
40
69
28
25
246
orang

6. Kecamatan Padang Timur

28

No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kelurahan
Andalas
Parak Gadang Timur
Parak Karakah
Gantiang Patak Gadang
Kubu Marapalam
Simpang Haru
Jati
Jati Baru
Sawahan
Sawahan Timur
Jumlah

Jumlah Anggota
180
199
178
121
227
198
251
170
197
235
1.956
orang

7. Kecamatan Lubuk Kilangan


No
.
1
2
3
4
5
6
7

Kelurahan
Tarantang
Baringan
Padang Basi
Indarung
Bandar Buat
Koto Lalang
Batu Gadang
Jumlah

Jumlah Anggota
118
186
389
174
140
138
19
1.164
orang

8. Kecamatan Padang Utara


No
.
1
2
3
4
5
6

Kelurahan
Alai Parak Kopi
Lolong Belanti
Air Tawar Barat
Ulak Karang Utara
Gunung Pangilun
Air Tawar Timur

Jumlah Anggota
136
123
22
24
23
133

29

Ulak Karang Selatan


Jumlah

31
492
orang

9. Kecamatan Pauh
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kelurahan
CupakTangah
Koto Lua
Limau Manis
Kapalo Koto
Lambung Bukit
Limau Manis Selatan
Pisang
Binuang Kampung Dalam
PiaiTangah
Jumlah

Jumlah Anggota
152
205
110
109
77
42
76
60
31
862
orang

10. Kecamatan Nanggalo


No
.
1
2
3
4
5
6

Kelurahan
Kampung Olo
Surau Gadang
Kampung Lapai
Gurun Laweh
Tabing Banda Gadang
Kurao Pagang
Jumlah

Jumlah Anggota
30
115
78
28
23
71

11. Kecamatan Koto


Tangah

345

orang

30

No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Kelurahan

Jumlah Anggota

Rekapitulasi Jumlah
Batang Kabung Ganting
31
Anggota BMT di Kota
Batipuh Panjang
367
Padang Per Kecamatan
Air Pacah
19
Tunggul Hitam
65
Parupuk Tabing
184
Kelurahan
Jumlah Anggota
Bungo No
Pasang
98
1
Lubuk
Begalung
2.882
Lubuk Buaya
112
2 Padang
Selatan
2.099
Koto Panjang
Ikua Koto
57
3
Padang
Barat
1.768
Pasia Nan Tigo
28
4 Padang Timur
1.956
Padang Sarai
84
5
Kuranji
1.448
Balai Gadang
63
6 Lubuk
Kilangan
1.164
Lubuk Minturun
Sungai
Lareh
95
7 Padang Utara
492
Koto Pulai
26
8Jumlah
Pauh
862
1.229 orang
9 Nanggalo
345
10 Koto Tangah
1.229
11 Bungus Teluk Kabung
246
TOTAL
14.491 orang

31

No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

NAMA
KELURAHAN
Baringin
Flamboyan
Kuranji
Olo
Parupuak Tabing
Pitameh
Rawang
Sawahan
SawahanTimur
RimboKaluang

ALAMAT
Kel. Baringin, Kec. Lubuk Kilangan
Jl. Mawar No. 21 TPA Lt.2 Mesjid Ukhuwah
Jl. Pepaya Raya Perumnas Belimbing
Jl. Ujung Pandan No.3 Mesjid Al Muqamah
Jl. Bhakti No. 64 A
Jl. Raya Pitameh No. 5
Jl. St. Syahrir Simpang Ikal (Komplek TBO)
Jl. Jati 1 No. 7
Jl. Belakang Pasar Simpang Haru
Jl. Batang Pasaman No. 6 Rimbo K aluang
LAMPIRAN 2

Alamat BMT yang melaksanakan Simpanan Qurban

32

LAMPIRAN 3
Dokumentasi Kegiatan

Foto beberapa BMT yang melaksanakan


produk simpanan qurban (BMT
Baringin, Sawahan dan Sawahan
timur)

33

Laporan akhir tahun 2014 BMT se


Kota Padang (di Sekretariat KJKS BMT Kota
Padang)

Foto : Perolehan data dan wawancara di Sekretariat KJKS BMT Kota


Padang

34

Foto : kondisi jalan yang


dilalui menuju salah
satu BMT yang
melaksanakan
simpanan qurban,
yaitu BMT
Kelurahan Baringin

35

Anda mungkin juga menyukai