1.
Pendahuluan
Penelitian
ini
memfokuskan
(individu)
kemampuan
(ability).
seseorang diantaranya
kecerdasan
Hawari
karyawan,
yang
(2006)
yaitu
Kemampuan
ditentukan oleh
dimilikinya,
menurut
terdapat
beberapa
intelektual,
kecerdasan
kecerdasan
kreativitas,
dan
penelitian
Goleman
(2003)
formalnya
15%,
sedangkan
ditentukan
85%
oleh
lagi
sikap
mentalnya/kepribadiannya (Mangkunegara,
2010). Kesimpulan ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Trihandini
(2005) dan Edwardin (2006).
tidak
terlalu
memadai,
karena
adalah
kecerdasan
tinggi
jabatan
perusahaan
produktivitas.
Trihandini
mampu
meningkatkan
seseorang
kekuatan-kekuatan
kecerdasan
yang nyata
emosional.
dalam
lain,
emosional
Semakin
yang
suatu
termasuk
meliputi
bertahan
melebih-lebihkan
bukan
hanya
melaksanakan
tindakan-tindakan
pekerjaan
tetapi
untuk
juga
Estining
menghadapi
kesenangan,
Widyastini
frustrasi,
mengatur
(2003)
pemimpin
perusahaan
membutuhkan
mereka
dan
mengemukakan
kekeliruan
dapat
mewakili
organisasi,
memberikan
konstruktif.
Nilai
dikembangkan
bahwa
merupakan
menyandingkan
terminology
feedback
yang
mendasar
yang
dengan
menampilkan
Adlin
dalam
tulisannya
menyebut
adalah
implikasinya
terhadap
penyelenggaraan-penyelenggaraan
pelatihan, dengan memperhatikan bahwa
kecerdasan emosional berperan aktif bagi
kesuksesan
seseorang
Kecerdasan
spiritual
seseorang
untuk
dalam
bekerja.
memungkinkan
berpikir
kreatif,
kecerdasan
spiritual
mampu
mampu
mahluk
menjadikan
yang
lengkap
manusia
secara
statistika
yang
memungkinkan
beberapa
variabel
independent.
melihat
bagaimana
pengaruh,
dan
kecerdasan
spiritual
dalam
diri
tidak
dapat
diamati
secara
IQ
atau
singkatan
dari
adalah
berpikir
seseorang
yang melibatkan
indikator-indikator
dan
tidak
menggambarkan
dari
kecerdasan
intelektual.
proses
konsep
awalnya
kuantifikasi
Menurut
inteligensi
adalah
yang
David
Wechsler,
kemampuan
untuk
Penelitiannya
tentang
kecerdasan
intelektual
yang
dan
nalar
dibidang
bentuk
karena
mampu
pemahaman
dan
nalar
dibidang
bahasa
2001
).
Goleman
dan
nalar
dibidang
memperngaruhi
keberhasilan seseorang
disebut dengan
kemampuan numerik
pengaturan diri,
(2001)
3. Pemahaman
kebiasaan
menguasai
disimpulkan bahwa :
dan pengetahuan
intelektual.
dalam
lima
emosi
Kecerdasan
emosi
mengelola
emosi
diri,
adalah
orang lain,
dengan
yang
kecerdasan
emosional
diri,
emosional
maupun
manusiawi.
Lebih
menuntut
di
kesanggupan
kemampuan
emosi,
semamgat
kemampuan
menjalin
bidang
emosi
menghadapi
frustasi,
mengendalikan
optimisme,
yaitu
dan
maknanya, dan
secara
membantu
perasaan
dan
mengendalikan perasaan
mendalam
belajar
menggunakan emosinya.
memahami
untuk
komponen
pikiran,
seseorang
sehingga
perkembangan
emosi
dapat
dan
intelektual.
b. Cooper dan Sawaf (1998)
Cooper dan Sawaf (1998) mendefinisikan
kecerdasan emosional sebagai kemampuan
merasakan, memahami, dan secara efektif
menerapkan daya dan kepekaan emosi
sebagai sumber energi, informasi, koneksi
Lebih lanjut
dihormati, kecerdasan
serta
menghadapi kegagalan,
emosi,
menunda
kecerdasan
seseorang dapat
dan
emosional
tersebut
menempatkan emosinya
6
secara
Pengendalian
kemampuan
untuk
dorongan-dorongan
emosi
adalah
menahan
emosi
diri
dari
yang
tak
Apabila
seseorang
pandai
tersebut
akan
memiliki
tingkat
menghadapi
mengendalikan
emosi
kegagalan,
dan
menunda
kecerdasan
emosional
tersebut
kecerdasan
emosional
menerapkan
daya
dan
pekerjaan
mereka.
bahwa
kemampuan
menduduki
selektif
adalah
adalah
kemampuan
kata
kenikmatan
tekanan emosi.
diri,
mengelola
emosi
diri,
tersebut
dapat
dijelaskan
sebagai
hati,
serta
sanggup
sebelum
menunda
tercapainya
suatu
menggerakkan dan
berikut:
Empathy
dalam
dirinya
untuk
dan
menggunakannya
diri
kemampuan
diri
sendiri
dan
Ketrampilan
Management)
Relationship
seseorang
dalam
adalah kemampuan
mengendalikan
dan
pada
kemampuan
Self Management
merupakan
kemampuan
Sosial
(Relationship
Management
untuk
menangani
adalah
emosi
jaringan
sosial
secara
cermat,
menggunakan
8
ketrampilan
ini
untuk
mempengaruhi,
dan
dapat
yang dapat
diambil
adalah :
4. Empati (Empathy)
(Interpersonal Skill)
ahli
Agustian (2001):
a. Sinetar (2000)
subjek
Suatu
penelitian
penelitian
perusahaan
yang
dalam
beberapa
inspirasi,
dorongan,
mendapat
efektivitas
yang
dalamnya.
spiritual sebagai
fakultas
ketuhanan
dimensi non-
setiap insan.
harus
seperti
mengenali
Manusia
adanya
lalu
orang
tekad
yang
menggunakannya
menuju
besar,
mampu
secara
proporsional
yang
(Spiritual).
sumber terdalamnya
dan menggunakan
Quotient
(SQ)
adalah
EQ
secara
efektif.
Bahkan
SQ
sebuah
keseimbangan
moral,
aturan
kegiatan melalui
merupakan
kemampuan
yang
kaku
menyesuaikan
dibarengi
dengan
serta
kerendahan.
mengangkat
kita
Kecerdasan
dari
tersebut
(2000,
p.5)
memberikan
perasaan
intuisi
yang
dalam
10
Prinsip
berdasarkan
yang dipercaya
(2006)
mendefinisikan
kemampuan
langkah-
dan
kecerdasan
spiritual
menurut
sendiri.
b. Prinsip Malaikat (Kepercayaan)
malaikat
adalah
iman
kepada
prinsip
Malaikat.
c. Prinsip Kepemimpinan
Prinsip kepemimpinan adalah prinsip
berdasarkan iman kepada Rasullullah
SAW.
Seorang pemimpin
harus
SAW
pemimpin sejati
adalah
seorang
semua orang.
d. Prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran adalah
berdasarkan iman kepada kitab.
prinsip
Suka
menjadikan
Al-Quran
sebagai
11
pendek,
jangka
menengah
maupun
pandangan
adanya
hari akhir
dimana setiap
yang
pragmatis
(sesuai
d. Berpandangan Holistik
Berpandangan holistik yaitu melihat bahwa
f. Prinsip Keteraturan
Dapat memandang
Tuhan.
Ciri-ciri
orang
yang memiliki
tingkat
kesadaran
yang
yaitu adanya
tinggi
dan
kesengsaraan
serta memandangnya
visi dan mencari makna
dibaliknya.
Melakukan
perubahan
yaitu
terbuka
bebas
merdeka.
f. Sumber Inspirasi
Bersikap
melampaui
e. Melakukan Perubahan
memanfaatkan,
yaitu
mampu
sebagai
sebelumnya memunculkan
perasaan
instuisi
yang
dalam
Berman (2005;
kesimpulan
bahwa :
H3 : Kecerdasan spiritual berpengaruh
positif terhadap kinerja
2005)
dalam
penelitiannya
Religiusitas
pada
atau
lebih
ditujukan
terfokus pada
successful role
achievement
yang
sekitarnya secara
luas.
Oxford
bahwa
University
spiritualitas
diri
lebih dapat
mereka.
Hasilnya
tanggung
jawab
yang
konsep yang
Mangkunegara (2009),
bersifat
universal
diberikan
yang
organisasi
berdasarkan
dan
standar
merupakan
organisasi,
bagian
karya
perilaku
yang
menyatakan
bahwa
yang
Wirawan
kinerja
Kinerja
kinetika energi
yang
dihasilkan.
waktu tertentu.
mendefinisikan
adalah
keluaran
Gibson et.
kinerja
all (1995)
sebagai
catatan
3. Ketepatan waktu
4. Efektifitas
berdasarkan
ditentukan.
standar
kerja
Kinerja
yang
telah
ini
akan
menaikkan keuntungan.
individu
maksud
5. Kemandirian
dukungan organisasi.
mengukur
kinerja
seorang
karyawan,
Bernadin
(1993;
dalam
Trihandini,
2006)
menjelaskan
bahwa
Menurut
Wibowo,
Soewito,
kinerja
pekerjaannya, yaitu:
1. Kualitas
kinerja
dalam
arti
memenuhi
sempurna
tujuan
yang
2. Kuantitas
1.
2.
yang
dihasilkan,
kuantitas
(jumlah)
ketrampilan).
waktu
untuk
tersebut,
menyelesaikan
dan
efektifitas
pekerjaan
karyawan
3.
Metodologi Penelitian
kemampuan,
ketrampilan
model
tersebut
dengan
menggunakan
volume
hasil
(komunikasi
produksi
dan
dan
interaksi
hubungan
dalam
model
Structural
dilakukan
sebelum
Equation
pengujian
yaitu
pendidikan,
yang
lingkungan
maksimum
paling
berperan
(maximum
dalam
likelihood
model
(ML)
serta
dikenakan
kendali-
menyediakan
pengukuran
dan
mencoba
memperbaiki
dapat
ekstensif
diagnosa-
untuk
diganosa
peneliti.
dibuat
Membandingkan
off
value-nya
menguji
semua
baik
apakah
digunakan
sebuah
dalam
model
dapat
oleh
model-model
hipotesis
untuk
asumsi
mencocokkan
yang
apabila
dilakukan
yang
Kriteria
Nilai Kritis
Chi Square
Probability
Cmin/df
GFI
TLI
CFI
RMSEA
AGFI
Kecil
(Cut
off
> 0.05
2.0
Model}
0.90
0.95
0.95
Kecil
Kecil
(Cut off
mengetahui
Model}
signifikan
tidaknya
Estimasi Parameter
kovarians
dengan
measurement
matriks
observasi.
varian
model
kovarians
model
data
Langkah-langkah SEM
16
4.
Mengkonstruksi
Diagram
Path
Full
Model
Model Struktural
menguji
yang
model
dikembangkan
dimaksudkan
dan
dalam
hipotesis
yang
penelitian
ini.
Model
yaitu
uji
kesesuaian
model
regresi.
7. Interpretasi dan Modifikasi Model
Tabel 4. 1 Hasil Uji Structural Equation Model
UJI HIPOTESA
.171
e1 .20
1
e2 .26
1
e3
X196
X21.00
X3
e6
X4 .94
X5 .97
X6
.01
.251
e4 .31
1
e5 .23
1
.281
e7 .17
1
e8 .31
1
19 .26
Chi-Square = 106.022
Probability = .000
CMIN/DF = 1.002
GFI = .899
TLI = .913
CFI = .914
RMSEA = .034
AGFI=.820
.17
KI
.217
X7..28
X80.67
X9 .98
.28
.27 .15
.45
KE
Kinerja karyawan
.36
KS
dan
uji
.01
Produk
untuk
e10
X10
X11 .29 e11
X12 .20 e12
Hasil Model
Nilai Kritis
(Cut off Model}
Chi Square
106.022
Kecil
Probability
0.000
> 0.05
Cmin/df
1.002
2.0
GFI
0.899
0.90
TLI
0.913
0.95
CFI
0.914
0.95
RMSEA
0.034
0.08
AGFI
0.820
0.90
Sumber : Data primer yang diolah dengan AMOS 6
Evaluasi Model
Cukup Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
yang
kinerja karyawan .
positif terahadap
terhadap
kinerja
karyawan
variable
intelektual
memiliki
kecerdasan
spiritual
kecerdasan
intelektual
emosi
memiliki
empiris
kecerdasan
kecerdasan
spiritual
bukti
emosi
dan
bahwa
intelektual,
kecerdasan
secara parsial
antara
bahwa
dan
kecerdasan
intelektual,
emosi
faktor
terhadap
ternyata
benar
sebaiknya
kinerja,
sehingga
kinerja karyawan.
kecerdasan
lebih
emosi
ternyata
memperhatikan
bisa
dengan baik
mendapatkan
karyawan
yang
ditambah
dengan
orang
lain
secara
positif
self
motivation,
relationship
Penelitian
kinerja
pengaruh
faktor
yang
self
ini
dengan
management,
empathy,
management.
positif
dengan
Daftar Pustaka
Adlin, 2002, Kecerdasan Spiritual dan
Kecerdasan Abritasi Diantara Agama
dan
Semiotika,
http://www.paramartha.com, 12 Juni
2005
Grunhagen,Mittelstaedt,
2005,
Entrepreneur or Investor:Do MultiUnitFranchisees Have Different
Philosophical
Orientation?,
Journal
OfSmall
Business
Management, Vol43 pg.207
Trihandini,2005,
Analisis
Pengaruh
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Emosi
dan Kecerdasan Spiritual terhadap
Kinerja Karyawan, UNDIP
20