Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

HERBAL MEDICINE
MAKALAH
Pemanfaatan Getah Jarak Pagar (Jatropha curcas L., Euphorbiaceae) Sebagai Obat Sakit
Gigi

Di Susun Oleh
Nama

: Indrah Purnama Wati

NIM

: K211 14 025

Prodi

: Ilmu Gizi

FAKULTAS KESEHATAN MASYARKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pemanfaatan Getah
Jarak Pagar (Jatropha curcas L., Euphorbiaceae) Sebagai Obat Sakit Gigi yang dijadikan
sebagai tugas mata kuliah Herbal Medicine dengan baik walaupun terdapat berbagai hambatan
dalam pembuatannya.
Pembuatan makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari banyak pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapakdan Ibu
Dosen serta rekan-rekan Ilmu Gizi angkatan 2014 yang memberi banyak bantuan, motivasi, dan
dorongan bagi kami dalam menulis makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini. Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umunya.

DAFTAR ISI
Halaman Sampul

..1

Kata Pengantar

..2

Daftar Isi

..3

Bab I
Latar Belakang

..

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional bukanlah hal yang baru, dan telah
dikenal masyarakat secara luas sejak zaman dahulu. Dewasa ini penggunaan obatobatan
yang berasal dari tanaman, banyak diminati oleh kalangan masyarakat, meskipun telah
banyak beredar obat jadi yang merupakan senyawa sintesis. Hal ini dibuktikan dengan
adanya kecenderungan masyarakat global untuk kembali ke alam (back to nature) dalam
bidang penyediaan obat-obatan (Mahatma dkk, 2005).
Obat Bahan Alam Indonesia dibedakan menjadi Jamu (obat tradisional), Obat Herbal
Terstandar (OHT), dan Fitofarmaka. Jamu (obat tradisional) adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik),
atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman. OHT adalah sediaan obat bahan alam yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik, dan bahan bakunya
telah distandarisasi. Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, dan bahan baku
serta produk jadinya, telah distandarisasi (BPOM RI, 2005).
Sebagian besar obat tradisional yang beredar masih diragukan khasiat dan
keamanannya, karena belum disertai dukungan penelitian ilmiah, sehingga saat ini banyak
dilakukan pengembangan dan penelitian obat-obatan yang berasal dari bahan alam, dan
pengembangan tersebut setidaknya dilakukan ke arah OHT.
Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah jarak pagar. Jarak
Pagar m erupakan tumbuhan semak berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropik.
Tumbuhan ini dikenal sangat tahan kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek.
Tumbuhan ini telah lama dikenal sebagai bahan pengobatan dan dikenal dengan berbagai
nama

di Indonesia,

jarak

kosta, jarak

budeg (Sunda), jarak

gundul, jarak

pager (Jawa), kalekhe paghar (Madura), jarak pager (Bali), lulu mau, paku kase, jarak
pageh (Nusa

Tenggara), kuman

wolanda, bindalo, bintalo, tondo

nema (Alor),

jarak

utomene (Sulawesi); ai

kosta, jarak
huwa

kamala, balacai, kadoto (Maluku) lulang(karo). Semua bagian dari tanaman jarak pagar
telah digunakan sejak lama dalam pengobatan tradisonal. Terutama pada getah tanaman
jarak pagar yang memiliki manfaat untuk mengobati infeksi jamur dalam mulut dan infeksi
mikroba.
Rongga mulut merupakan pintu gerbang masuknya makanan kedalam tubuh manusia.
Oleh karena itu rongga mulut memainkan perananan yang sangat penting dalam menjaga
kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dalam rongga mulut terdapat beberapa jenis
mikroorganisme di antaranya adalah streptococcus, staphylococcus, dan beberapa
mikrokokus berpigmen yang tergolong mikroflora normal.
Seiring dengan berkembangnya teknologi di zaman sekarang maka sangat
memungkinkan pengembangan obat-obatan dari bahan alam. Indonesia memiliki banyak
keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional, masyarakat dulu
telah mempercayai bahwa dengan obat dari bahan alam mampu mengobati beberapa
penyakit dan obat dari bahan alam juga jarang menimbulkan efek yang merugikan. Salah
satu bahan alam yang dapat dijadikan sebagi obat tradisional adalah tanaman jarak pagar.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis memutuskan untuk membuat makalah
yang membahas tentang pemanfaatan getah jarak pagar dalam mengobati sakit gigi yang
didasarkan dari beberapa referensi hasil peneliat penulis lain.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apakah jarak pagar dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit gigi?
2. Apa kandungan jarak pagar yang dapat mengobati sakit gigi?
3. Pada bagian manakah dari tanaman jarak pagar yang dapat dimanfaatkan sebagai obat
sakit gigi?
I.3 Manfaat dan Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apakah jarak pagar dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit gigi
2. Untuk mengetahui kandungan jarak pagar yang dapat mengobati sakit gigi
3. Untuk mengetahui bagian manakah dari tanaman jarak pagar yang dapat dimanfaatkan
sebagai obat sakit gigi

BAB II
ISI
II.1 Taksonomi Jarak Pagar

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Jatropha
Spesies: Jatropha curcas L.

II.2 Ciri-ciri
Tanaman jarak pagar atau jatropha curcas merupakan tanaman perdu dapat tumbuh
tinggi mencapai 1-7 m, dan memiliki cabang yang tidak beraturan. Batang kayu berbentuk
silindris dan jika di potong akan mengeluarkan getah. Adapun bagian jatropha curcas yaitu
daun jatropha curcas merupakan daun tunggal memiliki sudut 3-5. Daun menyebar diseluruh
batang. Daun pada permukaan atas dan bawah berwarna hijau, namun pada bagian
bawahnya sedikit lebih pucat. Lebar daun menyerupai hati atau oval dengan panjang 5-15
cm. Daun berlekuk, bergaris hingga ke tepi. Tulang daun menjari dengan 5-7 tulang daun

utama. Daun dihubungkan dengan tangkai yang memiliki panjang sekitar 4-15 cm. Bunga
tanaman jarak adalah bunga majemuk berbentuk malai, berwarna hijau kekuningan,
berkelamin tunggal dan berumah satu (putik dan benang sari dalam satu tanaman). Bunga
betina 4-5 kali lebih banyak dari bunga jantan.
Bunga jantan maupun bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan yang
tumbuh di ujung batang atau ketiak daun. Bunganya mempunyai 5 kelopak berbentuk bulat
telur dengan panjang kurang lebih 4 mm. Benang sari mengumpul pada pangkal dan
berwarna kuning. Tangkai putik pendek berwarna hijau dan kepala putik melengkung keluar
berwarna kuning. Bunganya mempunyai 5 mahkota berwarna keunguan, setiap tandan
terdapat lebih dari 15 bunga. Jarak pagar termasuk tanaman monoecious dan bunganya
uniseksual. Kadangkala muncul bunga hermaprodit yang berbentuk cawan berwarna hijau
kekuningan. Buah tanaman jarak berupa kotak berbentuk bulat telur dengan diameter 2-4
cm. Panjang buah 2 cm dengan ketebalan sekitar 1 cm. Buah berwarna hijau ketiak muda
dan berubah menjadi abu-abu kecoklatan atau kehitaman ketika masak. Buah jarak terbagi
menjadi 3 ruang, msaing-masing ruang berisi satu biji sehingga dalam setiap buah terdapat 3
biji. Biji berbentuk bulat lonjong dan berwarna cokelat kehitaman. Biji inilah yang banyak
mengandung minyak dengan rendemen sekitar 30%-50% dan mengandung toksisn sehingga
tidak dapat dimakan.
II.3 Kandungan

Getah
Getah tanaman jarak pagar mengandung flavonoid dan saponin serta kandungan
jatrophie yang bersifat antijamur. Getah jarak pagar mengandung flavanoid yang dapat
berfungsi sebagai antifungi, antiseptik, dan anti radang. Saponin dapat memacu
pertumbuhan kolagen dalam proses penyembuhan dan juga memiliki efek menghilangkan
rasa sakit dan merangsang pembentukan sel-sel baru, getah jarak juga mengandung
tannin (18%) yang berfungsi sebagai obat kumur dan gusi berdarah serta obat luka.
Jatrophine (mengandung alkoloid), yang diketahui bermanfaat dalam hal analgesik.
Getah jarak bersifat antimikroba sehingga dapat mengusir bakteri seperti jenis
staphylococcus, streptococcus, dan escherichia choli.

Flvanoid merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol. Jenis utama flavanoid yang
terdapat

dalam

tanaman

antara

lain

dihidrokalkon,

kalkon,

katekin,

leukoantosianidin,flavanon, flavon, flavanol, garam flabilium, antosianidin, dan auron.


Flavanoid sangat efektif digunakan sebagai antioksidan, senyawa flavanoid dapat
mencegah penyakit kardiovaskuler dengan menurunkan oksidasi Low Density Protein
(LDL) . flavanoid yang terkandung dalam ekstrak kulit batang jarak memiliki aktivitas
biologi seperti antimikroba, anti alergi, dan antioksidan. Flavanoid memiliki spektrum
sktivitas antimikroba yang luas dengan mengurangi kekebalan pada organisme sasaran.
Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang dihasilkan dari grup steroid atau
triterpen yang berikatan dengan gula, senyawa ini memiliki pengaruh biologis yang
menguntungkan yaitu bersifat sebagai hipokolesterolemik dan antikarsinogen serta dapat
meningkatkan sistem imun. Saponin menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba
dengan cara berinteraksi dengan membran sterol. Efek utama saponin terhadap bakteri
adalah pelepasan protein dan enzim dari dalam sel-sel. Jatrophine (mengandung
alkaloid), senyawa alkaloid umumnya mencakup senyawa bersifat basa yang
mengandung satu atau lebih atoim nitrogen sebagai bagian dari sistem siklik. Senyawa
alkaloid memiliki aktivitas fisiologi sehingga banyak digunakan dalam bidang
pengobatan. Kuinin, morfin, dan striknin adalah alkaloid yang memiliki pengaruh
fisiologi dan psikologis. alkaloid pirolizidin diketahui memiliki aktivitas
antikanker.
Daun dan Ranting
Pada bagian daun dan ranting jarak pagar mengandung flavanoid, apigenin, vitexin,
dan isovitexin. Daun jarak pagar juga mengandung dimer dari triterpene alkohol
(C6H117O9) dan dua flavanoid glikosida ditemukan pula senyawa kaemfesterol, sitosterol,
stigmasterol, amirin dan teraksrol. Sedangkan pada biji tanaman jarak ( Jatropha curcas
L.) telah ditemukan kandungan -glukanase

yang memiliki aktivitas antifungi,

toksalbumin dan curcin yang tidak hanya memiliki aktivitas sebagai antifungi, tetapi
kandungan kimia ini juga bermanfaat sebagai antikanker.
Batang dan Akar
Berbagai asam organik seperti saponin,dan tannin, senyawa fridelin, epi- pridelinol,
tetrasiklik triterpenester jatrocurin dan scopoletin. Sedangkan pada kulit batang

mengandung senyawa b-amyrin, b-sitosterol, dan tarasterol. Akar jarak pagar


mengandung b-sitosterol dan b-D-glukosida, marmesin, propacin,curculathyrane A dan B,
diterpenoid jatrophol, jatropholone A dan B, coumarin tomentin, dan coumarino-lignan
jatrophin. Kulit Batang Jarak Pagar mengandung tanin, malam, resin dan saponin.
Ampas dari Biji Jarak yang sudah diperas minyaknya mengandung nitrogen, fosfat dan
kalium.
II.4 Mekanisme dalam Memberikan Efek

Tumbuhan Jarak (Jatropha Curcas L.) memiliki aktivitas antimikroba dan antioksidan.
Kandungan kimia dari Tumbuhan Jarak ( Jatropha Curcas L.) yaitu pada daun mengandung
Saponin, Flavonoida, Tannin Dan Senyawa Polifenol. Batang mengandung Saponin,
Flavonoid, Tannin dan senyawa -senyawa polifenol. Getahnya mengandung Tannin,
Flavonoid Dan Saponin.10 Kandungan kimia Tannin, Flavonoid Dan Saponin yang terdapat
dalam Getah Tumbuhan Jarak (Jatropha Curcas L), bersifat antimikroba sehingga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri jenis staphylococcus. Staphylococcus adalah bakteri
gram positif, berbentuk kokus/sferis (bulat), umumnya membentuk formasi ireguler seperti
buah anggur. Sebagian merupakan bagian dari flora normal kulit dan mukosa yang jika
dalam keadaan inang yang lemah imunitasnya dapat menimbulkan infeksi opotunistik
berupa radang supuratif dan abses.
II.5 Efek
Efek dari getah jarak pagar adalah menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus yang

membentuk nanah pada gusi, sehingga tidak terjadi pembentukan nanah pada gusi dan gusi
tidak mengalami pembengkakkan.

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan

Tanaman jarak pagar dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk sakit gigi, bagian yang
dapat digunakan sebagai obat adalah getah jarak. Getah jarak pagar mengandung
mengandung flavanoid yang dapat berfungsi sebagai antifungi, antiseptik, dan anti radang.
Saponin dapat memacu pertumbuhan kolagen dalam proses penyembuhan dan juga
memiliki efek menghilangkan rasa sakit dan merangsang pembentukan sel-sel baru, getah
jarak juga mengandung tannin (18%) yang berfungsi sebagai obat kumur dan gusi berdarah
serta obat luka.
III.2 Saran
Berdasarkan tulisan ini penulis mengajukan saran agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai kandungan serta manfaat dari jarak pagar ini, agar dapat dijadikan sebagai obat herbal.

DAFTAR PUSTAKA

Fathan, Nondy Zharfita. 2014. Pengaruh Konsentrasi Batang Jarak Pagar (Jatropha Curcas L)
terhadap Candida Albicans Secara In Vitro. Surakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Muhammadiah.

Hasibuan, Siti Aminah. 2016. Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha
curcas Linn) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus DAN Escherichia
coli Secara In Vitro. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Susilo, Wati Andi Bau. 2014. Pengaruh Getah Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L)
Terhadap Daya Hambat Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Makassar:
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai