ARSITEKTUR PEMUKIMAN
Nama
: Siam Miharto
Kelas
: S5C
NPM
: 201445500127
sederhana dalam bentuk antara lain penyediaan sarana, prasarana, pemberian bantuan teknis dan
fasilitas, keringanan biaya dan kemudahan dalam memperoleh izin pembangunan rumah susun
sederhana.
Penetapan Lokasi
Penetapan lokasi Rusuna dapat diusulkan oleh pemerintah, Pemerintah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta, masyarakat maupun pengembang. Penetapan harus sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan prosedur serta ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5. Pada daerah yang memiliki potensi strategis dapat diberikan insentif berupa
pengembangan dan pembangunan rusuna lebih dari 3 hektar dengan terlebih dahulu
mendapat persetujuan Gubernur dan dikenakan kewajiban tambahan berupa sarana dan
prasarana kota sebagai bentuk kontribusi terhadap kota yang besarnya ditetapkan
kemudian;
6. Perencanaan rusuna diwajibkan menyediakan fasum/ fasos paling sedikit 50% dari
standar sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1999, atau
mempertimbangkan ketersediaan fasum/ fasos pada Iingkungan sekitarnya, kecuali
perbelanjaan niaga untuk melayani kebutuhan Iingkungannya diberikan tambahan luas
sampai dengan 100% dari standar yang ditetapkan;
7. Menyediakan ruang terbuka yang besarannya 2 m 2 per jiwa (sebagai ruang gerak pribadi
atau personalspace atau tempat bermain) yang berada pada halaman dan/ atau bangunan,
dan gerak pribadi tidak boleh difungsikan untuk kegiatan lain, halaman yang digunakan
untuk ruang gerak pribadi sekaligus berfungsi sebagai ruang terbuka evakuasi bencana;
8. Menyediakan sarana dan prasarana bagi penyandang cacat;
9. Perencanaan pada lantai dasar bangunan hanya untuk fungsi sarana penunjang dan fasum/
fasos dengan luas paling banyak 50% dan sisanya sebagai ruang terbuka tanpa dinding;
10. Setiap 10 unit hunian menyediakan lokasi parkir satu mobil dan 5 motor dalam halaman
persil dan/ atau bangunan;
11. Perhitungan jumlah penghuni berdasarkan luas lantai, setiap luas lantai hunian 45
m2 gross adalah 4 jiwa;.
12. Permukaan atap bangunan dibangun sebagai taman (roof garden) dan difungsikan sebagai
ruang publik;
13. Pada lokasi yang termasuk dalam Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan
(KKOP) diperlukan rekomendasi dari instansi berwenang.
Pembangunan Rusuna dapat dilaksanakan pada semua jenis peruntukan, kecuali pada peruntukan
penyempurna hijau, suka fasilitas umum, prasarana dan kawasan pemugaran. Bila peruntukannya
bukan wisma/ perumahan, maka harus dilakukan proses penyesuaian peruntukan.
3. Kepadatan penduduk paling tinggi 3.500 jiwa per hektar dengan KLB paling tinggi 3,5
diizinkan pada lokasi yang berdekatan dengan terminal/ stasiun/ halte yang terkait dengan
pengembangan sistem angkutan transportasi umum dalam radius 400 meter.
c. Typologi 3 (PSL Tidak Padat)
1. Luas Daerah Perencanaan paling sedikit 10.000 m2 dan paling tinggi 30.000 m2;
2. Kepadatan penduduk paling tinggi 2.500 jiwa per hektar dan KLB paling tinggi 2,5;
3. Kepadatan penduduk paling tinggi 3.000 jiwa per hektar dan KLB paling tinggi 3
diizinkan pada lokasi yang berdekatan dengan terminal/ stasiun/ halte yang terkait
dengan pengembangan sistem angkutan transportasi umum dalam radius 400 meter.
Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dapat memberikan bantuan pembangunan
prasarana dan sarana (Infrastruktur) menuju lokasi. Percepatan penerbitan perizinan dan/ atau
pemberian insentif oleh SKPD/ UKPD terkait diberikan kepada pihak ketiga/ pengembang yang
melaksanakan pembangunan rusuna di Daerah.
Selain percepatan penerbitan perizinan dan/ atau pemberian insentif diberikan keringanan
terhadap pengenaan retribusi atas pelayanan yang dimohonkan. Pemberian keringanan retribusi
tentang rusuna ditetapkan oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat.
Kemitraan
Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dapat bekerja sama dengan
pihak ketiga/ pengembang dalam memanfaatkan aset yang dimiliki untuk pembangunan rusuna.
Kerja sama harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sanksi
Pelanggaran terhadap ketentuan peruntukan pembangunan Rusuna dan ketentuan pemberian
KLB, dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Terhadap ketentuan khusus penerbitan perizinan dan/ atau pemberian insentif, dapat ditinjau
kembali apabila:
a. Pengembang tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan pemberian perizinan dan keringanan retribusi dalam rangka percepatan
pembangunan rusuna di Daerah;
b. Bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dalam pelaksanaannya.
Dengan demikian, masyarakat Jakarta yang berpenghasilan rendah dan belum memilik rumah
diharapkan dapat memiliki rumah dengan melalui rusun ini. Selain itu pemerintah juga
membantu melalui program subsidinya dengan bekerja sama dengan pengembang. Adapun
syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku yaitu :
1. Belum pernah memiliki hunian dengan menyertakan surat pengantar dari
kelurahan sesuai KTP.
2. Wajib punya NPWP
3. Hanya perorangan yang boleh membeli dan menempati
4. Pembelian rusunami dilakukan dengan sistem kredit / cicilan
5. Selama 5 tahun pertama, unit boleh disewakan ke orang lain tapi gak boleh dijual
Bagi masyarakat yang gak memenuhi syarat di atas, boleh membeli rusunami dengan harga nonsubsidi namun dikenai PPN 10 persen.
Bagi masyarakat luar Jakarta yang sudah lama tinggal di Jakarta namun belum memiliki rumah
tetap bias ikut memiliki rusun dengan syarat :
1. Memiliki usaha yang nyata (untuk mendapatkan KTP Jakarta)
2. Mendapatkan pernyataan minimal 10 tetangga yang menyatakan mengenal orang tsb selama
minimal 10 tahun
Rusunawa (rumah susun sederhana sewa) menjadi solusi pemerintah untuk mengatur dan
memberikan warganya tempat tinggal yang layak, aman dan nyaman untuk di tinggali. Tetapi,
tidak semua warga bias mengerti dan menerima sikap pemerintah itu. Ada beberapa warga yang
memilih menetap di tempat yang bisa dibilang kurang layak di tinggali dari pada harus pindah ke
rusun dengan alas an tertentu. Salah satu rusun yang akan saya bahas yaitu Rumah Susun
Sederhana Sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat.
Rusun ini berada di Jl. Griya Wartawan, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta berdiri sekitar 300 meter dari kawasan Kampung Pulo ini dibangun menjadi 2
tower. Masing-masing tower terdiri dari 16 lantai dengan jumlah 518 unit. Banyak fasilitas yang
didapat warga Kampung Pulo yang bersedia direlokasi ke rusun tersebut.
Setiap unit atau bidang luasnya 6x5 meter. Di situ ada 1 kamar mandi, 2 kamar tidur, 1 ruang
tamu, dapur, dan tempat jemuran. Sementara untuk fasilitas gedung Tercatat di Rusunawa
terdapat 10 lift, tangga darurat, posko kesehatan, toilet umum, setiap sudut ada Apar (alat
pemadam api), sprinkel, sensor asap, dan sound (speaker) untuk pengumuman. Fasilitas yang
disediakan di lantai satu adalah satu unit rusun bagi kaum difabel, lobi, posko kesehatan dan
ruang administrasi. Sementara di lantai dua ada area yang disiapkan untuk sekolah PAUD, Pusat
Jajanan Serba Ada (Pujasera) atau Food court dan mushala. Selain itu di lantai dua ada control
room, genset dan panel room. Di control room ada 8 layar monitor untuk mengawasi 54 CCTV.
Di sekitar gedung juga terdapat taman yg ada di depan dan belakang gedung. Parkiran khusus
motor juga tersedia.
Warga yang tinggal di Rusun Jatinegara digratiskan selama 3 bulan. Setelah itu, warga dipungut
biaya Rp 300 ribu per bulan untuk Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL). Sedangkan untuk air
dan listrik sebesar 900watt (pulsa), warga mengeluarkan biaya sendiri sesuai kebutuhan.
Rusun ini hanya diperuntukkan bagi warga kampong pulo yang terkena dampak penggusuran,
selain dari itu tidak diperbolehkan menyewa rusun tersebut. Untuk setiap warga yang setuju direlokasi
dari Kampung Pulo, PT Duta Abadi Primantara menyumbangkan satu kasur lipat, atau total 527 unit kasur
lipat.
Keunikan rusun ini adalah meninggalkan konsep rusun hak milik (rusunami) dan memiliki empat lift orang dan
dua lift barang. Selain itu untuk mencegah terjadinya pindah kepemilikan, setiap warga yang telah mengambil
unit langsung dibuatkan KTP dengan domisili sesuai alamat rusun Jatinegara Barat.
Problem Seeking
Hampir 1 tahun berlalu, masyarakat kampong pulo yang menetap di rusun mulai terbiasa dengan
keadaan di rusun. Ada yang merasa lebih baik, ada juga yang sebaliknya. Meskipun saat ini
mereka mendapat tempat yang layak, ada beberapa warga yang masih merasa asing, karena ada
yang belum terbiasa dengan suasana rusun dan ada juga yg merasa asing karena tetangga mereka
merupakan wajah penghuni baru / penghuni lain yang tidak mereka kenali dan masih banyak
yang lainnya.
Masalah tersebut merupakan masalah ringan yang dengan seiiring berjalannya waktu akan
terlewati, namun ada masalah lain yang menjadi keluhan warga antara lain :
1. Iuran bulanan
Iuran bulanan yaitu uang yang di berikan kepada warga (penghuni) di bulan ke 4 sebesar
300rb perbulan sebagai iuran pengelolaan lingkungan (IPL). Beberapa warga merasa keberatan
dengan iuran ini karena penghasilan mereka yang kecil. Pada saat di kampong pulo, para ibu-ibu
biasanya membantu suami mereka berjualan di pinggir jalan. Saat mereka pindah para istri hanya
bisa dirumah dan mengurus anaknya. Meski begitu ada beberapa dari mereka tetap berjualan
diluar ataupun di dalam rusun.
2. Tralis jendela
Para ibu yang memiliki anak kecil dan tinggal di lantai atas merasa was-was karena
jendela mereka hanya berjarak 100cm 120cm dari lantai. Mereka takut anak mereka naik dan
terjatuh.
3. Warga yang keras kepala (susah di atur)
Memang sulit mengubah dan mengajak mereka untuk tinggal di tempat yang layak,
meskipun itu untuk kebaikan mereka sendiri. Ada warga yang mengatakan lebih baik tinggal di
kampong pulo dari pada di rusun karena keberatan dengan sewa rusunnya. Mereka milih tetap
tinggal dirumah mereka dan mengatakan siap terkena banjir. Tetapi pada saat banjir melanda,
mereka malah mengungsi ke rusun.
4. Tidak ada nya ganti rugi
Ada beberapa warga yang menolak pindah karena tidak ada nya ganti rugi dari pihak
pemerintah. Mereka mengatakan jika mereka sangat membutuhkan uang ganti rugi agar
kehidupan mereka lebih baik
5. Jauh dari tempat bekerja
Warga juga mengeluh karena merasa jarak antara tempat mereka bekerja dan rusun
menjadi terlalu jauh dan memakan biaya yang lebih besar dari sebelumnya.
Beberapa foto yang menggambarkan kondisi Rumah warga kampong pulo sebelum pindah ke
rusun :
Dibawah ini foto Rusunawa untuk warga kampong pulo saat ini :
Dilihat dari kondisinya tentulah rusun ini lebih layak dibandingkan dengan rumah mereka
kemarin. Tetapi ada saja warga yang masih belum mau pindah dan bahkan menuntut ganti rugi
karena rumah mereka digusur padahal mereka tinggal di tanah Negara.
Jika dibandingkan dengan rumah susun di bidara cina, warga harus nya bersyukur karena
mendapatkan tempat yang jauh lebih baik dari mereka. Dibawah ini merupakan kondisi rusun
bidara cina :
Gambar di atas menggambarkan masalah lain yang timbul setelah para penghuni mulai
menempati rusun tersebut. Rusaknya rusun ini karena penghuninya itu sendiri yang kurang
memperhatikan dan peduli dengan keadaan sekitarnya. Jika saja para penghuni saling peduli,
maka rusun mungkin saja akan tetap terlihat bersih dan nyaman untuk dihuni.
Tipe Bangunan
: Tower (2 buah)
Jumlah lantai
: 16 lantai
Jumlah Unit
: 518 unit
Kamar/Ruangan
: 1 kamar mandi
2 kamar tidur
1 ruang tamu
Dapur
tempat untuk menjemur baju
Ukuran per-unit
: 6x5 M2
Fasilitas
: 2 lift barang
4 lift orang
Mushala
54 kamera CCTV
Petugas keamanan dan ME 24 jam
Fasilitas (on process) : Masjid, foodcourt, posko kesehatan, koperasi dan PAUD
Sumber
: www.bintang.com
news.metrotvnews.com
news.liputan6.com
www.cnnindonesia.com
megapolitan.kompas.com
www.merdeka.com
www.tempo.co
Wikipedia
www.jakarta.go.id