Vertigo
Vertigo
Oleh :
Ginaa Fitriyanti
Gita Rahmadani Safitri
Hairul Anwar
Hendro Heri Susanto
Fitril Akbar Wardana
SI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
Pembimbing Ruangan
(Nur Aini,S.keP.,Ns)
(Lini Dianawati)
Pembimbing Institusi
(Syaifurrahman Hidayat,S.kep.,Ns)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami untuk menyusun Laporan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Vertigo yang merupakan salah satu evaluasi dalam mata kuliah
sistem neurobehavior.
Di dalam menyusun laporan ini kami berusaha mencari dan mengkaji
literatur lain yang sekiranya menunjang kesempuranaan laporan yang disusun.
Laporan ini kami susun berdasarkan kasus yang ada di lapangan dengan
pendekatan asuhan keperawatan. Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari
sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami dalam
menyusun laporan ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk penyempurnaan laporan ini.
Kami sebagai penyusun laporan ini mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing, rekan-rekan serta pihak-pihak lain yang membantu
penyusunan laporan ini. Kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan
gambaran yang bermanfaat bagi kita.
Penyusun
VERTIGO
I. Definisi
Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek yang
sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness,
unsteadiness) atau rasa pusing (dizziness), deskripsi keluhan tersebut penting
diketahui agar tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau sefalgi, terutama
karena di kalangan awam kedua istilah tersebut (pusing dan nyeri kepala) sering
digunakan secara bergantian. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau
bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih
baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita
tidak bergerak sama sekali.
Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar merujuk
pada sensasi berputar sehingga meng-ganggu rasa keseimbangan seseorang,
umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim keseimbangan.
II. Jenis Vertigo
Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran
vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo sentral.
Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa
mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga
keseimbangan.
Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut
kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol
keseimbangan.
Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara
lain penyakit penyakit seperti benign parozysmal positional vertigo (gangguan
akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan
yang sering kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis
VI. Patofisiologi
5. Teori neurohumoral
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan
terori serotonin (Lucat) yang masing-masing menekankan peranan
neurotransmiter tertentu dalam mempengaruhi sistim saraf otonom yang
menyebabkan timbulnya gejala vertigo.
6. Teori sinap
Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau peranan
neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada
proses adaptasi, belajar dan daya ingat.
Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu sekresi
CRF (corticotropin releasing factor); peningkatan kadar CRF selanjutnya
akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan
mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf
parasimpatik.
Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang sering timbul
berupa pucat, berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis,
yang berkembang menjadi gejala mual, muntah dan hipersalivasi setelah
beberapa saat akibat dominasi aktivitas susunan saraf parasimpatis.
VII. Epidemiologi
Dari keempat subtipe dizziness, vertigo terjadi pada sekitar 32% kasus dan
sampai dengan 56,4% pada populasi orang tua. Sementara itu, angka kejadian
vertigo pada anak-anak tidak diketahui, tetapi dari studi yang lebih baru pada
populasi anak sekolah di Skotlandia, dilaporkan sekitar 15% anak paling tidak
pernah merasakan sekali serangan pusing dalam periode satu tahun. Sebagian
besar (hampir 50%) diketahui sebagai paroxysmal vertigo yang disertai
dengan gejala-gejala migren (pucat, mual, fonofobia, dan fotofobia).
VIII. Diagnosa
Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab dari
vertigo. Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi
telingan bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak.
Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke
bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa.
Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tibatiba atau meneteskan air dingin ke dalam telinga.
Untuk menguji keseimbangan, penderita diminta berdiri dan kemudian
berjalan dalam satu garis lurus, awalnya dengan mata terbuka, kemudian dengan
mata tertutup.
Tes pendengaran seringkali bisa menentukan adanya kelainan telinga yang
mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran.
Pemeriksaan lainnya adalah CT scan atau MRI kepala, yang bisa
menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf. Jika di duga suatu
infeksi, bisa diambil contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari tulang
belakang. Jika di duga terdapat penurunan aliran darah ke otak, maka dilakukan
pemeriksaan angiogram, untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh darah
yang menuju ke otak.
IX. Penatalaksanaan
Terapi yang dapat diberikan, yaitu:
1. Terapi kausal
2. Terapi simtomatik
3. Terapi rehabilitatif
Terapi lain, yaitu medikamentosa yang mempunyai tujuan utama: (1)
mengeliminasi keluhan vertigo, (2) memperbaiki proses-proses kompensasi
vestibuler, dan (3) mengurangi gejala-gejala neurovegetatif ataupun psikoafektif.
Beberapa golongan obat yang dapat digunakan untuk penanganan vertigo di
antaranya adalah:
a. Antikolinergik
Antikolinergik merupakan obat pertama yang digunakan untuk
penanganan vertigo, yang paling banyak dipakai adalah skopolamin dan
homatropin. Kedua preparat tersebut dapat juga dikombinasikan dalam
satu sediaan antivertigo. Antikolinergik berperan sebagai supresan
vestibuler melalui reseptor muskarinik. Pemberian antikolinergik per oral
memberikan efek rata-rata 4 jam, sedangkan gejala efek samping yang
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data (amnesa)
- Identitas Klien
Identitas biasanya berisi tentang nama, umur, alamat, pendidikan, agama,
-
pekerjaan, dll
Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian. Biasanya
pada pasien vertigo keluhan utama yang dirasakan yaitu nyeri kepala hebat
serta pusing.
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada
pasien vertigo tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap
-
perubahan cuaca.
Pola hubungan peran
Meliputi hubungan pasien dengan keluarga dan masyarakat sekitar
Pola presepsi dan konsep diri
Bagaimana klien menggambarkan dirinya terkait dengan penyakitnya.
Pola sensori dan kognitif
Bagaimana klien menghadapi rasa sakit? apakah mengalami penurunan
panca indra?
Pola reproduksi seksual
Leher
.
Muka
.
Mata
.
Telinga
.
.
Inspeksi : bentuk telinga simetris atau tidak, ada kotoran atau tidak
Palpasi : ada nyeri tekan atau tidak
Hidung
.
.
Thorax
.
.
.
.
Paru
. Inspeksi : simetris atau tidak
. Palpasi : ada benjolan atau tidak
. Auskultasi : biasanya pada pasien vertigo Tidak ada weezing, rhonki
Jantung
.
(KASUS)
Kesehatan
ROS
Rat Sakit
Identitas
dan
Pengkajian Tanggal
Tanggal MRS
Ruang/Kelas
: 28 Januari 2014
:: IRD
: 09.30 WIB
: 20215
: Vertigo
Nama
: Tn. Tabrani
Jenis Kelamin
:L
Umur
: 47 tahun
Status Perkawinan
: Menikah
Pendidikan
:-
Penanggung Biaya
Keluhan Utama
Keadaan Umum :
Tanda Vital
Kardiov Pernafas
askuler
an
Jam Masuk
No.RM
Dx. Masuk
Sedang
Lemah
Kesadaran : CM
Pola Nafas :
Irama:
Jenis :
Dispnoe
Baik
Reguler
Eye : 4
Masalah : -
Ya
Terature
Tidak teratur
Kusumaul
Tidak
Verbal: 5
Motorik: 6
Ya
Tidak
Total : 15
Persarafan
Refleks Fisologis :
Patella
Triceps
Biceps
Lain-lain
Refleks patologis :
Babinsky
Budzinsky
Kernig
Lain-lain
Lain-Lain
skeletal/i
Endokrin
Sklera/Konjungtiva :
Masalah : :Kebersihan
Isokor
Anisokor
Lain-lain
Anemis
Ikterus
Lain-lain :
Bersih
Kotor
Tidak
Urin :
Nafsu makan
Porsi makan
Habis
Minum
- cc/hari
Masalah : -
3Kemampuan
Masalah : - pergerakan sendi
Bebas
Ket :
Kulit :
Tyroid membesar :
Ya
Tidak
Hiperglikemia
Ya
Tidak
Hipoglekemia
Ya
Tidak
Ya gigi
sikat
Keramas
memotong
kuku :x/hari
: 2x/hari
Masalah -
: Tidak
2x/hari
Masalah -
Hemoglobin
Leukosit
L.E.D/B.D.S
Hasil Pemeriksaan
12,2
Normal
L:13-16 g % P:12-14
7800
5000-10000 sel/ oo
Def Count
L:10
P:15 mm/jam
0
Eosinofil
1.1 %
Stub
1-3 %
Segmen
12
2-6 %
Limfosit
70
50-67 %
Monosit
18
20-30 %
2-6 %
PCV
210
150-300 ribu
GOT
21
L:40-48 % W:37-45 %
GPT
46
Widal
Trombosit
Therapy
28 14
1
C. Analisa Data
Data
Masalah
Penyebab
Data Subjektif
Nyeri (akut)
Kesadaran:Compos Mentis
DAFTAR PUSTAKA
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/vertigo_files-of-drsmed.pdf
http://tanyuri.files.wordpress.com/2008/11/mengapa-vertigo.pdf
http://www.kalbemed.com/Portals/6/06_198Vertigo.pdf